NovelToon NovelToon

Menikahi Wanita Simpanan

1. Setelah Pernikahan

"Mas.. mau kemana malam-malam begini?" Tanya Aliya.

"Bukan urusanmu!" Kata Shaka ketus.

"Mas, aku ini istrimu, jadi aku berhak tau." Ucap Aliya tak mau kalah.

Shaka menatap Aliya dengan tatapan tidak suka. Dia kembali melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan ucapan Aliya.

Tidak ada jawaban dari Shaka, Aliya segera menarik tangan Shaka.

"Mas, aku nanya di jawab dong." Ucap Aliya kesal.

Shaka menghempaskan tangan Aliya dengan kasar dan mendorong tubuh Aliya kebelakang hingga membuat Aliya kehilangan keseimbangan lalu terjerembab jatuh ke lantai.

Aliya tersentak, mendadak rasa ngilu mulai menjalar di hati.

Shaka maju ke depan mendekati Aliya lalu mencengkeram kuat dagu Aliya.

"Heh, wanita murahan! Kau tidak usah ikut campur urusan ku, kau itu ku nikahi hanya untuk ku jadikan mainan. Mengerti!" Teriak Shaka, semakin kuat mencengkram dagu Aliya. "Jadi kau tidak usah mengatur hidup ku!"

Aliya terkejut dengan perubahan suaminya, bukankan tadi ia bersikap lembut. Apakah itu hanya pencitraan di depan semua orang? Aliya bertanya-tanya dalam hatinya.

"Mas, ini sakit. Tolong lepaskan!" Pinta Aliya memelas.

Bukannya melepaskan, Shaka justru memperkuat cengkeramannya hingga membuat Aliya meringis kesakitan.

Tanpa terasa setetes air mata jatuh dari kedua mata Aliya.

"Simpan saja air mata buaya mu itu wanita sialan, jangan kau pikir aku akan bersimpati! Dasar wanita licik!" Hardik Shaka. Air mata Aliya mulai membanjiri kedua pipinya.

"Kau sangat pintar bersandiwara, cih... Kau menjijikkan." Ucap Shaka sambil melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Aliya dengan kasar.

Setelah mencaci maki Aliya, Shaka keluar dengan membanting pintu dengan keras sehingga membuat Aliya terperanjat.

Tangisan pilu terdengar memecah rumah mewah milik Shaka. Aliya meringkuk memeluk tubuhnya sendiri, Aliya meremas dadanya yang terasa sesak.

Aliya tidak menyangka suaminya memperlakukan dirinya dengan kasar Bahkan suaminya sendiri menghina dan mencaci maki dirinya. Padahal mereka baru saja menjadi suami istri beberapa jam yang lalu. Sebagai seorang istri, Aliya merasa tak punya harga diri di depan suaminya.

Aliya menghapus kasar air matanya. Wanita itu lalu mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan pelan, ia mencoba memberi sedikit rongga pada dada yang teramat sesak.

Dengan langkah tergopoh-gopoh Aliya melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di lantai atas. Setelah sampai di kamar, Aliya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang sudah lengket terkena air mata.

Aliya menatap pantulan dirinya di cermin, air matanya kembali jatuh membasahi pipi kala mengingat bagaimana ucapan kasar yang di lontarkan oleh suaminya sendiri.

🍀🍀🍀🍀🍀

Dilain tempat, Shaka sudah berada di sebuah club' malam. Shaka sudah menghabiskan beberapa botol wine hingga membuatnya mabuk.

Tak berapa lama perempuan penghibur menghampiri Shaka dan mulai menggodanya.

Wanita mana yang tidak tergoda dengan lelaki tampan dengan rahang tegas, serta memiliki tubuh yang Kekar dengan dada bidang.

"Sayang..Biarkan aku menemani mu malam ini." Bisik wanita itu ke telinga Shaka Jari-jarinya mulai berselancar di leher milik Shaka lalu menciumi leher Shaka.

Melihat tidak ada penolakan dari Shaka, wanita itu mulai menciumi bibir Shaka, Shaka yang mulai tergoda akhirnya membawa wanita itu ke salah satu kamar.

Shaka mendorong wanita itu ke atas ranjang lalu menaiki tubuh wanita itu, tak kalah liarnya, wanita itu berbalik menaiki tubuh Shaka. Kini giliran wanita itu berada tepat di atas Shaka.

Wanita itu mulai membuka kancing baju Shaka satu persatu, lalu tampaklah dada bidang milik Shaka. Wanita itu tersenyum penuh gairah. Baru saja ingin melancarkan aksinya, Shaka mendorong kuat wanita itu hingga terpental jatuh ke lantai.

"Aww... kenapa kau mendorong ku." Wanita itu merintih kesakitan sambil memegangi tangannya.

"Aku tidak sudi tidur dengan wanita murahan seperti dirimu!" Bentak Shaka, sambil membenahi kancing bajunya lalu mengambil beberapa lembar uang dan melemparkannya ke arah wanita itu.

"Ambilah! Anggap saja ganti rugi untuk tubuh menjijikan mu itu. Dasar wanita ******!" Shaka lalu bergegas pergi.

Entah mengapa, Shaka mengingat istrinya Aliya, hingga mendorong wanita penghibur tersebut.

"Awas saja kau! Aku akan membalas perbuatan mu yang telah menghinaku," ucap wanita itu sambil meremas uang yang di lempar Shaka.

🍀🍀🍀

Shaka melajukan mobilnya dengan keadaan setengah sadar, setelah sampai rumah, Shaka memasuki kamar tidurnya yang berada di lantai atas. Saat memasuki kamar, ia melihat istrinya, Aliya sudah tertidur dengan nyenyak. Melihat pemandangan itu, amarah Shaka kembali meluap, dengan kuat ia menendang Aliya dari belakang hingga jatuh dari atas ranjang.

Aliya menjerit kesakitan sekaligus kaget. Bagaimana tidak? sedang enak-enaknya tidur malah di tendang hingga jatuh.

"Mas..." Teriak Aliya.

"Hei wanita miskin, berani sekali kamu tidur di atas kasur ku, Siapa yang mengijinkan kamu menyentuh barang-barang ku, hah?!" Bentak Shaka.

"Tapi aku istrimu, mas!"

"Cukup!! Tidak sudi aku seranjang dengan wanita murahan seperti dirimu. Sekarang keluar dari kamarku atau aku akan menyeretmu keluar dari kamar ini!" Bentak Shaka dengan suara menggelegar.

Dada Aliya kembali sesak, Air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya lolos juga membasahi pipi. Tubuhnya bergetar hebat.

Bahkan pernikahan ini belum ada sehari, tapi Shaka sudah membentak dan berlaku kasar pada dirinya.

Dengan susah payah menahan sakit, Aliya berjalan meninggalkan kamar. Aliya menoleh kebelakang, melihat Shaka menaiki ranjang lalu tidur tanpa merasa bersalah.

Aliya berjalan menuruni anak tangga satu persatu, tangannya terasa sangat sakit.

Dengan langkah pelan, ia berjalan menuju ke arah sofa di ruang tamu, Aliya memutuskan untuk tidur di sofa itu.

Malam berganti pagi, Aliya sudah sibuk berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Aliya sudah melupakan kejadian semalam. Dengan hati riang gembira, Aliya memasak untuk suaminya karna ini adalah hari pertamanya menjalankan tugas sebagai seorang istri.

Setelah selesai memasak, Aliya menata masakannya di meja makan lalu duduk menunggu suaminya, Shaka turun. Aliya takut membangunkan Shaka jadi dia memutuskan menunggu Shaka di meja makan.

Shaka menuruni anak tangga satu persatu. Shaka sudah rapi dengan mengenakan setelan formalnya.

"Mas, ini sarapan dulu." Kata Aliya dengan senyum sumringah di wajahnya.

Shaka mendekati Aliya lalu menjambak rambut Aliya dengan kuat.

"Wanita bodoh!" Hardik shaka. "Sudah ku bilang, kau tidak usah mencari perhatian ku!" Bentak Shaka terdengar menggelegar memenuhi seisi ruangan pagi itu.

"Lepaskan, mas. Ini sakit." Pinta Aliya, merintih kesakitan. Shaka melepaskan rambut Aliya lalu mendorong Aliya ke meja makan hingga membuat piring-piring diatas meja pecah jatuh ke lantai.

"Dengar ya, jangan pernah menampakkan dirimu di hadapan ku. Aku merasa jijik melihat mu. Kalau sampai kau berani menampakkan diri di hadapan ku, akan ku buat kau lebih sakit dari ini!" Ancam Shaka Lalu bergegas pergi.

Aliya menjatuhkan tubuhnya ke lantai, kakinya serasa lemas hingga tidak bisa menopang tubuhnya. Air matanya mengalir deras membasahi pipi, hatinya bagai tertusuk ribuan belati. Hancur berkeping-keping mendengar perkataan Shaka yang selalu menghina dirinya.

Aliya mengambil pecahan piring satu persatu lalu membuangnya, mungkin seperti pecahan piring ini lah gambaran hati Aliya Sekarang.

Aliya menghapus air matanya, ia mencoba menjadi wanita yang tegar dan kuat. Dia tidak boleh kelihatan lemah di depan Shaka.

2. Dendam

Hari sudah sore, Shaka duduk sambil menikmati pemandangan di luar jendela ruangannya. Pikirannya melalang jauh, entah apa yang ia pikirkan hanya dia yang tahu.

Tok...tok...

"Bos.. Apa kita akan pergi sekarang?" Tanya Reno, sahabat sekaligus sekretaris Shaka.

"Aku akan pergi sendiri, Ren." ucap Shaka datar.

"Baik, Bos." Reno kembali menutup pintu lalu beranjak pergi.

Shaka mengambil jas lalu memakainya. Shaka memutuskan untuk meninggalkan kantor pada sore hari.

Shaka melajukan mobilnya menuju tempat dimana ibunya berada, tak lupa ia membelikan sebuket bunga berwarna putih.

🍀🍀🍀

Shaka meletakan sebuket bunga di atas makam ibunya.

"Mah... Apa mamah sudah bahagia disana?" Tanya Shaka, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Mah.. Shaka berjanji akan membalaskan semua ini, Shaka berjanji akan menghancurkan wanita yang sudah merenggut kebahagian mamah dan keluarga kecil kita," ucap Shaka dengan suara tertahan. "Mah.. sekarang Shaka sudah menikah, menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak Shaka cintai, Mah. Ini semua Shaka lakukan demi Mamah." Ucap Shaka panjang lebar.

🍀🍀🍀🍀

Ibu Shaka sudah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu akibat serangan jantung, ibunya menghembuskan nafas terakhir sebelum Shaka mengetahui siapa orang yang telah membuat ibunya seperti ini. Shaka sudah berjanji akan mencari siapa dalang yang menyebabkan sakit jantung ibunya kambuh.

Setelah Shaka mencari tahu lewat orang suruhannya, ternyata dia baru tahu semua ini di sebabkan hadirnya orang ketiga dalam hubungan orangtuanya.

Shaka tidak habis pikir mengapa ayah yang sangat ia percayai tega mengkhianati ibu dan dirinya. Bahkan wanita simpanan ayahnya adalah seorang wanita muda berusia di bawah Shaka. Ya, wanita itu adalah Aliya, istrinya sekarang.

Shaka menikahi Aliya hanya untuk balas dendam, Shaka ingin Aliya merasakan apa yang ibunya rasakan.

🍀🍀🍀🍀

Sore menjelang malam, barulah Shaka menginjakkan kaki dirumah. Saat melewati ruang tamu, ia melihat Aliya yang sedang asyik menonton hingga tidak menyadari keberadaan Shaka.

"Siapa yang menyuruh mu bersantai-santai, hah?" Bentak Shaka, hingga mengagetkan Aliya.

"Maaf, mas. Aku tidak tahu," takut-takut Aliya menjawab. Aliya takut jika Shaka akan berlaku kasar lagi dengan dirinya.

"Sudah berani kamu menjawab ku!?" Bentak Shaka lagi.

"Tidak, Mas." Aliya tidak berani menoleh sedikitpun ke arah Shaka.

"Mau ku buatkan makan malam?" Tanya Aliya lagi dengan suara bergetar.

"Cih.. tidak perlu. Kau pikir aku akan makan makanan yang di buat oleh tangan kotor mu itu. Hah, sungguh menjijikan!" Ucap Shaka.

"Tapi aku hanya ingin melakukan tugas ku sebagai seorang istri," gumam Aliya tapi masih dapat di dengar oleh Shaka.

Shaka berbalik lalu menghampiri Aliya. Aliya yang melihat raut wajah suaminya dengan tatapan membunuh, dia tahu apa yang akan terjadi, Aliya meremas ujung bajunya karna merasa sangat takut dan benar saja, Shaka menjambak rambut Aliya hingga kepala Aliya mendongak keatas.

Aliya menjerit kesakitan sambil memegangi tangan Shaka yang menjambak rambutnya.

"Lepaskan, Mas!"

"Sakit? Ini belum seberapa wanita sialan. Aku bahkan bisa membuat mu lebih sakit dari ini!" Bentak Shaka sambil menghempaskan kepala Aliya, lalu ia pergi meninggalkan Aliya.

"Kamu bisa tidak menghargai aku sebagai seorang istri, aku istri kamu, Mas." Bentak Aliya.

Shaka yang baru beberapa langkah kembali menghampiri Aliya, menatap Aliya dengan penuh amarah.

"Sudah berani kau melawan ku, hah? Kau pikir kau itu siapa? Kau itu hanya wanita murahan, dasar bodoh!" Hardik Shaka.

"Aku juga manusia, Shaka. Tidak bisakah kamu menghargai aku sedikit saja sebagai istri kamu. Aku juga punya rasa sakit, Shaka." Aliya mulai berurai air mata.

Plakkk...

Shaka mendaratkan tangannya di pipi mulus Aliya, seketika pipi Aliya memerah karna tamparan dari Shaka. Shaka menarik tangan Aliya, membawa wanita itu ke dalam gudang.

"Mulai sekarang kau tidur disini!" Teriak Shaka dari luar.

"Shaka.. aku mohon jangan."Pinta Aliya memelas tapi permohonan itu tidak diindahkan Shaka. Dengan teganya Shaka mengunci Aliya.

"Akan ku buat pernikahan ini neraka bagi mu, Aliya. Kau harus merasakan sakit seperti yang dirasakan ibuku." Ucap Shaka pelan lalu beranjak pergi.

"Shaka..Tolong keluarkan aku... Hiks.. hiks disini gelap." Aliya menangis tersedu-sedu.

Aliya memukul-mukul pintu berharap Shaka mengeluarkan dirinya dari gudang yang gelap ini.

Shaka tersenyum sinis, mata hatinya sudah di tutupi oleh dendam sampai tidak ada secuil rasa iba telah menyiksa istrinya sendiri. Bahkan tangisan Aliya terasa menyenangkan bagi Shaka yang mendengarnya.

Aliya menyenderkan tubuhnya di belakang pintu dan memeluk tubuhnya sendiri, menangis tanpa henti.

"Oh tuhan, apa salah ku sehingga hidup ku menjadi seperti ini?"

Teringat beberapa bulan yang lalu, Seorang pria sering datang ke tempat Aliya bekerja di sebuah cafe, pria itu hanya mau di layani oleh Aliya, pria itu tak lain adalah Shaka.

Shaka hampir setiap hari berkunjung ke cafe tempat Aliya bekerja, hingga membuat keduanya menjadi sangat dekat. Aliya merasa sangat nyaman sehingga ia terbawa perasaan saat Shaka perhatian dan memperlakukan dirinya dengan baik.

Hari berganti bulan, kedekatan Shaka dan Aliya semakin lengket hingga pada suatu hari Shaka mengungkapkan perasaannya kepada Aliya.

"Menikahlah dengan ku, Aliya." Pinta Shaka.

"Uhuk..uhuk.." Aliya batuk tersedak makanan. Dengan sigap Shaka, mengambilkan air minum lalu di berikan pada Aliya.

"Pelan-pelan kalau makan, Aliya." Kata Shaka.

"Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Aliya sambil meletakan gelas yang sudah kosong.

"Tidak, menikahlah dengan ku!" Jelas Shaka.

"Tapi aku hanya seorang pelayang di cafe sedangkan kau--"

"Aku tidak peduli, yang penting saat bersama mu aku bahagia." Shaka bersungguh-sungguh.

Aliya menundukkan kepalanya.

Shaka meraih tangan Aliya lalu menggenggamnya.

"Aku akan membahagiakanmu, Aliya. Tolong percaya aku!" Shaka menekankan kata-katanya.

Tanpa pikir panjang, Aliya menerima ajakan menikah Shaka. Aliya tersenyum bahagia.

Aliya pikir Shaka adalah pria yang baik tapi ternyata tidak, Shaka punya maksud dan tujuan tertentu yang tidak di ketahui Aliya.

"Kenapa? Kenapa malah jadi seperti ini?" Aliya bertanya-tanya.

"Kenapa tiba-tiba berubah kamu, Shaka?"

Sekali lagi air mata Aliya menetes satu persatu membanjiri pipinya. Aliya memegangi pipinya yang serasa panas akibat tamparan dari Shaka, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

"Ayah... ibu... tolong aku." Ucap Aliya disela tangisnya.

🍀🍀🍀

Hari mulai beranjak malam, Aliya mencoba memejamkan matanya tapi tetap saja tidak bisa, Aliya merasakan sakit dan pusing di kepalanya akibat jambakan kuat dari Shaka. Belum hilang rasa perih, Aliya harus menahan rasa perih di perut karna lapar.

"Apa aku akan sanggup menjalani pernikahan seperti ini?" Aliya meratap sedih. Dia bahkan tidak bisa bercerita pada siapapun.

"Apakah ini ujian dalam rumah tanggaku, Tuhan? jika iya, maka aku akan berusaha menerima semua ini."

Dengan perasaan sedih, Aliya merebahkan tubuhnya di lantai kotor sambil memegangi perutnya.

Karena lelah fisik dan hatinya Aliya pun langsung tertidur di atas lantai yang kotor.

Pernikahan yang semula di impikan berjalan dengan indah dan bahagia namun nyatanya hanya ada derita dan tangis.

🍀HAPPY READING 🍀

🍀JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE FAVORIT 🍀

3. Demam

Keesokan paginya, Shaka membuka gudang. Dilihatnya Aliya tertidur dilantai dengan keadaan meringkuk.

"Hei bangun!" Tanpa berperasaan, Shaka menendang tubuh Aliya dengan kakinya, agar Aliya bangun.

Tapi tidak ada jawaban dari Aliya.

"Dasar wanita bodoh, hei bangun!" Ucap Shaka setengah berteriak.

"Apa dia mati?"

Shaka berjongkok lalu mengangkat Aliya ke pangkuannya, ia melihat wajah Aliya terlihat sangat pucat dan sedikit ada lebam di wajah.

"Hei bangun bodoh, bangun!" Shaka menepuk-nepuk pipi Aliya, tapi tetap saja Aliya tidak bangun.

"Ah sial.. sial!!" Umpat Shaka.

Shaka mengambil handphone dari saku celananya lalu menelpon seorang dokter.

"Tidak akan ku biarkan kau mati seperti ini, Aliya. Permainan kita belum selesai." Shaka memiringkan senyumnya, lalu menggendong tubuh Aliya ke kamarnya.

Tak lama dokter Arkan datang dan memeriksa kondisi Aliya.

"Nona Aliya hanya demam biasa dan dia harus beristirahat untuk memulihkan kondisinya.Oh ya, Tuan nona Aliya memiliki masalah dengan lambungnya jadi jangan biarkan dia telat makan," ucap dokter Arkan.

"Kalau begitu saya pamit dulu."

"Baik Dok, Terimakasih." Shaka mengantarkan dokter Arkan sampai ke depan pintu lalu kembali ke kamar dimana Aliya berada.

🥦🥦🥦

Shaka memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor hari ini, ia memutuskan untuk menjaga Aliya di rumah.

Di dapur, Shaka sudah berkutat dengan alat masak, Shaka memasak bubur untuk Aliya.

Dirumah sebesar ini tidak ada pelayan karena Shaka lebih senang tidak ada orang dirumahnya.

Setelah selesai memasak, Shaka membawa makanan ke kamarnya lalu meletakannya diatas meja. Didapatinya Aliya belum bangun.

"Hei bangunlah!" Shaka menggoncang-goncang tubuh Aliya tapi tetap saja Aliya belum sadar.

🍀🍀🍀

Pagi berganti siang tapi Aliya belum juga bangun.

"Hei bangunlah! Kau belum sarapan dari pagi."

Shaka memandangi wajah Aliya, tanpa sadar sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Senyuman yang tak pernah ia perlihatkan kepada Aliya.

Entah apa maksud senyuman itu hanya Shaka yang tau.

Aliya terbangun dari tidurnya bertepatan dengan Shaka masuk ke kamar. Didapatinya Shaka membawa secangkir teh di tangannya.

"Kenapa aku disini?" Tanya Aliya dengan suara pelan.

"Kau sakit. Sungguh merepotkan ku saja." Ucap Shaka acuh.

"Maaf." Ucap Aliya dengan suara bergetar.

Tiba-tiba Aliya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Kau kenapa?" Tanya Shaka.

"Aku lapar." Jawab Aliya takut-takut.

"Tunggu sebentar!. Aku akan ke dapur untuk menghangatkan makanan mu." Ucap Shaka sambil membawa nampan makanan yang ia letakan di atas meja.

Beberapa menit kemudian Shaka sudah sampai di kamar dengan membawa nampan berisi makanan.

"Makanlah!" Titah Shaka.

"Terimakasih," Aliya mulai menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Akhh.." Aliya meringis kesakitan.

"Ada apa lagi!" Sentak Shaka.

"Maaf, tapi ini sakit." Kata Aliya sambil memegangi sudut bibir nya yang sedikit lebam.

"Ah.. kau sungguh membuat ku repot." Shaka berkacak pinggang. " Sini, berikan padaku!" Ucap Shaka lalu merebut mangkuk bubur dari tangan Aliya.

"Maaf jika aku merepotkan mu,"

Shaka mulai mengambil bubur dengan sendok lalu menyuapi Aliya dengan pelan dan hati-hati.

"Cukup, aku sudah kenyang." Pinta Aliya.

"Kenyang? Kau saja baru makan tiga sendok. Cepat buka mulutmu!"

"Tapi--"

"Ini baru di mulai, aku tidak mau kau mati kelaparan." Ucap Shaka menatap tajam Aliya.

Tidak ingin menjadi sasaran kemarahan Shaka lagi, Aliya menuruti perintah Shaka.

"Terimakasih,"Ucap Aliya setelah selesai makan.

"Jangan berharap aku akan baik seterusnya padamu dan ingat, jangan pernah menyalah artikan kebaikan ku ini, Aku hanya tidak ingin kau mati lebih cepat."

Senyum kecil di wajah Aliya tiba-tiba langsung menghilang, berganti dengan raut wajah kesedihan yang kentara.

"Haruskah kamu selalu mengulang kalimat menyakitkan itu?" Tanya Aliya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Aku tidak peduli, karena bagiku kau hanya wanita murahan yang pantas untuk di permainkan!" Ucap Shaka penuh penekanan.

Prankk...

Shaka melempar mangkuk kelantai hingga pecah lalu ia melangkahkan kakinya meninggalkan kamar dengan membanting pintu. Aliya menatap nanar kearah pintu.

Setetes cairan bening berhasil lolos membasahi pipi mulus Aliya.

Perlakuan kasar dari Shaka kembali membuat Aliya terkejut, walau ini bukan kali pertama ia di bentak, tetap saja Aliya merasa kaget bukan main juga hatinya teramat sakit.

Remuk! Hati Aliya benar-benar patah di buat Shaka.

Aliya bangun dari tempat tidurnya lalu membereskan pecahan mangkuk di lantai yang berserakan. Sesekali Aliya memegangi kepalanya yang masih pusing.

Aliya berjalan menuruni anak tangga satu persatu, dengan membawa nampan di tangannya lalu meletakkannya di dapur.

Aliya menghampiri Shaka yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menikmati rokok di tangannya.

"Mas." Panggil Aliya.

"Ada apa?" Tanya Shaka dengan nada dingin.

"Bolehkah aku bertanya?" Tanya Aliya hati-hati, ia tidak mau salah bicara dan ujung-ujungnya mendapat bentakan dan perlakuan kasar dari suaminya lagi.

"Apa?" Tanya Shaka tanpa menoleh ke arah Aliya.

"Jika kau membenci ku, lalu kenapa kau mengajak ku menikah?"

"Apa pernyataan ku tadi kurang jelas? Aku hanya menjadikan mu mainan," ucap Shaka enteng sambil menyilangkan kedua kakinya.

"Cih.. andaikan aku tidak tergoda oleh rayuan mu, mungkin aku tidak menderita seperti ini." Aliya menatap sinis ke arah Shaka, entah keberanian darimana ia bisa mengatakan itu.

Shaka mematikan rokoknya menatap tajam kearah Aliya yang terlihat menahan tangis.

"Sungguh di luar dugaan, sekarang kau sudah berani berdebat dengan ku." Shaka tersulut amarah setelah melihat keberanian Aliya.

"Apa kesalahan ku? Memang apa yang ku lakukan hingga kau membenciku?" Aliya mulai meninggikan suaranya.

Plakk...

Untuk kesekian kalinya Shaka menampar Aliya, saking kerasnya tamparan tersebut hingga membuat Aliya terhuyung-huyung.

"Berani-beraninya kau!" Bentak Shaka. "Aku muak meliat air mata buaya mu itu, Kau hanya wanita licik lagi murahan. Berhentilah berpura-pura tidak tahu! Berhentilah kau menganggap dirimu seolah-olah hanya korban!" Teriak Shaka.

"Kau sangat jahat! Jika ada orang yang paling ku benci di dunia ini, maka orang itu adalah kau, Shaka. Aku membencimu sampai kapan pun." Aliya mulai menangis.

"Kau benar-benar menjijikan, Aliya. Kau yang sudah membuat hidup ku hancur lalu kenapa kau yang seolah-olah merasa hancur." Shaka mendorong tubuh Aliya hingga jatuh kelantai lalu meninggalkan Aliya menuju ke kamarnya

Beberapa menit kemudian Shaka turun, ternyata dia mengambil kunci mobil. Shaka melewati Aliya tanpa memperdulikan Aliya yang menangis.

Terdengar suara mobil yang perlahan-lahan melaju meninggalkan halaman rumah.

Di mobil Shaka menghubungi seseorang.

"Kau awasi istriku! Jangan sampai dia kabur dari rumah ku." Titah Shaka pada orang suruhannya.

"Baik, Tuan. Aku akan mengerahkan sebagian anak buah untuk mengawasi istri, Tuan." Kata seseorang di balik telepon.

"Bagus. Apa kau sudah mencari keberadaannya di seluruh rumah sakit ini?"

"Kami belum menemukannya, Tuan. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin."

"Baiklah, kalau perlu kerahkan seluruh anak buah kita untuk mencarinya sampai ke pelosok negeri."

"Baik, Tuan. Saya mengerti!"

"Bagus, Kau memang bisa di andalkan." Shaka lalu menutup telpon.

"Istri? Yang benar saja dia istriku." Shaka tersenyum tipis, kala dia menyebut Aliya istrinya.

"Tidak. Kau tidak boleh jatuh cinta dengan wanita itu, Shaka. Kau harus sadar, bahwa dialah yang menghancurkan hidupmu." Shaka mengusap kasar wajahnya.

🍀Happy Reading🍀

🍀Jangan lupa tekan komen,like dan tambahkan ke favorit 🍀

🍀 Terimakasih 🍀

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!