"Selamat malam.Bapak ibu, penumpang Mega Air lines A33. Hari ini kita akan terbang menuju kota Yogyakarta, bersama saya kapten Anggara Baskara. Mari kita berdo'a menurut kepercayaan masing - masing, semoga kita selamat sampai tujuan terimaksih,"ucap sang kapten pesawat terbang saat memberikan aba - aba pada semua penumpang.
Para awak kabin sibuk mengurusi semua penumpang yang ada di dalam burung besi itu, salah seorang ketua pramugari memberi penjelasan kepada seluruh penumpang sebelum keberangkatan pesawat.
Tampak seorang pria gagah,Tampan namun terlihat wajahnya pucat.seorang pramugari mendekati pria tampan yang tengah duduk di kursi pojok jendela pesawat,karena dua menit lagi pesawat akan segera takeoff ke angkasa.
"Permisi, apakah tuan sedang demam?" tanya pramugari berseragam biru tua itu.
"Ohhh, eeehhh nggakkk,mbak, eh bu ehh" jawab pria itu kikuk jantungnya berdebar melihat wajah sang pramugari.
Kemudian sang pramugari yang berdiri di samping kursi pria itu bertanya kembali.
"Kalau anda sakit, butuh obat kami menyediakan tuan.karena anda terlihat pucat,"ujar sang pramugari cantik itu, menatap pria tampan aneh yang pernah ia temui.
"Engak mbak, saya cuma" ucap pria itu terputus.
Deg.... deg...! suara detak jantung sang pria begitu bergetar.
Entah ada angin apa, kedua bola mata maya mereka saling bertemu.sang pramugari cantik itupun tertegun sejenak pada pria aneh di depannya ini.
"Iya, tuan kena apa?" selidik sang pramugari kembali.
"Oh, tidak mbak.saya cuma takut ketinggian,"ungkap pria itu jujur, namun ia tengah menahan rasa aneh yang muncul begitu saja.
Sang pramugari menahan tawa geli mendengar jawaban dari mulut pria unik di depannya itu.
" Kalau begitu, saya permisi tuan karena pesawat akan segera take off,"pungkasnya lalu ia meninggalkan pria aneh itu.
Hati si pria dan sang pramugari bergetar tak menentu seperti orang yang sedang kasmaran,karena si pria baru saja merasakan hal aneh ini selama ia dewasa ini.
Pesawat akhinya take off meninggalkan bandara Supadio Pontianak. si pria tadi tangan kekarnya memegangi kursi pesawat, cengramannya cukup kuat beruntung kursi sebelanya kosong.kalau ada seseorang mungkin si pria lucu ini bisa ditertawakan oleh penumpang lainnya, ia sangat takut jika naik pesawat saat take off ataupun landing.Tetapi lumrah juga untuk orang yang takut akan ketinggian, jantungnya berdebar kencang karena perjalanan kali ini ia sendiri keluarganya tak ikut serta, ketakutan kadang menghapirinya jika terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan.
Burung besi itu semakin melambung tinggi keangkasa hingga pulau Borneo hanya terlihat seperti gambar peta.Pramugari yang tadi mengahampiri pria takut ketinggian itu sedang mendorong troli di atasnya berisi snack dan minuman untuk di bagikan kepada para pemumpang, kini gilirannya membagikan pada si pria tadi.
Deg... deg...!jantung Vita Indira sang pramugari tadi,jadi berdetak tak menentu ketika berdiri di samping pria aneh.
"Selamat malam tuan.Ini camilan dan jus orensnya, " sang pramugari membagikan snakc dan minuman di meja kursi pria aneh tadi.
"Atau anda, ingin mengganti menu snack dengan makanan lainnya?" tanya pramugari itu santun.
"Enggak mbak, cukup ini aja ." jawab Andrian Saputra pria yang takut ketinggian tadi.
"Baik, saya permisi," pungkas sang pramugari kemudian berjalan serya mendorong trolynya.
Vita masih membagikan makan kecil ke semua penumpang,masih tampak jelas di mata Andrian ia terus memandangi Vita dari kursi duduknya tanpa berkedip seditikpun.sesekali Vita juga saat melirik kebelangkang mata bulatnya melihat pria itu, karena Andrian memiliki daya pikat tersendiri pada semua kaum hawa.baru kali ini ia dipertemukan dengan pria setampan dan se aneh Andrian.
Burung Besi sudah terbang menjauh, sekarang mendekati pulau jawa tampak dari atas kerlip - kerlip lampu tersenyum di bawah sana.perjalanan kali ini tidak begitu penat karena hanya menempuh waktu satu jam empat puluh lima menit.Dan meski hanya waktu sesingakat itu membuat jantung Andrian berdetak cepat,tetapi dia bahagia karena melihat bidadari langit di dalam pesawat yang membawanya ke pulau Jawa.
"Semoga, bisa bertemu mbak pramugari tadi dan bisa dapat nomor whatsapnya hehehe,"ungkapnya dalam hati Andrian saat menghayal tentang Vita, sudut bibirnya tersenyum.
Akhirnya burung besi mendarat dengan cantik di bandara YIA kabupaten Kulonprogo, Provinsi Yogyakarta.kapten Anggara Baskara tak lupa mengucapkan terimakasih pada semua penumpang pesawat.
"Terimakasih, kepada penumpang bapak , ibu, sodara saudari telah menggunakan pesawat Mega Air lines A337" pungkas sang kapten pada radio pesawat.
°°°°°°°
Vita dan teman seprofesinya masih menunggu jemputan di bawah gedung lobby bandara YIA, mata Vita melihat sosok pria yang ada di dalam pesawat tadi dia berbicara dalam hatinya sendiri.
"eh, itukan cowok pucat di pesawat tadi,"kata Vita di dalam hati sendiri.
"Vit, besok kita ga ada schedule penerbangan kan,?"tanya Asanti.
"Kayaknya enggak deh San," jawabnya singkat.
"ih, Asanti gangu orang liat pemandangan indah aja,"gerutunya dalam hati.
"Eh, gimana kalau kita nongki di Malioboro," usul Asanti.
"Setuju mau ya Vit, lagian kamu kalau di ajak jalan MAGER aja!"ujar Nita sedikit kesal pada sahabatnya.
" mmmmm, gimana ya Nita, Asanti,"gumam Vita.
"Ayo dong Vit, siapa tahu kamu ketemu sama pangeran kodok.Biar bisa jadi jodoh kamu lagian cantik - cantik kelamaan jomblo" ledek Nita.
Memang Vita Indira agak jual mahal pada pria yang selalu mendekatinya, apa lagi kapten Anggara selalu ia tolak halus.kapten Anggara sangat tidak menarik di mata Vita ia terlalu lembek.
°°°°
Mobil jemputan para awak kabin pesawat Mega Air lines itu datang walau agak sedikit terlambat.mereka lega setelah menaiki mobil keluaran negara Jepang, namun mata Vita masih melirik - lirik keluar jendela mobil.
"Udah pergi aja dia, semoga Tuhan mempertemukan suatu saat nanti,"lirih Vita sendiri saat duduk di dalam mobil bersama para teman - temanya.
"Ciee, siapa Vit, yang pergi?" celoteh Nita mendengar desisan Vita sepertinya.
Tanpa sadar dia fikir berucap dalam hati ternyata si cerewet sahabat satunya ini Nita mendengarnya,jadi malu Vita ia terkekeh kecil.
"Ngak kok, tukang ngamen" ujar Vita menipu Nita.
"Mana ada sih, tukang ngamen di airport.Ngaco Vita" sahut Asanti seraya terkekeh melirik wajah Vita.
Mobil jemputan melaju meninggalkan kabupaten Kulonprogro, menuju ibu kota provinsi Yogyakarta.
Mereka telah tiba dirumah masing - masing,Vita merebahkan tubuhnya di sofa depan televisi karena ia cukup letih sekali menjalani rutinnitasnya menjadi seorang pramugari.
Ibu Marlina yang melihat putrinya tertidur di sofa hanya menggelengkan kepala.
"ck,ck,ck, mungkin capek, si genduk terbang sana - sini." desis Marlina seraya menyelimuti putri ketiganya.
Seandainya ia menikah kelak akan sendiri kesepian di rumah peninggalan almaruhum suaminya, yang meninggal dunia sejak Vita masih duduk di bangku SMP(sekolah menengah pertama), saat itu masih kelas dua.
Ia mempunyai dua saudara, kakak pertamanya laki - laki sedangkan kakak kedua perempuan.semua kakaknya sudah menikah yang kakak lelaki bernama Edi Indira mempunyai seorang anak lelaki bernama Arsenio, istrinya Susi mereka masih satu halaman rumah dengan ibu Marlina.tetapi kakak keduanya di nikahi orang Swetzerland mereka bertemu saat menempuh pendidikan kedokteran di negara Germany, namanya Erlina Indira suami bulenya bernama Alan Jean kakak kedua Vita tinggal di Swetzerland.
Anak- anak Marlina sangat luar biasa walaupun hanya didik dengan sederhana.Marlina hanya seorang penjual beras di pasar terbesar kota gudek, selain penjual beras ia bertani di sawah peninggalan almarhum sang suami.
Kadang Marlina di bantu Susi, menantu tertuanya suami Susi.Edi kakak Vita adalah seorang pegawai negri sipil kadang Edi juga bantu ibunya berjualan di pasar ketika sedang libur kerja.
Handphone di meja depan sofa tempat Vita tertidur berdering cukup keras.namun gadis itu enggan meraih benda yang berbunyi nyaring itu,bu Marlina yang mendengar suara tadi segera pergi keruang televisi lalu memegang handphone yang berbunyi memecah isi ruangan.
"Nduk,ini ada telfon mbok bangun udah siang ini.anak perawan ga boleh malas - malasan malu dong sama ayam,"cetus Bu Marlina membangunkan Vita yang masih tertidur di sofa.
Matanya masih terasa lengket akhirnya ia bangun juga,kalau ibu sudah mengomel Vita menuruti beliau.
"Uuuuaaaaapppppaaaaahhhhh,hmmm,ibu ternyata Vita tidur di sini kok engak dibangunin sih," dehemnya seraya mengoletkan tubuh.
"Nggak, ibu ga mau bangunin kamu kelihatan capek banget.jadi ibu selimutin kamu sekalian," ucap ibu seraya menyodorkan handphone ke arah Vita.
"Ini ada telfon dari temanmu,"imbuh bu Marlina lagi.
" Huhhh, siapa sih pagi - pagi nelfonin orang,"gerutu Vita tanganya menyahut benda persegi empat tipis panjang di tangan bu Marlina.
Bu Marlina hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap kekanak - kanakan,Kemudian beliau berlalu kedapur meninggalkan Vita.
"Hallo, ngapain sih Nit, hari ini ga ada jadwal terbangkan! ada apa nelfonin orang lagi tidur,"sungut Vita kesal langsung saja menyerobot ucapan telfon dari sebrang.
[Hallo, Vita ayok joging di deket markas AU. siapa tahu kamu ketemu malaikat cinta disana.] ujar Nita di seberang telfon.
"Hmmmm....aku capek Nit, kamu joging sama Asanti aja.Males aku mau tidur lagi," dehemnya menolak Nita.
[Pokoknya ga ada tolakan, cepet kesini kita udah di deket pangkalan AU.aku sama Asanti udah nunggu ya bye, bye,] punhkas Nita mengahiri panggilan telfon tanpa mendengarkan ucapan Vita.
"Huh sialan," gerutu Vita lagi,ia membanting handphonenya ke meja depan sofa.
Akhirnya Vita bangun dari sofa, beranjak ke kamar mandi belakang samping dapur dia membersihkan diri setelah itu bersiap - siap pergi joging.
Vita sampai di dekat pangkalan AU, ia berjalan dari rumah tak begitu jauh hanya menempuh waktu sekitar duapuluh lima menit.
Kaki jenjangnya berlari kecil matanya mencari dimana Asanti dan Nita berada, tak terlihat olehnya yang nampak hanya gerombolan para pria gagah anak TNI AU sedang ada kegiatan olah raga atau kesehatan apa diatak faham.
Beberapa saat kemudian dari belakang pundak Vita di tepuk oleh Nita yang tadi menelfonnya,ia pun sepontan menoleh kearah belakang.
"NITA.... " Vita tersentak.
"Hahahaha...." gelak tawa dua gadis sahabat Vita serentak.
"Akhirnya kamu mau ikut joging,yuk lanjut," ajak Asanti seraya melanjutkan gerakan lari kecilnya.
Rutinatas mereka ketika tak ada jadwal penerbangan adalah olah raga selain hanguot.karena mereka harus menjaga kesehatan maupun kebugaran ketika sedang bekerja, itu tuntutan pramugari maupun pramugara.
Mereka berlari- lari kecil menyusuri pinggiran jalan kota Yogyakarta.Vita sesering menyeka keringat dengan handuk kecil yang melilit pada leher jenjang indahnya,sesaat Vita berhenti di bawah pohon rindang.
"Kok malah berheti sih, Vita?"ujar Nita yang agak jauh berada di depan Vita.
"Cepetan Vit,gak kuat ya?apa mau istirahat dulu kamu?" tanya Asanti yang juga agak jauh di depannya.
"Kalian duluan,aku mau jalan santai aja dulu," pinta Vita pada kedua sahabatnya.
"Ya elah Vit, baru aja sekilo udah capek aja kamu.Semangat dong tuh liat cowok - cowok AU ihhh gemes deh bodynya hehehehe...." kata Nita terkekeh melihat kumpulan para pria bertubuh kekar.
Nita Wahyuni sahabat sekaligus teman seprofesi Vita ini memang agak genit pada semua pria.kadang dia gonta - ganti pacar sedangakan Asanti tak segenit Nita ia sama dengan Vita,sangat pemilih pasangan.
Akhirnya vita menyuruh dua sahabatnya itu pergi terlebih dahulu meninggalkan dia.
"Kalian jalan dulu, Nita kamu ga usah genit - genit anak AU ga mau sama kamu,"suara lantang Vita mengarah ke Nita.
" Eh, siapa tahu pak Kaptennya nyatol ke hati aku.weeeeeekkk"Nita menjulurkan lidahnya dan berlari kecil meninggalkan Vita.
"Udah sana duluan," teriak Vita lagi.
"Kita jalan dulu ya Vit," Asantipun berjalan meninggalkan Vita.
Vita hanya mengacungkan jempol kananya ia masih duduk di bawah pohon rindang,dua rekanya telah jauh meninggalkannya tak nampak lagi entah dimana mereka menunggu Vita.
Gadis itu beranjak dari tempat duduk taman ia hendak berlari lagi mencari dua sahabat karibnya namun,
BRUK!
Seseorang menabrak Vita dari depan membuat Vita terjatuh, tangan kekar menarik tubuh gadis itu hingga dua bola mata saling bertemu.mata pria yang menabrak Vita membulat seperti kaget melihat gadis yang kini ia dekap di dada bidang yang tertutup kaos tipis berwarna hijau loreng.
Buru - buru Vita melepaskan pelukan lelaki asing itu.
"Aduh!mas e kalau jalan ya liat - liat dong jangan asal jalan" keluhnya pelan menahan malu karena jantungnya berdetak tak menentu.
"Maaf, mbak ga sengaja.bukannya mbak ini pramugari yang semalam ya?" ucap pria itu,mengingat memory semalam.
"Eh, masnya kan....iyaaa saya pramugari, "ingat Vita kembali sudut bibirnya tersenyum ke wajah pria tampan itu.
"Mbak, orang sini ya?sorry ga sengaja nabrak tadi"kata Andrian lagi.
"Iya, asli orang sini masnya orang sini atau?" tanya Vita terputus.
"Bukan, saya orang Pontianak mbak.kebetulan saya sedang tugas militer disini,sekali lagi maaf ya mbak udah nabrak mbak," dalih Andrian tersenyum malu - malu kucing, jantungnya berdetak seperti semalam.
"Oh, jadi mas TNI AU."kata Vita.
"iya mbak, kenalkan nama saya Andrian Saputra," pria itu mulai memperkenalkan serta mengulurkan tanggannya ke arah gadis di depanya.
"Saya Vita Indira,"jawabnya membalas uluran tangan pria itu.
Keduanya saling berjabat tangan mata mereka saling bertemu seperti semalam,senyum di bibir mereka saling merekah detak jantung semakin tak terkendali membuat Vita salah tingkah,apa lagi Andrian baru kali ini ia merasakan keanehan pada jantungnya takut jika sakit atau tiba - tiba terkena serangan jantung.
"Mmmaaf mas, saya mau nyusul temen yang udah dulu,"suara Vita agak gugup dan melepaskan gengaman tangan pria itu.
"Biar saya anter.mau nyusul temennya ya kan?" pinta Andrian menahan langkah pergi gadis di depannya itu.
"Emmm....jangan nanti ngrepotin masnya lho" Vita menolak permintaan pria yang baru di kenalnya.
"Ga apa- apa mbak.Hari ini saya free kok, kalau boleh lebih kenal sama mbak nya hehehe.... "ujarnya disertai kekehan pada suara bas.
"Ga bisa nolak nih,di anterin cowok seganteng ini.buat pamerin ke Nita sama Asanti hihihihihihihi....."batinnya meringis cengingikan.
"Kalau nggak ngerpotin masnya.boleh aja," akhirnya Vita mau diantar Andrian.
"Yes"batin Andrian bersorak.
Dua pemuda dan pemudi itu berjalan mereka mengobrol tentang perkenalannya,semakin berjalan jauh pembicaraannya semakin akrab.Andrian memberanikan diri meminta nomor handphone pribadi Vita,
"Mbak, sebelumnya minta maafnih kalau saya kurang sopan,"lontar Andrian seraya berjalan di samping Vita.
"Ada apa lagi ya mas?" kerlit Vita menyipitkan kedua matanya.
"Eeammm....itu,boleh ngak kalau aku minta nomor whatsapnya mbak,biar lebih akrab soalnya aku ga ada temen asli sini,"ucap Andrian berharap memdapat apa yang ia inginkan.
"Kasih ngak ya,hmmm kasih aja deh,"katanya dalam hati.
Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku celananya.Andrian yang tengah melirik - lirik ke arah Vita tampak tersenyum puas.
" Nih ya 08894XXXX...."Vita membagikan nomornya ke Andrian.
Pria itu mencatat nomor yang di berikan oleh Vita pada ponsel pintarnya.ia tersenyum puas.
"Makasih banyak ya mbak," ucap Andrian tersenyum manis pada Vita.
"Iya sama - sama.jangan panggil saya mbak dong,"sungut Vita tak suka di panggil sebutan itu.
" Maaf,jadi saya harus manggil apa dong?"tanya Andrian.
"Panggil Vita aja, "jawabnya.
"Oke, Vita kalau saya panggil Andrian saja atau Andri," ujarnya saat mereka masih berjalan santai.
"Oh, ya masnya disini tinggal di asrama atau dimana?" selidik Vita ingin tahu.
"Itu, mmm di kost deket pangkalan AU.belum dapat rumah kok Vit,"jelas Andrian memper erat suasana perkenalan.
"Dimana?kost sebelah utara itu?" tangan Vita menujuk arah ke belakang.
"Iya, Vit.rumah cat kuning,"jelas Andrian.
" Eh, itukan kost an ibuku,"sahut Vita.
"Oh ya.itu punya bu Marlina teman tante aku pas waktu SMA dulu, "papar Andrian pada Vita.
"Marlina itu ibu saya Andrian," sahut Vita lagi.
Andrian tersenyum mendengar ucapan dari gadis yang berjalan di sampingnya.
"Semoga aja, jadi calon mertua hehehehe...."batin Andrian bibirnya mengukir senyuman.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya Vita melihat dua sosok sahabatnya, yang sedari tadi menunggu terlihat dari jarak tak begitu jauh mereka tersenyum - senyum meledek ke arah Vita.
"Ciee,jalan belakangan ternyata ada gebetan, "seru Nita terkekeh.
"Siapa Vit?"tanya Asanti tengah berbisik.
"Kenalin, ini temen baruku"lontar Vita memperkenalkan Andrian.
Mereka juga berkenalan,saling mengobrol tak terasa waktu cepat berlalu. matahari menyengat terik di pucuk kepala, Andrian meminta diri untuk pergi ke tempat dinasnya. dan tinggal tiga gadis itu bercengkrama menggoda mengledek Vita.
" Semoga dia jodohmu, cooong hahahaha."suara Nita terbahak.
"iya Vit, kayaknya kalian berjodoh. kalian kelihatan serasi deh," imbuh Asanti.
"heleh, kalian ini apa-apaan sih. Baru aja ketemu masak bisa berjodoh, " tukas Vita seraya melipat kedua tangannya dan meninggalkan kedua sahabatnya.
Hari - hari Vita menjalani rutinitas seperti biasanya, bekerja terbang dari sini kesana hingga jam terbangpun padat.Disaat sela segala aktivitasnya Vita terkadang ingat kata - kata sang ibu, jika beliau sudah menginkan tambah menantu lagi. Sesaat terlintas wajah tampan Andrian di benaknya yang selama ini dekat dengannya selama ini.
Sudah dua bulan sejak pertemuaanya dengan Andrian mereka saling menyapa lewat jejaring sosial whatshap, terkadang Andrian memberanikan diri melakukan panggilan vidio call.Dua pemuda pemudi itu saling bertukar cerita tentang perjalanan hidupnya,hati Vita setiap menerima chat atau panggilan telfon dari Andrian jadi berbunga - bunga seperti jatuh cinta.Begitu pula dengan Andrian memang sudah jatuh cinta pada Vita sejak pandangan pertama.
Kala itu saat sedang jam istirahat kosong di penerbangan Vita mendapat sebuah pesan dari Andrian.
Nut.... Nut....! notifikasi gawai Vita.
Tangannya mengambil benda pipih kotak di saku seragam kerjanya.senyum di sudut bibir Vita merekah setelah membaca pesan di applikasi whatsap.
"Andrian!"batin Vita seraya duduk di kursi pesawat paling belakang,Saat keadaan pesawat akan bertukar jadwal terbang.
[Vita, apa kabar?]
[Baru apa? ]
isi chat dari Andrian di sebrang sana.
Ia tersenyum lagi, seperti orang kasmaran. Lalu membalas pesan singkat dari Andrian yang membuatnya jadi seperti orang gila tersenyum sendiri.
[Lagi istirahat, ganti jadwal terbang ke Papua.]
[Kamu lagi sibuk ya Ndri]
Andrian di sebrang sana mengetikan kata - kata lalu pesan sampai ke nomor Vita.
[Aku latihan terbang Vit,]
[Masih takut ketinggian]
[Deg....deg....Kan nih, kaya liat bidadari kayangan]belakang kalimat di bubuhkan emotion tertawa.
Vita tersenyum lagi membaca pesan itu, lalu membalasnya kembali.
[Cie... pak pilot tempur liat bidadari]
[Kapten pesawat tempur, ga boleh takut ketinggian gimana kalau di tugasin perang nanti].
Balas Vita tanpa emotion tertawa atauoun senyum,hatinya malah ciut karena di kalimat Andrian yang pertama melihat bidadari seakan dia curhat bertemu sang kekasih hati.
[Bidadarinya,lagi senyum sama aku ]
[Yang baca teks, whatsapku ini]emotion senyum.
[Vita....]
Andrian mengetik kata - kata lagi.
[Aku boleh ketemu kamu, pas offday nanti]emotion memohon.
Jemari Vita mulai mengetik kata- kata lagi.senyumnya semakin merekah rasanya ia ingin lonjak - lonjak didalam pesawat itu juga.
[Ketemu? ]
[mau ngapain? ]
Andrian mengetikan kata - kata lagi dan di kirim ke nomor Vita.
[Ga boleh ya.]
[Mau ngomongin sesuatu sama kamu]
[Sekalian kenal juga sama orang tua kamu]
[Itupun, kalau kamu berkenan]
Deg....deg....! Jantung Vita berdetak, tak percaya membaca teks di whatsapnya.
Dia jadi salah tingkah, bingung mau di balas apa pesan Andrian.Lalu ia memcoba membuat ucapan yang ada di benaknya.
[Maksudnya apa? ]
[Mau ketemu ibuku juga?]
Di sebrang Andrian mengetik lagi lalu ....
[Aku, mau kenal lebih serius dari pertemanan kita]
[Maaf kalau aku lancang]
Vita tak membalas lagi hanya membaca dan meresapinya.
"ngak, dia cuma bercanda paling.mana mungkin cowok setampan dia suka sama aku yang judes gini,"kelit vita dalam hati.
"Hayooo.... hahaha.... ternyata ada yang PDKT sama pak tentara nih," gelak Asanti yang bediri di belakang kursi tempat Vita duduk, ia sengaja membaca seluruh percakapan sahabatnya.
"Apaan sih,kepo banget deh Asantroot hiiiiih, "ujar Vita seraya memasukan handphone di sakunya kembali.
"Hahaha...semoga kalian jodoh deh,eh mau di lamar kamu Vit.malah cepet jodoh kamu tuh," serobot Asanti lagi.
"Nggak tahu San,hmmmm....do'a in aja ya" ucap Vita.
"Iya deh, "Asanti mengacungkan jempol tangan.
"Kamu seneng ngak, kenal sama dia kayaknya dia baik deh Vit.sssstttt ngak kaya kapten Anggara, " cetus Asanti pelan.
"Ssssttt.... Jangan keras - keras, takut kru yang lain dengar," bisik Vita jari telunjuknya di letakan pada bibir manis miliknya.
"Lagian kamu, PHPin Anggara kenapa sih dia ganteng juga tapi agak playboy sih," kata Asanti masih pelan.
"Males,dia bukan tipe aku kalau mas kapten pilot tempur itu buat aku klepek - klepek As," ungkap Vita tersungging senyuman.
"Hehehe...aku seneng akhirnya sahabatku ini, jatuh cinta" Asanti terkekeh tulus.
"Eh, btw si Nita ga satu shift lagi sama kita?" alih Vita bertanya dimana Nita.
"Kurang tahu, whatsapnya ga aktif akhir - akhir ini.Kayaknya dia keluar deh," ujar Asanti.
"Ih.... apa ngak sayang sih, kalau keluar dari kerjaan bergensi kek gini," kata Vita berpendapat.
"Auk deh Vit," Asanti mengankat dua pundak dan kedua tanganya ke samping kanan dan kiri.
Waktu semakin berlalu sejak Vita bercerita pada Asanti tentang perasaannya ke Andrian hatinya sedikit lega, karena beban rasa di benaknya yang di pendam terkuak sedikit dan merasa lega jika bercerita ke sahabatnya.
Siang itu Vita tidak ada jadwal terbang, ia hanya sibuk membantu sang ibu membereskan rumah.setelah pekerjaan rutinitas rumah selesai ia duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan gawainya.
Ada beberapa notifikasi mulai masuk ke gawainya ia memeriksa dengan jari jemari lentik miliknya.
Nut....Nut....! suara notifikasi pesan singkat.
"Andrian lagi,"desis Vita dalam hati.
\[Siang Vita,\]isi ucapan sederhana pesan singkat Andrian.
Buru - buru Vita membalas pesan ucapan itu , kemoceng yang ia masih pegang di tangannya dilemparkan begitu saja.hingga mengenai kepala mbak Susi kakak ipar Vita yang tengah berdiri pada ambang pintu.Susi hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah adik iparnya tak sepeti biasa.
"Vita, liat Arsen ngak?"suara mbak Susi menghentakkan Vita.
"Eh, mbak ada mbak Susi hehehe." kekehnya.
"Iya...kamu lempar - lempar kemoceng kenapa sih?liat Arsen ngak?" tanya Susi masih dari ambang pintu.
"Oh, tadi di ajak ibu ke pasar mbak.ngrengek pengen ikut mbah utinya tadi.mereka naik montor," papar Vita.
"Ya udah.mbak susul aja ke pasar sekalian bantu ibu jualan," kata Susi kemudian pergi meninggalkan Vita.
Vita melanjutkan chating dengan Andrian lagi.
\[Hari ini, aku ada waktu senggang boleh nggak kalau nanti malam aku main ke rumahmu?\]
\[Boleh nggak\]
isi pesan singkat Andrian langsung pada intinya, tak perlu menunggu lama Vita segera membalas pesan itu.
\[Boleh aja,\]
\[Masak main ke rumah temen nggak boleh hehehe\]
Balasnya seraya terkekeh.
\[Tunggu nanti malam ya, jam 7\]
\[ kamu lagi nggak on air kan? \]
Vita membalas lagi.
\[Ngak,aku lagi off day kok, main aja kesini Ndri\]
\[Tunggu aku ya,\]pungkas Andrian di pesan singkat itu.
Sore haripun telah tiba matahari sudah condong ke arah barat, warna raja dunia itu telah berubah menjadi jingga.bertanda malam akan segera datang menyelimuti dunia.
Jam dinding sudah menunjukan pukul 6.45 menit, sejak dari tadi tidak ada notifikasi dari Andrian.Karena tadi dia akan datang kerumah untuk menemui Vita,
"Jadi kesini ngak sih," lirihnya sendiri di kamarnya.
"Udah, jam segini ga ngasih kabar lagi!masak aku chat duluan nggak ah malu," ujarnya lagi semakin gusar dan mondar mandir di dalam kamarnya.
"Kenapa aku jadi ilfil gini sih.Ihhh," imbuhnya lagi.
Terdengar sayup - sayup dari tempat ibadah umat islam mengumandangkan suara Azan, karena sekarang sudah tepat pukul 7.00 waktu masuk isya.Vitapun melaksanakan kewajibannya, setelah itu sang ibu mengetuk pintu kamarnya dan meminta Vita segera makan malam.
"Ayo, makan malam dulu nduk," perintah ibu dari luar kamar.
"Iya bu, bentar" sahutnya dari dalam bilik.
"Jadi laper nungguin orang huh...."batinnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!