Bertemu dengan cerita Yanktie yang baru. diubah dari cerita sebelumnya yang diam ditempat. Semoga dikisah ini banyak yang suka.
Ketika suatu hal dipaksakan, maka kebuntuan yang akan kita temukan. Beberapa kali aku memaksakan mencari 'rumah' yang lain. Tapi tetap tak pernah bisa kudapatkan.
Sosokmu masih selalu ada dalam hatiku. Selalu dan selamanya ~Endro Herminanto Mulyo~
SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
SPEECHLESS
Endro Herminanto Mulyo atau yang biasa dipanggil Endro oleh temannya dan dipanggil Nanan oleh keluarganya tak bisa bicara ketika putri kecilnya menyatakan cinta dan memintanya untuk dinikahi olehnya . Wajah sang putri sangat mirip dengan mendiang istrinya, persis seperti pinang dibelah cutter tajam. Besok ulang tahun putrinya, dan hadiah yang diminta Novella Moralleta Wibisono sang putri membuat dia tak mampu berkata-kata dan segera menutup teleponnya.
“Little girl, tomorrow i will go back to Jakarta to celebrate your birthday. What gift are you asking me to buy before i go to the airport?” tanya Nanan pagi tadi. Niatnya siang ini ia ingin belanja oleh-oleh untuk ibu dan bapaknya di Kebumen, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.
“I don’t want you to buy anything. Because the gift i want from you is that you love me as a woman not as a little girl. And you marry me immediatelly.” Jawab Mora cepat. Teman dan semua keluarga memanggil anak baru gede itu dengan nama Vella. Namun Nanan menyebut dengan nama special Mora.
“*How did it happen? You are my daughte*r*!*” Nanan tentu saja menolak permintaan gadis kecilnya.
“No, i'm not. You know, since i was 10 years old i know who i’m,” jelas Mora dengan lugas.
Novella Moralleta tahu, dia adalah anak dari Prasojo Wibisono dan Nungky Wibisono, paman sang daddy. Sedang yang dia panggil DADDY sebenarnya sepupunya, karena Nanan adalah keponakan papanya ( Prasojo ). Jadi secara agama, Nanan bisa menikahinya. Demikian yang Vella tahu.
Vella tak tahu bila ibu kandungnya adalah istri sah ayah asuh yang dia panggil Daddy itu.
Nanan malas keluar dari apartemennya di Singapore ini. Dia malas hunting oleh-oleh karena memikirkan putrinya. Dia tak ingin Vella salah langkah seperti Laras. Dia tak ingin kisah pilu kembali terjadi dengan lahirnya individu baru yang terbuang seperti Vella yang dibuang keluarga Laras dan tak pernah diketahui keluarga ayah biologisnya.
Nanan terus memikirkan permintaan special putri kecilnya. Putri yang sejak lahir menjadi centre hidupnya. Bila tak ada Vella, ingin rasanya Nanan ikut terkubur bersama Laras sang istri.
Sekarang bagaimana bisa anak itu minta dia nikahi diulang tahun ke 17 nya esok hari? Sejak tujuh tahun lalu Nanan memang tinggal di Jakarta. Menangani usaha ayahnya yang dia pegang sejak 15 tahun lalu.
Setelah meninggalnya Laras 17 tahun lalu, Nanan memang sangat terpuruk. Dua tahun kemudian dia bangkit karena merasa ada Vella yang harus dia perhatikan hidupnya. Usaha ayahnya yang memang harus dia pegang akhirnya memang berkembang pesat.
Saat ini usaha genteng tanah liat bukan menjadi komoditas utama karena selain bahan baku yang mulai sulit di cari, tenaga kerja untuk produksi juga berkurang dan yang pasti pengguna genteng tradisional hanya ada di kota kecil. Perumahan dan masyarakat kota besar cenderung memilih menggunakan genteng beton. Dia mengikuti zaman. Sehingga usaha ayahnya tidak tergilas modernisasi malah makin berkembang.
Sejak bayi, perawatan Vella 100% berada ditangan Nanan. Walau dalam aktenya Vella adalah anak Prasojo dan Nungky.
Dengan bantuan baby sitter, Nanan mengawasi pertumbuhan bayi merah yang sejak usia 5 bulan ditinggal pergi untuk selamanya oleh Laras. Sehabis melahirkan, Laras tak pernah sehat. Dia hanya bed rest sampai meninggal karena komplikasi yang dialaminya.
Sebagai ibu walau sedang sakit Laras tetap ngotot memberi ASI pada sang putri walau hanya bisa hingga dua bulan saja. Karena sejak Vella usia dua bulan, Laras sudah koma hingga dia meninggal.
Itu sebabnya setiap enam bulan sekali Nanan selalu pergi ke Singapore mendatangi makam Laras.
“Endro … kamu Endro ‘kan?” seorang perempuan muda menyapa Nanan di bandara Singapore saat pria itu sedang memperlihatkan tiket dan passport untuk check in.
“Iya, saya Endro. Maaf, siapa ya?” Nanan lupa punya kenalan cantik dan modis seperti perempuan di depannya saat ini.
“Saya Endah, sahabat Dika ketika SMA di Kutoarjo,” perempuan itu mengulurkan tangan lembutnya.
“Haaaaai, maaf saya lupa. Apa khabar?” tanya Nanan. Dia ingat Endah dan Laras bersahabat sejak kelas 11 karena mereka satu meja.
“Kamu sendirian? Pernah dengar khabar Dika sejak kita lulus tidak? Karena ketika akan mulai kuliah aku ke rumahnya tapi adiknya bilang Dika sudah kabur dari rumah sebelum kelulusan. Dia di mana ya? Aku kehilangan jejaknya,” Endah bicara tanpa titik koma seperti ketika masih SMA dulu.
“Dulu saat ujian hingga kelulusan, kan kamu selalu berangkat dan pulang bersamanya. Saat itu dia tinggal dimana Ndro?” tanya Endah lagi.
“Sejak lulus saya kuliah di Singapore, sehingga saya tidak tahu bagaimana keadaan Dika,” jawab Endro pedih. Tak ada yang tahu kalau Laras juga ikut kuliah bersamanya di Singapore dan meninggal setelah melahirkan.
Nanan bahkan sengaja menghindar menjawab pertanyaan Endah dulu dia antar jemput Laras dimana. Karena saat itu mereka tinggal satu atap.
“Tahun ke dua kelulusan saat ada reuni SMA, aku bertanya pada Baskoro. Mantan kekasih Dika itu, juga kehilangan Dika sejak hari terakhir ujian. Kamu tidak pernah datang ya setiap reuni,” Endah rupanya benar-benar mencari sahabatnya Andika Larasati.
Nanan dan Endah pun bertukar nomor ponsel sebelum berpisah karena beda tujuan pesawat. Endah akan naik pesawat yang langsung ke Denpasar, kota tempat tinggalnya saat ini.
***
Usia Nanan saat ini sudah 34 tahun. Dia pengusaha muda yang sukses dan semua rekanan salut pada prestasinya. Tapi banyak yang mengira bila dia belok karena sejak dulu tak pernah suka pada lawan jenis atau tak pernah ada yang tahu kalau dia pernah menikah.
Beberapa teman kuliahnya di Singapore tahu kalau Nanan pernah dekat dengan seorang perempuan cantik yang sedang hamil saat awal kuliah. Tapi tak ada yang tahu kalau perempuan itu adalah istrinya. Semua tahu mereka sepupu karena dalam data Laras adalah keponakan Prasojo paman Nanan.
Tampan, muda dan sukses membuat banyak bunga menghampiri. Namun tak ada satu pun yang Nanan pedulikan. Banyak juga rekanan yang memberi hadiah berupa menginap di hotel lengkap dengan pemanas ranjang. Tapi selalu saja bisa Nanan tolak.
\==========================================================
JANGAN LUPA MASUKKAN DI FAVORITE YAAA
DITUNGGU LIKE, SETANGKAR MAWAR ATAU SECANGKIR KOPINYA
TERIMA KASIH
Tak semua yang terlihat sama dengan yang tersirat. Diluar terlihat aku dan daddy baik-baik saja. Tapi melihat sikapnya sejak tadi aku merasa ada yang tak baik. ~Novella Moralleta~
SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
“Ibu dan Ayah sudah rawuh Pak?” tanya Nanan pada driver yang menjemputnnya di bandara. Walau sang ibu sudah mengabari melalu whats app sejak tadi, kalau kedua orang tuanya sudah berada di rumah miliknya di Jakarta. Tapi Nanan tetap bertanya pada sang sopir untuk basa basi.
Jujur dia sedang bingung mau bicara apa saat kalut dengan permintaan hadiah istimewa dari putrinya.
‘Apa aku harus cerita tentang permintaan Mora ke ayah dan ibu ya? Tapi koq enggak etis. Lalu aku harus bagaimana bila hanya berduaan dengan Mora nanti?’ berjuta tanya berkelebat di benak Nanan yang bingung bagaimana menghadapi anak perempuannya setelah permintaannya dua hari lalu by phone.
Nanan sangat galau. Karena dia tahu Mora keras kepala persis seperti istrinya. Mora tak mempan bila hanya satu kali dinasehati. Dulu Laras berkali-kali diberitahu juga sulit menerima pendapatnya.
‘Ahhh, dia memang anaknya Laras.’
“Assalamu’alaykum,” Nanan mengucap salam, walau tak dilihat ada orang di rumahnya. Salam itu selalu dia ucap juga ketika membuka kunci kamarnya. Kebiasaan itu memang sudah sejak kecil dilakukannya. Ajaran sang ibu yang tak pernah dia abaikan.
“Wa’alaykum salam,” tapi kali ini ada yang menjawab salamnya. Suara berat ayahnya yang perokok. Nanan langsung menghampiri pria tua berkharisma itu. Nanan mencium tangan lelaki yang menjadi perantara dirinya hadir di bumi ini.
“Sudah lama Yah? Tidak istirahat?” tanya Nanan. Orang tuanya datang ke Jakarta naik mobil. Tak mau dengan kereta api, apa lagi naik pesawat. Alasan tak mau menggunakan pesawat karena dari Kebumen harus ke Jogja dulu baru terbang ke Jakarta.
Sedang tak mau dengan kereta karena waktu berangkatnya enggak bisa sesuka hati seperti dengan menggunakan mobil pribadi.
“Sudah, sejak pagi tadi. Kan juga semalam hanya tidur di mobil,” jawab Suroyo Mulyo dengan logat ngapak Kebumennya yang tak bisa hilang.
“Ibu mana?” tanya Nanan. Dia belum melihat wanita pujaan hatinya itu.
“Ibu dan bi Nungky serta paman Pras sejak tadi keluar. Entah apa yang dua perempuan itu cari,” balas sang ayah. Dia enggan menemani istri dan adik iparnya belanja. Maka Pras terpaksa menjadi body guard keduanya.
“Saya mandi dulu ya Yah,” Nanan pun pamit pada ayahnya karena ingin berganti baju. Sesungguhnya Nanan ingin tahu di mana Mora sekarang. Tapi dia tak mau menanyakan hal itu pada ayahnya. Nanan yakin putrinya masih sibuk dengan sekolah dan les private nya.
“Assalamu’alaykum,” Mora sang gadis rupawan masuk ke rumah sambil memberi salam. Dia berlari memeluk eyang kakungnya, menciumi pipi sang kakek baru memberi salim. Hahaha anak itu begitu kangen pada kakeknya, bukan salim dulu baru meluk.
“Vella kangeeeeeeeeen banget ama Eyang,” pekiknya bahagia. Esok hari ulang tahunnya, eyang dan papa mamanya datang ke Jakarta untuk merayakan ulang tahunnya.
Sesudah puas dengan sang kakek dia baru menghampiri sang daddy dan memberi salim. Kemudian Vella juga mencium pipi sang daddy dan terakhir dia berbisik. “Remember Dadd, I love you as a woman, not such a little girl and also not as your daughter.”
Nanan tak menanggapi kata-kata putrinya. Dia menganggap tak mendengar bisikan anak labil itu. Nanan menganggap seusia Mora tentu hanya keinginan sesaat saja. Mora makin heboh ketika eyang putrinya pulang bersama papa dan mamanya.
Walau Mora sejak lahir selalu dalam asuhan Nanan secara penuh. Namun sebagai mama dan papa “kandung”, Nungky dan Pras juga sangat mencintai putri kecil mereka yang sejak bayi sudah kehilangan mommy biologisnya. Terlebih dua anak kandung mereka adalah laki-laki. Sehingga kehadiran Vella memang melengkapi jenis kelamin anak yang mereka miliki.
Selain memang karena kecantikan, keceriaan, kepandaian yang Vella miliki, rasa cinta mereka juga pasti karena rasa iba terhadap anak itu. Anak yang sejak bayi tak pernah tahu sosok ibu dan ayah kandungnya. Sampai saat ini yang mengetahui sosok ayah kandung Vella hanya Nanan. Karena Laras sudah meninggal. Dan Nanan tak pernah memberitahu siapa pun tentang sosok Baskoro.
“Mamaaaaaaaaaa …,” pekik Vella melihat Nungky masuk ke rumah.
“Astagaaaaaa … anak gadis Mama jangan teriak seperti itu Nak, enggak sopan!” Nungky menerima sosok yang berlari memeluknya. Didekapnya tubuh gadis kecilnya dengan erat dan diciumi pipi serta kening gadis itu dengan gemas.
‘Aku serasa memeluk Laras. Dia benar-benar copy-an Laras,’ batin Nungky pilu.
Nungky ingat dia yang menjadi wali saat sungkem dipernikahan Laras. Dia juga yang menjadi bibinya Laras karena di KK ( kartu keluarga ), status Laras adalah keponakannya. Dan akhirnya digantikan dengan Vella menjadi putrinya.
“Enggak kangen sama Papa?” tanya Prasojo lembut.
“Vella kangen banget ama Papa,” rajuk Vella sambil berlari memeluk sang papa.
Sementara Kamila menunggu waktu saja. Dia sadar biar bagaimana pun bila ada Nungky dan Prasojo, kedudukannya hanya nenek angkat. Karena kalau untuk urutan sebagai anak Nungky, Vella memanggilnya bude. Dia menjadi eyang karena mengambil garis dari Nanan putr tunggalnya.
“Eyaaaang, Vella kangen Eyang juga,” akhirnya Vella menghampiri Kamila. Vella memeluk erat Kamila.
“Eyang juga selalu kangen kamu sayangku,” balas Kamila lembut. Sama seperti Nungky, Kamila selalu merasa Vella menggantikan Laras.
Wajah Vella tak ada bedanya dengan almarhum mommynya. Beda hanya di rambut. Rambut Laras berombak sedang rambut Vella hitam tebal dan lurus. Nanan tahu, rambut Vella mirip Baskoro sang ayah kandung putri kecilnya itu.
“Bagaimana sekolahmu?” Kamila yang bergerak di yayasan pendidikan tentu selalu mengawasi kemajuan akademis cucu tunggalnya itu.
“Sampai sekarang masih top five di sekolah Eyang. Aku berharap bisa dapat beasiswa di universitas negeri,” jawab Vella.
Bukan mereka tak ada biaya. Tapi prestise sebagai mahasiswa beasiswa tentu beda.
Vella gadis yang ceria tapi lembut seperti daddynya. Walau anak tunggal dan diasuh oleh single father tidak membuat Vella perempuan kekurangan kasih sayang atau bar-bar. Semua sangat memperhatikannya sehingga dia tumbuh dalam keluarga yang hangat.
Dari dua kakak lelakinya anak Prasojo, Vella sudah menjadi tante dari lima keponakan yang manis kelakuannya. Semua keponakannya juga tak ada yang nakal walau semua laki-laki. Prasojo belum punya cucu perempuan! Nungky berharap cucu ke enam nya nanti perempuan, karena menantu pertamanya sedang hamil anak ke empat.
“Memang kamu mau meneruskan kuliah kemana?” Suroyo atau yang akrab dipanggil pak Yoyok mencoba mengorek ke mana cucunya akan menimba ilmu. Yoyok tentu saja sangat mengharuskan Vella mendapat pendidikan terbaik walau sebenarnya gadis itu tak ada pertalian darah dengannya sama sekali.
“Masih ragu Eyang. Aku mau ambil jurusan kedokteran atau hukum,” jawab Vella sambil menyuap ice cream yang dibelikan Kamila. Neneknya itu tadi membeli satu kotak ice cream.
***=================================================== ***
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
Aku mencintainya tulus. Biarlah aku selalu menjadi sahabat agar bisa selalu ada saat dia membutuhkan bahuku untuk bersandar saat dia rapuh ~Endro Herminanto~
SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
“Kemarin saat mengisi program beasiswa, sudah daftar di fakultas kedokteran UNDIP dan fakultas Hukum di UGM,” jawab Vella. Dia ingin mendengar larangan Nanan untuk kuliah di lain kota. Tapi ternyata Nanan tak melarangnya.
‘Aku berdoa semoga kamu diterima di UGM. Agar bisa membuat jarak. Dan semoga kamu bertemu lelaki yang pantas dengan usiamu,’ Nanan berdoa agar Vella tidak kuliah di Jakarta.
“Saran Eyang kamu ambil kuliah mode. Pilihan utama Paris. Tapi kamu bisa ambil kota besar dunia lainnya. Atau bisa juga kamu ke Australia.” Kamila yang lulusan Brisbane mengarahkan agar cucunya mau kuliah dinegeri Kanguru.
“Nanti lah Eyang. Aku mau fokus ke UAN dulu. Habis itu baru aku mikir mau lanjutin kemana,” sahut Vella pelan. Dia tak ingin bersitenga saat semua kumpul.
‘Ke luar kota aja aku enggak pengen. Apalagi ke luar negeri,’ batin Vella yang tak ingin jauh dari daddynya.
***
Sejak pagi Nungky dan Kamila mempersiapkan ulang tahun Vella yang akan diadakan nanti malam jam tujuh. Mereka mengawasi orang yang menghias rumah dan memasang tenda serta mengawasi masakan untuk semua pekerja di rumah. Kalau makanan untuk pesta tentu mereka memesan catering.
Mengadakan pesta walau kecil, bila di Jakarta tentu Nungky dan Kamila tak bisa segampang bila mengadakan pesta besar di Kutoarjo atau Kebumen. Di kota kecil Kebumen dan Kutoarjo para ibu sekitar akan turun tangan membantu tenaga. Di kota besar seperti Jakarta, terlebih kawasan tempat tinggal Nanan yang berada di pemukiman elit, antar tetangga saja tak saling kenal.
Tentu repot bila harus masak sendiri karena tenaga mereka tak akan bisa melakukannya. Oleh karena itu saat ini mereka hanya masak untuk semua yang ada di rumah ditambah untuk para pemasang tenda dan orang dekorasi.
Itu pun masih ditambah pesan lauk tambahan dari rumah makan didepan pemukiman. Nanan sendiri hari ini sengaja ke kantor utamanya di Jakarta setelah kemarin empat hari dia tinggal ke Singapore. Hari ini ayah dan pamannya juga ikut ke kantornya karena ingin tahu perkembangan usaha Nanan.
***
Bagaskara atau Bagas anak kedua Prasojo sejak siang sudah datang ke rumah Nanan dengan istri dan dua orang putranya. Usia Bagaskara dan “adiknya” Vella selisih 20 tahun. Dia hampir selesai kuliah ketika Vella lahir.
Dalam urutan keluarga, anak Prasojo memnggil Nanan dengan sebutan Mas. Karena Nanan anak bude mereka.
Istri Bagaskara yang namanya mirip sang ibu mertua sudah tak sabar ingin bertemu dengan mertuanya yang baru datang kemarin dari Kutoarjo.
Nungki istri Bagas memang sangat sayang pada Nungky sang mama mertua. Begitu pun kedua jagoan mereka Bayu dan Bima. Sangat ingin bertemu dengan eyang putrinya.
Sebaliknya anak sulung Prasojo tak bisa hadir karena menetap di Semarang. Dan lagi istrinya sedang hamil anak ke empat. Setoaji yang biasa dipanggil SETO, anak sulung Prasojo sangat ingin memiliki anak perempuan.
Sehingga walau dia lebih lambat menikah dari Bagas, tapi anaknya sudah tiga mau empat. Karena dia sedang kejar setoran mendapat anak perempuan. Istrinya Rita sudah mengancam Seto bahwa ini adalah kehamilan terakhir.
Bila dapat lelaki lagi tetap stop. Dia tak ingin jadi mesin tetasnya Seto. Karena kehamilan Rita maka Seto dan keluarga kali ini tak dapat datang ke Jakarta di acara ulang tahun Vella.
***
Acara ulang tahun ke 17 Vella sangat meriah. Teman dan sahabat Vella sangat menikmati pesta meriah ini. Tak ada yang sedih atau kecewa di acara pesta. Semua bahagia, termasuk princess Novella.
Putri kecil Nanan itu menikmati pesta ulang tahunnya didampingi mama dan papanya. Pesta berakhir hampir tengah malam. Semua tamu pulang dengan puas. Para kerabat dan tuan rumah mulai masuk kamar satu persatu karena lelah.
Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Nanan selalu memberi “hadiah” berupa logam mulia pada putrinya. Dulu saat Laras belum melahirkan, mereka memang sudah merencanakan akan menabung emas di setiap ulang tahun putri mereka agar kelak saat dewasa nanti putri mereka tidak kesulitan karena memiliki emas dari orang tuanya.
Hadiah ini tidak diberikan pada putrinya langsung. Hanya dia simpan di brankasnya saja. Yang dia berikan hanya hadiah biasa sesuai kebutuhan sang anak. Kali ini dia membelikan Vella laptop karena laptop lama Vella sudah dimiliki gadis itu sejak dia naik ke kelas sembilan.
[ Nanan ingat saat itu mereka baru pulang memeriksakan kandungan Laras diusia kehamilan lima bulan. Tadi di dalam ruang periksa dokter memberitahu bayi mereka sehat dan berjenis kelamin perempuan.
“Mas, nanti pas dia lahir, kita belikan logam mulia walau hanya satu gram ya. Dan begitu juga setiap dia ulang tahun. Sehingga saat dia dewasa kelak, tabungan kita untuknya sudah banyak,” ujar Laras kala itu.
“Bagus itu Dek, kita niatkan untuk tabungan dia ya. Nanti bisa dia gunakan untuk bekal hidupnya,” Nanan menyetujui niat istrinya. Sehingga saat Laras melahirkan Nanan langsung membelikan emas dari uang tabungan dirinya dan Laras. Mereka memang menabung untuk itu.]
Nanan mengingat dengan jelas bagaimana niat Laras istrinya untuk selalu fokus pada putri mereka. Dan dihari ulang tahun Vella tang ke 17 malam ini, Nanan ingat bagaimana awal dia bisa menikahi pujaan hatinya dan memiliki Vella.
FLASH BACK ON 18 TAHUN LALU
“Antarkan aku mencari klinik untuk aborsi,” pinta Andika Larasati atau yang biasa dipanggil Dika oleh semua orang yang mengenalnya. Namun Nanan memanggilnya Laras. Andika menganggap Endro sebaagai sahabatnya. Walau sejak dulu Endro memperlihatkan rasa suka padanya.
Aku Endro Herminanto Mulyo yang biasa dipanggil Endro oleh semua yang mengenalku. Dan kedua orang tuaku memanggil aku dengan sebutan NANAN. Aku anak tunggal dari seorang ayah yang baru saja selesai masa jabatan sebagai lurah di desa kami.
Ayahku orang terpandang dan bersih dari gosip. Suroyo Mulyo atau pak Yoyok ayahku adalah pengusaha genteng di Sokka, desa kecil di kota kecil Kebumen. Sedang ibuku perempuan lembut nan bersahaja, anak kepala sekolah dan pemilik sebuah yayasan pendidikan.
Namun aku sengaja sekolah di Kutoarjo agar tak dinilai aku pandai karena bersekolah di yayasan yang dikelola Kamila Gumilar Mulyo, ibu tercintaku. Di Kutoarjo aku tinggal di rumah bibik Nungky Gumilar Wibisono adik ibuku yang memiliki rumah kost.
Ayah dan ibu sangat menyayangiku, tapi tidak memanjakan. Aku anak yang mereka nanti dan harapkan. Tahun kedua pernikahan, nenekku dari pihak ayah sudah mulai rewel, nenek meminta agar ayah mencari istri kedua karena ibuku belum juga bisa melahirkan seorang cucu untuknya.
**============================================================ **
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!