Call on
"Halo Kiara, kau di mana?"Tanya se orang perempuan yang berada di seberang telepon.
"Iya hallo ma, aku sedang di hotel."Ucap wanita yang di panggil Kiara oleh wanita yang berada di sebrang telpon.
"Sayang apa yang kau lakukan,malam ini adalah malam pertunangan mu dengan Jafin mengapa kau malah berada di hotel?"Tanya sang mama dengan nada suara yang terdengar kebingungan.
"Sudah dulu ya ma, aku sedang ada urusan penting."Ucap Kiara yang kemudian mematikan telepon secara sepihak.
Call off
Dengan wajah memerah menahan amarah Kiara menendang kuat sebuah pintu kamar dengan nomer 002 dengan sekuat tenaga nya.
Karena amarah nya, pintu itu pun terbuka dengan kunci yang rusak.
Terlihat seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang di kenali oleh Kiara sedang bercumbu mesra di atas kasur di dalam kamar hotel tersebut dengan badan di tutupi dengan selimut dan terlihat baju dan beberapa pakaian dalam wanita dan laki-laki yang berserakan di lantai kamar tersebut.
"Kiara! Ap,apa yang kau lakukan di sini?"Tanya laki-laki itu terlihat sangat panik.
"Kiara,ini tidak seperti yang kau bayangkan,kami bisa menjelaskan ini semua."Ucap wanita yang berada di samping laki-laki tersebut.
Plok! Plok! Plok! (Suara tepuk tangan yang bergema di dalam kamar hotel itu.)
"Sungguh menakjubkan, kalian ini benar-benar cocok, bagaimana malam nya? Menyenangkan?"Ucap Kiara sambil bertepuk tangan menahan emosi nya.
"Kiara."Lirih laki-laki itu yang kini sudah tidak bisa mengatakan apa-apa.
"Apa? Kau mau menjelaskan? Silahkan, bagaimana meeting mu tadi malam?"Ucap Kiara kepada laki-laki itu.
"Kiara kami hanya…"Ucap wanita yang ada di sebelah laki-laki tadi mencoba untuk angkat bicara.
"Satu lagi adalah sahabat dekat ku, dan yang satu nya adalah calon tunangan ku, kalian sudah puas sekarang? Bagaimana Fany apa kau sudah puas mendapatkan Jafin?"Tanya Kinara kepada keduanya.
"Ya, karena kau sudah melihat nya, kami tidak akan menyembunyikan nya lagi."Ucap Fany sambil tersenyum sisnis.
"Benar-benar perempuan kotor! Menjijikkan!"Ucap Kinara yang kemudian menjambak rambut Fany dengan kuat nya.
"Ahhh, Kinara lepas apa kau gila? Ini sakit Jafin tolong aku! Kinara sudah gila!"Teriak Fany menahan sakit di kepala nya akibat rambut yang di janbak oleh Kinara.
"Kiara apa yang kau lakukan? Lepas kan dia!"Ucap Jafin yabg terlihat emosi melihat Kiara menjambak rambut Fany.
Jafin pun berusaha untuk melepaskan tangan Kiara dari rambut Fany.
"lepas Kiara!"Ucap Jafin membentak Kiara.
Plak...plak! (Sebuah tamparan keras berhasil mendarat tepat mengenai kedua pipi Jafin.
"Kiara kau!"Ucap Jafin sambil memegang pipi nya yang terasa memanas akibat tamparan keras dari Kiara.
"Apa?Mau marah!Kau pantas mendapatkan nya."Ucap Kiara kepada Jafin.
Tampa ragu Kiara pun kemudian memungut pakaian Fany dan Jafin yang berserakan tersebut dan berjalan menuju jendela yang ada di dalam kamar hotel itu.
"Kiara apa yang kau lakukan?!"Ucap Jafin dan Fany secara bersamaan.
"Tentu saja memberi pelajaran."Ucap Kiara kepada Jafin dan Fany.
Kiara pun membuka jendela tersebut dan melempar kan baju, celana, pakaian dalam dan juga sepatu milik kedua penghianat itu keluar dari jendela.
"Selesai."Ucap Kiara yang kemudian berjalan keluar dari hotel tersebut.
"Kiara Cristina Albian"Adalah seorang CEO dari perusahaan Cris grup, yang terkenal sangat kaya.
Dia adalah anak kedua dari keluarga Albian, yang notabennya adalah keluarga terpandang dan berpengaruh di kota itu.
Dia memiliki seorang kakak laki-laki, serta mama dan papa nya yang begitu menyayangi diri nya.
Terlalu banyak perusahaan sang papa sehingga Kiara di jadikan salah satu CEO dari salah satu perusahaan papa nya.
Kiara telah berpacaran dua tahun dengan Jafin kekasih masa kuliah nya, dan malam ini adalah malam pertunangan mereka berdua.
Awal nya kedua orang tua Kiara tidak setuju karena Jafin berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun Kiara yang begitu mencintai nya berusaha meyakinkan kedua orang tuanya kakau Jafin adalah laki-laki baik dan bisa membahagiakan dirinya, namun siapa sangka jika Jafin menghianati dirinya dengan berselingkuh dengan Fany yang notabennya adalah sahabat baik Kiara, hal ini membuat Kiara benci akan kedua orang itu.
Meskipun terlihat kuat dan tegar, Kiara tidak mampu menahan rasa sakit hatinya, ia keluar dari hotel tersebut dan masuk ke dalam mobil nya.
Menahan segala sakit hati yang ia rasakan Kiara pun mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sambil sesekali menyeka air mata yang mulai bercucuran.
Musibah pun terjadi karena kiara mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi ia pun mengalami kecelakaan menabrak sebuah mobil yang juga melaju kencang di depan nya.
Kedua mobil itu sama-sama beradu dan akhirnya terpental jauh berguling.
Semua orang yang melihat itu bergidik ngeri dan bergegas menelpon polisi dan juga petugas ambulans untuk mengevakuasi kedua mobil yang saling tabrak itu.
Beberapa hari kemudian.
"Kiara sadar lah nak, mama mohon."Tangis seorang wanita yang setiap hari nya terus menemani Kiara di samping ranjang rumah sakit itu.
Sudah tiga hari sejak kecelakaan Kiara masih belum sadar,ia mengalami benturan keras di kepala dan mengalami cedera di kaki dan sekarang ia koma.
"Ma, sudah jangan di tangisi, aku yakin sebentar lagi Kiara akan sadar."Ucap papa Kiara mencoba untuk menenangkan mama Kiara.
"Ini sudah hari ke tiga pa,dan anak kita belum juga sadar, sebenarnya apa yang terjadi,jika tidak dalam keadaan marah Kiara tidak akan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi pa."Ucap mama Kiara dengan air mata yang masih membasahi pipi nya.
"Papa juga tidak tau ma, setelah dia sadar baru kita bisa tau apa yang sebenarnya terjadi."Ucap papa nya Kiara.
Sementara di sebelah tirai Kiara juga ada seorang laki-laki yang terbaring dengan beberapa luka yang cukup parah tapi dia tidak koma sama sekali.
Hanya saja dokter mengatakan kemungkinan besar pria itu lumpuh.
"Ardan, ayo makan sayang, lihat lah mama membuat kan mu bubur ayam kesukaan mu."Ucap seorang wanita yang berpakaian cukup bagus duduk di samping tempat tidur laki-laki yang di panggil Ardan tersebut.
"Singkirkan makanan itu ma, aku ingin bertemu Alina di mana dia ma?"Ucap Ardan kepada mama nya.
"Sayang,maaf kan mama, Alina, dia tidak lagi ingin bersama mu setelah dia tau kau lumpuh dan dia juga membatalkan pernikahan kalian."Jawab sang mama dengan air mata yang mengalir deras.
Mama dan papa dari Kiara mendengar percakapan itu menjadi ikut bersedih dan merasa sangat bersalah atas apa yang telah menimpa mereka karena perbuatan Kiara.
Bersambung ….
Ya apa kalian tau, pasien di sebelah tirai Kiara adalah orang yang berada di dalam mobil yang dia tabrak,hari itu Ardan ingin pergi ke tempat catatan sipil untuk mengurus pernikahan nya dengan sang kekasih yang bernama Alina.
Saat itu lah Kiara menabrak mobil yang di kendarai Ardan hinga keduanya sama-sama terpental dan sama-sama mengalami luka yang cukup parah.
….
"Tidak ma, Alina mencintai ku, dia mencintai ku apapun keadaan ku ma, pernikahan nya tidak boleh batal ma aku sangat mencintai Alina ma, tolong ma aku ingin bertemu dengan nya!"Ucap Ardan furstasi mendengar ucapan sang mama.
"Ardan tenang lah nak, kau masih sakit nanti ya setelah sembuh kau bisa menemui Alina."Ucap mama nya Ardan bersedih melihat kondisi sang anak.
"Kaki sialan, arghhhhh!"Ucap Ardan yang emosi dan memukul-mukul kaki nya.
Mendengar Ardan yang mengamuk papa dan mama nya Kinara pun bergegas menghampiri mereka yang jarak nya hanya bersebelahan dengan tirai Kiara.
"Maaf kami menganggu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena ulah dari putri kami nak Ardan jadi seperti ini."Ucap papa dari Kinara.
"Iya buk kami benar-benar minta maaf."Ucap mama nya Kinara yang saat itu benar-benar merasa bersalah akan apa yang menimpa orang yang tidak bersalah itu.
"Lihat lah, lihat lah anaku, dia sudah tidak bisa berjalan,ini karena ulah putri kalian, mengapa harus seperti ini?"Ucap mama nya Ardan merasa sangat sedih.
Mama nya Kiara pun memutuskan untuk memeluk mama Ardan sambil meminta maaf dan mencoba untuk berdamai.
"Maaf kan kami buk, kami juga tidak mau ini terjadi,dan sampai sekarang putri kami belum sadar."Ucap mama nya Kiara sambil memeluk erat mama nya Ardan.
Yang namanya seorang ibu, pasti lah memiliki hati yang sama-sama lembut mama nya Ardan pun tidak bisa marah atau apa lagi karena musibah ini sudah terjadi tidak ada gunanya untuk berkelahi atau marah-marah han.
Mama nya Kiara pun melepaskan pelukan itu dan menatap ke arah Ardan.
Sementara Ardan buang muka tidak ingin menatap wajah mama dan papa nya Kiara, wanita yang telah menghancurkan kebahagiaan nya.
"Nak Ardan, aku benar-benar minta maaf atas kejadian ini,aku juga tidak ingin ini terjadi,entah apa yang di rasakan Kiara saat itu sehingga dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
Ardan hanya diam tampa menjawab sepatah kata pun.
Pergilah,aku tidak mau melihat siapa pun,aku ingin istirahat."Ucap Ardan kepada mama nya Kiara.
"Ardan."Lirih sang mama yang tidak setuju akan sikap kasar Ardan kepada orang tua.
"Pergi!"Ucap Ardan membentak semua orang yang ada di sana.
"Maaf pak,Bu, silahkan tinggalkan pasien terlebih dahulu, jangan paksa dan bicara hal yang membebani pasien,ini sudah waktunya istirahat saya mohon ibu dan bapak keluar dulu dari ruangan ini."Ucap suster yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu karena mendengar suara pertengkaran.
Dan akhirnya mama dan papa nya Kiara pun memilih keluar dari ruangan tersebut begitu juga dengan mama nya Ardan.
Rasa benci Ardan membuat nya semakin tidak terkendali, ia benar-benar benci dengan perempuan yang nama nya Kiara yang telah menabrak mobil nya dan membuat dia gagal nikah dengan sang kekasih yang tak lagi mau setelah tau dirinya mengalami kelumpuhan.
Sementara itu di luar ruang rawat tersebut.
"Permisi."Ucap mama nya Ardan kepada papa dan mama nya Kiara.
"Ah, iya."Ucap mama nya Kiara menghapus air mata nya dan menoleh ke arah mama nya Ardan.
"Boleh aku duduk di sebelah mu?"Tanya mama Ardan kepada mama Kiara.
"Tentu, silahkan."Ucap mama nya Kiara mempersilahkan mama nya Ardan untuk duduk di sebelah nya.
"Maaf kan sikap Ardan."Lirih mama nya Ardan.
"Tidak apa, seharusnya kami lah yang meminta maaf,semu ini terjadi juga karena kesalahannya anak kami."Jawab mama nya Kiara.
"Sebelumnya Ardan adalah orang yang cukup sopan kepada orang yang lebih tua dari nya, dia juga orang yang penuh senyum dan kebahagiaan, mungkin karena tidak jadi menikah karena tunangan nya tau Ardan lumpuh makanya ia berubah menjadi seperti ini."Jelas mama nya Ardan panjang lebar.
"Kami benar-benar minta maaf yang sebesar-besarnya, jika saja anak kami Kiara tidak teledor mengendari mobil mungil Ardan tidak akan celaka karena nya."Jawab mama nya Kiara.
"Musibah ini tidak ada yang bisa menolak atau mengubah nya, saya yakin perlahan Ardan akan menerima semua ini dan kaki nya juga mungkin masih bisa sembuh jika dia ingin kemo."Ucap mama nya Ardan yang berusaha menguatkan hatinya.
"Kami bisa membiayai berapa pun biaya kemo nya untuk menebus semua kesalahan anak kami."Ucap papa nya Kiara.
"Tidak, itu sama sekali tidak perlu."Ucap mama nya Ardan yang juga adalah orang kaya.
"Ardan Ganendra" Adalah seorang CEO muda yang meneruskan perusahaan Ganendra grup, milik almarhum papa nya,ia adalah seorang anak tunggal dari keluarga Ganendra.
Hampir menikah dengan Alina seorang perempuan yang berasal dari keluarga sederhana namun gagal karena Alina tidak menginginkan laki-laki lumpuh seperti Ardan lagi.
….
"Kami akan melakukan apapun demi menebus kesalahan kami kepada nak Ardan, sampai kan itu kepada nya, kami sekeluarga bukan lah keluarga yang tidak bertanggung jawab."Ucap papa nya Kiara kepada mama nya Ardan.
Mama nya Ardan pun mengangguk saja karena ia juga bukan tipikal orang pendam dan suka menyalah kan orang lain dalam suatu takdir yang di berikan.
Dua hari kemudian.
Ardan semakin lama semakin menjadi orang yang dingin dan cuek, ia tidak menginginkan siapa pun yang datang menjenguk nya kecuali mama nya sendiri.
Sementara itu Kiara masih belum sadar dari koma nya.
Sementara itu di sisi lain.
"Sayang, bagaimana sekarang? Apa kau sudah mendengar kabar kematian Kiara?"Tanya Fany yang duduk di atas pangkuan Jafin.
Saat ini mereka sedang berada di kantor Jafin, ya itu adalah kantor kecil yang dana nya selalu di bantu oleh perusahaan Kiara.
"Apa dia benar-benar mati?"Tanya Jafin sambil membelai rambut coklat milik Fany.
"Seperti nya belum, tapi bagaimana jika dia masih hidup dan mengatakan yang sebenarnya?"Tanya Fany kepada Jafin.
"Tenang saja, jika dia mengatakan nya biar kan saja,toh kita juga sudah bersama dan aku tentu tidak akan membutuhkan nya lagi."Ucap Jafin kepada Fany.
"Benar kah? Kau akan memutuskan hubungan dengan dia?"Ucap Fany yang terlihat bahagia karena Jafin lebih memilih nya.
Bersambung ….
"Ya aku akan memutuskan hubungan ku dengan nya, karena aku sudah tidak membutuhkan nya lagi."Ucap Jafin kepada selingkuhan nya itu.
Kebusukan mereka berdua tidak ada yang mengetahui nya sama sekali dan itu membuat mereka semakin menjadi-jadi.
Sementara itu di sisi lain.
Ardan membuka tirai dengan tangan nya, dan melihat Kiara yang terbaring koma dengan berbagai alat bantuan di tubuh nya.
"Wanita itu, mengapa dia belum juga sadar?"Batin Ardan bingung.
Setelah seminggu ini Kiara belum juga sadar, menurut ucapan dokter dia seharusnya sudah sadar namun entah faktor apa yang membuat Kiara tidak mau bangun dari koma nya.
Setiap hari mama nya hanya bisa menangis dan menangis melihat kondisi Kiara yang tidak ada perubahan nya sama sekali.
Sementara Ardan dia sudah sedikit membaik walaupun kaki nya yang lumpuh membuat nya tidak bisa berjalan dan membenci Kiara.
Namun di sisi lain hatinya ia juga ikut perihatin akan keadaan Kiara dan juga setiap hari ia mendengar tangisan sedih mama Kiara yang menangisi Kiara yabg tak kunjung sadar.
Pagi ini Kiara tidak di jaga oleh siapa pun, sementara Ardan ia baru saja selesai makan di suapi oleh mama nya dan memilih untuk istirahat agar ia bisa cepat keluar dari rumah sakit tersebut.
Tiba-tiba Ardan mendengar pintu ruang rawat itu terbuka, dan ada seorang perempuan dengan pakaian yang sangat minim masuk ke dalam ruang rawat tersebut, langkah kaki nya menuju ranjang Kiara.
Ardan yang kondisi nya masih pura-pura tertidur itu pun berusaha memicingkan mata nya agar tidak ada yang tau jika dia tidak lah tidur.
"Sahabat ku, Kiara, aku datang menjenguk mu."Lirih perempuan tersebut yang berbisik di telinga Kiara.
"Jadi itu Sahabat nya?"Batin Ardan.
"Bagaimana kabar mu sekarang? Mengapa kau belum mati juga dan memilih koma? Oh iya, mungkin harus dengan bantuan ku ya baru kau bisa mati dengan lebih cepat,bagus lah kau seperti ini aku jadi lega, dengan begitu tidak ada yang tau aku dan Jafin lah penyebab dari kecelakaan mu itu, kau memergoki kami di hotel pada hari itu dan kau pergi meninggalkan kami, lalu kau kecelakaan."Ucap Fany dengan tawa miris nya.
"Ouhh, jadi itu penyebab nya, tapi aku tetap tidak bisa mentoleransi kejadian itu, karena perempuan itu aku jadi tidak bisa berjalan."Batin Ardan yang menguping.
Perlahan Ardan melihat bayangan Fany yang mengambil bantal dari kursi tempat duduk di samping ranjang Kiara dan ingin menutup wajah Kiara dengan bantal itu.
"Hey, apa yang kau lakukan?"Ucap Ardan susah payah meraih tirai pembatas nya antara Kiara dan dia.
Fany kaget melihat seseorang yang mengetahui perbuatan nya tersebut,ia melepaskan bantal yang ada di tangan nya lalu menutup wajah nya kemudian pergi meninggalkan ruang rawat tersebut.
"Sial! Hampir saja laki-laki itu melihat ku!"Batin Fany berjalan keluar dari rumah sakit itu.
Namun di pintu rumah sakit ia berpapasan dengan mama nya Kiara yang membuat dirinya semakin khawatir akan ketahuan habis dari ruangan Kiara.
"Fany, kau di sini? Kapan kau datang? Di mana Jafin mengapa kalian tidak pernah menjenguk Kiara?"Tanya mama nya Kiara melontarkan begitu banyak pertanyaan kepada Fany.
"Maaf Tante, aku banyak urusan dan aku tidak tau tentang Jafin aku permisi."Ucap Fany yang kemudian berjalan cepat meningal kan mama nya Kiara.
"Kenapa anak itu? Tidak biasanya dia aneh seperti ini."Batin mama nya Kiara yang kemudian berjalan cepat menuju ruang rawat inap Kiara.
Tidak lama kemudian mama nya Kiara pun tiba di ruang rawat Kiara dan melihat Ardan yang sedang mengamati Kiara yang masih dalam keadaan koma.
"Ardan, ada,ada apa nak?"Tanya mama nya Kiara kepada Ardan.
Ardan yang menyadari kedatangan mama nya Kiara pun kembali menutup tirai pembatas tersebut Tampa menjawab pertanyaan dari mama nya Kiara.
"Kiara, mama datang sayang."Ucap mama nya Kiara menatap Kiara.
Di tangan nya terlihat membawa rantang makanan yang berisi bubur ayam buatan nya sendiri, makanan itu adalah makanan favorit Kiara saat ia sakit.
"Sayang, bangun lah, mama merindukan mu, hari ini mama bawakan bubur kesukaan mu, bagaimana kau bisa makan jika kau belum juga sadar."Lirih mama nya Kiara dengan air mata putus asa melihat keadaan sang putri yang saat ini masih juga belum sadar.
Sementara itu Ardan hanya diam mendengarkan ucapan mama nya Kiara, jujur ia merasa sedikit kasihan tapi mungkin rasa bencinya terhadap Kiara masih sangat besar, ya biar bagaimanapun Kiara adalah orang yang dia anggap sebagai wanita penghancur kebahagiaan nya.
"Aku sangat lapar."Batin Ardan yang celingak-celinguk melihat mama nya yang saat ini masih saja belum tiba di rumah sakit.
Karena rasa kelaparan itu perut nya pun berbunyi.
Mama nya Kiara mendengar suara itu menyadari jika Ardan sedang lapar.
Ia pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Ardan.
"Ardan apa kau lapar nak?"Tanya mama nya Kiara.
"Tidak."Jawab Ardan cuek.
"Jika kau lapar kau bisa makan makanan ini."Ucap mama nya Kiara yang menenteng tempat makanan yang dia bawa.
"Aku tidak butuh makanan mu, jangan ganggu,aku ingin istirahat."Ucap Ardan yang kemudian menyelimuti badan nya dengan selimut.
"Hmm, baik lah, mama mu mungkin banyak urusan jadi dia belum bisa datang, jika kau membutuhkan apapun kau bisa memanggilku."Ucap mama nya Kiara yang juga merasa berhak merawat Ardan.
"Aku tidak membutuhkan bantuan siapapun."Jawab Ardan.
Mendengar jawaban Ardan mama nya Kiara pun kembali ke ranjang Kiara.
Ia mengerti sampai sekarang Ardan pasti membenci keluarga nya.
"Aku penasaran mengapa wanita tadi ingin membunuh perempuan bodoh itu? Seperti nya ini menantang,aku harus melakukan sesuatu untuk balas dendam kepada perempuan bodoh itu karena dia yabg telah membuat aku seperti ini,dan dia tidak akan bisa bebas dari ku,mulai detik ini."Batin Ardan dengan pikiran di penuhi rasa penasaran dan dendam.
Sementara itu Kiara.
Ia seperti sedang berada di dalam mimpi,rasa sakit yang di alaminya saat melihat Jafin dan Fany tidur bersama seakan terbayang di benak nya, bisikan Fany tadi pagi bisa di rasakan oleh dirinya, perlahan bulir bening jatuh dari ujung mata Kiara, ia benar-benar berusaha untuk sadar setelah keputusasaan nya untuk tidak bangun lagi namun Fany memancing dendam di hatinya untuk mengajak nya bangun dan membalas perbuatan mereka berdua.
Perlahan jari-jemari lentik nya mulai bergerak, menandakan bahwa dirinya sudah berhasil melewati masa koma nya.
Bersambung ….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!