NovelToon NovelToon

Istri Pengganti Tuan Lumpuh

Awalnya.

Decitan dari suara tirai jendela yang dibuka, serta silaunya cahaya matahari pagi yang menembus kaca jendela transparan itu, menerpa langsung wajah seorang gadis yang tengah bergelut di bawah selimut, yang hanya menutupi sampai dadanya saja.

Wanita itu terpaksa membuka kedua matanya sembari menghalau cahaya matahari yang masuk menggunakan telapak tangannya.

"Ma, ini hari libur aku! Kalau mama lupa," keluhnya pada wanita paruh yang kini tengah memungut beberapa potong pakaian yang berserakan di sofa.

Beginilah gadis itu! sangat berbeda saat dia berada di rumah dan diluar rumah.

Tak ada rajin-rajinnya dan jangan lupa kamarnya yang selalu berantakan, berbeda dengan sang kakak, sekali pun mereka kembar.

"Walaupun ini hari libur kamu, bukan berarti kamu harus bermalas-malasan. Kamu nggak mau kan jodoh kamu dipatok ayam hanya karena kalah bangun pagi sama ayam!" Sahut wanita paruh baya itu, sungguh tak masuk akal.

Dan anehnya sang mama selalu menggunakan kalimat itu untuk membangunkannya. Padahal tujuan sebenarnya ia hanya ingin sarapan pagi bersama suami, anak-anak serta menantunya! yang tidak lain adalah sahabat baiknya sendiri.

"Katakan saja ayamnya yang mana? Nanti Ela buatin jadi opor biar kita makan sama-sama." Ujar wanita itu dengan entengnya, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya kembali.

"Ela, Cepat bangun terus mandi, Nanti kita sarapan sama-sama, jangan buat papa dan yang lainnya menunggu." Titahnya, tidak ingin di bantah, " Heran deh mama sama kamu, masa sudah sebesar ini masih aja kamarmu berantakan seperti ini dan gak pernah ada rapi-rapinya," keluhnya lagi, sembari menarik selimut yang menutupi tubuh Gadis itu, kemudian menarik tangannya untuk bangun.

Wanita itu bernama Naela Azzura Sanjaya, tahun ini dia sudah genap berusia 27 tahun, namun tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun, bisa di katakan dia jomblo dari lahir dan biasa di panggil Ela. " Mama dimana dulu mama menemukan aku? Kenapa aku merasa seperti anak pungut." Tanya Ela dengan malasnya dia mendaratkan bokongnya pada bangku di depan meja Riasnya. wanita itu beberapa kali sempat menguap karena dia masih sangat mengantuk.

"Di dekat tempat sampah di depan jalan sana." Jawab wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu, sambil merapikan tempat tidur putri malasnya. " Kalau kamu terus seperti ini. Jodoh kamu akan semakin jauh! belum lagi kamu sudah tua. entah pria seperti apa yang mau sama kamu. Berdoa saja semoga saat menemukan pendamping hidup kamu, kamu tidak memiliki ibu mertua. Karena mama khawatir kamu akan di siram air di pagi hari." Wanita itu terus mengoceh Sementara Ela malah mendaratkan kepalanya di atas kedua lengannya yang dia letakkan di atas meja rias itu, kemudian kembali memejamkan matanya.

" Naela Azzura Sanjaya." Teriak sang mama, suaranya terdengar begitu menggelegar di ruangan itu, membuat Ela langsung terperanjat seketika.

"Mama aa." Keselnya.

"Cepat mandi, mama tunggu di ruang makan! oh iya Nanti sekalian temani mama ke nikahan Kai ya."

" What? Tidak mah, Ela nggak mau." Tolaknya.

" Mama tidak Terima penolakan sayang." Sahut Luna.

" Tapi ma! kan sudah ada Hani dan Abang Rendra yang temani mama kenapa aku harus ikut segala."

" Ela sayang? apa kamu nggak bisa lihat Haaniya dan Abang kamu itu seperti apa? mereka sudah seperti prangko dan surat. Dan mama nggak mau jadi obat nyamuk, mereka apapun itu Mama nggak mau, Pokoknya kamu harus temani mama titik. "

" Tapi mah_"

" Tidak ada alasan. cepatlah mandi." Wanita paruh baya itu kembali mengingatkan putrinya sembari melangkah keluar Kamar Ela Setelah memastikan kamar itu telah rapi.

Sementara itu di waktu yang sama. Seorang pria yang tengah duduk di kursi rodanya, menatap para pelayan yang terlihat sedikit sibuk, karena mereka akan menuju gedung di mana pria itu akan melangsungkan pernikahan bersama kekasihnya.

Bukan hanya pria itu saja! kakeknya pun telah siap untuk menemani cucu semata wayangnya itu, Pria yang duduk di Kursi roda itu bernama Kairan Malvino, dia harus menerima kenyataan menjadi orang cacat Setelah mengalami kecelakaan bersama kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu.

mengingat hal itu membuat Kai menarik kedua sudut bibirnya keatas! karena kekasihnya itu tidak meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.

" Tuan mobilnya sudah siap." Ucap seorang pelayan saat menghampirinya mereka.

" Kai kita berangkat sekarang?"Tanya sang kakek, Kai pun dengan cepat mengangguk.

" Maaf Ela, Kini sudah saatnya aku mengubur perasaan ini, semoga kamu menemukan pria terbaik. Naela Azzura Sanjaya." Gumam Kai dalam Hatinya, karena sebentar lagi dia hanya akan fokus untuk Amna dan calon anak mereka.

bad mood.

Tak tak tak.

Bunyi dari high heels yang di gunakan Naela, terdengar saat wanita itu menapaki satu persatu anak tangga, untuk menghampiri sang mama yang sedang menunggunya di bawah.

Dress berwarna hitam berkerak lebar menjadi pilihan wanita itu untuk menyempurnakan penampilannya dengan rambut yang di biarkan terurai begitu saja, hingga mengundang protes dari sang mama.

" Sayang kita akan menghadiri pernikahan sahabat kakakmu, bukan bukan pemakaman," ucap Luna saat melihat penampilan Naela yang lebih cocok untuk acara pemakaman itu. Hitam dari atas sampai ke bawah.

Bahkan sempat-sempatnya dia mengunakan kaca mata hitam, siapa yang tidak akan menduga sama seperti Luna.

" Ayolah mah! Jangan berlebihan begitu, warna hitam itu netral bisa di pakai kemana saja, bukan ke pemakaman saja." Sahut Ela dengan santainya, seolah penampilannya itu bukanlah sebuah masalah.

Wanita itu menggeleng kepalanya. " Pokoknya ganti baju kamu dengan yang sudah mama pilihkan tadi." Putusnya tidak ingin mendengar bantahan apapun dari Ela.

Jika sudah seperti ini, Ela pun tidak bisa membantah karena putusan sang nyonya Luna Anastasya Sanjaya adalah mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat jangankan sang papa Reval. Bahkan kakek mereka pun menurut saja jika menantu perempuannya itu sudah bersabda.

Ela melangkah kembali ke kamarnya, Sementara wanita itu kembali duduk di tempat semula karena dia sempat berdiri hanya untuk mengomentari penampilan Ela.

Luna berulang kali melirik jam di pergelangan tangannya sambil menatap ke Unjung tangga di atas sana, berharap putra dan menantunya itu segera turun karena satu jam lagi pernikahan Kai di mulai, tapi tangga itu masih sepi, sabab kedua orang itu masih belum juga terlihat batang hidungnya.

Lima belas menit menunggu Ela turun kembali, wanita itu sudah menganti dress nya dengan stelan kebaya modern berwarna maroon, pilihan Luna.

Rambutnya tetap di biarkan tergerai begitu saja. " Aku tidak mau." Ucap Ela, saat Luna akan kembali melayangkan protesnya. " Cukup seperti ini, kalau mama nggak setuju ya udah, aku nggak akan ikut, mending juga aku tidur."

Mendengar itu, Luna pun menyerah, bukan karena dia takut dengan ancaman putrinya. Tapi Luna sudah lelah mengatur putrinya yang tidak mau di atur itu.

" Terserah kamu saja." Ucap Luna pada akhirnya dan wanita itu kembali fokus membaca majalah di tangannya.

"Ya udah mah, kita pergi sekarang." Ajaknya. Karena sang mama bukannya beranjak dari tempat duduknya wanita itu justru santai membaca majalah.

" Tunggu Abang kamu dan Hani dulu." Ujarnya membuat Ela membulatkan matanya hitamnya itu.

Sungguh dia paling tidak suka di buat menunggu tapi mau tidak mau harus menunggu, Hingga moodnya yang buruk sejak pagi tadi, semakin bertambah buruk dengan harus menunggu lagi.

Yang lebih menyebalkan lagi, satu jam lamanya dia dan mamanya menunggu, barulah pasang itu keluar mereka seakan tidak ada rasa bersalahnya.

" Kalian ngapain sih lama banget." Omel Naela, begitu Hani dan Narendra berjalan ke arah dia dan mamanya. Mereka tidak tahu saja, dia sudah hampir mati kebosanan menunggu.

Jangankan dia, mamanya pun terlihat kesal, namun entah kenapa mamanya itu tidak menegur mereka." Sudah siapkan kita pergi sekarang. " Ucap Luna, mamanya! Padahal tadi jelas terlihat mamanya itu juga kesal. Tapi Sekarang Wanita paruh bayah itu malah melangkah lebih dulu meninggalkan mereka.

" Ayo, sayang jangan hiraukan dia! Salah sendiri jomblo."Sindir Narendra, menggenggam tangan Hani, istrinya kemudian melewati Ela begitu saja.

Dia pun mau tidak mau mengikuti langkah mereka! Kalau tiga hari yang lalu mamanya tidak datang menjemputnya di rumah sakit. Mungkin saat ini dia sedang rebahan bersama Lita sahabatnya di apartemen iparnya itu. Menghabiskan waktu libur dengan rebahan dan nonton! Sungguh sangat menyenangkan melakukan itu.

Tapi sudahlah, memikirkan hal itu hanya akan membuat moodnya semakin buruk. " Hani." Panggil Ela, membuat wanita itu menengok ke belakang. " Kamu itu kenapa aneh banget ya akhir-akhir ini! mau-mau aja ditempeli bang Rendra terus. Di kasih apa kamu sama dia." Tanyanya ingin tahu, perubahan sikap sahabatnya itu.

Bukannya menjawab Hani malah melirik kepada abangnya yang juga melirik kepada istrinya itu. Mereka berdua saling melempar senyum seperti orang gila dan itu terlihat sangat menggelikan di mata Ela, Kaum jomblo yang anti kaum bucin.

Ada apa ini?

Pernikahan Kai dan kekasihnya sengaja di percepat mengingat kondisi Amna kekasih Kairan, yang saat ini tengah berbadan dua. Jadi tidak ada alasan untuk menunda-nunda pernikahan itu.

Dan kedua keluarga itu sepakat, pernikahan ini akan di adakan secara sederhana dan resepsi akan mereka lakukan setelah Amna melahirkan.

"Sudah kamu jangan banyak tanya! Biarkan saja, harusnya kamu itu bersyukur hubungan mereka semakin membaik." Sahut Luna. Wanita paruh baya itu terus saja membelah anak dan menantunya, hingga membuat Naela memutar bola matanya malas.

" Ya, Ela pasti akan bersyukur untuk mereka tapi kita nggak tahu kedepannya akan seperti apa Ma. Dan aku nggak akan biarkan Abang nyakitin sahabat aku. " Ucap Ela penuh penekanan, sembari menatap tajam kepada Narendra melalui kaca spion. Karena Ela masih ingat betul sikap Narendra di awal-awal penikahan mereka, kesel terus si Hani di buat sama abangnya itu.

" Do'akan yang terbaik untuk mereka." Pinta mamanya namun Ela tidak menjawabnya, namun dalam hatinya, dia mengamini ucapan mamanya.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, Akhirnya mobil yang di kendarai, Narendra sang Abang pun sampai di tempat tujuan.

Disana sudah banyak tamu yang hadir. Namun Anehnya acara itu belum juga di mulai, hingga membuat mereka bingung karena bisa di bilang disini mereka sudah sangat terlambat di mana akad nikah itu jam sepuluh pagi tadi mereka baru sampai jam sebelas lewat beberapa menit-lah.

Yang membuat heran lagi, sang kakak Arga menghampiri Abangnya berbisik sesuatu di telinga Abangnya itu.

" Apa? Kok bisa?" Tanya Narendra, Pria itu terlihat kaget dengan apa yang di bisikkan oleh Arga. Dan Ela, Hani serta mamanya tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

" Lihat aja kedalam." Sahut Arga. Mereka berdua pun langsung bergegas masuk kedalam, meninggalkan Ela, Hani juga Luna, yang hanya bisa menatap bingung kepergian kedua pria itu.

" Apaan sih mereka? Buat orang tua penasaran aja." Tanya Luna, sembari menatap anak dan menantunya, menuntun jawaban dari kedua wanita itu.

Hani dan Ela pun langsung kompak menggeleng kepala, masing-masing! Bedanya Hani menggeleng tanpa kata sedang Ela tidak demikian.

" Jangan tanya kita dong mah, kita kan datangnya sama-sama, gimana sih mah." Sahut Ela terdengar ketus. " Si Abang dan kakak juga! Ngomong dulu ke, ada apa! Eh main pergi aja."

Entah mengapa mood Ela, hari ini begitu buruk, semenjak Luna sang mama mengajaknya ke pernikahan Kai, karena sang papa sedang sibuk dan tidak bisa menemani mamanya itu, sehingga dialah yang di desak harus menemani Luna, padahal sudah ada Hani dan Narendra.

Tapi Mamanya justru beralasan tidak ingin menjadi obat nyamuk, sungguh alasan yang tidak masuk akal, mana mungkin Hani dan Narendra melakukan itu kepadanya, yang notabene adalah ibu serta mertua mereka.

" Kan mama cuma nanya! Kamu kenapa sih? Marah-marah aja dari tadi, lagi datang bulan?" Tanya Luna sembari menelisik wajah putri sulungnya itu.

" Nggak! Siapa juga yang lagi datang bulan, aku tuh malas ke sini tapi mama malah maksa aku." Ucapannya beralasan.

" Pantas jodoh kamu jauh! Orang judes gitu siapa juga yang mau nikahin kamu." Sahut Luna. " Ayo sayang." Luna menarik tangan Hani, meninggalkan Ela, yang berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya, seperti anak kecil yang tidak di turuti maunya mengikuti langkah mereka. Belum lagi wajah cemberut serta bibir manyunnya, membuatnya terlihat semakin kekanak-kanakan.

Saat memasuki pintu gedung tempat berlangsungnya acara itu, terdengar bisikan simpang-siur dari mulut tamu undangan membuat Luna, Hani dan Ela semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

Bahkan kursi yang di siapkan untuk mengucapkan janji suci pernikahan itu. Masih kosong hanya penghulu yang ada di sana.

" Mah, kita cek kedalam yuk." Ajak Hani, yang mulai merasa aneh.

Tanpa banyak berpikir Luna pun mengangguk setuju dan mereka langsung masuk kesebuah ruangan di mana ruang itu di sediakan untuk bersiap-siap.

Bersyukur dua hari lalu dia sempat menemani Narendra menemui Kai, disini jadi sedikit banyak dia tahu letak, ruangan untuk bersiap-siap itu.

Ceklek.

Hani membuat sebuah pintu kayu berwarna coklat di depannya. Dan wanita itu sedikit terkejut, saat seorang dokter tengah memeriksa keadaan kakeknya Kai, yang tergeletak tak berdaya di atas sofa di ruang itu. Sementara Kai terduduk di kursi rodanya dengan kepala menunduk.

" Kai, ada apa ini?" Tanya Luna, yang tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya.

" Mah, kita ngobrol di luar ya." Arga menghampiri Luna, kemudian mengajak wanita itu, beserta Adik dan Iparnya keluar, agar ruangan itu tidak semakin sesek, kasihan kakeknya Kai.

" Ini ada apa sih Arga." Tanya Luna, mulai tak sabaran.

" Gini mah."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!