Pertemuan tak sengaja di station krl antara Akles dan Briana berujung pertemuan panjang yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh mereka berdua.
Suasana sepi gelap hening rasa kecewa dan sedih menyelimuti hati Briana, sambil berlari menuju station krl dengan keadaan menangis tersedu sehingga membasahi kedua pipi perempuan tersebut.
Pikirannya kacau, dengan penampilan sudah berantakan tanpa Ia sadari tali sendal yang kaki kiri sudah copot dan bahkan kaki kirinya lecet karena berlari. Napas yang sudah ngos ngosan, dengan tatapan kosong.
Sesampainya di station dalam pikiran Briana ia ingin mengakhiri hidupnya dengan cara menabrakkan diri ke krl.
Tetapi krl yg ia tunggu tak kunjung datang, napas yang berawal ngos ngosan perlahan normal, air mata yang sedari tadi membasahi pipinya mulai berhenti hanya sisa suara sesenggukan karena lamanya ia menangis dengan mata bengkak.
Dengan ragu kakinya perlahan maju mendekati perbatasan rel krl, cukup lama ia memandangin rel krl tersebut dengan tatapan kosong dan mulai menangis sejadi jadinya kembali dan mencerit kencang, tangan Briana memegang kepala menarik narik rambutnya sehingga membuat rambutnya itu berantakan, memukul mukul dada kirinya yang merasakan sakit di hatinya, rasa sesak yang didada yang ia rasakan.
“ Tuhan kenapa harus aku yang mengalaminya, kenapa!? aku tidak sanggup aku sungguh mencintainya, tapi kenapa Dia pergi meninggalkan aku, dia selingkuh bahkan memilih selingkuhannya. Aku kurang apa? “
Rupanya asal mula niat untuk mengakhiri hidupnya ternyata bermula dari pacarnya yang sudah lama ia pacari sedari kuliah dulu dan akhirnya menyelingkuhinya, bahkan dia memilih selingkuhannya.
Teriakan kekecewaannya Briana tak terbendung menangis tersedu sedu diikuti langkah kaki setapak demi setapak mendekati rel kereta menunggu datangnya kereta.
Terdengar suara bruk seperti orang terjatuh, seketika membuat kaget Briana replek menoleh ke belakang ke samping mencari sumber suara tersebut.
Dari kejauhan Briana akhirnya bisa melihat dari mana sumber suara tersebut, rupanya ada sesosok Pria tak berdaya terjatuh dan merintih dengan lengan terluka bahkan mengeluarkan darah menempel ke baju Pria tersebut.
Sontak membuat Briana langsung kaget tercengang dan bahkan tanpa sadar buru buru langsung berlari menghampiri pria tak dikenal itu. Berlari sembari menghapus air mata di pipinya. Mungkin naluri seorang perawat yaps betul Briana seorang perawat.
Tibanya Briana didekat pria itu ia perlahan mendekati Pria itu dengan hati hati. Briana akhirnya memberanikan diri untuk menolong Pria tersebut.
“ Hei, kamu terluka tangan kananmu sampai berdarah sampai merembes ke baju “
Briana yang menghampiri pria tersebut langsung memegang tangan kanan pria itu dengan raut muka cemas. Seketika ia langsung merobek bajunya untuk dijadikan perban supaya pendarahan ditangan pria itu berhenti. Pria itu hanya bisa memandang wajah Briana bingung, lesu tanpa sepatah kata apapun.
“ kamu gak papa? Ada lagi yang terluka? “
Tanya Briana ke pria tersebut, dengan muka cemas bahkan Briana melupakan kesedihannya dan rencana ia untuk bunuh diri.
Pria itu ternyata masih terdiam mungkin ia bingung kenapa wanita ini menghampirinya bahkan membantu mengobati luka ditangannya itu tanpa dimintain bantuan tetapi dia sigap membantunya.
“Eh tenang tenang saya bukan orang jahat kok, saya perawat kalo kamu gak percaya sebetar kartu nama “
Seketika Briana ingat jika ia tidak mengenali pria itu tanpa menanyai apakah pria itu mau di bantu atau tidak tetapi Briana langsung saja membantunya dan replek melambaikan kedua tangan dan kemudian tangan kanan Briana mengocek tasnya.
“Astaga bodohnya, maaf maaf rupanya saya lupa bawa tas karena buru buru kesini “
Oh Tuhan bodohnya aku saking prustasinya aku sampai lupa bawa segalanya. Ucap Briana dalam hati sembari merendahkan pandangannya ke pria tersebut meyakinnya jika ia bukanlah wanita dengan niat jahat.
Pria itu tak bergeming perlahan terdengar suara rintihan menangis kecil, rupanya pria misterius tersebut menangis kecil, membuat Briana bingung harus berbuat apa?
Apakah karena ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan tangannya terluka dan menimbulkan rasa sakit yang membuat pria itu menangis.
Akh tidak rasanya ia menangis bukan karena luka ditangannya, melainkan sesuatu yang di hatinya, seperti halnya aku yang sedang frustasi tangisannya seperti itu bukan tangisan kesakitan oleh luka.
Ucap Briana dalam hatinya tiba tiba tanpa sadar Briana mendekatkan tubuhnya ke Pria itu dan tangan Briana mengelus pundaknya supaya rasa sakitnya perlahan membaik.
‘Kenapa aku jadi empati pada dia padahal aku juga ada banyak segudang masalah, kenapa aku menenangkan orang yang frustasi sedangkan diri sendiri juga frustasi’. Bergemingnya Briana dalam hati.
“Sudah tidak apa apa, jika masih sakit menangislah supaya dirimu membaik”
Dan betapa terkejutnya Briana ternyata Pria itu setelah mendengar ucapan Briana ia langsung bersandar di bahu Briana menangis tersedu sedu, membuat baju dibahu Briana basah karena air mata Pria itu, seketika membuat Briana ter’enyuh mengelus pundaknya menepuk nepuk menenangkan.
Membuat rasa kecewa sedih frustasi dan bahkan ingin bunuh diri sirna dan bahkan merasa tenang di pelukan sang pria misterius tersebut.
Pikiran Briana langsung tertuju pada pikirannya yang sangat bodoh berniat untuk mengakhiri hidupnya, jika tidak ada pria misterus ini pasti nyawanya sudah melayang.
Entah apa masalah pria ini tetapi justru dia juga sedang merasakan sakit sepertiku dan frustasi, aku tenang dalam pelukan pria misterius ini.
Jika ada yang melihat mereka berdua mungkin orang orang berpikir jika Briana dan pria itu saling kenal bahkan mungkin sedang menjalin hubungan yang sedang berkelahi .
Setelah menangis sejadi jadinya pria itu langsung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Briana dengan mata yang bengkak tak berkedip, Briana yang terkejut ketika pria itu melepaskan bahunya dan bahkan pria itu menatapnya mambuat Briana menatap balik pria itu.
Cukup lama mereka berdua saling menatap melihat wajah masing masing. Pria itu seketika merintih sakit replek memegang tangannya yang luka, Briana yang mendengar rintingan Pria itu langsung terkejut dan reflek ingin memegang tangan pria itu dan berkata
“Kamu gak papa, Apa yang sakit?”
Pria itu yang mendengar ucapan Briana langsung terdiam dalam rintihannya dan menatap Briana kembali dan menggelengkan kepalanya tanpa menjawab.
Briana yang melihat respon pria itu langsung tercengang dan mengurungkan niatnya untuk membantu.
“Ah maaf” Briana langsung merespon kata maaf.
Briana ingin langsung pergi pulang setelah membantu pria itu.
“Kalau begitu saya permisi dulu, lukamu jika sudah pulang dari sini langsung diganti perbannya dengan yang baru, diseterilkan dulu”
Briana yang sebelum pergi pulang memberi tahu untuk membersihkan lukanya jika sudah pulang dari station ini, Briana langsung berbalik arah untuk pergi tetapi pria itu langsung memanggil Briana, membuat langkah kaki Briana terhenti dan berbalik kehadapan pria itu.
“Tunggu jangan pergi, tolong temani saya sebentar lagi”
Mendengar perkataan Pria itu Briana langsung menganggukkan kepalanya, entah kenapa Briana amat sangat berempati terhadap Pria misterius itu.
Briana menemani pria misterius itu tanpa berargumen sepatah katapun, mereka berdua saling duduk bersampingan di kursi tunggu krl diam dengan seribu bahasa tanpa berbicara satu sama lain hanya duduk bersampingan saling menemani.
Malam semakin sunyi, hembusan angin semakin kencang dan dingin suasana canggung dan bingung. Mereka berdua berdiri di pinggir jalan tanpa berbicara sepatah kata apapun, membuat Briana bingung apa dia pulang saja tapi dia lupa membawa dompet dan hpnya. Apa dia kembali ke Rs mengambil tasnya dan langsung ke rumahnya atau dia pulang ke rumah sahabatnya?.
‘ Jika aku pulang bagaimana pria ini sepertinya dia sama denganku tak membawa sepeserpun uang, tapi sedari tadi dia diam seribu bahasa hanya menangis tersedu saja setelah itu hanya diam lagi‘ Briana yang bingung akan pikirannya harus berbuat apa, dan akhirnya Briana pergi meninggalkan pria misterius itu menjauh sembari mencari taxi, tapi seketika langkah kakinya terhenti menoleh ke belakang melihat kembali pria itu rasa empati mulai muncul dalam benak hatinya, Membuat Briana kembali menghampiri pria misterius itu.
‘ aaaakh menyebalkan kenapa aku kembali kenapa aku tidak tinggalkan saja dia kenapa aku malah berempati pada orang yang sama sekali belum aku kenal ‘. Berjalan perlahan mendekat pria itu
“ Hei kamu pulang kemana? Punya uang untuk pulang, atau ada yang menjemput kamu disini?”
Pria itu yang sedaritadi menundukkan kepala seketika mendengar suara Briana bertanya langsung menaikan pandangannya melihat ke arah Briana sambil menggelengkan kepalanya tanpa berbicara apapun.
“ terus bagaimana kamu pulang? Apa mau saya carikan taxi ”. ‘tapi bagaimana bayarnya ya sedangkan aku saja tidak bawa apa apa, haduh aku jadi pusing bagaimana jadinya ini?‘.
“ kamu bawa dompet dan uang untuk bayar taxi, untuk pulang ?“ pria itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tetap tidak menjawab pertanyaan Briana.
Tangan Briana yang hanya bisa menepok jidatnya bingung, mondar mandir, menghela napas panjang. ‘ Tenang Briana tarik napas pelan pelan berpikir jernih ‘ kedua tangan Briana naik turun mengatur napasnya pelan pelan.
“ yasudah kalo begitu kamu ikut saya saja ya, saya tidak tau kamu pulang kemana, mau saya pesankan taxi saya juga tidak tau alamat rumahmu dimana, kamu juga sedari tadi hanya bisa diam tidak berbicara apa apa dan kita berdua sama sama tidak membawa uang okey”.
Pria itu hanya bisa menganggukkan kepalanya, Briana yang paham akan maksud anggukan kepala itu langsung menggenggam tangan pria itu dan menarik berjalan kedepan mencari taxi, seketika membuat terkejut pria itu karena tangannya lansung di genggam oleh Briana, seketika pria itupun langsung memandangi Briana dari belakang dan terpaku akan tangan Briana, ia merasa telah diselamatkan oleh Briana.
“ Oh itu taxinya, taxi taxi “ Briana yang melihat taxi langsung melambaikan tangannya dan berteriak, mereka berduapun langsung masuk ke dalam taxi tersebut. “
Pak ke RS sehat Jaya dulu ya, setelah itu baru ke apartemen Permata indah ya “.
“ Baik bu, mau pelan atau ngebut bu?, dan mohon memakai sabuk pengamannya ya “
“ Oh saya tidak buru buru pak, jadi santai saja ya menyetirnya”.
Taxipun melaju dengan kecepatan sedang mengarah ke RS tempat dimana Briana bekerja sebagai perawat, mereka berdua duduk dibangku penumpang rupanya Briana sangat lelah membuatnya tertidur dengan kepala menunduk kebawah, pria itu seketika menggeser badannya mendekati Briana perlahan kepala Briana di papah pelan oleh pria itu kebahunya untuk bersandar.
“ Sepertinya ibu sangat lelah ya pak sampai tertidur pulas? “ tanya pak supir ke pria itu
“ iya pak walau dia kelihatannya baik baik saja tetapi dia ternyata letih sampai tertidur begini “ jawab pria itu dengan nada pelan supaya Briana tak terbangun dari tidurnya sembari memperhatikan wajab Briana
Dalam hati pria itu berkata
‘ Ternyata masih banyak wanita sebaik ini, kenapa dia mau membantuku padahal dia tidak mengenalku bahkan tidak takut bisa saja aku menipunya dan bahkan berniat jahat padanya tapi ia tetap mau membantuku yang terpuruk ini ‘ pria itu hanya bisa termenung dan hanya bisa memandangi tangan dan wajah Briana dan berkata dalam hatinya ‘ ternyata wanita ini cantik sekali manis dan bahkan paling penting hatinya baik sekali bagaikan malaikat ‘ ternyata tak terasa sudah sampai di RS.
“Pak, pak sudah sampai”
“ oiya pak tunggu sebentar saya bangunkan dulu ya“.
“ iya pak, sepertinya bapak banyak pikirannya dari tadi saya panggil pak pak sudah sampai tapi bapak sepertinya tidak mendengar sampai saya harus tiga kali memanggil “.
“ iya pak maaf” Pria itupun dengan lembut membangunkan Briana, mengusap tangannya
“ Hei bangun kita sudah sampai di RS” akhirnya Brianapun bangun, betapa kagetnya ia disampingnya ada pria yang tidak dikenalinya bahkan sampai mendorong badan pria itu tanpa sengaja
“ eh siapa ?” ucap Briana kebingungan, Pria itu hanya bisa menatap Briana dan tetap dengan diamnya tak sepatah katapun terucap dari mulutnya.
“ Oh Tuhan aku lupa, maaf maaf. Oiya pak supir sebentar saya masuk dulu ya, mau mengambil barang yang tertinggal”.
“ baik bu “ jawab pak supir
“ kamu diam saja di mobil, saya mau masuk ke dalam dulu mau ngambil tas dan hp yang tertinggal, jangan kemana mana inget! “ ancam Briana ke pria itu, Briana langsung keluar dari mobil dan langsung menutup kembali pintu mobil, ia langsung bergegas berlari ke dalam.
Pria itupun langsung tersenyum kecil melihat ancaman Briana yang menurutnya begitu lucu. Pria itu langsung bergeser ke dekat pintu mobil melihat kembali Briana yang berlari ke dalam RS dari balik pintu kaca mobil.
Helaan napas panjang pria itu duduk menyenderkan kepalanya kepintu kaca mobil tampaknya ia begitu kelelahan dan mengalami hal yang buruk untungnya pria itu bertemu dengan wanita yang baik hati itu ialah Briana.
Beberapa saat kemudian Brianapun keluar dari RS lengkap dengan tas yang diselempangkan dan hp yang sudah dikantonginya di saku celana, berlari lari kecil menuju mobil yang terparkir.
Tok tok bunyi kaca mobil yang diketuknya dari luar, membuat pak supir dan pria itu kaget, pria itu langsung membuka pintu mobil mempersilahkan Briana masuk, sembari tersenyum kecil ke arah Briana, tetapi rupanya senyuman itu tak dibalas oleh Briana karena gelap tak terlihat sehingga Briana langsung masuk ke dalam mobil, membuat pria itu langsung terdiam kembali.
“ Maaf pak sudah membuat menunggu lama ya, jadi kita langsung ke apartemen saya saja ya pak “.
”Iya bu tidak apa apa lagian tidak begitu lama menunggu kok”. Pak supir menjawab ucapan Briana sembari melihat dari kaca spion depan memastikan jika Briana sudah masuk dan memastikan lagi jika penumpangnya sudah memakai sabuk pengaman, sebelum pergi.
Perlahan bunyi stater mobil menyala dan melaju meninggalkan RS menjauh menuju ke apartemennya Briana. Rupa rupanya sewaktu Briana meninggalkan RS ternyata ada seseorang yang melihat dari kejauhan Briana pergi meninggalkan RS menggunakan taxi.
Sesampainya di halaman apartemen, Briana langsung membayar taxi tak lupa mengucapkan terimakasih ke pak supir, mereka berdua langsung bergegas keluar dari mobil.
“ Hei kamu nanti jangan macam macam sesampainya di dalam, dan ceritakan siapa namamu asalmu dari mana, dan ada kejadian apa yang membuatmu seperti ini, tapi jika kamu berat untuk menceritakannya jangan diceritakan tapi setidaknya ceritakan sedikit keadaan kamu sekarang, karena kamu sedang bersama saya. Dan satuhal jangan hanya bisa diam saja jika ditanya“ Pria itu hanya bisa menganggukan kepalanya, Briana yang puas akan hal itu langsung tersenyum.
“ Ahh Tuhan kenapa hari ini aku cape banget, ah tidak tak usah dihiraukan anggap saya tidak berbicapa apa apa“ pria itu hanya bisa menganggukan kepalanya.
Sampainya di depan pintu apartemen mereka berdua berdiri tampaknya Briana ragu membawa pria itu ikut ke dalam apartemennya, Briana yang masih berkelahi dalam pikirannya sendiri bolehkah ia membawa pria ini masuk atau tidak. ‘Sialan aku bingung, jika ku bawa dia masuk ke dalam nanti ada yang tau bisa bahaya bahkan bisa menimbulkan fitnah, tapi kalo dia ku usir betapa jahatnya aku, sudah ku bawa dia kesini tapi malah dia ku usir‘
Briana termenung dalam lamunan memikirkan membawa pria itu masuk atau tidak. Pria itu hanya bisa berdiri disamping dan hanya bisa melihat Briana yang tampak ragu ragu untuk masuk, pria itupun sadar betul jika Briana masih enggak membawanya masuk tetapi dia tidak bisa berbuat apa apa jika dia pulang juga dia tidak tau mau pulang kemana.
Sekian lama mereka berdua berdiri di depan pintu akhirnya Briana memutuskan untuk memencet kode pintu masuk dengan tangan yang tampak ragu ragu dan bergetar.
“ Ini kode masuknya 121314 jangan sampai lupa, dan jangan diberi tau ke siapapun hanya saya dan kamu yang tau kode masuk pintu apartemen saya “.
“ iya “ pria itu hanya menjawab singkat.
Briana yang masuk duluan lalu mempersilahkan pria itu masuk, setelah pria itu masuk Briana langsung mengeluarkan kepalanya keluar dengan posisi badan masih didalam, celingak celinguk memperhatikan sekitar apakah ada orang yang melihat mereka berdua masuk atau tidak, dan sudah memastikan tidak ada siapa siapa yang melihat seketika Briana langsung menutup pintunya diikuti helaan napas panjang. Pria itu reflek menoleh kebelakang mendengar helaan napas Briana yang begitu panjang.
“ Sudah tidak apa apa, kamu boleh duduk dulu disini, maaf jika rumah saya berantakan ya“ dan respon pria itu hanya bisa mengganggukan kepalanya, Briana hanya bisa mengerutkan alisnya karena respon pria itu tetap sama.
Briana langsung pergi ke ruang tengah menuju tempat P3K dan langsung kembali ke pria itu dengan membawa kotak P3K.
“ Sini tangan kamu, saya obati yang luka nanti bisa infeksi “ belum dijawab oleh pria itu Briana pun langsung menarik tangannya, langsung membuat Pria itu terkejut.
Briana langsung menggulung lengan baju pria itu membersihkan lukanya, pria itu seketika merintih pelan merasakan sakit dan perih dari membersihkan lukanya menggunakan alkohol.
“ Tahan sebentar ya ini emang sedikit agak perih apa lagi lukanya seperti ini, sebentar saja kok tidak lama, okey “ meyakinkan untuk menahan sebentar, mendengar ucapan Briana dengan muka yang meyakinkan membuat pria itu tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.
Briana pun langsung melanjutkan dan begitu fokus hati hati membersihkan dan mengobati luka pria itu, pria itu hanya bisa memperhatikan Briana yang begitu telaten dan matanya melihat sekeliling karena rumah ini begitu rapih dan bersih.
Tanpa sadar Briana pun selesai membesihkan dan mengobati luka pria itu dengan senyuman puas Briana berkata
“nah sudah selesai, sebentar doang kan, ini jangan kena air dulu ya, kamu pasti lapar abis ini saya siapkan makan kita makan bareng, masakan saya tidak terlalu enak buat sebagian orang tapi gak papa lah ya “ .
Briana langsung beranjak dari tempat duduknya ingin langsung pergi ke ruang tengah membawa kotak P3K dan ingin langsung menyiapkan makan untuk mereka berdua, dengan sigap kedua tangan Pria itu langsung memegang tangan Briana yang hendak beranjak pergi. Melihat kedua tangan pria itu yang memegang tangan Briana membuatnya kaget bingung kenapa pria itu memegang tangannya.
“ Terimakasih banyak sudah repot repot membawa saya kesini, bahkan mengobati luka di tangan saya, kamu telah menyelamatkan saya dri mati, entah bagaimana saya bisa membalas kebaikan kamu“ pria itu sembari menatap wajah Briana dengan tatapan tulus, Briana yang tak bisa berkata apa apa hanya bisa terdiam, dan hanya bisa tersenyum sembari melepas genggapanan pria itu dan langsung pergi ke dapur, belum sampai ia didapur baru sampai di ruang tengah langkah Briana terhenti betapa terkejutnya ia mendengar ucapan pria itu tentang menyelamatkan dia dari mati.
Briana langsung berpikir sepertinya dia ingin bunuh diri seperti yang akan Briana lakukan, sebenarnya siapa yang menyelamatkan siapa, bukan hanya aku yang menyelamatkan dia dari mati tapi dia juga yang menyelamatkan aku dari mati, andaikan aku tak mendengar suara terjatuhnya mungkin aku sudah tidak berada lagi disini.
Kenapa betapa bodohnya aku berpikir untuk langsung bunuh diri tanpa pikir panjang hanya karena orang itu menyelingkuhiku. Membuat mata Briana bekaca kaca seketika langsung meneteskan air mata dan begitu sigapnya ia langsung menyeka air mata yang sudah membasahi pipinya, diikuti helaan napas panjang.
Setelah meletakkan kotak P3K Briana langsung masuk ke kamar mengganti bajunya yang sudah kotor lecek dan sekalian mencari baju Oversizenya untuk diberikan ke pria itu supaya mengganti pakaianny yang kotor.
“ Ini ada baju sepertinya pas denganmu dan ini juga ada celana training, kamu mandi dulu dan ganti bajumu sembari saya masak buat kita makan nanti”
Briana menyodorkan baju ganti ke pria itu, diikuti tangan yang menerima baju yang diberikan oleh Briana.
“ iya makasih banyak “ menjawab dengan nada pelan
“sama sama, yasudah kamu mandi dulu bebersih“ Briana dan pria itu saling tersenyum.
Briana menunjuk arah kamar mandi “ disitu kamar mandinya ya“dan Briana pun memasak masakan yang sudah biasa ia stok di kulkas.
Hp Briana yang berbunyi sedari tadi tanpaknya tak terdengar olehnya karena ia sedang memasak di dapur sedangkan hpnya di geletakkan di kamar sewaktu ia mengambil baju ganti untuk pria itu.
Briana yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, setelah selesai menghidangkan semua masakan yang sudah ia masak di meja makan, pria itu keluar dari kamar mandi sudah bersih dan sudah berganti baju lengkap yang diberikan oleh Briana.
Briana menyuruh pria itu untuk duduk di kursi, pria itupun mengikuti suruhan Briana menarik kursi dan duduk ragu dan malu. Briana tersenyum melihat pria itu sudah duduk di kursi makan diikuti Briana.
“Ini makan yang banyak kamu pasti laper kan, hehe maaf saya gak bisa masak cuman bisa masak ini doang” senyum malu Briana mengatakan jika ia tak bisa masak, ternyata Briana hanya memasak mie instan dicampur bakso sosis dan sayur sesim dan hanya menggoreng telur, nasipun sisaan pagi tadi.
Brianapun sigap mengambil piring pria itu menuangkan nasi dan telor goreng ke piring pria itu dan langsung menaruh di hadapan pria itu sembari tersenyum.
“ makasih banyak ya, ini saja sudah cukup saya juga suka”
“ sama sama ini makan ya mienya juga, biasalah kalo tinggal sendiri tidak lupa stok mie dan telur jadi harap maklum ya hehe”
“ iya gak papa makasih”. Senyum tulus pria itu membuat Briana membalas tersenyum, mungkin karena efek dari kesedihan mereka berdua masakan yang Briana masak akhirnya habis tanpa sisa.
“ Selesai ini ada banyak yang saya tanyakan ke kamu boleh kan“ tangan kanan yang sembari memegang gelas berisikan air putih yang belum ia teguk Briana bertanya ke pria itu masih penasaran siapa sebenarnya pria misterius itu.
“ iya tanya saja “ pria itu hanya bisa meganggukan kepalanya.
“ yasudah kamu tunggu di disitu duduk saja, saya mau membereskan ini dan langsung cuci piring sebentar“ Briana yang menunjuk arah ruang santai tempat biasa ia duduk santai menonton tv, dan pria itu hanya bisa menganggukan kepalanya kembali dan berkata
“ saya bantu ya? “
“ tidak usah, kamu tunggu saja disitu ini sebentar saja gak lama” ruapaya tawaran pria itu langsung di tolak secara halus oleh Briana dan tetap menyuruhnya duduk dan menunggu saja.
Awalnya pria itu tanpak ragu untuk menunggu diruang tengah, mungkin rasa tidak enak hati jika tidak membantu membereskan setelah selesai makan tetapi Briana hanya bisa tersenyum dan mengedipkan matanya mengisyaratkan jika tidak apa apa jika ia sendiri yang membereskan, akhirnya pria itu mengikuti perkataan Briana dan langsung menuju ruang tengah duduk menunggu Briana sembari memperhatikan sudut ruang rumah Briana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!