NovelToon NovelToon

Tespek Yang Tertukar

Bab 01

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terus mengobrak-abrik telinga Mega di mana gadis itu masih terlentang di atas ranjang kesayangannya.

"Mega! Ini sudah jam berapa kamu harus segera pergi ke sekolah," pekik wanita paruh baya yang bernama Corla.

Mega mulai membuka kedua matanya sedikit demi sedikit ia edarkan keseluruh ruangan kamar. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi di mana Mega harus segera berangkat ke sekolah.

"Ahh... ya ampun kenapa aku sangat ngantuk sekali, ini gara-gara pria tengil itu ngajak telephone tidak kira-kira sampe jam tengah malam," dengus Mega sambil menuruni ranjang lalu ia segera pergi ke arah kamar mandi.

"Dasar anak nakal, dia selalu membuat kesalahan di mana hari ini dia harus pergi jam tujuh. Entah apa yang akan terjadi di sekolah," gerutu Corla sambil menarik kursi meja makan.

Kenapa lagi dengan anak kit.."

Tidak lama Bagas melihat putrinya menuruni anak tangga secara tergesa dengan pakaian seragam sekolah.

"Papih... Mamih.. Mega berangkat dulu!" pekik Mega sambil menghampiri kedua orang tuanya.

Tentu saja Corla tercengang ia tidak percaya putrinya sudah memakai baju seragam. Mega juga tidak sarapan bersama anak itu lebih memilih segera berangkat ke sekolah bersama dengan sang sopir.

"Anak itu pasti tidak mandi! Mega kenapa kamu sangat menyebalkan sekali!" kecam Corla sambil menatap kepergian putri kesayangannya.

Mega gadis berumur delapan belas tahun dengan tambut panjang terurai berwarna coklat keemasan. Dia sangat ramah kepada siapapun tentu saja Mega gadis idaman semua pria yang ada di sekolahnya.

Hanya saja satu kekurangan Mega yaitu jarang sekali mandi, Mega menganggap mandi adalah beban hidupnya. Sipatnya yang sangat manja membuat sang sahabat gemas sekali padanya.

"Pak, cepatan dong!" cecar Mega sambil merapihkan rambut panjangnya yang terurai. Ia segera menguncir kuda tidak lupa juga Mega ikat kuda. Ia segera mengambil roti dari tas miliknya lalu kembali menatap jalanan. Tidak menunggu waktu lama Mega sampai di depan pintu gerbang dan tentu saja ia hampir telat.

Pria yang saat ini tengah duduk sambil memainkan loli pop di tangannya langsung saja menghampiri Mega. Juno pria tampan ini sekaligus ketua OSIS sahabat Mega di mana mereka kerap di gosipkan sebagai pasangan kekasih.

"Mega!" pekik Juno saat itu pula Mega hanya menoleh lalu kembali fokus jalan ke arah kelas.

Juno bergegas menyusul sahabatnya di mana ia ingin sekali berbicara dengan Mega.

"Mega!" panggil Juno sambil menyusul Mega masuk kelas. Kebetulan mereka beda kelas Juno masuk kelas A dan Mega duduk di kelas B.

"Aku ngantuk sekali, Juno. Aku bahkan hanya mencuci muka dan sikat gigi doang. Ada apa lagi kamu panggil aku?" tanya Mega nada lemas sambil menyimpan ransel dipundak kursi.

"Aku baru saja putus!" ucap Juno.

Mega menoleh lalu ia menghela napas panjang. Ia tahu Juno bucin sekali pada kekasihnya bagaimana mungkin Juno putus begitu saja tanpa alasan yang jelas.

"Gue tidak percaya! Sebaiknya kamu masuk gih! Aku tidak mau di ganggu sama kamu," cecar Mega di mana Juno hanya bisa terdiam.

Kemudian Juno segera melangkah pergi meninggalkan sahabatnya. Ia tidak mengerti kenapa hatinya sangat sakit saat Mega mulai mengacuhkan dirinya, padahal semalam mereka baik-baik saja.

Jam istirahat.

Juno melihat Mega bersama dua temannya pergi ke arah kantin ia ingin sekali bicara dengannya. Hanya saja Mega lagi malas berbicara dengan Juno karena bagi Mega ia hanya pendengar curhatan kebucinan Juno saja.

"Mega! Gue mau bicara sama lo!" ucap Juno sambil menarik pergelangan tangan Mega.

Mega hanya bisa memutar bola mata malas lalu mereka pun duduk berdua di kantin. Kedua teman Mega pun duduk dibelakang mereka, Juno menatap kedua bola mata Mega lalu menghela napas panjang.

"Kenapa kamu berubah semalam kita baik-baik saja," ucap Jo lalu Mega segera melepaskan genggaman tangan Juno.

"Juno, gue tidak mandi dan gue sangat ngantuk sekali. Kamu mau berdekatan denganku di mana aku tidak mandi," ucap Mega.

Juno mulai tertawa terbahak hanya masalah itu Mega tidak mau dekat dengannya. Juno sangat gemas sekali pada Mega, padahal hal itu sering sekali Mega lakukan di mana ia jarang sekali mandi pagi.

Bab 02

“Kamu bilang putus sama, Clara?” tanya Mega sambil menatap raut wajah Juno di mana ia tidak percaya karena sahabatnya baru saja putus. Padahal yang Mega lihat Juno sangat menyayangi Clara ia juga bucin parah.

“Aku terpaksa putus dengannya karen Clara lebih memilih pria dewasa dibanding aku yang seumuran dengannya,” lirih Juno lalu pria itu segera mengalihkan pandangannya. Juno heran kenapa Mega tidak bereaksi apa-apa padahal Juno ingin sekali melihat Mega cemburu padanya.

Bell masuk berbunyi mereka pun berpisah setelah itu Mega kembali ceria seperti biasanya, hanya saja pikirannya masih tertuju pada Juno.

Tidak terasa waktu cepat berlalu di mana jam pulang sekolah sudah tiba. Juno menunggu Mega ia ingin sekali pulang bersama Mega kebetulan kedua orang tua mereka juga dekat.

“Mega, kita pulang barengan saja sekalian kita jalan-jalan ke mall.” Ujar Juno.

“Juno, gue belum mandi males banget pergi ke mall di sana pasti banyak cowok tampan. Kalau misal lo gak keberatan sebaiknya lo anter gue ke rumah dulu baru kita pergi ke mall. Gue tidak mau terlihat seperti ini apa kata para pria di sana,” sahut Mega sambil terkekeh.

Juno mau tidak mau mengikuti apa yang diinginkan Mega, ia bergegas mengambil motor ninja kesayangannya lalu Mega pun duduk dibelakang. Seperti biasa mereka terlihat serasi dan tentu saja orang yang melihat mereka ikut senang karena Juno dan Mega pergi bersama.

Disepanjang perjalanan Mega tidak berhenti bernyanyi lagu kesukaanya bersama Juno. Juno hanya bisa tersenyum dan lagi-lagi Juno tidak bisa menahan ia bergegas mencari tangan mulus Mega yang ada dibelakang kemudian ia menariknya supaya wanita itu mendekap di balik punggungnya.

“Juno, sebaiknya kita langsung pergi ke mall saja persetan dengan badanku yang tidak mandi ini,” ucap Mega yang segera di angguki oleh Juno.

Selama pacaran dengan Clara pikiran Juno selalu tertuju pada Mega, sahabat yang sangat ia sayangi terlebih mereka sangat dekat membuat Juno menyimpan perasaan rahasia.

“Kita sudah sampai, sebaiknya kita cari makanan saja dulu,” seru Mega sambil melepaskan dekapannya lalu gadis itu pun turun.

Mega melihat dengan jelas sekali Juno terlihat sangat tampan rahang tegas di mana kedua alis Juno terlihat sangat tebal ia sangat senang karena mereka bersahabat dengan baik. Mega tersenyum kemudian ia menyerahkan helm pada Juno untuk di simpan.

“Gue rasa, Clara sangat bodoh!” ucapnya lalu Juno pun melepaskan helm yang menutupi kepalanya ia segera menyimpannya kemudian Juno menatap wajah Mega.

“Bodoh?” tanya Juno sambil mengerutkan keningnya.

“Ya, dia sangat bodoh karena wanita itu rela memilih yang lebih tua dibanding lo yang masih muda. Kalian pacaran hanya enam bulan?” tanya Mega memperjelas.

“Ya, Gue pacaran hanya enam bulan, sebaiknya gue cari cewek lain saja, apa kita pacaran saja?” tanya Juno menatap penuh pada Mega.

Mega mengerutkan kening sambil tertawa terbahak lalu ia memukul pergelangan tangan Juno. Bagi Mega rasanya mereka tidak mungkin pacaran karena keduanya sudah seperti sodara.

“Enggak mungkinlah kita pacaran, Juno. Lo harus minum obat biar gak oleng,” ucap Mega kemudian ia meninggalkan Juno sendirian yang saat ini tengah berdiri menatap punggung gadis yang ia sukai sejak lama.

“Kenapa tidak mungkin!” batin Juno sesak.

Juno pun akhirnya segera menyusul Mega di mana gadis itu sudah berada di dalam mall. Mereka menghabiskan waktu berdua di mana Juno selalu memanjakan Mega ia rela pulang malam demi membahagiakan sahabatnya.

Juno membeli dua es cream coklat kebetulan keduanya suka sekali es cream. Mega duduk sambil tersenyum manis ini yang Juno sukai dari Mega mereka banyak sekali kesamaan hanya saja Juno tidak mau persahabatan mereka hancur hanya gara-gara hal sepele.

“Mega, soal tadi maaf gue hanya becanda!” tukasnya.

“Lo, tenang saja gue tau kok lo hanya becanda mana mungkin juga kita pacaran aneh banget gak sih!” sahut Mega sambil tertawa renyah membuat Juno tersenyum kecil ke arahnya.

Bab 03

Ting...

Satu pesan masuk pada ponsel Mega, seketika raut wajah Mega berubah ia menerima sebuah pesan dari Crush di mana Mega sangat antusias menunggu balasan pesan darinya.

"Dari siapa?" tanya Juno pada Mega di mana gadis itu tengah membalas pesan dari Crush yang bernama Leo.

"Juno! Kamu tahu Leo membalas pesan dari gue, waktu itu gue mengirim pesan padanya dua hari lalu tapi dia baru balas hari ini," seru Mega lalu gadis cantik itu menaruh kembali ponselnya ke dalam saku.

"Leo, apa mereka dekat!" batin Juno cemburu.

"Aku sangat senang, kalau begini aku harus rajin mandi. Juno, kamu jangan membuka aib gue di depan Leo, oke!" seru Mega di mana hanya Juno lah yang tahu Mega jarang sekali mandi akan tetapi Juno tetap menyukainya.

Juno hanya bisa mengangguk walaupun ia sangat kesal, Leo teman sebangku Juno di mana pria itu sangat tampan hanya saja Leo playboy cap ayam kampung. Dia kerap mendekati wanita cantik yang ada di sekolah setelah tahu kekurangan wanita itu Leo langsung memutuskannya.

"Jun, kok lo diam saja sih!" ketus Mega sambil mengguncangkan kedua tangan sahabatnya.

"Gue, tau kamu pasti masih memikirkan Clara, sebaiknya lo cari wanita lain saja. Gue kasihan sama lo bengong terus dari tadi," ucap Mega.

"Ahh... enggak, siapa juga yang memikirkan wanita itu. Sudahlah kita pulang saja lagipula kita sudah lama di mall ini, takutnya Tante Corla marah gara-gara lo pulang telat," balas Juno.

"Gue pengen nonton, sebaiknya kita nonton saja dulu bagaimana?" tanya Mega menatap penuh harap kepada sang sahabat.

"Boleh," sahut Juno antusias.

Akhirnya mereka pergi ke arah bioskop, seperti biasa keduanya membeli popcorn rasa balado di tambah minuman dingin Boba kesukaan mereka dengan rasa capuccino.

Mereka duduk berdua nonton film romantis, Juno tidak mau melepaskan genggaman tangan Mega. Ia langsung mendekatinya lalu tersenyum sambil menikmati film yang mereka lihat.

Sementara di rumah Corla langsung menghubungi nomor ponsel Mega akan tetapi sambungan telephone nya tidak aktif. Corla tidak percaya sudah jam lima sore putrinya belum kunjung pulang bahkan dia tidak mandi seharian ini.

"Anak itu jorok sekali, bagaimana tidak dia berangkat ke sekolah tapi tidak mandi. Mega, kenapa kamu berbeda dari kakakmu Aldo," gerutu Corla sambil memijit keningnya.

Beberapa jam kemudian akhirnya Mega dan Juno pun pulang tepat jam tujuh malam keduanya berada di jalanan. Juno sangat senang pelukan Mega membuat dirinya candu ia tidak mau kehilangan Mega di mana sekarang ini Leo berhasil menggoda sahabatnya.

"Makasih, kamu sangat baik sekali, kamu sahabatku," ucap Mega saat ia turun dari motor lalu membuka helm.

"Sama-sama," sahut Juno.

Seperti biasa Juno pamit pulang di mana Mega hanya bisa melihatnya dari depan pintu gerbang sambil melambaikan tangan.

"Sahabat, apa gue tidak pantas memilikimu," batin Juno menjerit.

Hubungannya dengan Clara hanya sebatas teman biasa hanya saja Juno mengaku dirinya berpacaran pada Mega supaya sahabatnya itu cemburu. Hanya saja Mega tidak merasakan hal itu ia lebih memilih menyibukkan dirinya. Tentu saja Mega hanya menganggap Juno sahabat.

"Mega, anak nakal! Kamu seperti kambing!" cecar Corla sambil berkacak pinggang menatap sengit ke arah putrinya yang ada di ambang pintu di mana Mega sudah berada di sana.

"Mamih, Mega bukan anak kambing!" sahut Mega tidak terima.

"Kamu tidak mandi, entah sudah berapa kali Mamih peringatkan kamu supaya rajin mandi Mamih pengen sekali kamu jadi wanita yang bersih," timpal Corla.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!