David memandang wajah Amanda sang kekasih yang sibuk mengeluarkan berbagai macam hadiah dari beberapa paper bag.Amanda adalah gadis yang dipacarinya sejak mereka sama sama duduk di bangku smu.Amanda adalah adik kelasnya waktu itu.Mereka telah menjalin tali kasih selama empat belas tahun walau lebih banyak LDR.
Sebagai seorang model profesional Amanda lebih banyak menghabiskan waktunya dengan dunianya sendiri,dari pada dengan David.Menjadi model adalah impiannya,dan David juga sangat mendukung bahkan selalu memfasilitasi apa yang diperlukan Amanda untuk melancarkan jalannya menjadi seorang model.
Dan Amanda telah berhasil menjadi seorang model profesional mendunia.
Sore ini Amanda mengunjungi David di apartemennya,kemarin dia baru sampai dari Singapura.Ada waktu cuti seminggu,hingga Amanda punya waktu pulang ke Indonesia,sampai waktunya dia akan berangkat ke Paris.
"Sayang,sampai kapan aku harus menunggu lagi,usia ku sudah tidak muda,kedua orang tuaku selalu menuntut ku untuk menikah,dan mereka sudah tidak sabar untuk menimang cucu"David memeluk Amanda dari belakang.
"C'mon honey..ini yang terakhir,aku janji...setelah masa kontrak ku habis kita menikah"Amanda memegang tangan David yang melingkar di pinggangnya dan menyandarkan kepalanya pada dada David yang bidang.
"Setahun yang lalu itu yang kau katakan sayang,bahkan tahun tahun yang lalu selalu itu yang kau katakan"David mencium pipi Amanda dengan lembut.
"Dave,ayolah...ini adalah impianku yang kutunggu tunggu...Paris adalah impian semua model di dunia dan aku sudah tanda tangan kontrak"Amanda membalikkan badannya menghadap David.
"Sayang ,kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau setelah kita menikah,aku bahkan bisa memberi banyak uang lebih dari apa yang kamu dapatkan dari dunia model,aku bahkan rela membayar royaltinya berapapun asal kamu bersedia membatalkan kontrak dan kita menikah"David mulai emosi tapi berusaha meredamnya,dia tidak mau Amanda menangis,karna dia paling tidak bisa melihat kekasihnya itu menangis.
"Sayang,aku tau uangmu banyak,keluarga kamu kaya raya,tapi tolong dong ngertiin aku honey...it's my dream...please"Amanda memasang eye puppiesnya.
David sangat menyukai ekspresi amanda saat memohon dan merajuk,sangat menggemaskan menurutnya.
"Dave,impian ku sudah didepan mata,dan belum tentu aku akan mendapatkannya lagi,tapi menikah bisa ditunda"Amanda menatap David memohon untuk mengerti.
"Ok,fine...kejarlah impian mu,aku juga punya impian,impian ku adalah nikah dan memiliki anak,dan aku akan mengejar impian ku Amanda"David mulai terpancing emosinya karna ucapan Amanda.
"Aku merasa tidak kamu hargai Amanda...mulai sekarang kita putus...kita sudah tidak ada hubungan apapun mulai saat ini"David melepaskan tangannya dengan kasar dari genggaman Amanda dan pergi meninggalkan apartemennya.
"Dave,tunggu...kamu tega sama aku Dave!'Teriak Amanda berusaha mengejar David.
"Dave...kita tidak boleh putus...aku cinta pertama mu Dave ...ga mungkin kamu bisa melupakan aku....tunggu aku..."Amanda terus berteriak tapi tidak dihiraukan oleh David.
David masuk mobil dan pergi meninggalkan Amanda dengan penuh emosi.
Amanda juga masuk mobilnya hendak menyusul David,tapi tidak jadi karna ada panggilan yang masuk ke telepon genggamnya dari sang manajer.
Akhirnya Amanda menemui manajernya,untuk keperluan keberangkatan ke Paris.
Amanda yakin David pasti menunggunya,karna pria itu sangat mencintainya.
"Tunggu aku Dave,aku akan datang dan kita akan mewujudkan impian mu itu"Amanda hanya bisa bergumam.
**********
David melarikan mobilnya kesebuah bar,masuk kedalam dan mencari tempat yang menurutnya nyaman untuk menyendiri.
David mulai meminum minuman yang dipesannya sedikit demi sedikit.Sesekali menyesapnya dengan dalam.
Tatapan matanya jauh dan kosong,David adalah bukan seorang peminum,dengan segelas anggur saja dia langsung mabuk.
Tak lama sang bunda yang biasa dia panggil umi menelepon karna biasanya David akan pulang kerumah untuk makan malam.Tapi sampai jam sepuluh malam David tak kunjung datang.
"Iya umi..."Jawab David dengan suara berat dan serak.
"Kamu di mana Dave...kamu mabuk ya...ya ampun anak umi...tunggu disitu ya biar di jemput sama pak Sardi"Bu Fatma uminya David sangat mengkuatirkan putra tunggalnya itu.
Sampai dirumah,pak Sardi langsung memapah David ke kamarnya yang di ikuti bu Fatma dari belakang.Pak Sardi merebahkan tubuh David keatas tempat tidur dengan susah payah.
"Ya ampun David...kamu ngapain mabuk nak...kenapa kamu sentuh barang haram itu"Bu Fatma menjewer telinga David yang terus menyebut nama Amanda di tengah mabuknya.
"Umi...ngapain jewer telinga Dave umi...harusnya umi hibur Dave"David terus nyerocos ga karuan.
"Ohh...umi tau pasti kamu mabuk karna perempuan itukan...pasti perempuan itu menolak kamu lagi kan untuk menikah...?"
"Kok umi tau sih...umi dukun ya..."David semakin ngawur.
"Dukun...dukun,matamu dukun,iya umi taulah karna kamu sudah berapa kali begini setiap habis ketemu perempuan itu kamu pasti selalu berakhir dengan mabuk mabukan "Bu Fatma duduk diatas ranjang dan membalikkan tubuh David.
"Sampai kapan kamu gini Dave,umi sudah bingung ngadapin kamu,kamu sudah tua umur kamu itu sudah tiga puluh empat tahun,tapi kelakuan masih bocil".
Umi kadang kadang suka malu sama teman teman umi,mereka sudah punya cucu,sedangkan umi apa...anak umi satu satunya malah jadi bujang lapuk"Bu Fatma terus mengomel.
"Dave,kamu ga kasian apa sama umi...umi yang melahirkan kamu...sakit loh rasanya Dave,tapi melihat kamu tumbuh besar,pintar dan tampan,umi sangat bahagia...tapi sekarang apa...kamu malah begini"Bu Fatma membelai wajah David yang mulai tertidur.
Tiba tiba pak Hamdan abah nya David datang.
"Umi,apa apaan sih dari tadi abah dengar umi bicara sama David...percuma mi bicara sama orang yang sedang mabuk".
"Ampun...ampun...Dave,sudah bangkotan masih aja mabuk mabukan kamu...liat aja besok ya...abah akan kasih pelajaran sama kamu"Pak Hamdan berkacak pinggang dihadapan David yang sudah terlelap.
"Ayo mi,kita tidur...sudah malam"Pak Hamdan mengajak istrinya untuk balik ke kamar tapi bu Fatma menolak.
"Bah,umi mau di sini aja nemani Dave,kasian dia bah"Bu Fatma mengusap pipi David pelan.
"Yaudah,kalau umi ga mau nemani abah tidur...besok abah ga jadi beliin umi kalung mas yang segede rantai guguk itu"Pak Hamdan belagak mengancam istrinya.
"Iya bah,umi ikut"Bu Fatma buru buru menyusul suaminya ke kamar,takut batal dibelikan kalung incarannya,yang rencananya akan dipamerkan sama teman teman arisannya.
**********
Sehabis sholat subuh,David menurunkan semua foto yang ada sangkut pautnya dengan Amanda.
Dia tidak mau lagi sebagai pria penghibur bagi mantan kekasihnya itu,yang hanya dicari saat Amanda membutuhkannya.David bertekad akan memulai lagi hidupnya yang baru tanpa Amanda.
Untuk sementara David tidak berniat untuk menjalin hubungan lagi dengan wanita lain.Tapi ada ke keinginan dihatinya untuk memiliki seorang anak.
Apalagi melihat Amira keponakannya yang super duper gemoy,membuat keinginannya memiliki anak begitu besar.Tapi tidak dengan menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Tiba tiba terlintas dipikiran David untuk memiliki anak dari seorang ibu pengganti.
Hasna setengah berlari memasuki gedung tempatnya bekerja.Pak satpam yang menjaga didepan pintu lift menahan pintu lift supaya Hasna bisa masuk.
Hasna sengaja datang lebih awal sebelum jam kerja dimulai,dia berniat meminjam uang perusahaan untuk keperluan operasi ibunya.
Hasna telah bekerja selama tiga tahun di Kusuma Company,dia sangat bangga bisa bekerja di perusahaan multinasional milik pak Hamdan Kusuma yang berdarah asli Sunda,sementara istrinya bu Fatma adalah keturunan Turki.
Dulu Kusuma Company hanyalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang konstruksi,berkat kerja keras pak Hamdan dan istrinya sekarang berkembang pesat,ditambah lagi sepasang suami istri itu amat dermawan terutama pada anak yatim.Tidak heran kalau Kusuma Company menjadi perusahaan raksasa yang menggurita.
Bahkan bukan hanya bidang konstruksi tapi melebar ke bidang properti,perhotelan, meubel dan kuliner.
Dulu gedung tempat bernaungnya Kusuma Company hanya lima lantai,sekarang menjulang jadi dua puluh lantai dengan ribuan karyawan.
Tadi malam setelah mendengar keterangan tim dokter yang menangani penyakit ibunya,bahwa harus segera dilakukan operasi transplantasi ginjal,yang membutuhkan biaya 250 sampai 300 juta.
Sakit gagal ginjal kronis stadium akhir yang dialami ibunya hampir dua tahun ini mengakibatkan ginjal ibunya rusak,Hemodialisa tiga kali seminggu tidak banyak membantu,dan harus segera dilakukan transplantasi ginjal.
Biaya yang dibutuhkan sangat besar dan Hasna tidak punya uang sebanyak itu.
Sampai dilantai tempat divisinya bekerja,Hasna langsung menuju ruang manager keuangan.
Beruntung sang manager keuangan nona Shinta sudah ready ditempat kebesarannya.Nona Shinta adalah karyawan yang paling lama bekerja di Kusuma company.Sejak perusahaan berdiri dari dua puluh tahun yang lalu.Dia juga jadi orang kepercayaan tuannya.Di usianya yang matang yaitu empat puluh lima tahun nona Shinta belum menikah,hidupnya dihabiskan hanya untuk kerja dan kerja.Apalagi dengan gaji fantastis yang diterimanya,nikah bukan prioritas lagi baginya.
Hasna mengetuk pintu,dan langsung dipersilahkan oleh nona Shinta untuk masuk."Silahkan duduk Hasna,ada keperluan apa pagi pagi sudah menemui saya"kata nona Shinta halus.
"Saya ada keperluan bu Shinta...saya...mau mengajukan pinjaman..."Jawab Hasna cemas dengan suara bergetar.
"Ibu saya sakit ginjal kronis stadium akhir dan harus menjalani transplantasi ginjal...dan saya memerlukan uang sebesar 300 juta untuk biaya operasinya,saya harap bu Shinta bisa membantu saya...hanya ibu saya yang saya punya di dunia ini...saya mohon bu Shinta"Entah kekuatan dari mana Hasna bisa menyampaikannya dengan lancar.
Nona Shinta tau bagaimana kinerja Hasna selama bekerja satu divisi dengannya.Hasna adalah karyawan yang rajin,disiplin dan pekerja keras.Dan tidak ada catatan yang memberatkannya selama bekerja di Kusuma Company.
"Saya akan mencicilnya setiap bulan dari gaji saya,dan saya juga menyertakan sertifikat rumah saya sebagai jaminan"Hasna menyerahkan sertifikat rumahnya dengan perasaan gugup.
"Baik Hasna,akan saya bicarakan dahulu dengan pak David,kamu tunggu sampai besok...saya akan usahakan supaya pak David mempertimbangkannya"Nona Shinta tersenyum hingga dapat menghilangkan kecemasan Hasna.
David wijaya kusuma adalah anak pak Hamdan kusuma dan bu Fatma,menjabat sebagai direktur,pak Hamdan sendiri menjabat sebagai seorang CEO.
"Baik bu Shinta,terimakasih...saya izin kembali keruangan saya"Hasna kembali bekerja dengan bernafas lega.
Saat David memasuki ruangannya bersama sekretarisnya yaitu Haris,nona Shinta langsung menyapa dan mengatakan ada keperluan yang mendesak.
Untung saja pak David tidak keberatan dan menyuruh nona Shinta untuk masuk ke ruangannya.
"Begini pak David,ada karyawan kita yang bernama Hasna cantika putri membutuhkan bantuan perusahaan"Nona Shinta memberikan catatan resmi perihal peminjaman uang oleh Hasna.
"Baik nona Shinta,akan saya baca dulu kemudian baru saya pertimbangkan"Jawab David.
"Sebaiknya memang harus bapak pertimbangkan,karna menurut saya mba Hasna ini orangnya sangat loyal terhadap perusahaan,dan dia juga menyertakan sertifikat rumahnya sebagai jaminan"Nona Shinta berusaha meyakinkan pak David.
"Baik nona Shinta,terimakasih"David mengangguk mendengar penjelasan nona Shinta.
David segera menyalakan laptopnya dan membuka file data data karyawannya.Dan mengetik nama Hasna cantika putri.
David tersenyum tipis melihat photo profil Hasna.Menurutnya Hasna begitu imut,cantik seperti boneka barbie."Usianya dua puluh empat tahun,hmm...masih muda"David tersenyum penuh arti.
"Pak Haris,apa anda mengenal karyawan bernama Hasna?"Tanya David pada Haris.
"Oh Hasna..kalau yang bapak maksud Hasna cantika putri,saya kenal pak...dia sahabat teman dekat saya"Jawab Haris.
"Maksud kamu,teman dekat..."
"Iya pak...Renata teman dekat saya bersahabat dengan Hasna"Haris menunduk malu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hasna itu anaknya selain cantik,baik,pemalu,pendiam tapi ramah pak makanya banyak yang suka sama dia...tapi kayanya dia tidak tertarik satupun sama yang coba mendekatinya"Haris seakan mempromosikan Hasna pada bosnya.
"Oh begitu...nanti sore sepulang kerja pak Haris tolong suruh Hasna menemui saya"David tersenyum licik atau jahat mungkin.
**********
Sore harinya Hasna datang menemui David seperti pesan Haris.
Didepan pintu ruangan David,Hasna mondar mandir dengan kedua tangannya ******* ***** tali tasnya.
Belum ketemu David saja Hasna sudah susah bernafas,jantungnya terasa berdetak lebih cepat,wajahnya terasa panas.Hasna memang sudah sering ketemu sama David tapi bukan untuk urusan pribadi.
Ternyata David memperhatikan tingkah Hasna dari kaca pintunya yang berwarna hitam.Kalau dari luar tidak tembus pandang tapi dari dalam dapat melihat jelas keluar.David tersenyum tipis.
Setelah beberapa menit akhirnya Hasna memberanikan diri untuk masuk dan mengetuk pintu.
David mempersilahkan Hasna masuk dan duduk,tapi dia pura pura sibuk dengan catatan di depannya tanpa melihat Hasna dan suruh menunggu.
Hasna langsung duduk di bangku yang paling pojok .Dengan kedua tangannya yang saling bertautan kencang dan berkeringat.Kepalanya selalu menunduk memandang kedua ujung sepatunya.
Nafasnya seakan melambat,tenggorokannya terasa kering,terlihat dari lehernya yang bergerak menelan salivanya.
Dari balik catatan yang di pegangnya,David sesekali memperhatikan Hasna diam diam."Cantik,dengan bola matanya yang bulat,bibirnya yang mungil tapi penuh,benar benar seperti boneka... kelihatan mungil,mungkin tingginya ga lebih dari 160 cm,jauh dibanding dengan Amanda yang menjulang tinggi...tapi ada sesuatu yang membuat dia kelihatan istimewa...auranya...iya auranya"David sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Baik mba Hasna,maaf menunggu...oiya saya sudah baca berkas pengajuan peminjaman dana perusahaan oleh mba Hasna"David menatap Hasna sambil memutar mutar kursi kerjanya.
"Iya pak David...saya sangat membutuhkan uang itu...dan...saya akan mencicilnya tiap bulan dari gaji saya...dan...saya juga menyertakan sertifikat rumah sebagai jaminan"Hasna bicara tapi tak menatap David kepalanya terus menunduk.
"Menyicilnya tiap bulan?...bisa berapa tahun baru lunas...bisa ajakan mba Hasna meninggal kapan saja...atau bisa ajakan mba Hasna kabur,siapa nanti yang akan tanggung jawab sama utang utang mba Hasna,karna ini bukan uang yang sedikit tapi ratusan juta".
"Sedangkan rumah mba Hasna yang sebagai jaminan,lokasinya ada di pinggir kota,di gang sempit...itu akan sangat sulit untuk dijual karna saya tau betul lokasi rumah mba Hasna'Kata David sambil menelisik sertifikat rumah Hasna.
"Pak,tolong pertimbangkan...dalam minggu ini ibu saya harus dioperasi"Hasna menatap David sekilas tapi menunduk lagi seakan takut.
"Ya...akan saya pertimbangkan...paling bisa sebulan atau dua bulan baru cair"David mengetuk ngetuk pulpennya di meja.
"Pak,saya mohon...saya akan mengabdikan diri saya,seumur hidup saya di perusahaan ini"Hasna mulai cemas.
"Itu tidak cukup meyakinkan saya..."David mulai melancarkan niatnya.
"Apa yang harus saya lakukan supaya bapak percaya sama saya...?Tanya Hasna mulai cemas jika David tidak bisa meminjamkan uang.
David diam,tapi kemudian dia yakin akan niatnya untuk memiliki anak dari ibu pengganti yaitu Hasna.
David memandang wajah Hasna yang,mata bulat itu mulai berkaca kaca,pipinya memerah,sungguh David mulai tidak tega,tapi dia menepis rasa itu.
"Saya punya penawaran buat mba Hasna...kalau mba Hasna mau membantu saya...saya juga akan membantu anda,bagaimana...?Tanya David hati hati.
"Apa pak yang bisa saya bantu,akan saya bantu...asal bapak benar benar bantu saya"Hasna menahan air matanya jangan sampai jatuh.
"Mba Hasna yakin?"
"Yakin pak"Jawab Hasna cepat dan tegas.
"Ok...kalau begitu mba Hasna nikah sama saya"David melihat ekspresi wajah Hasna yang terkejut sungguh dia sangat menyukainya.
"Apa pak!...menikah!...tapi...maaf pak...saya bukan orang seperti yang bapak bayangkan...saya rasa...untuk menikah itu...maaf pak saya tidak bisa dengan alasan apa pun...maaf pak saya permisi dulu"Hasna meninggalkan ruangan David tanpa mau mendengarkan penjelasan David lebih lanjut.
Hasna kembali ke ruangannya dan menidurkan kepalanya yang terasa pusing di meja kerjanya dan menumpahkan air matanya yang dari tadi di tahan.Setelah merasa agak baikan Hasna mengambil tasnya dan pulang dengan perasaan putus asa.
Pulang kerja Hasna langsung ke rumah sakit tempat ibunya di rawat.Hasna langsung menuju ruang ICU,dibalik kaca pemisah Hasna melihat ibunya lemah tak berdaya.
Dua monitor terpasang di sisi kiri dan kanan ibunya,hidungnya pun terpasang selang oksigen.
Hasna terus memanjatkan doa untuk ibunya tercinta"Ya Allah berikanlah ibu hamba umur yang panjang,supaya hamba bisa terus membuatnya bahagia".
Seorang dokter yang menangani ibunya datang dan mengajak Hasna berbicara ke ruangannya.
"Mba Hasna,keadaan ibu anda saat ini stabil terutama tekanan darah dan jantungnya normal...menurut saya ini saat yang terbaik untuk melakukan operasi...apa mba Hasna siap".
"Alhamdulillah dokter,silahkan lakukan yang terbaik buat ibu saya...saya siap dok"Hasna sangat bersyukur dengan keadaan ibunya.
"Rencana akan kami jadwalkan operasi ibunya mba Hasna besok siang,semoga besok semuanya lancar".
"Aamiin...terimakasih dokter...untuk itu saya mohon izin untuk mengurus keperluan operasi ibu saya...saya pamit dok"Hasna berdiri yang di ikuti sang dokter.
Hasna menelepon bibi yang biasa menemani ibunya untuk menggantikan menjaga ibunya.
"Aku harus menemui pak David,hanya ini cara satu satunya...tak apa...apapun akan kulakukan untuk kesembuhan ibu"Hasna keluar dari rumah sakit dan langsung naik taksi kerumah Renata untuk menanyakan tempat tinggal Pak David.
Sampai dirumah Renata ternyata ada Haris sekretaris pak David.
"Maaf pak Haris,saya ada keperluan mendesak yang tidak bisa diwakilkan"Jawab Hasna saat Haris menanya ada keperluan apa ke rumah pak David.
"Terimakasih pak Haris...Ren...terimakasih ya gue pamit"Hasna buru buru karna taksi yang tadi masih menunggu,untuk mengantarkan Hasna ke rumah pak David.
'Ok Na...hati hati...kalau lu butuh bantuan gue,telepon gue ya..."Renata mengantar Hasna sampai depan.
**********
Hasna sampai didepan pintu apartemen pak David."Apa nanti yang ada dipikiran pak David tentang saya, datang malam malam kerumahnya...ah...terserah apa penilaian pak David,yang penting ibu sembuh"Monolog Hasna sambil menekan nomor hp pak David untuk mengatakan kalau dia ada didepan pintu apartemennya sekarang.
David keluar dengan memakai celana training panjang abu abu dipadu dengan kaos warna putih yang sangat cocok dengan kulitnya yang putih.
Dengan rambut yang berantakan habis keramas,David tampak begitu tampan dan wangi tapi semua itu tidak menarik perhatian Hasna karna yang ada dipikirannya hanya bagaimana mendapatkan uang.
David agak terkejut melihat kehadiran Hasna,baju yang dikenakannya masih yang sama waktu dikantor.David jadi berpikir segitu tidak sempatnya Hasna memperhatikan penampilannya,karna mengurus sang ibu.
Apalagi inikan akan bertemu atasannya,seorang pria tampan nan kaya raya,yang banyak digilai para kaum hawa.Sepertinya semua yang ada pada diri David tidak membuat Hasna tertarik sedikit pun.
"Maaf pak,saya malam malam datang menggangu...pak ayo kita nikah pak...kapan pun bapak mau saya bersedia...terserah bapak menilai saya seperti apa,yang penting saya mendapatkan uang itu pak"Hasna pasrah dengan apa yang di pikirkan sang bos tentang dirinya.
Hasna akan melakukan apapun demi kesembuhan sang ibu,walau dengan menjual harga dirinya sekalipun.
"Mba Hasna masuk dulu,kita bicarakan di dalam"David menarik tangan Hasna.
David membawa Hasna duduk di ruang tamu dan menyuruhnya menunggu sementara David ke dapur.
David mengambilkan air minum buat Hasna,dalam sekali teguk habis,karna Hasna ingin semua cepat berlalu seperti air yang di minumnya itu.
"Pak David,ibu saya besok harus dioperasi...saya butuh uang itu pak...terserah bapak mau melakukan apa saja terhadap hidup saya,nikah sekarang juga saya siap pak"Hasna langsung ke intinya.
David duduk di sofa di depan Hasna.
"Ok,tapi mba Hasna harus dengar penjelasan saya dulu...begini...sebenarnya tujuan saya hanya ingin memiliki anak...kita tetap menikah,tapi kita tidak hidup layaknya suami istri,jadi saya hanya meminjam rahim mba Hasna,atau istilahnya ibu pengganti"David memperhatikan ekspresi wajah Hasna,gadis itu sesekali menarik nafas dalam dan selalu menggigit bibir bawahnya.
Bibir mungil nan merah muda itu sungguh membuat David ingin mengecapnya,David hanya bisa menelan saliva nya,berusaha mengalihkan perhatiannya.
"Sebenarnya saya mau mencari ovum yang berkualitas dari wanita berkualitas juga...tapi sepertinya itu dilarang di negara kita,dan setelah saya selidiki riwayat hidup mba Hasna saya memutuskan Mba Hasna lah wanita yang tepat".
"Mba Hasna lulus dengan nilai cumlaude dari universitas ternama...dari keluarga baik baik,sehat secara jasmani dan rohani...cantik...cuma kurang tinggi aja dikit"David tertawa saat mata Hasna melotot saat di bilang kurang tinggi.Mata bulat itu benar benar seperti mata boneka dari India.David benar benar gemas dibuatnya.
"Jadi kita tidak melakukan hubungan...istilah sekarang In vitro fertilization...dan setelah anak itu lahir,dia hanya milik saya...mba tidak ada hak apa apa terhadap anak itu...akan ada perjanjian tertulis hitam di atas putih...bagaimana apa mba Hasna setuju?"David melihat keraguan di wajah Hasna.
"Dan satu lagi...setelah anak itu lahir,kita akan menjalani hidup kita masing masing"Hasna terkejut ,tapi dia merasa tidak punya hak apa apa di sini,semua yang mengatur David.
"Kalau mba Hasna paham dan setuju,saya akan transfer uang itu sekarang juga"David mengambil hp nya.
"Baik pak saya paham...saya setuju"Jawab Hasna agak melamun,karna memikirkan statusnya nanti janda tapi perawan atau perawan tapi janda.
David meminta nomor rekening Hasna dan langsung mentransfer sebesar 500 juta saat itu juga.
"Kenapa 500 juta pak"Tanya Hasna agak bingung melihat nominal yang di transfer David.
"Mba Hasna pasti akan membutuhkan biaya nanti setelah melahirkan"David menarik nafas lega karna keinginannya untuk punya anak akan segera terwujud.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!