Suara nafas terengah-engah dari seorang laki-laki. Dirinya berdiri dengan satu mata yang hilang. Goresan yang membekas dengan darah bercucuran di sekujur pakaian menunjukan bagaimana dia telah menerima begitu banyak serangan.
“Haah … haah … haah.”
Satu lengannya berlumuran dengan darah. Seperti sudah di ambang kehancuran di mana satu gerakan lagi, akan berujung lumpuh sepenuhnya.
Tanah tandus dengan retakan di mana-mana. Puing-puing yang bertebaran dan pepohonan yang tumbang. Lelaki itu berdiri seperti sedang berada di antah berantah dengan tubuh yang penuh luka.
Jauh di depannya, terdapat seorang makhluk dengan beragam corak hitam layaknya garis yang menyatu di sekujur tubuhnya. Penampilan layaknya pria di umur 20-30 tahunan, namun memiliki kulit yang pucat.
Berbeda dengan lelaki di depannya, pria itu terlihat kehilangan hampir seluruh dada kiri hingga lengan kirinya. Namun, sebuah gumpalan layaknya daging mulai muncul dengan cepat.
Kemampuan regenerasi yang begitu cepat memulihkan tubuhnya. Seolah tak pernah mendapatkan luka berat tadi.
Pria itu berdiri kokoh dengan memiringkan sedikit kepalanya. Senyuman tipis di wajahnya seperti sedang memandang rendah lawannya yang terlihat terengah-engah.
“Lihat kan? Kemampuanmu terbatas karena tubuh lemah dari seorang manusia.”
Pria itu berkata padanya.
Namun, lelaki babak belur jauh di sana tetap berdiri tanpa memalingkan pandangannya. Walaupun sorot mata terlihat penuh dengan kelelahan, tetapi dia tak menunjukan akan mundur dari situasi tersebut.
Sampai tak lama kemudian, pria itu mulai mengangkat tangannya. Memberikan sebuah uluran tangan layaknya sebuah bantuan.
“Kemarilah. Ketika kau menggapai tanganku, kau akan bisa merasakan keindahan dari tubuh yang abadi.”
Tubuh yang lemah penuh dengan luka. Tanpa kemampuan regenerasi seperti lawannya, lelaki itu sudah terlihat tak sanggup bangkit lagi. Di lihat darimanapun, lelaki itu memiliki kemungkinan kecil untuk memenangi pertarungan.
Lelaki tersebut memejamkan matanya. Bayangan dari seorang anak kecil yang memanggilnya dari kejauhan. Langkah kecil layaknya seorang balita berusaha mendekat. Dengan suara kecilnya, dia memanggil ….
“Ayah!”
Satu tarikan nafas yang dia ambil membuat seluruh tubuhnya tenang untuk sesaat. Udara di sekitar terasa berubah drastis, hingga dari dalam tubuhnya mengeluarkan sebuah aura dahsyat yang meluap-luap.
Wush!
Pria di depannya tertegun diam melihat aura dahsyat tersebut. Dia yang sudah babak belur dan berada di ujung kematian, masih bersikeras untuk berdiri dan bertarung lagi.
“Kau …!”
Lelaki itu tersenyum lebar penuh dengan semangat. Dia menarik satu kakinya ke belakang, kedua tangannya mengepal erat membentuk sebuah kuda-kuda.
“Walaupun sampai tetes darah terakhirku menguap, aku tidak akan biarkan siapapun mati di sini!”
Aura yang meluap di sekujur tubuhnya itu di lepaskan secara meluas. Membentuk sebuah medan aura yang memberikan tekanan dahsyat.
Dum!
Pria di hadapannya tertawa terbahak-bahak melihat semangatnya.
“Hahaha. Menarik, benar-benar menarik. Selama ribuan tahun, baru pertama kali aku menemui manusia dengan kemampuan seunik kau. Bagus sekali, hibur aku. Hibur aku dengan seluruh kemampuan yang kau punya!”
Keduanya memusatkan kekuatan mereka. Pria itu membentuk sebuah sabit yang di genggam erat dengan lapisan energi. Sedangkan lelaki sebelumnya, mengumpulkan seluruh tenaga di dalam satu pukulan. Kobaran energi mengambuk dahsyat seperti beresonansi antar satu sama lain.
Grak!
Hentakan keras dari kedua kaki mereka mendorong tubuh untuk bergerak secepat kilat.
“Haha!”
“Hyah!"
Duar!
China, Beijing
Malam hari yang di sinari oleh rembulan dan bintang-bintang indah di langit.
Jauh di dataran tinggi dapat melihat langsung indahnya cahaya kota Beijing yang terlihat ramai dan tentram. Dan di dataran tinggi yang tepat di ujung tebing jalan raya, terdapat seorang laki-laki yang sedang menyalakan sebatang rokok dan bersandar santai di belakang mobil hitam mewahnya itu.
“Fuuhh….”
Asap yang terhisap di hembuskan keluar setelah melalui paru-parunya.
Laki-laki tersebut mengangkat tangannya dan menarik rambut coklatnya ke belakang untuk di ikat ponytail. Rambut panjang dengan wajah tampan, mata sehitam gemerlapnya langit malam, serta tubuh ideal layaknya tokoh model pria di majalah bulanan.
Di kala sedang menghisap sebatang rokok itu, tiba-tiba saja terdapat suara handphone yang bergetar di kantung celana panjangnya.
Bzzz bzzz
Tangannya segera menyelinap masuk dan mengambil ponselnya untuk segera menjawab panggilan itu.
“Ada apa, Ling?”
“Shan, ada pekerjaan untukmu.”
“Katakan.”
Xiao Shan adalah nama lelaki tersebut. Dia berdiri di bawah langit malam seorang diri itu melempar rokoknya ke tanah dan di injak hingga mati sepenuhnya.
“Perusahaan X terlihat bergerak mencurigakan. Kepala perusahaan, Dong Qian baru saja selesai melakukan konferensi pers tentang kemajuan teknologi mereka dalam mengembangkan manusia robot.”
“Lalu? Bukankah menciptakan manusia robot itu sangat bermanfaat dan membuat kemajuan besar?”
“Iya, kalau penelitiannya aman.”
Kata-kata Ling dari panggilan tersebut membuatnya tertegun diam. Seolah ada suatu hal di balik ucapannya yang mencurigakan.
“Apa maksudmu?”
“Akan kuberikan datanya padamu. Coba lihat sendiri.”
Di tengah panggilannya itu, sebuah notifikasi terdengar dari ponselnya. Xiao Shan segera membuka ponselnya dan membuka data yang di berikan oleh Ling. Baru saja membaca sebentar, dan Xiao Shan sudah tertegun diam dengan kedua mata yang terbuka lebar.
“I … ini-!”
“Seperti yang kau lihat sendiri, mereka menggunakan manusia nyata untuk menjadi tes subjek dan menggunakan otak mereka sebagai pengganti mesin pengetahuan untuk setiap robot.”
Kenyataan kejam di mana perlakuan tidak manusiawi itu di lakukan secara besar-besaran. Emosi Xiao Shan terpancing hingga titik ingin meledak layaknya erupsi gunung merapi. Projek serahasia dan sekejam ini, akan sangat berbahaya jika sampai di berikan dukungan oleh pemerintah dan bahkan negara-negara lain.
“Kau tahu apa yang harus kau lakukan?”
“Ya, serahkan saja padaku.”
Xiao Shan mematikan panggilan tersebut. Dan tak lama baginya untuk masuk ke dalam mobil untuk segera pergi ke gedung perusahaan X. Berbeda dengan yang lain, Xiao Shan menggunakan jas hitam formal yang begitu rapih. Membuat penampilannya menjadi semakin tampan dan gagah selagi berjalan masuk ke pintu utama.
Ketika dia ingin berjalan masuk, tentu saja penjagaan di sana sangatlah ketat. Sudah ada dua orang bertubuh besar yang menghadangnya masuk dengan mudah.
“Berhenti di sana. Nama, tujuan dan asal anda sekarang juga.”
“Bagus sekali. Baru mau masuk saja sudah di hadang seperti ini,” keluh Xiao Shan.
“Bagaimanapun juga ini sudah menjadi tugas. Kami perlu memeriksa siapapun yang masuk ke dalam gedung, atau kami akan kehilangan pekerjaan ini.”
“Benarkah? Bagaimana kalau aku menelpon bos kalian sekarang juga? Bisa saja kalian langsung di pecat detik ini.”
“Apa, kau menggertakku?!”
“Terserah.”
Xiao Shan menggunakan ponselnya untuk menelpon seseorang. Kemudian, tak sampai beberapa detik sudah di jawab oleh lawan bicaranya. Xiao Shan dengan sengaja menggunakan mode speaker agar kedua penjaga itu mendengar langsung percakapannya.
“Halo.”
“Tuan Dong Qiao. Apa ini perlakuanmu untuk sesama teman bisnis? Aku sudah di hadang di pintu masuk utama saat ingin masuk ke dalam.”
“Di hadang? Siapa yang berani melakukannya?!”
“Dua penjaga yang berkata setia dan sedang melakukan pekerjaannya.”
Selagi tersenyum tipis dan mengangkat alisnya, Xiao Shan memberikan ponselnya kepada kedua penjaga itu yang sudah berdiri gemetar tiada henti.
“Nih, silahkan bicara sendiri dengan mereka.”
“Ma-maafkan kami, tuan Dong Qiao. Kami tidak tahu apa-apa, ini kesalahan penuh dari kami!”
“Kalian berdua ini … sudahlah. Lain kali, aku tidak akan memberikan kesempatan lagi!”
“Te-terima kasih, tuan Dong Qiao!”
Perubahan sikap dari kedua penjaga itu sangat drastis terhadap Xiao Shan. Mereka sontak memberikan jalan kepada Xiao Shan untuk masuk ke dalam layaknya seorang tamu kelas VIP. Setelah dia masuk ke dalam lift, Xiao Shan tersenyum tipis selagi berterima kasih pada orang yang dia telepon.
“Terima kasih, Ling.”
“Huh, bukan masalah besar.”
Saat pintu lift terbuka, lorong yang luas dan sepi itu datang menyambutnya. Shan sendiri juga sudah mengganti pakaiannya dari sebuah jas, menjadi kaus hitam biasa agar tidak menghambat pergerakannya.
“Ling, ruang yang mana?”
“Ikuti jalur lorong hingga menemui pertigaan lorong. Dan belok ke kiri, ada satu pintu ruangan yang berdiri sendirian di sana.”
“Ketemu!”
Panduan dari Ling membuatnya bergerak jauh lebih cepat untuk menemukan ruang kerja kepala perusahaan X, yaitu Dong Qiao. Lampu yang mati dengan ruangan dingin nan gelap menandakan tidak ada orang dan jejak sama sekali dalam jeda waktu yang cukup lama.
“Aku sudah di ruangannya. Apa selanjutnya?” tanya Xiao Shan selagi berjalan mendekat ke meja kerja yang berantakan.
“Apakah ada ponsel, komputer atau bahkan laptop di sana?”
Xiao Shan memutar pandangannya untuk mencari salah satu dari ketiga hal tersebut. Dan di ujung ruangan, ada sebuah laptop kecil yang tertinggal di atas meja tambahan.
“Ada.”
“Bagus. Hubungkan laptop itu dengan ponselmu secepatnya!”
“Sabar dulu. Kau pikir semua bisa di buat cepat seperti mie instan?!”
“Mie instan saja butuh proses, dasar aneh! Sudah cepat, lakukan saja!”
“Iya, berisik!”
Laptop itu menyala normal dan langsung terbuka ke halaman utama dokumen yang tertera begitu banyak. Kemudian, Xiao Shan mencari-cari ke seluruh berkas yang tertera sedetil mungkin. Hingga akhirnya, dia sontak terkejut membuka salah satu berkas yang berisi tentang rekaman dan foto uji coba pemindahan otak manusia ke dalam robot.
Amarahnya terpancing dengan jelas. Dapat terasa dari gertakan gigi dan kepalan tangan yang bahkan dapat meremukkan meja.
“Benar-benar sampah!” gerutu Xiao Shan.
“Kau mendapatkannya?”
“Ya. Lengkap dan kuat!”
“Bagus. Segera pindahkan filenya dan kirimkan padaku.”
“Sedang kulakukan.”
Proses pemindahan data tersebut berhasil sepenuhnya ke dalam ponsel Xiao Shan. Dia segera beranjak bangun dan menata kembali ruangan agar tidak terlihat ada jejak yang tertinggal.
“Dapat!”
“Bagus, sekarang kirim padaku!”
“masih 30% dalam proses pengiriman. Tunggu dulu.”
Di kala Xiao Shan berjalan di tengah lorong untuk menuju kembali ke lift, tiba-tiba saja Ling memberikan kabar buruk padanya. Dengan melihat cctv yang berhasil dia retas, banyak sekali orang-orang mengerikan yang berlari menaiki tangga seolah mengejar sesuatu.
“Um … Shan, kita kedatangan tamu!”
“Apa?!”
“Cepat pergi dari sana. Kelihatannya ada keamanan yang melacak pergerakanmu!”
“Mungkin laptop tadi. Ada sebuah alarm otomatis di dalamnya.”
“Pikirkan itu nanti, cepat lari keluar!”
Ketika dia sedang berlari di tengah lorong untuk mencari jalan keluar lain, Xiao Shan telah di hadang oleh sekumpulan orang yang datang membawa senjata api dan lainnya jauh di depan.
“Itu dia. Tangkap orang itu!”
“Sialan. Ling, jalan yang mana?!” tanya Xiao Shan.
“Um … belok kiri!”
Sesuai dengan arah Ling yang memantau dari segala cctv yang berhasil dia retas, dia memberikan Xiao Shan jalan yang paling aman dan cepat untuk segera kabur dari dalam gedung itu. Bahkan sampai masuk ke dalam ventilasi udara yang menuntun Xiao Shan ke atap gedung tersebut.
“Hei, ini malah jadi terjebak di atas atap. Kau mau aku melakukan hal gila apa agar bisa kabur?!”
“Maaf, Shan. Tetapi, mereka semua telah mengepung lantai gedung. Jumlah mereka terlalu banyak!”
Xiao Shan berjalan ke tepi atap gedung tersebut. Dia melihat ke bawah di mana langsung jalan besar yang ramai akan kendaraan berlalu lalang. Tak hanya itu dengan jarak setinggi 15 lantai atap gedung dari permukaan, hanya akan menimbulkan perasaan cemas padanya memikirkan hal aneh.
Dan di kala Xiao Shan terpojok seperti itu, situasi menjadi semakin parah ketika ada suara kokangan senjata berbunyi di belakangnya.
Clack!
“Ah, sial!”
“Aneh ya, sudah lebih dari 3 tahun lebih aku mengurus projek ini. Dan aku sudah sangat waspada kalau akan ada sesuatu yang terjadi lambat laun. Tak kusangka kalau orang yang terlibat adalah salah satu agen rahasia dari pemerintahan China, Xiao Shan.”
Xiao Shan berbalik secara perlahan. Di sana dia melihat pria paruh baya yang berdiri menodongnya dengan sebuah senjata api. Tidaklah lain dari siapa orang itu, bahwa kepala perusahaan X sendiri, Dong Qian datang untuk menangkap basah Xiao Shan.
“Dong Qian,” gerutu Xiao Shan.
“Nah nah, ada apa dengan tatapan tajam itu? Kau yang mengambil barangku, seharusnya aku yang marah kan?” sahut Dong Qian.
Dor!
“Ugh!”
Pelatuk tersebut di tariknya tanpa ragu dan menembus paha kanan Xiao Shan. Membuatnya terjatuh pada satu lututnya selagi menahan rasa sakit dari darah yang mengalir tiada henti.
“Shan!”
“Duh duh, sakit ya? Sudah pasti sih.”
Xiao Shan berusaha untuk bangkit berdiri lagi. Dia menahan rasa sakit itu dengan sebuah senyuman meledek pada Dong Qian.
“Aku menjalani misi yang jauh lebih mengerikan di bandingkan tertembak satu peluru. Ini … bukan apa-apa,” gumam Xiao Shan.
“Wah, aku terkesan! Begitukah aku harus bereaksi?”
“Mungkin.”
“Aku tidak punya waktu untuk bergurau denganmu. Kembalikan apa yang sudah kau ambil dariku, dan aku akan membiarkan kau hidup.”
Ancaman tersebut benar-benar memojokkan Xiao Shan dari segala arah. Terutama dari begitu banyaknya orang-orang Dong Qian yang datang menyusulnya dari dalam gedung. Sehebat apapun reputasi Xiao Shan sebagai agen rahasia, tidak akan mungkin dia bisa lolos melawan lebih dari belasan orang dengan senjata api di tangan mereka.
Dia terdiam tak harus apa. Hanya saja, dia masih paham akan misi yang dia harus lakukan.
“Ling, bagaimana datanya?” bisik Xiao Shan.
“Sebentar lagi ….”
98 … 99 … 100%
Data tersebut berhasil di terima oleh Ling. Seluruh bukti terhadap projek ilegal yang Dong Qian telah aman sepenuhnya.
“Sudah. Kita mendapatkan semua buktinya, aku juga sudah membuat duplikatnya untuk jaga-jaga. Sekarang, aku akan mencari bantuan dari pihak pemerintah untuk-!”
“Tidak perlu, Ling.”
“Hah?!”
Ling tertegun diam mendengar ucapan Xiao Shan yang menolak bantuannya.
“Shan, apa yang kau katakan barusan?!”
“Yang terpenting adalah datanya. Apapun yang terjadi padaku ke depannya, data itu tidak akan hilang.”
“Xiao Shan. Jangan mencoba hal gila. Kau akan keluar dari situasi itu. Tidak ada yang aku tidak bisa lakukan untuk-!”
Xiao Shan mematikan telepon tersebut. Karena dari sisi manapun, dia tahu kalai Ling takkan menerima kenyataan pahit itu. Sedangkan Dong Qian masih menodong senjatanya selagi menunggunya menyerahkan data tersebut.
“Xiao Shan. Serahkan … datanya!” ancam Dong Qian selagi bersiap menarik pelatuk.
Namun, Xiao Shan hanya tersenyum tipis seolah tak memiliki penyesalan.
“Ya, sudah kok. Ke pemerintahan China.”
Dor!
“Uuuh …”
Rasa sakit di kepalanya membuatnya begitu pusing. Kedua mata terbuka perlahan, melihat ke kiri dan kanan.
“Apa yang terjadi?”
Dirinya bergumam heran seolah tidak ada hal aneh baru saja terjadi. Begitu kedua matanya menjadi jernih, Xiao Shan tertegun diam melihat sekitarnya.
“Eh? Aku … ini … ada di mana?”
Xiao Shan yang sebelumnya mengingat dirinya mati di tembak oleh Dong Qian setelah berhasil menggagalkan projek kejinya itu. Tetapi, tidak ada satupun jejak yang memberikannya petunjuk dia berada di mana.
Rumah sakit? Tidak.
Rumah? Tidak.
Kantor? Tidak.
Itu adalah ruang hitam tanpa batas yang mengekangnya seperti tiada ada akhir. Sejauh mata berusaha memandang, Xiao Shan tak bisa menemukan ujungnya. Dia terbangun di tengah kegelapan seolah sudah menelannya.
“Hei … ?”
Suaranya bergema kencang seolah ruangan itu benar-benar luas nan kosong. Sekalipun dia berbicara, tidak ada satupun orang yang datang menyahutinya.
“Uwa, menyeramkan. Serasa di kurung di ruangan tanpa batas.”
Gumamnya sendirian di tempat tersebut. Namun, setelah melihat tempat tersebut memanglah terlihat seperti ruang tanpa batas.
Tak lama kemudian, dia mengingat kembali bagaimana dirinya telah mati. Dia terpojok oleh sejumlah orang-orang dari Dong Qiao. Dan berakhir tertembak mati olehnya setelah berhasil mengambil data rahasia.
Dia yang sadar bahwa dirinya sendiri telah mati pun menyadari bahwa tak ada jawaban selain dirinya kini telah mencapai akhir dari perjalanan hidupnya. Bagaimana dengan banyaknya orang mengatakan di mana manusia akan mati dan beranjak pergi ke dunia akhirat.
“Ini … dunia akhirat?”
Gelap gulita. Tak ada satupun orang yang ada di sana. Xiao Shan sama sekali tak bisa merasakan adanya hawa keberadaan orang selain dirinya.
“Astaga. Aku tidak pernah mengira kalau akhirat akan sangat sepi. Ke mana orang-orang yang telah berbuat kejahatan?”
Di kala Xiao Shan berbicara omong kosong terhadap dirinya sendiri, tiba-tiba saja sebuah suara perempuan yang sama sebelum dia benar-benar mati kembali terdengar di ruangan hitam itu.
[ Selamat datang, tuan Xiao Shan ]
“Eh, si-siapa?!”
Xiao Shan menoleh kiri dan kanan tidak menemukan sosok yang mengucapkan kata-kata itu. Dia yang beranggapan bahwa yang berbicara adalah seorang wanita dengan wujud manusia, berubah di kejutkan ketika melihat sebuah panel virtual yang muncul di hadapannya dengan tulisan yang diikuti suara yang sama.
[ Memindai data pemain ]
[ Proses dimulai : 1% ]
Angka persentase itu terus meningkat seiring waktu. Jun menatapnya yang menyerupai bentuk loading screen sebuah game pada umumnya pun memiringkan kepala kebingungan.
“Apa ini?”
Tak lama kemudian, sistem itu berhenti
[ Persyaratan untuk memulai Endless System telah di terima ]
[ Meminta konfrimasi ulang terhadap pemain ]
[ Yakin untuk memulai program Endless System? ]
[ Ya / Tidak ]
Dengan suara perempuan dan juga panel virtual yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya, membuat Xiao Shan masih kebingungan.
“Tu-tunggu dulu. Apa itu program Endless System?”
“Sebuah program penyiksaan di akhirat kah?! Kalau begitu aku tidak mau.”
Ting!
Panel Virtual yang kembali muncul di hadapannya menimpa panel sebelumnya dan memberikan tulisan yang diiringi suara perempuan itu.
[ Program Endless System adalah sebuah program khusus yang di berikan kepada pemain untuk memulai ulang kehidupannya di dunia yang berbeda. Tuan Xiao Shan, anda telah terpilih sebagai pemain setelah mencapai kematian dan memenuhi akses untuk melakukan program ini ]
Walaupun penjelasan singkat itu di dengar jelas olehnya, namun Xiao Shan sontak terkejut ketika mendengar kata ‘memulai ulang kehidupan’.
“Memulai ulang ... kehidupan? Apa ini sebuah candaan?”
Suara dari perempuan itu tidak menjawab pertanyaannya. Hal itu membuat Xiao Shan menunduk diam dengan kepalanya yang berusaha memahami situasi yang dia alami.
“(Reinkarnasi? Apa hal itu benar-benar nyata? Apa mungkin aku sedang bermimpi saja dan kini sedang bermain game?)”
Pemikiran ragu-ragu di dalam kepalanya itu membuat Xiao Shan tidak mendapatkan kesimpulan apapun. Dia menggelengkan kepalanya seolah berusaha untuk menjernihkan isi otaknya. Dan ketika dia melihat sekeliling ruangan hitam itu, dia menjadi mengerti.
Hal yang dia ragu kan itu, kini tidak bisa lagi karena dia sudah berbicara dengan suara seorang perempuan dan panel virtual yang menjawab ucapannya.
Xiao Shan kembali menarik pandangannya ke depan dimana panel virtual itu berada. Dia menggaruk bagian belakang kepala sembari mendecakkan mulutnya berulang kali.
“Ah, sial. Mimpi atau bukan, aku tidak peduli,” gumam Xiao Shan
Tangannya yang mulai terangkat itu semakin mendekat ke arah panel virtual tersebut. Dan ketika jari telunjuknya menekan tombol ‘Ya’, suara perempuan yang di sebut sistem itu kembali berbicara padanya.
[ Akses di terima ]
[ Selamat memulai perjalanan anda, tuan Xiao Shan ]
[ Program Endless System, di aktifkan ]
Panel virtual itu pun menghilang dari hadapannya. Serta, tubuh Xiao Shan sendiri ikut mulai memudar layaknya partikel-partikel kecil yang melebur dengan udara hampa hingga habis tak tersisa.
*
*
*
*
*
Pandangan mata yang gelap tidak menunjukan akhir dalam kegelapan gulita. Xiao Shan mulai membuka kedua matanya secara perlahan dan di sambut dengan langit-langit putih nan ukiran tradisional.
Dia mengangkat tubuhnya dan memposisikan dirinya untuk duduk. Ketika Xiao Shan melihat seisi ruangan yang di penuhi dengan ukiran dan benda-benda tradisional dari masa sejarah China.
Xiao Shan yang masih belum bisa mengetahui dengan jelas apa yang terjadi padanya, membuat dia kembali mengingat hal yang sistem itu lakukan kepadanya. Tubuhnya hanya hancur menjadi ribuan partikel, dan ketika dirinya sadar dia sudah berada di sebuah kamar tradisional.
Dia berusaha untuk mengusap-ngusap kedua matanya agar dapat melihat lebih jernih. Kepala dan mata yang tertunduk ke bawah itu, terkejut ketika membuka dan melihat tubuh yang sedikit berbeda.
“Eh, tubuhku?!”
Xiao Shan terkejut karena tubuhnya saat itu memiliki otot yang jauh lebih kecil di bandingkan tubuh yang biasa dia lihat. Terutama otot di bagian perutnya yang seharusnya terlihat kekar, kini jadi menghilang dan hanya terlihat sedikit saja.
“Apa yang terjadi?”
“Ackh!”
Tiba-tiba saja, rasa sakit yang menyengat kuat mulai menyebar di kepalanya. Seisi kepalanya saat itu di benturkan oleh berbagai macam keping ingatan yang di paksa masuk ke dalam otaknya.
Xiao Shan kini telah berinkarnasi ke dunia kultivator yang kejam. Dunia yang di penuhi dengan kekuatan mistis dan tenaga dalam yang di gunakan untuk mengukur kehormatan dan kehebatan seseorang. Mereka yang memiliki bakat dan kekuatan dahsyat akan semakin di hormati. Namun, bagi mereka yang tidak akan menjadi manusia lemah yang hidupnya akan setara dengan budak.
Level Kultivasi dibagi menjadi 9 tingkatan dengan 5 bintang di setiap level :
Petarung Junior
Petarung Senior
Petarung Elite
Petarung Guru
Petarung Jenderal
Master
Raja Petarung
Kaisar Petarung
Dewa Petarung
Kini, Xiao Shan bereinkarnasi ke tubuh seorang pemuda berumur 20 tahun bernama, Liu Shan. Liu Shan adalah Tuan muda dari keluarga Liu Shan di kota Feng. Dia di kenal sebagai tuan muda tak berguna karena kemampuannya yang gagal berkultivasi.
Di dunia tersebut, kultivasi adalah segalanya. Demi menaikan derajat seseorang, mereka harus bisa berkultivasi dan juga mencapai tingkat tinggi.
Dahulu, Liu Shan di hormati oleh banyak orang dan di agungkan. Kemampuannya dalam berkultivasi benar-benar luar biasa. Pada umumnya, seseorang dapat menembus tingkat petarung junior bintang pertama dalam umur 13 tahun.
Namun, Liu Shan di umur 14 tahunnya itu sudah mencapai tingkat petarung junior bintang empat. Kemampuannya yang di meningkat drastis itu menjadi suatu kebanggan bagi keluar Li untuk mendapatkan ahli waris yang berbakat.
Tetapi, suatu hari semua hal itu sirna begitu saja. Di umur 16 tahun, tubuh Liu Shan mengalami suatu penyakit yang di namakan pembekuan meridian. Meridian yang di anggap sebagai lalu lintas energi tubuh seorang kultivator, kini membeku di tubuh Liu Shan dan membuat tubuhnya tak bisa berkultivasi lagi.
Seluruh kehormatan yang Liu Shan dapatkan hilang dalam sekejap mata. Baik dari para penduduk kota Feng, teman-temannya, dan juga kekasihnya yang telah menjadi tunangan sendiri pun memutuskan hubungan dengannya.
Kehidupan nikmat yang dia miliki kini telah sirna dan tergantikan dengan penghinaan tiada henti setiap kali dirinya pergi keluar dari kediaman keluarga Li.
**
Ingatan yang telah di pahami dengan jelas oleh Xiao Shan saat itu membuatnya terkejut betapa kejamnya dunia itu.
“Jadi seperti itu, masa lalu pemilik tubuh ini ….”
Xiao Shan yang mengetahui hal tersebut pun merasakan empati yang kuat terhadap pemilik tubuh. Dan sebagai seseorang yang kini menggantikan posisinya, Xiao Shan berteguh kuat dan berjanji kepadanya dan diri sendiri.
“Beristirahatlah dengan tenang, Liu Shan. Agen rahasia Xiao Shan, akan memutar balikkan seluruh hinaan yang telah kau terima!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!