NovelToon NovelToon

Kita Berbeda

Tentang Bima dan Kayla

Frederick Abimana Horrison/Bima

Frederick Abimana Horrison atau yang biasa dipanggil Bima oleh keluarga dan temannya itu adalah keturunan dari James Harrison pemilik hotel bintang lima yang merupakan salah satu hotel mewah di Jogjakarta.

Wajah tampan rupawan dan menjadi incaran para gadis remaja seusianya. Alih alih memanfaatkan ketampanannya untuk mengikat para gadis, Bima malah memilih bersikap dingin untuk menghindar dari yang namanya pacaran.

Bima memiliki saudara kembar yaitu Frederick Aryatama Horrison. Arya adalah kakak yang lahir lebih tua lima menit dari Bima.

Keluarga James Horrison hanya memiliki dua putra yaitu si kembar Arya dan Bima. Mereka bersekolah di tempat yang sama, yaitu SMU Gemilang. Arya dan Bima sama sama menyukai olahraga basket dan menjadi anggota inti tim basket di sekolahnya. Bersama dengan ketiga sahabatnya yang lain, yaitu Kennan, Irsyad dan Aldi. Mereka termasuk dalam jajaran mostwanted di sekolahnya.

Semenjak kecil Bima lebih sering berinteraksi dengan nenek dari pihak ibu yang memiliki keyakinan yang berbeda dengan papanya.

Papa Bima yang seorang warga negara berkebangsaan Jerman adalah seorang nasrani sedangkan mama Bima yang merupakan warga jogja tulen awalnya adalah seorang muslim. Hingga saat menikah dengan papa James mama Bima mengikuti keyakinan sang suami. Karena pernikahan berbeda agama tidak diperbolehkan secara hukum negara.

Karena interaksi Bima dengan nenek dari pihak mamanya sangat dekat membuat Bima tidak asing dengan rutinitas kewajiban sholat lima waktu. Bahkan tak jarang Bima mengikuti sang nenek saat sedang menghadiri pengajian rutin.

Bima merasakan kenyamanan saat mendengarkan tausiah dalam pengajian tersebut. Hingga tanpa sepengetahuan papanya, Bima sering membaca banyak buku tentang agama islam.

Kayla Syawalia Hanum/Kayla

Kayla Syawalia Hanum adalah seorang gadis yatim piatu. Kedua orang tuanya telah lama meninggal. Sang bunda meninggal dunia sesaat setelah melahirkannya, sedangkan sang ayah meninggal dunia saat Kayla masih duduk di bangku sekolah dasar.

Ayah Kayla menderita penyakit jantung koroner yang sudah melewati berbagai macam metode penyembuhan. Hingga akhirnya nyawa ayah Kayla tidak dapat tertolong lagi.

Sepeninggal ayahnya, Kayla ditampung oleh kerabat jauh dari sang ayah. Kerabat jauh ayah Kayla itu masih lajang, dapat dikatakan dia adalah seorang perawan tua. Karena meski usianya sudah menginjak 40 tahun dia belum menikah. Hingga Kayla menginjak sekolah menengah pertama, dia masih tinggal bersama perempuan yang dipanggilnya bibi Sarah.

Namun saat Kayla memasuki jenjang sekolah menengah atas bibi Sarah menikah. Kayla harus hidup sendiri karena bibi Sarahnya itu diboyong oleh sang suami ke pulau seberang.

Kayla sempat ditawari untuk ikut bersama pasangan suami isteri itu namun Kayla menolaknya. Dia ingin mandiri dan tidak memberatkan kehidupan kerabatnya yang sesungguhnya berada di dalam kondisi ekonomi yang tak jauh dari kata miskin juga.

Selama ini Kayla sudah merasa beruntung karena kerabat yang dipanggilnya bibi Sarah itu sudah merawat dan menyayanginya seperti anak sendiri. Kayla tidak ingin selamanya bergantung pada perempuan yang sudah dianggapnya sebagai pengganti ibunya tersebut.

Kayla sudah sangat berterima kasih karena selama merawat dirinya, bibi Sarah telah mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Bibi sarah juga yang mengenalkan Kayla tentang berdagang.

Hingga akhirnya Kayla mampu mendirikan sebuah toko kecil yang menyediakan peralatan basket. Mulai dari baju hingga printilan yang dibutuhkan untuk olahraga basket.

Awal Kayla memilih olah raga basket sebagai targetnya karena dia juga sangat menyukai olahraga yang berhubungan dengan benda bundar berwarna oranye tersebut.

Meski tidak seramai toko toko besar yang ada di kotanya, setidaknya Kayla mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dari toko kecilnya tersebut.

🌷🌷🌷

Cukup itu saja yak perkenalan tokohnya...

Untuk tahu keseruan kisah mereka langsung pencet tombol ❤ and save yakk....

Langsung cuzzz yak... sapa tau babang tampan Kennan sesekali nyempil di sini😉😉😉

Visual Bima othor ganti yakk... othor lg ter enwoo... enwoo😘😘😘

Tengyu so much all....

I love U and I Miss U and I love U and I Miss U and.... Lope lope sekebon buat kalian semua My Beloved Readers

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Awal Pertemuan

Brugh

"Aww..." ringis seorang gadis dengan mengusap keningnya yang terasa nyeri karena telah membentur sesuatu yang cukup keras.

Gadis itu adalah Kayla Syawalia Hanum.

"Kalau jalan pakek mata dong." suara bariton di depan gadis itu terdengar sangat ketus dan membuat rungu Kayla berdengung.

Gadis bernama Kayla yang masih terduduk setelah menabrak itu menghentikan aksinya mengusap kening, lalu memfokuskan pandangannya ke depan.

Menangkap dua buah kaki jenjang berdiri di depan matanya, Kayla menggerakkan kedua bola matanya. Memindai asal kaki jenjang tersebut dengan mendongak.

Seketika Kayla memasang wajah masam saat netranya menangkap tubuh jangkung berdiri tegak dengan kedua tangan masuk ke dalan kantong celana seragam sekolah SMA.

Gayanya terlihat sombong dan angkuh, tak sedikitpun keramahan pada wajahnya yang sesungguhnya sangatlah tampan.

Tampan??

Isshh... Kayla segera menepis wajah yang sempat menodai mata perawannya. Kayla memilih untuk segera bangkit, membawa tubuhnya berdiri tegak.

Kayla menatap sinis cowok bertopi dan memakai seragam sekolah menengah umum yang tengah memberikan tatapan dingin kepadanya tersebut.

Dalam hati mengumpat kesal melihat gaya cowok di depannya yang sok cool, sok keren itu.

"Aku jalan pakek kaki bukan pakek mata." Ketus gadis berkerudung lebar bernama Kayla Syawalia Hanum itu beranjak berdiri seraya menepuk baju bagian belakangnya yang sedikit kotor akibat mendarat di lantai parkiran mall.

Cewek sialan... berani beraninya dia jawab gue... mana yang diomongin bener lagi... umpat hati Bima kesal. Tanpa menyurutkan tatapan tajam pada sorot matanya.

Bima memilih tak menyahuti ucapan sinis gadis yang menurutnya berpakaian aneh tersebut.

Bagaimana tidak aneh jika di tengah hari bolong yang cuacanya sangat panas menyengat ini, gadis galak itu memakai rok lebar yang menyentuh lantai serta baju bagian atas yang menjuntai hingga setengah kakinya. Terlihat sangat kebesaran dan menutupi seluruh tubuhnya. Ditambah dengan kerudungnya yang juga hampir menutup setengah tubuhnya. Jangan lupakan warna pakaiannya yang hitam gelap. Tidak salah bukan jika Bima menyebut penampilan gadis di depannya itu aneh.

Bahkan Tita teman sekolahnya yang juga berkerudung tidak memakai pakaian sebegitu longgarnya.

Meski pakaian yang gadis itu kenakan tidak sebesar ukhti ukhti bercadar, tetap saja pastinya akan sangat terasa gerah dan menyiksa tubuh di cuaca terik seperti saat ini.

Dia mau ke makam apa ngemoll sih... tentu saja Bima hanya mengungkapkan kalimat itu hanya dalam hati saja.

Sorot matanya bergerak memindai tubuh Kayla dari atas sampai bawah sebelum akhirnya Bima memutuskan bergerak membalik tubuhnya untuk beranjak pergi dari sana. Toh gadis itu tidak mengalami cedera, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan oleh Bima.

"Eh... eh... cowok songong...." Kayla berseru pada Bima yang terlihat hendak pergi begitu saja.

Bima menoleh kan kepala ke belakang dengan tatapan datar.

"Kamu mau pergi gitu aja?" Kayla dengan melebarkan kelopak matanya kesal.

Bima menghela nafas kasar, lalu membalik tubuh sepenuhnya kembali berhadapan dengan Kayla.

"Kenapa? Minta pertanggungjawaban dari gue? Emangnya gue bikin lo hamil?" Ucap Bima terdengar sangat pedas di telinga Kayla.

Kayla menajamkan kedua bola matanya mendengar ucapan frontal nan pedas mulut Bima.

"Mulut kamu kalau ngomong di jaga ya, jangan sembarangan. Bikin orang lain salah paham tau nggak." Kayla berseru dengan dada bergemuruh. Ekor matanya bergerak memindai kanan kiri, takut jika ucapan cowok di depannya terdengar oleh orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Ada sedikit kelegaan saat Kayla menemukan tidak ada yang peduli dengan keributan yang tengah terjadi padanya.

"So... mau lo apa. Lo gak ada patah kaki juga kan?" Bima berusaha tetap tenang, memperlihatkan wajah datarnya meski emosi telah mencapai puncak ubun ubun kepalanya.

"Setidaknya kamu harus minta maaf sama aku." Kayla dengan nada menuntut.

"Heh..." Bima tersengih mendengar ucapan gadis yang entah dari dunia mana datangnya itu. Kemudian bersidekap dada seraya memandang remeh pada Kayla.

"Emangnya gue yang bikin lo kejedot lantai? Enggak kan?" Bima dengan tatapan angkuhnya.

"Iya lah. Coba kalau kamu nggak ngalangin jalan aku, nggak bakalan aku jatuh."

Kayla tetaplah seorang perempuan. Perempuan yang biasa disebut netizen sebagai makhluk maha benar.

"Lo nggak usah ngada ngada, lo mau uang dari gue?" Bima dengan membuka dompet yang dia ambil dari saku celananya. Ucapannya terdengar meremehkan.

Ucapan Bima yang bernada meremehkan membuat Kayla semakin geram.

"He cowok songong. Kamu jadi orang jangan suka meremehkan orang lain ya. Kamu pikir semuanya bisa diselesaikan begitu saja dengan uang. Walaupun aku miskin aku nggak butuh uangmu." Jari telunjuk Kayla tepat menunjuk dada Bima dengan tidak menyentuhnya.

"Aku lebih menghargai ucapan maaf dari mulutmu dari pada lembaran kertas dari dompetmu. Masih dapat uang dari orang tua aja sombong." ketus Kayla berlalu pergi dari hadapan Bima dengan perasaan dongkol.

"Amit... amit... jangan sampai ketemu lagi sama cowok modelan kek begitu." gerutu Kayla kesal.

🌷🌷🌷

Bima Kesel Kennan Jutek

"Dasar cewek resek. Dia yang salah dia yang marah." gerutu Bima dengan menarik kursi di samping Aldi.

Aldi yang mendengar gerutuan Bima yang tak jelas pun mendongak.

"Ngomong apan sih Ma?" Aldi dengan heran. Menatap menyelidik pada Bima yang menggerutu dengan raut wajah tertekuk kesal.

Saat ini Bima dan teman geng basketnya memang ada janji ngumpul bareng di sebuah kafe yang berada di lantai dasar salah satu mall.

Acara kumpul yang sering mereka lakukan disaat geng basket inti SMU Gemilang itu memiliki waktu luang.

"Udah gue bilang berapa kali jangan panggil nama gue kek gitu, masih aja ngeyel lo." Bima dengan menjitak pucuk kepala Aldi lalu mendaratkan bobot tubuhnya dengan cukup kasar.

Aldi mengusap pucuk kepalanya dengan sedikit meringis karena Bima telah menjitaknya dengan cukup keras.

Arya yang telah sampai lebih dulu, dan saat ini duduk tepat di hadapan Bima hanya mengerutkan kening heran saat mendapati wajah Bima yang sedang kesal.

Sedangkan Kennan yang juga duduk di sebelah Arya, hanya melihat Bima sekilas kemudian mengalihkan pandangannya seolah tak peduli. Pandangan matanya entah kemana. Cowok kulkas itu memang sering bertingkah tak jelas akhir akhir ini. Moodnya naik turun seperti rooler coster.

"Habisnya gue harus manggil apa coba? Bimbim? Nggak enak Ma. Berasa kek manggil dedek kecil gemoy gue. Mama? Rasanya nggak pantes. Ntar dikira kita jeruk makan jeruk." Aldi dengan terkekeh.

"Bima. Nama gue itu tauk." Bima dengan menekan pada namanya.

"Terlalu panjang Ma, nggak enak." Aldi masih saja ngeyel menggoda Bima yang tengah kesal.

"Serah lo lah, bacot." seru Bima menatap tajam Aldi. Terlihat jelas ada kemarahan pada tatapan itu.

"Ye malah marah. Sensi amat sih jadi orang. Masih muda dab, jaga pola makan biar nggak darah tinggi." Aldi seakan tak peduli dengan tatapan tajam Bima.

"Elo kesambet apaan sih? Perasaan tadi baek baek aja." Akhirnya Arya tidak bisa membendung rasa keingintahuannya.

Pasalnya Arya dan Bima berangkat bareng dan dalam mobil yang sama. Sepanjang perjalanan menuju mall yang menjadi tempat mereka berkumpul, Arya tidak mendapati keanehan pada adik kembar selisih lima menitnya tersebut.

Kedua kakak adik itu mengobrol normal dan tidak ada hal yang dapat memancing emosi. Hingga akhirnya mereka sampai di parkiran lantai mall bawah dan turun dari kendaraan pun tidak ada sesuatu yang aneh.

Hanya saja Bima pamit mampir ke toilet lebih dulu sedangkan Arya langsung menuju kafe tempat kumpulnya dengan geng basket SMU Gemilang.

"Kesambet cewek depan toilet."

Ucapan Irsyad yang baru saja datang membuat Aldi, Bima dan juga Arya sontak mengarahkan pandangan pada Irsyad.

"Yang bener pak ustadz. Jangan jangan ceweknya jelek makanya jadi sensi kek gini." Aldi dengan nada mengejek.

Irsyad menggedikkan bahu sembari mendudukkan diri di samping Arya. "Tau. Gue nggak liat wajahnya."

"Pasti jelek." Aldi lagi.

"Jelek pakek banget. Mana dia yang salah eh malah marah marah ke gue." Wajah Bima yang semula biasa kembali tertekuk kesal mengingat gadis yang bertabrakan dengannya di depan toilet beberapa saat lalu.

Meski wajah Kayla tidak jelek namun karena Bima saat ini sangat kesal dan diselimuti rasa marah pada gadis itu, kata kata itu terlontar begitu saja untuk mengungkapkan rasa kesalnya.

"Lah beneran jelek ya." Aldi cengo.

"Iya Al, mana style nya nggak banget lagi." Bima.

"Emang style nya kek mana Ma? Rok mini? Daleman doang? Atau tukang jahitnya ogah nerusin?" Aldi dengan raut wajah sangat penasaran.

"Enggak gitu sih. "

"Lalu?" Aldi.

"Bajunya sopan sih kek Tita." Bima tanpa sadar menyebutkan nama gadis yang membuat mood Kennan anjlok.

Seketika Kennan memberikan melayangkan tatapan tajam pada Bima, setelah mendengar nama Tita disebut.

🌷🌷🌷

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!