NovelToon NovelToon

OH MY WIFE

1

"mas Dan saya pesan nasi ayam penyet nya satu ya, di bungkus" ucap seorang wanita yang kini berdiri di depan seorang pria yang tengah membersihkan meja.

"baik mbak Dinar, silahkan duduk dulu, saya siapkan pesanannya" jawab pria tersebut kemudian mempersilahkan wanita tersebut untuk duduk di kursi plastik yang tersedia disana.

kemudian pria tersebut berlalu meninggalkan wanita tersebut untuk kebelakang menyiapkan pesanannya. sampai di belakang ia menggelengkan kepalanya melihat rekan baru nya yang tengah memainkan ponselnya.

"mas Al, tolong siapin nasi ayam penyet di bungkus ya, buat mbak yang disana" tunjuknya ke arah wanita tadi.

"oh oke Dan, maaf ya tadi mas sedang membalas pesan dari mommy jadi nggak langsung kedepan bantuin kamu" ucap Al memberi penjelasan yang tanpa di minta oleh Dani kemudian segera beranjak menyiapkan pesanan.

"iya nggak apa apa mas Al, baru buka juga, jadi masih belum ramai pembelinya. ya sudah saya tinggal beresin yang depan dulu mas, masih belum rapi di depan" pamitnya

"iya Dan.. " jawab Al singkat kemudian segera menyelesaikan pesanannya.

Aldrich Cadee Smith pria berusia 30 tahun itu kini tengah sibuk membantu berjualan di warung tenda yang beberapa hari lalu ia tabrak hingga membuat pemiliknya mengalami cidera di kakinya.

karena kedua belah pihak memilik jalur damai, Al pun hanya di minta untuk mengurus semua biaya pengobatan pemilik warung tenda yang ia tabrak serta turut membantu anak pemilik warung tenda untuk berjualan.

dan disinilah ia sekarang berada, membantu Dani, anak pemilik warung tenda berjualan dari sore hingga malam hari.

setelah menyiapkan pesanannya, ia pun segera menyerahkan kepada wanita tersebut. "ini mbak satu bungkus nasi ayam penyet, benar? " tanyanya.

"ah iya benar sekali mas, harganya masih sama kan, dua puluh ribu?" tanya wanita itu

"iya mbak harganya masih sama, dua puluh ribu"

wanita itu lantas menerima uluran keresek dari Al kemudian beranjak dari duduknya "oh iya, mas pekerja baru ya disini, namanya siapa mas?" tanya nya

"iya mbak saya baru disini, nama saya Aldrich mbak bisa panggil saya Al" jawab Al sembari tersenyum.

lantas wanita tersebut meraih tangan Al kemudian menjabatnya " kenalin mas, saya Dinar, saya biasa langganan makan disini jadi kita nanti bisa sering bertemu" ucap wanita tersebut sembari mengulas senyum manisnya

"ah iya mbak Dinar, salam kenal ya.. " jawab Al sekenanya.

kemudian wanita itu pun berlalu membuat Al bisa bernafas lega, sebab baru kali ini Al bertemu dengan gadis seperti Dinar, yang tanpa malu malu untuk berkenalan dengan seorang pria.

'untung nggak di apa apain' ucap Al lirih sembari berjalan ke belakang.

"siapa yang di apa apain mas Al?" celutuk Dani yang tiba tiba muncul di belakang Al.

"astaga, bikin aku kaget aja Dan.. " ucap Al sembari mengelus dada nya.

"itu tadi mbak Dinar yang barusan beli Dan baru ketemu sekali aja udah sok asik gitu" jawab Al

"mbak Dinar memang gitu mas, tapi dia orangnya baik kok humoris juga" sahut Dani

Al hanya manggut manggut saja tidak lagi menimpali perkataan Dani, tetapi satu di pikiran Al yaitu 'manis' di luar dari sikapnya yang sok asik itu.

hari menjelang malam, warung tenda kini sudah semakin ramai, Al dan Dani tak ada waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena para pengunjung belum semuanya di layani. dengan cepat Al menyiapkan lauknya sedangkan Dani menyiapkan piring serta nasi nya. hingga di tengah tengah ramainya pengunjung datang lah wanita yang tadi sore berkunjung ke warung tenda mereka.

"wah ramai sekali mas, pasti kerepotan, ada yang bisa Dinar bantu nggak nih? " celutuk Dinar menanyakan pekerjaan untuknya. sudah menjadi kebiasaan Dinar ketika malam minggu ia selalu berkunjung ke warung tenda itu untuk membantu pemilik warung tersebut.

Dani yang melihat kedatangan Dinar pun segera meraih tangan nya kemudian mengajaknya ke dapur. "syukurlah mbak Dinar datang, bantuin kita ya mbak, hari ini malam minggu jadi pengunjung sedang ramai ramainya, mbak bisa bantu buatin minuman nya ya biar semua segera dilayani" ucap Dani memberikan pekerjaan untuk Dinar.

Dinar yang sudah mendapatkan tugasnya pun segera menyatukan ibu jari serta telunjuknya membentuk lingkaran kecil kemudian bergegas kebelakang untuk membuatkan minuman.

setelah hampir 2 jam lebih mereka kini dapat bernafas lega sebab para pengunjung telah mendapatkan pesanannya dan kini warung sudah nampak sedikit lenggang hanya ada beberapa orang yang tengah menikmati makanannya.

"ini mas es jeruk nya di minum dulu" Dinar datang membawa tiga gelas es jeruk kemudian menyerahkan kepada Al serta Dani.

"makasih mbak Dinar, tau bener kalau lagi haus" ucap Dani kemudian segera menerima gelas yang di berikan oleh Dinar.

"makasih ya" ucap Al datar.

"sama sama mas... " jawab Dinar kemudian mereka bertiga mulai menikmati segelas es jeruk untuk melepas dahaganya.

2

Malam semakin larut namun hal itu tak membuat wanita paruh baya yang tengah duduk di sofa ruang tamu itu beranjak dari tempatnya sesekali ia melirik pada jam yang tertempel di dinding sembari mendesah pelan

"kamu dimana sih Al, beberapa hari ini kamu selalu pulang malam.. " gumam wanita paruh baya itu nampak gelisah.

setelah beberapa saat menunggu terdengarlah bunyi motor memasuki halaman rumah, dengan segera wanita paruh baya itu pun langsung berdiri dan membuka pintu.

ceklek

"astaga mommy, mommy ngapain disini?" tanya Al yang hendak menyentuh gagang pintu tetapi belum sempat ia membuka, sang mommy sudah membukanya terlebih dahulu.

"Al kamu dari mana saja nak, beberapa hari ini kamu selalu pulang larut malam, tidak biasanya loh kamu seperti ini, apalagi ini nggak ngasih kabar sama mommy sama sekali. bahkan ketika pagi hari kamu selalu mengabaikan sarapanmu dan langsung pergi tanpa mengobrol dulu sama mommy, kamu dari mana saja nak? " cecar sang mommy yang nampak geram sekaligus cemas.

Al yang melihat kekhawatiran sang mommy pun langsung meraih tangan sang mommy kemudian dengan tatapan sendu ia memandang wajah teduh mommy nya.

"maafkan Al sudah buat mommy khawatir, Al ada sedikit urusan dan belum sempat bicara sama mommy, tapi yang pasti Al baik baik saja saat ini.. " jelas Al

"iya tapi urusan apa nak, bahkan Azzam pun tidak tahu kamu kemana, adik kamu hanya bilang ke mommy kalau kamu selalu pulang lebih awal dari biasanya, dia pikir kamu lelah sehingga ia memaklumi karena memang pekerjaan kalian sangat banyak, tetapi ia tak tahu jika setelah pulang dari kantor kamu tidak langsung pulang ke rumah"

Al kemudian menuntun sang mommy memasuki rumah, tak lupa ia juga menutup serta mengunci pintu. di rangkulnya pundak sang mommy kemudian mengajaknya untuk duduk di sofa ruang keluarga.

"sekarang katakan apa yang kamu lakukan sepulang dari kantor hingga larut malam begini, tidak mungkin kan ini mengenai urusan kantor, sebab kata Azzam tidak ada pertemuan lain setelah pulang kantor"

Al kemudian menghembuskan nafasnya pelan kemudian menoleh ke arah sang mommy "sebenarnya beberapa hari yang lalu Al menabrak warung tenda di pinggir jalan yang membuat pemiliknya masuk rumah sakit, dan warung tendanya roboh mom" ucap Al sembari meringis ke arah sang mommy

"apa? " sang mommy pun terkaget krmudian dengan cepat ia memeriksa tubuh sang putra "tapi kamu nggak apa apa kan?"

"aa.. apa yang mommy lakukan?" tanya Al tergagap karena sang mommy tengah sibuk memeriksa tubuhnya serta wajahnya "Al baik baik saja mom, hanya pemilik warung tenda nya saja yang mengalami luka, tapi untungnya tidak parah.. " jelas Al

"lalu kenapa akhir akhir ini kamu pulang malam, apa kamu menemani pemilik warung itu, kenapa kamu tidak langsung mengabari mommy sama daddy nak?"

"Al rasa dapat menyelesaikannya sendiri mom, lagipula mereka tidak mengambil jalur hukum kok, jadi momny tenang saja, Al baik baik saja sekarang. dan untuk alasan kenapa Al sering pulang tengah malam, ya karena Al di minta untuk menggantikan jualan pemilik warung tenda bersama putra nya mom, demi bentuk tanggung jawab Al setelah kejadian itu" jelas Al

akhirnya sang mommy pun bernafas lega setelah mendengar jawaban dari putra pertamanya itu. sungguh tidak pernah ia duga jika sang anak menyembunyikan masalah sebesar itu dari kedua orang tua nya.

"lain kali bicaralah kepada kedua orang tua mu ini nak, jangan menganggap bahwa karena kamu bisa sendiri hingga kamu lupa bahwa kamu masih memiliki kami, terlebih beberapa hari ini kamu sangat sulit sekali di hubungi.

meskipun daddy mu selalu bilang bahwa anak anaknya sudah dewasa, tapi bagi mommy kalian semua tetap lah anak kecilnya mommy yang selalu ingin mommy jaga."

"ya sudah istirahatlah, kamu pasti sangat lelah, besok kasih tahu mommy dimana pemilik warung itu dirawat, mommy dan daddy akan berkunjung kesana" ucap sang mommy kemudian beranjak dari duduknya meninggalkan Al sendiri di ruang keluarga.

"terima kasih mom... " ucap Al lirih.

Al tak pernah menyangka jika kejadian ini bisa melukai hati mommy nya, ia pikir bahwa ia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri ia tak perlu melibatkan kedua orang tua nya, terlebih sang daddy yang kini usia nya tak lagi muda. ia hanya khawatir jika kejadian yang menimpanya beberapa hari lalu membuat kesehatan sang daddy menurun.

setelah menenangkan diri, Al kemudian beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamar, ketika melewati kamar sang adik, Azzam, ternyata sang adik sudah berdiri dengan badan menyender di pintu kamarnya.

"wah gila kamu kak, masak masalah kayak gitu nggak ngasih tahu kita, tahu nggak, tadi sore aku di semprot sama mommy karena ngebiarin kamu kerja lembur sendiri sedangkan aku udah bisa pulang sore hari, padahal kamu yang pulang duluan. kalau kamu ngasih tahu aku kan setidaknya aku bisa jawab pertanyaan dari mommy, nggak sampe tuh di semprot semprot segala" cerocos Azzam dengan tangan yang melipat di depan dada.

"maafin kakak ya Zam, karena ulah kakak, kamu jadi kena marah mommy, padahal niat awal nggak kasih tahu supaya nggak ada yang khawatir, tapi nggak tahu nya malah masalah semakin besar, dan makasih juga ya, udah bantuin kerjaan kakak di kantor yang terbengkalai, bonus kakak bulan ini buat kamu deh" ucap Al sembari menepuk pundah sang adik.

"seriusan kak? " tanya Azzam yang masih belum percaya.

"iyalah, memangnya aku pernah nggak nepatin omongan ku hm? "

"nggak pernah juga sih, oh yes.. lain kali sering sering lah ngasih bonusnya.. "

"dih ngelunjak, minta aja sana sama daddy.." ucap Al kemudian berlalu meninggalkan Azzam yang tengah bahagia itu.

3

Citra, yang tak lain adalah mommy dari Al, kini tengah duduk di pinggiran ranjangnya, menatap sang suami yang tengah tertidur di sampingnya. hingga beberapa saat ia melihat sang suami melakukan pergerakan, ia segera mengalihkan pandangan nya ke arah lain, sedetik kemudian sang suami pun terbangun dan beranjak duduk kemudian menatap sang istri.

"kenapa belum tidur, apa Al masih belum pulang juga? " tanya Marcello, suami Citra dengan suara lembutnya.

"Sudah, Al sudah pulang. entahlah malam ini aku tak bisa tidur mas, mungkin kekhawatiran ku waktu itu kembali datang ketika beberapa hari ini Al jarang sekali berada di rumah" jawab Citra lirih menatap manik mata sang suami.

"jangan kembali ke masa lalu sayang, kau tahu anak anak kita adalah orang orang yang mempunyai hati yang kuat, tidak mungkin mereka kembali terperosok ke dalam masa lalu nya. aku yakin Al sudah menerima semua ini dengan lapang dada, kita doakan saja semoga ia segera mendapatkan pendamping hidupnya"

"Apakah Al memberi tahu alasan mengapa ia akhir akhir ini dia jarang dirumah? " sambung sang suami.

"ah benar aku baru teringat, tadi Al sudah menjelaskan semuanya kepada ku tentang alasan dirinya yang jarang di rumah, hingga dirinya sering pulang sore dari kantor tetapi larut malam sampai rumahnya"

Akhirnya malam itu Citra segera mengatakan alasan yang sebenarnya dari Al kepada sang suami mulai dari Al yang menabrak warung tenda hingga ia harus bertanggung jawab membantu berjualan. ia juga mengajak sang suami menemaninya untuk menjenguk pemilik warung tersebut di rumah sakit, sedangkan Marcello yang mendengarkan cerita dari sang istri pun mengangguk anggukkan kepalanya, seolah ia tahu bahwa sang putra dapat mengatasi masalahnya.

"jadi begitu, tapi syukurlah kalau ini masalah lain, setidaknya apa yang kamu khawatirkan tidak terjadi lagi. sekarang berbaringlah, aku tahu kamu sangat lelah hari ini, jangan mengorbankan kesehatan mu untuk sesuatu yang sudah teratasi dengan baik. besok kita jenguk pemilik warung itu" ajak Marcello menarik tangan sang istri agar segera berbaring.

keesokan paginya Marcello beserta istri dan anak anaknya tengah menikmati sarapan bersama, tidak ada percakapan di dalam nya karena Marcello sendiri menerapkan peraturan bahwa ketika sedang makan maka mereka yang berada di meja makan di larang untuk berbicara apalagi membicarakan hal yang tidak penting, dan ia akan memberikan waktu beberapa menit setelah sarapan untuk mengobrol.

setelah selesai sarapan barulah Al mulai angkat bicara kepada keluarganya.

"mom, dad maafin Al ya, karena beberapa hari ini Al sering pulang tengah malam padahal tidak ada urusan kantor yang mengharuskan Al pulang terlambat, daddy pasti sudah mendengar alasan Al dari mommy, dan mungkin selama beberapa minggu ini Al akan sering pulang larut malam karena masih harus membantu anak pak Seno, orang yang warungnya Al tabrak untuk membantunya berjualan.

mungkin mommy dan daddy bertanya tanya kenapa tidak Al beri uang saja untuk mengganti semua kerugian nya atau menyuruh orang lain menggantikan Al berjualan, iya kan Zam? " tanya Al di balas anggukan semua orang.

"pak Seno hanya ingin mengajarkan kepada Al agar Al dapat menjadi pria yang bertanggung jawab, jika penyelesaian nya hanya dengan uang, maka orang yang bersalah tidak akan merasa kapok ketika melakukan kesalahan berikutnya, dan menurut Al itu benar adanya, maka dari itu Al menyanggupi nya, toh mereka jualannya sore hari ketika Al selesai mengerjakan pekerjaan kantor, sehingga semua bisa Al atasi"

"daddy bangga sama kamu Al, kamu sudah semakin dewasa menyikapi semua ini, lalu dimana pak Seno itu di rawat Al? " tanya Marcello kepada sang putra.

"di rumah sakit Harapan dad" jawab Al.

Marcello pun mengangguk kemudian menoleh ke arah sang istri yang sejak tadi terdiam " kenapa? " tanya nya.

"tidak ada mas, aku hanya tidak menyangka ternyata anak anak kita sudah tumbuh dewasa dengan cepat, bahkan kita sudah memiliki dua cucu dan satu cicit, tinggal menunggu Al dan Azzam saja yang belum ngasih mommy cucu" ucap Citra sembari tersenyum

"maafin Al ya mom, karena belum bisa kasih mommy cucu" ucap Al menatap sang mommy

"halah kau itu apaan sih kak, jangan kan ngasih mommy cucu, ngasih mommy mantu saja belum kok" sahut Azzam cepat.

Al yang mendengar hal itu pun melotot kepada sang Adik, entah mengapa adik laki laki nya ini sangat suka sekali mengejek dirinya, tidak seperti kembaran adiknya, adik perempuan nya Azura yang sangat menyayangi dirinya sama seperti sang mommy.

sedangkan azzam yang mendapat tatapan tajam dari sang kakak pun buru buru berpamitan kepada kedua orang tua.

"mom dad Azzam berangkat sekarang, sudah di tungguin temen, Assalamualaikum " pamitnya kemudian segera berlari keluar rumah.

Marcello dan Citra pun mengulung senyum melihat putra nya yang lari terbirit birit karena menghindari tatapan tajam dari sang kakak sedangkan Al mengusap wajahnya kasar.

"jangan memikirkan yang lain, fokus dengan masa depan kamu Al" Citra seakan mengerti isi hati sang putra yang tampak muram.

"ya mom... "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!