NovelToon NovelToon

Kubeli Suamimu

Bertabrakan

"Sya, bagaimana keadaan kantor?" tanya seorang wanita paruh baya.

"Alhamdulillah ma, semua berjalan dengan lancar. dan untuk peluncuran produk baru akan segera kami atur." jawab wanita muda yang di sebut 'Sya'

'Sya', dengan nama panjang Syakila Ibrahim adalah putri satu satu nya dari pasangan Hasan Ibrahim dengan seorang wanita yang bernama Amelia Ghoffar.

Namun Hasan Ibrahim sudah tidak ada, meninggalkan putri tercintanya dan istri satu satunya, Ibrahim meningal saat Syakila berusia 15 tahun. dan Syakila hanya hidup bersama mama tercinta Amelia Ghoffar

"Ohh ya Sya, nanti malam jangan lembur ya, ada yang ingin mama kenalin sama kamu." ucap sang mama

Syakila menghentikan kunyahannya. lalu memandang mama yang masih asyik dengan ponsel di tangannya

"Ma, siapa lagi yang ingin mama kenalin ke Syakila?" tanya Syakila

"Sayang, ini temen anak mama. Dia seorang dokter," jawabnya

"Ma,, berhentilah jodoh jodohin Killa, Kila tak mau di jodoh jodohin kek gini." protesnya

"Sya, ingat nak berapa usiamu saat ini. mama udah pingin banget nimang cucu, ingat hormon wanita itu terbatas sayang, wanita akan mengalami terbatasan ovulasi atau masa subur," jawabnya

"Iya, Syakila ngerti tapi Syakila nggak ingin di jodoh jodohin." balasnya

"kalo begitu kapan kamu akan membawa calon suamimu pada mama,?" tanya Lia lagi

"Sabar ma, mama tau sendiri Syakila tiap hari urus kantor." jawabnya

"makanya itu Sya, biar mama yang cariin, kamu tinggal Nerima beres " jawabnya

"ma,, nggak ma. Syakila nggak mau, Syakila mau cari sendiri."

"tapi Sya... ok deh kalo begitu. mama kasih waktu 1 Minggu." sambung sang mama

"1 bulan ma, satu Minggu terlalu cepat " bantahnya

"karena itu. biar lebih cepat lebih baik." sahut sang mama

"terserah mama aja. Syakila mau kekantor dulu." sahutnya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Syakila segera berpamitan pada ibunda tercinta.

"jangan lupa, nanti malam." kata Lia mama Syakila lagi

Syakila hanya mendengkus kesal.

...•••••••...

"Mas, bapak kembali sakit, dan harus di bawa kerumah sakit." ucap seorang wanita muda yang berstatus seorang istri

Imelda Akmal adalah istri dari seorang pria yang bernama Iqbal Prastyo. mereka sudah menikah selama 3 tahun. namun belum di karunia seorang anak pun.

bukan karena tidak kasih, namun karena Imel yang belum siap memiliki keturunan . Bagaimana mungkin dirinya akan menerima memiliki anak. jika kehidupan nya saja masih seperti ini.

Mungkin jika kebanyakan orang akan bilang. banyak anak rizki namun tidak bagi wanita cantik satu ini. ada anak malah akan mengurangi rizkinya. belum punya anak saja rizkinya sudah harus terbagi buat kedua mertuanya.

"Iya Mel, kemarin ibu juga bilang, jika bapak membutuhkan biaya" ucapnya lirih.

"kenapa sih mas harus di bawa kerumah sakit. kan bisa di belikan obat warung aja." ucap Imel

"mas juga sudah bilang Mel, tapi kan kamu tau sendiri bapak tidak cocok obat warung." jawabnya.

"terus , apa mas juga kasih uang untuk mereka ?" tanyanya

"maafin mas Mel, bagaimanapun juga mereka orang tua mas, tidak mungkin mas akan membiarkan bapak dan ibu kesulitan." jawabnya

"Mas, ingat aku belum mau memiliki anak itu karena salah satunya kamu selalu menomersatukan orang tuamu, ketimbang istrimu sendiri." kesal Imel

"Sayang, maafin mas ya belum bisa membahagiakan kamu. mas akan berusaha bekerja keras lagi untuk bisa membahagiakan kamu." ujar Iqbal

Imel menatap wajah suaminya, terlihat ada gurat kesedihan di wajahnya. Imel lalu mengangguk, kemudian Imel segera memeluk sang suami.

"Aku bahagia mas, asal selalu ada di dekatmu." ucapnya.

cup... cup .. cup.. Iqbal mengecup pipi kening dan bibir sang istri. betapa bahagianya jika memiliki istri yang penurut dan tidak banyak menuntut.

Iqbal sudah berusaha untuk membahagiakan istrinya. namun entah kenapa setiap akhir pekan sang ibu selaku minta uang dengan alasan bapak harus kontrol

"mas sangat mencintaimu Mel. jangan pernah tinggalkan Mas ya. apa pun keadaan kita, kita harus tetap bersama." ucap Iqbal

"iya mas, aku juga sangat mencintaimu. aku rela hidup seperti ini asal terus bersamamu." jawab Imel

"kalo begitu ayok kita jenguk bapak." ajak Iqbal

Imel mengangguk."aku ganti baju dulu mas." ucapnya

hari ini Imel dan juga Iqbal menghabiskan waktu liburnya untuk mengunjungi kedua orang tua Iqbal. sedangkan orang tua Imel sudah meningal sejak 4 tahun yang lalu l. beruntung Imel memiliki rumah peninggalan orang tuanya. walau tidak mewah tapi sangat nyaman untuk di tempati mereka berdua

...••••...

"Ibu," panggil Imel saat sudah berada di rumah mertuanya

"Imel , Iqbal, kalian datang?" tanyanya

"iya Bu, ini Imel bawain oleh oleh lauk buat bapak dan ibu." Imel walau terkadang kesal pada mertuanya. namun dia tidak pernah lupa membawakan oleh oleh buat kedua orang tua suaminya.

"duuhh kamu selalu menyayangi kami. terimakasih ya nak." ucap ibu Iqbal yang bernama Rahmi

"bagaimana keadaan bapak Bu? apa sudah baikan?" tanya Iqbal

"sudah lebih baik. itu bapakmu sedang nonton tv." ucapnya

"pak ini loh. anak dan menantumu datang."

Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah, mereka sedang menikmati makan siang.

Derrtttt... Derrtttt...

"Sebentar ya pak Bu, bos nya Iqbal telpon." pamitnya

...•••••...

saat ini Iqbal tengah berada di mall. tadi bos wanita nya menelpon untuk mengantarkan ke mall.

Bos wanitanya memang tidak bisa mengendarai mobil sendiri. karena trauma akan kecelakaan 2 tahun lalu yang merenggut nyawa sang suami.

"Bal, kau mau apa? pilih aja biar aku yang bayar." ucap Ratih

"tidak usah Bu Ratih, saya akan menemani saja." jawabnya sambil menggendong Tiara anak dari bosnya

"tidak apa apa Bal, kayak sama siapa aja." ucap Ratih lagi

"terimakasih Bu Ratih. tapi tidak perlu repot repot " jawab Iqbal

"Ayah Ibal ini apa?" tanya Tiara sambil megang rahang Iqbal yang di tumbuhi bulu halus.

"ini namanya jambang sayang," jawabnya. Iqbal sering meminta Tiara untuk tidak memanggil Ayah pada dirinya. namun entah kenapa gadis kecil itu tidak mau.

"Bagaimana keadaan bapak Bal?" tanya Ratih

"sudah lebih baik Bu, bapak sudah di bawa pulang ." jawabnya

"Syukurlah, boleh nggak aku nengok bapak Bal?" tanyanya

"tidak usah Bu, ibu Ratih pasti sangat sibuk." jawabnya

"jangan lah kau panggil ibu Bal. aku kan belum tua tua amat. panggil Ratih aja ya atau mbak, kita kan usianya hampir deket." ucap Ratih

"i..iya Bu,, eehh mbak aja." jawab Iqbal

Mereka lanjut jalan jalan lagi. Tiara minta turun karena ingin membeli sesuatu yang sangat dia suka.

Iqbal dan juga Ratih pun mengikuti dari belakang.

Brugghhh....

"ohhh maaf, nggak sengaja." ucap Wanita yang bertabrakan dengan Iqbal

"tidak apa apa mbak. saya juga minta maaf." jawabnya.

"mbak tidak..." saat Iqbal ingin bicara lagi. tangannya sudah tarik oleh seseorang.

Bab 2. Makanan Sisa

"Mbak tidak..." saat Iqbal ingin bicara lagi tangannya sudah di tarik oleh seseorang.

"Sudah Bal, ayo.. itu Tiara sudah menunggu." ucap Ratih sambil terus menggandeng tangan Iqbal

"Maaf mbak, saya harus pergi." pamit Iqbal pada wanita yang tadi ia tabrak

"kau kenapa sih mbak Ratih, mbak Ratih nggak seharusnya begitu. itu tidak sopan mbak." ucap Iqbal

"Aku tidak suka kamu bicara pada wanita lain Bal,"

Iqbal seketika melepas tangan Ratih, "maksud mbak apa? maaf saya dan mbak Ratih hanya sebatas karyawan dan bos, jadi jangan berpikir macam macam mbak. ingatkan..! kalo saya sudah punya Istri?" tanya Iqbal sambil menekan kata istri.

Iqbal tidak ingin Istrinya itu salah paham karena bosnya. Iqbal sangat mencintai istrinya. istri yang tidak pernah menuntut apapun darinya. Dan istrinya juga yang selalu mengobati saat dirinya sakit. merawat dengan cinta dan penuh perhatian.

"iya Iqbal, aku ingat itu. makanya aku menjagamu untuk istrimu." jawabnya beralibi

Sedangkan perempuan tadi hanya menatap aneh pada pasangan yang baru saja ia temui. "posesif sekali istrinya, ganteng sihh tapi kalo takut pada istri jadi ilang gantengnya." gumamnya

"Syakila ..!" teriak seorang wanita yang sudah menunggu di salah satu restoran yang ada di mall

Syakila segera melambaikan tangannya.

"sudah lama?" tanyanya Syakila

"yah 5 menit yang lalu." jawabnya

"kau mau makan apa?" tanya Mayang, Mayang adalah sahabat Syakila sejak kecil. kini Mayang sudah memiliki keluarga sendiri. dan ia tinggal bersama suaminya di luar negeri.

"apa aja," jawabnya

"kau kenapa sih Sya, kusut banget?" tanya Mayang

"bagaimana perasaanmu dulu waktu di jodohin sama Mike?" tanya Syakila tiba tiba

Mayang mengerutkan keningnya. "kau mau di jodohin sama Tante Lia?" tanya Mayang balik

"lebih tepatnya iya, karena nggak mungkin kan cuma perkenalan aja May" ucap Syakila

"jalanin aja dulu Sya, kalo cocok lanjutin." jawabnya enteng.

"nggak, nggak aku nggak mau di jodoh jodohin. aku mau punya nasib sama dengan Vivi." jawabnya

"Sya tidak semua rumah tangga yang dijodohkan oleh orang tua itu akan seperti Vivi. lihat buktinya keluargaku. aku dan Mike baik baik saja. bahkan kami sepakat tidak mempermasalahkan anak. kau tau sendiri kan, udah berapa tahun kami menikah." kata Mayang panjang lebar

Mereka ngobrol terlalu asyik, sehingga mereka tak menyadari jika waktu sudah berganti menjadi lebih gelap.

"pulang yuk, udah sore." ajak Syakila

"yuk, aku mau jemput Mike di bandara." jawabnya

Mereka segera meninggalkan restoran yang mereka singgahi.

•••••

"kemana sihh mas Iqbal, kenapa belum pulang juga." batin Imel

Imel mondar mandir menunggu Kedatangan suami tercinta, namun sampai segelap ini belum nampak. Imel kembali menelpon suaminya. namun lagi lagi panggilannya yang jawab seorang wanita dari operator.

Imel semakin di hampiri rasa hawatir. Imel sangat hawatir akan suaminya dari bosnya. apalagi bos wanita itu adalah janda. dan pasti sangat kehausan akan belaian cinta dari lawan jenis

Cekleekkk

Pintu depan di huka dari luar.

"mas kau sudah pulang?" tanyanya dan langsung memeluk suaminya.

"aku sangat menghawatirkan kamu tau nggak sihh?" tanyanya

"maaf mas tadi di minta mengantar ke mall dan juga keacara ulang tahun temen bos. ponsel mas mati karena kehabisan daya." jawabnya

"Syukurlah,, kalo tidak apa apa. soalnya aku itu sering curiga kalo mas pergi dengan bos mas yang janda itu. aku takut mas tidak kuat iman." curhat Imel

"Kau percaya sama mas ya, tidak ada yang mampu melumpuhkan iman mas, kecuali kamu." jawabnya lalu segera mengecup seluruh wajah Imel

"Ini tadi bos belikin ini untuk kamu." ucap Iqbal sambil menyerahkan plastik berisi makanan.

Imel segera menerima dengan mata yang berbinar, " bos kamu baik bange sih mas," ucapnya.

Imel segera membuka tas plastik tersebut. lalu mengeluarkan bungkusan yang ada di dalamnya.

"Mas," panggil Imel

"iya dek, ada apa?" tanya Sambil menuang air putih kedalam gelas

"ini,,, ini makanan sisa mas." ucap Imel dengan suara yang amat kecewa

"masak sihh..." sahut Iqbal yang langsung berjalan kearah istrinya

"ya Tuhan..." desis Iqbal

"buang saja dek. mas masih sanggup memberi kamu makanan yang lebih layak." ucapnya lalu segera mengambil makana yang ada di tangan Imel

"emang kalo orang miskin itu pasti akan di perlakukan hina seperti ini ya mas,?" tanya Imel

"Tidak dek, mbak Ratih mungkin tidak tau. karena itu tadi yang memberikan temannya." jawab Iqbal

Imel hajta diam sambil matanya menatap suami tercinta. "mas tadi di sana di kasih makan nggak?" tanya Imel

"mas tadi sudah makan banyak. bersama sama." jawabnya

"oohh..."

...•••••...

pagi begitu indah.

Seorang wanita tengah membereskan semua berkas berkas yang tadi malam sudah di kerjakan.

Hidup sendiri dengan di Bebani seorang anak, membuat dirinya harus serba bisa. bisa ngurus anak, ngurus kerjaan kantor peninggalan suaminya dan urus keluarga suami.

"Sebentar lagi, aku akan membuat Iqbal jatuh dalam pelukanku." gumamnya.

Ratih dialah Ratih, seorang wanita yang terobsesi akan pegawainya. berusaha mencuri hatinya agar bisa ia miliki. namun sepertinya Iqbal adalah pria yang setia. beruntung sekali Imel bisa mendapatkan pria yang tampan juga setia. itu lah rancau Ratih setiap saat kala mengingat Iqbal sang sopir pribadinya.

berdeba dengan yang sedang dalam hayalannya. Iqbal tengah bermaja pada sang istri setelah ritual paginya.

sehabis melaksanakan sholat subuh tadi, Iqbal minta jatah pada sang istri. kalo saat ini Iqbal menginkan memilki anak. jadi sebisa mungkin Iqbal akan membuat istrinya tidak menyadarinya.

"Dek, mas hari ini pulang agak malam. karena mau ngantar bos keluar kota." ucap Iqbal sambil mengelus dan mengecup kening sang istri.

"ke mana mas? mas harus jaga hati buat Imel ya," ucap Imel

"iya sayang, mas akan selalu jaga hati mas hanya untuk istri mas tercinta. jangan hawatir ok?"

"Imel percaya pada mas, tapi tidak pada wanita janda itu." jawabnya

"mbak Ratih itu orangnya baik dek. jangan begitu" ucap Iqbal pada istrinya

"nggak usah di bela mas. orang nya juga nggak ada disini." kesal Imel

...••••••...

Hari ini Imel sudah berada di sebuah restoran di tengah kota.

bukan untuk makan atau manjakan lidah. namun untuk bekerja , Imel memang masih bekerja atas izin Iqbal, karena dengan begitu Imel bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

"Mel, antar di meja no 34." ucap Ulfa sahabat Imel

"ok," jawab Imel

Imel berjalan sambil membawa nampan berisi pesanan meja no 34.

"Kau tau kan Di, mamaku memaksa banget agar aku mau sama pria yang kemarin kami temuin." ucap Syakila

"udah lah Sya, ikutin saja." jawabnya

"tidak ... aku tidak mau Di, aku tidak menyukainya." jawab Syakila

"dan mama memberi aku waktu 1 Minggu, kalo aku tidak bisa membawa calon suami di hadapan mama. terpaksa aku harus menikah dengan pria itu." jawab Syakila sedih

"hmmmmm.... bagaimana kalau kamu buat sayembara?"

Bab 3. Menjaga hati sang istri

"Bagaimana jika kita adakan sayembara?" tanya Diana

"Maksudmu?" tanya Syakila tidak mengerti yang di maksudnya

"Atau kau beli calon suami " usul Diana lagi

"tidak, aku tidak setujuh." jawabnya

"kalo begitu, kau harus membeli pria yang baik. misalkan di perusahaan kita kan banyak tuuhj karyawan yang baik. di bayar aja untuk menjadi suami kontrak. kalo udah punya anak tinggal cerai." ucap Diana lagi. sebenarnya Diana bicara seperti itu tidak serius. namun Syakila malah menanggapi dengan serius

"Ide kamu boleh juga Di, aku akan membeli suami berapapun yang ia minta, aku akan turuti." ucap Syakila sambil menampakan gigi putih nan rapi itu

"jangan jodoh Sya, bagaimana jika pria itu penyakitan.?" tanya Diana

"Kau ini bagaimana sih Di, kau sendiri yang memberikan ide. namun kau sendiri yang menolak." gerutu Syakila

"iya, aku tadi tidak serius Sya. mending kau terima aja perjodohan ini." usul Diana

"Aku tidak mau Di, dia itu udah berusia 49 tahun. lihatlah aku masih 27, pokonya aku nggak mau di jodohin dengan pria itu.' jawab Syakila lagi

Imel yang mendengar obrolan itu mulai mengerti arah pembicaraan.

"Orang kaya, cantik kehidupan sudah terjamin tapi susah jodohnya." batin Imel

"Sedangkan aku, betahun tahun bersuami tapi tidak memiliki apapun. apa aku ajukan mas Iqbal untuk menjadi suami kontraknya. kan lumayan aku bisa mendapat duit banyak." batinnya sambil melangkah.

Setelah menaruh makanan pada meja itu. Imel segere menuju meja milik Syakila dan Diana

"maaf mbak." ucap Imel tiba tiba

Syakila dan juga Diana langsung menatap wanita yang menghampiri mereka

"Tadi saya tidak sengaja mendengar obrolan mbak, saya bersedia membantu mbak untuk memecahkan masalah mbak." ucap Imel.

"memangnya apa yang kamu dengar?" tanya Diana sinis

"Tadi saya dengar mbak mencari suami kontrak kan. saya mau membantu mbak." jawab Imel

"itu tadi tidak..."

"memangnya kau bisa bantu apa?" tanya Syakila yang memotong ucapan Diana

"Saya akan jelaskan besok saat pertemuan kita. hanya berdua saja mbak " jawab Imel

Syakila terlihat menimbang, lalu kembali menatap Diana sang sekertaris. Diana memberi kode untuk menolak. namun Syakila ingin tau rencana wanita itu.

"baiklah, besok aku tunggu kamu di kantorku jam 9 pagi." ucap Diana sambil memberikan kartu nama

"Baik mbak, saya akan datang tepat waktu." jawabnya

"kalo begitu saya permisi dulu mbak " pamit Imel

"Sya, kau yakin akan bekerja sama dengan wanita itu?" tanya Diana

"kita lihat saja Di, jika itu menguntungkan, aku akan ambil tawarannya." ucapnya

"Sebaiknya nggak usah Sya, siapa tau wanita itu hanya ingin memerasmu. lihatlah dia hanya karyawan resto, mungkin saja dia punya banyak tak tik." ucap Diana mengingatkan kembali Syakila, agar tidak menerima tawaran Wanita itu

"Sudah yuk, kita harus kekantor masih banyak pekerjaan." ajak Syakila

...••••...

"Mbak, maaf saya disini saja." ucap Iqbal pada Ratih. Ratih bermaksud membawa Iqbal masuk juga. namun Iqbal itu masih saja jaga jarak padanya.

"Ya sudah, nanti kalo aku butuh sesuatu kau harus masuk." ucapnya

"iya mbak." jawabnya

Ratih segera memasuki Hotel yang ia sewa untuk 2 malam ini. karena pekerjaan Ratih harus meninggalkan anak semata wayangnya.

Sedangkan Iqbal segera menuju kafe untuk menunggu bos wanitanya. Iqbal tidak ingin berada di dalam satu ruangan bersama bos wanitanya. karena Iqbal tidak tau syetan mana yang lebih cepat menggodanya.

Iqbal memesan kopi hitam dan segera menyeruput sedikit kopinya.

Dertttt.... Dertttt... dertttt

ponsel Iqbal berdering. dan menampakkan pemilik kontak yang ada di layar. dengan sigap Iqbal pun mengangkat panggilan dari bosnya.

Memang Iqbal harus bersikap seperti itu. karena untuk saat ini mencari pekerjaan sangat suasah. apa lagi jika menemukan bos yang sebaik Ratih

"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Iqbal

"Bal, tolong bawain koper make-up ku dong. tanggung nih aku mau keluar." ucapnya

"baik mbak. saya segera antar." jawabnya.

Iqbal segera berdiri dan menuju mobil bosnya. Iqbal segera mengbil koper yang selalu di bawa oleh bosnya.

Iqbal segera memasuki lift untuk menuju lantai 3. dimana bosnya berada

Iqbal melihat pintu kamar bosnya yang tidak terkunci. lalu segera membuka dan menyembulkan kepalanya.

Iqbal segera berpaling saat melihat tubuh Ratih yang hanya memakai handuk yang di lilit pada dada dan perutnya.

tok tok tok.

"Masuk aja Bal, tidak ku kunci kok.' sahutnya

Iqbal segera masuk dan segera menaruh barang itu. dan segera beranjak keluar.

"Bal, tolongi kaitkan bra-nya dong. aku sepertinya kesulitan." pinta Ratih

Dengan gugup Iqbal pun membantu Ratih mengaitkan bra-nya.

"Bal, hemmm..." Ratih sedikit menimbang ucapannya.

"Sudah mbak. saya ijin keluar." pamitnya lalu segera berjalan keluar.

pria mana yang tidak berga*rah jika melihat dada montok yang di suguhkan di depannya. begitu juga Iqbal, Iqbal adalah pria normal untuk menyikapi sesuatu hal yang indah pada tubuh wanita. namun sebisa mungkin Iqbal menahan agar tidak goyah keimananya. Iqbal sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan hanya Imel lah wanita yang harus di bahagiakan dan dua puaskan.

hanya pada pasangan halal lah Iqbal akan menuntaskan semua hasratnya.

tidak sekali dua kali Ratih memarkan tubuh indah itu pada Iqbal. namun Iqbal cukup menunduk seolah tidak terpengaruh oleh penampakan tubuh Ratih.

Dertttt... Derttt...

Ponsel Iqbal kembali berdering

"Iya sayang, ada apa?" tanya Iqbal saat tau siapa yang melakukan video call

"mas, kau sedang di mana?" tanya Imel saat melihat atap yang sering di lihat di beberapa gedung yang sering Imel datangi

"Mas lagi menunggu bos rapat." jawabnya. Iqbal harus sedikit berbohong agar sang istri tidak curiga. jika di jawab dengan di hotel pasti Imel akan sangat cerewaet.

"ohh mas nanti pulang jam berapa? Imel pingin bicara sesuatu pada mas" ucap Imel

"agak malam dek. bicara disini saja." ucapnya

"nggak ah mas, ngga enak kalau didenger orang." jawab Imel

"penting banget yaa?" tanyanya

Imel mengangguk.

"Yaudah nanti mas kabari jika sudah sampai rumah." jawabnya.

setelah obrolan selesei dan Iqbal harus mengantar bosnya ketempat lain.

...•••••...

"Mel, bapak masuk rumah sakit lagi " ucap ibu mertuanya. yang dengan susah payah datang kerumah Imel langsung malam ini.

"Bu, Imel nggak ada duit Bu. Imel belum gajian dan mas Iqbal juga belum pulang." jawabnya

"pinjemkan tetangga Mel. ibu harus membawa bapak kerumah sakit." jawabnya

Imel yang tak pernah berhutang pun langsung menjawab dengan gelengan kepala yakin

"tidak ibu. Imel tidak pernah lakuin itu, ibu pulang dulu saja. besok Imel usahakan." jawabnya

"kapan Mel, bapak harus di bawa di rah sakit malam ini." jawabnya

Imel bingung harus berbuat apa. mertuanya sangat butuh duit dan dirinya sama sekali tidak punya.

"mungkin ini adalah keputusan yang tepat. aku harus lakukan itu. dengan begitu aku juga akan memilki uang yang banyak. aku bisa bersenang senang." batin Imel

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!