Seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Damar menjadi kebanggaan bagi daerah tempat tinggalnya. Distrik Toramin, daerah yang menjadi pusat pertanian dan perkebunan di pinggiran kota Darsaraya.
Karena letaknya yang amat jauh dari kota, Distrik ini di kenal sebagai pedesaan yang terpelosok. Listrik di suplay sebanyak dua kali selama sebulan, warga yang tinggal hanya bisa menggunakannya saat malam hari, dan itu pun hanya untuk beberapa lampu saja per rumah.
Berkat Damar, tempat itu menjadi lebih baik. Orang-orang tidak perlu mengkhawatirkan masalah listrik. Pengairan di sawah menjadi lebih mudah karena air selalu menyala, dan berkat Damar pula tempat itu memiliki panen yang lebih melimpah.
“Nak Damar, ambil ini dan berikan pada ibumu untuk di masak. Terimakasih karena selalu membantu kami,” ucap ramah seorang bibi tua yang sudah separuh bungkuk sambil memberikan sayur dan daging ayam pada Damar.
“Ini juga aku berikan padamu, Nak.”
“Issh, jangan mengira kami tidak akan memberi apapun pada Dermawan desa ini. Nak Damar, kau juga bisa mengambil buah-buahanku.”
Orang-orang datang satu persatu memberikan hasil panen mereka pada pemuda yang nampak baik dan polos itu hingga tangannya penuh dengan pemberian mereka.
“Paman dan Bibi sekalian, ku rasa ini sangat berlebihan,” kata Damar berdiri sempoyongan memegang bingkisan yang mulai menggunung.
“Tidak ada yang berlebihan jika itu kami berikan padamu, malahan kami merasa kau selalu meminta sedikit dari kami atas segala usahamu.”
“Bang Yono benar, Nak. Kami orang-orang desa selalu tidak nyaman padamu karena tidak bisa memberikan apapun. Meskipun kau bukan orang asli dari Toramin, kami orang-orang di sini telah menganggapmu sebagai bagian dari kami.”
“Apapun yang kau minta, kami orang Toramin akan berusaha untuk memenuhinya.’
‘Ding Ding!!’
[Mendapatkan pengakuan orang-orang Toramin selesai.]
[Quest 5000/5000]
[Melakukan Scanning...]
[5]
[4]
[3]
[2]
[1]
[Scanning Succes]
[Individu bernama Damar telah memenuhi syarat sebagai Host setelah menyelesaikan tutorial dari sistem. Apakah Host menerima pemasangan sistem secara permanen pada jiwa Host?”
[Yes/No]
“Seteleh banyak cobaan berat tak masuk akal yang ku lewati untuk menyelesaikan tutorial sialan ini, kau masih berani bertanya? Tentu saja aku pilih Yes sialan!” pikir Damar.
[Menerima persetujuan dari Host, Sistem secara permanen akan di pasangkan. Waktu penginstalan 4 jam. Memulai penginstalan.]
[3:59]
“Entah hal buruk apa lagi yang akan terjadi setelah ini,” dalam hati Damar sembari menghela nafas panjang.
Benar, Damar adalah pemuda yang sangat di berkahi. Dia memiliki sebuah Sistem yang secara ajaib mengubah kehidupannya. Bagaimana cara dia mendapatkan Sistem tersebut? Biar aku ceritakan.
Damar terlahir sebagai anak orang kaya dari kota Darsaraya, orangtuanya yang bernama Samsir dan Shamira memiliki sebuah pabrik tekstil besar di kota tersebut. Menjadi anak orang kaya, Damar berpikir bisa melakukan apapun sesukanya.
Perangai anak ini buruk sampai orang tuanya pun tidak mampu mengarahkan Damar.
“Dasar anak setan! Kalau kau tidak bisa menurut pada orangtuamu lebih baik aku tidak menganggapmu sebagai putraku lagi!” seru Shamira mengutuk putranya sendiri.
“Kalau aku anak setan, lalu kalian apa? Bleehhh!” sahut Damar sambil menjulurkan lidah dan berlalu pergi.
“Bocah tak tau di untung itu!” umpat ayahnya dengan geram.
Tidak ada Orangtua yang mampu mengutuk anaknya, kecuali sang anak memang sudah sangat keterlaluan. Seperti Damar.
Kelakuan Damar yang semakin parah tiap harinya membuat Samsir dan Shamira frustasi sampai di titik mereka takut memiliki anak lagi. Bagi keduanya Damar adalah masalah yang cukup merepotkan, mereka tidak bisa membuat Damar yang lain.
“Damar! Kemana kau mau pergi?! Kembali ke kamarmu sekarang juga!”
Pada malam hari, saat jalan berkabut dan hujan besar terjadi. Anak yang berusia 10 tahun itu pergi meninggalkan rumahnya karena tidak tahan dengan amarah orangtuanya yang bagi Damar begitu berisik.
Malangnya..., setelah suara klakson yang begitu nyaring, Damar tidak mampu mendengar apapun lagi, bahkan suara orang tuanya yang menyebalkan.
“Mungkin kita masih bisa menyebut hal ini sebagai sebuah keajaiban, putra Bapak dan Ibu masih bernafas meski kondisinya memprihatinkan.”
127 tulangnya patah, dan manusia hanya memiliki 206 tulang di tubuh mereka termasuk tulang tengkorak dan tulang belakang. Bisakah membayangkan seberapa buruk kecelakaan yang anak itu alami?
“Kalau pun putra Bapak dan Ibu sembuh, saya khawatir... Dia tidak mampu menjalani hidupnya dengan normal.”
Meskipun kelakuan Damar yang selalu menyakiti hati kedua orangtuanya, Samsir dan Shamira tetap menangisi anak itu dan mengharapkan kesembuhan untuknya.
“Lakukan operasi padanya, buat dia sembuh! Berapapun harganya kami akan membayarnya!”
Samsir dan Shamira yang berjaya dalam industri tekstil dan pakaian pun mulai mengalami kemerosotan sejak saat itu. Kekayaan mereka terkikis perlahan-lahan untuk operasi yang memakan banyak sekali waktu.
Enam bulan lamanya, dan operasi yang di lakukan pada Damar tidak membuahkan hasil sama sekali. Anak itu masih terbaring lemas tak sadarkan diri dari komanya, Samsir dan Shamira menatap anak itu dengan mata yang di penuhi kantung dan juga pipi yang mulai cekung.
“Apakah ada sesuatu yang dapat menyelamatkan putraku?”
Samsir memukul kaca ruang operasi dengan begitu putus asa, tepat setelah Samsir melakukannya lampu di dalam ruang operasi mulai berkedip seakan ingin padam atau meledak, dan kemudian normal kembali.
[Melakukan Scanning...]
[kandidat yang akan di pasangkan dengan Sistem mengalami luka serius, syarat pemasangan terpenuhi. Garis kematian pada tubuh kandidat terlihat jelas, Sistem dapat melekat dengan sempurna.]
Anak kecil yang baru saja melewati usia 11 tahun itu di kejutkan dengan suara asing yang tiba-tiba mengusiknya setelah mengalami mati suri selama setengah tahun.
“Siapa?” ujarnya.
[Membuka kesadaran jiwa Kandidat yang di pilih oleh Sistem.]
“Siapa kau? Kau bukan ayah atau ibuku, suaramu tidak seperti mereka. Di mana ini? Kenapa sangat gelap? Aku tidak bisa melihat apapun.”
Cahaya yang begitu terang pun bersinar dalam kesadaran Damar, cahaya itu menciptakan sebuah kotak kosong berbentuk layar, dia mampu melihat itu namun Damar tidak mampu melihat dirinya sendiri.
[Sedang mengunduh konten peristiwa yang di alami oleh Kandidat sebelum kehilangan kesadaran diri.]
Kalimat itu muncul pada kotak cahaya yang membentuk layar di hadapan Damar.
[Waktu terhitung 179 hari setelah kesadaran Kandidat hilang.]
[Ingin memutar semua peristiwa? Atau memutar semua yang di rangkum sebagai peristiwa penting?]
Layar dalam kesadaran Damar terbelah menjadi dua menunjukkan pilihan yang telah di sebutkan.
“Apa-apaan ini? Kenapa muncul sesuatu seperti ini?”
“Tidak adakah orang yang bisa mendengarku?! Tolong aku! Di sini sangat gelap? Aku ingin keluar dari sini!”
Dalam kesadarannya sendiri tentu tidak ada seorang pun yang mampu mendengar teriakan Damar kecuali dirinya dan Sistem aneh yang tiba-tiba muncul.
Merasa takut dan tak dapat berbuat apapun, Damar mencoba seolah menggerakkan tangannya meskipun itu tidak kelihatan.
“Saat aku bergerak ke kiri, cahaya kiri pada layar di hadapanku akan bersinar lebih terang, begitu pun sebaliknya. Rasanya seperti berada di dalam vidio game, apakah ini mimpi?”
[Memutar semua yang di rangkum sebagai peristiwa penting.]
[Yes/No]
“Ya!”
[Memutar semua peristiwa penting yang terjadi pada Kandidat.]
Layar di hadapan Damar pun mulai menampilkan peristiwa yang tidak pernah ia alami, Damar mampu melihat tubuhnya terbaring koma di rumah sakit dengan banyak perban dan selang yang di pasangkan pada tubuhnya.
Dia pun dapat melihat orangtuanya menangisi dirinya tiap hari, selain itu Damar melihat apa yang di alami kedua orangtuanya saat Damar tak sadarkan diri. Rumah besar yang mereka tinggali harus di jual, harta yang mereka kumpulkan semua di gadaikan.
Putus asa yang di alami Samsir dan Shamira membuat mereka jarang sekali makan hingga membuat tubuh mereka yang sebelumnya terlihat makmur menjadi kurus dan pucat.
“Kenapa mereka melakukan sampai sejauh ini? Bukankah mereka membenciku?”
Seketika jiwa Damar terguncang, seperti ada sesuatu yang mengombang-ambingkan dirinya.
“Apa ini?”
[Mendeteksi gelombang yang terjadi dalam jiwa Kandidat, perasaan terdeteksi... Kesedihan.]
[Menggambarkan aktivitas yang di lakukan Kandidat saat ini... Menangis.]
“Tidak, tidak mungkin! Aku tidak pernah menangis untuk mereka. Aku tidak mungkin merasa kasihan pada mereka, mereka menyebalkan, jadi mana mungkin aku bersedih.”
Jiwa Damar semakin terguncang.
“Sialan, jadi aku memang bersedih untuk mereka. Ayah... Ibu... Aku ingin melihat kalian lagi.”
[Menganalisa kemungkinan Kandidat menyembuhkan cederanya menggunakan peralatan medis mondern.]
[Analisa di mulai.]
[Sistem mendapatkan hasil analisanya. Kemungkinan Host sembuh dari cedera menggunakan alat medis modern adalah 5%. Waktu untuk sembuh 7 tahun 2 bulan 12 hari.]
“Tidak, itu terlalu lama. Bagaimana aku bisa menunggu selama itu? Ayah dan Ibu juga tidak akan punya cukup uang untuk biaya rumah sakit ini. Tidak ada cara lainnya, kah?!”
[Opsi di temukan.]
“Hah?”
[Apakah Kandidat ingin di sembuhkan?]
“Ya! Tolong jika kau memang bisa melakukannya!”
[Syarat penyembuhan dari Sistem: Kandidat bersedia melakukan tutorial, setelah masa tutorial habis, Kandidat di persilahkan untuk memilih pemasangan Sistem atau tidak.]
[Tekan kotak centang apabila Kandidat menerima persyaratan dari Sistem.]
“Aku mengerti, apa aku hanya perlu menekan kotak kosong ini?”
Dengan ragu-ragu Damar mulai menekannya, dan kotak yang tadinya kosong langsung terisi dengan tanda centang.
Sinar yang terletak pada kata TERIMA menjadi semakin terang, Damar yang telah terbiasa melihat pengaturan seperti Vidio Game pun sontak menekan kata TERIMA itu.
[Selamat datang dalam Tutorial!]
[Tutorial memperkenalkan kepada calon Kandidat bagaimana cara mengoprasikan sistem ketika Kandidat menjadi Host nantinya.]
[Keuntungan yang di tawarkan oleh Sistem saat Kandidat menjalani Tutorial, kesembuhan.]
[Hukuman jika Kandidat gagal menjalani Tutorial, Rasa sakit yang di serap sistem akan di kembalikan pada Kandidat.]
“Ada hukumannya juga?! Game yang memiliki hukuman ketika playernya melakukan pelanggaran adalah game yang tingkat kesulitannya cukup berat.”
“Ini adalah game yang tidak bisa sembarangan di mainkan untuk anak seusiaku. Tapi kalau memang ini satu-satunya jalan untuk sembuh, maka aku harus melakukannya.”
[Menunggu persetujuan dari Kandidat...]
Muncul opsi TOLAK dan TERIMA pada layar Sistem.
Damar yang menginginkan kesembuhan untuk dirinya pun langsung memilih untuk menerimanya. Kegelapan yang menyelimuti Damar di tempat yang tidak ia ketahui itu pun seakan di telan oleh cahaya putih.
[Tutorial akan di laksanakan dalam 3...]
[2]
[1]
“Sayang, Damar seperti akan membuka mata,” ucap lirih Shamira yang senantiasa berada di sisi putra semata wayangnya itu.
“Benarkah? Biar aku lihat!” sahut Samsir begitu semangat.
“Ini..., ini baru suara ayah dan ibuku.”
Damar pun membuka matanya, namun apa yang dia lihat adalah plafon yang terbuat dari kayu tua yang di setiap sudutnya terdapat punai sawang. Jelas itu bukanlah langit-langit rumah sakit atau rumah besarnya.
Begitu terbangun Damar sudah berada di tempat lain.
“Putraku membuka matanya! Dia benar-benar membuka mata! Ya tuhan terimakasih banyak!!”
Samsir dan Shamira memeluk anak kecil itu begitu erat melepaskan semua kerinduan yang selama ini mereka tahan.
“Ayah..., Ibu...,” kata Damar dengan suara yang terdengar serak.
Pelukan hangat keduanya semakin erat ketika Damar pertama kali mengeluarkan suaranya.
“Bagus! Kau mengingat kami. Lega bisa mendengarmu kembali, Putraku Damar!”
Keduanya menangis tersedu-sedu di atas pundak kecil putra mereka. Damar pun dapat merasakan apa yang orangtuanya alami selama dia koma di rumah sakit, melihat betapa kurusnya Samsir dan Shamira, Damar mengerti.
“Ah! Maaf, kami terlalu senang sampai harus memelukmu. Apa tubuhmu masih sakit?”
“Sayang, untuk sekarang kita biarkan Damar sendiri dulu, dia mungkin masih belum terbiasa dengan kondisi tubuhnya pasca penyembuhan,” ujar Shamira.
“Baiklah, aku mengerti. Damar, jika kau butuh sesuatu panggillah kami.”
Samsir dan Shamira pun meninggalkan putra mereka dengan pintu kamar yang terbuka.
Damar dengan seksama memeriksa kondisi tubuhnya sendiri, dia begitu heran dengan tidak adanya luka yang membekas di sana. Dia seperti tidak pernah mengalami kecelakaan apapun, dan itu benar-benar aneh.
“Apa itu ada kaitannya dengan mimpi yang aku alami sebelumnya?”
“Itu hanya mimpi, bagaimana mungkin itu nyata.”
[Quest Tutorial telah di mulai, selesaikan 5000 misi tutorial untuk dapat menjadi Host dari sistem, apakah Kandidat akan menjalankan Quest pertama?”
[Yes/No]
Layar yang Damar rasa hanya dia lihat di dalam mimpinya, sekarang secara mengejutkan berada di hadapan matanya.
“Hah? Aku melihat benda ini lagi? Apa sekarang aku berhalusinasi?”
Anak itu mulai mengusap matanya berulang kali, dan layar yang bersinar itu tidak kunjung pergi juga.
“Tidak-tidak, sesuatu seperti ini sama sekali tidak nyata.”
Saat tangan Damar menempel pada layar itu, matanya pun terbelalak lebar.
“Hah? Aku jelas bisa merasakannya. Rasanya seperti menyentuh layar televisi. Bagaimana cara menghilangkan benda ini?”
Damar melempar bantal yang dia gunakan pada layar Sistem namun benda itu melaluinya begitu saja, seakan layar yang ada di hadapan damar tidak pernah ada. Tapi saat dia menyentuhnya kembali, layar sistem masih ada di sana.
“Apa halusinasi memang selalu senyata ini?”
[Mengulang. Apakah kandidat ingin menjalankan Quest pertama?]
[Yes/No]
“Ini gila. Memang apa yang akan terjadi jika aku menekan ya?”
[Kandidat telah menerima Quest pertama dari 5000 Quest tutorial yang akan di sediakan oleh Sistem.]
[Quest pertama : Berterimakasih pada Orangtua Kandidat karena telah merawatnya selama Kandidat mengalami koma.]
[Syarat penyelesaian : Menunjukkan ketulusan saat mengungkapkan rasa terimakasih.]
[Waktu penyelesaian : 5 menit. Dimulai dari sekarang!]
“Hah? Kenapa tiba-tiba sekali? Memang apa maksudnya dengan berterimakasih pada ayah dan ibu? Apakah selama ini aku pernah melakukan itu? Tidak! Aku tidak akan melakukan omong kosong ini!”
“Apa yang ku lihat adalah tipuan, ini sama sekali tidak nyata. Kau tidak lain adalah halusinasiku belaka!”
Begitulah tanggapan Damar terhadap apa yang di alaminya saat ini, namun waktu yang di tetapkan oleh sistem terus berjalan.
[3:01]
[2:12]
Saat batasan waktunya telah memasuki satu menit, Damar tetap mengabaikan hal itu untuk memilih diam di atas kasurnya yang agak keras. Damar kekeh menganggapnya sebagai halusinasi, bahkan jika suara dari Sistem terdengar begitu nyata.
[0:56]
[0:11]
[Peringatan, sepuluh detik sebelum Kandidat kehabisan waktu penyelesaian Quest, jika Quest gagal di selesaikan dalam batas waktu yang sudah di tentukan, Kandidat akan di kenai hukuman yang telah di sepakati.]
Tiba-tiba Damar mengingat sesuatu tentang kesepakatan yang telah dia lakukan dengan sistem, soal penyakitnya yang akan kembali jika dia gagal menyelesaikan misi dari sistem.
[Quest Tutorial Gagal.]
[Kandidat akan segera mendapatkan hukuman dari Sistem.]
“Hukuman apa yang bisa di lakukan oleh sesuatu yang tidak nyata?”
[Rasa sakit yang Kandidat dapatkan ketika kecelakaan terjadi akan kembali.]
[Waktu pengalaman rasa sakit : 15 Detik.]
[Sistem berharap Kandidat dapat merenungkannya.]
Damar menggelengkan kepalanya seraya tersenyum sungging, “Hah..., omong kosong, semua itu hanya omong kosong,” ucapnya.
Layar Sistem berubah warna menjadi merah, dan pengingat waktu pun terpampang pada layar tersebut yang menjadi tanda bahwa hukuman untuk Damar telah di jatuhkan.
Bak tersambar petir, hukuman itu terjadi begitu saja tanpa bisa Damar sadari. Anak berusia sebelas tahun itu hanya bisa mengaduh kesakitan.
“Arrggh!! Aaaaaahhh!!! Ssssttt! Sakit! Sakiiiittt!!!”
Rasa sakit yang di alami oleh Damar terasa begitu nyata, dia bisa merasakan seluruh tulangnya remuk seperti bubuk yang sedang di tumbuk. Bola mata Damar membola seakan itu akan melompat keluar.
“Ini sungguhan, sesuatu tentang Sistem ini begitu nyata. Aku tidak bisa menganggap hal ini sebagai sebuah permainan lagi.”
“Arggh! Sakit! Tolong! Aku tidak bisa lagi menahannya!”
[0:09]
Suara keluh Damar terdengar keluar, Samsir dan Shamira yang berada tidak jauh dari tempat itu langsung menghampiri putra mereka.
“Astaga?! Apa yang terjadi padamu, Nak?!” kejut Samsir ketika melihat putranya tergeletak di lantai dengan tubuh berguncang hebat.
“Kenapa? Apa sakitnya kambuh? Kita harus kembali ke kota, Sayang!”
“Benar! Ayo!” sahut Samsir yang terlihat begitu panik.
[Hukuman dari Sistem telah berakhir, rasa sakit yang di alami Kandidat telah di tarik kembali.]
Sesaat setelah Samsir menggendong tubuh Damar, anak itu terlepas dari rasa sakitnya.
“Ayah, turunkan aku. Aku baik-baik saja sekarang.”
“Apa? Benarkah?” sahut Samsir menurunkan Damar dan melihat sendiri kondisinya.
“Apa Damar mengalami trauma pasca operasi?” kata Shamira.
Samsir yang nampak begitu pucat mendengar anaknya merintih hanya bisa menggelengkan kepala sembari mengusap wajah Damar yang berkeringat.
“Aku bisa kehilangan apapun, Nak. Tapi tidak denganmu,” dengan mata yang berkaca-kaca sang ayah mengatakan hal itu.
[Quest Pertama di mulai.]
[Berterimakasih kepada Orangtua Kandidat karena telah merawat Kandidat selama mengalami koma.]
[Syarat penyelesaian : Menunjukkan ketulusan saat Kandidat berterimakasih.]
[Waktu penyelesaian : 2 menit 30 detik.]
“Lagi?!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!