Mentari Kumala Dewi anak dari pasangan Denni dan Kalila Dewi, seorang pebisnis hebat di kota mereka.
Di usia nya yang baru 12 tahun Mentari menjadi yatim piatu karena kedua orang tua nya mengalami kecelakaan mobil saat hendak melakukan perjalanan bisnis ke keluar kota.
Semua harta yang di miliki Mentari di ambil alih oleh adik papa nya Harja dengan alasan Menteri belum bisa mengelola nya.
Keluarga dari mama Mentari jauh,sejak menikah pun mereka tak pernah berkunjung dan tak mengetahui Mentari jadi ini akan memudahkan niat jahat Harja dan Mia
***
"Kita titipkan saja dia pa di panti asuhan di Semarang" ujar Mia
"Gila kamu ma,kalau ada yang tau bagaimana bisa-bisa kita yang akan di penjara?" ucap Harja
"Tidak mungkin ada yang tau pa, keluarga mama Mentari juga jauh,jika mereka datang ingin melihat mentari kita katakan saja kalau Mentari kita letakkan di luar negeri untuk sekolah dan itu atas permintaan mama nya dulu"
Harja terdiam sejenak,benar yang di katakan istri nya ini agar dia bisa menguasai harta Orang tua Mentari yang sudah meninggal dia harus menyingkirkan Mentari terlebih dahulu.
Mentari adalah anak satu-satunya dan usianya saat ini baru genap 12 tahun hanya butuh waktu 5 tahun lagi semua harta itu akan beralih ke Mentari jadi Harja harus bertindak cepat saat ini.
"Kalau begitu kamu siapkan semua keperluan Mentari,Lusa kita antar dia ke panti,aku tidak ingin ada yang mengetahui nya ma apalagi Arga dia tidak akan mengizinkan kita meletakkan Mentari di sana"ucap Harja dan diangguki Mia setuju.
****
"Ma..pa.... Mala rindu" isak Mentari yang biasa memanggil nama nya Mala karena itu panggilan sayang dari mama dan papa nya saat mereka masih bersama.
Mentari tak menyangka di usia nya 12 tahun justru kehilangan sosok orang tua,ntah pada siapa dia bisa menggantung kan dirinya,Mentari tau kalau kehidupan keluarga nya cukup berada tapi dia tidak tau bagaimana cara mengolah ataupun harta siapa yang dia pakai saat ini.
****
"Kenapa kita tinggal di sini ma?" tanya Jenny anak Mia
"Untuk sementara waktu kita di sini dulu sayang, sampai rumah ini laku terjual" jawab Mia
"Rumah ini di jual? kenapa? bukan nya ini rumah Mentari ma, kenapa harus di jual?" tanya Jenny tak mengerti
"Ya sayang rumah ini akan di jual dan rumah kita juga akan di jual"
"Lalu kita tinggal di mana?"
"Kita akan beli rumah baru yang lebih besar dan luas,kamu mau?" tanya Mia tersenyum kecil
"Mau....tapi bagaimana dengan Mentari ma,aku tidak ingin tinggal bersama nya"
"Tidak kita tidak akan tinggal bersama nya,kita akan letakkan dia di panti asuhan tapi jangan sampai kak Arga tau"Sahut Harja
"Panti Asuhan!!"
"Ya...panti asuhan tempat anak yatim piatu, bukan nya dia yatim-piatu jadi memang di sana tempat nya" sahut Mia terkekeh kecil dan di anggukki Harja
Harja dan Mia memiliki dua anak yang pertama Arga dan Jenny adalah anak kedua mereka yang hampir sebaya dengan Mentari,hanya Arga yang menyayangi Mentari jadi dia tidak akan menyetujui rencana mama dan papa nya untuk meletakkan Mentari di Panti asuhan.
"Jangan tinggal kan Mala di sini paman,bibi Mala takut" isak Mentari
"Mentari kamu nggak boleh cengeng,paman dan bibi harus bekerja untuk kamu,kami akan datang menjenguk mu sebulan sekali ke sini" ujar Harja
"Kenapa Mala tidak tinggal di rumah saja"
"Tidak ada yang menjaga mu di sana sayang,kami terlalu sibuk" sahut Mia dengan wajah sok baik nya
"Paman akan terus datang menjenguk mu di sini" bujuk Harja lagi
"Saya titip keponakan saya buk, Jika ada apa-apa hubungi saya ke nomer yang sudah saya berikan " ucap Harja pada ibu panti
Satu tahun berlalu tepat hari ini usia Mentari 13 tahun,hanya ada perayaan kecil dari ibu-ibu panti dan teman-temannya,sejak hari di mana Harja dan Mia meninggal kan Mentari tak pernah mereka datang sekalipun untuk melihat kabar Mentari dan ponsel mereka pun tak bisa di hubungi..
"Papa...Mama... semoga kalian tenang di sana,Mala di sini akan mencoba kuat demi kalian" batin Mentari berdo'a
beberapa bulan di panti asuhan ini membuat Mentari mulai terbiasa dengan segala rutinitas nya.
"Ulang tahun siapa ini,kenapa ibu tidak tau" Ucap Bu Azizah yang baru datang
Bu Azizah adalah donatur tetap panti ini,dia kehilangan anak keduanya saat mereka berlibur,Anak kedua nya di gulung ombak hingga meninggal dunia, karena beliau sering mengingat anak nya akhirnya beliau memutuskan untuk menjadi donatur panti asuhan agar bisa selalu bersama anak-anak.
"Bu Azizah,ini bu Mentari yang berulang tahun" jawab ibu panti
"Selamat ulang tahun sayang semoga panjang umur,sayang nya ibu tidak tau kalau tau akan ibu bawa kan kado istimewa untuk kamu"
"Tidak apa-apa bu,do'a nya juga sudah Alhamdulillah" jawab Mentari sopan membuat Bu Azizah jatuh hati pada bocah perempuan ini,jika anak nya masih hidup pasti usia anak nya seumuran dengan Mentari.
Bu Azizah menitikkan air mata melihat Mentari.
"Mama menangis?" tanya Bram anak pertama nya yang ikut bersama bu Azizah
"Tidak sayang hanya kelilipan" jawab bu Azizah menghapus air mata nya
"Mama ke sana dulu" pamit bu Azizah menunjuk ujung ruangan
"Selamat ulang tahun Mala" ucap Bram
"Terimakasih kak" sahut Mentari tersenyum
Hubungan Mentari dsn Bram cukup baik hingga Bram memanggil Mentari dengan sebutan Mala, Mentari banyak bercerita tentang masa kecilnya dan panggilan kesayangan orang tua nya hingga Bram memutuskan untuk memanggil Mentari dengan sebutan Mala.
***
"Di mana papa letakkan Mentari pa,aku akan mencari nya" ucap Arga
"Papa sekolah kan dia di luar negri ga"
"Tidak.....aku tidak percaya sama sekali,pa kekayaan ini milik Mentari kenapa papa mengambil nya begitu saja"
"Ga..... jangan bodoh kamu,ayah Mentari sudah meninggal dan dia kakak papa jadi ada hak papa di sini"
"Ini Hak Mentari pa" tegas Arga tapi tak di gubris oleh Harja, tidak mungkin dia akan mengembalikan harta ini pada Mentari karena dia terlalu senang menikmati nya saat ini.
"Bagaimana pun aku akan mencari Mentari pa,aku tidak peduli dia ada di mana" tegas Arga
"Terserah kamu,papa tidak akan pernah memberitahukan keberadaan nya"
Arga mengepalkan tangannya lalu segera pergi,dia merasa kalau Mentari adalah adik nya sama seperti Jenny apalagi Mentari yatim-piatu harus di lindungi dan di jaga.
"Bagaimana dengan sekolah mu Mala?" tanya Bram
"Baik kak,kakak bagaimana"
"Baik,kakak sudah taman SMA Mala, mungkin kakak akan lama tidak akan datang kemari Mal"
"Kenapa?" tanya Mala bingung
"Kakak harus melanjutkan kuliah di luar negeri,tapi pasti akan kembali lagi kesini untuk menemui mu"
"Lalu siapa yang akan menjadi teman Mala kak jika kakak pergi" ucap Mala mulai murung
"Masih banyak teman-teman lain Mal,kakak janji akan datang lagi kemari,kakak harus membahagiakan orang tua kakak Mal,papa ingin kakak untuk meneruskan Perusahaan nya,jadi kakak harus kuliah" jelas Bram
"Kenapa tidak di sini saja kak?"
"Papa mau nya di Luar Negeri Mal"
"Jaga diri kamu di sini ya, tunggu kakak akan datang lagi kemari menjemput kamu" janji Bram pada Mentari
Bram memberikan kalung dengan Liontin love,ada foto dirinya di sana,dari awal bertemu Mala,Bram yang duduk di bangku SMA sudah jatuh hati tapi Bram sadar dia masih bocah, perjalanan nya masih panjang apalagi Mala yang masih duduk di bangku SMP.
****
"Semalaman air mata Mentari menetes, biasanya Bram datang akan membawa nya banyak makanan, bercerita dan bercanda bersama tapi kini dia dan Bram akan berpisah lama ntah kapan mereka akan bertemu.
"Kenapa orang-orang yang aku sayangi harus pergi satu persatu...papa...mama dan kak Bram" batin Mala
Pagi menyapa, udara cukup dingin pagi ini,sang Mentari mulai muncul dengan malu-malu...
"Tari....Tari....ayo bangun nak,kamu harus sekolah" ujar ibu panti
"Mentari" panggil ibu Panti lagi tapi tak ada jawaban
Ibu Panti mendekat dan memegang dahi mentari tapi terasa hangat.
"Astaghfirullah...Mentari kamu demam nak" ujar nya menepuk pelan pipi Mentari, wajah perempuan cantik ini pucat membuat ibu panti cemas.
ibu panti segera mencari bantuan untuk membawa Mentari ke klinik..
****
Tak terasa waktu berlalu Tujuh tahun berlalu Mentari kini menjelma jadi perempuan cantik dia bekerja di salah satu penjual roti di kota Semarang,dia masih tinggal di panti Asuhan tapi kini bukan menjadi anak panti lagi tapi dia menjadi salah satu ibu Panti, sepulang bekerja Mentari selalu mengajari anak-anak panti yang masih kecil, rutinitas ini di lakukan Mentari tiap hari tak ada kata bosan dan lelah.
Mentari juga saat ini sudah memiliki kekasih dan dia akan segera menikah dalam waktu dekat, Tujuh tahun menanti kedatangan Bram yang sampai saat ini tak ada kabar berita nya, mungkin saja Bram sudah melupakan dirinya bahkan mungkin Bram sudah menikah pikir Mentari.
"Kak...ada kak Aris" ucap salah satu anak panti
Mentari segera keruang tamu
"Mas....ada apa?" tanya Mentari bingung karena Aris datang tanpa mengabari nya
"Begini tar,mas sebenarnya ingin bicara mengenai pernikahan kita"
"Ada apa mas?" tanya Mentari sedikit khawatir, seperti nya Aris tengah serius
"Tar....uang mas masih belum cukup saat ini"
"Mas aku tidak minta hantaran atau pun mas kawin yang aneh-aneh mas" jawab Mentari
"Tapi Tar...ibu mas ingin pernikahan yang cukup besar, beliau malu dengan tetangga" jelas Aris membuat Mentari terdiam
"Lalu bagaimana mas,apa kita undur saja"
"Jangan mas sudah kebelet untuk nikahi kamu,kalau kamu tidak keberatan Tar mas pinjam dulu uang tabungan mu, nanti saat mas ada uang mas ganti" ucap Aris
Mentari terdiam sejenak,dia mencintai Aris tapi jika dia memberikan uang tabungan nya pada Aris bagaimana nasib anak-anak panti jika kekurangan uang nanti, apalagi saat ini sudah banyak donatur yang hilang,bu Azizah sendiri sudah lama tak datang ke panti.
"Tapi mas-"
"Mas janji akan mengganti nya Mentari"
"Baiklah nanti akan saya berikan sebagai pada mas Aris" jawab Mentari membuat Aris menghela nafas lega
Awal mula Aris dan Mentari bertemu di toko roti tempat Mentari bekerja,Aris bekerja sebagai ojek online dan sering menjemput pesanan di toko roti Mentari hingga mereka berkenalan hingga akhir memutuskan menjalin kasih dan berakhir ke pernikahan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!