NovelToon NovelToon

Wanita Satu Malam

Air Mineral Biusan

Sudah satu minggu sejak Maura memutuskan untuk pergi dari panti asuhan, dan sejak satu minggu ini juga dia belum mendapatkan pekerjaan yang tepat.

Dia beranikan diri menyewa kostan yang ada di kota besar tersebut. Dengan uang yang di berikan ibu pengasuhnya dulu. Dia meninggalkan jauh panti asuhan yang sudah 23 tahun membesarkannya.

Maura terus berjalan menyisir jalanan kota yang ramai. Hingga berhenti di sebuah kedai makan. Maura pun memberanikan diri masuk ke dalam.

"Maaf, Bu, apa ada lowongan pekerjaan?" tanyanya pada pemilik warung.

"Kamu mencari pekerjaan? kamu masih terlihat muda, ayo masuk! biar ku kenalkan pada seseorang," ucapnya, Maura pun mengikuti ibu itu masuk.

"Nyonya, ada gadis yang ingin bertemu dengan Anda."

Seorang wanita terlihat lumayan berumur, sedang duduk manis sambil menghisap rokoknya.

"Kau butuh pekerjaan?" tanyanya.

"Iya Nyonya," sahut Maura ragu, karena melihat pakaian wanita itu seperti kekurangan bahan.

"Apakah kau mau bekerja di kafe ku? aku butuh wanita muda yang masih seger seperti Anda," ucapnya tersenyum manis.

"Akan aku coba Nyonya, tapi pekerjaan seperti apa?" tanyanya.

"Hanya mengantarkan minuman pada tamu-tamu berduit kok, kamu juga bisa dapat tips dari mereka, bisa-bisa kamulah menjaga diri," ucapnya lagi.

Sang wanita menjelaskan panjang lebar pekerjaan yang dia tekuni selama ini, dan karena Maura memang sangat perlu pekerjaan. Dia pun terpaksa menerima tawaran pekerjaan itu.

"Saya akan mencobanya Nyonya, nama saya Maura, biasa di panggil Rara," ucapnya lagi.

"Oke Rara, kalau begitu, ayo kita pergi!"

Akhirnya mereka pergi meninggalkan kedai tersebut. Di sepanjang jalan, Maura hanya diam dan tak berani bertanya apa-apa, Momy juga tak menghiraukan gadis yang ada di sebelahnya, dia hanya asyik menghisap rokoknya, dan menghembuskan asapnya keluar jendela mobil.

Maura sudah sampai di markas Momy, panggilan wanita yang membawa Maura kemaren. Melihat kecantikan Maura, ada beberapa wanita lain yang merasa tersisih, dan mencibir pakaian Maura yang terlihat terlalu tertutup.

"Hey anak baru! kamu jangan coba-coba merebut pelanggan ku ya! Kalau sampai itu terjadi, kau harus membagi tipsnya padaku!" ucap sisil ketus.

Maura hanya terdiam, karena dia merasa baru di sana.

"Sisil, jangan sok kecantikan kamu ya! Semua wanita di sini berhak dapat tamu yang istimewa, lagian kalau ada tamu yang ingin di layani sama dia, tentu itu bukan salahnya 'kan?" bela Lira.

Sepertinya sisil dan Lira ini sama-sama orang lama yang bekerja di kafe ini.

Sejak saat itu, Lira dan Maura pun tampak akrab, kemana saja mereka slalu berdua.

***

"Bos, kita mau ke mana lagi ini? Anda terlihat mulai mabuk," ucap aman, kaki kanan Bos Aufan.

"Aku mau ke kafe momy Sentya, bawa aku ke sana! ada gadis yang ingin ku temui," ucapnya.

"Baik Bos,"

Aman pun membawa Bosnya menuju Kafe tersebut, sesampainya di sana, Aufan pun tampak berjalan pelan memasuki kafe tersebut.

"Booooos ... Kau datang lagi? Mau servisan yang gimana hari ini heh?" ucap Sisil sambil mendekati Aufan, dan membelai manja di tubuh kekar lelaki itu.

"Aku ingin bertemu Lira, mana Lira?" ucapnya ketus.

"Kok Lira sih Booos? Sisil juga sama kok, sama Hot nya," ucapnya lagi manja.

"Nggak! Lira ... Di mana kau?" teriak Aufan yang memang setengah mabuk.

"Bos Aufan, ada apa?" momy pun mendekati Aufan yang berteriak, membuat semua pengunjung kafe kaget.

"Lira, aku mau Lira," ucapnya lagi.

"Sebentar, Lira lagi melayani pelanggan, kau tenang saja, semenit saja, sebentar!"

Momy pun mencari Lira dan menyuruhnya melayani Aufan, karena Aufan Bos paling tajir yang sering mampir ke kafe ini.

"Ada apa Bos?" Lira sudah datang dengan masih merapikan perkakas dalamnya, karena tadi belum sempat terpasang sempurna.

"Mana gadis yang kemaren kau janjikan heh? Dia masih virgin 'kan?" bisik Aufan di telinga Lira.

"Tentu Bos, tapi imbalannya sangat mahal, mungkin ini akan menghabiskan separuh uang dari perusahaan mu, bagaimana?" tanya Lira sambil bergelayut manja di bahu Aufan.

"Aku tak peduli. Aman, keluarkan cek!"

"Bos, apakah ini tidak akan di marahi Ibu Anda? kalau dia tau bagaimana?" tanya Aman was was.

"Aaaah, itu urusan nanti, ayo cepat!"

Aman tak bisa berkutik, dia pun mengeluarkan cek.

Set set set.

"Sekarang mana dia?" ucap Aufan.

"Mana minuman yang ku pesan?" ucap Lira.

Aufan pun memberi kode kepada aman, untuk mengambil air mineral yang ada di tas aman, aman adalah asisten yang sigap, dia slalu membawa kemana pun tasnya, walau sedang libur bekerja, karena bos galaknya itu tidak ingin Aman santai dalam bekerja meski pun libur.

"Sebentar," ucap Lira.

Lira pun masuk kesebuah ruangan seperti kamar untuk istirahat.

"Maura, kau tertidur? Ini minumlah! asupan vitamin, biar kau bertenaga," ucap Lira

Maura tanpa curiga mengambil air mineral dingin itu dan meneguknya hingga habis, karena hanya berukuran kecil. Tak berapa lama.

"Kak Lira... Kenapa mataku terasa berat sekali? uaaaaah, aku sangat ngantuk."

Lira pun tersenyum, entah di mana hati nuraninya ini. Lira pun memanggil Aman, dan menyuruh Aman menggandengnya keluar kafe.

"Hey, mau di bawa ke mana Maura?" tanya momy.

"Anu Mom, kayaknya dia mabuk, biar di bawa pulang ke rumahku saja," ucap Lira.

"Baiklah, kau antar kan dia sampai selamat ke tujuan ya? Ucap Momy.

"Iya Mom, Lira izin pamit dulu!"

Tanpa curiga Momy pun hanya menatap kepergian Maura dari jauh.

"Ini Bos, mau di masukin ke mana?" ucap Aman.

"Di belakang saja, kita langsung ke Apartemenku ya! hmmm, pasti seger ini mah, Kau yakin 'kan kalau dia masih virgin?" tanya Aufan pada Lira.

"Aku yakin Bos, oh iya Bos, pembayarannya gimana?" tanya Lira.

"Aku bayar separo dulu, kalau benar dia Virgin baru ku lunasi... Aman, keluarkan Cek!" ucapnya pada bawahannya.

"Bos, tapi ini namanya merampok harta orang Bos, lihatlah! dia ini sedang pingsan," Aman merasa kasihan dengan gadis malang ini.

"Heh, apa kau kasihan? Dia ini bekerja di kafe yang memang begituan, berarti dia memang wanita tak baik-baik, coba dia bekerja kantoran ke' pabrik ke," sahut Aufan mengejek.

Aman pun tak bisa membantah perintah Bosnya itu, dia mengeluarkan Cek dan menyerahkannya pada Bosnya.

"Aufan pun menulis nominal yang fantastis di atas kertas itu, Lira tersenyum.

"Aku senang bisa bekerja sama dengan Bos, nanti kalau Bos mau lagi, aku akan mencarikan kembali, terima kasih, aku stop di depan sana saja, aku mau ngemall, ha ha." tawanya lepas penuh kebahagiaan.

"Dasar kawan durhaka," cerca Aman pelan. Namun Aufan mendengarnya.

"Apa kau membela gadis ini? Dia ini hanya wanita malam Aman, tak lebih, apa spesial nya dia?" tanya Aufan.

"Bos, tapi dia sedang pingsan, apa Bos akan menggagahinya begini? Mana enak Bos nggak ada pembalasannya," ucap Aman lagi

"Heh, emang pembalasan seperti apa sih maksudnya? Apa kau sering ngelakuin begituan?" tanya Aufan.

"Ng__ggak kok,"

Akhirnya Aman pun terdiam.

Mereka sudah sampai ke gedung Apartemen Aufan.

"Kau gedong dia, ayo!" Aman pun dengan bersusah payah membawa Maura menaiki Lift. Sesampainya di atas, Aufan membuka pintu Apartemennya.

"Kau letakan dia di atas sana! Dan kau boleh pergi!" titahnya.

BERSAMBUNG...

Merenggut Kegadisan

Aman pun keluar dar kamar Aufan, entah mengapa hatinya terasa sakit saat melihat gadis tak berdaya itu terbujur lemas di atas ranjang king size.

"Mengapa aku merasa tak enak ya?" gumam Aman saat sudah berada di luar kamar.

Aman pun melangkah meninggalkan Apartemen Aufan tanpa menoleh.

Aufan mendekati gadis itu sambil meminum air mineral yang telah di bubuhi obat perangsang oleh Lira. Aufan tidak tau, kalau air mineral pemberian Lira itu telah diberi obat perangsang. Sebenarnya, maksud Lira air itu untuk Maura saat dia terbangun, agar Maura tidak bisa menolak Aufan saat di gagahi. Namun malah Aufan meminumnya sampai habis.

Aufan pun mulai merasakan reaksinya, tubuhnya terasa gerah, dan jadilah gagang sapu ajaib berdiri sendiri.

"Aaaaiiih, apaan ini?" bahkan dia pun bingung sendiri.

Sebenarnya dia juga merasa kasian sama gadis itu, awalnya, dia ingin melihat gadis itu bangun, namun karena reaksi obat itu, gairahnya kini meningkat, perlahan tapi pasti dia pun mulai melepas pakaian Maura satu persatu.

Dia kaget dan terpesona saat melihat pemandangan indah di depannya, tubuh mungil yang indah dan mempesona, yang pastinya, gadis tingting itu yang di katakan Lira padanya.

"Baru kali ini aku menemukan wanita seperti ini, kalau biasanya cuma lobang-lobang semut yang tak berguna," ucapnya.

Dia terus memandangi tubuh indah itu sambil meneguk saliva nya.

Perlahan tapi pasti Aufan pun mulai beraksi.

🥀🥀🥀

Artikan sendiri ya!

Karena Author nggak bisa nulis adegannya😄

Masih lugu soalnya.

***

"Uuuuuh, pusiiiing, kenapa kepalaku berat sekali, di mana aku?" ucap Maura.

Dia pun menggeliat dan mulai tersadar. Perlahan dia mulai membuka matanya dan memindai sekeliling.

"Ha? Ka-kau siapa?" Maura kaget saat dia menyadari ada lelaki kekar sedang berbaring disisinya.

"Emmmmh," Aufan menggeliat dan berbalik menghadap Maura.

"Aaaa...."

Maura berteriak namun dia segera menutup mulutnya kuat-kuat, dia tak begitu jelas menatap wajah lelaki itu, karena lampu yang remang-remang.

Dia pun turun dari ranjang pelan-pelan, sangat pelan, hingga ranjang empuk itu pun tak menimbulkan gerak yang berlebihan.

"Ya Allah, apa ini?"

Maura meringis saat merasakan perih di selangkangannya. Dia pun mengambil baju yang berserakan di lantai memungutnya dan memakainya. Dengan berderai air mata, dia pun melangkah menuju pintu Apartemen. Dia sangat merasa marah.

"Lelaki itu telah melihat semua anggota tubuhku? bagaimana aku tidak ingat apa-apa? Ish, ya Tuhaaaan, habis sudah kebanggaan ku," ucapnya dalam hati.

Dia pun membuka pintu kamar dan pergi meninggalkan Apartemen Aufan. Dia terus melangkah dan memesan taksi. Tujuan pertamanya adalah kafe Momy.

"Siapa yang telah melakukan ini padaku? bukankah tadi aku sedang tidur di kamar kafe? kenapa tiba-tiba aku ada di Apartemen orang itu?" gumamnya dalam hati.

Tak berapa lama, dia pun sudah sampai di kafe Momy Sentya. Dia berjalan menuju ruangan Momy.

"Momy, apa yang terjadi adaku? Siapa yang membawaku kemaren malam?" tanyanya.

Dia berusaha membendung air matanya, Dia juga mengira, kalau Momy lah yang telah menjualnya pada Bos-Bos berduit itu.

"Lho! Bukankah tadi malam kamu pulang di antar Lira? karena kamu terlihat sangat mabuk," sahut Momy sambil menghisap rokoknya, dan menghembuskan asapnya.

"Lira? Di mana Dia sekarang?" tanyanya antusias.

"Mungkin lagi istirahat di kamarnya," ucap Momy lagi.

Maura pun berlari menuju kamar Lira.

"Eeee__eee, ada apa? Kok terburu-buru begitu sih?" tanya Momy, namun Maura tidak memperdulikannya. Saat Maura ingin mendobrak pintu Lira karena emosi, namun ....

"Ha,ha, aku untung banyak tadi malam," ucap Lira.

"Untung apaan? Bagi-bagi dong!" sahut temannya yang lain.

"Si Bos Tajir... Dia ingin bersama Maura hanya satu malam, Wanita satu malamnya, hanya satu malam saja, dan dia memberiku uang 100 juta untuk satu malam itu, asal Maura benar-benar masih Virgin," ucap Lira.

"Si Maura mau nggak?" tanya temannya lagi.

"Ih, apaan sih? kalau Dia tau, pastilah nggak mau, tapi kalau nanti terbiasa, dia akan ketagihan, ha ha," Lira tertawa merasa bangga.

Maura yang ada di balik pintu pun mengepalkan genggamannya kuat. Hatinya sangat sakit teman yang dia percayai telah menjebaknya, air matanya pun menetes.

"Kamu jahat Lira!, eh tapi perasaan, dulu kamu jual virgin mu tak sebesar itu 'kan?" tanya temannya lagi.

"Dulu aku bo**h, nggak tau di uang, tapi sudahlah,"

Bruk

Maura menendang pintu kasar. Wajahnya merah padam, sangat marah, dia pun mengangkat tangannya dan menjambak rambut Lira.

"Kau sangat jahat! kau jahat! Kau sungguh tega padaku Lira! aku tak menyangka kebaikanmu selama ini palsu! kau .... " Maura terus menjambak rambut Lira, hingga Lira pun ter-pontang panting ke sana ke mari.

"Maura sakit, aduh, hentikan!" Lira pun memegangi kepalanya yang terasa hampir lepas.

"Maura, lepaskan! Jangan begini Maura! ayo lepaskan Dia!" bujuk temannya sambil melerai tangan Maura, namun tangan Maura bagai lem alteko yang nempel nggak bisa lepas.

"Aku tak pernah menyangka kau begitu jahat! hanya karena uang segepok, kau jual persahabatan kita! kau sungguh kejam Lira! cuih... cuih."

Maura pun meludahi wajah Lira berulang-ulang, entah syaiton dari mana yang merasuki Maura, wanita santun dan sopan itu kini marah mengamuk membabi buta.

"E...e... eh, ada apa ini? Maura! hentikan! Hentikan Maura!"

Momy datang dan mencengkram pergelangan Maura.

"Momy, hiks hiks, dia curang! dia sangat jahat!"

Maura meraung, dia menangis dan berteriak-teriak bak orang gila. Wajah Lira kini sudah tak karuan, ada memar di sana-sini.

Jam menunjukkan jam 8 pagi, dan untung saja pengunjung tidak ada, karena kafe Momy buka jam 7 malam.

"Ada apa sebenarnya? tolong jelaskan pada Momy!" bentak Momy marah.

Dia pun menghempaskan tangan Maura kasar, hingga tangan itu terlempar ke sampingnya.

"Momy, Dia... Dia telah menjual keperawanan ku pada seseorang, hik hik hik," ucap Maura.

Maura pun terduduk dan menangis histeris. Tangannya di cengkramkannya ke wajahnya seakan mau mencakar wajahnya sendiri.

***

Apartemen 10.00

Aufan tampak masih tertidur pulas, tadi malam entah berapa ronde dia menggauli Maura, perasaan berulang-ulang dan tak pernah puas. Aufan mulai menggeliat, tanda-tanda dia alan bangun pagi.

"Uaaaaaah."

Dia menguap, dan mulai membuka matanya.

"Ke mana wanita itu?"

Aufan pun memindai ruangannya. Mengangkat selimutnya. Mendapati dirinya masih telanjang bulat, dia pun tersenyum mengingat tadi malam begitu Hot jeletot.

"Ke mana wanita itu?" gumamnya lagi.

Dia pun turun dari ranjangnya.

"Heh, darah! Berarti benar wanita itu masih perawan."

Aufan pun berjalan menuju kamar mandi. Berendam di bathub dengan air panas, sambil mendengarkan music kesukaannya.

"Aman ke mana ya? Kok belum muncul sih?" gumamnya. Dia pun menyelesaikan mandinya.

"Aku harus menyelesaikan pembayaran dengan Lira, tapi wanita itu ke mana ya? Apa aku jadikan dia wanita simpanan ku saja?"

Aufan berjalan keluar kamar mandi dan mencari baju yang pantas untuk hari ini. Wajahnya terlihat seger dan sangat menawan.

"Aman! Kau di mana? cepat bersihkan spreiku! Kita akan berangkat ke suatu tempat hari ini," Ucap Aufan di telepon.

BERSAMBUNG...

Licik dalam Diam

Tampak Maura mengemasi barang-barangnya dari lemari kamarnya yang ada di dalam Kafe tersebut. Air matanya pun terus menetes, hatinya sangat sakit, sudah 3 bulan dia bekerja di situ, namun masih aman-aman saja, keperawanannya yang selama ini dia pertahankan malah di jual oleh sahabatnya sendiri, selama ini banyak Oom Oom yang ingin membeli dengan harga mahal, namun dengan lembut dia menolak, karena dia hanya wanita yang menghidangkan Kopi dan cemilan saja di sana.

"Sungguh keterlaluan Lira, aku sangat percaya padanya, aku bahkan menganggapnya sebagai kakakku sendiri, namun dia malah menjebloskan ku seburuk ini," Maura terus saja menangis dan ngomel tak karuan.

"Maura Sayang, kamu pikirkan lagi keputusanmu Nak, di sini sudah bagus, aku janji akan menjagamu setelah ini, aku menyesal kemaren aku tidak tau niat jahat Lira sama kamu," bujuk Momy.

Maura tampak terus merapikan pakaiannya dengan kasar. Sesekali menyeka air matanya yang menetes.

"Mom, aku sangat sakit hati, aku takut tidak bisa mengendalikan diri kalau aku masih melihatnya, bisa-bisa aku akan membunuhnya Mom," sahut Maura lagi, dia terus sesenggukan sambil terkadang menghapus air matanya yang meleleh di pipinya.

"Bagaimana kalau Aku pecat saja Lira, apa kau mau tetap diam di sini?" tanya Momy lagi.

Bagi Momy, kalau Maura mau diam dan bekerja untuknya, tentu saja Maura adalah aset berharganya, karena masih baru dan seger. Apalagi kini Maura tidak perawan lagi, mungkin saja Maura mau melayani pelanggannya lebih dari biasanya. Kalau dulu alasan Maura tidak mau bekerja seperti Lira melayani di kamar, karena dia ingin keperawanannya itu hanya untuk suaminya saja, namun kali ini Momy berpikir licik, kalau dia bisa membujuk Maura, pasti Maura mau melayani plus plus pelanggannya.

"Tidak Momy, itu malah membuat kami semakin membenci, biarlah aku pergi saja," sahutnya. Tekay Maura sudah bulat, Dia harus pergi dari Kafe momy ini seepatnya.

"Apakah kau mau bekerja di tempat temanku? Biar aku rekomendasikan kamu ke dia," ucap momy lagi.

"Di mana itu?" tanya Maura kemudian dia tampak sedikit tenang.

"Seperti di sini juga, kami sama-sama merintis bisnis yang sama. Apa kau mau? karena ini pekerjaan yang tak perlu tes dan ijazah segala," bujuk Momy.

"Oke Mom, tapi aku tetap mau seperti kemaren, hanya melayani di kafe tanpa mengajakku plus plus," ucap nya.

"Oke, sekarang kamu istirahat saja ya, aku akan menghubungi temanku itu dulu," ucap Momy.

Momy pun pergi keluar menuju ruangan pribadinya.

"Lis, aku ada barang bagus nih, berapa ku sanggup bayar," ucap Momy, ternyata Maura mau di jual, emang ya, kalau udah otaknya begitu, pasti duit juga yang menang.

"Barang kayak gimana?" sahutnya.

"Dia kemaren perawan, eh ternyata temennya curang dan menjual keperawanannya dengan cara membiusnya, mau nggak? ini baru di pakai semalem aja kok, dan itu pun di paksa," ucap Momy.

"Iya, berapa? Jangan mahal-mahal lah!" bujuk Lin.

"Nggak mahal kok, cukup 20juta saja," ucap momy.

"Gila Loe Bet, apa kau mau memeras ku? Mana ada uang sebanyak itu?" jawab Lin

"Itu nggak seberapa kok, nanti akan terganti." jawab Momy yang bernama betty.

"Aku cicil boleh?" ucap Lin lagi.

"Dp 10juta," tegas Momy.

"Oke, setuju, tapi setelah anak itu bekerja 2 hari di sini, aku mau lihat pesonanya dulu," ucap Lin.

"Haduuuh, kamu ini nggak percaya sama sahabatmu sendiri sih?" ucap Momy lagi.

"Teman itu bisa jadi musuh kalau sudah urusan duit mah, itu kan Dia kemaren di jual oleh sahabat akrabnya sendiri," sahut Lin.

"Iya Deh,"

Ternyata Momy juga licik dan jahat. Momy tampak bahagia dan tersenyum licik.

"Eh tapi kau harus jaga rahasia ya! Jangan sampai Maura tau, kalau aku menjualnya padamu, bisa di obrak abrik nanti kafe ku oleh Dia," ucap Momy.

"Tenang, asal kau juga jangan membohongiku. Kapan kau kirim Dia ke mari?" tanya Mami Lin.

"Hari ini juga," ucapnya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!