NovelToon NovelToon

Bocah Kecil Perebut HATI Sang CEO

prolog

Sebelum membaca mari kita biasakan vote dulu guys. Beri aku dukunganmu agar cerita ini bisa berkembang dan lebih menarik lagi kedepannya.

Gomawo....

Tik tik tik

Suara rintikan bergerumuh. Langit sedang menunjukkan kesedihannya, sama seperti seorang gadis smu yang tengah menatap datangnya rintikan hujan dari sebuah jendela cafe.

Menyesali hidupnya? tentu saja tidak. Ia tetap mensyukuri kehidupan yang dijalaninya saat ini. Hanya saja mengapa begitu berat dan sesak di dada. Ia berharap semua bisa selesai dengan cepat.

Apa yang bisa dilakukannya sekarang? Dia hanya seorang gadis smu. Konyol jika saat ini ia menginginkan balas dendam terhadap mereka yang menyakitinya. Tenanglah hatinya tidak serapuh itu.

Gadis itu.. . ..

*******$$$********

Hai, aku Arsy Maharani anak kedua dari keluarga Bima kusuma dan anisa rayu. Aku seorang penjahat, mungkin pemikiran mereka sendiri. Aku tidak pernah mengakui kejahatan itu. Aku hanya di bingkai seseorang dan aku tau siapa orang itu.

Aku berumur 17 tahun dan kelas 12 smu xavier. Mari kita kesampingkan aku dulu dan lanjut melompat ke sekolah xavier.

Untuk smu xavier sendiri sangat misterius, tunggu maksudku tentang pemilik sekolah xavier. Pemilik tidak pernah ke sekolah ini sebelumnya jadi tidak ada yang tau seperti apa rupanya. Mungkin saja hanya kepala sekolah dan guru saja yang mengetahuinya, atau mungkin banyak anak konglomerat di sini yang mengetahuinya.

Untuk aku sendiri membayangkan pemilik sekolah xavier seorang paman berminyak. Pendek. Hidung pesek. Senyum mesum. Perut gendut seperti badut.

Aku? Aku juga tidak pernah melihatnya. Bagaimana aku mau melihatnya jika aku tidak pernah menghadiri perjamuan apapun. Aku juga tidak berharap untuk bisa datang ke sebuah acara. Itu hanyalah jilat menjilat orang lain yang melebihi diri mereka sendiri. Menjijikkan.

Biar ku beritahu, aku sangat membenci lotus putih. Kalian tau mengapa? jika kalian sering membaca makan akan tau sendiri mengapa aku sangat membencinya.

Aku tidak suka membeberkan orang lain dan kali ini aku hanya akan menceritakan diriku sendiri.

QnA

1. Apa kamu membenci mereka?

Benci? Tentu saja tidak. Mengapa aku harus benci pada mereka.

2. Mengapa kamu sangat santai ketika kamu sendiri tau kamu dibingkai?

3. Lalu aku harus apa? Nangis kejer? Tidak mungkin.

4. Mengapa kamu tidak merebut mereka kembali?

Untuk apa aku merebut mereka kembali, mereka sangat tidak penting. Mungkin dulu penting tapi sekarang no no no.

5. Apa yang saat ini sangat penting untukmu?

Tidak ada. Aku hanya akan kembali ke apartemen setelah sekolah selesai, jadi apa yang penting untukku..... mungkin jajanan yang selalu ku rindukan.

6. Mengapa kembali ke apartemen? Bukankah kamu punya keluarga? Konglomerat pula.

Karena hidupku harus seperti ini jadi mengapa aku harus kembali ke dalam lingkaran laknat itu. Keluarga Konglomerat? Jangan melebih lebihkan. Keluarga itu hanya hanya sebiji upil di mata keluarga kingnard apalagi di mata keluarga xavier, mungkin hanya debu yang mampir.

Mungkin mereka mengira mereka sangat kaya hingga mereka sendiri lupa diatas langit masih ada langit.

7.Apa yang akan kamu lakukan dimasa depan?

Tentu saja menyelesaikan rencana rencana berlian yang tersimpan di otakku ini. Rencanaku ini pasti akan meledak ketika saatnya tiba.. . . Sttttt ini masih rahasia. Aku jadi lupa.

8. Jadi, apa yang sedang kamu lakukan sekarang?

Aku? Aku sedang menahan diri agar tidak merobek wajahnya di depan semua orang. Huh.. . ini membuatku ingin meledak. Hei, ini masih rahasia.

9. Baiklah mari ke topik yang lain. Apa kesenanganmu? Pelajaran apa yang kamu sukai, hoby kamu, dan masih banyak lagi.

Kesenangan ku makan jajanan yang enak. Pelajajaran? Aku tidak suka semua itu termasuk olahraga yang sangat menjengkelkan. Hobby? Aku tidak memiliki hobby sama sekali atau mungkin memang hobby ku adalah makan.

Makan adalah sumber hidupku. Bagaimana aku harus menceritakan yang lain. Ini sangat buruk kan? Kebiasaanku sangat buruk tapi aku menyukainya apalagi hari libur sekolah, aku akan makan kasur dan bantal ku setiap hari libur jika tidak ada keperluan. Yah aku tahu, ini sangat buruk dan aku tentu saja mengawetkan kebiasaan ini.

Apakah sudah cukup pertanyaan ini sudahlah berbalik aku akan makan bantal dan kasur.

*******$$$$$$$********

Tilulilulilulittt

"Adam, terima undangan dari sekolah untuk bulan depan. Saya memiliki sesuatu yang penting di sana"

Suara bas mengagetkan seseorang yang berada di balik telepon.

Sebelum ia mendapat jawaban ia langsung mematikan sambungan teleponnya.

QnA untuk orang misterius.

1. Siapa ?

Ini rahasia, belum saatnya kamu mengetahui siapa saya.

2. Apa yang kamu bicarakan? Sekolah?

Bukankah kamu mengetahui lebih dari yang saya ketahui.

3. Apa yang sedang kamu rencanakan?

Jangan berpura-pura sok dengan saya. Kamu tau apa yang saya rencanakan.

4. Sepertinya aku tidak bisa berbohong padamu sedikitpun. Ini sangat menjengkelkan.. . . Minggirlah kamu tidak mengasikkan sama sekali. Aku depak juga kau!! !

. .. . . (Salah saya apa? )

Ada yang penasaran sama kelanjutannya.

Coba tebak siapa orang misterius ini.. . .. Pasti asik kalau main tebak tebakan.

Jawabannya sangat gampang kalian pasti tau karena masih sangat mudah di tebak. Untuk meramaikan komentar ayo tulis jawabannya di kolom komentar... . .

part 1

Sebelum membaca mari kita biasakan vote lebih dulu guys. Beri aku dukunganmu agar cerita ini bisa berkembang dan lebih menarik lagi kedepannya.

Gomawo.

Hari yang melelahkan. Arsy tidak tau mengapa mereka semua sangat mudah dibodohi oleh seorang lotus putih. Apa menariknya lotus putih? mereka memiliki kesalahan tapi melemparkan kesalahannya pada orang lain? Sungguh konyol.

Arsy ingin tahu pendapat orang lain di dunia ini. Apakah lotus putih ini benar-benar layak?

Berbaring di ranjang empuk apartemennya, Arsy kembali berpikir. Jika lotus putih ini menyebar bukankah akan merusak dunia yang sangat indah ini. Mereka hanya merusak pemandangan. Kini Arsy sudah hafal tahap selanjutnya yang akan terjadi.

Tokt tok tok.. .

Benar saja apa yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga. Tentu saja apalagi jika bukan keributan, mari kita tebak ketokannya akan bertambah keras sebentar lagi.

Brakkk brakkk brakkkk

Arsy bahkan sangat yakin jika pintunya mungkin akan di dobrak jika ia tidak segera membukanya.

"Apa? " Ucap Arsy saat pintu telah terbuka.

Yang berada di hadapan Arsy saat ini adalah Anisa Rayu yang berarti adalah ibunya Arsy sendiri. Kalau boleh jujur sebenarnya Arsy sudah sangat malas menghadapi keluarganya itu, tapi apa boleh buat mereka mendatanginya sendiri.

Nisa berdecak kesal menghadapi sifat anak keduanya ini. Dengan kedua tangannya yang berada di dada, Nisa segera menyingkirkan pikiran tentang sikap anaknya yang kurang ajar padanya barusan dan segera menyampaikan unek uneknya.

"Apa yang kamu lakukan pada Disya kemarin?mengapa isya pulang dengan menangis? " Tanyanya keras seakan tidak peduli dengan reputasinya sebagai konglomerat (katanya).

Arsy menghembuskan nafasnya berat. Ia sudah menduganya tadi dan dugaannya tidak pernah meleset sedikitpun. Ya... Tentu saja ini permainan lotus kecil yang manis , jika tidak siapalagi yang akan melakukan drama se-hebat ini.

Permasalahan memang selalu berjalan dengan lancar Arsy mempercayai itu sepenuhnya. Ini... Apakah Arsy sedang mengeluh? Entahlah.

Arsy memiringkan kepalanya pura-pura berpikir "emmm.... Mengapa adik kecilku yang manis menangis? " tanya Arsy bingung.

Mendengar jawaban Arsy, darah wanita setengah baya itu mulai melonjak. Mencoba meredam kekesalannya Nisa memutar kedua bola matanya.

"Kamu tau apa yang ibu maksud. Mengapa kamu berpura-pura tidak mengerti apa yang aku katakan," atanya dengan berusaha untuk tenang.

"Tunggu. Aku benar-benar bingung sekarang. Mengapa ia menangis kemarin sepulang sekolah? Seingatku adik kecil itu tidak apa apa kemarin di sekolah, jadi mengapa dia bisa menangis sampai di rumah? " gumam Arsy.

Bohong.

Tentu saja Arsy tahu mengapa Disya menangis setelah sampai dirumah. Semua itu bukan salah Arsy tapi juga karena Arsy. Kemarin waktu istirahat sekolah rumput sekolah yang di sukai Disya tiba-tiba mengaku padanya. Padahal Arsy sendiri bingung dibuatnya. Mereka tidak dekat, tidak akrab, bersinggungan pun bisa dihitung jari. Mengapa rumput sekolah mengaku padanya?

Jadi jika rumput sekolah mengaku itu menjadi salah Arsy gitu? Arsy saja bingung dengan rumput sekolah itu apalagi Disya yang langsung nangis kejer sampai di rumah.

Geram Nisa segera membentak "Mengapa kamu mencuri pacar adikmu! kamu tau Disya menyukainya tapi mengapa kamu malah dekat dekat dengannya! "

Memelintir rambut dengan jarinya serta tersenyum nakal. Yah itu terlihat seperti bad girl yang membuat Nisa ingin segera melemparkannya.

"Ibu mengapa menyalahkanku? salahkan saja rumput sekolah yang mengaku padaku dan lagipula rumput sekolah bukan pacar adik kecil bu," jawab Arsy.

"Bukan pacar tapi akan menjadi pacar. Kamu harus mengerti sedikit dan mengalahlah pada adikmu di masa depan."

"Bu, jadi aku yang harus mengalah terus menerus. Mengapa tidak membiarkan adik kecil mengalah walaupun hanya satu kali saja, tidak bisakah bu? " tanya Arsy sedih. "Mengapa harus aku yang terus mengalah dan bukan adik kecil, " lanjutnya.

Memijat keningnya yang buyar oleh kata kata Arsy. Nisa akhirnya menepuk bahu Arsy pelan. "Arsy, kamu harus lebih masuk akal daripada adikmu. Kamu tau adikmu masih kecil, mengalahlah untuk kali ini oke" Ucapnya pelan.

"Bu, apa aku bukan anak kandungmu? Mengapa kamu memperlakukan kami berbeda. Kalian... ayah, ibu, kak erfan dan adik kecil seperti keluarga tapi kenapa Arsy tidak? Kalian bisa berada di rumah sepanjang waktu dan menghabiskan waktu bersama mengapa tidak dengan Arsy? Mengapa Arsy harus berada di sini... Sendirian. Sebenarnya keluarga Arsy ini hanyalah benda mati, " lirih Arsy dengan derai air mata dan membanting pintu menghiraukan ibunya yang mematung.

Di dalam kamarnya, Arsy segera menghapus air mata buayanya. Menangis? Itu hanyalah akting belaka untuk menambah totalitasnya. Hatinya sudah mati untuk keluarganya sejak lama.

Huh. Gara gara ini moodnya menjadi hilang seketika. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Ah mengapa tidak membeli camilan yang sangat menggiurkan.

*****$$$$$*****

Rumah keluarga Bima

"Bu, bagaimana apa ibu sudah berbicara dengan kakak. " Desak seorang gadis yang baru saja melihat ibunya pulang dari luar.

Nisa menghembuskan nafasnya kasar mengajak gadis itu duduk di sofa ruang keluarga. Mencoba menghilangkan kata kata putri keduanya dari benaknya. Sejenak ia mulai berpikir. Apa ia terlalu berada di sebelah pihak? tapi setelah diingat Nisa akhirnya sadar. Memang benar mungkin dirinya yang salah.

Arsy tidak salah. Keluarga mereka yang dulu memutuskan Arsy untuk hidup bersama neneknya yang berada di desa. Itu juga karena ekonomi keluarga mereka yang berada di ambang kehancuran sehingga mereka memutuskan agar Arsy tinggal bersama neneknya dalam kurun waktu 8 tahun.

Sebenarnya ekonomi mereka telah dipulihkan 2 tahun kemudian setelah Arsy tinggal bersama neneknya. Tapi salah keluarganya yang malah mengadopsi anak perempuan lain saat itu. Dia Disya ariana. Seiring berjalannya waktu entah mengapa mereka mulai tidak memikirkan Arsy anak kandung mereka sendiri yang berada jauh dari mereka. Hingga akhirnya neneknya meninggal dan saat itulah keluarga itu mulai mengingat kembali jika mereka masih memiliki 1 anak perempuan.

Mereka menjemput Arsy kala itu, tapi semuanya telah berubah. Arsy yang dulu sangat di prioritaskan keluarga kini mulai menjadi sampah keluarga itu. Semua kehangatan yang diterimanya 8 tahun yang lalu sudah tidak ada. Ayahnya, ibunya, dan kakak laki-laki yang sangat menyayanginya kini telah berbalik membencinya.

Mungkin benar bahwa Arsy tidak betah berada di rumah dan memutuskan tinggal di apartemen sendiri. Saat ini keluarganya hanyalah benda mati.

"Disya sayang, bisakah kamu mengalah untuk kakakmu satu kali saja, " kata Nisa lembut sambil menepuk pelan kepala Disya. Namun saat mengingat lagi ia tidak pernah lagi melakukan ini sejak Arsy kembali 4 tahun yang lalu. Dan nada ini, ia hanya memberikan pada Arsy hingga umur Arsy 5 tahun dan ini....

Nisa melihat atas kepala Disya. Disya sudah 16 tahun saat ini dan ia masih terus memperlakukannya seperti ini.

Setelah Nisa mengatakan itu Disya menangis lebih keras. "Bu, kamu tidak menginginkanku lagi. Apa karena kakak sudah kembali kamu tidak menginginkanku lagi? Mengapa aku harus mengalah pada kakak bu! Kakak seharusnya mengerti. Kakak yang seharusnya mengalah bu, bukan aku, bukan aku!! " Jerit Disya.

Disya tidak tau ketika ia mengucapkan itu alis Nisa secara bertahap menukik tajam. Nisa menyadarinya sekarang, gadis di depannya ini tidak sesederhana yang selalu ia pikirkan. Bodoh. Mengapa ia tidak menyadarinya dari awal.

Nisa akan berhati hati mulai saat ini. Ia menyadari betapa sombong dan sombongnya gadis di hadapannya ini. Mengapa yang seharusnya milik Arsy diberikan padanya. Mengapa yang sebelumnya milik Arsy menjadi miliknya.

Nisa ingat sekarang. Pertama kali Disya dan Arsy bertemu, Disya memberi bisikan pada Arsy membuat Arsy mendorong Disya dengan marah dan kemudian Arsy berkata "Arsi tidak menginginkan kamar itu lagi"

Mungkin saja Disya menyebut bahwa kamar Arsy yang dulu sudah di tempati olehnya dan itu yang membuat Arsy sangat marah hingga mendorong Disya. Bodohnya tidak ada salah satupun dari mereka yang mau mendengar penjelaskan Arsy dan malah membenci Arsy hingga saat ini.

Dan apa yang selalu di adukan tentang Arsy saat di sekolah itu juga kedok bocah ini. Itulah mengapa ketika ia datang menemui Arsy dia hanya menjawab "Bu, apa yang kamu maksud? " Arsy benar benar tidak tahu tapi mereka malah memojokkannya.

"Bu, suruh kakak mengalah padaku. Dia benar benar jahat. Kakak mengambil pacarku. Aku menginginkannya bu! " Jerit Disya sekali lagi.

Sudah di ambang batas, kini Disya tidak peduli dengan citranya yang lemah lembut di hadapan ibu angkatnya. Disya ya Disya, harus memiliki apapun yang ia mau termasuk seluruh barang yang dimiliki Arsy.

"Baiklah aku akan mencoba berbicara pada kakakmu lain waktu, " jawab Nisa.

Untuk saat ini Nisa lebih memilih untuk menuruti perkataan Disya terlebih dulu. Nisa takut Disya malah berulah dan akhirnya malah melukai Arsy kemudian hari.

Dengan keadaan runyam saat ini pasti tidak akan ada yang percaya padanya bahkan jika ia tahu akan kebenarannya Nisa masih belum berani memberitahu yang lain kecuali Arsy putrinya sendiri. Erfan ia bahkan sudah tidak peduli dengan adiknya yang satu apalagi ayahnya.

Memikirkan semua ini seakan membuat pikiran Nisa bisa meledak kapan saja. Baik, jika mereka tidak menginginkan putrinya Arsy tidak masalah. Nisa akan tetap mendukung Arsy sepenuhnya kali ini entah siapapun itu yang ingin mencelakai putrinya dia akan membalasnya berkali-kali lipat, bahkan jika itu ayah dan putranya sendiri erfan.

Ia bertekat.

Minta komentar motivasinya boleh nggak? Atau yang mau rekomendasi alur cerita. Ya mungkin bakal tetep aku masukin tapi entah di bab berapa. So jadi buat kalian yang mau merekomendasikan alur, plot, masuk keluarnya tokoh mohon komen aja daripada authornya juga bingung nih.

part 2

Sebelum membaca mari kita biasakan untuk vote lebih dulu guys. Beri aku dukunganmu agar cerita ini bisa berkembang dan lebih menarik kedepannya.

Gomawo

Sekolah xavier.

Kini Arsy tengah termenung di bangku taman belakang sekolah. Teman temannya menjauhinya, memang kapan ia punya teman? Lucu. Teman? Sebuah kata yang menggelikan. Lebih baik tidak memiliki teman sama sekali daripada memiliki teman yang hanya datang di saat senang, di saat sedih mereka menghilang.

Bukan berarti Arsy tidak memiliki teman sama sekali. Temannya sedang tidak masuk sekolah karena demam. Tentu saja demam adalah alasan membagongkan. Temannya saat ini tengah menikmati surga dunia dengan membolos sekolah. Tentu saja Arsy tau karena temannya sendiri yang bilang.

Dunia memang begitu sulit. Hei.... apa ini?

Arsy melihat sebuah benda kecil yang menempel di bawah sepatunya. Ini terlihat seperti kamera mini. Siapa yang menempelkan ini di sepatunya? Tapi... kapan ini menempel?

Kenapa Arsy tidak menyadari ini.

Arsy segera menggeledah tas yang berada di pundaknya. Kamera lagi? Berarti ini disengaja. Arsy segera meletakkan kamera itu kembali ke tempat semula. Untuk menangkapnya, bukankah kita harus memiliki akal dan lebih baik mengikuti alur daripada menyuruh mereka keluar secara paksa.

Ia hanya bergumam "siapa yang menaruh semua ini?"

Di bawah pohon besar... sepertinya Arsy melihat seseorang? Siapa. Dengan berhati hati ia mendekati orang tersebut, menepuk bahunya pelan membagetkannya.

"Siapa? mengapa kamu bisa disini? " Tanya Arsy.

Terlonjak, pria itu segera membalikkan wajahnya dan menemukan wajah Arsy sontak melompat mundur.

Ternyata itu adalah rumput sekolah yang mengaku padanya kemarin. Mengapa king malah ketakutan saat melihatnya saat ini? pasti ada alasannya.

King xavier. Tunggu dulu xavier.. . .. Bukankah ini nama sekolah mereka? apa bocah di depannya ini sebenarnya pemilik sekolah? mata Arsy membola sempurna. Mengapa tidak ada yang menyadarinya dari dulu. Rumput sekolah menggunakan nama xavier bisa jadi pemikiran Arsy barusan benar.

"Kenapa kamu ada di sini? " Ulang Arsy.

King gelagaoan, apa alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaannya. Tidak mungkin untuk mengatakan apa yang terjadi dan sedang apa ia disini.

"Aku? aku melihatmu ada di sini, jadi aku mengikutimu, " balasnya seanggun mungkin.

Memicingkan matanya, Arsy tidak tahu harus mempercayai kata katanya atau tidak. Saat ini Arsy sama sekali tidak mengetahui niat king sebenarnya jadi ia hanya bisa mengangguk padanya.

"Oh, ada perlu? " Gumam Arsy.

"Ya... Tidak. Sebenarnya aku hanya ingin melihatmu itu saja. Tenang saja aku tidak memiliki niat lain padamu? " jawab king tanpa tergesa gesa.

"Baiklah aku percaya padamu yang mengatakan bahwa kamu mengikutiku, tapi untuk niat? aku tidak tau yang sebenarnya niatmu apa? " Kata Arsy sambil bersedekap dada "dan mengapa kamu terlihat takut padaku? " lanjutnya mendongak menatap king dalam.

Melihat mata Arsy yang menatapnya dalam membuat king merasa kaku di sekujur tubuhnya. Segera memutar otaknya agar bergerak cepat.

"Sebenarnya aku sangat gugup, aku mengaku padamu sebelumnya dan kamu menolak ku. Itu... aku menjadi sedikit gugup sekarang. "

Arsy menganggukkan kepalanya. Alasan itu sangat masuk akal bagi king untuk menjadi gugup. Tanpa sadar Arsy telah menarik tangan king menuju bangku taman untuk duduk. Tersadar, Arsy langsung melepaskan genggamannya pada king setelah mereka duduk.

"Ini sedikit tidak nyaman untuk berbicara sambil berdiri, " gumam Arsy rumit. Sungguh ini sangat memalukan menggandeng tangannya tanpa permisi.

"Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu. Ini tentang keluarga xavier..." Arsy berkata dengan berhati-hati takut menyinggung perasaannya. Bagaimana jika ia tanpa sengaja menyinggung perasaannyaperasaannya. Arsy masih sadar akan statusnya yang hanya bagaikan debu mampir lalu terhempas lagi.

King menyipitkan matanya, menghembuskan nafasnya pelan. "Ah, ternyata kamu sangat pintar. Kamu telah menyadari siapa aku sebenarnya. Sebelumnya belum pernah ada orang lain yang menanyai ku tentang ini. Yah... tepat seperti dugaanmu, " potong nya ringan.

"Kamu tidak ingin menjadi pacarku, mengapa kamu tidak menjadi temanku. Tentang keluarga xavier, aku harap kamu tidak memberitahukan pada orang lain, " lanjutnya.

Jika dipikirkan, perkataan king benar juga. Saat ini Arsy membutuhkan dukungan yang kuat dari orang lain. Suatu saat keluarga xavier bisa membantunya di saat yang genting jika ia mau berteman dengan king. Yah... tidak ada salahnya untuk saat ini.

"Baiklah, aku setuju. Jadi sekarang kita teman. " Jawab Arsy sambil tersenyum.

****$$$$$$$******

Waktu : istirahat sekolah.

Waktu istirahat adalah yang sangat diagungkan bagi para pelajar tidak terkecuali untuk Arsy yang memiliki pikiran makan terus menerus. Meja di depannya telah tertata deretan makanan lokal yang digemari masyarakat Indonesia. Tentu saja mereka kesukaan Arsy berbagai jajanan seperti cilok, batagor, lumpia dan somay.

Tanpa basa basi Arsy langsung menyikat makanan tersebut hingga seseorang tiba tiba duduk di depanya dan mengambil ciloknya yang belum tersentuh tanpa permisi. Mendongak dengan mulut menggembung perlahan menatap orang di depannya.

King xavier

Setelah melihat bahwa yang duduk di depannya adalah king, Arsy langsung acuh dan kembali menunduk makanan yang tertunda. Saat ini karena king sudah menjadi temannya dan bukan mengejarnya maka Arsy merasa biasa saja. Biarkan king melakukan apa yang ia mau asalkan tidak mengusiknya.

King pun juga hanya diam menghabiskan makanan rampasannya. Tanpa mendongak pun ia sudah tau bahwa Arsy melihatnya ketika ia datang tadi.

"Ada apa denganmu? marah?" tanya Arsy bingung. Pasalnya pria di depannya ini kini tengah makan membabi buta dengan ekspresi kesal yang sangat ketara.

"Hmm, bisakah kamu mengendalikan adikmu itu? aku muak dengannya yang terus menerus mengikutiku, " jawab king dengan kesal.

Arsy tertawa pelan. Ternyata ini yang membuat king sangat kesal hingga memilih untuk duduk di depannya dan merampasnya. Sejujurnya Arsy juga sedikit kasihan pada king, ingat hanya sedikit. Hanya saja melihat rupa king saat ini entah mengapa ini terdengar sangat menyenangkan.

Arsy sudah mengetahui dari teman satu satunya di kelas bagaimana Disya yang selalu mengejar king dari dulu. Ya... wajar saja Disya selalu mengejarnya, dengan tampang dan karisma king di sekolah ini, siapa yang bisa menolaknya. Satu poin tambahan dari Arsy.

Kekayaannya.

Arsy sangat yakin jika mereka tahu identitas king, tidak hanya di sekolah ini bahkan seluruh sampai pelosok akan mengejarnya. Tanpa sadar ia menatap king lama. Kedua tangannya menggapai kedua pipi King mencubit nya pelan.

"King, sepertinya aku menyesal menolakmu. Bisakah kamu mengulang saat kamu mengaku padaku lagi, " ucap Arsy tiba-tiba.

Mendengarnya King langsung sersedak keras. Menatap Arsy ketakutan dengan kerutan di dahinya.

"Tidak akan, bukankah kamu temanku sekarang?" Tolak King mentah.

"Mengapa tidak mau? bukankah kamu mengaku padaku minggu lalu? mengapa sekarang tidak mau? " tanya Arsy dengan tingkah imutnya. Coba saja dengan gaya ini, mungkin King akan luluh "dan kamu juga tidak akan malu memiliki pacar sepertiku, aku cantik, imut, lucu, sexy, apalagi yang kurang dariku?" lanjutnya.

Menatap dengan merendahkan. King mendengus kesal, tahu dengan benar apa yang diinginkan Arsy saat ini. Bukan menjadi pacarnya tapi menjadi penambah uang jajannya.

"Tidak, " tolak nya.

"Mengapa? apa yang kurang dariku, coba sebutkan, " ucap Arsy tak Terima. Hei... perempuan secantik sebohai aduhai seperti Arsy ditolak? Sungguh mengecewakan.

"Kau mau tahu? mendekatlah" kata King melambaikan tangannya meminta Arsy mendekat.

Tanpa malu malu Arsy langsung berpindah tempat duduk di samping King mencondongkan tubuhnya ke arahnya. "Kamu kurang otak, " bisik king di telinganya.

Dengan kekesalan yang membara Arsy mendorongnya jatuh dari tempat duduknya.

Brukkk

Suara itu terdengar sangat keras hingga membuat mata sekitar menatap mereka berdua.

"Sayang, kenapa kamu sangat marah. Aku sudah bilang Adikmu yang mengejarku bukan aku, " kata King tiba tiba menambah seluruh kantin menatap mereka berdua.

Mereka mengingat kembali kejadian di lapangan waktu itu, jelas jelas Arsy menolak rumput sekolah mereka. Sekarang, apa ini? Sayang?

What to the hell.

Apa yang sedang dimainkan King sekarang? Arsy tidak mengetahuinya.

"Apa maksudmu?" tanya Arsy bingung.

King berdiri dari lantai dan menggapai pipi Arsy "Sayang, aku tidak berbohong padamu dia yang mengejarku bukan aku. " Ucap King memelas.

Arsy mendengus jijik. Arsy tidak berharap King memiliki sifat seperti ini, yang dia tahu King adalah orang yang dingin, cuek, keras kepala dan masih banyak lagilagi. Apa ini? sikapnya tidak sama dengan prediksi Arsy. Dramatis. Sungguh aktor yang buruk. Kalau begitu mari bermain.

Air mata meleleh di matanya "bohong! kamu menipuku kan? jelas jelas Disya sendiri yang mengaku padaku jika kamu yang mengejarnya!"

King membulatkan matanya. Gadis ini sangat cakap untuk bisa mendapatkan air mata yang banjir. "Sayang jangan menangis. Aku tidak berbohong padamu. Kamu bisa bertanya pada adikmu. "

Tepat ketika King mengatakan itu, Disya muncul di pintu kantin mematung melihat drama didepannya. Drama ini mengiris hatinya.

"Kakak.... apa yang kamu lakukan? kamu.... bukankah kamu tau aku menyukai King. Mengapa kamu melakukan ini padaku? " lirih Disya dengan berlinang air mata.

Mengerutkan keningnya. Akting yang bagus, pantas saja banyak orang di kelabuhi olehnya. "Aku melakukan apa padamu? aku tidak melakukan apapun padamu kan? mengapa kamu menangis? " Kata Arsy seolah tidak tahu apa yang terjadi.

Disya menggelengkan kepalanya sedih "kak kenapa kamu selalu memiliki apa yang aku inginkan? Ayah, ibu, kak erfan dan sekarang king. Kamu..... kamu tau aku menyukainya sejak lama dan menceritakan semuanya padamu, tapi kenapa sekarang kakak malah berbalik padaku? kenapa kak?"

Kata kata Disya membuat seluruhnya berpikir. Disya sangat tidak beruntung memiliki kakak seperti Arsy.

Arsy berpikir sebentar. Gadis ini sangat pandai membalikkan kata katanya. Dengan sengaja Arsy membuat semua letak kesalahan tertuju pada dirinya sendiri. Seolah kakak yang jahat. Biarkan ia memilikinya.

"Lalu mengapa? aku menginginkan sesuatu semuanya, aku menginginkan apa yang kamu inginkan! " tajam Arsy.

Minta komentar motivasinya boleh nggak? Atau yang mau rekomendasi alur cerita. Ya mungkin bakal tetep aku masukin tapi entah di bab berapa. So jadi buat kalian yang mau merekomendasikan alur, plot, masuk keluarnya tokoh mohon komen aja daripada authornya juga bingung nih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!