...Happy reading guys, ikutin kelanjutan kisahnya Yah💐...
Trang ... Prak Pyar ...
Suara barang yang tengah diluluh lantakkan oleh Vanessa. Terlihat barang-barang mulai beterbangan dihadapan wajah Desta, dirinya yang menyulut bara api dihati Vanessa membuat istrinya hari ini semakin brutal.
"Apa kamu gila!" maki Desta.
Tatap mata penuh kebencian dari Vanessa tak menggetarkan hati Desta untuk mengurungkan niatnya itu.
Keduanya yang tak kunjung memiliki seorang anak membuat Desta harus menuruti semua ucapan mamanya. Tanpa ampun dan maaf, selama pernikahan dirinya dengan Desta ia selalu diberondong pertanyaan yang membuat hatinya nyilu.
Flashback Vanessa.
Kapan kamu punya anak. tutur mertua Vanessa yang selalu menghantui perasaannya.
Ternyata Desta mendapati perintah dari mamanya untuk mencari seorang perempuan lagi dihidupnya, dengan kata lain ia harus mendua dari Vanessa. Tetapi Vanessa yang mengetahui hal tersebut begitu tak terima dengan keputusan sepihak ini.
*
*
*
Beberapa minggu kemudian, setelah keduanya bertengkar hari itu.
Krieet Brakkk ...
"Tutup pintunya perlahan, aku tidak tuli !." umpat Vanessa pada Desta.
Ia memiliki nama lengkap Desta Dominic dan menjadi CEO pada salah satu usaha yang dikelola orang tuanya. Parasnya yang tampan dan putih membuat banyak hati perempuan berdecak kagum. Dan memiliki tubuh yang sedikit berotot.
"Jangan banyak bicara lagi, lebih baik diam saja dirimu." umpat balik Desta.
Hari ini lagi-lagi mereka berdua bersitegang kembali didalam kamar, dan semenjak Desta memutuskan untuk berpoligami dari Vanessa rumah tangganya kini jauh dari kata tenang.
📱"Sayang tunggu aku lima menit lagi," suara seorang wanita terdengar manja diujung ponsel milik Desta.
Desta yang mendengar suara manja dari wanita tersebut segera keluar dari kamarnya untuk menuju ruang kerjanya yang berada dibawah.
"Dia selalu menghabiskan seluruh batas sabarku!" tatap mata Vanessa kesetanan.
Ting Tong ...
Seorang asisten rumah tangga mereka yang berlari untuk membukakan pintu.
"Tuan Desta ada dirumah?" tanya seorang wanita dengan baju seksinya yang bewarna hitam.
Bibik pun langsung menyuruh tamu tersebut masuk kedalam dan mempersilahkan duduk disofa.
Dari kejauhan Desta yang baru saja keluar dari ruangan pribadinya menyapa wanita tersebut. "Hai, sayang".
Wanita tersebut merespon ucapan Desta dengan mengecup pipinya tanpa ragu. Tanpa berlama-lama mereka berdua pun terlihat saling berpelukan dan berjalan menuju ruangan pribadi Desta.
"Sabar dong sayang, udah nafsu aja" ujar Garneta Dandelion. seorang wanita yang Desta temui disebuah club malam.
Tubuhnya yang sangat sempurna dan memiliki lekuk tubuh seperti biola spanyol.
Karena tubuhnya yang ringan membuat Desta lebih muda membopong tubuh Garneta kedalam pangkuannya. Keduanya tak segan bercinta dalam ruangan tersebut tanpa harus ada kata ragu.
Sementara Vanessa yang memutuskan untuk keluar dari kamar saat itu tengah mengelilingi rumah untuk mencari keberadaan Desta yang tak kunjung kembali ke kamar.
Benar saja, saat langkah kakinya terhenti didepan ruangan pribadi milik suaminya ia menemukan suaminya itu tengah memadu kasih didalam ruangan pribadinya dengan begitu mesra.
"Nakal sekali kamu, ih" suara genit Garneta didalam ruangan itu mengundang amarah Vanessa yang kini telah membabi buta.
"Dasar perempuan jalan*, cepat turun darinya!." maki Vanessa tanpa pandang bulu kepada perempuan tersebut.
"Sayang," rengek Garneta mencoba mengadu pada Desta yang masih saja asyik memangku dirinya.
Desta kali ini sungguh tidak memperdulikan lagi luka hati Vanessa yang sudah perih seperti tertusuk belati. Ia yang sudah membabi buta disana, mencoba meraih rambut Garneta saat itu.
"Akh," rintihannya kesakitan setelah sebagian rambutnya dapat diraih dengan sempurna oleh Vanessa.
Vanessa Anastasya adalah seorang model yang cukup terkenal, dan memiliki karir yang begitu cemerlang. Dirinya hanya berbanding 11-13 dengan wajah Garneta.
"Dasar pelakor, tau malu nggak kamu. Dia sudah menikah!" maki Vanessa bertubi-tubi tanpa ampun.
"Hentikan,semua ini terjadi karena dirimu yang tak kunjung hamil kan?" serang balik Garneta yang mengetahui konflik rumah tangganya kali ini.
"Sial*n, jadi kamu sudah menceritakan borok pernikahanmu sendiri pada wanita jalan* ini?" tunjuk Vanessa berapi-api dihadapan Desta.
"Sudahlah, akui saja kekalahanmu" sahut Desta yang masih menikmati tubuh Garneta.
Plaaakkk
Tamparan telak dan begitu keras melesat dipipi Desta saat itu, dengan refleks Garneta yang saat itu berada dipangkuan dirinya langsung turun.
Tanpa ampun, Desta yang lebih memilih keberadaan Garneta disana menyeret tubuh Vanessa ke arah pintu keluar dengan segera.
"Apaan ini, apa kamu sadar sudah diracuni semua pikiranmu oleh makhluk tak kasat mata itu" Vanessa terus menerus mencaci perempuan itu tanpa ampun dihadapan suaminya.
Sambil membuang tangan Vanessa, tubuhnya sedikit terpelanting disana. Ia yang begitu histeris mencoba menggedor pintu rumah mewah itu dengan keras.
"Keluar kau Desta, Siala*!" ujarnya.
Kali ini, bukanya ia menangis meraung-raung karena ulah Desta. Dirinya malah semakin bringas mendapati kesakitan ini.
Dirinya yang sudah bertekad untuk membalas semua sikap keji Desta ini, lebih untuk mencoba menenangkan dirinya disana. Ia pun coba mengikuti pikiran picik lelaki dan wanita yang sedang bermesraan didalam sana.
"Bik, tolong kali ini saja bukakan saya pintu" pinta Vanessa yang setengah memelas kepada bibi ida.
Dirinya yang saat itu hanya bisa melihat dari balik jendela, memohon untuk meminta bantuan kepada asisten rumah tangganya.
"Hentikan bi," sahut Desta yang sudah menyeret sebuah koper dan tas milik Vanessa dari atas.
Isi koper tersebut terlihat tak tertata dengan rapi pada tempatnya.
Brakkk srakkk
Koper itu dibanting dengan begitu keras ke arah Vanessa yang masih saja berdiri didepan teras rumah.
"Brengs*k, aku bukan barang yang seenaknya kamu buang begitu saja" tutur Vanessa.
Tanpa basa-basi lagi, dan sesuai perintah mamanya ia menjalankan tugas itu begitu baik. Justru ini menjadi momen yang sangat baik bagi Desta, karena meskipun dirinya sudah menikah tetapi sikap dirinya yang gemar berganti pasangan sejak dulu terbawa sampai saat ini.
Sementara Vanessa menyeret koper miliknya dengan penuh amarah, ia yang saat itu masih mengenakan piyama pendek miliknya dan berjalan tanpa alas kaki membuat semua mata orang tertuju pada dirinya.
"Ciyee, cantik-cantik nggak pake sendal. Kabur apa gimana ni, butuh tumpangan nggak cantik?" segerombol pemuda tengah menggoda dirinya saat itu.
Vanessa yang baru saja menyadari dirinya berjalan tanpa alas kaki, ia baru mulai merasakan sakit dan perih ditelapak kakinya yang sudah terlihat memerah akibat panas terik.
"Iih, sial benar aku ini." maki Vanessa pada dirinya sendiri.
Bagaimana tidak, model terkenal setara dirinya harus mendapati perlakuan tak menyenangkan seperti ini dari laki-laki yang ia sebut sebagai seorang suami.
Ia pun lalu membuka tas miliknya, dan baru memesan sebuah taxi online disana. Dirinya yang berdiri dibawah teriknya sinar matahari, tak membuat ia untuk bersikap manja pada dirinya sendiri.
"Mbak Vanessa?" ucap sopir taxi online yang tengah berhenti tepat dihadapannya.
"Iyah, cepat buka pintunya" perintahnya.
Karena sopir taxi tersebut mendapati dirinya tak mengenakan sendal, pria tersebut malah meninggalkan Vanessa disana dengan membatalkan pesanannya, karena ragu.
"Woi ... siala*" umpat Vanessa.
Bersambung❤️
......................
Hai, Hai ini adalah karya othor yang ke empat yah. Mohon dukungannya 🙏💐
💐jangan lupa tekan tombol ikuti, agar mendapatkan notif setiap harinya.
💐 jangan lupa like saat sudah membaca ceritanya yah.
💐 jangan lupa berikan dukungan kalian untuk aku, bunga bintang dan favorit juga yah
💐dan yang paling terpenting, adalah komen kalian guys
Tengkyuuuu❤️❤️❤️❤️❤️
*
*
*
...Happy reading guys, ikutin kelanjutan kisahnya Yah💐...
📞 "Dimana lu ca, jemput gue dong please!". Vanessa.
📞"Hah jemput, dimana loe Nes?" jawab Caca.
📞 "Lontang lantung dijalan ni gue, nggak jauh dari rumah laki gue." jelas Vanessa.
Caca Ferandita adalah sahabat Vanessa, keduanya sudah berteman lama semenjak masih duduk dibangku sekolah menengah pertama.
Dengan mobil bewarna kuning, ia saat itu menjemput Vanessa tepat kurang dari sepuluh menit.
Pim... pim...
Suara klakson mobil Caca mengagetkan Vanessa.
"Lah, pake bawa segala koper. Mau kemana lu Nes. Mana nyeker pula lagi" kritik Caca pada sahabatnya itu.
"Duh, suruh masuk dulu kenapa. Kaki gue uda hampir melepuh nih" Vanessa masih saja sibuk berjingkit disana.
"Gih masuk,".
Mereka berdua adalah sahabat yang paling kocak, tapi keduanya saling melengkapi dan menyayangi satu sama lain. Bak pinang dibelah dua, mereka ini memiliki sikap yang tak jauh berbeda.
Persahabatan yang sudah terjalin cukup lama ini, membuat mereka seperti kakak beradik. Tak khayal keduanya juga akan saling mengingatkan jika berada dalam jalan yang salah ataupun sebaliknya.
"Ca, ajakin gue nginep dirumah lu ya. Semalem aja, gue lagi nggak mau pulang ke rumah dulu" celoteh Vanessa.
"Kebiasaan buruk, kapan si berubah. Tuh otak kadang gesrek juga kalau lagi eror" umpatnya.
Caca yang tak bisa menolak permintaan Vanessa saat itu, memilih untuk mengantarkan dirinya ke sebuah apartment miliknya yang sudah lama tak ia tempati.
"Kenapa kesini sih?" protes Vanessa setengah menggerutu.
"Diem, nggak perlu bawel lu. Ayo turunin kopernya".
Keduanya lalu menuju ke atas untuk masuk kedalam apartement Caca.
Tanpa mencuci kakinya terlebih dahulu, Vanessa lalu melesat ke atas tempat tidur milik Caca. Setelah semua masalah rumah tangganya bersama Desta bercerai berai, ia sudah merasa bahwa dia gagal menjadi istri yang baik.
"Coba ceritain kenapa lu sama Desta?" tanya Caca sembari menatap ke dua mata Vanessa penuh selidik.
"Jangan bahas dia sekarang, uda muak gue hari ini sama dia" Vanessa mendengus kesal sambil membenamkan wajahnya ke atas bantal.
Seolah mengerti bahwa sahabatnya tersebut tengah melalui hari panjang yang begitu pelik siang ini, ia pun memutuskan untuk meninggalkan Vanessa disana agar beristirahat dengan tenang.
📱"Sayang kamu dimana, mama dan papa baru aja dari rumah kamu. Kata Desta kamu kabur dari rumah,kenapa si sayang?" sebuah pesan singkat menghiasi layar ponselnya.
Vanessa yang hendak menenangkan pikirannya, harus terbangun lagi karena mendapati pesan dari mamanya tersebut.
Sial banget hidup gue punya laki yang brengs*k seperti Desta. Bisa-bisanya ia putar balikin fakta didepan orang tua gue. gerutu Vanessa terhadap suaminya.
Sejauh ini Vanessa lebih memilih untuk menghindari kedua orang tuanya terlebih dahulu, karena bagi ke dua orang tua Vanessa hubungan pernikahan ini teramat penting diatas segalanya dibandingkan dengan kebahagiaan putrinya.
*
*
*
"Gimana ma, kamu berhasil bujuk Vanessa?" tanya Biandoko papa Vanessa.
"Enggak pa, pesan mama hanya dilihat aja sama dia" sahut Fenny mama Vanessa.
Karena mereka berdua tengah kehilangan jejak putrinya, keduanya pun terlihat menghubungi beberapa teman dekat Vanessa saat itu. Dan orang pertama yang mereka hubungi adalah Caca.
📞"Ca, maaf ni tante gangguin kamu. Apa kamu tahu Vanessa dimana?" suara Fenny terdengar di ujung telepon.
📞"Eh tante, siang te. Ehmm Vanessa ya, Caca belum tau tuh dia dimana. Maaf ya te" balas suara Caca.
📞"Oke, terimakasih ya" Fenny mengakhiri teleponnya.
Kali ini, Caca harus bersedia masuk kedalam lubang permasalahan Vanessa dengan ke dua orang tuanya tersebut. Caca yang sangat mengerti keadaan Vanessa kali ini, ia memilih untuk lebih mendukung sahabatnya itu. Dirinya memang belum menikah sejauh ini, tapi ia tak pernah ketinggalan cerita tentang semua konflik pelik yang selalu dihadapi Vanessa dirumah Desta.
Akibat semua cerita Vanessa lah ia lebih memilih untuk bertahan menjomblo hingga sampai detik ini. Ia sangat takut untuk memutuskan menjalin hubungan yang jauh lebih serius dengan seorang pria.
Baginya, Vanessa adalah wanita yang cukup tangguh melebihi dirinya. Tapi ia harus dipukul mundur dengan paksa oleh keadaan sekarang.
Keadaan dirumah Desta saat itu terlihat cukup tegang setelah kedatangan ke dua orang tua Vanessa disana, pasalnya ke dua orang tua mereka bertemu disana dan menemukan Garneta juga dirumah itu.
Flashback ke dua orang tua Desta dan Vanessa.
"Siapa perempuan ini?" tuding Fenny ke arah Desta.
Tapi Desta tetap mengunci mulutnya rapat-rapat, ia terlihat begitu berhati-hati saat hendak membuka mulutnya.
"Ada apa kalian kemari," sahut Fransiska mama Desta.
Dirinya kali ini sudah tidak bisa menahan lagi semua unek-unek yang telah mengganjal hatinya dari setahun silam.
"Maksud kamu apa?" tegas Fenny.
"Putri kamu lebih memilih angkat kaki dari rumah ini, dari pada memberi cucu dan pewaris keluarga saya" jelas Fransiska sambil membuka lebar kipas miliknya.
Kedua hubungan besan perempuan ini memang tak terjalin begitu harmonis. Kerap kali keduanya bersitegang karena harus saling membela putra putrinya masing-masing.
Tapi berbalik berbeda dengan ke dua hubungan papa Vanessa dan Desta. Keduanya cukup terjalin apik sejauh ini, karena mereka memang sudah terlalu lama menjalani bisnis bersama.
"Sudah-sudah," lerai Biandoko pada ke dua wanita tersebut.
"Pa," Fenny terlihat mengeluh pada dirinya karena belum menuntaskan segala kemarahannya.
"Sudah cukup, ayo kamu ikut aku" ajak papa Vanessa.
Biandoko sebagai seorang lelaki, dia sudah dapat membaca dengan baik gesture Desta saat itu. Dan dia sudah mengetahui juga kemana alur pembicaraan besannya tersebut kepada istrinya Fenny.
Tapi dirinya tetap memilih diam, karena masih ada rasa hormat pada teman bisnisnya Wisnu yang tak lain adalah papa Desta.
Dia lebih melihat Wisnu dari pada Fransiska dalam urusan rumah tangga putrinya. Karena sejauh ini, Wisnu selalu bisa berpikir dengan rasional ketika memandang situasi dan kondisi.
Keduanya yang sudah berlalu dari rumah Desta segera menyusuri jalan untuk mencari keberadaan Vanessa. Tapi usahanya tak kunjung membuahkan hasil sedikitpun.
Tidak lama kemudian, Vanessa yang sudah merasa jauh lebih baik memilih untuk membalas pesan mamanya.
📱"Maaf ya ma, saat ini Vanessa lebih memilih untuk menjauh dulu dari kalian. Vanessa ingin menenangkan pikiran terlebih dahulu, sampai keadaan Vanessa benar-benar membaik dan bisa menerima semua ini dengan baik. Kali ini Vanessa mohon, tolong jernihkan juga pikiran mama dan papa. Jangan hanya memandang papa Wisnu ataupun Desta, kebahagiaanku juga patut diperjuangkan pa ma. Kali ini saja, Vanessa berharap kalian bisa mempertimbangkan dengan baik permintaan Vanessa yang tak muluk-muluk ini.
Vanessa memilih untuk mengutarakan semua isi hatinya pada mama dan papanya melalui sebuah pesan tanpa bertatap muka.
......................
Hai, Hai ini adalah karya othor yang ke empat yah. Mohon dukungannya 🙏💐
💐jangan lupa tekan tombol ikuti, agar mendapatkan notif setiap harinya.
💐 jangan lupa like saat sudah membaca ceritanya yah.
💐 jangan lupa berikan dukungan kalian untuk aku, bunga bintang dan favorit juga yah
💐dan yang paling terpenting, adalah komen kalian guys
Tengkyuuuu❤️❤️❤️❤️❤️
...Happy reading guys, ikutin kelanjutan kisahnya Yah💐...
📱"Jangan datang telat lagi ya Nes, gue tunggu" sebuah pesan singkat Bastian pada dirinya.
Sore hari itu, Vanessa yang tengah berada disebuah rumah makan bersama Caca tiba-tiba teringat dengan janjinya bersama Bastian setelah membaca isi pesan singkat tersebut.
Meski dirinya adalah model yang cukup mempunyai nama, ia tak segan untuk makan dipinggiran jalan ataupun makanan sederhana lainnya. Baginya, ia sama saja seperti manusia lainnya yang tak memiliki arti hidup begitu besar tanpa sebuah prestasi.
"Yok ah, lama bener dah!" seru Vanessa kepada Caca yang masih sibuk dengan makanannya.
"Emb,embbbb" mulut Caca masih terlihat penuh dengan makanan.
Tapi Vanessa sudah menarik tangan Caca dari sana, dan ia pun harus merelakan makanan tersebut untuk terakhir kalinya. Saat berada dalam mobil, ia pun terlihat membenarkan makeup miliknya.
"Loe tu yah, sekali-kali jangan pikun bisa!. Udah tau hari ini ada janji, sedari pagi kerjanya cuman leha-leha mulu" protes keras Caca.
"Mulut lu uda kayak mamak gue tau nggak," sahut Vanessa.
Caca yang saat itu sudah mengetahui jam berapa temanya tersebut akan mulai pemotretan dirinya dengan cepat memacu mobil kuning miliknya. Hanya membutuhkan waktu 20 menit bagi Caca untuk mengantarkan Vanessa kala itu.
"Turun" usir Caca.
"Iyah nyonyaa," sahut Vanessa sambil bercanda.
Meski keduanya kerap kali bertengkar, tapi mereka sangat menyayangi satu sama lain. Caca pun dengan segera memarkir mobil miliknya disana, dan berlalu mengikuti kemana langkah kaki Vanessa saat itu.
"Hai semua," Vanessa melambaikan tangan pada semua kru yang sudah menunggu kedatangannya setengah jam yang lalu.
Mereka semua sudah terlihat bersiap dengan pekerjaannya masing-masing disana. Dengan cepat Vanessa pun dipakaikan sebuah kostum yang senanda dengan tema hari ini. Yah, kali ini adalah sesi pemotretan untuk sebuah majalah pria dewasa.
Dengan mengenakan pakaian yang seksi dan terlihat beberapa anggota tubuh yang tak tertutup sempurna, ia pun berpose didepan kamera Bastian dengan lihai. Tubuhnya melekuk-lekuk dengan begitu elastis dan memberikan beberapa gambar yang sempurna untuk Bastian jepret.
Setelah beberapa kali ia berpose, dirinya pun kali ini harus bersanding dengan seorang model lelaki yang juga cukup dikenal ditengah masyarakat. Panggil saja dia Verel, nama lengkapnya adalah Verel Priatmadja. Dengan kostum yang senada ia pun menghampiri Vanessa untuk mengambil gambar.
Keduanya cukup berkompeten dibidang ini, tanpa perlu arahan terlalu banyak. Keduanya mengerti harus berpose seperti apa dihadapan Bastian.
Verel yang sudah duduk diatas sebuah kursi, tengah bersiap memangku tubuh Vanessa disana. Keduanya saling bertatapan dengan wajah yang hampir begitu dekat, hanya berjarak setengah centi saja kedua bibir mereka saat itu. Tapi semua itu mereka lakukan dengan penuh totalitas karena sebuah pekerjaan.
Setelahnya, Vanessa pun berpose tengah berdiri dan memeluk manja pada Verel, sementara tangan Verel melingkar pada pinggul Vanessa. Semua adegan panas itu bisa terambil sempurna oleh jepretan Bastian.
"Oke, cukup" seru Bastian pada keduanya.
Vanessa dan Verel lalu menemui Bastian untuk melihat hasil foto mereka berdua, keduanya berhak protes jika dirasa ada yang kurang dengan hasil jepretan Bastian saat itu.
"Sempurna ..." tutur Vanessa memuji Bastian seperti biasanya.
"Bagus mas" sahut Verel.
Keduanya lalu berganti pakaian karena sesi foto hari ini sudah selesai.
"Thanks ya Rel, uda berpose dengan baik hari ini tanpa ada pengulangan." ujar Vanessa yang masih berada diruang ganti.
"Oke Nes siap," sahutnya.
Saat Vanessa hendak meninggalkan Bastian disana, dirinya pun menghampiri dan menanyakan perihal uang pemotretan hari ini.
"Bas, jangan lama-lama dong pembayaran kali ini. Gue butuh tau!" protes Vanessa dengan kebawelanya.
"Hahah oke-oke, santai ajak kali Nes kalau sama gue. Apa perlu pakai uang gue dulu nih?" seru Bastian pada model favoritnya tersebut.
"Nggak perlu, gue tungguin aja" pungkas Vanessa.
"Tunggu deh, semalem kayaknya gue lihat laki lu lagi diclub malam deh" jelas Bastian yang tengah mengingat dengan baik malam itu.
"Duh, persetan dengan dia Bas." tutur Vanessa yang sudah enggan dengan Desta.
"Gila lu, itu laki lu mbak" goda Bastian.
"Tepatnya mau mantan laki!, gue mah ogah punya laki yang doyanya jajan perempuan kek begitu Bas. Mau tajir melintir pun gue nggak sudi. Lu mau, noh ambil" tegas Vanessa yang mulai terlihat seperti orang kesurupan.
"Diiih, lu pikir gue pemakan segala jenis apa. Oke deh, kalau udah begini ceritanya gue mundur" ujar Bastian sambil mengangkat kedua tangannya.
Vanessa lalu pergi dari hadapan bastian dan menghampiri Caca yang tengah bercanda asyik dengan Verel.
"Ciyee, makin getol aja lu Rel." goda Vanessa pada teman sejawatnya.
"Sialan lu," sahut Caca.
"Baiklah, aku balik dulu ya semua." jelas Verel yang mencoba melerai keduanya.
Pemuda tersebut memang terlihat lebih kalem, pembawaan dirinya yang santai jauh dari sikap lelaki yang biasanya tersemat nakal.
"Ambil deh Ca, masih ting ting tuh. Perjaka aseli" rayu Vanessa bertubi-tubi pada sahabatnya itu.
"Mulut loe tu ya, gue juga masih perawan. Belum buka segel sedikitpun. Enak aja," seru Caca yang tak terima dengan celoteh nakal Vanessa.
Vanessa tertawa terbahak-bahak kala mendengar ucapan Caca didalam mobil.
Setelah keduanya meninggalkan lokasi pemotretan, Vanessa dan Caca segera bergegas kembali ke apartement dengan segera.
Keduanya terlihat terhenti disebuah lampu merah yang lokasinya tak berada cukup jauh dari rumah Desta. Disana Caca yang tidak sengaja menoleh ke arah kaca mobil, ternyata tepat disebelah mobil miliknya ia menjumpai Desta tengah bersama seorang perempuan.
"Nes, laki lu tuh" panggil Caca pada Vanessa.
Vanessa yang sedari tadi lebih sibuk memainkan ponsel miliknya, kali ini perhatiannya pun teralihkan.
"Mana sih ah" ujar Vanessa.
"Itu tuh, Desta kan?" tunjuk Caca pada sebuah mobil mercy bewarna putih yang sedang membuka kacanya.
Kali ini, Desta kembali berkencan dengan seorang wanita. Tapi wanita kali ini nyatanya bukanlah sosok Garneta. Mereka terlihat begitu mesra didalam mobil putih itu.
"Dasar lelaki kaleng kecap, semua aja diembat satu-satu!" gerutu Vanessa yang tak tahan melihat pemandangan menyebalkan itu.
"Hahah" Caca tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar ucapan Vanessa yang tengah berapi-api disebelahnya.
"Ngapa lu ketawa," tatap Vanessa keheranan.
"Lagian elu, kenapa masih marah si. Jangan-jangan cinta bersemayam kembali nih," goda Caca.
"Diiih, ogah!" Vanessa mengekspresikan wajah jijik dihadapan Caca.
"Bagus dong!, kalau emang sudah sebenci itu ngapain susah-susah buang tenaga. Biarin dia mau ngapain dengan segela dunia gemerlapnya diluar sana, jangan buang tenaga lu buat mikir laki-laki kayak begitu" tutur Caca sambil memandangi jalanan.
...----------------...
Hai, Hai ini adalah karya othor yang ke empat yah. Mohon dukungannya 🙏💐
💐jangan lupa tekan tombol ikuti, agar mendapatkan notif setiap harinya.
💐 jangan lupa like saat sudah membaca ceritanya yah.
💐 jangan lupa berikan dukungan kalian untuk aku, bunga bintang dan favorit juga yah
💐dan yang paling terpenting, adalah komen kalian guys
Tengkyuuuu❤️❤️❤️❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!