Dewa Narendra, seorang pria yang berusia 28 tahun. Di usianya yang masih sangat muda, ia mampu memegang kendali dalam sebuah kelompok mafia kejam.
Dewa mampu melakukan apapun yang dia inginkan dan mendapatkan apapun yang dia mau. Namun hal itu tidak membuat Dewa menjadi seorang pria yang tidak memiliki tanggung jawab.
Dewa sudah memiliki seorang kekasih yang sudah ia kencani sejak masih kuliah. Dia begitu perhatian dan lembut terhadap kekasihnya itu.
Seperti hari ini, Dewa sengaja datang ke rumah sang kekasih yang bernama Jihan. Dia sengaja datang ke rumah Jihan tanpa memberi kabar terlebih dulu lada Jihan.
Dewa membuka pintu rumah Jihan, dia masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar Jihan. Namun saat ia akan membuka pintu kamar Jihan, ia menndegar suara ******* yang cukup keras dari dalam kamar Jihan.
Dewa meremas gagang pintu kamar Jihan karena dia sangat marah.
Brack
Dewa melihat Jihan yang sedang asik berhubungan badan dengan seorang pria muda.
"Dewa" Ucap Jihan terkejut.
"Jadi ini yang kamu lakukan jika tidak ada aku di samping kamu?" Ucap Dewa marah.
"Dewa dengarkan penjelasan ku dulu" Pinta Jihan yang menhampiri Dewa dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Jangan mendekat" Ucap Dewa mengarahkan pistolnya ke arah kepala Jihan.
Pria yang bersama Jihan tadi pun bangkit untuk melindungi Jihan. Dia berdiri di depan Jihan untuk menghalangi Dewa yang ingin menembak Jihan.
Dewa tersenyum mengejek melihat perhatian pria yang bersama Jihan itu.
"Apa kamu tidak tau siapa aku?" Ucap Dewa.
"Aku tidak peduli siap kamu, tapi kamu sudah membahayakan keselamatan Jihan" Ucap pria itu tegas.
Dor
Dewa menembak kaki kanan milik pria itu tanpa mengedipkan matanya sama sekali.
"Randi" Teriak Jihan yang terkejut dengan tembakan Dewa ke kaki pria yang bernama Randi itu.
"Jangan pernah muncul kembali di depan mata ku. Jika saja aku melihat kamu lagi, di saat itu pula aku akan membunuh mu" Ucap Dewa tegas.
"Dan kamu jal****g, jangan pernah temui aku lagi. Aku akan melakukan hal yang sama jika kamu berani menemui ku" Ancam Dewa.
Dewa berbalik lalu berjalan keluar dari rumah Jihan. Dia sangat kecewa dengan Jihan. Sejak mereka menjalin asmara, Dewa sama sekali tidak pernah menyentuhnya karena sangat menghargai Jihan. Namun apa yang ia lihat membuatnya kecewa.
Di rumah sakit.
Jihan membawa Randi ke rumah sakit. Jihan tampak khawatir dengan keadaan Randi karena tembakan Dewa mengenai tulang kering Randi. Di tambah Jihan kehilangan kebebasannya untuk mengambil uang dari kartu yang di berikan oleh Dewa. Dia bingung harus membayar biaya rumah sakit Randi dengan apa.
"Randi maafkan aku. Aku tidak bisa menemani kamu sekarang. Maafkan aku" Guman Jihan dari balik pintu ruang inap Randi.
Jihan pergi dari rumah sakit tanpa membayar biaya rumahs sakit Randi sama sekali. Dia jug meninggalkan Randi tanpa pamit pada Randi karena dia malu.
Pihak rumah sakit menghubungi keluarga Randi untuk mengabari keadaan Randi yang kini berada di rumah sakit.
Tak lama seorang gadis muda datang ke rumah sakit. Dia masih memakai seragam sekolahnya dan berlari ke arah resepsionis rumah sakit.
Dewa Narendra, seorang pria yang berusia 28 tahun. Di usianya yang masih sangat muda, ia mampu memegang kendali dalam sebuah kelompok mafia kejam.
Dewa mampu melakukan apapun yang dia inginkan dan mendapatkan apapun yang dia mau. Namun hal itu tidak membuat Dewa menjadi seorang pria yang tidak memiliki tanggung jawab.
Dewa sudah memiliki seorang kekasih yang sudah ia kencani sejak masih kuliah. Dia begitu perhatian dan lembut terhadap kekasihnya itu.
Seperti hari ini, Dewa sengaja datang ke rumah sang kekasih yang bernama Jihan. Dia sengaja datang ke rumah Jihan tanpa memberi kabar terlebih dulu lada Jihan.
Dewa membuka pintu rumah Jihan, dia masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar Jihan. Namun saat ia akan membuka pintu kamar Jihan, ia menndegar suara ******* yang cukup keras dari dalam kamar Jihan.
Dewa meremas gagang pintu kamar Jihan karena dia sangat marah.
Brack
Dewa melihat Jihan yang sedang asik berhubungan badan dengan seorang pria muda.
"Dewa" Ucap Jihan terkejut.
"Jadi ini yang kamu lakukan jika tidak ada aku di samping kamu?" Ucap Dewa marah.
"Dewa dengarkan penjelasan ku dulu" Pinta Jihan yang menhampiri Dewa dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Jangan mendekat" Ucap Dewa mengarahkan pistolnya ke arah kepala Jihan.
Pria yang bersama Jihan tadi pun bangkit untuk melindungi Jihan. Dia berdiri di depan Jihan untuk menghalangi Dewa yang ingin menembak Jihan.
Dewa tersenyum mengejek melihat perhatian pria yang bersama Jihan itu.
"Apa kamu tidak tau siapa aku?" Ucap Dewa.
"Aku tidak peduli siap kamu, tapi kamu sudah membahayakan keselamatan Jihan" Ucap pria itu tegas.
Dor
Dewa menembak kaki kanan milik pria itu tanpa mengedipkan matanya sama sekali.
"Randi" Teriak Jihan yang terkejut dengan tembakan Dewa ke kaki pria yang bernama Randi itu.
"Jangan pernah muncul kembali di depan mata ku. Jika saja aku melihat kamu lagi, di saat itu pula aku akan membunuh mu" Ucap Dewa tegas.
"Dan kamu jal****g, jangan pernah temui aku lagi. Aku akan melakukan hal yang sama jika kamu berani menemui ku" Ancam Dewa.
Dewa berbalik lalu berjalan keluar dari rumah Jihan. Dia sangat kecewa dengan Jihan. Sejak mereka menjalin asmara, Dewa sama sekali tidak pernah menyentuhnya karena sangat menghargai Jihan. Namun apa yang ia lihat membuatnya kecewa.
Di rumah sakit.
Jihan membawa Randi ke rumah sakit. Jihan tampak khawatir dengan keadaan Randi karena tembakan Dewa mengenai tulang kering Randi. Di tambah Jihan kehilangan kebebasannya untuk mengambil uang dari kartu yang di berikan oleh Dewa. Dia bingung harus membayar biaya rumah sakit Randi dengan apa.
"Randi maafkan aku. Aku tidak bisa menemani kamu sekarang. Maafkan aku" Guman Jihan dari balik pintu ruang inap Randi.
Jihan pergi dari rumah sakit tanpa membayar biaya rumahs sakit Randi sama sekali. Dia jug meninggalkan Randi tanpa pamit pada Randi karena dia malu.
Pihak rumah sakit menghubungi keluarga Randi untuk mengabari keadaan Randi yang kini berada di rumah sakit.
Tak lama seorang gadis muda datang ke rumah sakit. Dia masih memakai seragam sekolahnya dan berlari ke arah resepsionis rumah sakit.
"Kenapa sampai sebanyak ini?" Tanya Cherry.
"Iya dik, karena pasien Randi melakukan operasi untuk mengangkat anak peluru yang menembus tulang keringnya. Dan juga operasi untuk penyatuan tulang yang patah" Jelas suster.
# Selamat membaca ya kak
# Terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
"Kenapa sampai sebanyak ini?" Tanya Cherry.
"Iya dik, karena pasien Randi melakukan operasi untuk mengangkat anak peluru yang menembus tulang keringnya. Dan juga operasi untuk penyatuan tulang yang patah" Jelas suster.
"Baik lah, saya akan bicarakan dulu dengan kakak saya. Terima kasih suster" Ucap Cherry lirih.
Cherry membuka tabungannya lewat ponsel. Uang yang ia kumpulkan selama 3 tahun ini saja belum mencapai separuh dari biaya rumah sakit.
"Masih kurang banyak, aku harus cari uang di mana sekarang?" Guman Cherry bingung.
Cherry duduk di bangku tunggu, dia bingung harus mencari uang di mana untul biaya rumah sakit kakaknya.
"Kalau aku bilang ke kak Randi, dia pasti akan cemas. Dia juga sudah 1 bulan ini tidak kerja, uangnya juga pasti sudah hahis untuk biaya kita sehari hari" Ucap Cherry.
"Aku harus cari kerja sekarang" Ucap Cherry semangat.
Cherry mengambil ponselnya yang ada di dalam sakunya. Dia menghubungi sahabat baiknya Nada.
"Halo Nada, aku butuh bantuan kamu sekarang. Kamu ada di mana?" Tanya Cherry.
"Aku ada di kos, datang saja ke sini" Jawab Nada.
"Ok, aku ke sana sekarang ya" Ucap Cherry.
"Ok, aku tunggu" Jawab Nada.
Cherry mematikan ponselnya. Dia berjalan ke arah kamar inap Randi untuk berpamitan pada Randi dan juga mengambil tasnya.
"Kak, aku mau ke kos Nada dulu ya. Besul sepulang sekolah aku baru bisa kembali ke sini" Ucap Cherry.
"Iya, tapi bagaimana dengan biaya rumah sakitnya? Apa biayanya banyak?" Tanya Randi.
"Kakak tenang saja, tabungan ku cukup kok untuk biaya rumah sakit kakak. Jangan khawatir ok" Ucap Cherry tersenyum ceria.
"Maafkan kakak ya Cherry, kakak menyusahkan kamu" Ucap Randi.
"Kakak jangan bicara seperti itu. Sekarang yang lebih penting adalah kesembuhan kakak" Ucap Cherry.
"Iya, terima kasih Cherry" Ucap Randi.
"Ya sudah, aku pergi dulu ya kak" Pamit Cherry.
"Iya hati hati" Jawab Randi.
Cherry keluar dari ruang inap Randi. Dia berjalan ke arah pintu utama rjmah sakit. Dia berjalan menuju halte bis untuk membantunya ke kos Nada.
Di kos Nada.
Cherry masuk begitu saja ke dalam kos Nada. Dia melempar tasnya ke sofa lalu berbaring di atas ranjang bersebelahan dengan Nada yang sedang bermain ponsel di atas ranjang.
"Kok masih pakai seragam? Kamu dari mana?" Tanya Nada.
"Habis dari rumah sakit. Kak Randi terluka dan masul rumah sakit sekarang" Jawab Cherry
"Kok bisa? Memangnya dia kenapa?" Tanya Nada terkejut.
"Entah lah aku juga tidak tau. Tapi tulang keringnya patah karena terkena luka tembak. Sebab itu juga aku datang ke sini. Aku ingin minta bantuan kamu. Aku butuh kerjaan untuk biaya rumah sakit kak Randi" Ucap Cherry.
"Aku ada sih kerjaan untuk kamu, tapi kerjaannya cukup beresiko" Jawab Nada.
"Memang apa pekerjaannya?" Tanya Cherry.
"Pelayan club malam" Jawab Nada.
"Bagaimana? Kamu mau?" Tanya Nada.
"Ya sudah lah tidak apa apa, aku sangat membutuhkan pekerjaan sekarang ini" Jawab Cherry.
"Kalau bagitu malam ini aku akan ajak kamu ke sama. Kamu tidak usah pulang, istirahat saja di sini" Ucap Nada. Cherry mengangguk.
"Kamu harus kuat Cherry, ini demi kakak" Guman Cherry dalam hati.
Cherry bangkit untuk ke kamar mandi. Dia meminjam pakaian Nada untuk ia ganti. Setelah ganti dia kembali merebahkan dirinya di samping Nada.
"Sudah tidur sana, nanti aku bangunkan kamu" Ucap Nada.
"Iya" Jawab Cherry mengangguk.
Malam harinya.
Cherry dan Nada sudah berada di club malam yang terbesar di kota itu. Cherry memakai pakaian minim, dengan bodinya yang sangat indah membuat Cherry terlihat sexy dan menggoda.
"Apa tidak ada seragam lain?" Tanya Cherry.
"Ya memang ini serangannya. Sudah nikmati saja, nanti juga terbiasa" Ucap Nada.
"Iya" Jawab Cherry.
Setelah berganti pakaian seragam, mereka keluar dari ruang ganti. Cherry di minta mengantarkan minuman ke ruang VVIP. Dia berjalan ke arah ruangan itu dengan membawa minuman mahal yang ada di tangannya.
Cherry masuk ke ruangan VVIP itu lalu menaruh minuman yang di pesan ke atas meja.
"Kamu anak baru di sini?" Tanya pelanggan yang memesan minuman.
"Iya, ini hari pertama saya bekerja di sini" Jawab Cherry menundukkan kepalanya.
"Nih tip buat kamu. Sudah sana pergi" Ucap pria lain yang juga berada di ruangan itu.
"Terima kasih" Ucap Cherry membungkukkan badanya. Dia segera bangkit lalu keluar dari ruangan itu.
Di dalam ruangan VVIP itu hanya di sisi 2 orang saja. Menurut Cherry mereka orang orang yang menyeramkan. Cherry bertekad untuk tidak menyinggung orang orang yang berada di ruang VVIP itu.
"Hah, menegangkan sekali" Ucap Cherry menghela nafas.
Cherry kembali bekerja lagi, dia kini mengantarkan minuman di ruang yang dekat dengan lantai dansa. Berbeda dengan ruang VVIP, di ruang itu banyak orang orang yang jahil karena suka menyentuh bagiam tubuh para pelayan.
Cherry melihat Nada yang di perlakukan serupa. Dia melihat Nada yang memberontak karena pelanggan ingin memaksa Nada berciuman. Cherry mengambil botol anggur lalu melemparkannya ke arah pengunjung yang melakulan pelecehan pada Nada.
Brack
Semua orang menatap ke arah Cherry yang menodongkan pecahan botol tepat di depan mata pelanggan itu.
"Cherry apa yang kamu lakukan? Ayo lepaskan itu" Ucap Nada. Namun wajah Cherry terlihat sangat menyeramkan. Dia benar benar sangat marah kali ini.
"Jaga tangan kamu itu, jangan menyentuh sesuatu yang seharusnya tidak kamu sentuh" Ucap Cherry.
Pelanggan yang terkena lemparan botol dari Cherry mengeluarkan banyak darah dari kepalanya.
"Hei apa yang kamu lakukan. Dasar jal****g sia***n" Ucap teman pria itu yang ingin menyerang Cherry. Cherry mengayunkan pecahan botol yang masih ia pegang pada pria yang ingin menyerangnya.
"Dasar cewek gila" Ucap pria lain yang menyerang Cherry.
Duack
Cherry menoleh dan melihat pria yang berada di ruangan VVIP itu yang melindunginya.
"Halo manis kita bertemu lagi" Ucap pria itu. Namun Cherry masih saja cuek. Dia melempar pecahan botol itu lalu menarik Nada keluar dari club itu.
Di luar club Nada menepis tangan Cherry.
"Kamu gila ya Cher, kamu baru saja membuat aku dalam masalah besar. Ini pekerjaanku satu satunya yang bisa membayar sekolah ku. Dan sekarang kamu sudah menghancurkan semuanya" Ucap Nada marah.
"Tapi dia kurang ajar sama kamu Nad" Ucap Cherry.
"Iya aku tau, tapi tidak dengn kekerasan. Sekarang pekerjaanku sudah hilang. Bagaimana aku bisa membayar sekolahku?" Ucap Nada menangis.
"Kita bisa cari kerja yang lain Nad, kita bisa jadi pelayan toko" Ucap Cherry.
# Selamat membaca ya kak
# Terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
"Tapi dia kurang ajar sama kamu Nad" Ucap Cherry.
"Iya aku tau, tapi tidak dengn kekerasan. Sekarang pekerjaanku sudah hilang. Bagaimana aku bisa membayar sekolahku?" Ucap Nada menangis.
"Kita bisa cari kerja yang lain Nad, kita bisa jadi pelayan toko" Ucap Cherry.
"Memangnya kamu pikir upah dari pelayan toko bisa mencukupi kebutuhan hidup ku? Di tambah lagi untuk membayar sekolah, itu tidak akan cukup Cher" Ucap Nada menangis.
"Maafkan aku Nad, aku hanya tidak ingin kamu di lecehkan" Ucap Cherry sedih.
Tiba tiba anak buah pihak club menangkap Cherry dan Nada. Mereka membawa Nada dan Cherry kembali ke dalam club untuk bertemu dengan bos club itu.
"Lepaskan saya" Ucap Cherry memberontak.
"Diam dan ikut kami" Ucap anak buah pemilik club.
Mereka di seret masuk ke dalam ruangan pemilik club. Mereka di dorong hingga jatuh ke lantai ketika mereka sudah sampai di dalam pemilik club.
"Jadi kalian yang membuat rusuh club ku? Apa kalian pikir kalian bisa pergi begitu saja dari sini setelah kalian membuat rusuh" Ucap pemilik club.
"Jangan sentuh Nada, aku yang memukul mereka" Ucap Cherry ketika wajah Nada di pegang oleh pemilik club.
"Oh jadi gadis kecil ini yang membuat masalah. Kamu manis juga" Ucap pemilik club.
"Kalian bisa pergi dari sini jika kalian bisa membayar kerugian dari apa yang kalian lakukan" Ucap pemilik club yang kini bersandar pada meja kerjanya.
"Kami tidak akan membayarnya. Mereka yang membuat masalah, kami hanya membela diri" Ucap Cherry.
"Hahahaha membela diri kamu bilang? Ini tempat yang bebas sayang, ini memang sudah menjadi resiko jika kamu bekerja di sini. Tapi karena ulah kamu kami mengalami kerugian yang cukup besar" Ucap pemilik club.
Pemilik club menghampiri Cherry, dia memegang kuat wajah Cherry hingga membuat Cherry kesakitan.
"Kalau kamu tidak membayar kerugiannya sekarang juga, teman kamu itu akan mendapatkan hal yang paling indah dari anak buah ku" Ancam pemilik club.
Anak buah pemilik club menarik tangan Nada dan membawa Nada ke atas meja kerja pemilik club. Pemilik club duduk di kursinya dengan roko di tangnya.
"Lakukan" Ucap pemilik club.
Salah seorang anak buahnya mendekat oada Nada, dia mulai membuka sabuk dan kancing celananya.
"Tidak, jangan mendekati ku" Teriak Nada memberontak namun ia tidak bisa karena 2 anak buah pemilik club memegangi tubuhnya.
"Hentikan" Teriak Cherry menangis.
"Berapa yang harus aku bayar agar kalian melepaskan kami?" Tanya Cherry tegas.
Pemilik club melemparkan kertas yang berisikan jumlah uangvyang harus Cherry bayarkan. Cherry terkejut dengan jumlah uang yang harus ia bayar. Bahkan uang yang harus ia bayar 3 kali lipat lebih besar dari biaya rumah sakit kakaknya.
"Kenapa? Kamu tidak punya uang sebanyak itu bukan?" Ucap pemilik club.
"Aku akan beri kalian satu kesepakatan lain" Ucap pemilik club.
"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Cherry.
"Tidur dengan ku dan kalian bisa pergi setelahnya" Ucap pemilik club.
Cherry melihat ke arah Nada yang masih terbaring di atas meja pemilik club. Nada menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus membasahi wajahnya.
"Aku akan melakukannya, tapi lepaskan dulu Nada" Jawab Cherry.
"Hahaha aku suka dengan keberanian gadis kecil seperti kamu" Ucap pemilik club yang memberi tanda pada anak buahnya untuk melepaskan Nada.
"Kemari" Ucap pemilik club yang menepuk pahanya agar Cherry menghampirinya dan duduk di pangkuannya.
Dengan tubuh gemetar Cherry bangkit dan berjalan menghampiri pemilik club. Saat sampai di depan pemilik club tubuh Cherry semakin gemetaran.
"Kalian keluar" Ucap pemilik club.
Anak buah pemilik club keluar dengan menyeret Nada.
"Cherry tidak, aku mohon jangan lakukan itu" Ucap Nada yang menangis meronta dari anak buah pemilik club.
Pemilik club manarik tangan Cherry, Cherry duduk di dalam pangkuan pemilik club dengan tubuhnya yang semakin gemetar ketakutan.
"Kenapa kamu gemetaran? Apa kamu takut? Di mana keberanian kamu tadi?" Ucap pemilik club.
Cherry diam saja dengan kepalanya yang menunduk. Pemilik club mulai meraba tubuh Cherry. Cherry menutup matanya karena takut. Dia mulai menangis karena takut dengan sentuhan yang di berikan oleh pemilik club.
"Kamu sangat harum" Ucap pemilik club. Pemilik club menggendong Cherry ke aras meja kerjanya. Dia mulai membuka kancing baju Cherry, namun belum juga dia merasakan yang ada di depan matanya itu. Dia mendengar suara tembakan dari luar ruanganya.
Dor dor dor.
"Sia****n siapa yang berani mengacau di tempatku" Ucap pemilik club marah.
Brack.
Pria yang berada di ruangan VVIP dan pria yang membantu Cherry tadi masuk ke dalam ruangan pemilik club dengan senjata api di tangannya.
"Wah, apa kamu mau bersenang senang sendiri?" Ucap pria yang membantu Cherry tadi.
"Halo manis kita sepertinya berjodoh" Imbuhnya.
"Siapa kalian" Tanya pemilik club.
Dor.
Pria yang berwajah dingin itu menembak bahu kiri pemilik club. Dia berjalan terus menghampiri pemilik club.
"Arght, ampun" Ucap pemilik club kesakitan.
"Pergi" Ucap pria yang berwajah dingin itu.
"Ardi" Panggil pria pemilik wajah dingin.
"Iya iya, sudah pergi sana" Ucap pria yang membantu Cherry dan dia bernama Rendi.
Pria berwajah dingin itu menghampiri Cherry yang berlutut di bawah meja dengan pakaian yang sudah terbuka semua. Pria itu melepas jasnya lalu memakaikannya ke tubuh Cherry.
"Jangan takut dan ikut aku" Ucap pria itu.
Cherry mengangguk pelan. Pria itu menggendong Cherry dan membawanya keluar dari ruangan pemilik club.
Pria yang menolong Cherry adalah pria berwajah dingin dengan rambut hitam panjang tergerai. Dia memiliki tato di lenganya dan beberapa senjata yang menepel pada tubuhnya.
Cherry merasakan senjata yang tersimpan di balik jas pria berwajah dingin itu. Harum parfum mahal juga menyeruak ke dalam hidung Cherry. Namun yang ada di dalam pikiran Cherry saat ini hanyalah Nada.
"Di mana teman ku?" Tanya Cherry lirih.
"Dia sudah aman" Ucap pria itu dingin.
Pria berwajah dingin itu membawa Cherry keluar dari club. Dia memasukkan Cherry ke dalam mobil mewahnya.
"Pakai sabuk pengamannya" Ucap pria itu.
Cherry memakai sabuk pengamannya lalu pria itu mulai melajukan mobilnya meninggalkan area club. Dia membawa Cherry ke vilanya yang sangat mewah dan banyak penjaga yang siap siaga di setiap sudut vila itu.
Cherry kembali di gendong oleh pria itu masuk ke dalam Vila. Dia membawa Cherry masuk ke dalam sebuah kamar yang besar.
"Bersihkan diri mu, aku tidak suka dengan bau pria lain di rumah ku" Ucap pria itu.
"Iya" Jawab Cherry. Cherry perlahan berjalan ke arah kamar mandi. Dengan jas yang ia pakai membuat tubuh Cherry terlihat lebih menggoda. Pria itu menyalakan rokoknya untuk menahan dirinya.
# Selamat membaca ya kak
# Terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!