Nama : Muhammad Yusuf
Nama Panggilan : Ucup
Umur : 23 Tahun
Sifat : Ramah, Suka Tersenyum,Pekerja Keras
Ucup merupakan putra kedua dari bapak Jumadi dan ibu Sumi. Anak pertama bapak Jumadi dan ibu Sumi bernama Muhammad Fiqrie. Biasa di panggil Fiqrie, dia berusia 27 tahuan.
Fiqrie berkerja sebagai guru agama di sekolah menengah pertama. Fiqrie juga sudah menikah dengan seorang wanita yang bernama Dinda Puspitasari. Dinda berprofesi sebagai guru matematika di sekolah dasar.
Muhammad Zaine anak bungsu bapak Jumadi dan Ibu Sumi. Biasa di panggil Zai, dia baru berusia 15 tahun. Zai baru saja duduk di bangku sekolah menegah umum. Zai anak bungsu yang selalu di manja oleh kedua orang tua dan kedua abangnya.
Apa saja yang Zai inginkan pasti akan di turuti oleh kedua orang tua Zai. Begitu juga kalau Zai meminta ama kedua abangnya kedua abang akan memberikan yang Zai minta.
Pak Jumadi dan Ibu Sumi memiliki tiga orang putra yang begitu tampan walaupun mereka bertiga memiliki sifat yang berbeda. Pak Jumadi dan Ibu Sumi begitu menyayangi ketiga putranya.
Pak Jumadi dan Ibu Sumi begitu menginginkan seorang putri. Pak Jumadi begitu kasihan melihat istri yang harus mengurus semua pekerjaan rumah. Waktu hamil ada kedua pak Jumadi dan ibu Sumi berharap hamil anak perempuan.
Saat usia kandungan 7 bulan pak Jumadi dan ibu Sumi melakukan Usg untuk melihat jenis kelamin anak kedua mereka. Saat di Usg anak kedua mereka berjenis kelamin perempuan. pak Jumadi dan ibu Sumi begitu bahagia saat mengetahui hasil Usg anak kedua mereka perempuan.
Pak Jumadi dan ibu Sumi membeli semua perlengkapan bayi berwarna pink. Pasangan suami istri itu begitu antusias untuk menunggu proses kelahiran anak kedua mereka.
Saat anak kedua mereka lahir pasangan suami istri itu terlihat begiti kecewa karena yang lahir seorang anak laki-laki. Walaupun pasangan suami istri tersebut kecewa, tetapi mereka tetap bersyukur di karunia seorang putra yang tampan.
Diantara ketiga putra ibu Sumi, hanya Ucup lah yang mau membantu ibu Sumi mengerjakan pekerjaan rumah. Ucup anak yang begitu rajin, dia suka membantu ibunya memasak sehingga Ucup pandai memasak.
Pak Jumadi merasa tidak suka melihat Ucup yang lebih sering menghabiskan waktunya membantu ibu Sumi melakukan perkerjaan rumah yang biasa di lakukan oleh perempuan Pak Jumadi menegur Ucup untuk tidak melakukan perkerjaan perempuan.
Pak Jumadi hanya takut kalau Ucup menjadi becong. Ucup lalu menjelaskan kepada pak Jumadi yang di lakukan itu hanya untuk meringankan perkerjaan ibu Sumi. Ucup tidak tega melihat ibu Sumi capek mengurus pekerjaan rumah sendirian.
Nama : Aqila Ramadani
Nama Panggilan : Qila
Pekerjaan : Mahasiswa
Umur : 18 Tahun
Sifat : Pintar, Pendiam, Sopan Santun
Aqila Ramadani biasa di panggil Qila, dia anak yatim dari umur 10 tahun. Ayah Qila meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat akan berangkat kerja. Qila mempunyai seorang abang yang bernama Aldi Putra.
Biasa di panggil Al, setelah ayahnya meninggal dunia. Al yang membantu ibu untuk bekerja mencari uang agar mereka bisa makan. Saat ayahnya meninggal Al sudah sekolah menegah pertama sehingga dia mengerti.
Al tumbuh menjadi anak yang dewasa dan mengerti dengan keadaan ibunya. Al menjadi sosok abang yang begitu sangat menyayangi adek-adeknya
...~ Bersambung ~...
"Jangan pernah terkecoh pada banyak hujatan yang di lontarkan orang lain. Kamu ya kamu, mereka itu bukan urusan kamu. Kamu hanya perlu fokus untuk tetap berdiri, untuk tetap jalan dan terus berlari. So, don't stop for try again.
Pagi Harinya.....
Setiap pagi hari Ucup akan terbangun sebelum waktu shalat subuh. Setelah Ucup bangun dia turun dari tempat tidurnya. Ucup mengambil handuk yang tergabung di belakang pintu. Ucup meletakan handuk di bahunya.
Ucup berjalan kearah kamar mandi yang berada di dapur. Sesampai di dapur Ucup melihat ibu yang sibuk memasak di dapur.
"Ibu masak apa?"Ucup yang menghampiri ibu yang sedang memasak.
"Eh Ucup udah bangun, ibu masa singkong goreng." Ibu yang mendengar suara Ucup lalu membalikan badannya, ibu melihat ke arah Ucup.
"Ucup baru aja bangun, wah mantul banget tuh ibu." Ucup yang senang karena ibu memasak singkong goreng kesukaan Ucup.
"Ucup mau mandi?"Ibu melihat Ucup membawa handuk yang berada di bahunya.
"Iya ibu, di kamar mandi ada siapa?" tanya Ucup.
"Ada Ayah masih mandi, sebaiknya Ucup bangunkan Zai," kata ibu.
"Iya ibu." Ucup pergi berjalan ke arah kamar Zai.
Ucup sudah berada di depan pintu kamar Zai. Ucup mencoba membuka pintu kamar Zai tetapi di kunci dari dalam kamar oleh Zai.
Tok.....Tok.....Tok
"Zai." Ucup memanggil nama nama adeknya.
"Zai bangun." Ucup yang berteriak dari luar pintu kamar Zai.
Sedangkan Zai yang berada di dalam kamarnya masih tertidur pulas. Zai tidak mendengar Ucup sudah memanggil namanya. Ucup yang sudah 3 kali memanggil nama Zai. Tetapi tidak ada respon oleh Zai akhirnya Ucup memilih pergi ke kamar mandi lagi.
Setelah selesai shalat subuh berjamaah di mesjid yang berada dekat rumahnya Ucup berjalan keluar dari mesjid. Ucup berjalan ke arah rumahnya, saat berjalan Ucup bertemu dengan seorang perempuan yang memakai pakaian olahraga.
"Pagi Koko." Sapa seorang perempuan yang berdiri di hadapan Ucup.
"Pagi Lea, jangan panggil Koko soalnya itu nama pakai yang aku pakai saat ini." Ucup melihat ke arah pakaian yang dia pakai. Ucup memakai baju koko berwarna putih, kain sarung berwarna biru dan peci di kepalanya.
"Hehehe, jadi aku harus manggil koko dengan sebutan apa?" Lea yang tertawa mendengar perkataan Ucup.
"Abang Ucup," jawab Ucup.
"Okey baiklah Koko ops, maaf maksud aku abang Ucup." Lea yang kesulitan memanggil Ucup dengan sebutan abang Ucup, Lea terbiasa memanggil laki-laki yang usia di atas dia dengan sebutan koko.
"Lea mau kemana pagi-pagi?"tanya Ucup.
"Jogging." Lea yang melihat kesana kemari untuk mencari keberadaan seorang cowok.
"Lea cari siapa?" Ucup yang melihat Lea seperti sedang mencari seseorang.
"Zai mana abang Ucup?" tanya Lea.
"Hmmm, kenapa Lea mencari Zai?" Ucup sengaja berdehem melihat kearah Lea.
"Gak ada aku cuma tanya aja abang Ucup," kata Lea.
"Zai masih tidur Lea," jawab Ucup.
"O.... begitu ya abang Ucup, kalau gitu aku mau jogging dulu." Lea yang jogging meninggalkan Ucup.
"Kamu hati-hati Lea, abang juga mau pulang kerumah." Ucup membalikan badannya melihat Lea yang jogging. Setelah Lea sudah tidak terlihat Ucup berjalan ke arah rumahnya.
Kami sudah berkumpul di dapur untuk sarapan pagi dengan makan singkong goreng masakan ibu. Saat kami sedang sarapan lagi terdengar suara seorang mengetuk pintu rumah kami.
Tok.......Tok.......Tok
...~ Bersambung ~...
"Met pagi dunia, jangan lupa dahulukan sarapan ketimbang harapan. Karena sarapan tidak ada yang sepalsu harapan."
"Siapa sih pagi-pagi begini sudah bertamu?" tanya Zai.
"Ntalah," jawab Ucup.
"Ya udah lanjutin sarapannya, biar ke depan dulu." Ibu berdiri dari kursi lalu berjalan ke arah pintu rumah.
Ibu yang sudah sampai di depan pintu rumahnya lalu membuka pintu.
Ceklek......Cekle
"Selamat pagi budhe." Seorang perempuan berdiri di depan pintu rumah.
"Selamat pagi juga Lea," kata ibu.
"Apa Zai udah berangkat ke sekolah budhe?" tanya Lea.
"Belum, Zai lagi sarapan. Apa Lea udah sarapan?" tanya ibu.
"Belum," jawab Lea.
"Kalau begitu Lea sekalian aja ikut sarapan," kata ibu.
"Tidak usah natik aku sarapan di kantin sekolah aja." Lea yang menolak untuk sarapan bersama ama keluarga budhe. Lea merasa tidak enak kalau sarapan bersama keluarga budhe.
" Ayo Lea ikut budhe ke dapur!" Ibu mengandeng tangan Lea.
Ibu dan Lea berjalan masuk ke dalam rumah, mereka berjalan ke arah dapur. Ayah, Ucup dan Zai sedang memakan singkong goreng buatan ibu.
"Ibu mana sih kok belum datang juga?" tanya Zai.
"Sabar dek bentar lagi juga ibu datang," jawab Ucup.
"Itu ibu udah datang." Ayah yang melihat ke arah Ibu dan Lea yang sudah berada di dapur.
"Eh ada Lea." Ucup yang melihat Lea yang berada di samping ibu.
"Iya abang Ucup." Lea yang tersenyum.
"Lea sini duduk." Ayah yang menyuruh Lea duduk di kursi yang kosong.
"Iya pakde." Lea berjalan ke arah kursi tersebut lalu Lea menarik kursi. Kemudian Lea duduk di kursi tersebut.
"Kamu ngapain kesini pagi-pagi?"tanya Zai.
"Aku mau ngajak kamu berangkat sekolah bareng," jawab Lea.
"Apa Lea udah sarapan?" tanya Ayah.
"Belum pakde," jawab Lea.
"Nah ini sarapan untuk Lea, di makan ya." Ibu meletakan sebuah piring yang berisi singkong goreng di hadapan Lea.
"Dia mana doyan makan singkong goreng, dia suka keju," kata Zai.
"Sok tahu kamu." Lea mengambil sebuah singkong goreng dari dalam piring. Lea memasukan singkong goreng ke dalam mulutnya.
"Gimana rasanya Lea?" Ibu melihat ke arah Lea sedang memakan singkong goreng buatannya.
"Ini enak banget, maknyos budhe." Lea yang mengacuhkan jempol kepada budhe.
"Emang Lea udah pernah makan singkong goreng sebelumnya?" tanya Ucup.
"Belum, ini pertama kali aku makan singkong goreng abang," jawab Lea.
"Kalian lanjutin sarapan, ayah udah selesai sarapan." Ayah yang berdiri dari kursi lalu Ayah berjalan pergi meninggalkan dapur.
"Lea di makan lagi singkong goreng, masih banyak tuh. Budhe mau nyusul pakde dulu ya." Ibu yang berjalan meninggalkan dapur.
"Ibu tunggu dulu." Zai berdiri dari kursi lalu menyusul ibu yang sudah berjalan meninggalkan dapur.
"Zai mau kemana?" tanya Lea.
"Paling dia ke teras rumah menyusul bapak dan ibu," jawab Ucup.
"Abang suka minum kopi?" Lea yang melihat Ucup yang sedang meminum secangkir kopi.
"Suka, secangkir kopi hitam dan singkong goreng menu yang pas buat sarapan Lea." Ucup yang meletakan secangkir kopi di atas meja.
Mereka berdua menikmati sarapan pagi, lalu ibu menghampiri Lea dan Ucup.
"Zai mana budhe?" Lea yang melihat ibu yang sudah berada di dapur.
"Dia sudah berangkat kesekolah," jawab ibu.
"Aduh Zai kok ninggalin aku sih. Budhe dan abang Ucup aku pamit pergi sekolah dulu." Lea yang menyalim punggung tangan ibu dan Ucup secara bergantian.
...~ Bersambung ~...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!