NovelToon NovelToon

Malam Pertama untuk Adik Iparku

Awal mula

Calvin berjalan sempoyongan, malam itu dirinya benar-benar mabuk, Calvin baru saja pulang dari bar untuk melupakan bayangan sang kekasih menikah dengan Abang nya hari ini, niat hati ingin melupakan nya justru dirinya bertemu dengan Vania, sang kakak ipar yang juga merupakan mantan kekasih nya.

Vania yang saat itu sudah mengganti pakaiannya dengan piyama tidur, Ia mendengar suara ribut-ribut dari samping kamarnya, seperti suara barang-barang yang dibanting, sejenak Vania menempelkan telinganya pada dinding kamar, dan suara-suara itu semakin berisik, sementara Bastian sedang menemui beberapa temannya yang masih ingin berbincang dengan dirinya sebelum akhirnya Bastian masuk untuk menemui pengantinnya.

“Siapa sih berisik banget! Ya ampun, bagaimana Aku bisa tidur jika kayak gini terus.” Batin Vania yang penasaran siapa yang berada di kamar sebelah.

Vania memutuskan untuk mencari tahu, siapa yang berada di kamar sebelah, dengan berjalan mengendap-endap Ia mencoba membuka pintu kamar yang terbuka sedikit itu. Sejenak suara-suara itu sudah tak terdengar lagi, Ia pun semakin penasaran ada apa gerangan di dalam kamar itu, padahal tadi saat Ia masuk ke kamar suaminya, tidak ada satu orang pun di dalam kamar itu. Kenapa tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang melemparkan barang-barang.

“Eh udah nggak ada suaranya! Hmm ini pasti suara hantu, cihhh ... nggak akan bisa setan-setan itu mengganggu diriku, dikiranya Aku nggak berani apa? Penasaran.” Vania pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar yang kelihatan gelap itu. Perlahan Ia menyembulkan kepalanya dan melihat ke sisi dalam ruangan yang tepat bersebelahan dengan kamar tidurnya.

“Gelap banget! Nggak ada siapa-siapa.” Setelah mengatakan hal itu tiba-tiba saja tubuh nya ditarik oleh seseorang dari balik pintu, dengan cepat orang itu membawa tubuh Vania dan langsung mengunci pintunya. Seketika Vania berusaha menjerit, tapi kenyataannya pria itu membekap mulut Vania sehingga gadis itu tidak bisa berteriak dengan keras.

Sementara pria yang tercium bau alkohol yang menusuk hidung itu, terlihat memaksa Vania untuk melepaskan pakaiannya, tentu saja Vania terus memberontak.

“Emmm ... lepaskan Aku, siapa Kamu!” Vania terus berusaha melarikan diri, namun semakin dirinya ingin lepas, semakin kuat pula pria itu mencengkram tangannya.

Sekarang pria itu berhasil menghempaskan tubuh mungil Vania, tanpa belas kasihan pria itu terus berusaha melucuti semua yang ada pada diri Vania tanpa terkecuali. Air mata itu pun mulai menetes dari sudut mata Vania, dimana pria itu berhasil mengungkung dirinya hingga Vania sudah tidak berdaya lagi.

“Lepaskan Aku! Aku mohon! Biarkan Aku pergi dari sini,” rengek Vania agar pria yang belum Ia ketahui wajahnya itu agar melepaskan diri nya.

Tapi, rupanya pria itu tidak meluluskan permintaan Vania, justru dirinya ikut melepaskan seluruh pakaiannya dan bersenang-senang dengan pengantin Bastian itu.

Dalam suasana yang gelap tanpa cahaya, Vania hanya bisa merasakan sentuhan tangan pria itu yang menjelajahi setiap inci tubuhnya, meskipun ia mencoba berontak, tapi Ia merasa sentuhan itu pernah Ia rasakan sebelumnya, tangan itu seolah pernah Ia memegangnya, seakan-akan Vania telah mengenal pria yang kini berada di atas tubuhnya dan siap menenggelamkan dirinya pada tubuh Vania.

“Tolong! Aku mohon padamu, jangan lakukan itu! Suamiku pasti sudah menunggu ku, jangan rusak malam pengantin ku, Aku sudah menikah, siapapun kamu lepaskan Aku!” rengek Vania kepada pria itu.

Mendengar rengekan dan rintihan dari bibir Vania, pria itu justru mencium bibir Vania dan membisikkan sesuatu pada telinga Vania.

“Aku tidak akan melepaskan mu, Vania!” seketika Vania membuka matanya saat mendengar suara pria itu. Suara yang sangat Ia kenali, sontak Vania menyebut pria itu dengan namanya.

“Calvin!”

“Hmm ... Aku sudah datang, Vania! Aku tidak mau orang lain mendahului ku, Aku sangat mencintaimu!”

Setelah mengatakan hal itu seketika Vania mencengkram erat punggung Calvin saat sesuatu mulai menembus dinding keperawanan nya, Vania tidak bisa menolaknya, antara terkejut dan marah, ternyata pria yang sudah berhasil merenggut kesucian nya adalah pria yang sangat dicintainya, ingin menolak tapi tak bisa, karena dirinya juga masih mencintai Calvin.

“Calvin! Kenapa ...?” suara Vania terdengar lemah, antara sakit, kecewa dan bahagia, bercampur menjadi satu, tepat jam 12 malam, keduanya melakukan malam yang menjadi malam terindah untuk pasangan pengantin baru. Tapi, Vania tidak melakukannya dengan sang suami justru dirinya melakukannya dengan sang Adik ipar yang juga merupakan mantan kekasih nya.

Sekitar lima belas menit, permainan itu cukup membuat Calvin terhempas di samping tubuh Vania, dengan cepat Vania mengambil pakaiannya kembali, Ia beranjak keluar dari kamar itu meninggalkan Calvin yang terbaring lemas di ranjang nya. Dengan sedikit tertatih karena rasa yang perih, sakit dan terasa begitu mengganjal itu membuat Vania kesusahan berjalan. Ia keluar dari kamar gelap itu dan masuk ke dalam kamarnya.

Vania melepaskan seluruh pakaiannya dan segera masuk ke dalam kamar mandi, dengan derai air mata, Vania membersihkan tubuhnya di bawah guyuran air shower.

“Kenapa? Kenapa ini harus terjadi padaku! Aku kotor! Aku jijik pada diri ku sendiri, jijik ...!” Vania terus menggosok-gosok tubuhnya, dengan menatap wajah nya pada cermin, Vania meratapi nasibnya yang ternoda di saat malam pengantin mereka.

*

*

*

Sementara itu di luar, Bastian yang masih bercanda dengan teman-temannya, malam itu Bastian tampak menikmati kebersamaan dengan teman-temannya.

“Hei Bro! Kamu nggak ke kamar mu? Pasti istrimu sudah menunggu kedatangan suaminya,” seru Doni.

“Hmm ... nanti saja dulu, Aku mau disini dulu, biarkan dia istirahat, lagipula Aku masih malas.” Balas Bastian sembari menenggak wine putih yang ada di tangannya.

“Widiiih ... masa pengantin baru malas sih di malam pengantin nya? Harusnya semangat dong!” celetuk Ronald.

“Gimana Dia ngga malas, baru tadi pagi dia bermain bersama Anggun,” sahut Andika yang mengetahui seluk-beluk kehidupan Bastian yang dikelilingi oleh wanita-wanita.

“Anjir! Gila nih Bastian, padahal malam nya dia udah ada Istri, siangnya dia sibuk dengan Anggun, hati-hati bro, entar hamil tuh anak orang!” seru Doni mengingat kan.

Bastian hanya menyikapi nya dengan santai, pria yang berjiwa Casanova itu memang tak puas dengan satu wanita. Meskipun dirinya kerap bergonta-ganti pasangan, Bastian rupanya sangat menjaga Vania, Ia tahu jika Vania belum tersentuh siapapun, maka dari itu Ia ingin melakukan nya tanpa paksaan, Karena untuk malam ini jelas Vania akan menolaknya, karena Ia tahu jika Vania tidak mencintainya tapi mencintai Adiknya.

“Dengar ya Kalian! Vania itu istimewa, Aku tidak ingin menyentuh nya dengan kasar, meskipun dia adalah istriku sekarang, Aku ingin dia datang sendiri padaku, maka dari itu lebih baik Aku bersenang-senang dulu dengan wanita-wanita bodoh itu,” ucapnya sembari tertawa.

“Eh Bro! Hati-hati aja, sekarang Adik mu udah pulang, Kamu nggak takut jika Vania dan Calvin CLBK lagi.” Sambung Ronald mengingatkan.

“Calvin berani menyentuh Vania, tak akan kubiarkan dia hidup tenang, meskipun dia adikku sendiri.” Ucap pria bernama Bastian itu dengan wajah seriusnya.

Bersambung

*

*

*

...Mohon dukungannya ya 😊, novel kedua author dengan tema cinta terlarang, yuk favorit kan dulu untuk mendapatkan notifikasi update berikutnya, setelah itu berikan like komen beri hadiah dan vote nya, 🥰🥰...

...

...

Di jodohkan

Setelah Vania membersihkan dirinya, Ia pun segera keluar dari kamar mandi, ternyata Calvin sudah pulang dari luar negeri, dan Ia tak menyangka jika malam pertamanya harus berakhir bersama sang Adik ipar.

Vania mulai menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, dengan wajah sembap, Vania mencoba berusaha untuk menutupi kesedihannya sebelum suaminya masuk ke dalam kamar mereka.

“Apa yang harus Aku lakukan? Bagaimana Aku mengatakan nya kepada Mas Tian? Tidak dia tidak boleh tahu kejadian ini.” Batin Vania yang merasa bingung bagaimana dirinya menghadapi suaminya nanti, pastinya dia merasa sangat berdosa, meskipun sebenarnya Vania tidak mencintai suaminya.

FLASH BACK ON

Seorang gadis tengah memandang wajah nya di depan cermin, air mata tak henti-hentinya keluar dari sudut mata yang sendu itu, makeup pengantin nyatanya tidak bisa menutupi kesedihan dari seorang Vania Isabella, gadis cantik yang harus menerima perjodohan dengan seorang pria bernama Bastian Orlando, seorang pengusaha kaya raya pilihan kedua orang tuanya.

“Vania! Ayo kita keluar, calon suamimu sudah menunggu!” seru sang Ibu kepada Vania yang sudah siap dengan balutan gaun pengantin mewah.

“Iya, Bu!” jawabnya lemas.

Vania terpaksa harus menikah dengan seorang pria bernama Bastian Orlando, pria pilihan orang tuanya. Meskipun Vania tidak mencintainya, Ia terpaksa melakukan pernikahan itu karena sang Ibu terlilit hutang kepada Bastian yang juga memendam perasaan kepada Vania, Bastian memanfaatkan kesempatan itu untuk menjadikan Vania sebagai istrinya.

“Saya terima nikah dan kawinnya Vania Isabella dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!” Bastian telah mengucapkan akad nikah dan berhasil menjadikan Vania sebagai istrinya, Vania adalah gadis yang sedari dulu sangat Ia cintai. Namun, Vania tidak pernah membalas cinta Bastian, karena dirinya sudah mencintai pria lain yang bernama Calvin Orlando yang merupakan Adik kandung Bastian.

Vania dan Calvin berpisah semenjak mereka lulus sekolah, sejak saat itu Vania tidak pernah kontak lagi dengan Calvin, tidak ada kara perpisahan di antara mereka, karena kepergian Calvin yang mendadak ke luar negeri, dimana kepergian nya karena sang Kakak akan mengirim nya ke Amerika untuk melanjutkan studi nya, dan itu membuat Vania sangat terluka dan kecewa, Ia menganggap jika Calvin sudah tidak mencintainya lagi, semudah itu pergi tanpa mengucap satu katapun. Dan Vania sudah menganggap hubungan mereka putus. Tidak ada lagi yang perlu diharapkannya. Mengingat Calvin adalah anak orang kaya, pasti dengan mudah pria itu melupakan dirinya. Tapi, Tuhan berkehendak lain, ternyata sekarang justru dirinya menikah dengan Kakak kandung Calvin yaitu Bastian.

Sudah bertahun-tahun Vania dan Calvin terpisah jarak dan waktu, tanpa ada komunikasi sama sekali, mengingat Vania adalah gadis miskin, untuk membeli sebuah ponsel saja Ia tak mampu, bagaimana bisa dirinya dapat menghubungi Calvin, dan Calvin pun tidak bisa menghubungi Vania lagi, hingga akhirnya Vania terpaksa harus menikah dengan Bastian karena sang Ibu yang memiliki hutang kepada Bastian, dan sebagai penebus nya, Vania harus menikah dengan Bastian.

*

*

*

Sementara di tempat lain, seorang pria dengan penampilan macho nya tampak sedang berdiri menyaksikan sang Kakak yang tengah menikah dengan gadis yang sangat Ia kenal, Iya ... gadis itu adalah cinta pertama nya, setelah kepulangan nya dari Amerika, Calvin harus menerima kenyataan jika Bastian sang kakak ternyata menikahi gadis yang sangat ia cintai, dan kini Vania sudah resmi menjadi kakak iparnya.

“Vania! Bertahun-tahun Aku sabar berpisah dengan mu, Aku tidak menyangka jika dirimu setega ini padaku, Aku berharap saat Aku pulang, Aku bisa menjadikan mu sebagai istriku. Tapi, justru kamu menikah dengan Abang ku, Aku sungguh kecewa padamu, Vania!” batin Calvin sembari melihat Vania bersanding dengan sang Kakak. Sorot matanya benar-benar tidak rela Vania menjadi istri Abang nya, melihat mereka bersanding bersama seolah melihat sebuah bara api yang membakar jiwanya. Calvin benar-benar tidak sanggup untuk menyaksikan nya, Ia pun memutuskan untuk pergi dari pesta pernikahan sang Kakak.

“Calvin! Kamu mau kemana?” tanya sang Mama kepada putra keduanya itu.

“Calvin mau pergi,” jawabnya sembari beranjak pergi meninggalkan pesta.

“Calvin! Ini adalah hari pernikahan Abang mu! Masa kamu pergi sih, lagipula Bastian belum sempat melihat mu, sekarang temui Abang mu, ucapkan selamat untuk nya!” titah Maria kepada sang Anak.

“Malas, Ma!” ucapnya sembari tetap pergi meninggalkan pesta pernikahan sang Kakak.

Maria sang Ibu tidak bisa menahan kepergian Calvin, Ia tahu sang Anak pasti masih mencintai menantunya, Maria tahu hubungan Calvin dan Vania, mereka berdua dulu pasangan kekasih, Maria sempat di kenalkan Vania oleh sang anak sebelum mereka akhirnya berpisah.

“Maafkan Mama Calvin! Mama tidak bisa berbuat apa-apa, lagipula pernikahan ini juga karena kemauan Vania, Astaga! Kedua putraku mencintai wanita yang sama, Calvin harus bisa menerimanya dengan ikhlas, karena bagaimanapun juga, Vania sekarang adalah Kakak iparnya.” Batin Maria sembari melihat kepergian Calvin, putra keduanya.

Sementara itu, Bastian terlihat begitu bahagia, akhirnya Ia bisa mendapatkan gadis pujaan hatinya, Vania ... gadis primadona di desanya, gadis desa yang dicintai oleh dua orang pangeran, sungguh beruntung nasib Vania. Tapi tak seberuntung kisah cintanya, Cintanya kepada sang kekasih harus kandas di tengah jalan tanpa ada kata perpisahan, dan yang lebih menyedihkan sekarang adalah, dirinya harus menikah dengan kakak dari orang yang sangat Ia cintai, yaitu Bastian.

“Aku tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin Mas Tian adalah jodohku, bukan Calvin. Meskipun Aku masih sangat menyayangi nya, Aku harus mengikhlaskan dia menjadi Adik ipar ku.”

...BERSAMBUNG

...

Perkelahian

Setelah Bastian menemui teman-temannya, akhirnya sekitar jam satu malam, Bastian pergi ke kamar nya, Ia tahu jika Vania pasti sudah tidur, pria itu mulai membuka pintu kamarnya. Namun, sejenak Ia dikejutkan dengan sebuah kain berwarna putih yang tergeletak di lantai depan pintu kamar sang Adik.

"Apa itu?" Bastian mengambil kain yang terbuat dari Lace itu, Bastian menyipitkan matanya karena benda yang Ia pegang adalah sebuah pakaian dalam wanita. Seketika Bastian masuk ke dalam kamar sang Adik, kamar itu terlihat gelap gulita, Bastian pun langsung menyalakan lampu dan melihat ke sekeliling.

"Astaga! Berantakan sekali, kemana Calvin?" Bastian melihat kamar Calvin yang begitu berantakan, banyak barang-barang yang berjatuhan, Vas bunga yang pecah, bantal guling yang berjatuhan di lantai, sekilas Bastian melihat bercak darah pada sprei yang ada di atas ranjang milik sang Adik.

"Apa itu? Darah? Kenapa ada darah di sprei Calvin?" Bastian tampak mengerutkan keningnya, hingga tiba-tiba Calvin keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, Calvin melihat sang Abang yang tiba-tiba datang ke kamar nya.

"Hei Bang! Sorry tadi Aku tidak sempat hadir di acara pernikahan kalian, kepalaku mendadak pusing, mungkin karena perjalanan LA ke sini lumayan lama, badanku kurang fit juga, by the way selamat atas pernikahan kalian, Aku turut senang!" Calvin tampak merangkul sang Kakak, Bastian pun membalas pelukan sang Adik.

"Terima kasih, Vin! Abang senang bisa melihat mu lagi, selamat datang di Indonesia, Abang berharap hari-hari mu menyenangkan, maafkan Abang! Jika Abang menikahi Vania, ternyata kami telah berjodoh, dan sepertinya Vania sudah melupakan mu, Abang berharap kamu bisa menerima kenyataan jika sekarang Vania adalah istri Abang." ucap Bastian dengan bangga karena dirinya sudah berhasil menikahi wanita yang mereka perebutkan.

Calvin tersenyum menyeringai, Bastian memang sudah menikahinya, tapi dia yang sudah menikmati malam pertama nya dengan Vania.

"Tentu saja, Bang! Aku sudah menerimanya, tapi jika Abang tidak bisa membahagiakan Vania, Aku tidak akan tinggal diam, Vania akan Aku rebut kembali, tak perduli jika Abang sudah menikahinya, jadi jangan pernah buat Vania menderita." ucap Calvin sembari menatap wajah sang Kakak dengan serius.

Bastian tersenyum dan berkata, "Kamu bisa pegang kata-kataku, Aku pastikan Vania tidak akan pernah meninggalkan ku, karena Aku pasti akan membuat nya bahagia, jadi kamu jangan coba-coba untuk menyentuh nya, berani kamu menyentuh dia, maka kamu harus melangkahi dulu mayat ku." ucap Bastian yang mulai tersulut emosi. Dari dulu Bastian dan Calvin selalu bertengkar, mereka tidak pernah akur jika berada di rumah, apalagi mereka menyukai satu gadis yang sama, dan itu membuat hubungan keduanya semakin runyam, maka dari itu Bastian sengaja mengirim kan Calvin ke luar negeri agar dirinya bisa mendekati Vania.

Calvin mendekati sang Kakak dan berkata, "Aku pastikan, Vania tidak akan pernah mau kamu sentuh, sebab apa? Karena Aku yakin dia masih mencintai ku,"

Seketika Bastian semakin emosi, Ia spontan memukul wajah sang Adik begitu saja, kedua kakak beradik itu pun terlibat duel, Calvin pun tak mau kalah, Ia melawan sang Kakak yang sudah merebut cintanya. Aksi saling pukul dan tendang pun tak bisa terelakkan lagi.

Keributan di kamar Calvin, seketika membuat Vania terbangun, Ia pun terperanjat dan segera pergi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Ya ampun! Suara apa itu? Seperti suara orang yang sedang bertengkar!" Vania langsung keluar dari kamar dan Ia melihat kamar Calvin yang bersebelahan dengan kamarnya ternyata pintu kamar sudah terbuka, dan suara keributan itu berasal dari kamar Calvin.

Vania langsung masuk ke dalam kamar Calvin, alangkah terkejutnya saat Ia melihat Bastian dan Calvin saling adu jotos, Ia pun berusaha untuk melerai mereka berdua.

"Mas Tian! Calvin cukup! Berhenti ... stooooppp!" teriak Vania sambil memisahkan mereka berdua. Namun, rupanya Bastian dan Calvin tidak menggubris perkataan Vania, mereka tetap saling serang dan pukul, hingga akhirnya tanpa sengaja tubuh Vania terdorong cukup keras oleh gerakan tangan Bastian, Ia pun jatuh tersungkur di lantai dengan kepalanya terbentur meja.

"Awww ....!" seketika Vania pingsan, tentu saja kedua pria itu langsung berhenti berduel, mereka berdua terlihat sama-sama panik dengan keadaan yang menimpa Vania.

"Vania ... Vania bangun!" seru Calvin yang terlebih dahulu meraih tubuh Vania, sementara Bastian langsung menarik tangan Calvin dan menjauhkan Vania dari sang Adik.

"Minggir kamu! Vania istriku, kamu tidak usah menyentuhnya." Bastian dengan segera membawa tubuh sang Istri untuk keluar dari kamar Calvin, sementara Calvin terlihat memukul dinding kamar nya sendiri, Ia sangat tidak terima jika wanita yang sangat ia cintai harus hidup bersama dengan sang Kakak, karena kenyataannya Calvin dan Vania tidak ada kata putus.

"Haaaa ... Vania! Aku tidak bisa menerima kenyataan ini, Aku harus merebut mu kembali, Ini memang terlihat egois, tapi Aku tak rela jika Bang Tian memiliki mu, Aku tahu betul siapa dia, dia tidak pantas menjadi suami mu, Vania!" Calvin duduk di atas tempat tidurnya sembari mencoba menenangkan dirinya, Calvin menghela nafas panjangnya, seketika Ia melihat noda darah pada sprei putih yang ada disampingnya, sekilas bibir Calvin tersenyum, meskipun Ia bukanlah suami Vania, setidaknya dirinya telah mendapatkan Vania terlebih dahulu, dan Ia berharap Vania tidak akan pernah mau berhubungan dengan Tian, karena Calvin tahu, jika Vania masih sangat mencintainya, dan itu terbukti saat Ia mengambil madu manis gadis itu, Vania tak berontak meskipun pada awalnya Ia berusaha kabur. Namun, saat Calvin bersuara, Vania seolah diam dan pasrah, dan Ia pun mulai mengikuti permainan Calvin.

"Vania! Aku tahu kamu masih mencintaiku, Aku sangat tahu itu, Kamu tidak bisa bohong dariku, tubuhmu merespon begitu lembut tanpa perlawanan, meskipun Aku memintanya secara paksa." ucap Calvin lirih sembari meraba bercak darah bercampur cairan putih yang mulai mengering itu.

*

*

*

...BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!