NovelToon NovelToon

Mysterious Wife

1

Terlihat seorang pria yang sedang berlari dengan begitu cepat, nafasnya terengah-engah bercucuran keringat, pria itu terus berlari menyusuri koridor apartemen di Jepang sana, rupanya dia sedang dikejar oleh banyak wanita.

Galvin, sang playboy kelas kakap, dia niatnya pergi ke Jepang untuk menemui pacarnya yang bernama Sakura, namun ternyata pacar yang lainnya juga datang, karena Sakura mengundang ketujuh pacar Galvin yang ada di Jepang sana.

"Hashiru na! (Jangan lari!)" Teriak para wanita Jepang itu.

"Aish... sial, mengapa mereka bisa berkumpul bersama." keluh Galvin. Dia bergidik ngeri membayangkan mereka mengejarnya ada yang membawa sapu, ada juga yang membawa raket setrum nyamuk.

Dia sangat frustasi karena tidak menemukan tempat persembunyian disana, sampai akhirnya dia melihat ada seorang wanita yang baru masuk ke dalam apartemennya.

Tak ada cara lain, Galvin langsung menyerobot ikut masuk ke dalam.

"Aaa... Emmhh!"

Seketika wanita itu menjerit karena Galvin tiba-tiba masuk ke dalam apartemennya, beruntung Galvin segera menutup mulut wanita itu dengan tangannya.

Galvin terperangah begitu melihat wajahnya wanita itu sangat cantik, dia yakin dari wajahnya dia pasti orang Indonesia atau Malaysia.

"Jangan salah paham dulu. Aku bukan orang jahat."

Bagaimana tidak salah paham jika dia melihat penampilan Galvin yang acak-acakan, dengan kondisi kemejanya ada dua kancing yang terbuka,dan dia begitu berkeringat seperti sedang di kejar seseorang.

Wanita yang bernama Hana itu langsung mengigit tangan Galvin yang menutup mulutnya.

Krekk...

"Arrgghhh!" Galvin mengerang kesakitan, dia memegang tangannya yang digigit oleh Hana. "Sudah ku katakan aku bukan orang jahat!"

"Pasti kamu pria cabulkan? Cepat pergi dari sini! Kalau tidak aku akan..." Hana mencoba mencari peralatan apa yang bisa dia gunakan untuk menghajar Galvin.

Galvin tidak terima disebut pria cabul, "Hei nona, kamu salah paham, aku bukan pria yang seperti apa yang kamu pikirkan." Dia mendekati Hana untuk meyakinkannya.

Namun dengan cepat Hana menendang betis Galvin dan mensledingnya sehingga dia terjatuh ke lantai.

Brukkk...

Galvin terkapar di lantai, rupanya dia salah masuk apartemen, berniat menghindari kejaran para singa, malah masuk ke kandang macan.

"Argghhh!" Galvin memegang punggungnya yang sakit.

Hana memperlihatkan bogemnya pada Galvin, "Jangan pernah coba mendekati aku apalagi menyentuhku!"

Rupanya dulu dia pernah ikutan ilmu bela diri.

Galvin bukannya lemah, tapi dia tidak ingin melawan pada wanita. Dia terpaksa berdiri dengan perasaan kesal.

"Sudah ku katakan aku bukan pria cabul!" Galvin mencoba meyakinkan, namun sayangnya dia tidak diberikan kesempatan untuk bicara.

Hana mundur sedikit lalu berlari "Hiaatttt...."

Bugh...

Dia menendang Galvin sehingga Galvin terlempar ke luar, dia terlentang di lantai, tepat di tengah-tengah ketujuh pacarnya. Begitu mengerikan saat Galvin melihat ketujuh pacarnya memandanginya dengan tatapan membunuh.

Bisa dibayangkan bagaimana nasibnya?

"Hahaha...." Haikal tertawa renyah begitu mendengar curahan hati Galvin tentang kejadian satu minggu yang lalu di Jepang sana.

Haikal adalah adik iparnya Galvin, tepatnya suami dari saudara kembarnya. Haikal memang orang yang paling enak diajak curhat oleh Galvin.

"Malah ketawa, itu kejadian yang mengerikan buat gue." Galvin menjadi kesal karena Haikal malah mentertawakannya.

"Tapi serius nih gue tanya sama lu, dia kan mungkin orang Indonesia ya, nah kalau kalian bertemu lagi bagaimana?"

Galvin bergidik ngeri, "Jangan sampai gue bertemu lagi sama dia. Dia benar-benar wanita garang. Sama sekali bukan tipe gue."

...****************...

Hana, wanita berusia 24 tahun itu dia menghabiskan waktu mudanya dengan bekerja karena dia harus membiayai biaya hidup dan kuliah adiknya.

Hana adalah sosok seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya. Demi membiayai kuliah sang adik dia rela banting tulang asalkan adiknya memiliki masa depan yang cerah.

Hana bekerja di negara Jepang, tepatnya di kota Tokyo. Malam itu dia menikmati pemandangan indahnya kota Tokyo dengan cuaca yang dingin membuat dia memakai jaket yang tebal.

Tempat tinggal Hana tidak jauh dari Asakusa Market, salah satu tempat jajanan terkenal di kota Tokyo, bahkan dia begitu menikmati kue dango, salah satu makanan khas disana.

Hana teringat dengan kejadian satu minggu yang lalu, dia merinding begitu mengingat hampir saja menjadi korban seorang pria cabul, beruntung dia bisa sedikit bela diri.

Dia melirik jam tangannya, rupanya jam 7 malam, dia harus segera menelpon sang adik memastikan Anya berada di rumah, dia melarang Anya berpacaran, apalagi jauh dari pengawasannya.

"Ada apa kak?" tanya Anya, begitu mengangkat telepon dari Hana.

Bahkan Hana malah mengalihkan panggilan telepon itu dengan sebuah video call, Anya hanya bisa menghela nafas, dia terpaksa harus bervideocallan dengan kakaknya sendiri.

"Lihat lah, aku sedang berada di rumah, kak." Anya memperlihatkan kamera ke setiap sudut rumahnya.

"Ya baguslah, jangan berkencan tanpa sepengetahuan kakak."

"Hmm... padahal orang lain seusia aku pada berkencan lho kak."

"Kakak tidak akan membiayai kuliah kamu lagi, jika kamu ketahuan berkencan." ancam Hana.

"Iya, lagian aku tidak berkencan dengan siapa-siapa kok. Ish galak amat punya kakak, tapi aku sayang hehe..."

Begitulah Anya, dia sosok gadis yang ceria.

"Emm... kak..." Anya sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun dia nampak ragu.

"Kenapa?"

"Emm... oh tidak, nanti lain kali saja aku bicaranya."

Hana jadi penasaran, "Memangnya ada sih?"

"Nggak ko, gak ada apa-apa. Aku banyak sekali tugas hari ini. Ya sudah udah dulu ya."

Klik!

Anya langsung memutuskan video call diantara mereka.

Hana tidak tau bahwa itu adalah percakapan terakhir dia dan adiknya, bahkan terakhir dia melihat wajah sang adik walaupun hanya sekedar bertatap muka lewat video call.

...****************...

Besoknya...

Wiuw...wiuw....wiuw...

Suara ambulan begitu nyaring berbunyi.

Terlihat seorang gadis yang terkapar di belakang hotel, dengan keadaan yang mengenaskan. Dengan kondisi kepala yang banyak mengeluarkan darah dan patah tulang karena di duga terjun dari rooftop hotel sana.

Dan gadis itu adalah Anya, adiknya Hana.

Di belakang hotel itu begitu ramai sekali banyak orang yang menonton disana, mereka menduga Anya mati karena bunuh diri jika melihat Anya terkapar menggenggam sebuah foto seorang pria, dan pria itu adalah Galvin, seorang CEO tampan di perusahaan periklanan yang bernama TVC Media. Tepatnya orang yang dikira pria cabul oleh Hana.

2

Di Jepang, Hana tak sabar ingin segera pulang ke Indonesia, dia sudah berencana akan mengambil cutinya selama satu minggu, Hana mengumpulkan beberapa oleh-oleh untuk adiknya dan Samuel.

Samuel adalah kekasih Hana, mereka berpacaran dari mereka saat kuliah dulu, Hana merasa beruntung menjadi kekasih Samuel karena dia yakin Samuel adalah pria yang sangat setia. Walaupun dia merasa minder karena Samuel adalah seorang pria yang kaya raya.

Namun apa yang dia persiapkan untuk Anya kini sia-sia, begitu mendengar sang adik telah meninggal dengan cara yang mengenaskan.

Begitu mendengar kabar duka tentang sang adik, Hana langsung memutuskan untuk pulang ke Indonesia hari itu juga.

"Anya..."

Bahkan di dalam pesawat Hana tak bisa berhenti menangis, berharap kabar yang dia terima itu tidak benar, dia berharap ini hanyalah sebuah kejutan dari sang adik untuk membuatnya khawatir.

Begitu tiba di Indonesia, Hana langsung pergi ke rumah sakit, Hana tak kuasa saat melihat kondisi Anya yang memperihatinkan, dia menjerit histeris menangisi kepergian sang adik. "Oh tidak, Anya!"

Hatinya sangat tidak kuasa melihat kondisi Anya. Dia pasti sangat kesakitan sekali sebelum ajal menjemputnya.

"Anya, kenapa kamu meninggalkan kakak, Anya?"

Hana memeluk tubuh yang sudah tidak bernyawa lagi itu, Anya adalah sosok adik yang sangat ceria, mengapa bisa dia meninggal dengan cara tragis seperti ini.

Kini tak ada lagi penyemangat hidupnya.

Tak ada lagi yang merengek meminta uang buat beli tiket nonton Exo.

Tidak ada lagi yang selalu bersikap manja dan mnyambut kepulangannya.

Karena sang adik kini telah tiada. Anya telah pergi untuk selama-lamanua.

"Anya..."

Polisi bilang Anya di duga terjun ke bawah gara-gara patah hati, dugaan semakin kuat karena saat Anya terjun dia menggenggam sebuah foto laki-laki. Namun anehnya CCTV di hotel itu rusak. Jadi tidak begitu jelas kronologinya bagaimana.

Hana terduduk di luar kamar jenazah, dia menatap foto pria itu dengan tatapan penuh kebencian, dia baru menyadari pria itu adalah pria cabul yang pernah menyerobot masuk ke dalam apartemennya, sudah dia duga dari awal pria itu bermasalah dan bukan pria baik-baik, lalu meremas foto itu dengan menahan amarahnya.

Apa selama ini Anya diam-diam berkencan dengan seseorang?

Apakah Anya bunuh diri atau dibunuh?

Bahkan ponsel Anya mendadak hilang.

"Apa mungkin pria ini yang membunuh adik saya? Adik saya tidak mungkin bunuh diri Pak. Bahkan ponselnya Anya hilang." Hana merasa ada kejanggalan atas kematian adiknya.

"Kami sudah memeriksa saudara Galvin, dia saat kejadian itu sedang berada di luar kota. Dan juga adik anda meninggal murni karena bunuh diri." jawab polisi.

Hana masih tak terima dengan semua ini. Namun buat seorang wanita miskin seperti dia, dia hanya pasrah menerima takdir ini.

Begitu polisi itu pergi, Hana terduduk kembali dengan perasaan tak berdaya, dia begitu lemah untuk menerima takdir yang teramat menyakitkan ini.

"Permisi kak!"

Suara itu mengaggetkan lamunan Hana. Hana segera menghapus air matanya yang dari tadi mengalir.

Teman dekatnya Anya duduk di samping Hana, gadis itu bernama Pingkan. Hana sudah lama mengenalnya.

Pingkan melihat foto pria yang digenggaman Hana, dia menghela nafas, "Pria itu bernama Galvin, dia seorang playboy."

Hana langsung menoleh ke arah Pingkan, "Kamu mengenalnya? Apa selama ini Anya berpacaran dengan pria bajingan itu?"

"Iya kak, aku minta maaf karena tidak memberitahu kakak soal ini. Karena aku tau Anya dilarang berpacaran, makanya dia tidak pernah mengoleksi satu barang pun agar tidak terlihat dia sedang memiliki pacar. Hanya foto itu yang dia punya."

Air mata Hana mengalir kembali mendengarnya, dia merasa jadi kakak yang gagal buat Anya, mungkin selama ini Anya tertekan dengan semua aturan yang dia berikan, padahal itu untuk kebaikan Anya juga.

"Dia patah hati karena Galvin telah memainkan perasaannya dan memutuskannya begitu saja."

Hana semakin kuat meremas foto Galvin, seorang adik yang begitu sangat dia sayangi dengan teganya dipermainkan oleh seorang playboy tidak tau diri. Tentu saja dia percaya dengan ucapan Pingkan karena dia sudah bertemu dengan pria brengsek itu di Jepang.

"Sayang!"

Hana langsung menoleh ke arah sumber suara, dia melihat kekasihnya yang baru saja tiba di rumah sakit, Hana langsung berhambur memeluk Samuel. "Samuel, adik....adik aku..."

Samuel mencoba menenangkan Hana, memeluk kekasihnya dengan erat. "Jangan sedih, aku akan selalu menemani kamu." Samuel tidak sengaja melihat ke arah Pingkan yang sedang memperhatikan mereka. Mereka berdua saling memandang.

Hana semakin terisak "Aku akan membalas perbuatan pria bajingan itu. Aku tidak akan membuat dia hidup bahagia. Aku akan memastikan hidup dia menderita."

Samuel menepuk-nepuk pundak Hana dengan lembut, "Tentu saja, aku juga ikut marah Han. Aku pasti ingin ikut menghajarnya karena aku sudah menganggap Anya seperti adik aku sendiri."

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....

3

Galvin, sosok pria tampan dan arrogant, pria berusia 26 tahun itu sangat populer dikalangan wanita. Sudah banyak wanita yang dia kencani karena itu dia tidak pernah berniat untuk menikah.

Dia di cap playboy tanggung karena dia berpacaran tidak pernah sampai melakukan hubungan badan, cukup hanya saling memuaskan saja tanpa adanya penyatuan. Karena setiap kali dia ingin melakukannya pasti teringat pesan sang mama, agar tidak pernah merampas barang berharga seorang wanita di luar pernikahan. Bahkan mamanya sudah bosan untuk terus menasehatinya agar Galvin tidak menjadi playboy lagi.

Galvin terlahir dari keluarga yang sempurna dan bahagia, dia memiliki saudara kembar perempuan yang sudah menikah, karena itu dia terus dituntut oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah, namun Galvin tak ingin mendengarkannya.

Malam ini keluarga Galvin ingin merayakan pesta ulang tahun untuk Galvin sekaligus Ghisell, saudara kembarnya. Karena itu mereka sengaja mematikan lampu agar Galvin tidak melihat kejutan yang sudah mereka buat.

Ceklek!

Terdengar suara seseorang membuka pintu.

"Om Galvin datang." ucap keponakan Galvin.

"Stttt..." Mereka saling mengingatkan agar tidak bersuara.

Rupanya Galvin tidak menyadari dengan adanya kejutan itu. Galvin membawa salah satu pacarnya ke rumahnya yang mewah, dia sengaja tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya agar dia bebas membawa wanita ke dalam rumahnya.

Begitu pintu terbuka, Galvin langsung berciuman mesra dengan sang kekasih, bahkan sang kekasih telah membuka baju Galvin, pria itu memiliki badan yang menggoda membuat banyak wanita ingin sekali melihat perutnya yang kotak-kotak.

"Emmmhhh..."

"Emmmhhh.."

Suara cecapan ciuman mereka begitu terdengar nyaring.

Bahkan Galvin juga membuka kancing wanita itu satu persatu, dia hanya berani sampai memainkan bagian dada saja, yang bawahnya tidak.

Jreng...

Mereka dikejutkan dengan lampu yang tiba-tiba menyala.

"Suprise...."

Galvin yang sedang bercumbu mesra dengan kekasihnya, dia langsung mematung begitu melihat ada keluarganya berada di rumahnya, begitu juga keluarga Galvin, mereka melongo melihat Galvin yang tidak memakai baju, hanya celana panjang saja, dan juga melihat wanita didekat Galvin yang memakai bajunya dengan kancing terbuka.

Krikk...Krikk...Krikk...

Suasana menjadi hening seketika, mereka semua yang ada disana mematung. Karena yang mendapatkan kejutan bukan Galvin, tapi malah keluarganya.

Ghisell langsung menutup mata anaknya karena pemandangan yang menjijikkan itu. Tangan yang satu lagi dia pakai untuk menutup mata suaminya, Haikal, karna wanita yang bersama Galvin hampir telanjang dada.

Wanita itu segera menutup dadanya, saking malunya, dia langsung berlari terbirit-birit ke luar rumah untuk melarikan diri seperti sedang dikejar setoran panci.

"Hehe..." Galvin menggaruk kepalanya yang gak gatal, dia sangat malu sekali karena perlakuan dia dan kekasihnya harus lihat oleh keluarganya.

Tanpa diduga tiba-tiba sang mama menjewer kupingnya. "Aish... Galvin, berani sekali kamu berbuat itu sama cewek."

"A-a-argghh... Ampun Mah." Galvin meringis kesakitan karena sang mama masih saja menjewer kuping Galvin.

"Ish nurun sama siapa sih anak kita kayak gini?" Mama Ghea mengdengus kesal.

Ghisell langsung menunjuk papa Gibran, "Nah nurun papanya lah."

Papa Gibran jadi salah tingkah karena saat masih muda dia memang seorang playboy cap nanggung juga, "Loh jadi nuduh papa? Oh itu tidak benar, papa orangnya sangat setia."

Galvin merasa ada temannya, "Toss dulu pah." Dia menghampiri papanya, tapi papa Gibran malah menjitak kepala Galvin.

Betok!

"Waktu papa muda, papa tidak separah itu. Bahkan papa sangat setia setelah menikah dengan mama kamu. Segera lah menikah atau mau papa jodohkan?"

"Ish... jangan lah Pah." Galvin tidak ingin dijodohkan.

"Haikal, kamu punya kenalan cewek gak?" tanya papa Gibran kepada menantunya yang dari tersenyum memperhatikan bagaimana interaksi keluarga sang istri.

"Gak pah, mana berani saya dekat sama cewek lain." Haikal adalah sosok pria yang setia, karena itu Ghisell sangat beruntung mendapatkan sosok suami seperti dia.

"Nah tiru Haikal, dia sangat setia sama Ghisell. Bukan meniru kelakuan papa kamu." celetuk mama Ghea.

"Ish...itu dulu Mah, sebelum papa mengenal kamu." Papa Gibran membela dirinya sendiri.

"Tapi om kenapa gak pakai baju? Gak dingin ya?" tanya Nicholas dengan logat cadelnya.

Galvin jadi salah tingkah ditanya seperti itu oleh keponakannya, bahkan dia harus menodai penglihatan anak berusia 3 tahun itu. "Oh om..gerah, Nicho."

Galvin menggigit bibir bawahnya karena didadanya banyak stempel merah gara-gara wanita itu. Dia sangat malu sekali.

"Mama, dada om Galvin kenapa bentol-bentol begitu Ma?" tanya Nicho.

"Oh itu digigit tawon kepala gede." jawab Ghisell sambil mendengus kesal karena Galvin telah mengacaukan acara ulang tahun mereka berdua.

"Ghisell, carikan Galvin calon istri. Mama gak mau lihat Galvin mempermainkan wanita lagi." Mama Ghea mengatakannya dengan serius.

"Oke Mah kalau ada yang mau tapi." Ghisell manggut saja.

"Galvin gak pernah mempermainkan wanita Mah. Dari awal mereka sudah pada tau Galvin gak bisa setia pada satu orang, dan mereka semua pada setuju kok." Galvin malah membela diri.

"Berapa lama paling pacaran sama cewek lu, Vin?" tanya Haikal, penasaran.

"Gak lebih dari satu bulan, gampang bosan gue."

"Terus ngapain tanya-tanya, mau niru ya." Ghisell memandang sang suami dengan tatapan geram.

"Oh gak lah sayang, mana berani aku berpaling dari istriku yang cantik ini." Haikal malah menggoda istrinya.

Galvin malah mendengus lihat keuwuwan sepasang pasutri bucin itu, "Ya udah cepat ngamar gih!"

Galvin terkekeh begitu melihat mamanya menatapnya dengan tatapan geram. "Hehe hanya berjanda."

"Bercanda, Galvin." Ghisell membenarkan perkataan Galvin.

"Tapi janda memang menawan." Papa Gibran mengedipkan matanya pada Galvin.

"Hmm... janda mana ini." Mama Ghea menatap Papa Gibran dengan tatapan mendelik.

"Ya kamu lah sayang, kan dulu saat kita menikah mama jadi janda perawan."

Mama Ghea malah tersipu malu, dia mengalihkan pembicaraan "Hmm... ya sudah lah. Nanti kita pending dulu masalah ini. Sekarang lebih baik kita fokus ke acara ulang tahun Galvin dan Ghisell."

Mereka menurut saja, karena mereka memiliki acara yang penting, apalagi sang mama telah memasak yang banyak untuk acara ulang tahun mereka.

"Gimana masalah lu sama polisi? Sudah beres?" tanya Haikal dengan pelan, Galvin lebih suka terbuka kepada Haikal karena mereka hampir seumuran. Saat itu mereka sedang duduk bersama di depan kolam sambil menikmati minuman.

"Sudah, masalah gak penting buat gue." Jawab Galvin dengan santai. Sambil dia mencoba mengingat nama Anya, apa dia pernah dekat atau memiliki hubungan dengan gadis yang bernama Anya? Saking banyaknya mantan.

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!