Terima kasih kasih sudah mampir - Selamat membaca ya.
•••
Siang itu.
Tampak di sebuah perusahaan para karyawan tampak keluar dari halaman kantor, ada yang membeli minum, ada yang keluar mencari makan siang dan ada pula yang sekedar hanya meregangkan tubuh setelah duduk begitu lama.
Di antara mereka ada seorang wanita bernama Shani yang menjadi salah satu dari karyawan perusahaan itu, wanita berusia 26 Tahun, memiliki wajah yang cantik, bertubuh ideal dan juga di kenal baik oleh semua orang di kantor itu.
"Shan, makan apa?." Tanya Dini pada sahabat nya Shani.
"Gak tahu, binggung."Balas Shani.
"Em, Makan Bakmie aja yuk?, itu yang di ujung jalan sana, dekat pasar." Dini menarik tangan Shani sembari menyelesaikan kalimat nya dan berjalan ke arah parkiran.
"Jauh kali Din, dekat-dekat sini aja dech."Saut Shani dengan raut penolakan.
"Apa guna nya motor kita sih Shan, udah, ni pake helm, tidak ada kompromi." Dini memberikan helm pada Shani untuk ia kenakan. melihat sang sahabat yang sangat memaksa, Shani pun hanya menurut, meski sebenarnya ia sangat enggan mencari makan siang jauh-jauh.
•••
Kedai Bakmie
Shani dan Dini sampai di sebuah Warung bakmie yang hanya sebuah kios kecil, namun tampak ramai pengunjung.
"Enak ya din?."Tanya Shani saat ia turun dari motor.
"Enak lah, gak liat rame gitu, Halal udah tenang aja."Balas dini dan menarik nya masuk ke dalam.
"Pak, Bakmie nya 2 bungkus ya."Ucap Dini.
Shani pun tampak duduk memainkan ponsel menunggu antrian mie nya akan di buat, hingga colekan dari dini mengalihkan pandangan Shani.
"Eh, liat tu, anak pemilik warung, ganteng kan." Bisik Dini.
Bisikan itu seketika membuat Shani melirik kiri kanan karena takut malu di dengar orang lain. setelah ia rasa aman, ia pun melihat ke arah di mana seorang laki-laki muda tampan sedang membawakan sayur ke meja dimana Ayah nya sedang menyiapkan pesanan orang-orang.
"Aku sih suka mie nya, tapi di tambah bisa liat anak nya yang ganteng makin suka tahu aku kesini."Ucap Dini lagi sembari tersenyum dan menatap penuh pesona pada laki-laki muda yang tampak sedang sibuk.
"Tapi kayak nya masih muda dech Din."
"Lah, emang nya kenapa, enak kali pacaran sama brondong." Saut Dini menyenggol Shani.
"Iya dech iya."
"Tapi ganteng kan?, Awas kalau naksir."Kata Dini tersenyum. Shani hanya tersenyum geli mengelengkan kepala nya.
Tiba-tiba Dini bangkit dari duduk nya, menghampiri laki-laki muda yang di kenal bernama Dion. Shani yang melihat tampak binggung apa yang ingin di lakukan Dini, ia pun hanya duduk melihat sahabat nya itu.
"Mas, boleh pinjam toilet gak?." Tanya Dini.
"Oh, boleh, masuk aja, di belakang sebelah kiri." balas nya.
Dini berjalan ke arah toilet sembari tersenyum ke arah Shani, melihat hal itu, Shani pun mengelengkan kepala nya, karena ia tahu, itu hanya alasan Dini agar bs berbicara dengan laki-laki itu.
Shani awal nya tak begitu memperhatikan dan tak begitu terpesona seperti dini pun kembali memainkan ponsel nya.
"Kak, Mie nya sudah jadi."sebuah suara lekas membuat Shani mengangkat kepala nya. melihat laki-laki itu telah berdiri di hadapan nya. karena agak terkejut Shani bangkit dari duduk nya, namun hampir saja kepala nya terkena wajah Dion, namun Dion bisa menghindar. menyadari hal itu, Shani pun jadi makin salah tingkah.
"Maaf ya mas."Ucap Shani.
"Iya, gak apa-apa."Balas Dion dengan senyuman nya.
Setelah membayar, berpapasan dengan Keluar nya Dini dari toilet, kedua nya pun naik motor untuk segera pergi. saat ia sudah duduk di atas motor, Shani menoleh ke arah Dion, berpapasan dengan Dion yang juga melihat ke arah nya, membuat Shani jadi salah tingkah, Keterkejutan nya tadi hampir saja membuat Shani malu.
Dion adalah seorang laki-laki berusia 24 tahun, membantu warung Milik keluarga sejak ia menyelesaikan kuliah nya s1. memiliki wajah yang tampan dan masih muda membuat daya tarik tersendiri di warung mie milik keluarga nya, selain mie yang enak, banyak juga wanita yang datang hanya untuk sekedar bertemu dengan anak si pemilik warung.
saat sampai di kantor.
Shani dan Dini duduk menikmati Mie yang tadi mereka beli. di sepanjang makan mereka Dini terus menceritakan tentang anak pemilik warung itu, bahkan membayangkan bisa berpacaran membuat Shani terkekeh mendengar nya. tentu saja itu tidak lah mungkin karena Dini telah memiliki kekasih.
Shani pun menjadi pendengar yang baik dengan sangat amat terpaksa, mendengar setiap inci tentang Dion dari Dini yang mengagumi laki-laki itu.
Selain telah memiliki pacar, Dini juga memiliki umur yang jauh dari umur Dion yang Dini cerita kan, sebulan yang lalu Dini telah berusia 28 tahun tapi memiliki keinginan berpacaran dengan laki-laki yang berusia 24 tahun, membuat Shani geli geli saat membayangkan nya.
"Kamu tahu dari mana sih tentang si Dion dion itu dari mana sih?, lengkap banget biodata nya." Tanya Shani.
"Aku kan ada follow sosial media nya." Dini terkekeh, Shani pun mengelengkan kepala mendengarnya.
"Emang nya kamu gak tertarik sama laki-laki itu, ganteng loh Shan."Ucap Dini.
"Engak."
"Sekarang Engak, mana tahu nanti suka."Balas Dini tersenyum mengoda Shani.
"Iya iya, liat nanti aja liat nya, tapi ingat pacar...."Kata Shani mengingatkan Dini yang sudah memiliki pacar.
"Ngebayangin aja boleh kali." Dini tertawa. Shani pun ikut tertawa mendengar ucapan sahabat nya.
"Genit ih."
"Biarin, dari pada jomblo." ledek dini.
"Iya-iya, tahu kok yang punya pacar."Balas Shani. Dini pun tertawa terbahak-bahak.
Shani tersenyum mendengar godaan sahabat nya, memang harus Shani akui kalau ada daya tarik tersendiri dari laki-laki yang baru saja ia lihat hari ini.
•••
Saat jam pulang kantor telah tiba, Shani dan Dini mengunakan sepeda motor masing-masing untuk pulang, Dini pun tampak sudah duduk di motor.
"Duluan ya Shan."
"Hati-hati ya Din."
"Iya Beb, see you tomorrow." balas Dini sembari menjalankan motor nya.
Shani tersenyum dan melambaikan tangan nya. saat ia duduk di atas motor, Shani terpikirkan dengan Dion, Cerita dini tentang laki-laki itu benar-benar telah membuat sosok itu melekat juga di pikiran Shani saat ini.
Saat perjalanan pulang, Shani pun melewati warung itu dan menoleh untuk sekedar melihat apa kah masih buka atau sudah tutup. tampak warung itu masih buka dan terlihat masih ada Dion yang begitu masih sibuk membantu ibu dan ayah nya membuat pesanan.
"Pasti capek banget."Gumam Shani melihat rumah makan itu begitu ramai.
•••
Malam hari di kamar.
Shani terpikirkan terus tentang Dion. membuat nya terus mengingat wajah laki-laki itu terus.
Shani berbaring di atas tempat tidur dan melihat ke langit-langit kamar nya. "Astaga, Gara-gara dini, aku jadi kepikiran terus." Gumam Shani.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan Shani yang lansung melihat ke ara pintu kamar nya yang perlahan terbuka karena tidak ia kunci.
Tampak Bu Irma, Ibu nya Shani masuk ke dalam kamar Shani.
"Mama." Shani pun lekas mengubah posisi nya menjadi duduk dan melihat ibu nya.
"Belum tidur Shani?." tanya Bu Irma.
"Belum Ma, Ada apa?." Tanya Shani heran.
"Hari Minggu temani Mama dan Papa ke acara ulang tahun teman Mama ya." ucap Bu Irma.
Shani sejenak diam, memikirkan hari apa hari ini dan menghitung berapa hari lagi menuju hari minggu. "Iya Dech Ma." Balas Shani.
"Ya udah sayang, kamu istirahat ya, Besok mau kerja."Ucap Bu Irma. Shani pun tersenyum dan menganggukkan kepala nya.
Malam ini, Shani begitu di lema, ia bahkan hanya bertemu satu kali dengan Dion, namun ia kini malah terus teringat sosok laki-laki itu, mengingat setiap detil senyuman nya, ucapan nya, bahkan rajin nya ia membantu ayah dan ibu nya membuat Shani merasa ada yang spesial dari sosok Dion.
Shani bahkan tak sabar lagi untuk segera menyambut mentari, Lekas membaringkan tubuh nya untuk tidur, meski sedikit kesusahan. agar ia bisa kembali melihat sosok Dion di warung mie itu.
•••
Bantu Like dan Vote nya ya Teman-teman. Biar Author tambah semangat buat Update setiap hari. tinggalkan komentar kalian, Supaya Author tahu ni kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih banyak ya 🤗🙏
Keesokan paginya.
Shani berangkat ke kantor seperti biasa mengunakan sepeda motor, saat ia sampai di persimpangan jalan, Shani tersenyum saat ia melihat warung mie itu telah buka dan ada dion disana tengah memotong sayuran.
"Candu banget." Ucapan lirih itu tanpa sadar di ucapan Shani, membuat wanita tersadar salah tingkah saat sadar dengan ucapan nya.
Motor Shani tiba-tiba saja ia bleokak ke sana, seperti ada dorongan untuk membawa berhenti disana. dengan ragu-ragu ia turun dari motor karena terlanjut sudah sampai disini, Shani pun lalu singgah untuk membeli sebungkus bakmie agar ia tidak malu kalau harus meninggalkan tempat parkiran tanpa membeli. "Astaga, aku tidak ada beda nya dengan mereka, membeli hanya untuk melihat dia, padahal aku sudah makan tadi. " Gumam Shani terkekeh di dalam hati nya, ia merasa konyol akan diri nya.
Tidak seperti kemarin yang memainkan ponsel tanpa melihat sekitaran, hari ini Shani lebih banyak melihat Dion membuatkan pesanan orang dari pada memainkan ponsel nya. pria itu tampak sibuk dengan tangan nya, membuat mie.
"Sudah kak."Dion memberikan pesanan Shani, Shani pun menerima nya dengan senang hati dan tersenyum.
"Makasih." Balas Shani dan di balas anggukan sopan oleh Dion. begitu saja Dion kembali ke meja jual nya.
Shani naik ke motor dan sekali melirik Dion, namun laki-laki itu tampak sudah sibuk dengan kerjaan nya, tak melirik ke arah nya sama sekali, seperti kemarin.
•••
Di kantor.
Shani duduk di kursi sembari tersenyum membayangkan wajah Dion yang begitu manis saat tersenyum.
"Lamunin apa sih?." Tanya Dini yang datang mengagetkan Shani.
"Dini, Kaget tahu."Balas Shani.
"Hm, gitu aja kaget, mikirin apa sih?, mikirin cowok ya?, Siapa?, cerita dong?, Anak Mana?, Anak kantor sini ya?." Berbagai pertanyaan yang sangat penasaran di lontarkan Dini pada Shani.
"Apa sih, Engak ada."Balas Shani salah tingkah sembari merapihkan kertas-kertas yang ada di meja kerja nya.
"Aku tahu kali, kalau lagi Boong."Ucap Dini menatap penuh selidik.
"Gak ada, makan siang yuk." Kata Shani mengalihkan perhatian Dini yang terus mencerca nya dengan berbagai pertanyaan.
"Cerita dulu!."
"Engak ada apa-apa, udah ayo ke kantin." Kata Shani sembari mengandeng tangan Dini ke kantin kantor.
Sejak hari itu, Shani mulai rutin lewat dan sekedar menoleh tanpa berani sekali pun menyapa Dion. membeli agar bisa melihat laki-laki itu, sangat konyol memang bagi Shani, tapi itu tidak bisa ia tolak, atau pun ia tahan.
•••
Malam Itu.
Shani yang tengah lapar ke dapur untuk mencari makanan yang bisa mengisi perut ny.
"Cari apa nak?." Tanya Bu Irma.
"Cari makan ma. gak ada mie ya ma?." Tanya Shani.
"Habis sayang, Mama belum keluar belanja bulanan."Balas Bu Irma.
Shani pun cemberut memajukan bibir nya. "Ya udah ma, aku cari makan dulu ya di luar."Ucap Shani.
"Udah malam Shani."
Shani melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. "Masih Awal kok ma, baru jam 9."Balas Shani.
"Ya udah, jangan lama-lama ya."Ucap Bu Irma.
"Iya Ma."
Di minimarket.
Shani membeli beberapa mie instan, saat ia sedang memilih Shani tanpa sengaja menyenggol seseorang karena terlalu fokus mata ny ke mie instan yang ingin ia pilih.
"Eh, Maaf ya Mas."Ucap Shani dengan cepat.
"Gak apa-apa."Balas Nya.
Shani terkejut saat siapa yang sedang berada di hadapan nya. "Dia."Batin Shani.
Dion menatap Heran Shani yang melihat nya tanpa bekedip. namun Dion tak menghiraukan nya dan berlalu pergi. melihat Dion pergi, Shani menepuk jidat nya.
Shani lalu diam-diam melihat Dion yang tengah memilih makanan, tak ada keberanian bagi Shani untuk menyapa nya atau mengghampiri laki-laki itu.
Mempertahan kan harga diri ny sebagai seorang perempuan, Shani tak punya keberanian untuk menyapa laki-laki itu lebih dulu. hingga ia hanya melihat nya dari jauh saja dan melihat Dion pergi dan meninggalkan tempat itu.
"Hm, perasaan rumah ku udah jauh banget dari warung dia, tapi kenapa kok bisa-bisa nya ketemu dia lagi disini."Batin Shani.
Ia semakin galau karena sosok Dion ada selalu di pikiran nya saat ini.
•••
Bantu Like dan Vote nya ya Teman-teman. Biar Author tambah semangat buat Update setiap hari. tinggalkan komentar kalian, Supaya Author tahu ni kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih banyak ya 🤗🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!