Sebuah keributan terjadi disebuah hotel bintang 5 yang menjadi tempat acara pernikahan antara seorang CEO pusat perbelanjaan ternama bernama Brahmantio Nugroho(38 tahun) dengan seorang Fashion Desainer ternama dan juga pemilik dari bebebrapa butik ternama dibeberapa kota besar ditanah air yang bernaman Zoana Clarisa(38 tahun).
Akan tetapi, sebuah kegaduhan terjadi dimana saat acara akad nikah akan segera dilaksanakan dan seorang penghulu yang bertugas menikahkan kedua mempelai pun mulai memanggil keduanya untuk duduk berdampingan dimeja yang sudah disediakan untuk ijab kabul itu.
Sayang nya, si mempelai wanita malah tidak ada dikamarnya. Bahkan kebaya yang sudah dipersiapkan nya dari jauh jauh hari pun tergeletak begitu saja dilantai kamar.
Kedua tangan Tio terkepal kuat hingga jari jarinya pun memutih menahan amarah yang kini sudah naik hingga ke ubun ubun.
Tio masih diam membeku didepan ranjang yang akan dijadikan tempat keduanya melakukan ritual malam pertama. Namun, tampaknya akan urung terjadi karena sang mempelai wanita nya pun kini telah pergi entah kemana.
"Bagaimana ini Tio? Penghulu dan juga semua orang sudah menunggu kita diluar," tanya Bu Retno pada putra sulung nya itu dengan menekan rasa kesal dihati mendapati sang calon menantunya kini entah kemana tepat acara ijab kabul akan segera dilaksanakan.
"Jangan tanya aku Mah, aku juga bingung," jawab Tio yang juga kebingungan dengan situasi yang tengah dia hadapi saat ini.
"Bu Marisa tolong cari solusinya dong, ini anakmu loh yang bikin masalah. Mau ditaruh dimana muka kita kalau pernikahan ini sampai gagal digelar," gerutu Bu Retno pada Bu Marisa yang merupakan ibu dari Zoana si mempelai wanita yang kabur.
"Saya juga bingung, tapi jika di izinkan untuk mengatasi masalah ini apa lebih baik ijab kabul itu tetap dilanjutkan saja," jawab Bu Marisa akhirnya mengambil keputusan yang berat tapi harus dia lakukan.
"Bisa saja, tapi dengan siapa? Anak ibu nya kan sudah kabur," seru Bu Retno yang sudah dibuat kesal oleh apa yang dilakukan oleh Zoana.
"Zalina, biarkan Zalina menggantikan Zoana," ucap Bu Marisa pada akhirnya merelakan cucu kesayangan nya untuk menggantikan putrinya menikah dengan Brahmantio.
"Baik, tapi apa Zalina setuju menikah dengan Tio? Secara umur mereka terpaut begitu jauh," tanya Bu Retno yang sebenarnya ragu untuk menyetujui saran dari Marisa. Namun, demi menyelamatkan harga diri dua keluarga itu dengan berat hati menerima gadis muda belia itu menjadi menantu dalam keluarganya.
"Za_Zalina siap menggantikan Mama Bu. Jika ibu dan Om Tio berkenan, izinkan Zalina menggantikan Mama." jawab Zalina yang sebelumnya telah membicarakan hal ini dengan Marisa, Neneknya.
Marisa awalnya menolak, tapi Zalina tidak bisa membiarkan Marisa terus merasa tertekan dan merasa bersalah karena ulah sang Mama yang tidak bertanggung jawab.
"Bagaimana Tio? Apa kamu mau menerima anak ini jadi istri kamu?" tanya Bu Retno yang kini bertanya mempelai pria nya.
Sekilas Tio menatap wajah cantik Zalina yang begitu mirip dengan Zoana dan itu membuat hatinya bergemuruh penuh dengan rasa benci dan dendam.
"Baik, ayo kita keluar dan lakukan ijab kabul itu dan kamu ganti baju kamu dengan kebaya itu. Aku rasa ukuran tubuhmu dan wanita itu sama kan? Jadi, gunakan kebaya itu dan jangan membuatku malu untuk kedua kalinya." ujar Tio dengan nada dingin yang begitu mengintimidasi.
Namun Zalina tidak bisa marah akan sikap Tio karena semua itu bermula dari ulah sang Mamah yang tidak bertanggung jawab dan membuat malu keluarga.
Setelah semua orang keluar dari dalam kamar Zalina pun bergegas mengganti pakaian nya dengan kebaya yang awalnya akan dikenalan oleh sang Mamah.
"Maafkan Nenek sayang,karena Nenek kamu harus menikah di usia muda"ujar Marisa memeluk erat tubuh cucu tercintanya.
"jangan bersedih Nek.Doakan saja semoga aku bisa jadi istri yang baik buat Om Tio"jawab Zalina sembari membalas pelukan sang Nenek dengan begitu erat.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Zalina Gladisty binti Budi Hemawan dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”
"Bagaimana saksi?sah?"
"Sah"
"Sah"
Begitulah sekiranya ijab kabul antara Brahmantio dan Zalina beberapa saat yang lalu dan kini keduanya tengah menyalami para tamu undangan yang hadir malam itu.
Tak hanya satu dua orang yang mengernyitkan dahinya karena heran dengan mempelai wanita nya yang nampak berbeda.
Tidak hanya wajah namun sipatnya pun berbeda dimana mempelai wanita saat ini jauh lebih ramah menyambut para tamu dengan senyuman tak lepas dari wajah cantiknya.
Jauh berbeda dengan seorang Zoana yang mereka kenal dengan sikapnya yang angkuh dan sombong.Tak jarang Zoana mengabaikan uluran tangan orang lain yang dia rasa tidak satu level dengan nya.
Namun saat ininpara tamu dibuat terkesima dengan sikap ramah dan sopan sang mempelai wanita.Tak jarang juga Zalina meninggalkan kursi pelaminannya hanya untuk membantu menuntun tamu lansia yang agak kesusahan berjalan.
Dengan apik dan hati hati Zalina membantu memapahnya hingga bisa turun dari pelaminan yang dia tempati saat ini.
Karena masih diselimuti rasa marah dan juga kesal Tio pun mengabaikan kebaikan yang dilakukan Zalina.
hingga malam tiba dan semua tamu undangan pun telah meninggalkan ballroom dimana tempat acara resepsi pernikahan antara Tio dan Zalina diadakan.
Zalina berjalan terseok seok karena sapatu yang dia kenakan berhak cukup tinggi dan juga gaun panjang yang dia kenakan cukup mengganggu jalannya mengejar langkah kaki Tio yang begitu cepat pergi meninggalkannya.
karena sudah tidak sanggup lagi menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Tio akhirnya Zalina pun berhenti dan melepas sepatu yang dia kenakan karena sudah merasa sakit akibat lecet yang didapat dari memakai sepatu itu.
"Mamah kok bisa bisanya ya memakai sepatu seperti ini setiap hari?inikan menyakitkan dan juga merepotkan"gerutunya pada diri sendiri.
setelah melepaskan sepatu yang dia pakai Zalina pun kembali melanjutkan langkahnya mengejar sang suami yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam lift yang menuju ke arah kamarnya.
namun saat ingin masuk kedalam lift gaun yang dia kenakan nyangkut disebuah pot bunga yang cukup besar yang terdapat disamping lift yang akan dia masuki.
"Oh ya ampun kenapa sih dengan hari ini?"gerutu Zalina sembari berjongkok mencoba melepas gaun yang tersangkut di pot bunga hias itu.
Namun alangkah terkejutnya Zalina saat tangan nya ditarik paksa dan tubuhnya tiba tiba melayang dengan posisi menungging.
Zalina begitu shock saat tubuhnya dibawa dalam gendongan namun bagaikan karung beras yang di simpan di bahu seorang pria bertubuh kekar.
"Hey apa yang kamu lakukan?siapa kamu?lepaskan,ayo cepat turunkan aku"teriak Zalina yang begitu shock dengan apa yang dilakukan olrh orang yang baru saja membopong nya.
Namun orang tersebut seolah tuli karena terus mengabaikan teriakan Zalina yang semakin memekik saat Zalina dibawa masuk kedalam sebuah kamar hotel bertipe residence suite yang begitu besar dan mewah.
"Aawwww ssstttt"
Zalina meringis saat pria itu meleparkan tubuhnya begitu kasar ke atas ranjang king size yang terdapat dikamar itu.
"Hey apa yang ka___"ucapan Zalina terpotong saat melihat pri yang membawanya tengah berdiri manatap tajam pada wanita yang kini sudah menjadi istrinya itu.
"O_Om Tio"lanjut Zalina lagi yang langsung turun dari ranjang dan berdiri disamping ranjang itu.
"Bisa nggak sih nggak merepotkan orang,hah?kalau nggak bisa jalan pake sepatu itu kenapa harus dipake dasar bodoh"bentak Tio yang harus balik lagi karena saat tiba didepan kamar ternyata Zalina tidak mengikutinya.
Emosi Tio semakin memuncak saat melihat Zalina tengah berjongkok didepan lift dengan high heels ditangan nya.
Tio mengira kalau Zalina tengah kesakitan karena sepatunya padahal Zalina tengah mencoba melepas gaun nya yang tersangkut dipot bunga.
"Ma_maaf Om tadi gaun aku nya nyangkut dipot bunga jadi nggak bisa mengejar langkah Om,sekali lagu maaf Om"jawab Zalina menundukan kepalanya.
"Kamu bilang apa tadi?Om?siapa yang Om kamu hah?dasar cewek bodoh,bisa nggak sih panggilan nya disesuaikan dengan status saat ini?ah atau ingin menutupi status demi mendapatkan laki laki lain seperti ibumu yang tidak tahu malu itu?iya dasar murahan"sarkas Tio yang membuat Zalina mengangkat kepalanya dan menatap sendu pria yang sudah menjadikan dirinya seorang istri.
Namun ingin membalas pun rasanya tidak pantas karena apa yang dikatakan oleh Tio benar adanya.Ibunya adalah wanita yang sudah membuat dua keluarga malu secara bersamaan.
Bahkan sang Nenek hampir pingsan karena begitu shock mendapati putrinya menghilang begitu saja tepat saat acara ijab kabul akan dimulai.
"Maafkan Mamah Om,Zalina siap menggantikan Mamah untuk menebus semua kesalahan yang Mamah lakukan hari ini"jawab Zalina lagi kembali menunduk.
Deg...
Jantung Zalina terasa berhenti saat mendengar suara sepatu Tio tengah melangkah maju dan kini berdiri tepat dihadapan nya.
Melihat Zalina yang terus menunduk Tio pun semakin mengikis jarak lalu menarik dagu Zalina agar menatap ke arahnya.
"Kamu yakin akan menggantikan wanita murahan itu untuk jadi istriku?hhmm"tanya Tio semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Zalina yang sudah nampak ketakutan oleh apa yang Tio lakukan.
Bahkan saking takutnya Zalina pun hanya menganggukan kepala demi menjawab pertanyaan yang Tio berikan untuknya.
"Kalau begitu lakukan apa yang menjadi tugasmu,mengerti?"lanjut Tio yang lagi lagi hanya di angguki oleh Zalina.
"Mandilah,aku benci wanita bau keringat"ucap Tio melepas cengkramannya dan memberi jarak ruang untuk Zalina.
Tanpa kata lagi Zalina pun segera berlari menuju ke Kamar mandi untuk membersihkan diri.Tio sendiri hanya bisa menghela nafas panjang untuk menetralkan rasa kesal dan juga marahnya.
Tio sadar bahwa tindakan nya yang melampiaskan semua kemarahan nya pada Zalina tidaklah benar namun setiap kali melihat wajah Zalina yang begitu mirip dengan Zoana membuat Tio sulit mengendalikan emosinya.
Ceklek...
Suara pintu yang terbuka menyadarkan Tio dari lamunan nya.30 menit sudah Zalina menghabiskan waktunya didalam kamar mandi dan itu mampu membuat Tio kembali dilanda rasa marah.
"Kamu ngapain aja sih?lama banget,aku kan juga mau pake tuh kamar mandi"solot Tio begitu Zalina keluar dari dalam kamar mandi itu.
"Maaf Om,tadi Zalina kesusahan buka gaun nya jadi agak lama"jawab Zalina penuh ketakutan dengan kembali menunduk.
Entahlah melihat sorot mata Tio yang menatap tajam penuh kebencian padanya membuat Zalina benar benar ketakutan hingga jantungnya serasa berhenti berdetak.
"Ya sudah kalau begitu,minggir aku mau mandi"Tio pun dengan kasarnya mendorong tubuh mungil Zalina yang awalnya berdiri didepan pintu kamar mandi kini terpental menubruk lemari yang ada dikamar itu.
"Aawww,ssstttt"rintih Zalina saat punggungnya bertubrukan dengan lemari.
"Ya ampun kasar banget sih jadi orang.Sabar Lin,sabar..."batin Zalina mencoba memberi semangat pada dirinya sendiri.
Zalina pun segera berlalu menuju ke arah sebuah koper kecil dan juga paperbag yang tadi sempat diberikan oleh Marisa.Sebuah paperbag yang berisi pakaian ganti untuk tidur dan juga untuk pulang esok hari yang sengaja dibeli secara dadakan berhubung tidak ada persiapan untuk Zalina karena itu bukan lah acara pernikahan nya.
Setelah selesai memakai stelan piyama yang dibeli oleh Marisa tadi,Zalina pun segera membuka koper milik Tio dan mengambil satu stel piyaman yang tersedia didalam koper untuk dipakai Tio malam ini.
Tidak lupa Zalina pun menghubungi layanan hotel untuk mengantarkan mereka makan malam sebelum mereka tidur takutnya di antara keduanya ada yang lapar.
Sambil menunggu pesanan nya tiba Zalina pun duduk diranjang dengan membuka ponselnya yang sedari tadi siang begitu ramai dipenuhi oleh notif pesan yang kaget dengan pernikahan Zalina yang mendadak.
Salsa dan Zoya adalah teman Zalina yang di undang khusus untuk jadi Bridesmaid diacara pernikahan itu kompak membagi acara sakral temannya itu dan membuat heboh disetiap grup chat yang ada diaplikasi pesan milik Zalina.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!