...1...
...❤----------------🖤...
Suatu hari di Kerajaan Rania yang cerah...
"Aeris yang mulia raja Henry akan menjodohkan mu,"
"Apa!!!"
Sontak wanita berkulit pucat dengan rambut hitam pendek dan matanya yang merah terkejut mendengar berita itu.
"Apa a-apa ayah bercanda!"
"Untuk apa ayah bercanda ini keinginan yang mulia raja langsung," tegas Ayah.
"Tapi ayah, aku belum siap!" Gerutu Aeris.
Pernikah adalah salah satu hal yang perlu di pikir kan beribu-ribu kali oleh Aeris, Aeris bahkan tidak menyangka ia akan menikah karena menikmati hidup sendiri sudah cukup baginya.
Aeris sangat egois dengan yang namanya pernikahan dan semua keluarga nya tahu itu, tapi karena keluarga nya tahu Aeris tidak pernah menentang raja, akhirnya raja lah yang menjodohkan Aeris. Dan dengan itu Aeris tidak akan menolak nya.
"Aeris kamu akan di jodohkan dengan pangeran dari Kerajaan Utara Ethoria, yaitu pangeran Alaric yang baru saja di angkat menjadi raja, otomatis kau dari mulai sekarang, akan menerima pembelajaran etiket kerajaan," ujar ibu Aeris yang juga ikut dalih.
"Astaga kenapa kalian berbicara semudah itu!" lirih Aeris.
Alaric! Nama itu aku sempat mendengar, dia bukan kah dia baru saja menikah, tapi memang ada rumor ia menceraikan istri pertama nya.
"Apa menjadi ratu itu mudah, siapa yang mau jadi ratu dadakan ayah! Ibu!"
Baru saja Aeris tertimpa berita yang mengagetkan lalu sekarang ditambah lagi dengan berita yang lebih mengagetkan yaitu menjadi ratu tanpa pengetahuan apapun.
"Aeris untuk apa kepintaran mu, jangan sia-sia kan itu, mulai sekarang habiskan waktumu untuk belajar persiapan menjadi ratu, hanya itu yang ayah sampai kan, karena ayah sudah memberi tahu mu, maka perjodohan itu sudah di setujui," ucap Ayah Aeris singkat.
Apa! Sejak kapan aku setuju, aku bahkan belum mengutarakan pendapat ku, tapi mulutku tidak bisa bergerak seperti membeku karena perkataan mereka.
Ayah Aeris pergi dan tersisa ibunya yang masih terdiam. "Dari pada kau berlarut dalam kesedihan mementingkan ego dan berharap pada sesuatu yang tidak mungkin terjadi, lebih baik kau bersiap setidaknya itu akan membuatmu lebih baik untuk sekarang," ujar Ibu Aeris.
Sontak mendengar kata-kata itu Aeris tertegun melebarkan matanya, mau bagaimana pun perkataan ibu Aeris sangat lah benar.
"Baik ibu,"
Duchess Bella tersenyum melihat anaknya yang bisa mengerti keadaan, dia mengerti itu keputusan yang sulit.
"Maaf kan aku, tapi dari mulai sekarang kita tidak bisa bersikap egois," ujar Ibu Aeris sambil memegang pundak Aeris lalu berlalu pergi meninggalkan Aeris.
30 menit berlalu...
"Huh apa yang ku lakukan, ibu bilang aku tidak boleh terus terpuruk begini, yah dia benar untuk saat ini kita tidak bisa egois, karena kita tidak bisa berharap pada mereka,"
Aeris pun pergi dari tempat duduk nya yang sedari tadi ia duduk sangat lama hanya untuk melamun, lalu pergi menemui guru yang akan mengajarinya tentang keratuan.
Bisanya perjodohan antara bangsawan tinggi seperti anak raja akan di lakukan saat mereka masih kecil, dan pihak perempuan jika memang berkesempatan menjadi calon ratu akan belajar mengenai etiket dan lainnya saat mulai dari kecil.
Berbeda terbalik dengan Aeris yang mempelajari itu secara dadakan, namun karena terkenal dengan kecerdasan nya di atas rata-rata masih ada harapan yang baik jika Aeris punya tekad yang kuat.
Di sebuah taman...
"Woah anda cepat mengerti tentang etiket nya, rumor tentang kecerdasan anda ternyata benar ya," puji guru Aeris.
"Woah terimakasih, terimakasih juga anda mau mengajari saja mendadak begini tuan Rigel," ucap Aeris.
Ahk belajar beginian setidaknya membuat perasaanku setidaknya lebih baik. Dan tuan Rigel sangat baik dan sabar.
"Baiklah kita bisa istirahat dulu," ujar Rigel.
"Ahk terimakasih untuk kelasnya sampai bertemu lagi," jawab Aeris dengan nada senang.
"Haha iya,"
Ahk dia sangat baik, kupikir melihat penampilan nya yang kalem dia orang yang pendiam, ternyata dia mudah bergaul, aku jadi lumayan mudah mengajarinya jika kami punya hubungan yang dekat. ucap Rigel mendeskripsikan pertemuan pertama nya dengan Aeris yang berjalan lancar.
'Nona Aeris juga sangat cantik apalagi saat tersenyum, oh Astaga apa yang kau katakan, dia istri raja, tapi jika seorang bertemu dengan nona Aeris orang itu juga pasti akan mengatakan itu, dia sangat ramah. Aku tidak percaya dia akan menjadi seorang ratu, aku turut senang ternyata pilihan yang mulia Hesperos lebih baik dari ibu nya,' Gumam ragil senang.
Hari demi hari terus berlalu, waktu terus berjalan Aeris terus menghabiskan waktunya untuk belajar. Semua orang khawatir karena Aeris terus menghabiskan waktu belajar terutama adiknya Konan, dan juga sahabat nya Arin tapi Aeris mengatakan kalau dengan belajar dia jadi tidak berpikiran negatif dan tidak stress.
Beberapa hari kemudian...
Dan akhirnya sampai lah di inti acara, Aeris akan menikah dengan Pangeran alaric.
Kini Aeris tengah di rias dan bersiap untuk acara pernikahan.
"Anda sangat cantik nona," puji seorang perias.
"Terimakasih, ini berkat riasan anda," ucap Aeris.
Yah ini sangat cantik, andaikan ini benar-benar hari bahagia ku, pasti aku dengan bangga pamer riasan cantik ini, tapi sekarang aku bahkan sangat lelah untuk tersenyum.
Setelah selesai di rias dan menunggu upacara tiba, akhirnya Aeris pun di panggil menuju ke Altar untuk melangsungkan upacara pernikahan.
Aeris di antar ke altar oleh ayah nya dan adiknya.
"Ayo kakak," ujar Konan dengan raut wajah sendu.
Haha kenapa wajah Konan sangat sedih. Gumam Aeris melihat raut wajah adiknya.
"Terimakasih," ucap Aeris lalu memegang tangan ayah dan adik nya itu.
Aeris pun di antarkan sampai tempat upacara pernikahan berlangsung.
"Perhatian mempelai wanita sedang menuju ke Aula pernikahan untuk melangsungkan upacara pernikahan,"
Semua pandangan tertuju kepada Aeris, begitupun Alaric yang sudah berdiri tegak menunggu kedatangan Aeris.
Seorang yang biasanya hanya ku dengar namanya, kini aku bisa melihat langsung tengah berdiri langsung menungguku di tempat yang saklar.
Alaric... dari kejauhan aku bisa melihat wajahnya terlihat berwibawa dengan postur badanya yang tegap, surai rambut nya yang berwarna merah sama dengan sorot matanya yang juga warnanya merah. Itulah kesan pertama ku melihat sosok Alaric.
Aeris sampai di depan pendeta, kini tangan yang tadinya di pegang oleh ayahnya, kini di berikan hak pegangan kepada Alaric. Alaric menggenggam tangan Aeris erat.
Dan upacara pernikahan pun dimulai.
Aeris dan dan Alaric mengucapkan sumpah pernikahan tentang berjanji akan selalu setia dan menerima segala kekurangan dan kelebihan mereka, dan setelah sumpah itu selesai di ucapkan mereka tinggal harus melakukan satu upacara lagi agar sah sebagai pasangan suami istri.
Yaitu berciuman, hal yang di lupakan Aeris karena selama ini dia menghabiskan waktunya dengan belajar seperti kutu buku dan tidak mempersiapkan dan mengasah keahlian liarnya.
Saat mendengar itu sontak Aeris gelagapan dan kaget tapi dia berusaha rileks.
Astaga aku gak kepikiran bakal ada ritual yang kayak gini, aku terus berkencan dengan buku, bagaimana ini???. Gumam Aeris.
Alaric pun tanpa aba-aba menarik badan Aeris mendekati nya dan mengecupnya singkat, Aeris yang kaget hanya bisa memekik dan malu.
Dan mereka pun resmi menjadi pasangan suami istri.
Apa dia tidak pernah berciuman sebelum nya, dia keliatan gugup. Pikir Alaric menatap ke arah Aeris yang wajah nya merah menyala.
Sementara dipikiran Aeris....
Uhk memalukan, kelihatan sekali aku tidak berpengalaman. Gerutu Aeris.
...2...
...🖤----------------❤...
Setelah pernikahan selesai aku langsung pergi ke kerajaan utara, dan itu hari terburuk dimana aku ternyata di sambut oleh rakyat kerajaan utara.
Aku mendapat sorakan cacian dari mereka dan aku tidak tahu alasan nya apa. Aku masih bisa mendengar kata-kata mereka di benakku.
"Ratu sangat menakutkan!!!"
"Ratu seperti Burung gagak hitam dan hantu!!!"
"Bisa apa dia yang dari Kerajaan lain!!!"
Aku sangat kecewa karena rakyat kerajaan utara melihat seseorang dari penampilan, walau tidak semuanya.
Apa aku terlihat seperti burung gagak???Mungkin karena kemarin aku berpakaian sedikit gelap, nantinya aku sesekali akan berpakaian yang cerah.
Hari mulai larut, dari pada aku terus menerus memikirkan hal yang tidak perlu, aku pun memutuskan untuk beristirahat tapi. Saking lelahnya Aeris tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke kamarnya.
CLAK~
Dia sudah tidur, padahal aku ingin berterimakasih, mungkin dia lelah...
Alaric mendekati Aeris yang tengah tertidur.
Apa yang sedang kau lakukan, padahal niat mu hanya untuk berterima kasih, ayo pergi lagi.
Tapi Alaric di tahan oleh Aeris. Baju mereka sedikit saling terkait dan saat Alaric akan membenarkan nya, Alaric di tarik oleh Aeris ke ranjang.
Oh astaga, apa dia sadar dia tengah melakukan apa. Keluh Alaric yang di tarik ke ranjang.
Dia memelukku, aku takut di sadar, saat pagi buta aku akan bangun. Ujar Alaric tidak ingin membangunkan Aeris.
Saat aku terlelap aku sempat berpikir. Kenapa aku sangat hati-hati pada wanita ini. Tidak biasanya aku begini, seperti ada dorongan. Apalagi karena aku tidak ingin membangunkannya aku dengan suka rela tidur dengan nya, alasan konyol apa itu.
🌻🌻🌻
Hari mulai pagi Aeris pun segera bangun dari tidurnya, sebenarnya bukan itu alasan nya, Aeris merasa ada seseorang menindih nya.
"Oh astaga, siapa dia!" Lirih Aeris.
Padahal aku tidur sendiri, aku sadar itu tapi, siapa ini???
Aeris pun mengecek siapa yang tengah berbaring pulas dengan nya.
Alaric!!! Dia Alaric!!!
Bagaimana aku membangunkannya ya???
PLANG!!!
Tiba-tiba seperti ada suara benda terjatuh.
"OH ASTAGA MAAF KAN SAYA YANG MULIA!!!"
Seorang wanita berbaju seperti pelayan tiba-tiba sudah ada di depan pintu dan membuat keributan karena telah menjatuhkan nampan yang berisi air.
"Oh astaga," lirih Aeris.
Aeris mendekati pelayanan itu agar tidak terlalu panik dan menenangkan nya agar tidak berteriak.
"Ah siapa namamu??? Tolong jangan berteriak ya, Yang mulia masih tertidur," ujar Aeris secara halus membuat sangat pelayan terlihat terharu.
Oh astaga ini yang mulia ratu, suaranya sangat lembut, kenapa kesan pertama kami sangat buruk. Ujar pelayan itu.
"Ahk sekali lagi maaf yang mulia , saya pelayan anda,"
"Ahk iya, bereskan kekacauan ini ya, kamu bisa datang lagi," ujar Aeris.
"Siap yang mulia," jawab pelayanan itu.
Aeris pun kembali ke ranjang untuk membangunkan Alaric yang entah masih tidur atau sudah bangun.
Apa dia terbangun???
Aeris menggoyang-goyangkan badan Alaric agar terbangun.
"Ahk yang mulia apa anda bisa bangun ini sudah pagi," ujar Aeris berhati-hati.
"Emmm,,, Apa..."
Ahk dia terbangun.
Perlahan Alaric membuka matanya, Alaric kaget ternyata yang membangunkannya ternyata adalah Aeris.
"Apa yang kau lakukan!" Teriak Alaric kaget.
Loh ko jadi dia yang kaget, seharusnya aku yang kaget melihat nya tiba-tiba ada di ranjang saat pagi hari. Gerutu Aeris.
"Yang mulia justru saya yang harus kaget, anda kenapa tidur di kamar saya," lirih Aeris berusaha tidak mengeluarkan emosian nya.
Alaric membelakan matanya dia sadar kalau dia lah yang salah.
"Ahk maaf," ungkap Alaric. "Kenapa anda tiba-tiba ada di ranjang saya? Apa kemarin anda mabuk??" tanya Aeris.
"Ahk tidak, kau tidak perlu tahu," ujar Alaric.
Kenapa dia berpikir begitu, padahal aku tidur di ranjang juga gara-gara dia. Gerutu Alaric.
"Kenapa saya perlu tahu, supaya lebih berhati-hati lagi," ujar Aeris.
"Dan saya juga adalah istri anda, saya berhak tahu tentang anda," ungkap Aeris dengan wajah percaya diri tanpa rasa malu.
Berbeda dengan Alaric saat mendengar kata-kata yang belum terbiasa di dengar itu, Alaric tiba-tiba salah tingkah dan merasa malu.
Ahk kenapa aku merasa malu begini. Ucap Alaric.
"Saya tidur di sini buka karena saya mabuk, tapi ratu tiba-tiba menarik saya, karena takut membangun ratu, saya tidur saja di sana, saya tadi nya akan bangun di pagi buta, tapi tiba-tiba saya kebablasan," ungkap Alaric dengan nada canggung.
Alasan macam apa itu, tapi melihat dia berbicara seperti itu kurasa itu memang benar.
"Kalau begitu, anda bisa keluar saya mau mandi," seru Aeris seperti biasa mengatakan hal-hal yang ambigu dengan nada percaya diri.
Membuat Alaric yang belum terbiasa mendengar bahkan belum terbiasa dengan kehadiran wanita merasa malu dan tidak penuh percaya diri.
Kepribadian Alaric dan Aeris sangat lah berbeda. Alaric adalah seorang yang relatif pendiam dan bicara sebutuh nya, Alaric bisa saja bersosialisasi tapi tidak semua orang bisa akrab dengan nya terutama perempuan, Aeris bisa di bilang adalah perempuan pertama yang bisa berbicara santai dengan Alaric saat pertemuan pertama.
Sedangkan Aeris, Aeris adalah orang yang percaya diri dan bisa bergaul dengan mudah dengan siapa pun mau itu laki-laki atau perempuan, Aeris sangat mudah akrab dengan orang apalagi jika orang itu kepribadian nya mirip seperti Aeris atau sama-sama ekstrovert, Aeris juga punya banyak teman yang relatif pendiam, tapi setelah mengenalnya Aeris bisa akrab maupun dengan seorang yang pribadi nya pendiam, walaupun memang butuh waktu yang lama untuk akrab.
🍀🍀🍀
"Atau anda ingin mandi bersama, mau bagaimana pun kita sudah menghabiskan malam pertama kita," Goda Aeris.
"Hah!!!"
"Ahk suara siapa itu," tanya Aeris yang tiba-tiba mendengar suara seorang yang terkejut.
Aeris pun mengecek arah sumber suara.
"Ahk Kau ini kenapa kau harus mengeluarkan suara!!!" bisik seorang yang tengah bersembunyi dan dalang.
"Maaf kan aku, aku terlalu bersemangat, Sofia!" jawabnya.
"Ahk siapa ini!!!"
"Oh astaga," Dua orang yang tengah bersembunyi di balik pintu itu kaget melihat siapa yang tengah memergokinya.
Yang mulia Ratu!!!!
"Berani nya ada orang yang menguping," kesal Alaric ikut memergoki.
Juga yang mulia raja!!! . Teriak batin kedua orang yang tadi menguping.
"Apa yang kalian lakukan???" Bentak Alaric.
"Ahk,". "MAAF YANG MULIA RAJA, MAAF YANG MULIA RATU, MAAF! MAAF! KAMI TIDAK SENGAJA KAMI TIDAK BERMAKSUD,"
Dua orang perempuan berpakaian pelayan itu menunduk-nunduk meminta maaf.
"Mau bagaimana kalian akan di hukum!" Bentak Alaric.
"Eits, sabar~~~" Aeris menghentikan amarah Alaric.
"Apa yang anda lakukan???" Tanya Alaric dengan nada sedikit rendah.
Yang tadinya nada Alaric menjulang tinggi di tambah raut wajah yang kesal, tiba-tiba berubah dengan menurunkan nada suara nya juga wajahnya semakin tenang saat di hentikan oleh Aeris.
"Ahk yang mulia, mungkin mereka benar, tadi saya sempat melihat orang ini," Tunjuk Aeris pada salah satu perempuan dari mereka.
"Ahk apa anda seorang pelayan???" Tanya Aeris dengan nada lembut.
"Yah, yah yang mulia ratu, saya adalah datang yang akan bekerja untuk ratu, dan ini dayang satunya lagi," ucap wanita yang di tunjuk Aeris tadi.
Untunglah aku sempat bertemu dengan yang mulia ratu, aku juga tak menyangka raja Alaric yang di kenal tegas bisa luluh terdiam dan ini berkat yang mulia ratu, ratu Aeris...
...3...
...🖤----------------❤...
Akhirnya kejadian nguntit menguntit pun selesai.
"Terimakasih yang mulia ratu," Ucap salah satu pelayan.
"Saya juga, saya benar-benar tidak sengaja," ucap pelayan satu lagi.
"Hmmm, jadi kalian datang kesini untuk???"
"Ahk kami Dayang yang di pilih oleh Ratu Diana," ungkap pelayan.
"Mohon saya memperkenalkan diri, nama saya Sofia saya berasal dari keluarga Marques Friza,"
Mata Aeris membelalak saat mendengar datang nya berasal dari bangsawan kelas tinggi.
"Saya juga, perkenalkan nama saya Lili, saya dari keluarga Marques Dona,"
"Oh astaga, kalian berasa dari bangsawan tinggi, suatu kehormatan bisa mengenal kalian,"
Apakah ini terlalu berlebihan, tapi ini pilihan dari ibu Alaric langsung, aku sangat ingin bertemu dengan nya, dia bahkan tak datang ke upacara pernikahan, tapi repot-repot memberi Dayang, apa mereka mata-mata???
"Justru saya yang merasa terhormat bisa bertemu langsung dengan anda yang mulia, anda orang yang sangat ramah," puji Sofia.
"Iya itu benar!!! Tidak seperti rumor yang katanya anda sangat menyeramkan, anda sangatlah rupawan yang mulia!!!" Ucap Lili dengan girang.
"Ahk terimakasih," ujar Aeris senang.
*Sofia adalah tipe orang yang kalem dan terlihat dewasa dari yang kulihat, lalu Lili dia seperti anak-anak, aku tidak punya celah mencurigainya, tapi kenapa ibu Alaric memberi kan ku Dayang yang bukan tugasnya.
Tapi aku harus berhati-hati*.
Dayang-dayang itu pun melakukan tugasnya pada majikan nya, pekerjaan seorang Dayang yaitu memandikan majikan nya, menyiapkan makanan, dan memilihkan baju juga hal-hal yang di suruh majikannya.
Aeris kini tengah mandi di bantu oleh dayang-dayang nya.
"Ahk saya tidak menyangka yang mulia raja bisa bersikap seperti itu," kekah Sofia.
Kenapa dia tertawa. Heran Aeris.
"Kenapa dengan yang mulia???" Tanya Aeris.
"Baru kali ini yang mulia membuat wajah tenang, biasanya wajah nya selalu kamu dan beringas, saya melihat wajah yang mulia raja tenang saat melihat ratu," ucap Sofia.
"Itu benar!!! Meskipun tadi kami di marahi, tapi aku sangat senang melihat adegan yang sedikit romantis, menurutku..." celetuk Lili.
"Haha kalian ini,"
Apakah itu benar, kalau di pikir-pikir Alaric tak sekejam orang-orang bilang. Pikir Aeris.
Aeris pun selesai mandi lalu bersiap untuk bertemu seorang yang akan membimbing nya bekerja, karena itu pesan Alaric sebelum pergi.
Aeris pun keluar dari kamarnya dan ternyata sudah ada seorang yang menunggu nya.
"Ahk baru saja saya mau menemui anda!" ucap pria bersurai coklat dengan mata hijau cerah.
"Ahk tuan Rigel!!!"
"Hallo nona sesuai yang di perintah kan yang mulia raja, saya akan menjadi pembimbing anda, saya akan menjadi patner atau bisa di bilang wakil ratu!" ujar Rigel senang.
"Woah mohon bimbingan nya!" ujar Aeris ikut senang.
Ahk aku sangat bersyukur pembimbing ku adalah tuan Rigel, dia sangat pintar menerangkan.
"Yang mulai ratu maaf, apa kalian sudah kenal sebelumnya," tanya Lili penasaran.
"Ahk ya, kami kenal baru-baru ini," Jawab Aeris.
"Woah!!!"
Aku sangat iri Rigel sudah kenal cukup lama dengan yang mulia ratu, melihat wajah Rigel yang menyambut dengan senang, kurasa yang mulia ratu Aeris memang sangat baik. Ungkap benak Lili kagum.
Dia benar-benar seperti anak kecil. Kekah Aeris melihat tingkah laku Lili.
Dayang-dayang Aeris pergi untuk melakukan tugas lain dan tersisa Aeris dan Rigel.
Saat akan menuju ruang kerja tiba-tiba ada seorang yang menggangu perjalanan mereka.
Sesosok wanita berambut panjang keriting ke abuan dan mata yang menyorot tajam tengah menatap Aeris dengan tatapan mengejek.
"Ahk benarkah ini sosok ratu itu! Woah kulitnya pucat wajahnya nya menyeramkan seperti vampir," Ucap wanita itu dengan angkuh.
Huh, akan ku hancurkan mental nya. Timpal wanita itu.
"Nona Edana apa yang anda lakukan disini!" Tanya Rigel dengan raut wajah sedikit tidak suka.
Edana??? Apakah dia istri pertama Alaric???
"Aku? Tentu saja aku ingin menyambut istri baru Alaric!" Ucap Edana.
"Jangan lancang memanggilnya yang mulia raja sembarangan, anda juga harus meminta maaf karena anda baru saja menghina yang mulia ratu, apa anda tidak malu!!!" Geretak Rigel.
"Kenapa aku harus memanggilnya seperti itu, bukankah rakyat juga tak menerima keberadaan ratu," Timpal Edana.
"Kau ini!!!" kesal Rigel hampir ingin melawan tapi di hentikan oleh Aeris. "Sudah tuan Rigel, biarkan saja, saya tidak merasa terganggu, ayo kembali ke tujuan kita," pinta Aeris.
Ini perintah yang mulia ratu, tapi jika dia terus dibiarkan, aku akan laporkan dia pada Alaric!!!. Kesal Rigel.
"Baik yang mulia mari."
"Terimakasih pengertian nya," ucap Rigel.
Bohong jika aku tidak merasa terganggu, tapi aku tidak boleh terbawa emosi, tujuan ku disini untuk menjadi ratu yang di akui oleh rakyat negara ini, dan bisa menjadi ratu yang baik.
"Huh dasar, kau ini!!!"
"Oh astaga!!!"
Rambut Aeris tiba-tiba dijambak oleh Edana.
"Nona Edana hentikan itu, apa anda tidak malu!!!"
*Astaga apa dia tidak saya dengan reputasinya, aku kan ratu, kalau rumor seperti ini menyebar harga diri nya akan tercoreng.
Basi lah, dia kan tidak punya etika*.
Aeris pun tak tinggal diam, Aeris mengigit tangan Edana.
"AAAAAAA SAKIT, "
Lihat dia, dia berteriak seperti orang bodoh.
"Berani nya kau mengigit ku, aku akan laporkan pada Alaric," Teriak nya.
Edana kembali lancang dan melayangkan nya tangannya ke arah Edana.
Tapi Aeris berhasil menghindarinya, Aeris menggenggam tangan Edana yang hendak memukulnya dengan kuat.
"HEI LEPASKAN AAAA AW!!!" Teriak Edana.
"AAA SAKIT AW TOLONG-TOLONG RIGEL KAU HARUS MENOLONG KU DIA LANCANG PADA KU!!!"
Rigel tetap terdiam saat Edana meminta tolong, Rigel berusaha menahan emosi nya sedari tadi.
"Hei dengarkan aku baik-baik, aku tidak peduli kau merendahkan ku bagaimana pun, tapi... Ingat aku adalah RATU disini! Dan kau harus tahu batasan mu!" Ancam Aeris.
Mata yang mulia ratu bercahaya.
Rigel melihat Aeris yang menatap tajam ke arah Edana.
"Hah!!!"
Dasar wanita tidak tahu diri, kau menyalahgunakan kekuasaan mu untuk mengancam ku berani sekali dia!!! Aku harus memohon padanya!!!
"Baiklah maaf kan aku, lepaskan aku!!!" Rengek Edana.
Aeris pun melepaskan tangan Edana.
"Beruntung aku melepaskan mu, pergilah dari hadapanku!"
Edana pun pergi dengan perasaan kesal dan pasti merasa malu.
"Yang mulia kenapa anda melepaskan???" Kesal Rigel.
"Bagaimana kalau sesuatu yang tidak di inginkan terjadi, dia punya sifat yang buruk!" ujar Rigel khawatir.
"Aku sudah mempersiapkan itu, tuan Rigel anda tenang saja, saya tidak semudah itu melepaskan nya," Jawab Aeris sambil menunjukan seringai senyum nya.
Dari sana Rigel tahu kalau Aeris bukan sembarang orang, Rigel jadi semakin menyakini kalau Aeris memiliki kepintaran yang melebihi perkiraan nya.
Aeris dan Rigel pun kembali ke tujuannya untuk pergi ke ruang kerja.
"Woah menarik!!!" ucap seorang pria dengan siluet mata kuning terang yang sedari tadi memata-matai Aeris.
Siapakah dia???
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!