''Tolong.... tolong....'' seorang gadis muda berteriak meminta pertolongan
''Hah..
hah'' ia sudah sangat kehabisan nafas. Karena terus di kejar-kejar preman itu
''Tolong siapapun tolong aku...'' berteriak lagi dan berharap akan ada yang menolongnya
''Mau lari kemana kau cantik?'' Ucap si preman yang sedang setengah sadar itu. Dan masih terus mengejar Melisa
Melisa sudah kehabisan nafas nya sampai tersengal..
dan kini Melisa salah berlari. Karena ternyata ini jalanan sangat sempit. dan mungkin orang-orang tidak bisa mendengar lagi teriaknya.
Melisa semakin ketakutan, dia sudah gemetaran. ''Kamu. mau apa kamu?'' ucapnya pada si preman
''Sudah tentu gue mau ajak Lo senang-senang. ayo kesini manis'' Ucap si preman semakin mendekat
Melisa semakin ketakutan dia menggeleng
''tidak jangan mendekat.. ku bilang jangan mendekat'' pekik Melisa
''Yang manis seperti ini tidak boleh di sia-siakan..'' kini pria itu semakin mendekat dan langsung memegang tangan Melisa
''Aaaa lepas.. lepaskan, tolong tolong.''
''Diam.'' bentak si preman
''Tolong''
''Diam kau'' plakk menampar pipi Melisa
''Awh'' meringis
''Diam kau.. rupanya kau mau dengan cara kasar iya?'' ucap si preman. kini dia mencekal lengan Melisa semakin erat
''Aw lepas sakit'' meringis
lalu si pria itu mulai mendekatkan Melisa dan dia ingin mencium bibir Melisa . Tapi Melisa terus berontak
''lepaaskan....'' teriak Melisa
Plak plakk si preman kembali menampar pipi kiri kanan nya Melisa
''Sakit..'' Melisa menangis
Lalu si preman itu dengan tidak sabaran dia justru kini merobek baju Melisa
''Aaa jangan'' cegah Melisa ia meronta
saat ingin mendekati Melisa . tiba-tiba seseorang dari belakang datang dan langsung menjambak rambut si preman..
''Sedang apa kau?'' teriak seorang pria itu dan menarik baju di preman
Melisa yang masih ketakutan segera berdiri dan diam di belakang pria yang baru datang
''Pak tolong saya'' ucapnya dengan nada ketakutan
''Mau apa kau. jangan ikut campur berikan gadis itu padaku'' teriak si preman dengan menatap tajam
''Kalau kau berani lawan aku jangan sama perempuan'' ucap di pria menantang
''oh rupanya Lo gak takut sama gue. maju Lo kesini'' balas si preman
''Kalau kamu kalah.. maka biarkan perempuan ini bersama saya'' Ucap SI pria
si preman tampak berpikir. ''tapi kalau Lo yang kalah maka Cepat kasih dia buat gue bawa pulang''
''Aku gak mau sama preman itu'' kata Melisa pelan.. sungguh ini hari tersial nya
''Ok baik. jadi deal'' ucap si pria
''Ok'' sahut lantang si preman
lalu keduanya mulai saling menghajar
bak buk bak buk bik buk... suara orang saling hajar
''Sialan. berikan dia'' si preman kalah tapi sekarang dia tak Terima
''Jangan coba-coba ingkar janji kamu.. Cepat pergi'' kata si pria
''Tidak.. karena dari awal wanita itu sudah jadi milikku'' masih kukuh rupanya
''Belum puas kamu saya hajar hah?'' Ucap si pria
kini dia menonjok lagi muka si preman dengan sangat keras. hingga sekarang si preman terbujur tak sadarkan diri..
''Rasakan itu salahmu sendiri ngeyel'' Ucap si pria setelah melihat preman itu tak sadarkan diri
Melisa sampai terkejut melihatnya.. dia semakin shock, melihat langsung hal seperti ini. Karena biasanya dia hanya melihat dari sinetron..
si pria berbalik menatap pada wanita yang telah di tolong nya yang justru malah terbengong dengan wajah pucat
''Anda baik-baik saja?'' tanya si pria
''i-iya te-terima ka-kasih'' jawab Melisa terbata dan tubuhnya bergetar masih takut
''Oh syukur kalau begitu. Tapi lain kali hati-hati dan jangan berkeluyuran di tempat sepi'' ucap si pria menasehati . Lalu dia pun melangkah ingin pergi
''Tu-tunggu Pak'' cegah Melisa memegang kaki pria itu menahannya untuk pergi
''Ada apa?'' dengan dahi mengernyit
''Aku.. aku ikut ya'' ucapnya tiba-tiba
''Ikut?''
Melisa cepat-cepat mengangguk ''iya ikut boleh ya? aku . aku takut disini'' Ucap Melisa lagi dengan tatapan memohon
''Lalu apa kamu tidak takut kepada saya?'' tanya si pria
ah iya. bukankah pria ini tidak di kenalnya juga? Tapi Melisa lebih takut disini sendirian.. Melisa memang sedikit ragu
Pria itu ingin melangkah lagi
''Tunggu''
''Apa lagi?''
''Tapi kamu bukan orang jahat kan?''
''Menurut mu?''
''Aku tidak tahu. Tapi kalau kamu orang baik. pasti kamu bakal bawa aku pergi Pak'' kata Melisa
''Percaya diri sekali kamu. kalaupun aku orang baik. Tapi aku tidak sudi untuk membawamu pergi'' kata si pria
''tapi ternyata kamu tadi menolong aku.. itu artinya pasti kamu orang baik aku yakin.. .
dan sekarang juga kamu pasti mau bawa aku'' Ucap Melisa memang percaya sekali dia
''Ok. Tapi kalau semisalnya aku mau membawamu. Tapi untuk menjual mu pada om om bagaimana?''
Melisa langsung mundur perlahan ''apa? om om?'' dia tampak kaget
''Ya. masih mau ikut ayo?''
Melisa diam . bingung Sudah pasti
Melisa kini justru dia menangis terisak
''Aku tidak menyangka ternyata anda sama jahatnya'' Pekiknya marah
''Makanya jangan terlalu percaya kepada orang baru kau kenal''
Melisa diam..sambil terisak
''Lalu aku harus kemana? aku tidak tahu daerah sini. aku dari kampung'' ucap Melisa pelan tapi masih bisa didengar oleh pria ini
dia jadi mereka kasihan.. benar-benar kasihan,
''kau benar mau ikut?''
''TIDAK mau''
''Benar tidak mau nih?''
''Ya. karena aku masih punya harga diri. aku tidak mau di jual ke om om'' jawabnya masih menangis
lalu si pria tampak berpikir.. dia baru ingat sesuatu lalu dia menatap pada perempuan itu lagi..
dia menatap pakaiannya dari atas sampai bawah..
''Kau pernah mencuri?'' tanyanya tiba-tiba
''Apa maksudnya?'' tersinggung
''jawab saja''
''Tidak pernah. wajah saya orang miskin tapi saya tidak pernah jadi maling'' jawabnya tegas
''Oh yasudah.. kamu bersedia jadi pembantu?''
''Jadi pembantu di rumah siapa?''
''Bisa tidak jangan balik bertanya lagi.. langsung jawab saja!''
''Oh bi-bisa'' Melisa sedikit takut melihat kemarahan pria ini
''baik. Mulai sekarang. bekerja di rumah ku''
''Benarkah?''
''ya''
Melisa langsung berbinar wajahnya..
''Tapi benar jadi pembantu kan? bukan untuk di jual?''
'' benar''
''terima kasih'' Sambil Tersenyum
si pria itu sampai terpana begitu melihat senyuman si gadis kampung ini..
''Pak..''
''Hah ya'' tersadar
''ada apa?''
''kenapa jadi melamun?''
''ah tidak ada. sudah jangan banyak bicara. dan bicara sama saya itu harus yang sopan. Karena sekarang saya ini bos kamu''
''Oh baik pak..'' menunduk hormat
''Sekarang cepat ikut saya''
''iya pak''
Melisa mengikuti langkah pria ini. sampai juga mereka di jalan raya. dan disana ada sebuah mobil.. pria ini menghampiri mobil tersebut..
''Cepat naik'' menyuruh Melisa baik mobilnya.
''oh baik Pak'' menurut
kini di dalam mobil
''Kamu memang nya tadi dari mana?'' tanya Alvino pria yang telah menolong Melisa tadi
''Saya tadi itu sedang melamar pekerjaan. katanya tetangga ada lowongan pekerjaan.'' jelas Melisa
''lalu kenapa kamu justru di kejar preman tadi?''
''iya ternyata lowongan pekerjaan nya itu bohong. Karena rupanya sudah tutup tidak membuka daftar lowongan lagi''
''jadi kamu tertipu?''
''iya.. jadi nya malah di kejar orang jahat tadi'' ucapnya malah terisak
''Sudah kenapa menangis lagi? biarkan hal itu jadikan pelajaran UNTUK mu. agar tidak mudah percaya kepada orang lain lagi'' ucap Alvino
''iya pak. ''
''Cepat berhenti menangis. saya tidak mau kau mengotori mobil saya ini dengan air mata dan ingus mu'' Ucap Vino
''Hah astaga'' Melisa berdecak tak percaya ada orang se kejam ini..
''kenapa tidak terima? ingat saya bos kamu''
''iya saya tahu kok'' jawab Melisa yang sebenarnya dalam hati kesal
Lalu kini keduanya diam tak ada lagi yang bicara.. dan kini Melisa enggan berbicara dengan pria di sebelahnya ini. Yang mempunya mulut begitu tajam
Karena kelelahan mungkin. Melisa kini sampai tertidur,
dan rupanya mobil telah sampai di pekarangan rumah Alvino.. dia kini mematuk mesin mobilnya..
lalu Alvino menatap pada gadis di sampingnya yang rupanya tengah tertidur..
''hei bangun'' Ucap Vino menggoyangkan pipi Melisa
''bangun''
Tapi Melisa masih tidak terbangun.
lalu Alvino memegang tangan Melisa yang ternyata teras panas .
Melisa juga kini dia mengigau seperti mimpi buruk ketakutan.. ''jangan..
.jangan''
''bangun hei? kamu kenapa sakit kah?'' karena penasaran Vino memegang kening Melisa benar saja badannya panas demam..
''Sial ya. baru juga pertama ketemu sudah nyusahin kaya gini'' gerutu Vino
Vino keluar dari mobilnya.. Lalu membuka pintu mobil dimana Melisa berada, setelah pintu ia buka. Vino mencoba menyadarkan Melisa lagi
''hei bangun kamu''
di jarak sedekat ini. Vino justru melihat sesuatu yang sedikit menonjol keluar.. ini ulah nya si preman tadi yang merobek baju gadis ini
''Oh astaga.. sengaja banget ya Lo?'' ucap Vino lagi. dia ini pria normal, kalau dikasih lihat yang Seperti ini dia pasti mau juga . ah Vino sadar dia ini gadis kampung' ucap batinnya
tak ingin membuang waktu.. dan ini sudah sangat malam.. Vino tak pikir panjang dia langsung menggendong tubuh Melisa. dan membawanya masuk kedalam,
Bibi yang tahu kedatangan majikan itu pun langsung membukanya pintu.. tapi bibi Sampai terkejut karena tidak biasanya majikannya ini membawa seorang gadis yang berpakaian biasa .
''Bi tolong urus wanita ini'' perintah Vino
''iya baik den'' walau dengan kebingungan
''oh ya tolong kompres dia juga. dia sepertinya sakit'' Ucap Vino lagi. Lalu setelah itu dia berlalu pergi ke kamarnya.
bibi menatap gadis muda yang kini tergeletak tertidur itu.. bibi mendekat, dan duduk di samping nya.. bibi meraba dahi gadis muda ini
''iya Benar. rupanya gadis ini sedang demam'' ucap bibi. dia segera membawa kompresan.. dan menyelimuti tubuh Melisa
''Ibu.. ibu'' Melisa mengigau
''nak kenaps? ada apa?'' bibi jadi cemas
''ibu...''
''Sudah nak kamu tidur lagi sudah'' bibi menenangkan
Melisa Mulai tenang lagi. kini ia tertidur lagi,
di kamar yang berbeda..
[Sayang kapan kau pulang? aku sudah rindu] Ucap si pria yang tak lain adalah Alvino. dia sedang menelpon kekasihnya yang berada di luar negeri sana
[Tunggu sayang. Tidak lama lagi kok aku pulang] balas kekasihnya. bernama Ria
[Sedari kemarin loh kamu bicara kaya gitu. Tapi nyatanya kamu belum juga balik]
[Iya sorry.. Tapi serius pekerjaan ku masih padat sayang . kamu sabar tunggu sampai aku datang ya?]
[Iya aku selalu menunggu. Tapi kamu disana jangan macam-macam ya!]
[Iya sayang gak kok. aku setia sama kamu] jawab Ria . pacar Alvino
[Bagus. yasudah aku tutup ya . ini sudah malam]
[Baik sayang love u muahh]
[Love u to muahh]
panggilan pun terputus..
''Bangun'' ucap Alvino
''aemh..'' suara menggeliat seorang gadis muda
''Hei jangan jadi pemalas'' ucapnya lagi menggoyangkan bahu Melisa
''Aduh siapa sih. kok berisik sekali'' kata Melisa dengan mata masih terpejam
''Apa katamu? berisik berani sekali kau'' kini Vino menyipitkan air pada wajah Melisa
''Aduh'' Melisa langsung duduk dan terbangun
saat pertama membuktikan mata. Yang pertama ia lihat itu seorang pria tampan..
''Si-siapa kamu?'' tanya Melisa panik
dahi Vino mengernyit bingung ''Apa maksud mu? Cepat bangun dan jangan berulah'' suruhnya lagi
''malah bengong lagi kamu . CEPAT bekerja''
Ah ya. Melisa baru teringat dengan kejadian semalam.. rupanya pria ini adalah orang yang sudah menolongnya..
''iya baik pak'' sahut Melisa
''Dasar lelet.. cepat bersihkan tubuhmu dan setelah itu temui saya di ruang keluarga'' Ucap vino memberi perintah
''oh baik pak'' kata Melisa lagi
Vano pun keluar meninggalkan kamar pembantu..
setelah Kepergian Vano si bos barunya . Melisa baru ingat lagi.. dia seperti tidak ingat saat pertama kali masuk kedalam rumah ini. karena setahunya dia saat itu mengantuk dan tertidur. Tapi anehnya tiba-tiba sekarang sudah pagi hari dan dia sudah berada di dalam kamar?
''Apa aku sampai tidak mengingatnya ya? . ah sudahlah jangan dulu pikiran itu. sekarang lebih baik aku mandi dan menemui pak bos lagi'' monolognya lalu ia mencari kamar mandi. Yang rupanya tidak jauh dari kamarnya....
Sepuluh menit kemudian. ia sudah selesai dengan mandinya, tapi Melisa lupa dia tidak punya baju ganti
''Aduh bagaimana ini.. aku tidak ada baju ganti lagi'' mengeluh
Tok Tok
ada yang mengetuk pintu kamar mandi
''Siapa?'' tanya Melisa
''Nak. kamu sudah selesai mandinya?''
''Oh suara ibu-ibu'' ucap Melisa. lalu ia membukanya pintu sedikit dan menengok kan kepalanya. keluar.
''Ini.. den Vino memberikan pesan pada bibi agar kamu pakai baju ini'' Ucap bibi sambil memberikan paper bag
Melisa segera menerima ''terima kasih ya Bu'' Ucap Melisa tersenyum
''Panggil saja bibi..'' balas tersenyum
''Oh baik bi hehe''
''Yasudah cepat pakai bajumu. den Vino sudah menunggu''
''Iya baik bi sekali lagi terima kasih''
''Sama-sama'' bibi pun melengos pergi
cepat-cepat Melisa memakai baju yang diberikan majikannya..
''Ternyata dari tampang dingin nya ada rasa perduli juga ya pak Bos'' Melisa berbicara sendiri
''Eh bi....'' memanggil Bibi Susi
''Iya. sudah ganti pakaian nya?''
''Iya sudah bi. Tapi saya mau tanya pak bos nya sekarang ada dimana? soalnya saya belum tahu letak rumah ini hehe'' sambil tertawa
''Itu. disebelah sana, dan kamu sambil bawakan ini ya. untuk den Vino'' ucap bibi Sambil memberikan segelas kopi
''oh baik bi. saya kesana ya'' menerima nampan berisi kopi
''iya iya''
lalu Melisa berjalan menuju ruangan keluarga mungkin..
''Permisi pak'' kata Melisa
Alvino tidak menyahut dia sedang memunggungi Melisa sambil menerima telepon.
Melisa bingung haruskah dia menyimpan kopi nya sekarang di atas meja. Tapi itu seperti tidak sopan pikirnya..
lallu setelah vino selesai dengan aktivitas menelpon nya. Vino menatap Melisa yang masih berdiri
Melisa tersenyum ''Pak''
''Sedang apa kamu?''
''Ini. bawakan kopi''
''Lalu kenapa masih diam?''
''Oh iya maafkan saya Pak.. ini silahkan'' menyimpan kopi di meja
''Lain kali itu ya kamu langsung simpan di atas meja. Jangan hanya terbengong'' peringat Vino dengan suara dingin
''baik pak maaf''
''Cepat kesini'' panggilnya lagi
Melisa maju sedikit lebih mendekati Alvino si majikan
''Saya mau memberikan penjelasan soal pekerjaan kamu'' ucap vino
''iya Pak''
''kamu apa bisa memasak?''
Melisa menggeleng ''Maaf pak saya tidak terlalu pandai memasak'' jawabnya jujur
''Bisa membuat kopi?''
''Pernah. Tapi itu kopi yang sachet di warung'' jawabnya lagi
''Apa?'' Alvino kaget
''iya kenapa?'' balik tanya
''lalu kamu bisanya apa?''
''Mencuci menyetrika . mengepel lantai. beres-beres rumah, bukan kah itu yang diperlukan seorang pembantu ya?''
''Ok. mulai besok kamu bangun pagi-pagi sekali. lalu tugas kamu adalah membangunkan saya. dan menyiapkan keperluan kerja saya'' Ucap vino
nanti bibi Susi yang akan memberi penjelasan apa yang harus dan tidak kamu lakukan saat bekerja, mengerti kamu?'' lanjutnya vino lagi menjelaskan
''Baik saya mengerti pak''
''Tapi kamu jangan anggap itu adalah pekerjaan mudah. Karena saya tidak suka kalau kamu terlambat bangun''
''memang bapak suka di bangunkan nya pukul berapa?'' tidak ada salahnya kan Melisa bertanya dulu
''Pukul tujuh.. Tidak boleh kurang ataupun lebih harus pas''
''Oh siap pak. saya jamin saya pasti bisa membangunkan baik dengan tepat waktu'' sangat percaya diri Melisa bicara
''jangan pikir mudah dulu kamu''
''Loh memang nya kenapa lagi?''
''Karena kalau sampai kamu telat saja satu menu. bangunkan saya maka kamu akan kena hukuman'' ucap Vino tiba-tiba
''Apa hukuman? kok pakai ada hukuman segala Pak?''
''Ya Suka-suka saya dong. kamu tidak berhak protes''
''Meemang apa hukuman nya pak?''
''Hukuman nya masih aku pikirkan'' sahut Vino
''Ya tapi kan kenapa...''
''Sudah stop bicara.. pekerjaan kamu mulai dari sekarang, cepat siapkan makanan'' perintah Vino
''iya baik'' Mungkin lebih baik sekarang Melisa menurut dulu.
Alvino beranjak dan berjalan menuju meja makan.. diikuti Melisa di belakang nya..
sampai juga di ruang makan..
''Cepat tuangkan aku nasi'' suruh Vino pada Melisa
''baik pak. ini silahkan'' Melisa menuang nasi di piring Vino. dan juga lauknya. sesuai yang tadi vino tunjuk inginkan juga.
''Kamu ingat menu ini. ini adalah menu yang saya suka'' ucap Vino memberi tahu
''Iya pak akan saya ingat'' jawab Melisa
Lalu beberapa menit. Alvino sudah selesai dengan makan nya.. dia pun beranjak dari sana,
''Ambilkan tas saya dan Bawakan'' memberi perintah lagi pada Melisa
Melisa mengangguk dan segera mengambil tas majikannya. Yang tadi di tunjuk Vino.. setelah dia berdiri di samping Vino.. Melisa memberiku tas pada majikannya..
sebelum Alvino benar-benar pergi. dia kembali bersuara
''Dengar. saya pulang pukul empat sore. dan kalau ada lembur berarti saya pulang malam.. dan tugas kamu harus sudah berdiri disini menunggu kepulangan saya mengerti?'' perintah Vino lagi
Melisa segera mengangguk ''saya mengerti Pak'' jawabnya
''bagus. Tapi ingat jangan buat kesalahan, atau siap-siap kamu kena hukum'' ucap vino memperingati lagi
Apa kena hukum lagi.. kok dikit-dikit ada hukuman Sih.. protes hati Melisa dia hanya berani bicara dalam hati saja..
''kamu dengar saya tidak?'' berteriak
''Iya pak saya dengar kok''
''Yaasudah kalau kamu ingat itu bagus.. saya pergi sekarang.dan jangan berkeluyuran keluar rumah ini. Karena disini rawan penculikan''
''apa penculikan?'' Melisa shock
''ya. Jadi ingat kamu harus tetap didalam rumah''
''Baik pak baik. saya tidak akan keluar kemanapun'' jawab Melisa patuh
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!