Diandra mendengar dering handphone yang berada didalam tasnya,saat itu dia baru saja keluar dari halaman perkantoran tempat dia diinterview tadi,dia langsung tersenyum begitu melihat nama yang tertera di handphonenya
"Hai ...Hera apa kabar?" tanya Diandra dengan nada senang
"Fine,gw lagi di Indo,baru pulang semalam,kita ketemuan ya" jawab Hera dari arah seberang
"Boleh, kebetulan gw sudah habis interview,mau ketemuan dimana?" tanya Diandra
"Di restoran tempat biasanya aja,sekalian makan siang,gw udah lapar" jawab Hera
"Oke tunggu gw di sana" jawab Diandra
Diandra langsung mematikan panggilan teleponnya dan kemudian segera memesan taksi online
Tak lama kemudian taksi pesanannya sudah datang,gadis cantik bermata bening itu langsung segera naik dan mobil pun meluncur ke tempat tujuan
sesampainya di rumah makan , Diandra langsung turun,matanya mencari cari sahabat itu dan bibirnya langsung tersenyum begitu melihat lambaian tangan dari temannya,buru buru dia menghampiri sahabatnya itu dan mendudukkan dirinya
" Hai.." sapa Diandra sambil tersenyum memunculkan lesung pipinya di kedua belah pipinya "Hai" jawab Hera sahabat
"Sudah lama?" tanya Diandra
" Gak seh begitu kamu datang gw baru datang" jawab Hera
"Makan dulu yuk..gw udah lapar" kata Diandra,matanya langsung membuka buku menunya,begitu juga Hera lalu tak lama kemudian mereka berdua memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk mereka berdua
"So...kenapa tiba tiba elo datang ke Indo tanpa angin dan hujan?" tanya Diandra ingin tahu, sambil menatap wajah sahabatnya itu, Hera berkata sambil tersenyum "Temani gw reunian,Lo mau kan?" Diandra langsung mengernyitkan dahinya dan menatap Hera dengan bingung "Reunian apaan?" tanya Diandra heran "Reunian SMA lah..mang reunian apaan" jawab Hera balik bertanya
Diandra menghela nafas panjang "Jadi lo dateng untuk alasan ini?" tanya Diandra,Hera mengangguk "Sorry gw ga mau Her" jawab Diandra pelan "Oh ayolah Di..lo ga usah takut lagian ada gw kok di sana..lagipula mereka pasti juga ga bakalan ngenalin elo" kata Hera sambil membujuk Diandra
"Gw ga yakin Hera,kalo mereka ga bakalan kenalin gw" kata Diandra pelan, Hera langsung memegang tangan Diandra berusaha meyakinkan Diandra kalau dia tidak tidak akan terjadi apa apa
"Lo masih ingat sama kejadian elo waktu di SMA itu ya?" tanya Hera menatap lembut sahabatnya, Diandra menganggukkan kepalanya "Dan lo tahu sendiri kan,gw kudu ke psikiater buat ngelupain apa yang telah mereka lakuin ke gw" ujar Diandra pelan,wajahnya kembali sendu
Keheningan menyelimuti mereka berdua,tak lama kemudian pesanan makanan mereka pun datang "Kita makan dulu yuk" ajak Hera sambil mengambil sendok,selama makan mereka berdua berbicara hal yang ringan ringan sambil sesekali tertawa "Lo tahu, berapa menyedihkannya gw waktu memutuskan melanjutkan S2 gw di Jerman" kata Hera sambil meletakkan sendok ya di atas piring "Menyedihkan gimana? secara elo kan biaya ditanggung sama orang tua lo?" tanya Diandra penasaran
Hera yang mendengar pertanyaan Diandra langsung tersenyum " Iya tapi orang tua gw ngasih uang jajan pas pasan..biar katanya anaknya belajar hidup mandiri" kata Hera "Dan lo tau apa yang gw lakuin di sana?"
"Apa?" tanya Diandra penasaran
"Gw jadi pelayan paruh waktu,dan kadang jadi pengasuh bayi buat tetangga gw" jawab Hera
"Terus?"
"Yaah gw awalnya ngerasa berat seh,secara lo tau kan kalau di Indo semua kebutuhan gw tercukupi, kalo di sana beda cerita Di" jawab Hera
"Tapi kan elo punya banyak pengalaman " kata Diandra
Mereka berbicara ringan dan tanpa terasa menunjukkan hari sudah sore,Diandra menatap jam tangannya "Udah sore,lo kaga pulang?" tanya Diandra
"Temenin gw yuks, ntar malam aja gw pulang sekalian lo nginep ya ditempat gw" ajak Hera "Gw kudu ijin bunda dulu Her, kalo ga ijin bisa bisa gw dicoret dari daftar warisan" canda Diandra
" Lo bisa aja Di...Ya sudah kita ke rumahmu dulu aja, lo ambil baju sekalian gw mau ketemu sama bunda" usul Hera, Diandra mengangguk senang
"Iya lagian bunda udah sering nanyain kamu terus" kata Diandra
"Ya udah ayok ke rumah mu sekarang,biar bunda nunggu ga lama lama juga" ajak Hera sambil berdiri mengambil tasnya,diikuti dengan Diandra, mereka pun menuju kasir untuk membayar makanan mereka, dan mereka langsung menuju ke parkiran mobil dimana mobil Hera parkir di sana
Mereka berdua keluar dari rumah makan,dan menuju ke parkiran mobil
"Mana mobilmu?" tanya Diandra
"Itu di sana " jawab Hera sambil membunyikan lock door mobilnya
Mereka menuju mobil sedan berwarna hitam, dan masuk kedalam mobil sedan hitam tersebut, tak lama kemudian mobil pun melaju ke jalan raya
"Jadi Diandra apa kamu benar benar tidak ingin ikut ke acara reunian itu?" tanya Hera sambil menyetir mobilnya pelan pelan, seperti biasanya jalanan ibu kota di sore hari selalu macet yang membuat orang tidak sabar bahkan sampai emosi dengan kemacetan jalanan ibukota
Diandra menghela nafas panjang lalu berkata pelan
" Gw ga tau Hera "
"Percayalah sama gw Diandra, mereka ga bakalan ngenalin elo lagi" kata Hera masih mencoba meyakinkan Diandra untuk pergi ke acara reunian tersebut
"Lagian juga udah lama udah lama mereka tidak bertemu muka sama kamu" ujar Hera
Diandra terdiam sambil menatap lurus ke depan
sunyi menyelimuti mereka berdua, sebenarnya Diandra sangat ingin sekali untuk ikut ke acara reunian tersebut tapi gadis itu masih belum yakin,dia masih tidak ingin kejadian saat waktu dia masih SMA terulang kembali,dia sangat ingin melupakan kenangan itu,baginya kenangan itu adalah kenangan yang buruk untuk diingat
"Lo tau apa yang buat gw yakin mereka tidak akan mengenali elo?" tanya Hera masih mengemudikan mobilnya, Diandra menoleh menatap wajah temannya "Apa?" tanya Diandra ingin tahu " Karena elo sudah berubah " jawab Hera
"Berubah darimana?" tanya Hera bingung, Hera langsung tertawa "Lo itu bukan lagi Diandra yang dulu, bukan lagi Diandra si buruk rupa, lo sekarang sudah menjadi cantik,gw yakin banget mereka gak bakalan ingat kamu itu siapa" kata Hera dengan penuh keyakinan,Diandra terdiam mendengar penjelasan Hera sambil menghela nafas yang cukup panjang
Flashback
Masa Masa SMA
Diandra berlari menuju ke ruang kelasnya, dia tidak melihat jalannya tiba tiba tanpa sengaja kakinya menyenggol tempat sampah, dan sampahnya keluar berhamburan, hingga ada yang menyentuh di sepatu mahalnya Sandra,seorang gadis yang cantik dengan wajah Arab , si empunya sepatu memekik marah,dan menatap penuh kemarahan ke arah Diandra
"Eh babu...lo ga tau ini sepatu mahal !" kata Sandra sengit, Diandra menundukkan kepalanya sambil menggelengkan kepalanya "Maafkan saya" ujarnya dengan nada lirih
"Lo tuh ya....gaji bokap lo aja kagak mampu beli ini sepatu,apa sih yang ada di otak lo itu" bentak Sandra sambil menjambak rambut Diandra yang dikunci, Diandra terdiam mencoba tidak menangis " Sini gw bersihin " jawab Diandra mencoba menahan tangis " Enak aja lo bilang bersihin, gw ga mau dibersihin sama tangan dekil elo,ganti sepatu gw !" teriak Sandra di telinga Diandra
"Tapi Sandra uang darimana?" tanya Diandra pelan tidak berdaya
Sandra tertawa terbahak bahak " Gw tahu elo emang miskin,susah tapi lo belagu" ujar Sandra sambil menunjuk jidatnya Diandra,Diandra hanya terdiam mendengar hinaan Sandra temannya
"Kalo lo dalam 3 hari ke depan elo ga bisa ganti sepatu gw ini, lo harus jadi babu gw gimana?" tanya Sandra sambil tersenyum jahat "Tapi tapi gw ga sengaja Sandra" ujar Diandra membela dirinya
"Eh masih ngelawan nih si babu,udah pokoknya gw ga mau tahu ,gw tunggu 3 hari ke depan..kalo lo ga bisa ganti sepatu gw yang mahal ini,elo terima akibatnya" ancam Sandra dengan nada tinggi
Setelah berbicara seperti itu Sandra langsung berlalu dan dia menyenggol bahu Diandra dengan keras
"Makanya jangan coba coba elo berurusan sama Sandra" kata Amel sahabatnya Sandra
lalu mengikuti langkah Sandra, Diandra terdiam dan dengan langkah gontai dia menuju kelas sambil mengutuk kecerobohannya
"Lo yakin Sand...die bisa ganti sepatu elo?" tanya Amel penasaran
"Ya gak lah..gak mungkin dia bisa ganti sepatu mahal gw secara gw belinya di luar negeri" jawab Sandra dengan nada sombong
"Tapi misalkan dia bisa ganti sepatu elo itu gimana?" tanya Amel lagi
"Tenang aja gw akan mencari cara buat mengganggu die" jawab Sandra lagi masih dengan nada pongah
Diandra terdiam di halte bus, pikirannya tidak menentu bagaimana dia bisa menggantikan sepatunya Sandra,minta sama orang tuanya tidak mungkin,karena keluarga Diandra hanyalah keluarga sederhana,dia masuk ke sekolah itu juga karena beasiswa atas prestasi prestasi yang sering dia dapatkan,sekolah Bina Nusa adalah sekolah elit dengan pendidikan yang terbaik,untuk bisa masuk ke sana butuh ratusan juta uang yang harus dikeluarkan,itupun harus dengan penyaringan yang cukup ketat
Diandra sangatlah beruntung dia bisa lolos dari sekolah itu karena nilai yang cukup baik berikut dengan prestasinya sehingga dia mendapatkan beasiswa,itupun Diandra tidak pernah bermimpi untuk masuk kedalam sekolah itu,dia hanya iseng iseng aja mendaftarkan dirinya ke sekolah hanya ingin tahu seberapa besar kemampuan otaknya
Diandra masih melamun,tanpa sadar bus yang sedang ditunggunya itu berhenti di hadapannya
"Neng mau naek gak? teriak kernetnya sambil menatap Diandra dengan tidak sabar
" Iya bang saya mau!" teriak Diandra berlari masuk ke dalam bus itu,untungnya bus itu tidak terlalu penuh seperti hari hari biasanya, sehingga dia mendapatkan tempat duduk di sebelah jendela
"Assalamualaikum bunda" salam Diandra kepada bundanya yang sedang duduk di teras rumahnya di sore hari "Waalaikum salam anak cantik" jawab bundanya, Diandra menyalami bundanya sambil duduk di sebelah bundanya "Gimana sekolahnya anak bunda?" tanya bundanya lembut "Alhamdulillah bunda,baik baik saja" jawab Diandra berbohong,dia tidak mau menceritakan masalah yang terjadi tadi di sekolahnya,dia tidak ingin bundanya kepikiran dan membebani ayahnya,baginya sudah cukup dia yang menanggung masalah ini
"Anak bunda kok terlihat lesu begitu,ada apa?" tanya bunda dengan penuh rasa ingin tahu,Diandra menggeleng sambil tersenyum "Ndak apa apa kok bunda, hanya lagi banyak tugas aja" bohong Diandra,tidak ingin ditanya tanya lagi, Diandra meminta ijin untuk masuk kamar dengan alasan ingin berganti pakaian dan beristirahat sebelum mengerjakan tugas tugas sekolahnya
Diandra menatap ke langit langit kamar sambil bergumam "Ya Allah bagaimana saya bisa menggantikan sepatunya Sandra"
wajahnya berubah menjadi sendu,rasanya dia ingin menangis,tapi menangis bukanlah jalan keluarnya,Diandra tahu sepatu itu sangat mahal dan Di Indonesia belum ada yang keluar ,dia melihat di internet sepatu itu masih beredar di luar negeri sana,kalaupun Diandra mau dia harus menggunakan jasa titipan tapi uang darimana,sementara Diandra hanyalah seorang anak SMA yang uang jajannya hanya cukup buat seminggu ke depan
"Diandra, apa kamu sudah makan?" tanya ibunya dari luar kamar,saat ini Diandra sedang tidak ingin makan, Diandra bangun dari tempat tidurnya lalu membuka kamar,berkata bohong kepada ibunya
"Sudah Bunda,tadi di sekolah kebetulan ada teman Diandra yang traktir" bundanya yang percaya dengan jawaban Diandra sambil mengangguk kemudian tersenyum sambil berlalu pergi
"Maafkan aku bunda, sudah berbohong sama bunda" gumam Diandra pelan,kembali Diandra ke tempat tidur dengan wajah sendunya dia masih memikirkan bagaimana dia bisa menggantikan sepatu mahalnya Sandra,sampai dia terlelap
Diandra terbangun begitu jam wekernya berdering,dia mengambil jam wekernya melihat jarum jam susah menunjukkan pukul 4 sore kemudian mematikan jam wekernya,namun tiba-tiba perutnya sudah keroncongan,cacing cacing di perut sudah berteriak meminta makan "Bunda masih sisain makanan gak ya?" tanya Diandra dalam hati,sambil turun dari tempat tidur
dengan muka bantalnya dia keluar dari kamar,mendapati bundanya sedang beberes meja makan
"Bunda aku lapar" kata Diandra memegang perutnya sambil duduk di meja makan,Bundanya tersenyum "Ada makanan di lemari,bunda udah sisakan untuk kamu makan" jawab bunda sambil menunjuk ke arah lemari makan,Diandra segera berdiri menuju ke lemari makan mengambil makanan yang sudah disiapkan oleh bunda
Diandra makan dengan lahapnya hingga dia sampai tersedak "Hati hati kalo makan" kata bundanya memberikan gelas yang berisi air putih ke anaknya, Diandra langsung mengambil gelas itu dari tangan bundanya dan langsung segera meminumnya "Makasih bunda" kata Diandra tersenyum,Diandra melirik jam dinding menunjukkan pukul 5 sore "Ayah kapan pulang bunda?" tanya Diandra
" Oh ayahmu lembur,katanya jangan nunggu dia,mungkin akan pulang malam" jawab bundanya, Diandra hanya menganggukkan kepalanya
Ayahnya Diandra hanyalah seorang karyawan pegawai negeri,namun penghasilannya cukup menghidupi mereka bertiga, sementara bundanya hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang punya usaha catering kecil
Diandra hanyalah seorang anak tunggal, yang punya segudang prestasi di sekolahnya,dia suka dibully karena dia tidak seperti siswa siswa lain yang punya barang branded,dia hanya seorang siswa sederhana yang tujuannya hanya menuntut ilmu bulan sekedar ajang pamer, dia di sekolahnya di cap sebagai Iik buruk rupa,yang tidak pandai berdandan, dandanan dia bagi teman temannya adalah cupu,padahal kalau saja dia mau bergaya ,justru Diandra masih jauh lebih cantik dari Sandra
Diandra punya tubuh yang proposional namun dia tutupi dengan seragam yang kebesaran,rambutnya yang ikal sering dia kuncir,matanya yang berwarna biru yang dia tutupi dengan kaca mata tebalnya,hanya kulitnya yang putih saja yang tidak bisa dia tutupin,baginya buat apa cantik kalau otaknya kosong alias bodoh, sungguh Diandra adalah gadis yang sangat cantik jika dia mau berdandan "Bunda saya ke atas dulu ya..ada banyak tugas yang harus saya kerjakan" pamit Diandra "Iya tapi ingat kamu jangan lupa makan malam" jawab Bundanya mengingatkan Diandra untuk tidak lupa makan malam,Diandra hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan bundanya
Diandra langsung menuju ke kamarnya,menutup kamarnya dan kemudian menguncinya,dia menatap celengannya lalu langsung menggelengkan kepalanya "Itu tidak akan cukup mengganti sepatu Sandra" gumam Diandra putus asa,sambil menghela nafas panjang dia membuka buku tugasnya dan memulai mengerjakan tugas sekolahnya meski pikirannya tidak fokus
"Sandra kamu kenapa kejam sekali,padahal aku tidak melakukan kesalahan fatal" gumam Diandra sedih
"Apa yang terjadi terjadilah,mungkin memang harus dihadapi" putusnya dengan pasrah
Dia menuju ke tempat tidur dengan beribu pikiran dan kekhawatiran hingga dia tertidur lelap
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!