Tap... tap... tap. Bunyi heels seorang wanita yang melangkah menuju meja bundar, sambil membawa beberapa botol minuman di atas nampan. Dengan langkah bak seperti model Hana melenggakkan tubuhnya.
Semua mata menatap penuh dengan gairah. Bahkan ada beberapa dari pria yang sedang berada di dalam ruangan sampai meneteskan air liur nya sambil menatap body aduhai dari Hana.
"Ingin sekali aku mencicipi tubuh wanita itu." Kata salah satu pria yang berhidung belang.
"Tidak mungkin wanita itu mau dengan mu." Balas salah satu temannya yang kebetulan duduk bersama sambil meminum alkohol
"Aku punya uang. Dan tentu saja pasti wanita itu mau." Dengan percaya dirinya pria itu berdiri sambil berjalan dengan linglu karena kesadaran yang sudah setengah hilang akibat mabuk.
Pria itu berjalan menuju Hana. Dan tepat sampai di depan Hana. Pria itu berdiri memandang tubuh Hana dari atas, hingga matanya berhenti tepat di kedua gunung kembar milik Hana. Pria itu menjulurkan lidahnya membasahi bibir atas dan juga bibir bawahnya. Dan menggigit kecil bibir bawahnya. Dengan otak yang sudah traveling kemana-mana.
"Tidurlah dengan ku. Maka aku akan memberikan surga dunia yang akan membuatmu melayang." Ucap pria itu sambil mengangkat tangannya ingin menyentuh pundak Hana, namun dengan lihai Hana mundur melangkah.
"Jangan berani menyentuh tubuhku." Kata Hana lalu melangkahkan kaki nya.
Pria itu tidak terima dan langsung menyusul Hana dan bahkan dengan berani nya pria itu memeluk tubuh Hana dari arah belakang.
"Lepaskan!" Teriak Hana, minuman yang Hana bawa pun jatuh.
"Puaskan aku malam ini, dan kau pun akan aku puaskan." Ucapnya dengan mata yang sudah haus akan gairah dan nafsu yang ingin segerah di tuntas kan.
Dengan licahnya Hana membalikkan tubuhnya. Dan memelintir tangan pria itu.
"Auuhhh, auhhhh."
"Berani sekali kau menggangguku." Ucap Hana dengan tegas sambil menguatkan genggaman tangannya memelintir tangan pria itu.
"Bukkkhhhh." Pria itu terjatuh karena Hana menendang bokong pria itu.
"Sekali lagi kau menyentuh tubuhku dengan tangan mu. Maka bersiaplah! Akan kupatahkan tanganmu." Ancam Hana, dan berjalan meninggalkan pria itu.
Dari pintu masuk. Seseorang pria dengan tubuh tinggi. Terdiam dengan sudut bibir atas yang naik, membuat seyum tipis.
"Tuan." Apa kita hanya akan berdiri disini?" Tanya sang asisten yang bernama Rio.
"Ayo pulang." Kata Pria itu sambil melangkah keluar dari dalam kelab malam tersebut.
"Tapi tu-an."
Rio akhrinya memutuskan untuk mengikuti langkah tuan nya keluar.
"Aneh. Bukan nya dia ingin bersenang senang malam ini. Tapi kenapa dia langsung keluar setelah melihat kekacauan tadi." Batin Rio.
"Tuan. Apa perlu saya antar ke kelab malam yang lain?"
"Tidak usah!"
"Ta-api..."
"Cari tahu siapa nama wanita tadi, dan atur jadwalku. Aku ingin dia memuaskan ku besok malam." Titah yang tidak ingin dibantah. Sambil melonggarkan dasi nya, iya tersenyum bak seperti setan. Otaknya sudah traveling membayangkan tidur dengan wanita liar yang baru pertama kali ia lihat namun mampu membuatnya bergairah.
"Baik tuan." Jawab Rio dengan cepat.
Keesokan harinya.
"Hana.. Ayah berangkat kerja dulu yah sayang. Sarapanmu sudah ayah siapkan. Ingat anak gadis tidak boleh bangun terlalu siang."
Secara perlahan Hana membuka matanya.
"Ayah" panggil Hana dengan suara ciri khas baru bangun.
"Ayah, bisakah ayah berhenti bekerja?" Tanya Hana sambil duduk di atas tempat tidurnya.
Riansyah, ayah Hana berjalan mendekati tempat tidur Hana, lalu duduk tepat di pinggir tempat tidur, sambil mengusap pucuk kepala Hana Riansyah berkata. "Tidak sayang. Kita butuh uang untuk tetap bertahan hidup."
"Tapi ayah, Hana sudah bekerja. Ayah cukup tinggal di rumah saja. Biar Hana yang mencari uang ayah"
"Tidak sayang. Kau putriku, tanggung jawabku. Jadi sudah sepatutnya ayah yang bekerja untuk menafkahimu nak."
Hana tak mampu berkata lagi.
"Mandilah. Dan segerah makan sarapan mu. Ayah ingin pergi bekerja dulu."
"Terima kasih ayah. Hana sayang ayah." Ucap Hana dengan tulus sambil memeluk tubuh sang ayah dengan penuh kehangatan.
Bagi Hana, ayahnya adalah cinta pertama dan cinta sejatinya. Cinta yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Pria yang begitu sangat berjasa untuk Hana. Pria yang rela membuang semua ego nya karena hanya memikirkan kebahagian Hana. Pria yang tidak ingin menikah lagi, semenjak sepeninggalan sang istri. Itu lah sebabnya Hana sangat sangat jatuh cinta dan kagum pada Ayahnya. Hingga Hana bermimpi suatu saat nanti ia bisa mendapatkan cinta dari seorang pria yang seperti ayahnya.
••••••••
"Bagaimana? Apa kau sudah dapat informasi tentang gadia semalam?"
"Iya tuan. Dari data yang saya dapat, wanita itu sudah bekerja selama kurang lebih sebulan di sana." Rio memberikan sebuah amplop yang berwarna coklat kepada tuannya.
"Hana.." Ucap Elang dengan senyum tipis nya. "Jadi namamu Hana." Batin Elang
"Booking dia. Aku ingin wanita itu hanya melayani ku saja malam ini."
"Ta... Tapi tuan."
"Ada apa?" Tanya Elang
"Wanita itu, maksud ku Hana. Dia menolak tawaran dari tuan."
"Apa!!" Ucap Elang sambil menggebrak meja kerja nya.
"Iya tuan. Hana menolak tawaran tidur dengan tuan."
"Tidak mungkin. Berani sekali dia dengan ku." Amarah terpancar dari mata Elang, ia tidak menyangkah jika Hana, wanita itu menolak dirinya. Padahal selama ini, banyak sekali wanita yang rela mendorong dirinya dan bahkan membuka lebar lebar kedua kaki nya hanya agar Elang bisa meniduri wanita itu. Tapi kali ini, seorang wanita baru saja menolak dirinya. Membuat Elang menjadi semakin tertantang dan semakin ingin mencoba mencicipi wanita itu.
"Berikan tawaran menarik pada wanita itu. Aku yakin, tidak ada satupun wanita menolak jika uang sudah berada di hadapannya." Tegas Elang, sambil melonggarkan dasinya.
"Baik tuan." Ucap Rio, dan langsung keluar dari ruang kerja Elang.
Elang berdiri tepat di hadapan jendela sambil memandang arah keluar. "Berani sekali kau menolakku. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa." Gumam Elang
Beberapa saat kemudian, Rio kembali masuk kedalam ruang kerja Elang.
"Permisi tuan." Ucap Rio sambil menundukkan kepalanya.
"Berhasil bukan. Sudah aku katakan, tidak ada satupun wanita yang tidak tergiur dengan uang. Hahahahahha" ucap Elang sambil tertawa. "Dan tidak ada satupun wanita yang menolak pesona dari Elang." Timpalnya kemudian membanggakan diri.
"Maaf tuan. Tapi wanita itu, maksud ku Hana. Dia menolak uang dari tuan."
Braaannggkkkkkk. Elang menggebrak meja dengan kedua tanganya.
"Tidak mungkin."
"Ini benar tuan."
"Berapa yang kau tawarkan padanya? Katakan!"
"Saya memberikan tawaran 400 juta untuk tidur bersama tuan. Tapi dia menolak."
"Hahahahahha." Elang tertawa menggelegar memenuhi ruangan. "Naikkan lagi tawaranmu Rio!"
"Maaf tuan. Tapi wanita itu berkata, berapa pu bayarannya dia tidak akan menjual dirinya."
"Apa kau bilang?"
"Dia bilang tidak akan mau menerima tawaran berapa pun jumlah nya." Ucap Rio.
Elang melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Sekarang kita pergi ke kelab malam itu. Dan buat reservasi hanya untukku saja."
"Baik tuan."
“Sepi.” Ucap Hana sambil melihat seisi kelab yang hanya ada dirinya dan mami serta barista yang menyajikan racikan minuman.
“Mami. Apa kelab ini tutup?” Tanya Hana sambil berjalan mendekati mami. “Sudah tengah malam, tapi kenapa sepi sekali.” Ucap Hana.
“Malam ini ada seorang pria yang membooking tempat ini.” Ucap Mami dengan senyum.
“Waohh pasti pria itu sangat kaya.”
“Tentu. Dan sekarang tugasmu untuk melayani pria itu. Puaskan dia, agar dia bisa datang terus ke kelab ini.” Titah mami.
“Puaskan? Tunggu-tunggu,. Bukankah mami tahu jika tugasku hanya melayani pengunjung dengan memberi minum. Bukan dengan hal-hal yang lain.”
“Ya mami tahu. Sekarang pergilah ke ruangan Vip, temui pria itu”
“Oke mam.”
Tap. Tap.. tap bunyi suara langkah kaki sepatu Hana.
Tok. Tok. Tok.
“Masuklah.” Perintah Roy dari dalam ruangan.
“Permisi..” Ucap Hana, lalu terdiam sesaat dan memperhatikan wajah Roy. “Kau! Apa yang kau lakukan di sini.”
Ya, Hana mengenali Roy. Karena pagi tadi Roy mendatangi Hana saat Hana sedang berada di kampus.
Flashback
“Nona Hana..” Panggil Roy. Saat melihat Hana.
“Ya. Anda siapa?” tanya Hana.
“Boleh saya berbicara pada anda? Tapi hanya berdua saja.” Ucap Roy sambil memperhatikan seorang wanita yang berdiri tepat di samping Hana.
Hana menoleh pada sahabatnya yang bernama Widia.
“Kalau begitu aku masuk kelas duluan yah Han.” Pamit Widia
“Iya Wid. Nanti aku nyusul.”
“Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?” Tanya Hana dengan penasaran karena sungguh ia tidak mengenal pria yang sekarang ini sedang berhadapan dengan nya.
“400 juta.” Ucap Roy.
“What?” Hana kaget mendengar ucapan pria yang berada di hadapannya.
“Yah, aku akan membayarmu 400 juta dan puaskan tuan ku...”
Plakkkk.... Satu tamparan berhasil mendarat tepat di pipi kiri Roy.
“Kau salah orang, tuan.” Kata Hana, tidak terima dengan ucapan pria itu.
“500 juta. Nominal yang tinggi bukan?”
“Kau pikir kau siap? Sampai berani menawarkan uang mu padaku?”
“500 juta, puaskan tuanku malam ini.”
Hana membuka botol minumnya dan menyiram tepat di wajah Roy. “Ingat orang kaya. Bahkan jika tuanmu satu-satunya pria di muka bumi ini. Aku bahkan tidak sudi memberikan tubuhku.” Ucap Hana lalu meninggalkan Roy.
..........
Ehhhhmmm. Elang berhadem membuat Hana melirik ke arah kursi.
“Oh jadi itu tuannya.” Batin Hana
“Tuangkan aku minuman. Jangan hanya berdiri di situ saja.” Titah Elang dengan suara beratnya.
Hana melangkah mendekat ke arah Elang dan duduk tepat di depan meja. Dan menuangkan minuman ke dalam gelas milik Elang.
“Duduklah.” Pinta Elang sambil menepuk sofa. Agar Hana duduk tepat di sampingnya
Hana pun langsung bergegas, dan duduk tepat di samping Elang namun dengan jarak.
“500 juta, dan layani aku malam ini.” Tawar Elang tanpa basah basi.
Byuuuurrrrr. Hana menyiram minuman tepat di dada Elang. Roy yang melihat langsung mencoba mendekat namun langkahnya terhenti kala Elang memberikan kode.
“Lancang sekali kau.” Kata Elang. Karena baru kali ini ia di siram oleh seseoang wanita dan bahkan telah berani menolak tawarannya.
“Anda yang lancang tuan”
Elang menoleh dan melihat Hana dengan sangat tajam nya.
“500 juta kukira sudah harga yang luar biasa untukmu. Jadi tidak usah berlagak sok suci.”
“Tutup mulut anda tuan.” Hana mencoba berdiri namun tangan nya di pegang oleh Elang dan entah bagaimana caranya Elang sudah berhasil menindih tubuh Hana.
Kini Hana sudah berada di bawah kungkuhan Elang. Dengan kedua tangan yang di pengang kuat oleh Elang dan di lettak kan di atas kepalanya
“Sekarang kau tidak bisa ke mana-mana lagi.
“Lepaskan aku.” Teriak Hana sambil menggeliat di bawah tubuh Elang.
“Kau sudah berani membangunkan milikku” Kata Elang dan tanpa permisi Elang langsung mencium bibir Hana.
Hana menutup bibirnya rapat-rapat, namun Elang dengan pandainya menggigit kecil bibir bawah Hana membuat Hana membuka mulutnya. Dan dengan rakus nya Elang ******* bibir Hana, namun Hana dengan spontan menggigit lidah Elang yang sudah berhasil menjelajahi rongga mulutnya
“Kau!” Ucap Elang saat melepaskan ciumannya. “Tidak usah berlagak sok suci. Aku tahu, sudah banyak pria yang telah memakai jasamu.”
Dan kali ini Elang merapatkan miliknya dengan milik Hana. Namun terlapis oleh kain.
“Lepaskan.” Ucap Hana dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Karena sungguh ia belum siap melepaskan keperawanan nya dengan pria yang sama sekali ia tidak kenal. Karena bagi Hana, keperawanan miliknya hanya untuk orang yang ia cintai kelak. Yang akan menjadi suaminya.
Elang menggesekkan miliknya dengan milik Hana membuat Hana terus menggeliat di bawah sana agar bisa terlepas dari Elang. Hingga ada cela, Hana langsung menaikkan lututnya sehingga membuat milik Elang merasakan sakit.
“Auhhh.” Ringis Elang dan memengang miliknya, membuat Hana berhasil lolos.
“Kau! Berani sekali melawanku”
“Jangan berani-berani menyentuhku. Jika ingin hidup. “ Ancam Hana. Membuat Elang tertawa.
“Hahahahahahaha.”
Elang meraih ponselnya dan menghubungi Roy yang berada di luar sana. Dan beberapa saat kemudian masuklah seorang wanita yang memiliki bodi yang cantik dan parah yang cantik pula.
“Lakukan tugasmu.” Perintah Elang pada wanita itu. “Dan kau!” Tunjuk Elang pada Hana. “Tetaplah di situ, dan lihatlah apa yang wanita ini lakukan.”
Wanita yang baru masuk itu langsung duduk berjongkok di depan Elang dengan posisi saling berhadapan dengan Elang. Dan dengan lihainya wanita itu meremas milik Elang hingga beberapa saat kemudian, langsung membuka resleting celana Elang.
“Puaskan aku.” Kata Elang dengan mata yang terpejam.
Wanita itu langsung menaik turun kan tanganya memberikan sensasi yang luar biasa kepada Elang.
“Hoeekkkk.” Hana merasa geli karena baru pertama kali ia melihat hal seperti ini di depan matanya.
“Buka matamu. Dan terus perhatikan apa yang wanita ini lakukan. Jika tidak! Maka aku akan membuatmu membayar mahal.”
“Hoeeekkkk.” Lagi-lagi Hana merasakam mual. “Mataku. Kesuiannya telah hilang.” Gumam Hana, dan masih dapat di dengar oleh Elang.
Elang tersenyum devil, dan terua menutup matanya merasakan sensasi yang mungkim tidak lama lagi akan meletus.
“Mau aku masukkan?” tanya wanita itu dengan raut wajah yang sudah terangsang pula, dan siap membuka sarang nya agar burung Elang bisa masuk ke dalam.
“Hanya mulut dan tangan.” Kata Elang,
Lalu perempuan itu pun bermain dengan lincahnya. Memasukkan burung Elang kedalam mulutnya. Hingga membuat Elang mengeram merasakan kenikmatan yang tiada tara.
Berbeda dengan Hana. Kini ia sungguh muntah melihat tingkah kedua manusia yang berada di hadapannya.. Hingga beberapa saat kemudian Elang mengeram dan mengeluarkan cairan putih kental dari burungnya dan dengan lincahnya wanita itu meminum cairan itu. Sungguh Hana tidak mampu berkata kata lagi. Ia hanya bisa memuntahkan isi perutnya..
Elang memberikan kode pada wanita itu, agar keluar dari dalam ruangan. Sehingga tinggal menyisakan dirinya dan juga Hana.
“Bagaimana? Apa kau menikmatinya?” tanya Elang sambil meminum minumannya.
“Kau!! Berani sekali kau membuatku muntah-muntah.” Teriak Hana.
“Pekerjaanmu mudah sekali kan. Kau hanya memuaskanku dan 500 juta akan menjadi milikmu.”
“Bahkan hingga kiamat pun. Aku tidak akan sudi memberikan diriku padamu.” Lawan Hana.
“Hahahahahhah. Sok jual mahal sekali kamu. Ingat, semua perempuan rela memberikan tubunya gratis untukku. Dan kamu? Hahahahahah terlalu sok suci. Padahal kau hanya wanita malam murahan.”
“Tutup mulutmu.” Teriak Hana
Elang berdiri dari duduknya. Lalu berjalan mendekat arah pintu. Dan Elang berhentu tepat di dekat Hana. “Aku yakin, kelak kau akan berlutut di hadapanku untuk memohon meminta uang itu.”
“Bahkan jika hanya kau manusia di muka bumi ini. Aku tidak akan sudi menerima uang mu.”
Elang tidak menggubris ucapan Hana. Ia terus berjalan dengan senyum mengembang di wajahnya.
“Roy. Buat wanita itu menderita hingga ia memohon dan bersujud di hadapanku.” Titah Elang saat sudah berada di luar ruangan.
“Baik tuan.”
Sudah jam 10 malam, tapi Hana masih setia berbaring di tempat tidurnya. Sungguh hari ini sangat malas untuk bergeser sedikitpun turun dari tempat tidur.
Hana sangat syok, menerima kenyataan semalam yang membuat nya muntah-muntah hingga beberapa kali.
"Brengsek!" Teriak Hana sambil memukul tempat tidur nya. "Pria itu sudah menghancurkan kesucian mata ku." Timpalnya kemudian.
"Tidak kerja?" Tanya sang ayah saat melihat Hana sedang duduk di kursi sambil menonton.
"Tidak ayah. Hana sepertinya sedang tidak enak badan."
"Hana. Ada yang ingin ayah bicarakan." Ayah Hana duduk tepat di samping Hana. Hana pun langsung menoleh ke hadapan Ayahnya.
"Ada apa ayah? Ayah baik-baik saja kan?" Tanya Hana mulai panik, karena melihat raut wajah sang ayah.
"Kita harus mengemasi barang dan pindah dari rumah ini."
"Kenapa ayah? Bukan kah kita sudah membayar kontrak untuk bulan ini sampai dua bulan kemudian. Lalu kenapa kita harus pindah?"
"Sang pemilik rumah sudah menjual rumah nya. Dan kita harua mengosongkan rumah ini besok."
"Sial." Rutuk Hana, lalu berdiri dari duduknya.
"Hana.. Mau kemana Nak?" Tanya sang ayah.
"Aku harus bertemu dengan pemilik rumah ini ayah. Dia sudah mengambil uang kita dan seedak jidat saja dia menjual tanpa memberitahu kita terlebih dahulu."
Hana mengambil jaket nya lalu berjalan keluar dari dalam rumah membuat ayahnya hanya bisa bernafas dengan kasar melihat tingkah sang anak.
••••••
"Bagimana Roy? Apa semua sudah beres?" Tanya Elang.
"Sudah tuan. Rumah itu sudah saya beli, dan besok nona Hana harus meninggalkan rumah itu."
"Good job Roy.. Hahahahahahahah" ucap Elang dan terus tertawa dengan sangat bahagia.
"Kita lihat, sampai dimana wanita itu mampu bertahan." Ucap Elang.
"Tapi tuan. Bukan kah ini keterlaluan?" Tanya Roy
"Keterlaluan? Tentu tidak Roy. Justru ini belum seberapa. Lihat saja, aku akan membuat wanita itu memohon, bersujud padaku."
"Ada apa dengan mu tuan. Tidak biasanya kau seperti ini." Batin Roi
Keesokan Harinya.
Hana sudah mencari rumah kontrakan, namun hasilnya tetap nihil. Karena sangat mendadak, dan itupun jika Hana mendapatkan rumah yang ingin di kontrakan uang Hana tidak cukup untuk membayar sewa.
"Sial. Kenapa bisa seperti ini. Giliran dapat rumah kosong, ongkos sewanya mahal."
Karena merasa frustasi Hana pun langsung mengambil ponselnya dan menelpon sang sahabat.
"Wid, kamu dimana?" Tanya Hana saat sambungan terhubung.
"Di rumah Han. Ada apa?"
"Wid, aku butuh bantuan mu. Bantuin aku cari kontrakan,."
"Emang kenapa? Kamu ada masalah sama ayah?"
"Ngak! Aku sama ayah baik-baik saja. Hanya saja rumah yang aku kontrak udah dijual.. Ayo yah Wid bantuin aku."
"Tunggu-tunggu gang sebelah lorong ku ada rumah yang mau di kontrakkan. Kamu ke sini aja, aku bantuin ngomong sama pemiliknya."
"Oke Win. Aku kesana sekarang" ucap Hana lalu memutuskan sambungannya.
Selang berapa lama. Kini Hana sudah sampai ke tempat di mana Widia sudah menunggunya..
"Yang mana?" Tanya Hana.
"Han. Maaf, sepertinya kita terlambat. Baru saja ada orang yang menyewah rumah ini." Ucap Widia.
"Haaa?? Tapi bukan kah tadi kamu bilang rumah ini di kontrakkan?"
"Iya, tapi ada orang yang baru saja membayar sewa nya. Dan sang pemilik langsung mengiyakan karena penyewah membayar mahal."
"Haaaa???"
"Hahahahahahahahahahhahah." Tawa Elang dengan sangat kerasnya, saat melihat langsung wajah Hana yang terlihat sangat kesal dan juga lelah.
Yah Elang sudah menyuruh seseorang untuk menyewah rumah dengan harga di atas tawaran sang pemilik. Supaya Hana tidak bisa menyewah rumah tersebut.
"Sepertinya aku mendapatkan mainan baru." Kata Elang sambil terus memperhatikan Hana dari balik kaca mobilnya.
"Ini bukan diri anda tuan." Batin Roy sambil memperhatikan tuannya dari kaca spion tengah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!