NovelToon NovelToon

Selingkuh Dengan Mantan Brondongku

Awal Mula

Setitik noda mulai menyerang sebuah keluarga kecil yang hidup di kota Baru. Sebut saja dokter Beni dan Aimi. Mereka merupakan sepasang suami istri yang usianya terpaut jauh. Dokter Beni berusia 47 tahun, dan Aimi berusia 32 tahun.

Mereka berdua menikah karena keterpaksaan. Dokter Beni sosok duda tak mempunyai anak, menikah dengan Aimi sosok janda muda yang beranak satu.

Sebelum menikah dengan dokter Beni, Aimi mempunyai pacar yang bernama Dio. Sosok Dio lebih muda empat tahun dari Aimi dan merupakan cinta sejati Aimi.

Namun karena paksaan orang tua Aimi dan keluarga Aimi telah berhutang budi kepada dokter Beni, akhirnya mau tidak mau Aimi bersedia menikah dengan dokter Beni.

Walaupun rasa cinta Aimi mulai ada untuk dokter Beni, namun cobaan datang di keluarga mereka.

Sosok Dio datang di kehidupan mereka. Dio yang awalnya hanya seorang bocah ingusan, kini menjelma menjadi sosok pemuda tampan yang baru menamatkan studi nya di kampus ternama kedokteran universitas Indonesia.

flasback (awal perpisahan dengan Aimi)

Dio tak bisa menenangkan hatinya saat itu. Dia sangat terpukul dengan perpisahan nya dengan Aimi, pacarnya.

Sudah 3 tahun, Dio yang saat itu masih SMA menjalin hubungan dengan seorang janda muda yang bernama Aimi. Sebenarnya sebelum menjadi janda, Aimi sudah berpacaran dengan Dio. Karena suatu hal, Dio tak bisa mendapatkan Aimi karena dirinya kala itu masih sekolah dan Aimi tak bisa menunggu lama.

Aimi terpaksa menikah dengan Alex, dan dari pernikahannya itu, Aimi dikaruniai anak satu. Rupanya takdir Aimi tak semulus wajahnya. Suami Aimi yang bernama Alex, meninggal dunia karena telah dibunuh oleh mantan pacar aimi saat Aimi masih bersekolah SMA.

Meninggalnya Alex rupanya menjadi jalan bagi Dio untuk lebih dekat lagi dengan Aimi. Kebahagiaan Dio menjadi berkali-kali lipat karena orang tua Dio tak begitu mempermasalahkan keputusan nya kala itu untuk sekedar berpacaran dengan seorang janda.

Orang tua Dio memberikan kebebasan kepada Dio kala itu. Namun lagi-lagi, usaha Dio untuk mendapatkan Aimi terhalang lagi oleh sosok Duda yang bernama dokter Beni.

Karena hutang budi orang tua Aimi terhadap kebaikan dokter Beni membuat orang tua Aimi menyetujui putrinya dilamar oleh dokter Beni yang kala itu duda tak beranak.

Saat itu usia Aimi menginjak 24 tahun dan dokter beni berusia 42 tahun. Awalnya Aimi menentang hal itu dan berencana melarikan diri dengam Dio. Namun karena suatu hal, Aimi terpaksa menerima pernikahan itu.

Akhirnya, Hubungan Dio dan Aimi yang sudah terjalin kandas begitu saja karena kehadiran sosok dokter Beni, seorang pemuda dewasa yang sudah mapan dibanding dirinya.

Kala itu, Dio masih bersekolah di SMA dan masa depannya juga masih belum jelas. Melihat hal itu, orang tua Aimi menerima lamaran dokter Beni yang saat itu sudah jelas masa depannya.

"Dio, minggu depan aku akan menikah"

"jadi, kita harus putus sekarang juga" ucap Aimi

Dio yang awalnya berbunga-bunga hari itu harus menelan pil pahit. Putus dengan pacar nya yang sudah dipacarinya selama 2 tahun lamanya.

Dunia serasa runtuh. Kaki Dio serasa tak bisa digerakkan lagi.

"Aimi, kenapa dengan kamu?"

"Kamu mau menerima keputusan orang tua mu tanpa memikirkan kebahagiaan mu?" tanya Dio

Air mata lelaki seperti Dio mulai menetes kala itu. Dirinya tak sanggup menahan beban hidup yang berat. Yaitu diputus oleh sosok Aimi yang begitu sangat dicintai nya.

"Dio, sudahlah"

"Kau masih muda dan bisa mencari wanita lain yang lebih muda darimu"

"Lagian, aku juga seorang janda, tak pantas aku menikah dengan perjaka sepertimu" ucap Aimi berusaha menghindari pertanyaan Dio yang bertubi-tubi.

Setelah mengatakan hal itu, Aimi mulai menutup teleponnya dan nomor hp nya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Aimi bak menghilang di telan bumi.

Dio menangis sejadi-jadinya dan hal itu membuat orang tua Dio sedih.

"Dio, kalau kamu tidak keberatan, kamu kuliah saja di fakultas kedokteran yang ada di jakarta"

"ayah akan membiayai kamu" ucap ayah Dio memberi semangat pada Dio.

"Ya ayah, aku ingin pergi dan mengadu nasib"

"aku akan membuktikan pada Aimi bahwa aku bisa menghidupi dia suatu saat" ucap Dio kepada ayahnya.

Ayah Dio menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Dio.

"Yasudah Dio, sebentar lagi ayah akan membeli tiket kereta untuk keberangkatan mu ke sana" ucap ayah Dio

Dio pun dengan membawa segala kesedihannya pergi ke jakarta untuk melanjutkan kuliahnya.

Sejenak dia melupakan sosok Aimi yang merupakan cinta pertamanya. Dio mulai membuka hatinya untuk seorang wanita yang merupakan teman sekelasnya. Dia bernama Indah.

Masa sekarang (on) 5 tahun kemudian

"Dio, ayo cepat"

"Kita ketinggalan kereta nih" ucap Indah pacar Dio

Dio sengaja tak membawa mobil pribadinya karena dia ingin menikmati keindahan pemandangan yang hanya bisa dilihat jika dirinya naik kereta.

Mereka berpacaran sekitar dua tahun yang lalu. Indah sangat bahagia kala itu karena Dio selalu menuruti semua permintaannya.

"Iya Indah sebentar" jawab Dio sambil mempersiapkan semua alat dan bahan yang ada di depan mejanya.

Dio beranjak pergi dan mengejar Indah yang terlebih dahulu berangkat.

Mereka berdia berencana pulang ke kampung halaman yaitu ke kota Baru, dimana di kota itu adalah kota dimana Dio dibesarkan oleh ayah dan ibunya.

Di kota itu pula Dio bertemu dengan sosok Aimi, mantan pacarnya yang dulu meninggalkannya.

Kejadian itu sudah lama dan Dio telah melupakannya.

Dio dan Indah akhirnya mendapatkan tiket kereta yang mereka inginkan. Kereta melaju dengan cepat.

"Dio, sebentar lagi kau akan memperkenalkan aku dengan orang tuamu ya?" tanya Indah

"Iya Indah"

"Aku akan secepatnya melamarmu" jawab Dio singkat

Indah dengan wajah yang tersenyum terlihat sangat senang mendengar ucapan Dio, kekasihnya yang selama ini sangat mencintainya.

"Aku adalah wanita yang sangat beruntung".

"Bisa dicintai oleh Dio, seorang lulusan kedokteran dan mempunyai masa depan yang sangat cerah" gumam Indah dalam hati

Indah mulai melamun membayangkan hal Indah bersama Dio. Tak terasa Indah mulai tertidur di bahu Dio.

Bahu yang sangat empuk, hingga tak terasa mereka berdua sampai di kota Baru kota kelahiran Dio.

"Ayah, ibu"

"Aku pulang" Dio memanggil ayah ibu nya yang sudah lama menunggu mereka.

"Anakku, kau pulang rupanya" jawab ibu Dio sambil mencium wajah Dio yang semakin dewasa saja.

"Siapa dia?" tanya ibu Dio yang bernama Ririn itu

"Dia pacarku bu"

"Rencana kami akan bertunangan dan pasti ibu setuju dengannya"

"Perkenalkan, namanya Indah" ucap Dio

Indah segera menjulurkan tangannya dan ibu Dio menerima Indah dengan perasaan senang.

Dalam hati ibu Dio, terbesit perasaan yang sedikit berharap

"Alhamdulillah, kau sudah bisa sedikit demi sedikit melupakan Aimi" gumam Ibu Dio dalam hati

Ketahuan

"Ayo Indah, masuklah" ajak Ibu Dio sambil menggandeng tangan Indah untuk masuk ke dalam rumah Dio.

Tampak foto Dio masa kecil nya masih terpajang di dinding rumah Dio.

"Dio, itu foto kamu saat masih kecil ya?" tanya Indah sambil mencubit tangak Dio dengan manja

"Iya Indah"

"Itu fotoku saat aku masih SMA" jawab Dio sambil pergi menuju ke kamarnya.

"Nak indah, itu kamar nya ya?" ucap ibu Dio sambil menunjukkan sebuah kamar tamu milik mereka.

"Kamu bisa tidur di sana" ucap ibu Dio sambil menunjukkan salah satu kamar yang terlihat lama tak ditempati.

Rumah Dio adalah sebuah rumah yang menyediakan kos-kosan bagi mahasiswa yang sedang kuliah di dekat rumahnya, dan hal itu merupakan ladang bisnis untuk mereka.

"Baik bu" jawab Indah

Indah pun segera masuk ke dalam kamar yang telah disediakan oleh ibu Dio.

Sementara itu Dio masuk ke kamar nya sendiri. Mereka tidur terpisah karena mereka belum resmi menikah.

Di kamar, Indah melihat-lihat isi kamar yang masih tersusun rapi. Terlihat banyak album foto di meja kamar itu.

Iseng-iseng, Indah mulai duduk dan melihat foto yang ada dalam album itu.

"Deg"

Jantung Indah serasa mau copot.

Dirinya melihat satu foto yang membuat hatinya tak tenang, yaitu foto Dio dengan seorang wanita cantik, dan foto itu sangat asing sekali baginya.

"Siapa wanita ini?"

"Aku tak mengenal nya?" gumam Indah sambil terus membolak balik beberapa album lainnya.

Tak lama kemudian, disela-sela Indah membuka album lainnya, muncullah Dio yang tiba-tiba berada di belakang Indah.

"Indah, apa yang kau lihat?" Dio mulai bertanya sambil terus mendekati Indah hingga dirinya tahu apa yang sedang dilihat oleh pacarnya itu.

"Indah, apa yang kau lihat?"

"Serahkan kepadaku" ucap Dio sedikit marah

Indah mulai berdiri dan menatap Dio dalam-dalam

"Dio, siapa wanita ini?" tanya Indah sambil menunjuk sebuah foto wanita yang berada di pelukan Dio.

Fotonya sedikit fulgar sehingga membuat Indah sedikit risih melihatnya.

Tiba-tiba Dio berkata

"Sudahlah"

"Dia mantanku, dan aku sudah melupakannya" ucap Dio ketus

Tak ingin Indah melihat semua foto yang ada di dalam album itu, Dio langsung meminta Indah untuk pergi ke dapur karena ibunya telah mempersiapkan masakan untuk mereka berdua.

"Indah, ayo ke dapur"

"Ibu sudah memasakkan makanan untuk mu" ucap Dio menarik tangan Indah.

Indah pun menuruti semua kemauan Dio.

Album yang baru saja dilihat Indah, langsung di tutup oleh Dio dan dimasukkan ke dalam almari pribadinya.

Sejenak, Indah melupakan kejadian itu dan mengikuti semua apa yang di ucapkan Dio.

Sementara itu, Di dapur, berbagai menu masakan telah disediakan oleh ibu Dio.

"Ayo nak Indah, makan dulu" ajak ibu Dio sambil tersenyum

"Baik bu" Indah menjawabnya dan berusaha menghilangkan semua prasangka buruk yang ada dalam pikirannya.

"Siapa wanita itu?"

"Mengapa foto itu tetap disimpan dengan rapi di dalam kamar?"

"Spesialkah dia sampai Dio berani memarahiku gara-gara foto itu?" gumam Indah dalam hati.

Selama berpacaran, Dio tak pernah sekalipun memarahi Indah. Namun, kali ini sikap Dio sangat berbeda.

"Indah, kamu melamun nak?" tiba-tiba Ibu Dio melihat gelagat Indah yang aneh saat dirinya sedang makan.

"Oh, tidak bu"

"Indah hanya membayangkan kelezatan makanan yang ibu buat" ucap Indah berbohong.

Ibu Dio tersenyum mendengar ucapan Indah dan mereka semua melanjutkan makan mereka.

Dio sedikit canggung dan nafasnya mulai naik turun. Gara-gara foto itu, Dio sedikit teringat akan kenangannya dengan Aimi walaupun sedikit.

Setelah selesai makan, mereka pun pergi untuk beristirahat karena besok mereka akan mencari baju yang akan dipakai untuk acara pertunangan mereka.

"Ayo Indah, cepat tidur"

"Besok kita harus bangun pagi sekali karena kita akan mencari baju pertunangan kita" ucap Dio

Dio pun mencium kening Indah dan mereka pun tidur di kamar mereka masing-masing.

Di tempat lain yaitu di rumah Aimi

pagi hari sekitar jam 06.00 pagi

Aimi merasakan hal yang sangat hampa. Suaminya dokter Beni memarahinya habis-habisan karena keteledorannya memasak makanan yang terlalu asin

"Aimi, kamu gimana sih"

"Memasak makanan aja gak becus"

"Kita sudah menikah sangat lama, mengapa kau tak tahu seleraku?" teriak Beni yang sangat kesal karena makanan nya sangat asin dilidahnya.

"Maaf mas Beni, aku tidak terlalu konsentrasi memasak"

"Apa aku masakkan lagi?" tanya Aimi mencoba menghibur suaminya

"Sudah"

"Tidak usah"

"Aku mau beli makanan di luar saja" ucap Beni

Beni akhirnya keluar rumah dengan rasa yang kesal.

Beni bekerja sebagai dokter penyakit dalam di rumah sakit swasta ternama di kotanya. Dia juga merangkap sebagai pemilik rumah sakit itu.

Keluarga Aimi bisa dibilang sangat kaya, namun hal itu tak membuat Aimi bahagia.

Aimi melihat suaminya melangkah pergi meninggalkannya merasa sangat terpukul. Segala hal yang dilakukan Aimi terasa sia-sia hanya karena masakannya yang kurang enak bagi suaminya.

Sikap suaminya berubah beberapa tahun terakhir ini, setelah Sita, mantan asisten suaminya bekerja kembali di rumah sakit itu.

Sebenarnya Beni tak suka dengan Sita, namun Sita mempunyai berbagai macam cara untuk merebut Beni dari Aimi.

Aimi pernah mendengar kabar burung dari salah satu teman kerja suaminya kalau Sita menggunakan guna-guna untuk membuat hati suaminya goyah.

Namun, nasehat dari teman kerja suaminya tak dihiraukan oleh Aimi, karena Aimi yakin Beni tak mungkin bisa terpengaruh dengan hal mistis murahan seperti itu.

Di saat hati Aimi sakit akan ulah suaminya, Tiba-tiba Aimi mendengar ada telepon dari salah satu karyawan nya.

"Asalamualaikum Nyonya" panggil Imah salah satu karyawan yang bekerja di butiknya

"Walaikum salam, iya Imah ada apa?" tanya Aimi

"Saya ditelepon oleh salah satu pelanggan baru"

"Mereka menginginkan baju dengam desain yang simpel karena mereka akam gunakan untuk acara pertunangan" ucap Imah

"Oh, ya baiklah Imah"

"Jam berapa mereka akan ke butik?" tanya Aimi

"Sekitar jam 09.00 pagi Nyonya" kata imah

Aimi langsung melihat jam dinding, dan jam dinding nya telah menunjukkan jam 08.00 pagi.

"Baiklah, aku akan kesana sekarang" jawab Aimi

Aimi langsung menutup teleponnya, dan saat itu juga Aimi bersiap berangkat ke butik miliknya.

Sudah tiga tahun Aimi membangun butik itu. Karena keahlian Aimi yang pintar menggambar dan mendesain sesuatu, butik milik Aimi menjadi butik yang terkenal di kotanya.

Aimi merupakan ibu dari satu anak, dan kebetulan anaknya dititipkan ke orang tuanya di kampung

Kesibukan Aimi dan Beni menjadi salah satu penyebab, anak Aimi dititipkan kepada orangtuanya

Pertemuan tak terduga

Aimi langsung mengendarai mobil nya. Kala itu jalanan macet sehingga menghambat Aimi untuk cepat sampai di butiknya.

Beberapa lama kemudian, sampailah Aimi di butik. Dirinya langsung berdandan cantik untuk menarik pelanggan karena yang datang ke butiknya adalah orang yang berduit.

Di rumah Dio

"Indah, apakah kau sudah siap?" tanya Dio kepada Indah yang saat itu masih ada di kamar mandi

"Iya sebentar Dio" jawab Indah

Indah akhirnya keluar dari kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi ke butik baju bersama Dio.

Kebetulan, kondisi hujan rintik-rintik sehingga Dio memilih menaiki mobil nya.

Dio ditemani Indah akhirnya berangkat menuju ke butik terkenal di kotanya. Dio tak tahu jika butik itu adalah butik milik Aimi.

Di perjalanan menuju butik, Indah menanyakan perihal lamaran pekerjaan yang sudah dibuat oleh Dio.

"Dio, apakah kau sudah mendapat panggilan kerja?" tanya Indah sambil menyisir rambutnya yang terurai panjang

"Ya, aku sudah mendapat panggilan di berbagai rumah sakit"

"Besok, aku akan interview di rumah sakit swasta kota ini"

"Kebetulan, mereka butuh dokter bedah obgyn jadi aku langsung mendapat panggilan di sana" jawab Dio

"Oh, yadah sip" jawab Indah tersenyum senang

Mereka berdua akhirnya terhanyut oleh cerita masing-masing dan sampailah mereka di butik milik Aimi.

Butik Cahaya, berada di wilayah strategis kota Baru. Dio dengan memakai jas turun ke butik itu bersama Indah sang kekasih yang sudah lama dipacarinya.

"Ayo Indah, kita sudah sampai"

"Aku sudah menelepon pihak butik, mereka siap untuk merancang baju sesuai dengan keinginan kita" ucap Dio tersenyum senang

"Ya, baiklah Dio" jawab Indah singkat

Akhirnya mereka berdua turun dari mobil dan menuju ke butik Cahaya, dimana ternyata Aimi lah sang pemilik butik itu.

"Permisi" Dio menyapa pegawai butik yang ada di dalam butik

"Oh ya, bapak silahkan masuk" ucap pelayan butik

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan butik sambil memberi daftar buku hadir kepada Dio dan Indah

"Oh ya, saya ingin mencari gaun pertunangan yang bagus untuk pacar saya"

"Tadi pagi saya sudah menelepon pihak butik atas nama nona Indah" ucap Dio memberi penjelasan

Pelayan butik langsung melihat daftar buku tamu, dan ternyata benar. Tertulis nama Indah sebagai pelanggan baru mereka.

"Oh ya pak, kalau begitu silahkan masuk ke dalam"

"Nona bisa memilih baju yang ada di dalam butik" ucap salah satu pelayan butik

Indah dengan tersenyum senang masuk ke dalam butik milik Aimi dan memilih gaun pertunangan sesuai pilihannya, sementara Dio menemaninya di belakang.

Di sela-sela Indah memilih baju untuk acara pertunangan mereka, Aimi muncul di tengah-tengah mereka.

"Silahkan nona"

"Mau pilih yang mana?"

"Nanti kami yang akan mendesain gaun sesuai keinginan anda" ucap Aimi sambil memberikan buku rancangan nya beserta pilihan rancangan yang sudah digambar oleh Aimi.

Indah pun melihat Aimi dari bawah sampai atas begitu juga dengan Dio

"Kak Aimi?" Dio rupanya masih mengenali sosok Aimi yang tetap cantik di matanya

Aimi mulai melihat Dio dan Indah yang saat itu berada tepat di depannya.

"Dio, kau disini?"

"Bukankah kau pergi ke kota Kembang untuk kuliah dan mencari kerja di sana?" tanya Aimi penasaran

Dio pun langsung menjawab pertanyaan Aimi itu.

"Aku kembali ke sini karena minggu depan aku mendapat panggilan dari salah satu rumah sakit di kota ini kak" ucap Dio sambil terus memandang Aimi tanpa berkedip

Indah yang melihat keakraban antara Dio dan Aimi hanya bengong saja

"Siapa wanita ini?"

"Sepertinya, Dio mengenal dekat dengan sosok wanita ini" gumam Indah sambil terus melihat ke arah Aimi yang menurutnya wajahnya tak asing baginya.

"Oh, wajahnya mirip dengan foto yang pernah aku lihat di kamar Dio"

"Apakah ini mantan Dio?" gumam Indah dalam hati

Indah mengamati Aimi dari atas sampai bawah. Pakaiannya sangat modis dan menunjukkan wanita yanga lebih tua darinya. Usianya menunjukkan seorang wanita yang sudah 30 tahun ke atas.

Melihat keakraban Dio dan Aimi, Indah mulai memberanikan diri untuk ikut masuk dalam perbincangan mereka.

"Oh, kalian berdua sudah lama saling kenal ya?" tanya Indah sambil berusaha tersenyum di hadapan mereka walaupun hatinya penuh dengan berbagai perasaan yang tak enak

"Oh, iya"

"Kami berdua sudah saling kenal"

"Dulu kak Aimi pernah kos di rumahku, saat dia kuliah" ucap Dio berusaha menutupi hubungannya dengan Aimi di masa lalu

"Oh iya" jawab Aimi menambahkan

"Aku kakak kelas Dio dan pernah kos dirumahnya" jawab Aimi sambil melempar senyum ke arah Indah

"Oh baguslah kalau begitu"

"Perkenalkan, aku calon istrinya Dio"

"Sebulan lagi kami akan bertunangan" ucap Indah sambil menjulurkan tangannya untuk berkenalan lebih dekat dengan Aimi.

"Oh ya Indah, perkenalkan namaku Aimi" jawab Aimi dengan melemparkan senyum nya yang khas.

Setelah mereka berkenalan, Indah mulai meminta beberapa contoh desain baju yang akan digunakannya dalam acara pertunangannya nanti

Disela-sela kegiatan memilih desain, tampak Dio mencuri pandang ke arah Aimi

"Kak Aimi, kau tetap seperti yang dulu"

"Wajah mu tetap cantik dan tak pernah pudar" gumam Dio dalam hati

Dio mulai tak bisa konsentrasi memilih desain bajunya.

Tanpa disadari oleh Dio, Indah memanggilnya

"Dio, aku suka desain yang ini"

"Apakah kamu cocok dengan pilihanku?" tanya Indah sambil menunjukkan sebuah desain baju yang sangat bagus.

Dio yang sedari tadi bengong mulai terkejut mendengar panggilan Indah yang dianggao mendadak olehnya

"Oh, iya iya Indah"

"Semua terserah kamu"

"Kamu pilih baju yang sesuai dengan hatimu"

"Aku suka" jawab Dio pendek tanpa memperhatikan baju yang ditunjukkan Indah padanya.

Indah pun berkata pada Aimi

"Bu, saya memilih baju dengan desain yang ini" pinta Indah pada Aimi sambil menunjukkan sebuah gaun panjang berwarna merah yang sangat cantik.

"Ya baiklah"

"Kalau begitu, ayo ikut saya"

"Kita fitting baju dulu" ucap Aimi sambil menggandeng tangan Indah menuju ke sebuah ruangan khusus di butiknya.

Aimi pun mulai mengukur tubuh Indah agar dirinya bisa menciptakan baju yang bagus sesuai keinginan Indah.

"Dio, kamu tunggu di luar dulu ya, sebentar lagi giliran kamu" ucap Aimi pads Dio.

Dio pun menganggukkan kepala. Tak lama kemudian Indah dan Aimi keluar dari ruang pengukuran itu.

Setelah mengukur tubuh Indah, Aimi langsung mengajak Dio untuk mengukur baju yang akan dipakai Dio nanti saat acara pertunangannya dengan Indah.

"Deg"

Jantung Dio serasa copot dibuatnya ketika Aimi mulai menyentuh tubuhnya. Walaupun yang disentuh bukan bagian tubuh yang sensitif namun satu sentuhan tangan Aimi membuyarkan semua dan meningkatkan birahinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!