Interview
Suara burung-burung bekicau terdengar merdu, terbang tinggi dilangit yang biru dan angin sepoi-sepoi masuk dari cela pentelasi berbaur sinar mentari menerpa raga.
Seorang gadis perlahan-lahan membuka matanya, mata elang yang begitu indah kini memandang seluruh ruangan dari tempat ia berbaring. perlahan-lahan kaki jenjang itu menyentuh lantai ia berdiri lalu berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang sudah lengket oleh keringat.
"Non ayo makan, non sarapannya sudah tersedia,non selagi masih panas makanannya non" bibi setia memanggilku.
Rutinitas panggilan cempreng bibi berkumandang bukan saat azan tapi pagi pun bibi begitu, yah sampe hapal kata-katanya.
"iya bik." seru aluna yang bersiap-siap setelah dandananya selesai.ia segera keluar kamar melangkahkan kaki ke arah ruang makan.
"pagi bik, ayo bik sarapan bersama bik,mana mang ujang dan mang didi,bik" tanya gadis itu kepada bibi.
"suruh mereka makan bersama dengan ku bik..!" perintah aluna kepada bibi,bibi pun segera memanggil mereka berdua.
kami pun makan bersama-sama sesekali mengobrol,bercanda tawa saat dimeja makan berukuran besar itu. Semua makanan sudah tersedia banyak dimeja makan, mereka tinggal memilih mau makan apa yang mereka inginkan.
Mereka berempat pun sudah berhadap-hadapan, ia yang memulai dahulu memakan nasi goreng seafood buatan bibi dengan lahap menurutnya masakan bibi setia sangat enak dan lezat.
"Dek hati-hati makannya ntar tersedak" terdengar suara dari microphone milik aluna.
"Non hati-hati pelan-pelan aja atuh non makannya,nanti tersedak makanan gimana?" kata bibi yang kahwatir dengannya juga.
Mang ujang dan mang didi mereka hanya bisa tersenyum melihat kelakuan nonanya , mereka seperti sudah terbiasa akan melihat kelakuan nona nya yang setiap pagi yah seperti itu.
"iya loh bik ini udah pelan-pelan makannya, habisnya masakan bibi tiada duanya" jawab aluna memang benar adanya masakan bibi dari dulu sampe sekarang enak banget.
"Iya kak, aluna makan pelan-pelan nih! Mungkin setaun gak habis-habis nasinya" jawab aluna kepada kakak angkatnya, dante emerald adijaya dialah kakak angkat yang selalu ada dan siaga untuk adik tercintanya.
Setelah kepergian kedua orang tuanya, ia sering meyendiri sampai ia menginjak umur 17tahun pun tetap menyendiri kerena kesedihannya begitu mendalam ia tak mempunyai teman akan tetapi lama kelamaan ia sudah tak bersedih lagi sebab bibi serta mamang selalu ada dan kedua kakak angkatnya pun selalu sibuk menjahilinya.
Ritual menghabiskan makanan dimulai dengan lahap dan tak tersisa,sambil bercerita dan bercanda ria suara tawa kami berlima memenuhi ruang makan tersebut walau mang ujang, mang didi dan bik setia tak mendengarkan suara dante tetapi mereka tetap menjawab kata-kata dante.
selesai dari ruang makan ini aluna beranjak ke kamarnya untuk mengambil tas dan berkas interview yang terjadwal hari ini.
"bik aku duluan masuk kekamar yah bik"pamit aluna kepada bibik.
aluna pun beranjak dari kursi dan melangkahkan kakinya menuju kamar kesayangannya, ia mengambil tas dan barang-brang yang diperlukan saat interview dikantor.
beberapa menit berlalu aluna melangkahkan kaki ini kearah dapur, ia ingin berpamitan sama bibi setia bahwa ia akan berangkat pagi ini karena ada jadwal interview diperusahaan
AAG (Adi Gawa Groub) impian kecilnya.
"Kak, aluna tutup telfonnya yah ntar kita sambung lagi" ujar aluna kepada dante.
"Baiklah adikku yang manis, kamu hati-hati dijalan dan kamu harus taatin peraturan lalu lintas yah! Asalamualaikum" ucap dante kepada aluna.
"Waalaikumusalam kak" jawab salam dari aluna.
Hari ini aluna memang ada jadwal interview dengan prusahaan ternama AAG di kota tempat tinggalnya di kota xxxx.
Aluna keluar dari pintu utama rumahnya dan ia buru-buru langsung mengendarai motor metik kesayangannya, aluna melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membela jalanan kota xxxx dimana ia dilahirkan.
sampai di depan parkiran prusahaan Adi gawa groub ia langsung menitipkan kendaraannya kepada satpam di prusahaan itu, ia berjalan masuk kedalam lobi perusahaan besar itu tanpa sengaja menabrak seseorang pemuda.
(cie ..cie)
Aluna pun meminta maaf kepada seseorang tersebut ternyata yang ditabrak oleh aluna itu adalah seorang pemuda tampan,tinggi dan hidung mancung.
(dududduuuuuhhh... mimpi apa aluna ketemu cowok cakep).
"Eehh Saya juga meminta maaf atas keteledoran saya menabrak anda" kata pemuda itu kepada aluna,aluna pun tersenyum dikala pemuda itu ingin memperkenalkan dirinya kepada aluna.
"perkenalkan saya sean renal copra panggil saja pak sean" kata pemuda itu kepada aluna.
"iya pak sean, kenalkan namaku aluna ouzora atalyan panggil saja aku aluna pak" jawab aluna pun menjabat tangan pak sean dengan wajah yang memerah malu. (cie..cie aluna malu nih )
aluna dan pak sean pun memulai obrolannya di pagi hari ini,tanpa terasa jam pun berganti untuk memasuki jadwal jam perkumpulan pihak bagian marketing untuk interview.
"kamu anak baru kah,
saya melihat pakain mu dan wajah mu gak familiar dikantor ini" pertanyaan itu mengundang senyuman aluna aduh ini anak kok imut sekali ,cantik pula..(dalam hati sean memuji paras aluna).
"ohh iya pak hampir lupa,iya pak aku anak baru disini mau interview disini pak mohon bantuan nya pak" kata-kata memohon bantuan dari bibir aluna pun menarik hati sean untuk tak berpaling dan ingin deket-deket dengan aluna.
"ayok mari ikuti saya.."pak sean pun melangkah santai diiringi aluna yang berjalan tepat di belakangnya pak sean.
'wah seneng sekali aku mendapat teman seperti pak sean mana cakep dan beribawa lagi semoga pak sean jadi atasanku nanti,amin' gumam dalam hati aluna dan doa gak muluk-muluk ingin itu saja.
Mereka pun berjalan beriringan sesampainya di depan ruangan pak sean berhenti didepan pintu ruangan yang bertuliskan Ruang Hrd1
tok tok tok..
pak sean pun mengetuk pintunya dan masuk kedalam ruangan tersebut dan lian pun masih tetap berjalan diblakang pak sean dengan jarak hampir dekat.
permisi...
"Asalammualaikum" buk Deep voice yang serak mengucapkan salam dari pak sean kepada wanita paruh baya itu.
“Waalaikumusalam pak sean, silakan masuk pak" sapa wanita paruh baya dengan senyuman yang lebarnya.
"begini buk, tadi saya gak sengaja nabrak orang karena terlalu fokus dengan telpon genggam saya,ternyata orang yang saya tabrak itu seorang gadis kalau dilihat dari pakaiannya sih dia seperti anak baru dan sekarang saya membawa gadis itu kesini buk! memangnya hari ini ada interview berapa orang buk?" tanya pak sean kepada wanita paruh baya itu.
"Sebentar pak, saya melihat jadwalnya dicatatan buku saya pak" jawab wanita paruh baya itu, disamping arah kanan bajunya terlihat jelas lambang Nametag (Sonya Parita) dipapan kayu kecil bertuliskan nama wanita paru baya itu.
"Oh ya ada pak, hari ini kita ada interview satu orang pak"jawab buk sonya.
"Berarti benar dia orangnya buk, kalo gitu kita langsung saja buk mulai intrviewnya, soalnya jam.11 nanti saya ikut rapat sama bos adi gawa" kata pak sean.
Didepan pintu ruangan HRD terlihat seseorang wanita paruh baya berjalan keluar ruangan menuju kearah gadis yang sedang duduk, Ia mengamati penampilan gadis yang ada di depannya.
"Lumayan juga" gumam wanita itu.
Hmmm..Ia mengambil data didalam amplop besar berwarna coklat.Ia langsung memanggil nama tersebut dengan nada suara yang tegas.
"Dengan saudara Aluna Ouzora Atalyan"
panggilan wanita paruh bayah itu
"Saya buk, saya yang bernama aluna ouzora atalyan"Jawab aluna dengan antusias nya.
"Perkenalkan nama saya ibu Sonya Parita, panggil saya buk sonya saja" ucap deep voice nya.
Buk sonya memperkenalkan dirinya sambil membungkukan punggungnya dan salam buk sonya di balas oleh aluna dengan membungkukan punggungnya juga.
"Masuk" ajakan buk sonya.
"Baik buk" jawab aluna.
aluna pun masuk mengikuti langakah ibu sonya, setelah berada didalam ruangan ia di persilakan duduk di sofa berwana coklat tua itu.
"saudara aluna ouzora atalyan nama belakang ini sama dengan nama blakang pak daren, setau aku pak deren tak punya anak perempuan mungkin kebetulan saja nama belakang nya sama" gumam sean dalam hati.
Ia tidak tau saja tentang data aluna yang disembunyikan oleh pihak adijaya, seluru data-data tentang kelahiran dan biodata lengkap aluna sudah disembunyikan dengan baik sehingga tidak ada yang tau keberadaan aluna.
Interview yang di ikuti aluna pun dimulai, dimulai dari pak sean mulai berbagai pertanyaan yang di ajukan oleh pak sean dan buk sonya pun di jawab dengan baik oleh aluna. seiiring waktu berjalan pak sean terlihat akrab seperti teman lama yang baru bertemu lagi.
Begitulah aluna, anak yang cerdas dan periang membuat orang-orang yang berada di sekitarnya merasa nyaman saat berada di dekatnya.
Waktu interview sudah berakhir terlihat dari jauh buk sonya dan pak daren berdiskusi tentang hasil iterview yang di ikuti oleh aluna.
Aluna pun merasa tak tenang takut hasil interview nya jelek dan membawa namanya kedalam lubang kegagalan.
Detik berubah menjadi menit buk sonya dan pak daren kini bersiap untuk mengummumkan hasil interview yang diikuti aluna hari ini.
Aluna mendengarkan hasil interview dengan baik sehingga ia tak salah mendengar hasil interview yang akan di umumkan beberapa detik lagi.
Terdengar suara buk sonya yang memanggil namanya.
"hasil interview dengan saudara Aluna Ouzora Atalyan hari ini sangat memuaskan sekali kami suka dengan jawaban saudara aluna dan kami menyatakan bahwa hasil interview nya aluna kami terima" deep voice yang sangat dingin dan tegas keluar dari mulut pak sean.
"Selamat bergabung dengan prusahaan AAG (Adi Gawa Groub) aluna" ibu sonya memberi selamat kepada aluna dan berjabat tangan dengan aluna.
Aluna mendengarkan nya dengan jelas pun merasa senang sekali,tanpa sadar ia melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil yang di beri eskrim oleh orang tuanya.
Aluna berlari kearah buk sonya sambil memeluk buk sonya dengan erat sangking girangnya ia.
Hhhmm.. hhmmm..
"saya tidak dipeluk juga" suara barinton pak sean yang masih berdiri dari arah belakang aluna.
Aluna pun baru tersadar bahwa ia memeluk buk sonya tanpa sengaja, wajahnya merah seperti tomat karena menahan malu yang sangat luar biasa sontak ia melepaskan pelukannya dgn kasar.
"Maaf buk,saya tidak sengaja memeluk ibu" permintaan maaf dari aluna.
Ia lupa sangking senengnya karena diterima di perusahaan besar seperti perusahaan Aag ini.
"oh tidak apa-apa nak aluna! ibu senang juga bisa mendapatkan teman baru dalam pekerjaan, apa lagi ibu bisa akrab dengan nak aluna pun sudah sangat bersyukur karena nak aluna itu orang nya cerdas dan sopan" ujar buk sonya.
"Semoga betah bekerja bersaama kami nantinya lun, mulai besok kamu sudah mulai masuk kerja yah?" seru pak sean dengan gembira.
"Saya juga sama buk,saya senang juga seteam dengan gadis cantik seperti aluna" gumaman pak sean sambil mengedipkan mata sebelahnya ke arah aluna.
Buk sonya pun memberih arahan nya buat besok apa saja yang akan di lakukan oleh aluna.
"Aluna besok kamu mulai masuk kerja pagi sampai sore hari,buk sonya yang akan mengantarkan kamu keruangan kerjamu dan buk sonya akan mengajarimu untuk pengecekan data prusahaan dan pengecekan data yang telah ditanda tangan oleh ceo kantor kita. Itu saja yang saya sampaikan" kata pak sean yang memberi pengarahan serta ia memberi selamat dengan uluran tanganya untuk berjabat tangan dengan aluna.
Aluna mengucapkan terima kasihnya kepada buk sonya dan pak sean. Ia pun berpamitan untuk pulang dan kembali esok pagi.
“Permisih buk sonya dan pak sean, asalamuallaikum"salam dari aluna.
"waalaikumusalam" jawab mereka serepak.
Aluna berjalan melewati loby kantor menuju parkiran dimana kendaraannya diparkirkan, sesampainya diparkiran ia langsung mengendarai kendaraannya melaju cepat membelah jalanan kota xxx menuju rumahnya.
Sesampai ia didepan gerbang rumahnya, mang didi membuka pintu gerbang yang berukiran emas itu dan menyapa nona nya.
"sore non aluna cantik" suara khas mang didi yang menyapa nona cantiknya.
“Sore juga mang didi, bik setianya ada dirumah mang" jawabanku dan aku mempertanyakan keberadaan bibi nya itu.
"Ada didalam rumah non,bibi lagi masak di dapur non" jawab mang didi yang beralih memegang motor aluna dan mang didi berjalan menuju garasi yang terbuka.
Aluna pun berjalan menyusuri taman kecilnya untuk sampai kedepan pintu utama dirumah mendiang orang tuanya, sesampainya di depan pintu utama ia menekan bel yang ada di samping pintu rumahnya.
Tak.. pintu terbuka memperlihatkan wanita paru baya kesayangan nya itu, aluna langsung memeluk tubuh wanita paruh baya yang sudah tua dimakan usia dengan rasa bahagia ia menceritakan tentang interview yang berjalan lancar dan sudah menerima hasil dari interview nya itu.
‘Mama..Papa, aluna diterima dalam prusahaan yang aluna impikan pa memang gajih yang aluna dapatkan sangat la besar pa., semoga aluna bisa mengumpulkan uang buat membuka prusahaan papa lagi yang lama tertutup semoga saja aluna bisa pa' gumam aluna dalam hatinya.
Bibi dan aluna melangkah masuk kedalam rumah menuju keruang tamu disana sudah ada mang ujang dan mang didi, ia duduk disofa kesayangan mamanya itu sambil memakan buah apel yang sudah di kupas oleh bibi setia.
"Mang ujang dan Mang didi, ayo duduk atuh jangan berdiri disitu nanti kakinya pegel-pegel gimana" panggil aluna kepada kedua mamang nya.
"Dimakan buah nya ,tuh teh nya juga diminum selagi anget mang" perintah aluna kepada mereka
Mereka berdua pun menurutkan perintah nonanya, ia pun menceritakan jalan nya interview yang ia ikuti tadi serta hasilnya pun diberi tahu kepada mang ujang,mang didi dan bibi setia nya.
Mereka berempat pun asik mengobrol di ruang tamu tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat interaksi mereka berempat dari balik layar telpon genggam nya. seseorang itu sudah menanamkan cctv di beberapa titik sudut rumah kecuali kamar mandi gadis kecilnya itu.
Pria itu tersenyum melihat tingkah aluna nya ,ia merasa gemes sekali.
"doa kalianlah aluna bisa sampai di titik ini,aluna bisa menjadi pribadi yang sangat baik dari tangan kalian aluna bisa sebesar ini. Semoga aluna bisa mengumpulkan uang untuk mengaktifkan lagi perusahaan papa yang hancur ,semoga saja aluna bisa mengempulkan uangnya dalam 2tahun kedepan nya mang.semoga tuhan memberi jalannya untuk aluna bangkit" amin kata aluna dengan air mata yang tumpah dipipi putihnya.
"amin non ,semoga terkabul lebih cepat. Semangat atuh non harus optimis kan ada kami bertiga mendukung non aluna sampai akhir hayat" kata mang ujang yang di anggukin sama mang didi serta bibi.
Air mata aluna mengalir deras membasahi pipi putihnya,ia terharu mendengar kata-kata orang yg sayang dan peduli dengan aluna. ia bersyukur sampai detik ini bibi dan mang ujang masih menjaganya seperti layaknya seorang anak kandung mereka sendiri.
"Non jangan menangis ,bibi jadi sedih juga non jadinya, bibi dan mamang disini sayang atuh sama non nya malah sayang banget bibi mah" bibi menenangkanku dalam pelukan nya ,sambil menangis keras aluna malah mempererat peluknya.
"Aku janji bik,ak- akuuu gak cengeng lagi janji" aluna sambil sesugukan menangis .
bersambung.
Hasil Interview
Pagi yang indah
Rutinitas dipagi hari selalu aluna nikmati dengan suasana hati yang ceria,berkumpul bersama-sama diruang makan. saling membantu menyiapkan sarapan pagi hari di dapur.
Mereka berempat berkumpul di meja makan dan mang ujang memimpin doa sebelum makan.mereka makan dengan lahap masakan yang bibi buat sangat la enak.
“bibi..mang, aluna berangkat kerja dulu yah, Jaga rumah baik-baik mang didi jangan sampai orang jahat masuk,aluna gak mau kalian kenapa-napa" pamit dan pesan aluna yang tersampaikan.
"Siap dilaksanakan bos" serempak mereka bertiga.
Aluna pun terkekeh geli melihat tingkah kesayangan nya di pagi hari.
setelah berpamitan kepada bibi dan mamang nya, ia pun bergegas melangkah kearah pintu utama menuju depan garasi. sesampai ia di depan garasi, mengambil helm dan memakai helem berwana abu-abu dan menaiki kendaraannya sama seperti warna helm yang ia pakai.
Kendaraan aluna melaju dengan santai sambil mendengarkan lagu kesukaanya itu.
Ia bersenandung dengan lagu yang ia dengar dari hetsed kecil di selipkan telinganya
'Tenggelam, jiwaku dalam angan
tersesat hilang dan tak tau arah
Ku terjebak masalalu yang kelam
tak ku lihat lagi cahaya cinta
dan kamu hadir coba bawa bahagia
Ketika ku masih mati rasa' aluna menyanyikan lagu tersebut saat ia melajukan kendaraannya dengan cepat menju tempat dimana ia berkerja.
Tanpa sadarnya aluna, dari jarak jauh ada kendaraan yang mengikutinya. Seseorang itu tersenyum melihat gadis kecilnya bernyanyi saat berada di atas kendaraan yang sedang melaju cepat.
Pria ini sudah memasang cctv micro di dekat kaca spion kendaraan roda dua milik gadis kecilnya itu. Ia mendengarkan suara yang mengalun merdu di telinganya, yah pria ini memasang hetsed bloetoot di telinga kanan.
Beberapa bulan lalu ia kembali setelah ia menylesaikan studi kuliahnya di new york dan sekarang ia sedang brusaha membangkitkan serta mengelola prusahaan yang sudah ditutup lama milik mendiang papa daren selaku orang tua anggkat yang ia sayangi itu.
Sebelum ia berangkat kerja, ia selalu menunggu gadis kecilnya diperempatan jalan komplek rumah alunanya dan mengikutinya dari arah jauh seperti menggiring ayam untuk masuk kandangnya.
Sampai nya aluna di parkiran kantornya, ia langsung memarkirkan kendaraan roda dua nya di pakiran khusus karyawan.
Ia terburu-buru berjalan masuk keloby perusahaanya dengan cepat menuju lift yang sudah terbuka ,ia masuk ke dalam lift yang ternyata sudah ada banyak orang di sana.
Kamu pegawai baru diprusahaan ini yah ujar laki-laki berbaju kemeja kuning
Iya kak, aku pegaawai baru disini kak jawab aluna dengan tersenyum tulus
Kenal kan namaku Pandu Tirta bagian HRB 2 lelaki itu mengulurkan sebelah tangannya untuk memperkenalkan diirinya dengan gadis imut yang brada disampingnya
Aluna Ouzora Atalyan panggil saja aluna kak aluna yang menyebutkan nama lengkapnya dengan membalas jabatan tangan lelaki itu.
Deting pintu lift terbuka aluna dan pandu berjalan bersama karena tujuan mereka sama walau lain team di bagian hrd itu. ditengah jalan mereka berpisah pandu berjalan ke arah kiri dan aluna sendiri di arah kanan, aluna mengetuk pintu yang ada di depan nya saat ini.
Tok tok tok
masuk suara wanita yang tak asing bagi lian.
"Asalammuallaikum"
aluna mengucap salam menurut agamamu
Waallaikumsalam balasan salam dari buk sterbantahkan.
"oh.. nak aluna,masuk nak"
ajakan ibu sonya
"Terimakasih buk ujar aluna"
Aluna duduk di kursi putar yang berhadapan dengan meja buk sonya, ia mununggu buk sonya kembali masuk kedalam ruangan ini. Ia Memainkan telpon genggam nya sambil mengecek email yang masuk.
TUAN MISTERIUS : pagi bunga mawarku, apakah hari ini kamu merasa bahagia atau lagi buruk moodnya pesan dari seseorang yang tak dikenal oleh alun.
‘BULAN : pagi tuan, hari ini aku bahagia tuan seperti lumba-lumba yang sedang menari-nari dipermukaan laut biru tuan balas pesan dari aluna kepada pris tersebut.
Aluna pun menyimpan telpon genggam nya kedalam tas yang di sampingnya, ia melihat buk sonya yang masuk kedalam ruangan.
"Nak kamu tanda tangan surat kontrak kerja ini.aluna harus membacanya dahulu nak biar tidak ada kesalahan natinya pesan buk sonya kepada aluna.
Sontak saja aluna menganggukan dua kali dagu nya pertanda ia paham apa yang di bilang oleh atasan nya tersebut, ia membaca nya dan menandatangani kontrak tersebut dengan hati yang merasakan kebahagian berkali-kali lipat .
selesai menandatanganin surat prakerja itu langsung di beri ke buk sonya kembali.
"Nah kalo sudah menandatangani kontrak, ibu langsung mengantarkan kamu ke ruangan kerja yang akan ditempati kamu saat masuk bekerja nantinya" ajakan buk sonya.
Aluna pun berjalan mengikuti ibu soya dari belakang,sesampainya di depan pintu ruangan, buk sonya langsung membuka pintu dan masuk kedalam ruangan tersebut. Aluna pun mengikutinya kembali.
"Nah ini ruangan kerja kamu aluna" ujar buk sonya yang mempersilakan aluna masuk.
"Terimakasih bu sudah mengantarkan aluna sampai di ruangan kerja aluna, buk aluna berterimakasih karena buk karena buk sonya sangat baik kepadaku" ucapa aluna.
“Sama-sama aluna, kalau aluna perlu bantuan atau ada masalah yang lain, panggil saja ibu lewat telpon kantor tekan angka 5 langsung tersambung ke telpon ruangan ibu" kata bu sonya yang mengajarkan aluna.
"Baik bu,trimah kasih" aluna berterimakasih sambil membungkukkan tubuh.
Alunapun mengerjakan pekerjaan yang menumpuk, diatas meja sudah banyak tumpukan berkas yang harus di rekap untuk dimasukan dalam tabletnya. Dengan teliti aluna memeriksa data-data yang ada di berkas tersebut.
tok tok tok (Ketukan pintu terdengar nyaring dari dalam ruang kerja aluna).
Aluna yang sudah merapikan meja kerjanya, langsung menyuruh seseorang dibalik pintu itu masuk.
"Asalammuallaikum aluna"sapa pak daren sambil menenteng tumpukan berkas yang sudah ditanda tangan oleh ceo prusahaan untuk diserahkan kepada aluna.
"Waalaikumsalam pak sean" aluna yang menjawab salamnya.
Pak sean pun memberikan berkas-berkas tersebut kepada aluna. Ia segera duduk di kursi didepan meja kerja aluna, walau ia belum dipersialakan duduk, ia tetap duduk tanpa diajak. mereka berdua pun memulai berbicara tentang pekerjaan.
Tak terasa jam istirahat makan siang sangking keasikan mereka bicara.
"Hmmmm aluna mau makan siang bersama saya diluar kantor, Kalau aluna mau,saya akan mentraktir aluna makan siang ini, mau yah aluna?" pak sean yang membujuk aluna untuk makan bersama-sama ajakan pak sean pun diterima oleh aluna.
Mereka berdua pun melangkah pergi menuju pintu lift berapa, sesampainya di pintu lift tak sengaja aluna bertemu dengan pandu.
"Kak pandu mau kemana kak"tanya aluna kepada pandu
"Ehh..Aluna, kakak mau kekantin untuk makan siang dek" jawab pandu.
"Yah sudah gabung saja sama kita, kita mau cari makan diluar" ajakan dari pak sean kepada pandu, sebenernya pandu geregetan sama pak sean yang cepet melangkah mendekati aluna.
“Boleh juga pak" ujur pandu dengan gaya dingin nya kepada atasannya itu.
"kalau bukan karena pekerjaan, aku pun tak sudih dekat dengan seorang bajingan seperti dia karena nona aluna aku turun ke lapangan untuk menjaganya" gumam pandu dalam hatinya.
"Hhhhuuuhh tambah berat pekerjaan ini karena masalah satu belom kluar ini ada lagi masalah yang sangat besar dan resikonya nyawaku yang melayang.. Aduh nona-nona" gumaman pandu lagi di dalam hatinya.
Detingan pintu lift berbunyi menandakan pintu lift akan terbuka,mereka berjalan menuju keparkiran dimana kendaraan pak sean terpakir.
Sampainya di parkiran mereka bergegas masuk kedalam mobil dan mobil sean pun melaju cepat melewati parkiran mobil yang lainnya. sesampainya di depan Cafe Vloid mereka bertiga masuk dan duduk di meja nomor 2.
"Mbak, kesini..?"panggil sean kepada pelannya.
"Aluna mau pesan makanan dan minuman apa?"tanya sean yang sedang melihat buku menu dari playan tersebut.
"Aluna mau nasi goreng seafood dan ice lemon tea manis saja pak" jawab aluna.
"Kak pandu mau makan apa kak?" tanya aluna kepada pandu.
"Sama kan saja pesanannya sama seperti aluna" jawab pandu dengan senyum kikuk nya.
Tanpa mereka sadari , tangan sean sudah mengepal di dalam sakunya. Ia tidak terima pandu mendekati sasaran nya Tetapi pandu sudah tau bahwa sean tidak suka dengan caranya sebab itu ia menjadikan kedekatannya ke aluna untuk memancing emosi yang berlebihan sean kepadanya.
tunggu sebentar yak pak dan ibu ujar pelayan tersebut di balas senyuman oleh aluna.
Mereka bertiga sedang berbincang-bincang saling melemparkan canda tawanya, aluna tak sadar bahwa dari arah kasir cafe seseorang memperhatikannya. Seseorang itu tersenyum tipis kepada pandu yang tak sengaja melihatnya disana. Pandu pun mengerjapkan mata nya satu kali pertanda ia mengerti.
"Permisi tuan dan nona, ini pesanannya ujar pramusaji dicafe itu.
Mereka pun menganggukan dan aluna.
berterimakasih kepada pramusajinya dan memberi tips kepada pramusajinya. Aluna sudah biasa seperti itu sampai-sampai aluna banyak tau nama yang berkerja di cafe itu.
Mereka bertiga menikmati pesanan yang mereka pesan dengan lahapnya, aluna menyantap makanannya dengan mata yang berbinar karena nasi goreng seafood nya enak sekali.
"Pelan-pelan dong dek,nanti keselek makanannya" ujar pandu yang perhatian
Sedangkan sean menyodorkan minumannya kepada aluna.
"pelan-pelan saja aluna"seruan pak sean dengan sendu.
Pandu melihat ke arah meja 15 yang berada disudut ruangan yang ada di cafe itu, pandu melihat si bungsu anak dari bosnya itu duduk sambil sesekali memperatikan nona aluna nya. Ia memberikan kode pada bos nya itu dan ditanggapi sibungsu dengan gerakan tangan yang tak terbaca sehingga orang-orang yang di sekitar tak menyadarinya.
"Aluna, kak pandu permisi ke toilet dulu yah? pamit pandu kepada aluna
iya kak" jawab aluna
Kini sean mempunyai kesempatan untuk meminta nomor ponsel aluna. Ada niat jahat terbesit di kepala sean. Ia ingin mengetahui rumah aluna dan mencoba bermain-main dengan aluna karena ia sudah tak tahan ingin mencicipi aluna.
"Aluna, apa boleh saya tau nomor hp aluna atau nomor wa aluna" tanya sean.
"Boleh pak sean"jawab aluna yang polos
Sean pun memberikan telpon genggamnya ke pada aluna, aluna pun segera mengetik nomor telpon nya di kotak telpon genggam sean. Sean pun tersenyum misterius.
Di dalam ruangan kerja dante sudah ada pandu serta orang yang ada di kasir dan meja no.15 mereka membahas kedekatan aluna dengan pembunuh kedua orang tua aluna itu sendiri.
"Sejauh ini nona aman bos, mereka tidak tau keberadaan nona aluna sampai sekarang " ujar pandu kepada dante.
"Pandu kamu sudah mendapatkan kelemehan seorang adi gawa itu?" tanya dewa.
“ohh ini berkasnya bos,data-data lengkap ada di amplop ini bos" jawab pandu.
"Aku menitipkan aluna kepada kamu,awasi aluna jangan sampai aluna dalam bahanya pandu" perintah dante kepada pandu.
"Perketat penjagaan aluna dewa,turunkan bodyguard pemerintahan 6orang untuk menjaga aluna dari jarak kejauhan" perintah dante terhadap adik semata wayang nya tersebut.
"Siap misi dilaksanakan"jawab pandu dan dewa serempak dan mereka pun meninggalkan dante seorang di dalam ruangan itu.
Pandu pun kembali kearah meja makan nya, dan bergegas memanggilkan pelayan untuk membayar tagihan pesanan mereka.
Dan disinilah pandu, ia berdiri di depan meja kasir untuk membayar tagihan mereka tetapi dihalang oleh dante.
"Jangan dihitung,masukan pengeluaran ini kedalam catatan pengeluaran cash" perintah dante kepada nobi sang asisten cafenya
"Baik bos"ujar nobi
"kembalilah"seru dante kepada pandu.
"heee makasih yah bos" pandu berterimakasih dengan mulut yang di muncungkan seperti hendak mencium perempuan lantas ciuman itu menghasilkan suara(muah..muah..muah) yang mengarahkan kepada dante, sikap pandu memang seperti itu karena dia sudah lama bersama-sama dengan anak bosnya itu.
"Aaisshh pergi"seru dante dengan rasa kesal terhadap pandu
Pandu pun berjalan mendekati meja dimana aluna sudah menunggu kedatangannya. Ia pun segerah duduk dan memberi struknya kepada aluna.
"Aluna sudah kakak bayar pesanannya,ayo kita pulang ke kantor" seru pandu dan pandu berpura-pura tidak melihat adanya sean disana.
"Ooh ya ini ada bekal sore untuk aluna, isinya steak original serta kentang goreng dan minuman dinginnya"ujar pandu sembari memberi kantung plastik merk cafe vloid tersebut.
'sialan kau pandu,cari muka kamu sama aluna rupanya. kau tak tau siapa sebenarnya aku, tunggulah aku pasti akan memberi hukumanmu nanti,sialan kau pandu' gumam sean dalam hatinya.
"Lok kok jadi pandu yang traktir saya dan aluna , jadi gak enaklah saya ujar sean dengen senyuman lebar terlihat tulus tapi dibalik itu palsu.
"Tidak apa-apa pak sean,saya teraktir karena bertepatan dengan gajih saya yang keluar hari ini" jawab pandu dengan tangan dilambay-lambaykannya seraya tersenyum manis.
"Terima kasih kak pandu yah,sudah teraktir kita disini" seru aluna dengan bangganya
"Ayo pak sean dan kak pandu, kita pulang ke kantor sekarang juga karena waktu kita hanya sedikit" seru aluna.
Mereka bertiga pun pergi dari cafe menuju kearah parkiran di sekitar cafe tersebut. Sean melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi supaya cepat sampai kekantornya.
Sesampainya disana ia membukakan pintu buat aluna dan itu menarik perhatian pandu, tanpa sadar pandu melotot kepada sean karena sudah berlebihan menurutnya. Sean pun membalas tatapan pandu dengan senyum sinisnya.
Dari arah jauh dewa melihat interaksi aluna kepada sean, ia menggenggam tangannya dengan erat karena amarahnya sudah di ubun-ubun. ia masih menatapi aluna dengan tatapan intens itu.
Pandu yang tanpa sengaja melihat bos kecilnya dari balik mobil pun, langsung mengirim pesan kepada bos kecilnya itu.
"Bos tahan amarahmu, saranku malam ini kalian harus muncul di hadapan nona lagi karena nona dalam bahanya besar bos" pandu yang mengirim pesanya kepada bos kecilnya itu.
"Awasi gerak-gerik sibangsat itu dan suruh penjagaan ketat dari anak buah papa" balasan pesan dewa untuk pandu
baik bos isi pesan pandu terakhir.
Bersambung
Kerja Pertama
Aluna sudah berada di ruang kerjanya, ia kembali memeriksa berkas-berkas yang sudah di tanda tangani oleh ceo prusahaannya. tanda tangan ceo tersebut mencuri perhatian aluna kenapa tidak ,nama dibawah tanda tangan itu seperti ia kenali.
Aluna pun memotret tanda tangan terus disimpannya ke dalam konsep emailnya, kebetulan sekali ada email masuk dari tuan misteriusnya. Ia pun membukanya dan membacanya tanpa ia sadari ia terkekeh kecil karena mendapatkan pesan berisi seseorang yang mengaguminya.
Tuan misterius : baca dan resapi bunga mawarku..!
"Dari bening bola matamu,Ku temukan yang ku damba..Ku damba begitu terasa, Saat dekat dengan mu kasih"
isi pesan dari orang misterius itu.
Bulan : so sweet banget tuan" balas aluna yang sudah memasang wajah sumringah.
Aluna pun kembali berkerja dengan giat, ia mengerjakan dengan teliti. waktu cepat berputar kini jam pulang kantor pun tiba. aluna pun bergegas membereskan berkas-berkasnya lalu pulang.
tanpa terasa ia sudah ada di depan gerbang tinggi. yah Ia sudah sampai di pintu gerbang rumahnya sendiri.
Saat bersamaan dari arah jauh ada sosok begitu cakep bak dewa yunani sosok yang begitu sempurna di mata kaum hawa. Tinggi pria itu sekitar 180cm,hidung yang begitu mancung,bibir dan dagunya terbelah sempurna,kulit putih bersih seperti kapas. Pria itu tersenyum tipis saat memandangi tingkah laku sang pujaan hatinya dari jauh.
'Aluna sayang, tolong jaga hatimu untuk ku. biarlah sifat lugu mu mendarah daging karena aku tak ingin kamu sempurna untuk orang lain karena aku tak mau milik ku jadi milik orang lain juga. tahanlah laku mu seperti anak kecil biar semua orang tak memandang mu dengan sempurna karena aku tak ingin berbagi dengan orang lain, tunggu aku sayang' gumam dewa sendiri tanpa ada yang mendengarkan
Saat aluna ingin memberikan kunci motor nya kepada mang ujang tanpa sengaja aluna melihat seseorang misterius itu kembali,sewaktu aluna sma laki-laki itu sepat kepergok aluna tapi saat aluna mendekatinya,laki-laki itu malah pergi dengan motor sport yang melaju dengan cepat.
"Orang itu,orang yang sama kah?"gumam aluna yang didengar oleh mang ujang.
Deg deg deg
Sebenernya mang ujang tau siapa yang dibalik motor besar itu tetapi mang ujang di suruh diam saja karena orang tua pemuda itu sudah melarangnya dan menceritakan semuanya tentang kematian sepupunya sekaligus bosnya.
mang ujang pun mengalihkan perhatian non aluna dengan cara menakut-nakutinya.
“Non aluna, ayok masuk non takutnya orang itu berniat jahat non"ucap asal mang ujang.
Aluna pun pergi dari sana, sesampainya aluna di dalam kamar ia bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian melakukan aktifitas berkerja.
Setelah aluna membersihkan diri,ia segera melangkahkan kaki menuju lemari pakaian untuk memilih baju kaos oblongnya dan kulot jins miliknya.
Aluna merebahkan diri diatas ranjang yang empuk miliknya itu, fikiran berkelana kembali memikirkan seseorang misterius yang ia temui..
"Gayanya,postur tubuhnya,dan cara orang itu memandang seperti kak dewa, apa jangan-jangan selama ini aku diintai dari kejauhan yah ? apa ada mata-mata kak dante yang menjagaku dari jauh?" fikirannya berkelana entah apa saja yang ia pikirkan sampai kelelahan berfikir dan tertidur dengan tubuh menelungkup.
***
jam 7 malam bibi setia membangunkan aluna dari tidur panjangnya, bibi memanggil untuk membangunkan aluna karna makan malam sudah siap.
"Non bangun,non ayok bangun ini udah jam 7 malam non" seruan keras bibi yang menggelegar membangunkan aluna dari mimpi indahnya.
Aluna pun beranjak bangun dan berjalan menuju kearah kamar mandi untuk mencuci wajahnya, 2menit selesai mencuci wajanya.
Aluna berjalan menuruni anak tangga satu persatu sambil bersenandung, ia sampai diruang makan sudah melihat batang hidung nya mang ujang dan mang didi yang duduk di depan meja makan.
"Malam mang ,malam bibi" sapa aluna kepada 3 orang yang ia sayangngi itu.
"Malam nona kecil kami" seru mereka bertiga.
Mereka berempat selalu berbincang sambil makan serasa mereka adalah keluarga yang lengkap dan sangat romantis.
'Semoga kalian sehat selalu dan selalu ada disamping aluna' doa aluna dalam hatinya.
"bibi selesai kita makan ini, aluna minta tolong buatin teh hangat dan potongin bolu pandan buatan bibi biar saja mang didi yang anter kegazebo depan bi, aluna mau nikmatin angin malam digazebo depan bibi" ucap aluna panjang lebar karna keinginannya itu.
"Mang kita duluan kegazebo depan mang" ajakan aluna.
aluna yang sudah ada digazebo pun menghadap kearah kolam ikan diarah samping gazebo, mang ujang ikut duduk disamping aluna berada.
"Non ada apa ?" tanya mang ujang.
"Aluna kangen sama mama dan papa mang ?" jawab aluna yang sudah menangis.
"Non, gok boleh nangis mending non kirim doa alfateha buat papa dan mama, mang ujang juga rindu sama papa non karna dia sepupu yang mang ujang punya non tapi kita harus tabah jalanin ini semua non, jadi non harus kuat !" seru mang ujang yang memeluk erat alunya ,ia juga sedih melihat keponakan nya hidup sendiri di dunia ini.
'Aku sudah menganggapmu anak jadi aku akan menjagamu dan mengujutkan mimpi daren yang belom ia beri kepada alunanya, kau anakku dan aku jaga sampai mati non karna nyawaku untuk melindungimu' gumam aluna dalam hatinya.
Mereka berdua menghibur diri satu sama lainnya, dari kejauhan bibi dan mang didi berjalan beriringan dengan membawakan tatakan minuman dan makanan untuk mereka cemil bersama-sama.
jeng jeng jeng
"Cemilan dan minuman hangatnya sudah datang" seru mang didi.
Mereka berempat pun saling tertawa dan berbicang-bicang hal kecil sehari-harinya sambil menikmati cemilan dan minuman hangat.
Udara malam ini sangat dingin tapi mereka berempat enggan untuk pulang kerumah,
canda tawa memenuhi gazebo kecil itu.
tin tin tin..
Mereka yang ada digazbo depan kaget dan rasa bingung mejalar antara mereka berempat,mobil siapalah yang mereka pikirkan yang ada di depan sana.
"mang ujang coba lihat siapa yang yang bertamu malam-malam begini" ujar aluna kepada mang ujang.
Mereka yang ada digazebo hanya melihat dari kejauhan siapa yang ada didalam 2 mobil mewah tersebut. mang ujang pun berlari menuju gerbang tinggi untuk melihat siapa yang ada di dalam mobil.
Mobil itu masih memberi tanda orang yang ada didalam untuk membukakan pintu gerbang untuk mereka.
Mang ujang pun berlari mendekati 2 mobil mewah tersebut untuk memeriksa siapa yang akan mauk.
Kaca mobil pun terbuka, memperlihatkan wajah pria paruh baya di dalam mobil itu,
"mang ujang bukakan pintu gerbangnya" ucap seseorang di balik muka nya.
"Tu tuan danu datang, tunggu sebentar tuan " ujar mang ujang dengan nada suara terbata-bata.
Pria baru baya itu tersenyum saja lalu mang ujang berlari kearah pintu gerbang dan membukakan pintu gerbang lebar-lebar.
Dari kejahuan aluna memandangi 2mobil tersebut dengan alis yang mengkerut tanda ia tak mengigat mobil siapa yang ada di depannya.
Aluna yang berdiri dekat bik setia langsung menoleh kearah bik setia, ia ingin mempertayakan siapa yang datang malam-malam begini.
"Bi siapa yang datang berkunjung malam-malam begini" tanya aluna dengan rasa kebingungan karna saat ia merasakan debaran jantung yang tak normal.
"Nanti juga tau non nya, hayo siapa yah yang datang" ujar bibi dengan senyuman karna bibi tau siapa yang datang malam-malqm kerumah besar ini.
"Loh bibi kok malah balik nanya,malahan bibi main teka-teki si bi" ucap aluna yang ekspresi wajahnya merenggut.
Dua mobil sport berwarna hitam dan putih itu masuk kedalam pekarangan rumah aluna. derit pintu mobil pun terbuka menampilkan laki-laki paruh baya yang sangat berkarisma dari pintu mobil dari arah kanan pun turun seorang wanita yang parasnya cantik nan tinggi.
Aluna pun melihatnya lansung saja berlari sangat cepqt kearah kedua paruh baya yang sudah lama ia rindukan.
"Om danu, tante sinta" aluna pun berlari dan merentangkan tanganya lebar-lebar untuk memeluk om dan tantenya.
" Om danu,tante sinta" teriakan aluna yang didengar juga oleh seseorang di dalam mobil sport putih sontak para pemuda di dalam sana saling menoleh dan terkekeh kecil karna melihat langsung tingkah gadis kecilnya.
"Sayang, gadis kecil kami" jerit mama sinta kepada aluna.
"Tante rindu sama aluna" seru tante sinta dengan suara kencang.
"Aluna juga rindu banget sama om dan tante, aluna kecewa karna om sama tante tinggalin aluna nya lama" Rengutan khas aluna pun terlihat.
Danu dan Sinta pun langsung gemes lihat wajah lucu aluna, mereka langsung mencubit pipi cabi aluna dan memeluknya dengan erat.
"Om dan tante menyelesaikan masalah nak disana, kan aluna sudah tau alasan nya" ucap danu dengan senyumannya.
Danu Adijaya adalah sahabat dekat mendiang papa aluna dan Sinta Anjali Adijaya juga teman akrab dari mendiang mama aluna mereka memang sudah seperti keluarga sendiri karna sedari kecil bersama-sama sampai detik ini hati mereka terasa dekat dengan mendiang papa dan mama aluna.
tak tak tak..
pintu mobil sport berwarna putih terbuka.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!