Klub SKY WALK
Takk.. Taakk.. Taakk..
"Tuan Cristhopan! Aku sudah membawa kekasihku, Bisakah Anda membahas masalah kerjasama denganku?!"
"Steven! Apa yang kamu bicarakan?!"
"Tuan, Aku tidak bercanda! Apa kau mendengar bahwa perusahaan ayahku akan bangkrut? Aku tak mungkin bercanda dengan perkataanku padamu!"
"Aku bersumpah! dia masih suci dan bersih. Aku yakin tak pernah ada yang menyentuhnya. Bahkan, aku sendiripun tak pernah berkesempatan berduaan dengannya. Ia telah di didik dengan baik oleh kedua orang tuanya. Dan aku yakin, Tuan tak akan rugi jika memeliharanya!"
Terdengar bak petir yang bergemuruh.
Gadis itu bernama Zenya Agatthe, Gadis berusia dua puluh satu Tahun yang tak pernah menyangka bahwa nasibnya akan menjadi seperti ini. Ia baru tersadar, Bahwa selama ini ia hanya di manfaatkan dan sedang di kendalikan oleh sang kekasih-Steven.
Zenya merupakan gadis yang baik, Ia selalu rendah hati, Walaupun selalu berpenampilan sederhana, tapi tak menutup sedikitpun kecantikan yang terpancar dalam dirinya. Kulitnya yang putih, rambut coklat yang bergelombang, dan manik-manik matanya yang indah membuat semua orang tak akan pernah bisa melepas pandangan mereka kala bertemu dengan Zenya.
Ia gadis yang polos dan tak pernah berfikiran negatif kepada orang lain, Hal itu seringkali di jadikan senjata oleh orang-orang yang ingin berbuat jahat padanya.
Seperti sekarang, Ia tengah di bingungkan dengan keadaan dimana ia akan di jual oleh kekasih hatinya sendiri.
"Steven! Apa yang kau katakan?! Kau ingin menjualku untuk keuntunganmu?" Zenya mencoba untuk melepaskan tangannya yang di cengkram oleh steven.
"Diam! Atau kuhabisi kamu!" Bisik Steven.
Zenya meronta, Ia semakin takut kala beberapa orang yang berdiri di belakang laki-laki yang sedang merokok di hadapannya itu mulai mendekat.
"Jangan mendekat! Jangan pernah menyentuhku!" Teriaknya.
Laki-laki yang tengah duduk di hadapannya, seolah-olah tak perduli dengan keberadaan Steven dan Zenya. Ia hanya terus menyesap rokok yang ada diantara kedua jarinya.
"Tuan muda, Anda tidak akan rugi mengeluarkan beberapa milyar untuk membeli gadis ini. Lagipula anda akan meraup keuntungan yang besar bila proyek yang akan saya jalankan berjalan sempurna" Steven mulai menjilat kembali laki-laki yang ia panggil Tuan Cristhopan itu.
"Kau sungguh yakin gadis ini sanggup?" Ucap Cristhopan meremehkan
"Ia akan sangat sanggup dan anda akan puas! Bila anda tidak percaya, silahkan anda mencobanya sendiri"Steven melemparkan tubuh Zenya pada orang-orang berjas suruhan Cristhopan.
"Lepaskan aku! Steven! Kenapa kau melakukan ini padaku?!" Terdengar kekecewaan yang amat besar dalam nada bicara Zenya.
"Zenya, kenapa kau tidak terlahir sebagai gadis dari keturunan orang kaya. Maafkan aku karna harus berbuat seperti ini. Aku ingat kau pernah berkata bahwa kau akan melakukan apapun untuk membantuku. Aku yakin kau tak akan bisa memberikanku uang sebanyak 10 milyar! Maka dari itu kau harus mengorbankan dirimu untuk kujual agar aku bisa mendapatkan uang tersebut. Baru disitu aku bisa tahu bahwa kau adalah orang yang mampu menepati janji" Sungguh tak disangka Steven tega berbicara seperti itu pada Zenya yang sangat tulus mencintainya. Bulir-bulir bening mulai keluar dari matanya yang indah. Ia menggigit bibirnya menahan rasa sakit yang membuat sesak didada.
Terlihat Cristhopan sedang menunggu perempuan yang akan ia beli dengan harga 10 milyar itu, akan berbuat apa pada kekasihnya yang tega menjual dirinya dan berbicara menusuk hati seperti itu padanya. Terlihat ia berharap banyak pada tindakan yang akan Zenya lakukan.
Tapi, bukannya marah, berteriak, memukul atau membrutal, Zenya malah terkulai lemas, badannya gemetar karna tangisannya semakin membuat dada menjadi sesak. Terlihat raut kekecewaan karna ternyata Zenya memang hanya seekor kelinci putih yang lemah. Tapi, tiba-tiba gurat kekecewaan itu berubah menjadi seringai yang memuakkan.
"Billy coba bawa 10 milyarku" Ucapnya
Ia langsung menarik tubuh Zenya, membuat Zenya langsung terjatuh di pangkuannya.
"Wah, tubuh mu halus dan wangi" Ucapnya sambil menciumi tengkuk Zenya.
Zenya melotot, Ia menjauhkan wajah Cristhopan dengan tangannya.
"Pergi! Jangan pernah macam-macam padaku!" Zenya mencoba melawan namun tubuhnya gemetar hebat. Cristhopan menyunggingkan ujung bibirnya. Ia gemas dengan tingkah laku Zenya yang 'sok berani di hadapannya.
"Kenapa? Kau mau melakukan apa? Bahkan hanya untuk pergi dari pangkuanku saja kau sudah tak bertenaga!" Ucap Cristhopan meremehkan.
"Kau ingin aku memberimu 10 milyar untuk gadis yang lemah begini?" Tanya cristhopan pada Steven.
"Tuan, wanita ini tidak akan mendominasi anda. Saya yakin ia akan menjadi mainan yang penurut. Dengan kepribadiannya, ia akan sangat menggemaskan jika di jadikan mainan dikala bosan, atau dijadikan pelampiasan saat anda merasa penuh amarah. Saya yakin anda akan lebih menyukai kelinci kecil yang polos, di banding kucing liar yang nakal" Jawab Steven meyakinkan.
"Kau seperti paling tahu seleraku'?" Cristhopan mengangkat satu alisnya, Membuat Steven waspada dan takut jika perkataannya ada yang menyinggung perasaan Tuan muda arrogant itu.
"M-maksud saya bukan seperti itu tuan, tapi-"
"Sudalah! Aku muak mendengar kau mengoceh terus. Bawa surat perjanjian itu dan temui aku besok. Aku akan memberikan harga yang pas sesuai dengan apa yang kau bawa padaku malam ini"
Terlihat wajah Steven sumringah, Ia segera mengambil surat perjanjian tersebut lalu segera pergi menjauh dari ruangan itu tanpa menoleh ataupun berbicara sepatah katapun pada Zenya. Zenya sangat marah dan kecewa, Ia menyesali semua kenangan saling menyayangi dan mengasihi antara dirinya dan Steven. Kekasih yang paling ia cintai akhirnya mengkhianati dirinya.
Ia kehilangan akal sehatnya seketika.
Melihat itu Cristhopan seperti sangat menikmatinya.
"Kenapa? Kau menyesali dirimu yang telah mengenal pecundang sepertinya?" Tanya Cristhopan sambil mengusap air mata yang mengalir deras di pelipis Zenya.
"Kalian tidak bisa berbuat seperti ini kepadaku!" Ucap Zenya dengan tatapan sinis yang membuat Cristhopan sedikit tak percaya.
"Negara ini masih memiliki hukum! Dan lagi aku masih mempunyai orangtua yang akan mencemaskanku! Bagaimana bisa aku di perlakukan sangat tidak adil dan tidak manusiawi seperti ini" Tambahnya lagi sambil mencoba untuk melepaskan pelukan Cristhopan.
"Seluruh Negara ini adalah milikku, Kau mau menuntut aku dengan cara seperti apa?!" Cristhopan menyeringai, membuat Zenya ketakutan. "Seringai yang sangat mendominasi. Siapa dia sebenarnya?" Bisiknya dalam hati.
"Begini saja, jika kau bisa keluar dengan selamat dari club malam ini, Aku berjanji tidak akan menyentuhmu" Ucap Cristhopan masih memperlihatkan seringai iblisnya.
Zenya langsung berdiri dari pangkuan Cristhopan, Ia mundur dan berbalik pergi berlari sekuat tenaga. Para penjaga yang ada di sana ingin mengdahang tubuhnya, Namun Cristhopan menyuruh mereka agar mempersilahkan Zenya untuk keluar.
"Tuan, Apa tidak apa-apa membiariannya pergi begitu saja?" Tanya Billy-Asisten pribadi Cristhopan.
"Lihat saja, dia perempuan plin-plan" Cristhopan mengetuk-ngetuk kursi, seperti sedang menghitung sejak kepergian Zenya.
Dilorong Club ekslusif itu Zenya sedang berlari sekencang mungkin, sesekali ia menengok kebelakang takut-takut anak buah iblis itu mengejarnya. "Tidak ada yang mengejarku, Mudah-mudahan aku bisa keluar dari sini secepatnya" Batin Zenya.
Saat hendak berbelok dan masuk kedalam lift.
"Hmmmmm... Ssssttt.. A-aaahhh Stiv jangan dulu begini, Tanda tangan Tuan Cristhopan belum di dapat. Jadi jangan senang dulu" Zenya mendengar suara yang tak asing di telinganya di balik pintu yang tertutup.
"Tenang saja Flo, Aku yakin gadis sialan itu akan membuat Tuan Cristhopan senang. Tuan Cristhopan tidak suka perempuan yang terlalu mendominasi. Kemarin temanku mampu menjual kekasihnya yang sudah hancur seharga 500 juta. Aku yakin gadis yang masih polos itu bisa membawakan sepuluh milyar kepadaku, Hahaha-"
Braakkk!!
Wajah Zenya memerah, Terasa seperti ada asap yang keluar dari kepalanya yang tengah mendidih. Matanya terbelalak menyaksikan dua kepaarat yang tengah berselingkuh.
"Steven! Apa maksudnya ini?!" Terlihat sorot amarah yang memancar dari mata Zenya
"Zenya?! Sedang apa kau disini?! Ayo! Ikut aku! Kau bisa menghancurkan semuanya jika kau lari dari Tuan Cristhopan!" Bukannya merasa bersalah, Steven malah menyeret lagi tubuh Zenya, lalu menarik paksa tubuhnya.
"Dasar kau keparat! Aku sudah memberikan seluruh hatiku untukmu! Kufikir semua yang telah kita lalui bisa membuktikan bahwa kau memiliki perasaan yang sama! Tapi sekarang? Kau malah berselingkuh dengan sepupumu sendiri?!" Zenya menggelengkan kepala, tak menyangka dengan prilaku bejad yang di lakukan oleh kekasihnya.
"Bicara apa kau?! Florie bukan sepupuku Zenya! Kita adalah pasangan kekasih yang sesungguhnya. Bahkan orangtuaku sudah memilih tanggal untuk pertunangan kita!"
"O-orang tuamu? Lalu bagaimana de-dengan-.."
"Ya! Orangtuaku, menyuruhku, agar memanfaatkan wajahmu yang cantik ini agar bisa ku jual. Hahahahaha!" Bagai bensin tersulut api, Zenya langsung meledak ia hendak memukul Steven, Tapi..
Plakk!!
Sebuah tamparan dari Flo mendarat tepat di pelipis Zenya.
Ia termenung mengusap pipinya yang perih. Ia jatuh tersungkur dilantai. Rasa sakit di hatinya lebih sakit dari tamparan yang membekas di wajahnya. Ia sangat ingin membunuh dua keparaat ini sekarang.
"Zenya, Kau harus bisa bercermin! tidak akan Steven benar-benar mencintaimu. Memang terkadang gadis miskin akan sangat naif, merasa kalau dirinya cantik dan beretika baik, seluruh dunia akan memihaknya. Sadar Zenya! Ini bukan dunia imajinasi! Mereka yang kuatlah yang akan menang!" Florie menjambak rambut Zenya, memaksanya agar berdiri lalu dari situ kesadaran Zenya pun menghilang.
***
Ugghhh...
Zenya melenguh, Ia merasa kepalanya sangat sakit. Saat membuka mata ia terhentak kala melihat interior yang berbeda. Ia segera meraba tubuhnya dan menghela nafas kala sadar bahwa tidak ada satu pakaiannya pun yang terbuka.
"Kau tidak bisa selamat dari sini?" Terdengar suara bariton yang khas dari laki-laki mengejutkan lamunannya. Zenya mengernyitkan dahinya kala ia bertemu lagi dengan Cristhopan.
"Kenapa? Kau ingin menyalahkanku?"Ucapnya tak lupa dengan seringai diwajahnya.
"Apakah aku sudah tertangkap kembali?" Fikir Zenya yang masih stengah sadar.
Cristhopan membelai wajah Zenya, Menatapnya lekat-lekat. Ia tersenyum kala Zenya tidak memberontak.
"Perasaan ini lebih nyaman dari yang kukira" Gumam Zenya
"Tuan, Apakah benar seluruh kota ini adalah milikmu?" Tanya Zenya sembari menarik dari Cristhopan.
"Kenapa? Kau tak percaya?" Cristhopan semakin mendekatkan wajahnya pada Zenya
Zenya termenung "Aku harus membalas dua pasangan selingkuh itu! Terlebih lagi aku harus menyelesaikan urusanku dengan pria ini" Zenya mulai merencanakan sesuatu.
"Tuan! Jika memang seperti itu, Aku- Aku berinisiatif untuk melayanimu!" Zenya tanpa disadari menitikkan air matanya. Cristhopan mencium lembut bibir Zenya
Cup
"Baiklah, tapi siapapun yang sudah membuat kesepakatan denganku, Ia tidak akan bisa kabur lagi!" Cristhopan menyeringai
"Celaka! Aku telah memprovokasi orang yang salah!"
***Hy kalian~
Author harap semoga cerita ini bisa menghibur kalian ya!~ Jangan lupa untuk Like, koment, dan jadikan sebagai favorit agar kalian mendapat update dari Cinta kedua.
Sebagai gambaran Author akan memberikan contoh visual dari Zenya Agatthe yang memiliki paras cantik
ZENYA AGATTHE***
![](contribute/fiction/5865101/markdown/40404921/1666232289680.jpg)
***Gimana nih menurut kalian? Cantik kan?
Terimakasih yang sudah mampir***~
"Minum!"
Cristhopan mencengkram dagu Zenya, menyuruhnya untuk menenggak satu gelas Red wine yang sudah di siapkan oleh pelayan Cristhopan sedari tadi.
"Tidak! Aku tidak pernah meminum alkohol!" Tolak Zenya sambil meronta.
"Aku sudah mengikhlaskan hati membuka sebotol Screaming eagle Cabernet hanya untukmu! Dan kau tidak merendah untuk menerimanya?!" Paksa Cristhopan. Ia merasa bahwa Zenya sangat menyebalkan. Karna tidak pernah ada seorang pun yang pernah berani menolak dirinya. Ia mencoba untuk terus memaksa Zenya agar mau menenggak Redwine seharga 6,1 M tersebut.
Zenya meronta, ia memukul-mukul dada bidang Cristhopan, namun Cristhopan tidak bergeming sama sekali. Tetesan Redwine yang berjatuhan akibat paksaan dari Cristhopan mulai bercucuran membasahi leher hingga dada Zenya. Cristhopan menjilati setiap tetesan yang mulai mengalir.
"Tu-tuan jangan begini" Zenya kegelian akibat ulah Cristhopan. Hal itu membuat sesuatu menjadi bangkit.
"Layani aku!" Perintah Cristhopan.
Zenya beringsut, Ia mulai menjauhkan dirinya dari Cristhopan. Ia menghalangi dadanya dengan tangan yang menyilang.
"Tu-tuan, Apa yang kau maksud?" Zenya mulai ketakutan, badannya gemetar.
"Kau bilang, kau akan berinisiatif untuk melayaniku. Sekarang, aku memerintahkanmu untuk melayaniku."
"Apakah, Apakah benar kau bisa membantuku?! Aku..Aku hanya ingin memastikan"
"Apa yang sudah aku katakan akan aku lakukan."
Zenya yang masih didalam bayang-bayang perselingkuhan antara kekasihnya Steven dan Florie dibuat gelap mata, Ia mulai membuka dasi yang menggantung di leher Cristhopan lalu membuka satu kancing kerahnya.
Setiap kancing yang terbuka, terbayang semua kesakitan yang telah ia terima. Bayangan tentang penghinaan dan pengkhianatan dari kekasihnya, dan kebodohan dirinya yang sudah di bodohi selama 2 tahun oleh Steven mulai berdatangan.
Terlebih lagi ia membayangkan betapa puasnya hati Steven dan orang tuanya yang sudah merencanakan ini semua. Mereka tega membohongi Zenya, memperkenalkan Florie sebagai saudara sepupu Steven yang tinggal dirumahnya padahal Florie adalah kekasih Steven yang sebenarnya.
"Untuk membalas dendam kepada Pria dan Wanita sialan itu, apakah layak harus mengorbankan kepolosan yang telah aku jaga selama dua puluh satu tahun ini? Aku.. Aku sudah tak ada jalan keluar.."
Sakit yang amat dalam didalam dada Zenya, mampu membuatnya tak dapat berfikir dengan jernih. Satu persatu kancing kemeja Cristhopan sudah terbuka, Nampak Dada yang bidang dan berotot disusul oleh perut otot yang mempunyai Six pack membuat wajah tampan dan gagahnya semakin sempurna. Tapi, hal itu sama sekali tak berlaku pada Zenya, Ia nampak biasa saja kala melihat tonjolan otot yang keras itu.
"Tapii.."
Tangan Zenya berhenti sejenak saat hendak membuka kancing celana Cristhopan. Cristhopan mengernyitkan dahinya, Ia mulai mengetatkan rahangnya karna kesal akibat Zenya yang lambat. Zenya hendak beranjak tapi hal itu di gagalkan oleh Cristhopan. Cristhopan segera menjatuhkan tubuh Zenya kekasur, Ia menindihnya, lalu menekannya.
"Kenapa? Kenapa kau berhenti!" Bentak Cristhopan sambil mengungkung tubuh Zenya.
"Aku.. Aku tidak akan melakukannya!" Zenya mulai sadar bahwa ini bukanlah apa-apa. Ia melupakan sesaat orang tua yang membesarkannya dengan penuh cinta. Ia dibuat hilang kesadaran akibat sakit hati yang ia rasakan.
"Sudah kukatakan, Siapapun yang sudah membuat kesepakatan denganku tidak akan bisa berhenti!" Cristhopan mencoba lebih menekan tubuh Zenya
Zenya meronta, tangannya mulai mengepis berharap bisa memukul tubuh Cristhopan "Tidak! Lepaskan aku! Aku tidak akan meminta bantuanmu! Kau menjijikkan! Kau menakutkan! Kau iblis! Aku yakin kau akan membunuhku setelah selesai meniduri ku!"
PLAKKK!!
"Jangan mencoba menguji kesabaranku, Tidak baik membuatku marah!" Zenya langsung diam tak bersuara setelah mendapat tamparan yang amat keras dari Cristhopan. Ia diam tak bergeming. Bulir air mata berjatuhan dipipinya yang memerah akibat tamparan keras Cristhopan.
"Pria ini.. Pria ini bisa langsung membunuhku di ranjang" Batin Zenya
"Kau baru akan menyerah? Sudah terlambat!" Sorot mata penuh nafsu dan gairah bercinta yang di pancarkan oleh Cristhopan membuat perasaan Zenya semakin tak karuan.
"Tidak tuan! Aku mohon.. Aku sungguh tidak ingin melakukannya!" Lirih Zenya
"Ck, Aku paling tidak suka mengatakan hal yang sama untuk kedua kalinya" Cristhopan memposisikan Zenya untuk membelakanginya, Ia mulai menciumi punggung Zenya yang mulus dan wangi. Zenya meronta-ronta mencoba melepaskan cengkraman singa buas itu.
Cristhopan mencium paksa Zenya, Memaksa agar bibir mereka saling bersentuhan, Tangannya mulai aktif naik turun dan meremas gumpalan daging yang padat berisi itu.
"Tuan jangan!"Semakin Zenya memberontak, Semakin kasar dan ganas Cristhopan.
Srekkk!!
Bajunya terkoyak,
"Indah sekali," Cristhopan memandangi tubuh polos Zenya, Ia menghisap gumpalan daging itu hingga berbekas merah.
"Bodoh sekali dia hanya menawarkan harga 10 milyar untuk harta berharga seperti dirimu"
Cristhopan mulai dikendalikan oleh hawa nafsunya yang semakin menggebu-gebu. Ia mencengkram erat kedua pergelangan tangan Zenya, Tenaganya sangat kuat hingga Zenyapun tak dapat melepaskan cengkramannya.
"Tuan.. Aku sungguh tak ingin melakukannya.. Tuan kumohon jangan lakukan ini" Zenya merintih memohon belas kasihan namun Cristhopan tak menggubrisnya.
"Jadilah wanitaku, Tidak pernah ada orang yang bisa mundur jika sudah berusuan denganku"
Sesaat setelah itu tangan Cristhopan mulai menelusur kebawah, Mencapai bagian inti tubuh Zenya, Zenya semakin berteriak keras memohon dan meminta tolong, tapi nahas, Tak ada yang berani dan mampu menolongnya.
Cristhopan menyentuh lembut belahan daging itu, mengusap belahan daging itu dengan jari telunjuknya. Terasa bokoong dan paha Zenya yang bergetar akibat sentuhan lembut Cristhopan. Zenya semakin menjerit dan berteriak, tubuhnya sudah semakin meronta-ronta. Kala jari tengah menyentuh kliitoris dan menulusup kebawah
"Tuan Tidak! Ahhhh.."
Cristhopan mengeluarkan jarinya, ia menatap Zenya yang sudah tak meronta lagi.
"Cih, gadis ini benar-benar pingsan"
**Hallo hallo haayy sahabat online💃🏼
Bagaimana? Kejam bukan? Akankan Zenya kehilanngan segalanya?
Geser slide selanjutnya untuk mengetahui kebenarannya ya teman-teman;)
SPOILER!!!
Di chapter selanjutnya kita akan bahas biodata mengenai Cristhopan🤩**
![](contribute/fiction/5865101/markdown/40404921/1666249682431.jpg)
**Wajah Zenya yang polos**;)
Uggghh..
"Kenapa mataku sulit sekali untuk terbuka? Ugghh rasanya seluruh tulang ku patah semua"
Zenya merasa seluruh tubuhnya hancur lebur, terasa sulit walaupun hanya untuk membuka mata saja.
"Hmmmm.."Gumamnya sambil menggeliat.
"Hey! Segera bangun dan sarapan" Ia terkejut kala menyadari ada orang di hadapannya, Ia membuka mata dan baru tersadar akan posisinya yang masih berada di tempat Cristhopan. Buru-buru ia bangkit dan mengecek sprei,
"Tidak ada darah.." Gumamnya
"Mencari apa? Kau yang sudah begini jangan berlagak mencari sesuatu yang sudah hilang. Kau merangkak ke tempat tidur ini, bagaimana mungkin masih memiliki sesuatu untuk dijaga. Segera bersih-bersih, setelah itu sarapan. Tuan sudah menunggumu di ruangannya, ia paling tidak suka menunggu" Ketus salah satu pelayan.
Zenya tak menanggapi ocehan dari pelayan itu, Ia sedang berfikir bagaimana bisa tidak ada noda darah di sprei.
Ia bergegas pergi kekamar mandi.
Guyuran shower membasahi seluruh tubuhnya. Ia berharap dengan mengguyur kepalanya bisa membuatnya mendapatkan rencana yang bagus. Tapi setelah di fikir panjang, tidak ada satupun rencana yang bisa membantunya keluar. Ia pun mulai penasaran dengan sosok yang bernama Cristhopan itu.
"Siapa dia? Apa dia pengusaha? Tapi aku tak begitu familiar dengan namanya. Steven, laki-laki brengseek itu sangat menghormatinya. Aku rasa dia bukan orang sembarangan. Aku sudah salah memprovokasi orang, Ia adalah orang yang paling tak boleh di provokasi"
Zenya menatap dirinya di cermin. Begitu banyak gumpalan noda hitam di seluruh tubuhnya. Ia merasa tak mungkin jika Cristhopan tak melakukan apapun padanya.
Tok..tok..tok..
"Hey!Kau masih hidup? bergegaslah! Tuan muda sudah sangat lama menunggumu!"
Setelah mendengar teguran dari pelayan tadi, yang mengharuskannya segera keluar menemui Cristhopan, Akhirnya Zenya pergi tanpa ada rencana apapun. Ia berserah pada nasibnya saja.
Zenya pergi dengan langkah juntai, Ia mulai merasa ketakutan saat langkah sudah hampir sampai ditujuan.
CKlek..
Pengawal yang tengah berjaga di depan pintu ruangan cristhopan, mempersilahkan Zenya untuk masuk.
Alangkah jengahnya Zenya, kala melihat dua manusia yang paling tidak ingin ia temui berada didalam ruangan itu. Cristhopan menyunggingkan bibirnya saat melihat perubahan ekspresi pada wajah Zenya.
Ia menarik lengan Zenya, Memposisikan agar Zenya duduk di pangkuannya. Tangannya mengelus mesra pipi Zenya "Kenapa kau sangat lama? Sengaja ya untuk membuatku menunggu" Ujarnya manja.
Zenya mengernyitkan dahinya, Ia merasa jijik dengan prilaku yang ditujukan Cristhopan padanya. Ia tak menjawab dan malah membuang muka. Cristhopan merasa tak senang dengan prilaku Zenya yang seperti itu.
"Kontraknya" Cristhopan meminta Steven untuk memberikan kontrak kerjasama antara mereka.
"Tuan! Apa yang kau maksud? Kau mencoba membohongiku?!"Sergah Zenya
"Sial!Apa-apaan perempuan gila ini?! Jangan sampai dia menghancurkan rencanaku!" Gumam Steven dalam hati
"Kenapa? Kau pun belum menepati apa yang sudah kau ucapkan. Kau tak memberikannya tadi malam." Bisiknya tepat di telinga Zenya
"Ternyata benar, tadi malam benar-benar tidak terjadi apa-apa" Batin Zenya
"Bagaimana? Apakah transaksi masih ingin di lanjutkan?" Tanya Cristhopan sambil menyelipkan rambut di daun telinganya, membuat noda merah dilehernya terlihat. Steven sedikit terhenyak saat melihat noda itu.
"Kau cukup bilang lanjutkan, Maka aku akan membantumu menangani dua orang ini. Aku pastikan mereka akan hancur" Sambungnya.
"Aku cukup menganggukkan kepala saja, laki-laki ini bisa membantuku membalaskan dendamku pada mereka. Tapi balasannyaa.."
"Tidak mau!" Zenya menepis lengan Cristhopan "Bagaimanapun juga kau sudah berjanji akan membantuku! Kalau kejadiannya akan seperti ini lebih baik kau lepaskan aku sekarang juga! Aku ingin pergi dari sini!" Zenya mulai memberontak lagi membuat Cristhopan tak suka.
"Kau tenanglah dulu! Duduk dan lihat semuanya. Aku bukan orang yang akan mengingkari janji" Bujuk Cristhopan menenangkan.
"Tidak! lepaskan aku, Brengsek!" Cristhopan memperlihatkan raut wajah tak suka
"Celaka! Perempuan sial itu malah menyinggung Tuan muda Cristhopan! Dasar jaalang!" Steven bercucuran keringat dingin.
"Lapor Tuan muda, Tuan Edwin sudah sampai" Salah satu penjaga di pintu, masuk dengan membawa satu orang pria di belakangnya.
"Yo~ Tuan Edwin" Sapanya pada lelaki yang baru sampai itu
"Selamat pagi Tuan muda Cristhopan. Saya sangat tersanjung bisa bertemu anda secepat ini" Ucap Edwin berbasa basi
Steven mengernyitkan dahinya, Ia tak menyangka akan ada orang lain yang di undang Cristhopan kemari selain dirinya. Terlebih lagi orang itu adalah Edwin, Musuh bisnisnya.
"Tuan Edwin, kebetulan sekali kita bertemu disini. Apa kau ingin tandatangan kontrak juga? Tidak mungkin ini sangat terlalu kebetulan. Tapi jangan iri jika yang mendapatkan kontrak adalah ST Grup" Sapa Steven pada Edwin yang lebih banyak mengandung sindiran.
Edwin hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa.
Cristhopan menandatangani kerjasama antara dirinya dan Steven, Steven bersorak gembira bersama nenek lampir yang di bawanya. Mereka berpelukan untuk merayakan kemenangan ini.
"Sekarang apakah aku sudah boleh pergi!" Zenya mencoba melepaskan pelukan Cristhopan
"Kau yakin ingin ketinggalan puncak aksinya? Janji padanya sudah aku penuhi, sekarang tinggal janjiku padamu"Bisik Cristhopan seraya mengecup pangkal kening Zenya.
"Hehe, kau layanilah tuan dengan baik, tanpamu aku tidak akan bisa mendapatkan tanda tangan yang berharga ini, Terima kasih ya, Zenya-ku" Ucap Steven seraya berbalik badan. "Wah, Tuan Edwin maaf ya telah membuatmu melihat perusahaanku bekerja sama dengan Tuan Cristhopan. Lain kali, jika ingin mendapatkan kerja sama dengan Tuan Cristhopan, Sebaiknya lebih cepat sedikit ya!" Steven mulai membual kesana kemari, Ia sangat tak tahu malu.
"Tuan Edwin, Mana kontrak kerja samanya" Tuan Edwin menyerahkan map berisi kontrak kerja sama dengan Cristhopan. Steven menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Tidak mungkin Cristhopan akan bekerja sama dengan Edwin. Dia sudah bekerja sama denganku, Tidak mungkin sekarang ia akan bekerja sama dengan musuh perusahaanku" Steven terlihat cemas.
"Tuan Cristhopan, pemakaman legalicy yang sudah lama di tutup sudah memulai tahap awal untuk pembangunan, Kita akan mengerjakan proyek dengan membangun makan Ekslusif untuk konglomerat menyimpan abu mayat mereka. Sistem nya sewa pertahun, Bagaimana menurut Tuan?" Edwin mulai berdiskusi masalah proyeknya bersama Cristhopan.
"Apa?! Pemakaman Legalicy?! Pemakaman itukan ada dii.."
"Tuan Steven lebih baik tinggal, Dan dengarkan masalah yang akan aku bicarakan dengan tuan Edwin. Kemungkinan, Bisnis ini ada sedikit hubungannya dengan Tuan Steven." Ucap Cristhopan, pandangannya tak beralih dari dokumen yang tengah ia baca.
"I-Ini..! Pemakaman ini akan di bangun di sebelah barat tempat Steven akan membangun hotel. Ti-tidak mungkin ia akan.." Zenya membelalakkan matanya, tak percaya bahwa Cristhopan akan melakukan rencana seperti ini untuk menjatuhkan Steven.
"Tu.. Tuan Cristhopan, Anda telah berinvestasi di hotel ku yang bernilai 10 miliar, Tidak mungkin anda dan Tuan Edwin berinvestasi untuk perbaikan pemakaman Legalicy? Ini hanya akan merusak bisnis anda. Ke.. Kenapa anda melakukan ini?"
"Tu.. Tuan Edwin, Mempunyai ide untuk membantu pembangun pemakaman bukanlah ide yang baik. Kau tahu membangun pemakaman itu tidak akan menguntungkan, Apa kau sudah gila?!" Steven sudah frustasi setengah mati
"Gadisku tidak suka melihat kau bersenang-senang. Semalam, ia telah membuat kesepakatan denganku. Ia ingin melihat kau dan keluargamu hancur" Ucap Cristhopan sembari mengelus lembut rambut Zenya.
"Tuan steven tidak usah mengkhawatirkan perusahaan Jk kami, Tuan Cristhopan sudah berjanji akan memberikan 10% saham real estate di ibu kota untuk perusahaan kami"
Bruk..
Steven terjatuh, ia tak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. Ia merangkak mendekati Zenya.
"Zenya.. Zenya.. Tolong aku!"
"Tu.. Tuan Cristhopan! Namaku Florie.. Aku cukup mengenal baik keluarga Steven.. Tuan bisa menanyakan apapun tentang Steven kepada saya.. Saya pasti akan menjawab dengan seluruh informasi yang saya punya.."
"Flo.. Florie! apa-apaan kau!"
"Tuan.. Kalau ingin segera keluarga Steven hancur.. Anda bisa mengusir Zenya untuk pergi, Setelah itu kita bicarakan baik-baik tentang Steven di dalam kamar" Florie terus menjilat Cristhopan, Ia berlutut di hadapan Cristhopan sembari mengelus-elus lutut Cristhopan.
"Baiklah.. Mari bicarakan semuanya di kamar" Florie sumringah ia bangkit, Namun..
"Billy, seret kedua manusia rendahan ini keluar! Beri pelajaran pada yang laki-laki, dan.. Yang perempuan, kalian bisa menikmatinya. Aku ingin berdiskusi masalah harga dengan gadis 10 miliar ku. Siapa tahu akan ada negosiasi yang di sepakati"
"Baik tuan muda"
Alangkah terkejutnya pasangan kekasih teromantis itu, Mereka memohon memeluk kaki Cristhopan.
"Tu.. Tuan! Tuan Cristhopan! Aku.. Aku punya informasi penting tentang gadis sialan itu! Tuan! Tuaaann!!"
**Blam..
Hy sahabat online~
Gimana Ceritanya? Beri tanggapan kalian di kolom komentar ya!;) Dukungan kalian sangat berharga~
~~~~~~~~~~~~~~~~~●~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kali ini saya akan membahas mengenai biodata Cristhopan.
Sekalian memberikan gambaran Visual Mafia imut ini \>\_<
CRISTHOPAN ALEXANDER
Pengusaha muda keturunan Rusia, Keluarga nya menjalankan bisnis gelap, Sejak berusia 6 tahun, ia sudah di didik bela diri dan menjaga bisnis keluarga**.
![](contribute/fiction/5865101/markdown/40404921/1666263187658.jpg)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!