NovelToon NovelToon

PERNIKAHAN 2 CINCIN

BAB 1 SEBUAH PERJODOHAN

Fatimah berlari dengan sangat tergesa-gesa menuju kamar Tiana, ia berlari cepat seakan akan dikejar oleh hantu.

Setibanya dikamar Tiana tanpa mengucap salam ataupun mengetuk pintu terlebih dahulu ia pun bergegas masuk kedalam kamar Tiana, ia melihat kakaknya itu sedang duduk diatas tempat tidur, dan bergegas masuk menghampirinya, lalu duduk disampingnya.

"Kak tiana?" Fatimah memulai pembicaraan sedangkan Tiana hanya duduk mematung dipinggiran tempat tidurnya, tanpa menoleh sedikitpun kearah adiknya itu.

"Kak,kak,kak, ihhhh kok diam aja sih kak" tanya fatimah

"Dek kalo masuk kamar orang ucap salam dulu lah, atau ketuk pintu dulu, kamu ini kebiasaan buruk kamu itu gak pernah berubah ya dari dulu, kakak heran kamu ini sekarang sudah besar sudah masuk SMA kok sikapnya gak berubah sih dek, main nyelonong masuk kamar orang lain kayak kambing aja,,,hehehehheee"

tiana tertawa gemas lalu mencubit pipi adik kesayangannya itu.

"Apa, kambing? Enak aja kakak nyamain aku sama kambing, cantik gini juga"

"iya adek kakak yang cantik, puassss, Terus kalo bukan kambing apa dong,,dedemit,,ihhh serem, lagian kamu sih main nyelonong aja gak ucap salam atau ketuk pintu dulu, kan demit kayak gitu, suka main nyelonong-nyelonong tanpa salam atau permisi dek ..mendingan panggilnya kambing aja yahhh...hehehhee"

"Aduhhh parahh ni, kayak gak kenal sm adek sendiri aja,,, Yahh jangan dedemit juga kali kak..pokoknya adek gak mau dipanggil kambing atau dedemit, titik"

sambil melipat tangan didada dan cemberut.

"Iyaa deh,iyaa.."

ucap Tiana, sambil memeluk adiknya,

"Terus kenapa kamu kesini? Memangnya ada hal penting sampe segitunya banget?"

tiana mulai bertanya perihal adiknya yang tiba-tiba datang kekamarnya.

"Iya kak penting banget malahan" jawab Fatimah

"Penting? Memangnya masalah apa sih dek?"

"Itu kak keluarga pak haji somat, datang kerumah mau ngelamar kakak untuk anaknya"

"Ohhhh ituu"

"Kok kakak gak kaget sih"

"iyaa kakak udah tau"

"Ohh...jadi kakak udah tau?"

"Iyaa kakak udah tau waktu abah dapat telfon dari pak haji somat kemarin malam"

"Jadi kakak menerima lamaran pak haji somat?"

"Kakak juga belum tau dek, kiranya jika Allah memang menghendaki perjodohan ini maka kakak pasti akan menikah dengan anak pak aji somat, kakak hanya berharap yang terbaik untuk kakak dan abah, kakak gak mau kecewain abah dan umi, kamu taukan kakak sayang banget sama mereka, kakak sekarang hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah agar memberikan yang terbaik untuk kakak melalui abah, semoga abah bisa memutuskan apa yg terbaik untuk kakak, dan semoga keputusan itu tidak membuat permasalahan dikemudian hari, dan kalopun abah menyetujuinya kakak percaya ridho Allah ridho orangtua kita dek, bahagia kita berasal dari doa dan restu mereka, kakak hanya bisa berdoa semoga saja takdir ini adalah takdir baik, yang Allah berikan padaku melalui sebuah ikatan suci yaitu pernikahan. Aamiin ya Allah"

"Amin ya Allah..dijawab balik oleh fatimah"

"Tapi kak, kalo misalkan kakak jadi nikah dengan anaknya pak haji somat, terus kakak tinggal dirumah suami kakak, kakak bakalan sering main kesini kan? Soalnya kalo gak ada kakak disini sepi banget kak, taukan kalo abah sama umi marah sama aku cuma kakak yang bisa mengerti dan jadi pendengar yang baik dan setia, cuma kakak yang paling bisa ngertiin perasaan aku, kakak juga paling bisa kalo ngasi saran dan kritikan sama adek kakak ini"

"Adek kecilnya kakak gak usah sedih yaa... iyaa kakak janji bakalan sering main kesini, tapi kamu juga janji bakalan berubah jadi lebih baik lagi, ingat lohhh kamu udah makin besar nanti kamu juga bakalan dilamar sama seseorang, hidup dan berumah tangga, jadi sifat manja dan kekanak kanakannya harus dikurangi ya dek"

"Ihhh apaan sihhhh kak, aku gak mau nikah, aku gak mau tinggalin abah sama umi kak"

"Gak bisa gitu dek, kalo sudah ada yang melamar kamu dan abah menyetujuinya itu berarti kamu harus nikah juga sama kayak kakak, ingat dek ibadah terlama dan banyak pahalanya adalah menikah dek"

"Iya kak adek tau, udah deh gak usah bahas aku nikah dulu, yang penting sekarang kakak aja dulu,,hehehehehe"

"Nanti kalo udah sah terus malam pertama, cerita yahh kak, ledek Fatimah pada kakaknya"

"apaan sihhh dasar anak nakal, jail banget.. rasain aja sendiri Ngapain Juga kamu tanya kakak soal malam pertama kayak gak ada pembahasan lain aja dek"

sahut Tiana sambil memonyongkan bibirnya

"Kan cuma pengen tau kak"

"Anak kecil belajar aja, gak usah tanya yang aneh aneh deh"

"Ya ampun, iya deh iyaa"

( Diruang tamu )

"umi, abah minta tolong umi panggilin tiana kesini, abah mau ngomong" pinta Abah pada umi"

"iya bah, umi kekamarnya dulu"

umi pun bergegas menuju kamar tiana

***

"ada apa abah memanggil tiana?"

"begini nak, abah sengaja memanggil kamu kesini untuk menyampaikan maksud lamaran yang dibawa oleh pak haji somat untuk anaknya nak adrian, beliau ingin meminangmu menjadi anak menantunya"

"iya bah tiana udah tau" jawab Tiana

"Jadi kamu udah tau? Pasti anak kecil yang manis ini yang bilang sama kamu?" Tunjuk abah kearah Fatimah

Fatimah hanya cengengesan

"Jadi bagaimana nak, apakah kamu menerima pinangan dari anaknya pak haji somat?

Kalo abah pikir sudah waktunya kamu menikah nak, umur kamu juga sudah cukup, kamu juga sudah menyelesaikan pendidikanmu, sudah saatnya kamu menikah nak, dulu banyak pinangan yang datang kepadamu tapi abah menolaknya karena, abah berfikir kamu belum sanggup dan siap untuk memikul beban tanggung jawab menjadi seorang istri diusiamu yang masih sangat muda, lagipula abah ingin melihat kamu meneruskan pendidikanmu diperguruan tinggi makanya abah menolak pinangan yang datang untuk kamu itu,

Tapi sekarang abah berfikir kamu telah siap nak, umurmu sudah 25 tahun, pendidikanmu telah selesai, dan yang paling penting orang yang melamar kamu yaitu nak ardian itu anak yang baik, mapan, pekerjaannya juga bagus, dia dosen disalah satu universitas terbaik dikota ini, anaknya juga sopan dan santun, jadi sedikit kekhawatiran bapak berkurang untuk bisa melepasmu karena abah pikir nak ardian anak yang baik dan pasti akan memperlakukan kamu dengan baik pula nak"

Abah terisak, sambil menggenggam tangan anak sulungnya itu

"Ya Allah abah jangan seperti ini, tiana jadi sedih kalo

Abah nangis, sudah ya jangan nangis lagi"

pinta Tiana pada abahnya itu

"Tidak nak, ini tangisan kebahagiaan sekaligus tangisan kesedihan karena pasti abah akan berat untuk melepaskanmu nanti hidup bersama suamimu, 25 tahun abah merawat dan membesarkan kamu bersama umi mu, sekarang sudah waktunya abah akan melepaskanmu nak, sedih sekali rasanya" abah sesenggukan

Umi yang duduk disamping abah hanya bisa memberikan semangat lewat sentuhanya dipunggung abah

"Abah sudah, bagaimanapun kita juga harus melepaskan anak kita untuk hidup berkeluarga bersama suaminya, jadi abah tidak usah khawatir, Tiana pasti akan sering sering main kesini,iya kan nak?"

Tanya umi pada tiana

"Iya abah, umi benar, insyaAllah nanti Tiana akan sering sering main kesini, sekalian lihat anak pesantren, jadi abah gak usah khawatir yah, ucap tiana sambil memeluk abah"

"Aku Sayang Abah dan umi"

Abah mengeratkan pelukannya pada anak sulungnya itu, seakan-akan tidak ingin berpisah dengan anak yang ia sayangi dan sangat ia kasihi.

BAB 2 LAMARAN

Setelah Tiana akhirnya menerima pinangan dari anak pak haji somat, abah kemudian menghubungi pak haji somat memberitahukan tentang perihal itu kepadanya, dan disepakati bahwa acara pernikahan akan dilaksanakan sebulan lagi, dan tiga hari lagi keluarga besar pak aji somat akan datang untuk acara lamarannya.

Segala hal untuk acara lamaran tiana dan ardian dipersiapkan dengan sangat matang, karena ini adalah acara pernikahan pertama untuk anak kepala pesantren terkemuka ditempat ini maka tak lupa pula akan diadakan pengajian dan syukuran atas pernikahan tiana, dan mengundang anak anak pesanten serta anak yatim untuk ikut mendoakan semoga acara berjalan lancar.

***

3 Hari kemudian ( Hari Lamaran )

Fatimah yang sedari tadi sibuk membantu untuk acara lamaran kakaknya nampak sangat bersemangat, dengan cekatan ia menata dan menyusun segala macam hal-hal apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan dalam acara lamaran kakaknya, ia tak ingin ada hal yang kurang diacara kakak tersayangnya itu, sehingga ia bolak balik untuk mengecek semuanya tanpa rasa lelah sedikitpun.

"Istirahat dulu adek, kasian kamu dari tadi umi lihat gak ada berhentinya mondar mandir, semangat banget, yang mau nikah kakak kamu, yang semangatnya meledak ledak malah adiknya"

Ledek umi pada fatimah

"Iya Umi, bentar dikit lagi tanggung nih, adek gak suka kalo kerjaan adek gak kelar terus ditinggalin gitu aja, kan umi yang selalu ngajarin adek kalo misalkan ngerjain sesuatu itu harus sepenuh hati dan gak setengah setengah gitu, kan umi?" Jawab fatimah

"Iya adek bener, pinter banget anak umi, masyaAllah sudah tambah dewasa aja, cuma umi gak mau kalo sampe anak umi yang manis ini kelelahan, nanti malah sakit kalo kecapean, kan umi juga yang repot nantinya"

"Yah umi mah doain anaknya biar sakit beneran nih"

"Umi bukannya doain nak, cuma umi mengingatkan saja"

"Iya umi, ya udah umi istirahat aja duluan, acaranya bentar lagi dimulai sekalian umi siap-siap aja gih, terus itu juga jangan lupa umi lihat dulu kak tiana udah selesai belum itu make upnya yang ini biar adek yang selesaikan, tinggal dikit kok umi"

"Ya sudah kamu selesaikan ya, umi lihat kakakmu dlu dikamar"

"Iyaa umi"

***

Umi yang menuju kekamar Tiana ketika masuk sangat terkejut dengan penampilan anaknya, ia syok melihat keadaan anaknya yang semrawutan, para perias juga hanya diam saja, tak mengeluarkan sepatah katapun.

Lalu umi mendekat kearah tiana dan dengan lembut membelai puncak kepala putri sulungnya itu, dan mulai menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa tiana belum siap sedangkan acara sudah hampir akan dimulai.

"Ada apa nak? Kenapa kamu belum siap-siap acaranya sebentar lagi akan dimulai loh"

Tiana hanya diam tak mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya

"Bicaralah nak, umi akan selalu ada menemanimu, kalo kamu hanya diam saja kita tidak tau harus berbuat apa untukmu, insyaAllah setiap ada kesulitan disitu ada kemudahan nak"

Tak lama kemudian akhirnya tiana mulai menceritakan apa yang menyebabkan dirinya seperti itu.

"Tadi malam ada yang menghubungiku lewat sosial media tiana umi, dia bilang, dia adalah pacarnya mas ardian, dan dia juga bilang tidak akan membiarkan atau melepaskan mas ardian menikah denganku"

"Tapi dari mana dia tau tentang kamu? Selama ini kamu belum pernah bertemu dengan ardian"

Tanya umi kebingungan

"Tiana juga tidak tau umi,tiana takut sepertinya apa yang dia ancamkan tidak main-main"

"Sudahlah nak, jangan terlalu difikirkan mungkin itu hanya orang yang iseng-iseng tidak jelas, tidak usah dipikirkan lagi nak, nanti umi akan coba tanyakan pada nak ardian langsung, sekarang kamu siap-siap dulu, acaranya sebentar lagi akan dimulai, umi juga mau siap-siap dulu"

"Iya umi" jawab Tiana dengat singkat

Setelah umi keluar dari kamar Tiana, para perias mulai mendandani dan menyiapkan tiana agar terlihat cantik dihari lamarannya.

Tak lama berselang Fatimah masuk kedalam kamar Tiana, betapa terkagumnya Fatimah melihat kakaknya yang selama ini tak pernah memakai make up begitu cantik dengan polesan diwajahnya, selama ini Tiana memang sudah sangat cantik walaupun tak memakai riasan apapun diwajahnya, Kulit putih mulus terawat, alis yang tebal, bulu mata yang panjang dan lentik serta hidung yang mancung bak wanita timur, juga bibir merah alami tanpa sentuhan lipstik dan pipi yang kemerah-merahan, ditambah lesung pipi dikedua pipinya menambah kecantikannya, siapapun yang melihatnya tidak akan menyangka bahwa tiana adalah gadis yang sangat cantik rupawan sebab kecantikannya terjaga dan tertutupi oleh baju gamis, dan jilbab panjang serta niqab yang selalu tiana gunakan setiap hari.

Pantas saja jika tiana memiliki paras yang cantik, sebab uminya memang keturunan asli orang arab, bahkan kecantikannya itu diwarisi dari uminya, memang wajah tiana lebih didominasi oleh wajah ibunya, jadi tak heran jika ia memiliki wajah yang cantik serta tubuh yang tinggi semampai bak model majalah atau peragawati.

"MasyaAllah, kakak cantik banget"

Ucap Fatimah sambil membantu kakaknya itu memakai niqabnya

"Makasi dek,tapi kamu juga cantik kok"

"Iya dong pasti,adek siapa dulu,kak Tiana kan"

"Iya,kan adek kesayangan kakak"

"Udah kak, ni sudah rapi niqabya, sudah bagus, kakak cantik banget pake gamis warna peach ini, cocok banget sama kulit kakak yang putih"

"Masa sih dek, ya udah makasi yah udah bantuin kakak"

"Sama-sama kak, ya udah adek keluar dulu, kayaknya acara udah mau dimulai kak"

Fatimah keluar dari kamar Tiana, diluar sudah banyak orang yang berdatangan ingin menyaksikan acara ini, tak lupa pula para anak-anak santri dan anak yatim telah duduk rapi di ruang tamu menunggu acara dimulai, karena keluarga pak aji somat belum datang.

Tak berselang lama keluarga dari pak haji somat akhirnya datang, rombongan akhirnya memasuki halaman rumah abah yang berada dalam komplek pesantren, para rombongan juga membawa banyak seserahan untuk diberikan kepada tiana.

Rombongan keluarga pak aji somat akhirnya berada di halaman depan rumah dan disambut oleh Abah dan Umi, mereka semua dipersilahkan masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum calon besan" ucap pak haji somat kepada abah yang diikuti oleh rombongannya.

"Walaikumsalam,silahkan masuk pak hji somat" jawab umi

Akhirnya mereka semuapun masuk kedalam rumah, dan acarapun akan dimulai.

"Nak ardiannya tidak hadir pak haji somat?" Tanya abah

"Iya, Ardian belum bisa hadir, karena dia bilang ada urusan yang sangat penting dan mendadak, tidak bisa ditunda,ardian juga menitip salam untuk keluarga pak Ahmad, insyaAllah nanti kalo acara pernikahan akan hadir"

"Ya pasti hadirlah pak aji somat, yang mau nikah kan nak ardian bukan bapaknya"

Jawab abah dengan diiringi gelak tawa semua orang yang ada diruangan itu.

"Wah boleh juga usul dari pak ahmad ini, kalo begitu saya ijin dulu sama istri saya pak, gimana bu, bolehkan?"

Tanya pak haji somat yang menoleh pada istrinya ibu mina

"Jangan macam-macam ya pak, ingat itu umur sudah tidak mudah lagi, sudah bercandanya, itu acara sepertinya sudah mau dimulai, bapak ini gak dirumah gak dimana selalu aja bercanda, heran ibu lihatnya"

Jawab ibu mina sambil mencubit pinggang pak haji somat, dan semua orang kembali tertawa karena tingkah keduanya yang bak masih seperti anak muda yang lagi kasmaran.

Acara dimulai dengan khidmat, setelah menyampaikan maksud dari kedatangan pak aji somat beserta rombongan, untuk melamar anak sulung pak aji ahmad yang bernama Tiana Larasati untuk anak semata wayangnya Ardian Ahmad Maulana, dan diterima langsung oleh pak ahmad yang sebelumnya telah berunding terlebih dahulu bersama keluarga besarnya, tak lupa pula keluarga dari pak aji somat menyerahkan seserahan yang begitu banyak kepada keluarga pak ahmad, semua tamu undangan merasa takjub karena mereka merasa bahwa tiana sangat beruntung akan dipersuntingkan anak pak haji somat yang kaya raya.

Memang pak aji somat dikenal sebagai tuan tanah didaerah tempat tinggalnya, ia memiliki banyak usaha, serta banyak properti,beliau juga termasuk donatur yang selalu menyumbangkan hartanya untuk pesantren pak ahmad, maka tak heran jika pak aji somat mengenal tiana karena, pertemanan antara pak haji somat dan pak ahmad sudah terjalin sangat lama.

Setelah penyerahan seserahan yang dibawa oleh pak haji somat, abah menyuruh umi untuk membawa Tiana keluar untuk menemui calon mertuanya, umipun mengiyakan dan bergegas menuju kamar tiana dan membawanya keruang tamu tempat para tamu undangan beserta keluarga besar pak aji somat berada.

Saat akan menuruni tangga, semua mata tertuju pada Tiana, mereka takjub dengan penampilan Tiana yang sangat muslimah, mereka tak satupun yang berhenti memandangi Tiana yang kecantikannya tetap terpancar walaupun wajahnya tertutupi oleh niqabnya, tubuh yang tinggi semampai membuat penampilan tiana sangat sempurna.

Tiana kemudian menghampiri orang tua ardian dan menyalaminya dengan takzim, kedua orang tua Ardian sangat kagum melihat calon anak menantunya itu, tak lupa pula Tiana menyalami semua keluarga besar pak haji somat, terlihat seperti keluarga besar ardian sangat menyukai Tiana, karena walaupun Tiana termasuk anak rumahan yang tidak bergaul dengan sembarang orang tetapi Tiana sangat mudah mengakrabkan diri dengan orang lain, dia dikenal anak yang ramah, baik, dan suka menolong orang lain, tutur katanya pun sangat lembut, siapapun laki-laki akan jatuh hati kepada pesona Tiana, apalagi dia dikenal anak yang berprestasi disekolah sampai diperguruan tinggi.

Setelah sesi acara lamaran telah selesai para tamu undangan dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang telah tersedia, tak lupa anak-anak santri dan anak yatim bersholawat atas kebahagiaan Tiana karena lamaran dari ardian telah diterima, ituu tandanya tinggal menghitung hari dirinya akan dinikahi oleh ardian dan statusnya akan berubah menjadi istri orang.

Acara telah selesai, para tamu undangan dan rombongan keluarga besar pak haji somat pamit undur diri, tak lupa ibu ardian bu mina berpesan pada tiana agar jaga kesehatan, calon pengantin jangan terlalu kecapean, jangan sering begadang, sambil memeluk Tiana bu mina berkata dirinya ingin setelah Tiana dan ardian menikah nanti, ia mau cepat-cepat punya cucu, maklum Ardian anak semata wayang, seketika wajah Tiana memerah dan ia pun tersipu malu mendengar ucapan calon ibu mertuanya itu.

Para tamu satu persatu akhirnya meninggalkan kediaman keluarga pak ahmad, tak terkecuali dengan keluarga besar pak haji somat, mereka satu persatu menaiki kendaraan roda empat mereka masing dan bergegas meninggalkan halaman rumah pak ahmad.

BAB 3 PERTENGKARAN

Setelah acara lamaran telah selesai diselenggarakan, undangan pun juga telah mulai disebar,untuk acara akad pernikahannya sendiri di selenggarakan di rumah tiana,dan malamnya akan diadakan resepsi di hotel mewah bintang lima dan mengundang banyak kerabat dan teman kerja dari pak aji somat dan ardian.

Rencananya tiana dan ardian akan melakukan fitting baju pengantin disalah satu butik terkenal, mereka pun janjian bertemu untuk pertama kalinya di butik tersebut, Karena acara pernikahan tinggal seminggu lagi, dan mereka berdua diharuskan untuk mengurangi kegiatan mereka masing-masing karena calon pengantin tidak diperbolehkan lagi melakukan aktifitas yang terlalu sering diluar rumah, istilah lainnya orang sering bilang dipingit.

***

( Disebuah butik )

Tiana yang ditemani oleh fatimah untuk fitting baju pengantin, ternyata tiba lebih awal dari ardian, akhirnya mereka pun duduk di ruang tunggu sambil menunggu kedatangan ardian.

"Mas ardian kok lama banget ya kak, katanya janjian jam 1 ini udah mau jam 3 belum nongol juga tu batang hidungnya, adekkan bosan duduk terus kak, ntar pantat adek malah tambah tepos lagi gara-gara jamuran nungguin calon pengantin kakak itu"

Tanya fatimah dengan kesal karena terlalu lama menunggu namun nampaknya ardian belum juga terlihat keberadaannya.

"Yang sabar ya dek, mungkin mas ardian ada urusan yang perlu diselesaikan dulu, atau dia udah menuju kesini tapi terjebak macet dek, kita aja tadi berangkatnya awal, tapi karena jalannya lumayan macet makanya sampai butiknya jadi lama kan, untung aja mas ardian belum datang"

"Iya deh yang mau jadi pengantin baru,tapi adek haus nih kak, adek beli minum dulu yah?"

"Gak usah, itu lihat sana, mbaknya sudah nyiapin kita minum dari tadi, ini kan VIP room"

tunjuk tiana kearah belakang mereka yang ada meja dan terisi berbagai macam makanan dan minuman

"Oh iya adek gak tau sih kak, lagian ini kan pertama kali adek pergi tempat beginian, ya karena kakak mau nikah, entar adek ambil dulu ya minumnya, kakak mau juga?"

"Ya udah kakak mau air putih aja ya dek, ingat jangan yang dingin loh"

"Siap bos"

Jawab fatimah sambil memberi hormat kepada kakaknya, membuat tiana menjadi tertawa karena kelakuan adik satu satunya itu.

karena lama menunggu dan merasa bosan bermain handphone akhirnya tiana memutuskan untuk keluar sebentar dari butik tersebut dan duduk disebuah kursi cantik yang disediakan tepat didepan butik itu.

Tanpa sengaja matanya tertuju pada seorang lelaki dan wanita yang sedang beradu mulut satu sama lain tepat di depan parkiran butik tempat dimana tiana sedang duduk.

Dan tanpa tanggung tanggung wanita yang bersama ardian beradu mulut tersebut mengeluarkan suara yang cukup keras hingga naik beberapa oktaf layaknya seorang penyanyi, dan tanpa mereka sadari tiana mendengarkan semua apa yang sedang mereka perdebatkan.

Tiba-tiba fatimah keluar dari balik pintu butik, mendekati tiana dan memegang pundak kakaknya, spontan saja tiana yang asyik melihat tontonan gratis perdebatan dua insan kekasih menjadi sangat kaget karena tiba-tiba saja fatimah telah ada didekatnya, bersamaan dengan itu wanita yang bersama dengan ardian juga telah pergi, meninggalkan ardian seorang diri diparkiran.

"Liatin apaan sih kak, kok kayaknya asik bener?"

Tanya fatimah sambil melihat kearah tempat yang kakaknya lihat

"Nah itu mas ardian, kalo gak salah lihat foto yang ditunjukin sama ibunya mas ardian waktu lamaran itu sama kayak dia tapi ngapain dia berdiri sendiri diparkiran gitu kayak patung?"

Tanya fatimah lagi yang melihat tingkah calon kakak iparnya itu

Akhirnya fatimah memutuskan menghampiri ardian keparkiran karena sebal tiana tidak menjawab pertanyaan darinya

"Mas ini mas ardian kan?"

Namun tak dijawab oleh ardian

"Mas, mas, kok ngelamun sih"

Karena tidak mendapat jawaban akhirnya fatimah memukul pundak ardian yang membuat ardian terkaget dan menoleh kearah fatimah

"Mas ini ardian kan?"

"Kamu siapa" tanya balik ardian sambil menoleh kearah fatimah

"Ditanya kok malah balik bertanya"

"Oh iya saya ardian, emangnya kenapa, kamu siapa?"

"Kenalin dan diingat baik-baik, awas kalo lupa, namaku Fatimah adik kandung kak tiana dan calon adek ipar mas ardian"

Jelas fatimah dengan gaya narsisnya

"Oh adiknya tiana, tapi tunggu, kakak kamu mana, kok kamu cuma sendiri?"

"Itu disana"

Tunjuk fatimah menggunakan bibirnya yang dimonyongkan kearah tiana

"Tiana dari tadi nunggu disitu?"

"Iya mas, aku tadinya nunggu mas ardian didalam sama kak tiana, cuma karena bosan, katanya kak tiana mau keluar dulu bentar buat nyari angin segar, lama aku nungguin kak tiana kok gak masuk-masuk, akhirnya aku samperin deh, ternyata mas udah datang"

Ardian yang mendengar penjelasan dari fatimah seketika merasa sedikit gelisah karena takut jika tiana menyaksikan pertengkarannya tadi bersama larisa.

"Mas, mas, ya ampun kok bengong sih, emang gitu yah orang kalo mau jadi pengantin jadinya malah suka ngelamun?"

"oh iya maaf, gak kok, ini cuma mikirin tadi mahasiswa mas dikampus, udah ayo kita masuk sekarang"

ajak ardian pada fatimah menuju ketempat dimana tiana sedang duduk menuggu.

"Maaf sudah nunggu lama, tadi jalanan agak macet jadi sampai sini lumayan lama, maaf ya"

Jelas ardian pada tiana dengan perasaan yang tidak karuan karena takut jika tiana menyaksikan pertengkarannya dengan larisa.

"Walaikumsalam, iya mas tidak apa-apa"

Jawab tiana tanpa menoleh kearah ardian

"Astaga iya maaf, saya sampai lupa ucapkan salam dulu"

Ardian yang merasa tidak enak menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Makanya mas ucap salam dulu, main nyelonong aja kayak kambing"

Ucap fatimah meledek

"Iya lain kali bakalan ucap salam kok, ya sudah ayo kita masuk, udah sore banget ini kayaknya, nanti umi dan abi khawatir sama kalian kalo baliknya terlalu sore"

Akhirnya mereka bertiga pun masuk kedalam butik dan mulai memilih baju pengantin mana yang akan digunakan ketika hari akad dan resepsinya nanti.

Setelah selesai memilih baju pengantin, tiana dan fatimah akhirnya pamit untuk pulang, awalnya ardian akan mengantar mereka pulang kepesantren tetapi langsung ditolak oleh tiana, dengan alasan ada hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu, tapi ardian sempat meminta nomor kontak telepon milik tiana agar lebih mudah untuk berkomunikasi, bagaimanapun mereka akan menjadi suami istri nantinya.

Akhirnya tiana menyetujui untuk memberikan nomor teleponnya kepada ardian, dan mempersilahkan ardian untuk pulang lebih dulu tanpa mengantar mereka.

Sesampainya dirumah umi yang sedari tadi menunggu kedatangan mereka berdua karena sangat khawatir akhirnya merasa senang karena anak-anaknya telah pulang.

Tiana yang sampai dirumah, hanya mengucapkan salam kemudian berlalu meninggalkan umi yang duduk di kursi ruang tamu yang sedari tadi menunggu mereka berdua, akan tetapi, apa yang umi lihat sepertinya tiana sedang ada masalah karena tidak seperti biasanya anaknya baru pulang namun tak berbicara sepatah katapun padanya, tiana langsung saja menuju kekamarnya tanpa basa basi dulu bersama uminya.

"Ada apa dengan Tiana, semoga tak terjadi apa-apa"

ucap umi dalam hati

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!