Suara langkah kaki terdengar, terlihat seorang pria 40 tahun yang masih gagah dan memiliki bulu-bulu halus di dagu nya sedang menuruni tangga.
Wajah takut seketika di perlihatkan sepasang pasangan muda yang ada di depan nya, pria itu menarik nafasnya panjang dan membuang nya kasar.
"Papa sudah melarang mu kan? lalu untuk apa kalian kembali ke sini!" suara itu terdengar menggelegar di rumah mewah itu.
Suara dari James Cristian, Papa dari pria yang menundukkan kepalanya karena merasa takut.
"Papa maaf" pria 21 tahun itu tak sungkan memeluk kaki sang Papa.
Lily, gadis 20 tahun yang masuk ke dalam masalah itu hanya diam dengan air mata yang mengalir di wajahnya.
James melihat dingin ke arah Lily, lalu melihat putra semata wayang nya yang memeluk kaki nya.
"Berdiri!" titah nya dengan suara keras.
Xeni nama nya, pria itu berdiri dan dengan ragu menatap wajah sang Papa yang sedang marah.
"Kenapa kau menikahi nya?" tanya James.
Xeni melirik Lily, lalu dia memegang tangan Lily dengan erat, membuat hati gadis 20 tahun itu sedikit hangat.
"Aku mencintainya Pap, dia gadis yang aku sayang" dengan lantang Xeni menjawab.
James mendengar itu sama sekali tak merubah eskpresi wajah nya yang terlihat dingin tentunya dengan tatapan mata yang tajam.
Lily melirik Xeni yang juga tengah melirik nya, dia tersenyum karena merasa Xeni adalah penyelamat kehidupan nya.
"Pap, tolong restui kami aku mohon" kata Xeni memohon.
"Merestui kalian? apa Papa tidak salah dengar, kamu masih 21 tahun Xeni!" bentak James yang sangat marah.
Karena terlalu marah pada sang putra James pun akhirnya memilih pergi meninggalkan Xeni dan Lily.
Xeni melihat itu menghembuskan nafas nya kasar.
"Papa akan merestui kita" ucap xeni meyakinkan Lily.
"Maaf membuat hubungan kalian menjadi seperti ini" balas Lily merasa sedih dengan apa yang terjadi.
"Tidak apa, sekarang kamu istri ku jadi aku akan memperjuangkan mu apapun yang terjadi" jelas Xeni sambil menatap Lily.
Lily tak bisa menyembunyikan rasa bahagia nya, dia langsung memeluk suaminya. pria yang baru menjadi suami nya beberapa jam yang lalu.
"Makasih" Lily memeluk Xeni.
"Sama-sama, ayo istirahat ke kamar kamu pasti lelah" Xeni membawa Lily ke kamar nya.
Dan sesampainya di kamar Xeni mendudukkan Lily di pinggir ranjang, lalu masuk ke dalam kamar mandi karena merasa sangat lengket setelah seharian bekerja.
Lily yang duduk air matanya menetes kembali, dia mengingat penolakan keluarga nya akan pernikahan nya dengan Xeni.
Lily sudah berhubungan dua tahun dengan Xeni, dia sangat mencintai Xeni dan Lily lebih memilih menikahi Xeni di bandingkan di jodohkan dengan pilihan orang tua nya.
Ayah nya berniat menjadikan Lily sebagai alat mendapatkan suntikan dana, dan Lily yang tau itu jelas menolak dan memilih kawin lari dengan Xeni meski pada akhirnya dia di usir Ayah dan ibu tirinya.
"Ini yang terbaik Lily, ya Xeni akan membahagiakan mu dia sangat mencintaimu begitupun dengan kamu" gumam Lily sangat yakin dengan pilihan nya.
Malam nya Xeni dan Lily sedang di kamar nya, Lily duduk dipinggir ranjang dengan perasaan gugup.
Xeni tersenyum melihat wajah gugup istrinya, dia menarik tangan Lily hingga tubuh Lily jatuh ke tubuh Xeni.
"Emm Xen" Lily merasa benar-benar gugup.
"Aku sangat menanti hari ini, akhirnya kita bersama dengan ikatan yang halal Li" Ucap Xeni menatap wajah cantik Lily.
Wajah keduanya sangat berdekatan, Lily merasa semakin tegang apalagi saat ini tangan Xeni menahan pinggang Lily.
"Kenapa Li?" tanya Xeni melihat wajah tegang Lily.
"Aku takut" balas Lily singkat.
Xeni tersenyum, lalu mengubah posisi keduanya dimana Lily sekarang ada di bawah kungkungan nya.
Cup..
Xeni mengecup kening Lily singkat.
"Jangan takut, aku akan sangat hati-hati" Xeni meyakinkan.
Tapi tetap saja Lily merasa takut, detak jantung nya berpacu cukup kencang karena saking gugup nya.
"Li coba lihat aku" kata Xeni.
Lily ragu-ragu menatap Xeni dan keduanya seketika bertatapan.
"Kamu cinta sama aku kan?" tanya Xeni.
"Hem, sangat" balas Lily tersenyum.
"Bagus, aku juga sangat mencintai kamu Li" balas Xeni lagi.
Dan pelan tapi pasti bibir Xeni dan Lily menempel satu sama lain, hingga..
Tok..tok..
Keduanya tidak jadi berciuman.
Xeni bangkit dan wajah nya terlihat sangat kesal karena dia lupa memerintahkan orang rumah nya untuk tidak menganggu nya.
"Ada apa?" tanya Xeni kesal.
"Tuan muda di panggil tuan James" jelas bi Narti.
"Untuk apa Papa memanggilku?" tanya Xeni bingung.
"Sebaiknya Tuan muda ke ruang baca dulu, tuan James akan marah jika tuan muda terlalu lama" balas bi Narti.
Huh..
Xeni melihat Lily yang sudah duduk dan melihat ke arahnya.
"Aku menemui Papa dulu" kata Xeni lalu keluar dari kamar.
"Iya" balas Lily dengan wajah takutnya.
Dia takut akan berpisah dengan Xeni, hanya Xeni penyelamat hidup nya.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
Xeni masuk ke dalam ruangan baca yang berisi Papa nya, dan saat masih dia melihat Papanya yang duduk membelakanginya.
"Pap" panggil Kenny dengan suara ragu.
James mendeheum pelan, sebelum akhirnya dia berbalik dan melihat putranya.
"Dad mau bicara apa?" tanya Xeni.
Sorot mata James terlihat jika dia sedang menahan emosinya, bagaimanapun sebagai orang tua dia ingin putranya memiliki pendidikan yang tinggi.
Apalagi Xeni adalah putranya terus waktunya jadi semua yang dimilikinya otomatis akan diberikan pada Xeni di masa depan.
"Jika Papa mau menyuruh aku untuk meninggalkan Lily, maaf Pap, aku tidak bisa melakukan nya" lanjut Xeni yang oleh paham dengan arah jalan pembicaraan mereka.
"Pergilah ke Belanda untuk menyelesaikan studi mu" ucap James terkesan simple tapi sangat mengejutkan untuk seorang Xeni.
"Papa bercanda kan?" Xeni jelas kaget.
"Tidak, itu adalah permintaan terakhir Papa. itupun jika menganggap aku sebagai Papa mu" Jelas jamur dengan wajah nya yang terlihat serius.
Xeni terdiam nampak memikirkan permintaan Papanya Itu.
Hingga terbesit di pikiran Xeni untuk menyelesaikan studinya dengan membawa Lily bersamanya.
"Apa Lily boleh ikut?" tanya Xeni.
"Tidak, Lily bersama orang tuanya" gelas James.
"Kalau begitu aku tidak mau menuruti permintaan Papa" balas Xeni menolak.
"Kalau begitu kamu bisa pergi membawa gadis itu, tanpa membawa fasilitas yang aku berikan padamu" James berbalik dan tidak mau mentoleransi apapun.
Xeni merasa bingung dengan situasi di satu sisi dia tidak mau meninggalkan Lily sendiri, tapi di sisi lain Xeni juga tahu jika Papanya tidak main-main dengan ucapannya.
Jika dia tidak menurut sudah pasti Papanya akan mengusirnya, dulu Xeni juga pernah melakukan hal yang sama dengan merokok di di usianya yang masih 12 tahun dan Papanya mengusirnya sampai seminggu.
"Pap aku mohon berikan aku pilihan lain" pinta Xeni memohon penuh harap pada Papanya.
"Keputusanku sudah jika kamu masih menganggapku sebagai papamu maka nuruti keinginanku untuk menyelesaikan studimu di Belanda, dan setelah itu kau bisa kembali dengan gadis itu" ucap James dengan penuh ketegasan membuat Xeni menghembuskan nafas nya panjang.
Xeni berpikir sekali lagi, butuh dua tahun bahkan lebih untuk dirinya bisa menyelesaikan studinya.
Dan waktu dua tahun adalah waktu yang sangat lama untuk dirinya tidak bisa bertemu dengan Lily.
"6 bulan sekali kamu bisa pulang" akhirnya James memberikan sedikit keringanan untuk putranya.
Tapi meski begitu masih terasa berat untuk Xeni menyetujui keinginan Papanya.
Huh..
Xeni melihat Papa nya yang sangat menyebalkan, tidak ada pilihan akhirnya Xeni pun menuruti keinginan Papanya.
"Baiklah aku mau" akhirnya Xeni memilih berdamai dengan Papanya.
"Bagus, kalau begitu Papa akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan barang-barangmu malam ini, dan besok pagi suruh istrimu untuk pergi ke rumah orang tuanya" jelas James yang sama sekali tidak kasihan pada putranya.
James pun keluar dari ruangan baca dan meninggalkan kening yang begitu kesal pada sikap apanya yang seenaknya.
Xeni keluar dari ruangan baca langsung masuk ke kamarnya, Tapi saat di kamar dia melihat Lily yang sudah tertidur lelap.
Huh..
"Maafkan aku Lily, aku tidak bisa bersamamu Tapi aku janji akan pulang dan membahagiakan mu" ucap Xeni sambil mengusap kepala Lily dengan lembut.
Pagi harinya Lily nampak menangis karena tidak mau ditinggalkan oleh Xeni, dia terus terisak karena Xeni berjanji untuk tidak meninggalkannya sendiri.
"Pap beri aku waktu 5 menit" kata Xeni.
James tak menjawab tapi langsung meleos ke luar rumah.
Lily langsung memeluk Xeni dengan erat, sungguh kemarin dia berpikir jika Xeni akan membahagiakan nya tidak meninggalkan nya seperti ini.
"Lily sudah, aku hanya pergi enam bulan. aku akan pulang dan menjemput mu" kata Xeni mencoba untuk tegar demi Lily.
"Tidak Xen, aku tidak mau sendirian" kekeh Lily.
"Lily, hey lihat aku" Xeni memegang pipi Lily.
Keduanya bertatapan dan Xeni mengusap air mata Lily.
"Aku akan pulang, kita akan membangun kebahagiaan bersama, ini hanya sebentar kamu bisa kan menunggu aku?" tanya Xeni.
Lily mengangguk kecil.
"Aku akan setia menunggu kamu" balas Lily.
Xeni tersenyum dan mengecup kening sang istri.
"Kalau begitu kuatlah untuk aku, supir akan mengantar mu ke rumah mu. aku harap mereka bisa menerima mu kamu bisa kan bertahan untuk 6 bulan." tanya Xeni.
"Aku tidak tau, tapi aku akan mencoba" cicit Lily pelan.
Xeni tersenyum dan dia memeluk Lily sebelum pergi, Lily terdiam di tempatnya saat melihat Xeni yang pergi di antar asisten Papa mertuanya.
Lily menangis dalam diam dan James melirik Lily yang terus menangis.
"Segera berkemas, supir akan mengantar mu" Kata James dingin.
"Pap, aku mau ikut ke Belanda" ucap Lily pelan.
"Tidak bisa, kau bukan anak ku dan kau orang asjng" tegas James lalu pergi meninggalkan Lily.
Air mata Lily mengalir kembali, Lily terduduk dengan air mata yang berjatuhan di wajahnya.
"Kenapa seperti ini, hiks.. Xeni mana janjimu" air mata Lily tak bisa berhenti menangis.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
Lily menangis dia masih belum mau pergi, dan James yang melihat itu hanya acuh lalu pergi dari rumahnya.
"Jika dia tidak mau pergi sendiri usir saja dia" titah James sebelum pergi.
Bibi hanya mengangguk dan kembali ke rumah melihat Lily yang masih tak bergeming di tempat nya.
Ada kasihan pada Lily yang baru menikah tapi harus di tinggalkan, tapi bibi hanya hanya orang lain dan dia sebagai pekerja tak berhak ikut campur ke dalam masalah keluarga majikan nya.
"Nona, tuan meminta anda segera pergi" ucap bibi dengan berat hati.
"Apa Papa pergi?" tanya Lily.
"Tuan sudah pergi 15 menit yang lalu nona, dan tuan meminta anda untuk__" ucap bibi terhenti.
Lily bangkit dan melirik bibi yang bekerja sebagai asisten di rumah mertuanya itu.
"Aku pamit" Lily dengan berat hati akhirnya melangkah keluar dari rumah yang bahkan baru satu hari dia tempati.
Ada sedih di hatinya, apalagi Lily tidak tau dia harus pergi kemana lagi karena Lily yakin dia akan di usir lagi ibu tirinya.
Tak ada pilihan lain Lily akhirnya memberanikan diri pulang, dan karena hujan yang deras Lily sampai di rumah nya dengan tubuh yang basah.
Tok..tok..
"Ma, buka" ucap Lily mengetuk pintu.
"Ma" panggil Lily lagi.
Ceklek..
Terlihat seorang wanita yang membuka pintu, wajahnya begitu sinis menatap Lily.
Dia tak lain adalah Tessa, ibu tirinya Lily yang selalu memperlakukan Lily seenaknya.
"Kenapa pulang lagi? bukan nya kamu sudah memilih pergi hah!" suara Tessa terdengar sangat lantang.
"Ma, ijinkan aku masuk.. aku kedinginan" ucap Lily dengan tubuh yang memang sangat kedinginan.
"Mau masuk? boleh tapi dengan satu syarat" balas Tessa dengan senyuman nya yang penuh siasat.
"Aku akan melakukan apapun asal bisa tinggal di rumah" jawab Lily cepat.
Tessa tersenyum menyeringai lalu membiarkan Lily masuk, dan saat Lily masuk dia melihat kakak tirinya yang sedang bermain ponsel.
Lily tak melihat ayahnya mungkin masih pergi ke luar kota karena terakhir Ayah nya mengatakan perusahaan nya butuh suntikan dana.
"Kenapa dia masuk Mam?" Selly menatap sinis pada Lily.
"Mama punya rencana bagus untuk nya malam ini" bisik Tessa.
"Apa?" tanya Selly kepo.
Tessa pun membisikkan sesuatu di telinga Selly, dan setelah itu keduanya tertawa.
"Aku dapat jatah nya kan?" tanya Selly.
"Tentu saja, Mama akan menjualnya dengan harga tinggi" balas Tessa yang berniat menjual Lily.
Keduanya langsung memasang foto Lily di aplikasi daring, dan mencantumkan harga nya yang tidak main-main.
Lily di kamar berganti pakaian, status nya sudah berubah menjadi istri dari Xeni tapi kenapa dia merasa rasanya lain.
Xeni meninggalkan nya untuk melanjutkan studinya, Lily bingung apa dia harus bahagia atau tidak dengan takdir nya yang sudah menikah dengan pria yang dia cintai itu.
"Xeni, apa kamu memikirkan aku di sana?" gumam Lily melihat ponselnya mati.
Ponselnya jatuh saat hujan deras tadi, dan Lily seperti nya harus membeli ponsel baru karena ponselnya susah di nyalakan.
Karena lelah Lily pun tertidur, dan menjelang malam Lily di bangunkan dengan disiram air oleh ibu tirinya.
"Bangun!" teriak Tessa.
"Ada apa Ma?" tanya Lily mengusap wajahnya yang basah karena di siram air satu gelas.
"Cepat mandi dan pakai ini" titah Tessa.
Lily melihat dress seksi itu, dia masih pusing karena efek baru bangun tidur.
Karena tak berpikiran aneh Lily akhirnya menurut dia mandi dan memakai dress itu, Tessa melihat nya dan dia mendandani Lily agak menor.
Lily sebenarnya tak nyaman memakai dress ini, tapi dia tak punya pilihan lain karena Tessa akan mengusir nya jika Lily tidak menurut.
"Ayo cepat masuk" titah Tessa.
Lily akhirnya masuk ke mobil tanpa tau dia akan di bawa kemana.
Selly tersenyum melihat harga yang di berikan si penawar, mereka akan bisa shopping di Mall.
"Ma aku tidak akan di jodohkan lagi kan?" tanya Lily.
"Tidak" balas Tessa.
Lily sedikit lega karena bagaimanapun dia adalah istri orang lain.
Hingga Lily di buat kaget dengan ucapan Selly yang mengatakan jika Lily akan di jual tubuhnya.
"Ma itu tidak boleh, aku punya suami" Lily menolak.
"Aku tidak perduli, lagi pula Xeni bodoh itu meninggalkan mu bukan? apa lagi yang kau mau dari pria seperti itu, lebih baik kau menjual tubuh agar punya uang dan membantu ekonomi keluarga" tegas Tessa yang menyupir.
Lily diam mendengarkan ucapan ibu tirinya, Xeni memang meninggalkan nya tapi apa ia harus sampai seperti itu demi uang?.
"Ma aku tidak bisa" ucap Lily sekali lagi menolak.
"Terlambat, sudah sampai ke hotel. sekarang yang harus kamu lakukan hanya satu yaitu menyenangkan hati pelanggan mu agar uang yang kamu dapatkan banyak" jelas Tessa.
"Dan uang mu akan membuat aku dan anak ku bahagia karena bisa shoping" lanjut Tessa dalam hatinya sangat senang.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!