NovelToon NovelToon

BOSSKU CANDUKU

Meminta Pekerjaan

Amora Sandra namanya seorang perempuan seksi dari kalangan menengah. Sudah 5 tahun menjadi pengangguran tetap. Belum ada kesempatan untuk bekerja kembali setelah sekian lama tidak bekerja. Masih memiliki tabungan jadi belum ada niatan kerja lagi. Suatu hari tabungan yang iya miliki akan habis perlahan-lahan untuk kehidupannya.

Amora melamun di kamar sahabatnya.

"Jadi, apakah kamu akan tetap seperti ini Amora." Amora tersentak lalu menggeleng tidak mau.

Aku ingin menjadi orang kaya raya terus punya perusahaan banyak tanpa lelah. Lah bagaimana mau kaya tapi tidak mau lelah.

"Hem gini ya cantik bantu aku yuk. Bantu aku cari kerjaan yang layak. Jangan terlalu berat tapi bisa membuat aku nyaman. Sudah 5 tahun lamanya aku tidak bekerja lagi."

Sahabatnya menepuk jidat lalu geleng-geleng mendengarkan curahan hati Amora Sandra.

"Siapa yang akan mau memperkerjakan kamu Ra. Lihat kamu sekarang tidak menarik sama sekali. Ayoklah ikut aku ke salon terus permak wajah dan tubuh kamu serta joging memperkecil tubuh kamu. Lihat kamu sekarang, wajah kamu kusam lalu tubuh kamu mulai gemuk." Ujar sahabatnya yang bernama Renata Pandu.

Renata Pandu sahabatnya dari jaman SMP. Mereka sudah lama bersahabat sampai usia mereka 25 tahun. Semoga saja persahabatan mereka tetap baik-baik saja.

"Tuh ujung-ujungnya kamu begitu dengan aku. Gini ya aku malas ke salon terus joging. Aku mau rebahan terus dapat duit gitu."

"Astaga apa yang kamu mau tidak akan terjadi begitu saja. Kamu perlu usaha untuk mendapatkan apa yang kamu mau."

"Aku bingung mau bekerja dimana terus jadi apa." Seketika Amora merenung lalu berpikir apakah dirinya bisa bekerja di sebuah perusahaan besar.

Amora dulu bekerja menjadi manajer restoran. Lumayan 3 tahun bekerja menjadi manajer sampai dirinya mengundurkan diri. Mengundurkan diri karena dirinya ingin melanjutkan study di Singapura. Orang tuanya sudah tidak ada lalu keluarganya membuang Amora. Sungguh kasihan nasib kamu Amora. Andai punya saudara satu atau dua dirinya tidak akan kesepian dan sering menginap di apartemen Renata.

"Bekerja dimana saja terus jadi apa aja yang penting halal. Jangan pilih-pilih pekerjaan Ra, gini ya aku kasih tahu kamu. Banyak orang punya pekerjaan serabutan aja udah alhamdulilah mereka mendapatkan uang halal. Kamu paham maksud aku kan." Amora mengangguk

Amora mendengus lalu membaringkan tubuhnya ke kasur lagi. "Ayoklah bantu aku kerja Renata cantik. Jangan banyak menceramahi aku terus. Aku pusing mendengar ceramah dari kamu terus. Aku butuh uang nih kamu tahu tabungan aku sudah mulai menipis." Oh astaga ini anak gini amat tidak mau berubah.

"Kamu tahu siapa tunangan aku kan." Amora mengangguk

Siapa yang tidak tahu tunangan kamu Renata. Dia laki-laki kaya raya, penguasa bisnis, tampan, seksi, menggoda tapi sayang sudah bertunangan dengan kamu.

"Mau gak mendaftar jadi sekertarisnya. Aku dengar kemarin tunangan aku membutuhkan sekertaris."

Sekertaris sang penguasa bisnis TUNANGAN sahabatnya. Haha apakah dirinya akan mendaftar di sana atau tidak. Harus yeah dirinya harus mendaftar menjadi sekertarisnya.

"Kasih alamat kantornya lalu aku akan datang mendaftar menjadis sekertarisnya."

"Seleksi ketat kamu harus siapin mental dan potensi diri kamu. Jaga tingkah laku konyol kamu, Ra."

Amora mencubit pipi Renata dengan gemas. "Haha kamu tenang aja sayang aku akan menjadi Amora yang lemah lembut tidak sombong." Bangganya

Setelah dari apartemen sahabatnya dirinya kembali ke rumah. Membuka pintu rumah, sepi itu yang iya lihat sekarang. Tidak ada asisten pribadi atau keamanan rumah. Sendirian terus kapan berkumpul bersama keluarganya lagi.

Amora berjalan ke arah ruang tengah lalu mengambil bantal dan tiduran.

Selalu seperti ini kenapa mereka egois tidak memikirkan aku. Kerjaan terus yang mereka pikirkan lalu menelantarkan aku di rumah sendirian. Pengin bersama mereka terus mereka meluangkan waktu untuk aku. Kapan itu semua terjadi ya Tuhan. Kehilangan uang 100k membuat mereka mati-matian bekerja sampai belasan tahun. Amora masih membutuhkan kasih sayang dari mereka.

Kadang Amora iri dengan Renata. Banyak orang yang menyayanginya. Kedua orang tuanya ada bersamanya, ada tunangan yang perhatian dan penyayang, punya Kakak super protektif, dan punya segalanya. Lalu iya apa? minus untuk hidupnya.

Tanpa sadar dirinya kembali tidur di ruang tengah lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Keesokan harinya Amora bangun lalu melihat ke arah handphonenya. Handphonenya sedari tadi berbunyi ternyata ada chat dari Renata.

Renata mengirimkan alamat kantor tunangannya.

Besok akan dilakukan interview calon sekretaris kedua. Oh kedua kirain pertama eh maksudnya kirain sekertaris satu-satunya bos. Amora bangkit lalu mandi segera.

Hari ini mau berkunjung ke rumah Renata. Amora mau bertemu Kenan, Kakak laki-laki Renata. Mereka dekat seperti Kakak beradik. Keluarga Renata baik kepadanya bahkan Wellcome dengannya. Mereka selalu menawarkan dirinya tinggal bersamanya tapi dirinya terus menolak karena tidak enak. Masih tahu diri juga jadi orang.

Gak papa tinghal sendirian yang penting uang ngalir setiap minggu atau bulan.

1 jam kemudian dirinya sudah rapi. Amora menaiki mobilnya lalu melaju ke rumah Renata. Renata juga berada di rumah tidak di apartemen seperti biasa.

Ckit

Mobilnya berhenti karena ada masalah sedikit. Oh Tuhan siapa orang yang tega menabrak kap belakang mobilnya. Amora keluar dari mobil lalu mengetuk kaca pintu mobil milik seseorang.

Pintu terbuka lalu keluarkan laki-laki idaman kaum hawa terutama dirinya.

"Kenapa?"

Pakai tanya kenapa lagi.

"Sopir anda belagu sekali ya tuan. Lihat mobil saya lecet karena sopir anda membawa mobil tidak benar." Ucap Amora memperlihatkan kap belakang mobilnya lecet.

Laki-laki di depannya tetap saja diam. Sungguh wajahnya benar-benar menawan dan tanpa sadar air liurnya hampir mengalir dari mulutnya. Amora mengerjapkan matanya berulang kali memastikan laki-laki di depannya benar-benar nyata atau halusinasinya saja.

Sopir yang mengendarai mobil turun mencegat bosnya memberikan cek ke Amora. Amora langsung berdecak lalu mendelik ke arah sopir si laki-laki di hadapannya. Bentar lagi dapat uang. Eh gak jadi.

"Biar saya saja yang menangani dia bos." Laki-laki bak dewa Yunani di hadapannya langsung masuk ke mobil. Sialan kenapa malah berurusan dengan orang jelek ini. Sopir tidak tahu diri membuatnya badmood.

"Saya akan bertanggung jawab nona. Ini kartu nama saya segera hubungi saya." Lalu sang sopir kembali masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya meninggalkan Amora mencak-mencak seperti orang gila.

Astaghfirullah kok ada orang seperti dia. Tega sekali membiarkan perempuan cantik seperti aku di pinggir jalanan. Gila memang! tidak mendapatkan uang tapi mendapatkan kartu namanya. Amora kamu belum beruntung mendapatkan uang banyak hari ini.

Skip

Amora sudah menjalankan mobilnya lagi.

Beberapa menit kemudian mobilnya terparkir indah di garasi rumah Renata. Amora keluar lalu menghamburkan pelukannya ke Kenan. Ternyata Kenan sudah menunggunya sedari tadi. Kenan mengajak Amora masuk ke dalam.

Hingga akhirnya Amora di kejutkan dengan keberadaan laki-laki bak dewa Yunani.

Apakah dia?

To be continued

Rayuan Maut Amora

Amora melihat ke arah laki-laki di hadapannya sekarang. Matanya membola melihat wajah tampan yang begitu rupawan. Lihat tubuh atletisnya membuat Amora tidak bisa menelan air liurnya dengan baik.

"Ra, are you okay?"

Amora tersadar dari lamunannya lalu mengangguk. Matanya masih menatap ke arah laki-laki di hadapannya. Apakah dia yang bertunangan dengan Renata. Kenapa harus dengan Renata? kenapa tidak dengannya saja. Lihat bibir seksinya Tuhan, demi Tuhan inti-ku berdenyut.

Amora tersentak lalu mengangguk.

"Sayang ini sahabat yang aku mau kenalin ke kamu." Ucap Renata

Aku cuman memasang wajah sok imut.

"Cinta pertamaku haha." Gumamnya tanpa sadar

Laki-laki di hadapannya mengulurkan tangannya ke arah Amora. Amora langsung membalas jabat tangan dari tunangan Renata. Oh astaga tangannya begitu besar dan lembut. Tangannya saja besar apa lagi itunya. Astaga Amora apa yang kamu pikirkan sampai sejauh itu.

Suara deheman Kenan membuyarkan lamunanku lagi. Aku segera melepaskan tanganku dari tangannya. Sungguh ciptaan Tuhan paling indah.

"Ayok masuk ke dalam. Gak enak banget berdiri di teras."

Mereka semua masuk ke dalam sebuah rumah megah milik orang tua Renata.

"Oh sayang apa kabar kamu nak." Mamah Renata datang langsung menyapa aku dan memeluk sayang ke aku. Mereka sudah menganggap aku anak mereka.

"Ah Tante aku selalu baik. Nih lihat aku baik-baik saja dan bisa bertemu dengan kalian." Balasku sedikit anggun sengaja agar tidak terlihat sembrono di depan calon masa depan.

Amora malah ada niatan jadi tukang tikung. Sebelum mereka nikah ya tikung duluan saja. Lumayan dapat suami tampan seperti laki-laki di samping Renata. Renata masih menggenggam lengan laki-laki itu.

"Oh iya guys, ini tunangan aku namanya Daniel Mahendra. Sayang ini sahabat aku namanya Amora. Dia itu bar-bar tahu yang, aku selalu di bercandain sama dia." Mengadu sambil memperkenalkan dirinya. Sialan kamu Renata tapi gak papa tetap santai aja Amora.

"Sudah bekerja belum sayang?" tanya Mamah Renata.

pertanyaan yang paling aku hindari.

"Coming soon Tante." Jawab aku malu-malu seperti kucing.

Kita semua sedang berada di ruang tamu. Mengobrol bersama sesekali aku menoleh ke arah Daniel ganteng. Tidak sabar menyicipi tubuh kekarnya. Gimana rasanya di buat melayang sama dia ya. Apa gue jadi simpanan dia aja ya. Menawarkan diri sebelum dia nikah sama Renata. Itu ide baik, menaklukan hatinya sekaligus membuat dia jatuh cinta.

"Renata, kamu mau nikah kapan kalau boleh tahu." Celetuk aku pengin tahu mereka nikah kapan. Jangan dalam waktu dekat ini lah belum juga berjuang mendapatkan Daniel.

"Penginnya cepat si tapi tergantung sama Daniel juga. Sayang kamu mau nikahin aku kapan."

"Nunggu waktu yang tepat." Katanya sambil melirik ke arah Amora. Mereka bertatapan lalu Daniel membuang muka ke arah lain.

Apakah Daniel sudah mulai tergoda dengan aku. Hem ada baiknya menggodanya, reaksinya gimana ya aku goda.

Siang harinya mereka semua makan siang bersama. Renata pamit ke kamar dulu mau mandi karena belum mandi sejak pagi. Betapa joroknya Renata, kenapa si Daniel mau sama Renata yang jorok.

Kenan juga di kamar lagi ambil apa tadi katanya ada yang ketinggalan. Papah dan Mamah Renata sedang berada di dapur. Di meja makan hanya ada aku dan Daniel. Daniel membuka room chat di handphonenya.

'Diam-diam mataku mengarah ke tubuh kekarnya. Benar-benar udah di pandang terus sampai tidak bosan memandangnya.'

Daniel meletakkan handphonenya ke meja lalu menoleh ke arahnya. Amora menggigit bibirnya lalu menjilat bibirnya sensual. Daniel tidak berekspresi sama sekali hanya ada wajah datarnya saja.

"Besok aku rencananya mau interview di kantor kamu, sayang. Gimana apa kamu langsung terima aja ya."

"Maksud kamu apa?"

"Renata sudah bilang sama aku kalau aku disuruh datang ke kantor kamu. Kebetulan sekali kamu lagi butuh sekertaris baru ya kan. Aku siap bekerja sama kamu. Bayaran urusan belakangan yang paling penting aku kerja." Jawabnya

"Tidak usah datang ke kantor saya."

"What! kamu menolak aku."

"Iya. Wanita murahan seperti kamu tidak pantas bekerja ke jadi sekertaris saya atau karyawan saya."

'Astaga. Aku di katain wanita murahan. Kenapa aku jadi gini gak sabar banget miliki dia jadi berubah tingkahnya.'

"Aduh maaf Bos, ya udah aku gak genit lagi kaya tadi. Pekerjakan aku jadi sekertaris kamu ya. Aku janji gak genit kok sama kamu. Aku sadar kamu tunangan sahabat aku."

"Syukurlah kalau kamu masih sadar dan punya urat malu."

'Awas kamu ya aku bakal menaklukkan kamu Daniel Mehendra, batin Amora.

"Sayang maaf ya lama." Daniel mengangguk

Mereka semua bergabung ke ruang makan bersama. Mereka makan siang bersama tanpa ada suara kecuali suara dentingan sendok dan garpu. Amora menahan cemburunya melihat mereka berdua terlihat begitu mesra.

Daniel menyuapi Renata makan. Dirinya dan yang lainnya seperti angin lalu. Dunia seperti milik mereka saja. Sebentar lagi posisi Renata akan aku gantikan. Aku yang akan selalu di perhatikan oleh Daniel.

'Maaf Renata. Aku melakukan ini karena cinta pandangan pertama.'

Setelah makan siang mereka kembali berbincang lalu Daniel pamit pulang. Amora juga pamit pulang setelah Daniel pulang duluan. Amora tidak benar-benar pulang ke apartemennya. Amora menguntit targetnya, dirinya harus tahu dimana Daniel tinggal.

Beberapa jam kemudian Amora berada di sebuah perumahan elit. Perumahan yang ditinggali orang-orang berduit. Amora melihat Daniel turun dari mobilnya lalu masuk ke rumah megahnya. Wow indah itu lah perlihatkannya ke arah rumah Daniel.

'Dia kaya, tampan, berkuasa. Aku harus miliki dirinya! tidak masalah dijadikan simpanan atau istri siri.'

Keesokan harinya Amora sudah berada di kantor Daniel. MAHENDRA group, melihat banyak orang memandang ke arahnya. Mereka takjub dengan kecantikannya yang tidak ada tandingannya.

Resepsionis di depan langsung mengajaknya masuk ke sebuah ruangan cukup besar. Amora menunggu kedatangan pemilik perusahaan dan asistennya untuk melakukan interview. Nekat itu lah Amora. Tidak boleh datang tapi tetap saja datang.

Suara pintu terbuka membuat Amora menoleh lalu matanya lagi-lagi bertatapan dengan mata elang milik Daniel. Daniel dan James, asisten pribadinya langsung duduk di hadapan Amora.

"Hai Amora. Saya James asisten pribadi bos Daniel. Di sini saya mau interview kamu dan beberapa orang yang menunggu di depan ruangan ini."

Amora mengangguk lalu memulai menjawab pertanyaan yang mereka ajukan kepadanya. Jawabannya membuat mereka terpengarah.

15 menit berlalu dirinya baru saja menyelesaikan sesi tanya jawab bersama mereka. Lalu dirinya keluar dari ruangan ini.

'Aku yakin dia akan menjadikan aku sekertarisnya.'

"Aku harap kamu di terima cantik. Kamu kompeten bangga aku sama kamu." Bisik James

'Aku memang kompeten sejak kecil sampai tumbuh dewasa.'

Amora berjalan ke arah kamar mandi. Keberuntungan untuknya saat melihat calon bosnya masuk ke kamar mandi yang sama dengannya.

"Halo ganteng kita bertemu lagi. Mungkin saja aku dan kamu berjodoh."

Amora dengan agresif langsung memojokkan tubuh Daniel ke dinding.

"Aku ingin mencicipi bibirmu sayang." Bisiknya

Grep

"JANGAN USIK KEHIDUPAN SAYA *****!"

"Ak-u,"

To be continued

Yuk ditunggu kelanjutannya happy reading.

Menjadi Penggoda

Amora mengingat kejadian kemarin saat dirinya mengecup bibir calon suaminya. Bibirnya begitu manis bahkan Daniel diam saja saat dirinya mengecup bibirnya.

'Aku akan memiliki kamu dalam waktu dekat ini.

Amora pergi ke supermarket membeli beberapa bahan kue, nanti malam dirinya mau membuat kue. Memasuki supermarket eh dirinya bertemu dengan calon suaminya lagi. Amora segera menghampiri calon suaminya di pojokan sana. Rupanya dia juga sedang berbelanja.'

"Sepertinya kita ditakdirkan menjadi sepasang suami istri. Lagi dan lagi aku bertemu dengan kamu. Maksud aku, kita dipertemukan lagi di supermarket ini." Ucap Amora lalu tersenyum hangat ke arahnya.

Daniel mengabaikan keberadaannya saat ini.

"Diam kamu! saya muak dengan kehadiran kamu."

Amora terkekeh lalu mendekati tubuh kekar milik Daniel. "Jangan muak dong, kamu harus tahu aku mahir dalam urusan ranjang. Aku terpesona sama kamu loh dari pertama kita bertemu." Amora membelai lengan Daniel begitu sensual.

"Oh iya. Makasih ya udah menerima aku jadi sekertaris kamu. Aku bahagia bisa kerja sama kamu sayang. Momen indah kita akan terjadi sebentar lagi. Aku akan membuat kamu puas dengan kerja sekaligus godaan dari aku." Daniel menyingkirkan tangannya dari lengan berotot miliknya.

Amora tidak kehabisan akal untuk menggoda laki-laki yang menjadi atasannya mulai besok. Yaps! mulai besok dirinya sudah bekerja di perusahaan milik Daniel Mahendra menjadi sekertaris. Keberuntungan sedang di pihaknya. Menantunya momen besok mereka bertemu lalu didinya mulai melancarkan aksinya menggoda Daniel.

Niatan aku tetap sama Daniel. Menjadikan kamu suami aku lalu membuat kamu jatuh cinta dengan aku. Aku akan melakukan seribu cara membuat kamu terpukau dengan aku lalu melupakan Renata. Sorry Renata, aku sudah terpikat dengan tunangan kamu ini. Harusnya aku di posisi kamu. Beruntung kamu dicintai Daniel Mahendra.

"Sayang aku harus pulang dulu ya. Besok aku akan ke kantor tepat waktu. Jangan panggil aku Amora, panggil aku baby. Kamu bebas menyentuh aku semau kamu." Bisiknya lalu pamit pulang

Sebelum pergi Amora sudah dulu mengecup bibirnya dengan cepat lalu berlari meninggalkan supermarket ini. Daniel menggeram, dirinya laki-laki normal. Sejak pertemuan pertama mereka kemarin dirinya sudah mulai terbuai dengan Amora. Tingkahnya membuat dirinya panas dingin. Lihat dia berani bertingkah seperti penggoda hanya karena mencari perhatian didinya. Perempuan sialan, menikmati tubuhnya oh tidak. Masih waras melakukan perbuatan itu. Didinya sudah terikat dengan Renata. Renata perempuan berkelas jauh lebih baik dari Amora.

'Sialan perempuan itu masih berani menyentuh saya, batinnya.'

Setelah membeli semua kebutuhan yang iya cari. Dirinya langsung membayar lalu pulang ke rumah. Kedua orang tuanya menyambut kedatangannya dengan baik. Dirinya jarang pulang ke rumah ini kecuali weekend.

"Apa kabar Renata, son?" tanya Papahnya ke dirinya.

"Baik." Jawabnya begitu singkat

"Kapan kalian akan menikah. Mau menunggu waktu lagi atau gimana." Ucap Mamah datang membawa cemilan dan minuman kaleng ke ruang tamu.

"Aku belum tahu mah, masih ragu. Takutnya kita ribut karena belum siap menikah."

"Apa yang kamu katakan nak. Kenapa kamu mengatakan seperti itu. Kalian tidak mungkin seperti itu. Lagian Renata sudah siap menikah dalam waktu cepat. Kamu mungkin yang masih ragu."

Daniel mengangguk lalu mengambil minuman kalengnya.

"Apa yang membuat kamu ragu."

"Takut tidak sesuai ekspektasi aja. Lagian kerjaan aku masih banyak mah, nunggu dulu aja. Renata sepakat juga nunggu aku benar-benar siap." Kedua orang tuanya tidak mau menyahut. Kerska paham dan tidak mau memaksa anak mereka untuk menikahi Renata secepatnya.

Di apartemen Amora, sudah ada Renata di sini. Datang hanya ingin mencurahkan hatinya.

"Aku sebal sama Daniel tahu. Aku udah siap menjadi istrinya tapi Daniel belum mau menikahi aku. Sampai kapan aku menunggu dia siap." Amora mendengarkan curhatan Renata dengan baik.

Kamu tidak akan menjadi istrinya. Aku yang akan menjadi istrinya, aku akan mengambil milik kamu Renata.

Renata menyenggol lengannya sekilas.

"Menurut kamu Daniel benar-benar mencintai aku atau tidak." Amora menggeleng tidak tahu

"Mungkin tapi aku ragu Daniel hanya menjadikan.kamu tempat pelampiasan. Gini loh, kamu tahu laki-laki jaman sekarang. Hubungan di gantung walaupun sudah bertunangan. Mungkin saja Daniel ada perempuan lain."

"Omo! maksud kamu tunangan aku punya simpanan." Amora mengangguk

"Iya mungkin saja begitu. Ya udahlah kamu tunggu dia siap dulu."

"Kamu tahu aku jadi overthinking."

Kamu akan terus overthinking Renata.

Pagi harinya dirinya sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Menggunakan rok span di atas lutut, kemeja ketat, high heels cukup tinggi, lalu rambutnya diikat menjadi satu. Mempersiapkan diri bertemu dengan calon suami.

Amora keluar dari apartemennya. Berjalan berlenggak-lenggok ke arah basemant gedung apartemen.

Membutuhkan waktu 30 menit untuknya sampai di perusahaan milik Mahendra group. Lalu dirinya turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya. Berjalan santai masuk ke gedung besar ini. Banyak orang tersenyum ke arahnya lalu bersiul melihat keseksiannya.

Karyawan Daniel menatap takjub ke arahnya. Apa lagi laki-laki mereka melihat bodynya yang aduhai. Amora mengabaikan mereka semua.lalu dirinya langsung masuk ke lift petinggi perusahaan. Hanya orang penting perusahaan yang menggunakan lift ini.

Suara heels menggema di penjuru ruangan. Pintu terbuka setelah Amora mengetuknya tadi lalu masuk ke dalam ruangan besar milik Daniel Mehendra.

"Sekertaris baru," ucap James lalu dirinya mengangguk.

Cantik itu lah yang James ucapkan di dalam hatinya.

Kedatangan Amora membuat Daniel berdiri lalu melihat penampilan Amora dari atas sampai bawah. Seksi, tapi murahan.

"Saya akan mulai bekerja hari ini bos Daniel."

"Ini note yang harus kamu pelajari. Ada beberapa peraturan menjadi sekertaris saya. Oh iya jangan memakai rok terlalu pendek."

"Tidak masalah bos ini style." Kekehnya

"Saya tidak suka di bantah."

James sudah keluar dari ruangannya sejak tadi. Hanya ada mereka berdua lalu Amora duduk di pangkuan Daniel. Begitu berani nyalinya membuat ulah lagi.

"Aku tertarik sama kamu baby. Jadikan aku istri kamu atau simpanan kamu." Bisiknya

"Itu tidak akan terjadi Amora!" bentaknya.

"Apa kurangnya aku buat kamu hah?! lihat tubuh aku idaman semua laki-laki. Aku lebih unggul dari calon istri kamu. Aku tahu segalanya tentang urusan ranjang. Aku yakin kamu suka dengan perempuan liar di atas ranjang."

Lalu Daniel mendorong Amora sampai terjungkal ke belakang.

"Punya etika yang baik Amora." Lanjutnya

'Sialan! sabar Amora kamu akan berhasil mengambil hatinya.'

Amora sudah berada di tempat kerjanya saat ini. Meja cukup besar lalu ada 2 kursi. Satu untuknya dan yang satu lagi untuk sekertaris pertama Daniel.

"Sania," ucap seseorang memperkenalkan dirinya.

"Amora Sandra. Panggil Amora saja, sudah lama bekerja menjadi sekertaris bos Daniel." Sania mengangguk

"5 tahun aku kerja di sini."

'Aku akan mengawasi gerak-geriknya mulai saat ini. Tidak rela jika dia suka sama Daniel. Hanya aku yang boleh mencintai Daniel. Renata saja tidak boleh apa lagi dia.'

"Harus betah di sini ya. Kerja menjadi sekertaris bos Daniel banyak cobaan. Apa lagi harus menghadapi tunangan bos Daniel yang super cemburuan."

'Menarik. Membuat hubungan mereka cepat kandas.'

Amora memiliki prinsip dalam hidupnya. Jika tidak bisa memiliki dia maka iya akan memilih ke jalur tidak benar alias menjebak dia agar terperangkap ke dalam hidupnya.

Menarik bukan? itu lah Amora Sandra.

To be continued

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!