NovelToon NovelToon

Second Life Of Kayla

Adikku benalu rumah tanggaku

Di sebuah kamar seorang wanita cantik yang berumur 25 tahun tengah sibuk memeriksa sebuah berkas sambil menelfon seseorang.

"Baik bos, saya akan menemui klien itu pagi ini," ucap nya dan mematikan sambungan telfon.

Dia mengumpulkan berkas yang ia akan bawa, saat ia akan keluar kamar seorang anak kecil berumur 4 tahun tengah menatapnya sambil memegang sebuah piring yang berisikan sarapan.

"Mommy, Alvin mau makan di cuapi," ucap anak itu dengan wajah memelas.

"Maaf sayang, mommy ada meeting penting makan dengan tante dulu yah," ujar Wanita itu.

Saat akan beranjak pergi, seorang pria mencekal tangannya dan menatapnya tajam.

"Kayla! Arvian hanya ingin di perhatikan olehmu, kenapa kau terus saja mengurusi pekerjaanmu itu HAH?!" Bentak pria itu.

Kayla yang merupakan istri dari Aksa Damian pria yang tengah menatapnya tajam saat ini.

"Apaan sih mas! aku ada meeting penting, jangan halangi aku! lagian kan ada Vania, aku sengaja suruh dia tinggal disini buat ngurus kalian. Udah! aku mau berangkat!" Sentak Kayla dan melengos pergi begitu saja.

Aksa menatap putranya dengan tatapan sendu, dia sangat tahu putranya hanya ingin merasakan perhatian sosok ibu dari Kayla.

"Kak,"

Aksa menoleh, dia tersenyum menyapa wanita yang berumur lebih muda dari istrinya.

"Maafkan sikap kak Kayla, dia begitu karena sibuk bekerja. Ayo aku bantu menyuapi Arvian dan menyiapkan sarapan kakak," ujarnya.

"Terimakasih Van, aku gak tau lagi bagaimana menghadapi kakakmu. seandainya istri ku itu kamu, pasti Arvian bahagia karena ada seorang ibu yang mengurusnya." Ujar Aksa sambil menatap wanita yang menjadi adik iparnya itu.

6 bulan berlalu, Aksa tak lagi memperdulikan Kayla begitu pun dengan Arvian yang tak lagi meminta sang ibu untuk memperhatikannya. Mereka telah mendapat perhatian dati Vania, dan mereka merasa tak perlu lagi mengemis perhatian Kayla.

Pagi ini, Kayla baru saja pulang dari kantornya. Tubuhnya sangat lelah, dirinya ingin segera beristirahat. Namun, saat ia membuka pintu kamarnya dia terkejut ketika melihat suaminya yang tidur dengan adiknya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!"

Sontak, Vania dan Aksa terbangun dati tidur mereka. Kayla langsung menarik rambut Vania dan Aksa melerainya.

"Lepas Kay!" Bentak Aksa.

"Kamu bela j4l4ng ini mas? DIA UDAH MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KITA!" Sentak Kayla.

"BUKAN DIA TAPI KAMU! KAMU YANG MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KITA SENDIRI!"

Tarikan Kayla terhenti, ia memandang suaminya tak percaya. Dengan suara bergetar dan ari mata yang mengalir kayla berkata.

"A-apa maksud mas?"

Aksa memakai pakaiannya dan berdiri di hadapan istrinya, sedangkan Vania menutupi erat tubuhnya dengan selimut.

"Kamu suruh Vania ngurus aku dan juga Arvian, tanpa sadar kamu sudah menyuruh Vania menggantikan posisi kamu di rumah tangga kita!" ucap Aksa.

"Tapi tidak dengan tidur berdua mas! kalian melakukan Zina!" Isak Kayla.

"Tidak, aku sudah menikahinya,"

JDERRR!!

Betapa hancurnya dunia Kayla, dia tak tahu apapun tentang pernikahan kedua suaminya. Apakah itu berarti orang tua mereka tahu?

"Mas! aku dan Vania kakak adik! kamu tidak bisa menikahinya!" Histeris Kayla.

"Kata siapa? Vania anak adopsi, dan aku berhak menikahinya," ujar Aksa dengan santai.

Tubuh kayla luruh, dia menangis meratapi nasibnya, pria yang ia cintai harus menikahi wanita lain.

"Sejak kapan kamu selingkuh dengan adikku? JAWAB!!"

"Dua bulan ini." Jawab Aksa lirih.

Selepas kejadian itu, Kayla menuntut cerai. Aksa dengan mudah mengabulkannya.

2 bulan Kemudian, Kayla dan AKsa resmi bercerai. Hak asuh Arvian Aksa dapatkan, hal itu membuat Kayla khawatir.

Seminggu kemudian, Kayla di kejutkan kabar kematian putranya. Bertambah hancurlah kini hati Kayla, dia memeluk jasad sang putra dengan menangis histeris.

"Bangun sayang hiks ... Arvian mau di suapi mommy kan? mau mommy anter sekolah? ayo mommy suapi, mommy anter juga hiks ... tapi Arvian bangun dulu yuk hiks ...,"

Aksa yang melihat mantan istrinya begitu sedih pun memalingkan wajahnya, bagaimana pun juga Kayla pernah ada di hatinya sebelum Vania menggantikannya.

"Mommy bisa tanpa daddy, tapi mommy gak bisa kehilangan kamu nak hiks ...,"

Vania pun mencoba memegang tangan kakaknya bermaksud untuk menenangkannya.

"Kak ... aku ...,"

"INI SEMUA GARA GARA KAMU! ARVIN MATI KERACUNAN KARENA KAMU!" Teriak Kayla sambil menatap tajam Vania yang terkejut dan menangis di pelukan Aksa.

"Maaf kan aku kak hiks ... aku tidak tahu jika makanan itu beracun hiks ... sungguh ... hiks,"

Aksa memeluk erat Vania yang mana membuat Kayla merasakan sakit yang berkali-kali lipat.

"KAYLA TUNGGU NAK!" Teriak ibu Kayla.

Kayla beranjak, dia berlari keluar rumah menghiraukan panggilan orang tuanya. Namun, saat keluar gerbang Kayla tak melihat jika ada mobil melaju kencang ke arahnya.

BRAK!!!

Tubuh Kayla terpental, teriakan histeris memasuki telinganya. Dengan mata sayu nya. Kayla melihat ke arah orang tuanya yang berlari ke arahnya. Kemudian beralih menatap Vania dan juga Aksa.

Tatapan Kayla mengarah pada Aksa yang menitikkan air mata kala melihatnya bersimbah darah.

Namun, Kayla dapat melihat Vania menyeringai puas melihatnya menderita.

Kayla mengulang memori kebersamaannya bersama Aksa, keluarga yang bahagia. Dia, Aksa dan putra mereka sebelum Vania masuk dan merusak segalanya.

Dia telah salah menaruh benalu di rumahnya, seharusnya dia tahu sedari awal jika posisinya tengah terancam dengan kedatangan adiknya itu.

Merasa menyesal karena telah menyia-nyiakan keluarganya hingga kini dirinya tengah berada di antara hidup dan mati.

"Aku berharap kesempatan kedua itu nyata, dan aku akan mengusir mu agar tidak menjadi benalu di rumah tanggaku ...." Lirih Kayla sebelum menutup kedua matanya.

***

Kayla mengerjapkan matanya, dia mengernyitkan alisnya saat melihat ruangan yang asing menurutnya.

Kayla memegangi kepalanya seraya berusaha duduk, tiba-tiba terdengar suara pintu berdecit.

"Kau sudah bangun?"

Kayla menatap kaget pria yang baru saja masuk, itu adalah mantan suaminya Aksa. mengapa bisa dia berada di sini.

"Ma-mas?"

"Iya sayang, kenapa? masih sakit kepalanya?" ujar Aksa sangat panik.

Kayla terkejut, netranya berkaca kaca. Aksa yang melihat hal itu mengira jika Kayla merasakan sakit.

"Mas A-aksa ...,"

Jika ini mimpi, Kayla tidak ingin terbangun dari mimpinya. Aksa kembali memanggilnya sayang setelah lama ia tak dengar kata-kata itu kembali.

"Aku akan memanggil dokter," ucap Aksa dan akan beranjak pergi. Namun, Kayla menahannya dan memeluknya dengan erat.

Aksa terheran, dia tak membalas pelukan istrinya karena terlalu bingung dengan situasi saat ini.

"Kau tega mengkhianati mu dengan menikahi Vania, aku menyesal mas telah menelantarkan kamu dan juga Arvian," ucap Kayla.

Aksa mengerutkan keningnya, dia tak mengerti dengan pembicaraan sang istri. Dia pun menjauhkan dirinya dari istrinya sehingga terlepas lah pelukan mereka.

Menatap tepat di mata sang istri, Aksa menemukan air mata kebahagiaan dan juga pandangan menyakitkan.

"Hei ... ada apa? apa maksudmu aku menikahi Vania, kalian kakak adik tak mungkin aku menikahi dua saudara," ujar AKsa dengan bingung

"Kamu hiks ... kamu menikahi Vania mas," ujar Kayla dengan kekeuh.

Aksa semakin bingung, dia berpikir mungkin saja sang istri bermimpi buruk.

"Sepertinya kau bermimpi buruk, istirahatlah. Kau bekerja terlalu lelah hingga pingsan," ujar Aksa dan membaringkan sang istri kembali ke tempat tidur.

Kayla baru menyadari sesuatu, suaminya seperti 8 bulan lalu. Masih menyayanginya, apakah keinginannya menjadi kenyataan.

"Tanggal berapa sekarang!" Sentak Kayla dan berusaha bangkit.

Aksa yang terkejut sekaligus bingung pun menjawab pertanyaan istrinya tersebut.

"Du-dua puluh lima januari,"

"Tahun ...?" Ragu Kayla.

"Dua ribu dua satu,"

Kayla terdiam, Aksa pun sama halnya. Mereka sama-sama terdiam hingga Aksa mendengar perkataan lirih Kayla.

"Aku kembali ...,"

#####

HAi ... kembali ketemu denganku, di katya kali ini aku kembali menceritakan cerita Fantasi.

Tinggalkan like, komen dan favoritkan cerita ini okay😉.

#jangan lalai dalam beribadah yah kawan😘#

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, KHAYALAN AUTHOR SEMATA BUKAN KENYATAAN!!!

Kebingungan Aksa

"Bagaimana dok keadaan istri saya?" Tanya Aksa pada dokter yang memeriksa istrinya.

Dokter tersebut membereskan alat-alatnya sebelum menjawab pertanyaan Aksa. Dia tersenyum saat melihat Kayla yang tak melepas pelukannya pada sang suami.

"Kondisinya membaik, jangan sampai kelelahan lagi. Perbanyak makanan bergizi dan istirahat yang cukup,"

Aksa mengangguk paham, kini dia tengah duduk di tepi ranjang dengan Kayla yang senantiasa memeluknya dengan erat.

"kalau begitu saya permisi dulu tuan," ujar dokter itu.

Aksa berniat akan mengantar dokter itu keluar, tetapi Kayla tak ingin melepas pelukannya membuat Aksa menatap dokter itu dengan pandangan bersalah.

"Tak apa tuan, saya akan keluar sendiri." Ujar dokter itu sambil tersenyum memaklumi sikap Kayla.

Dokter tersebut pun keluar, tak berselang lama masuklah seorang wanita bersama dengan anak kecil yang di gandengnya.

"MOMMY!"

Kayla tersentak mendengar teriakan itu, dia mengerjapkan matanya melihat anak kecil yang ternyata adalah putranya. Dia kembali melihat putranya, putra yang tadinya terbujur kaku kini dengan riang menghampirinya dengan senyuman mengembang.

"Al you okay mommy?" Tanya anak itu seraya melepas gandengannya pada wanita tadi yang tak lain adalah Vania.

"Mom okay prince," ucap Kayla dan melepas pelukannya pada sang suami untuk menyambut pelukan putranya.

saat asik memeluk putranya, suara orang yang dirinya benci membuat dirinya melepas pelukannya dengan sang putra.

"Apa kau sudah membaik kak?" Tanya Vania dengan senyum lembutnya.

Kayla menatap datar Vania, bahkan kini Vania tengah menatap heran Kayla karena merasa jika Kayla marah padanya.

"Keluar." Satu kata yang Kayla ucapkan membuat Vania serta Aksa terkejut.

"Sayang, kenapa kau mengusir Vania?" ujar Aksa dengan bingung.

"AKU BILANG KELUAR!" Bentak Kayla.

Aksa, Vania serta Arvin terperanjat kaget.

"Vania kau keluarlah, mungkin Kayla akan beristirahat," ujar Aksa dengan hati-hati.

Vania mengangguk dan keluar dari kamar Kayla, sedangkan Arvin yang mengira jika dirinya juga di usir pun akan beranjak keluar. Namun, Kayla menahan putranya.

"Kau mau kemana? apa tidak ingin menemani mommy?"

Perkataan Kayla membuat Arvin tersenyum senang, dia naik ke arah ranjang dengan bantuan Aksa dan memeluk erat sang ibu.

"I miss you mom, Velly miss you," ujarnya.

Aksa tersenyum, keluarga nya kembali menghangat. Istri nya kembali memerhatikan sang putra setelah selalu sibuk bekerja. Namun ada satu hal yang mengganggu pikiran Aksa, mengapa istrinya terlihat sangat membenci Vania?

Tok tok tok.

"Permisi tuan, nyonya ... ini waktunya den Arvian makan. Non Vania sudah menunggu di ruang makan," ujar seorang pembantu.

Aksa mengangguk, dia beralih menatap istrinya yang terdiam sambil memeluk putra mereka.

Dia sedikit iri saat melihat istrinya asik menciumi wajah putranya tadi, entah mengapa sifat keibuan istrinya kembali begitu saja.

"Arvian kau harus makan, tante Vania menunggumu di bawah." Ujar Aksa sambil mengelus kepala putranya.

"Alvi mau di cuapi mommy," ujarnya.

"Iya, sekarang sama tante Vania dulu. Kan biasanya juga sama tante Vania," ujar Aksa membujuk.

Raut wajah Kayla berubah, dia tak suka putranya dekat dengan Vania. Dirinya baru sadar jika selama ini dia tak ada untuk sang putra malahan adiknya yang dekat dengan putranya.

"Mas, tolong ambilkan makanan Arvian. Aku akan menyuapinya," ujar Kayla.

Aksa mengangkat satu alisnya, tumben sekali sang istri mau menyuapi Arvian. Mungkin karena Kayla sakit dan mempunyai waktu luang, pikir Aksa.

"Baiklah, aku akan mengambilkannya," ujar Aksa.

Aksa beranjak keluar kamar menuju ruang makan yang berada di lantai satu. Sesampainya di sana, ia melihat Vania yang tersenyum saat melihat kedatangannya.

"Kau akan makan kak, akan ku ambilkan sebentar," ujar Vania dan bersiap menyiapkan makan Aksa.

"Jangan, aku dan Arvian akan makan di kamar. Kau makan saja dulu," ujar Aksa.

Vania terlihat bingung, baru kali ini Aksa menolak tawarannya. Dengan lemas ia menaruh kembali piring yang sempat ia ambil tadi.

"o-oh ya, baiklah," ucap nya dengan sendu.

Aksa mengambil satu piring, ia memasukkan lauk beserta nasi. Dia membawa piring itu ke kamarnya dan menghiraukan tatapan sedih Vania.

Cklek!

Aksa tertegun saat melihat Istrinya yang asik bercanda dengan putra mereka, sudah lama dia tak melihat pandangan seperti saat ini.

"Kau sudah kembali? ayo sini, aku akan menyuapi Arvian," ujar Kayla menyadari kehadiran sang suami.

Aksa mendekat, ia menyerahkan piring tersebut pada sang istri. Kayla mulai menyendokkan nasi, sayur beserta lauk dan menyuapi putranya.

"Ehm mommy, Alvi nda cuka bawang goleng," ujar Arvian saat merasakan rasa yang tidak ia sukai.

Perkataan Arvian membuat hati Kayla tersengat, ia lupa akan hal itu. Hal yang paling tidak di sukai putranya.

"Ma-maaf ... mommy lupa sayang," ujar Kayla merasa bersalah.

Aksa tak menyadari jika sayur tersebut terdapat bawang goreng, dia juga merasa bersalah pada putranya.

"Maafkan daddy, daddy tak menyadarinya," ucap Aksa.

"Heum ... tak apa, makanan dari tangan mommy Alvi cuka. Cuapi lagi mommy!" Serunya seraya tersenyum senang.

Kayla tersenyum sendu, dia kembali menyuapi putranya tanpa sayur.

"Bodohnya aku, kenapa sampai lupa jika putraku tak menyukai nya." Batin Kayla.

***

Malam hari, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kayla dan Aksa bersiap akan tidur, tetapi entah mengapa mereka kini merasa sangat canggung.

Mereka tidur telentang sambil menatap langit-langit kamar. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing.

"Eum ... maafkan aku selama ini menelantarkan kalian, padahal aku seorang istri sekaligus seorang ibu," ujar Kayla sedikit menoleh pada sang suami.

Aksa menoleh, entah dirinya sangat bingung dengan perubahan istrinya.

"Ada apa denganmu? mengapa setelah kau bangun dari pingsan, kau berubah secara drastis seperti ini?" Bingung Aksa.

"Entahlah, aku bermimpi buruk. Aku bermimpi kalian meninggalkanku seorang diri," ucap Kayla.

Kayla berharap kejadian itu mimpi, tetapi dirinya harus menjaga keluarga kecilnya dari benalu seperti Vania.

AKsa menghela nafas panjang, dia membawa istrinya ke pelukannya. Kayla merebahkan kepalanya di dada kekar sang suami dan mengelusnya pelan.

"Itu hanya mimpi, tenanglah ... kami tak akan meninggalkanmu." Ujar Aksa sambil mengelus punggung istrinya.

"Heum ... aku percaya. AKu mencintaimu," ujar Kayla.

"Aku juga,"

Kayla memejamkan matanya saat Aksa mencium keningnya. Keduanya tampak menikmati waktu berdua hingga ketukan pintu kamar mereka terdengar.

Tok! Tok! Tok!

"Kak Aksa! Arvian menangis dan memanggil mu!" Seru Vania dari luar kamar.

Kayla berdecak kesal, dia bangkit dari duduknya sebelum Aksa yang menemui Vania. Kayla berjalan ke arah pintu dan membukanya dengan kasar.

"Ada apa? kau tak tau ini jam berapa? dasar tidak sopan!" Kesal Kayla.

Vania nampak terkejut, dengan gugup dia menunjuk tak jelas ke arah kamar Arvian.

"I-itu ... Arvian menangis, katanya dia ingin tidur dengan kak Aksa," ujar Vania gugup.

"Ck, Kak Aksa? panggil dia kakak ipar mulai sekarang! mengerti? kau harus sadar posisimu di rumah ini." Sarkas Kayla.

Kayla beranjak pergi ke kamar putranya, saat ia masuk dirinya melihat sang putra tengah duduk anteng sambil memegang sebuah buku.

"Arvian? kata tante kamu menangis, lalu kenapa sekarang kamu ...,"

Arvian menatap ibunya dengan bingung, dirinya tengah melihat buku belajar membaca. Sejak kapan dirinya menangis?

"Tidak, Alvi tidak menangis," ujar Arvian.

Tersadar, Kayla segera kembali ke kamarnya. Namun saat akan sampai ke kamarnya, dia terkejut melihat Aksa menatap tajam ke arah Vania yang kini tengah menundukkan kepalanya.

"Kembali ke kamarmu, jangan melakukan hal yang akan merugikan dirimu sendiri!" Ujar Aksa dan kembali masuk ke kamar.

Kayla bergeming di tempat, dirinya bingung mengapa Aksa memarahi Vania?

"Kenapa? apa ada hal yang tidak ku ketahui?" Batin Kayla.

AYO ... MANA NIH LIKE DAN KOMENNYA😍😍

Mengusir benalu

Vania menangis di kamarnya, dia mencengkram erat baju yang ia kenakan. Dia kini tengah duduk di pinggir kasur, sesakali dia menghapus air matanya.

"Tega kamu kak hiks ... kamu suruh aku diam. Aku diam, aku tak membongkarnya dan dengan tega kau menyuruhku menjauh." Isaknya.

Vania menarik laci nakas, dia mengambil sebuah kotak merah dan membukanya.

"Kau berubah kak." Lirih Vania.

Pagi pun datang, Kayla sudah merasa sehat. Dia turun ke bawah untuk makan. Dirinya tersenyum saat mendapati suaminya tengah sarapan di meja makan bersama putra mereka.

"Pagi sayang." Sapa Kayla dan mencium pipi sang suami.

"Pagi juga sayang," ujar Aksa.

"Pagi boy." Sapa Kayla pada putranya sebelum duduk di samping kanan AKsa.

"Pagi mommy," ujar Arvian.

Kayla tak menyapa Vania yang berada di samping kiri Aksa, dia menghela nafas pelan dan kembali memakan sarapan nya.

"Kamu gak makan nasi goreng?" Tanya Aksa saat melihat Kayla yang malah mengambil roti.

"Tidak, aku tak berselera," ujar Kayla dan memakan rotinya.

Aksa mengangkat satu alisnya, biasanya Kayla sangat senang memakan nasi goreng buatan Vania yang tergolong sangat enak.

"Tapi ... kamu bukannya sangat suka dengan nasi goreng buatan Vania?" Bingung Aksa.

"Ralat adik ipar, mulai sekarang panggil dia adik ipar. Sadari posisi kalian berdua sebagai ipar," ujar Kayla dengan santai. Namun, berbeda dengan keduanya yang menunjukkan raut wajah terkejut.

Vania menundukkan kepalanya, dia meremas kuat sendok yang dirinya pegang untuk menyalurkan rasa kesalnya.

"Sayang kamu ...,"

"Oh iya, Vania kamu bereskan barang-barangmu. Kembalilah ke rumah orang tua kita, karena aku bisa mengurus keluargaku sendiri," ujar Kayla memotong perkataan sang suami.

Vania terkejut, begitu pula dengan Aksa. Sontak Vania mengangkat wajahnya dan menatap sang kakak dengan tidak percaya.

"Tapi kan kak, kau kerja dan tidak ada yang mengurus ...,"

"Kau tenang saja, aku akan resign dari kantorku dan akan merawat keluargaku sendiri. Berjaga-jaga saja, takut ada benalu berkedok adik ipar." Sarkas Kayla.

Kejam? Memang, perkataan Kayla sungguh menyakiti hati. Namun, penderitaannya di kehidupan sebelumnya membuat dirinya mengenyampingkan perasaan bersalahnya.

"Kamu resign? benarkah?!" Seru Aksa dan menghiraukan Vania yang menatapnya sendu.

"Iya, aku ingin merawat keluargaku. Suamiku dan juga putraku, bukan orang la-in." Ucap Kayla dengan penuh penekanan dengan tatapan mengarah pada Vania.

Sedangkan Arvian, dia sibuk dengan sarapan nya karena tak mengerti dengan perkataan mereka. Yang dirinya tahu jika sang tante akan kembali ke rumahnya, dan Arvian tak menghiraukan hal itu.

"Aku sudah selesai, aku berangkat," ujar Aksa.

Aksa bangkit dari duduknya, dia mencium kening Kayla sebagai tanda sayang.

"Ayo Ar, kita harus berangkat. Pamit sama mommy dan tante," ujar Aksa.

Arvian mengangguk, dia turun dari kursinya dan menyalimi sang tante. Setelahnya dia pergi ke sang mommy dan mencium kedua pipinya.

"Alvi cekolah dulu mommy," ujar Arvian.

"Hum, belajar yang rajin. Pulang nanti mommy yang akan menjemputmu," ujar Kayla.

Arvian tersenyum.lebar saat mendengar perkataan sang mommy. Sudah lama dia mendambakan ingin di jemput oleh sang mommy. Dia ingin menunjukkan pada tekan temannya jika ia ia memiliki.ibu yang sangat sayang padanya.

"Benalkah? Mommy janji? plomis?" Ujar Arvian sambil menjulurkan kelingkingnya.

"Hum promise." ujar Kayla sambil menyambut kelingking sang putra.

Kayla mengantar suami beserta putranya hingga ke teras, dia melambaikan tangannya saat mobil Aksa mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Hah ... ternyata sangat menyenangkan, pantas saja Vania ingin merebut kebahagiaanku." Gumam Kayla.

Saat Kayla berbalik, dia melihat Vania yang berdiri dengan jarak dua meter di depannya.

"Apa maksud kakak menyuruhku pulang?" Ujar Vania dengan geram.

"Apanya yang apa? aku hanya menyuruhmu untuk kembali ke rumahmu bukan terus menetap di rumah suami orang, terus ... Apa salahnya?" Ujar Kayla dengan santai sambil berjalan mendekati Vania.

"Tapi aku sudah nyaman disini kak! kampusku juga dekat dari sini!" Kekeuh Vania.

Kayla menyeringai, dia memegang pundak Vania saat dirinya sejajar dengan posisi sang adik.

"Yah ... nyaman dengan suami orang maksudmu?" Seringai Kayla.

"Kak! aku dan kak Aksa tidak ada hubungan apa-apa!" Sentak Vania sambil menepis tangan Kayla

Kayla tertawa, dia melipat tangannya di depan dada dan menatap Vania datar.

"Memangnya aku ngomong kalau kamu dan suamiku selingkuh?"

Vania terpojok, lidahnya mendadak kelu untuk bicara.

"Cepat bereskan barangmu, aku sudah meminta supir untuk mengantarmu pulang," ujar Kayla dan beranjak dari hadapan Vania. Dia harus bersiap ke kantor untuk mengundurkan diri.

Vania menatap kepergian Kayla dengan tatapan marah, dia mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku harinya memutih.

"Aku ... seharusnya aku yang saat ini berada di posisimu!" Geram Vania.

***

"MOMMYY!!"

Arvian berlari sambil merentangkan kedua tangannya saat melihat Kayla yang baru saja turun dari mobil.

Kayla berjongkok dan membawa sang anak ke pelukannya.

"Uhgg, anak mommy." Ujar Kayla sambil memgecup.pipi sang putra.

"Siap pulang?" Tanya Kayla sambil bangkit berdiri setelah pelukan mereka terlepas.

Arvian mengangguk antusias, mereka akan masuk ke dalam mobil. Namun, seorang ibu-ibu menyapanya.

"Maaf, anda siapanya Arvian?" Tanya ibu tersebut.

Kayla menyuruh Arvian masuk ke dalam mobil sebelum.menjawab pertanyaan ibu tersebut.

"Oh, saya ibu Arvian," ucap Kayla dengan ramah.

"Ibu Arvian?" Bingung ibu tersebut.

"Iya, memangnya kenapa bu?" Tanya Kayla.

Ibu-ibu tersebut tampak melihat Kayla dengan pandangan bingung.

"Maaf bu, yang biasa jemput Arvian siapa? bukannya dia ibu Arvian?" Tanya balik ibu tersebut.

"Eh bukan bu, itu adik saya. Tante Arvian," ujar Kayla.

"Loh, dia bilangnya ibunya Arvian. Ibu-ibu murid juga tahunya dia ibu Arvian, karena dia sendiri yang memperkenalkan diri," ujarnya.

Kayla terkejut, dia tak menyangka jika Vania berkata seperti itu.

"Maaf bu, mungkin ada kesalahpahaman," ujar Kayla.

"Dia juga bilangnya istri muda pak Aksa kok, kalau gak percaya coba tanya ibu-ibu murid lain. Saya awalnya juga gak percaya, tapi melihat dia sering bareng pak Aksa untuk jemput Arvian saya jadi percaya," ujarnya berusaha menjelaskan.

Kayla terdiam, dadanya bergemuruh. Ingin sekali dirinya marah kepada Vania saat ini juga. Dengan lancangnya Vania berkata seperti itu.

"Kalau begitu saya duluan ya bu." Pamit ibu tersebut.

Kayla mengangguk, kemudian dia masuk ke dalam.mobil dan melihat putranya yang tengah melihat ke arah luar.

"Tante Vania bilangna dia mau jadi ibuna Alvi, tapi Alvi nda mau. Alvi cuma mau mommy, nda mau tante," ujar Arvian.

Kayla semakin tak menyangka jika Vania juga berkata seperti itu pada Arvian yang beru berumur 4 tahun. DIa tak tahu menahu apakah kediupan sebelumnya VAnia berkata juga seperti itu kada putranya?

"Oh ya? Memangnya tante Vania bilang apalagi?" ujar Kayla mengorek informasi.

"Dia bilangna mommy akan pelgi jauh dan tante vania yang jadi ictli daddy," ujar Arvin dengan sendu.

"Mommy nda pelgi kan? mommy cama Alvian telus?" ujar anak itu penuh harap.

Kayla menghela nafas pelan, dia memeluk putranya dengan sayang sambil mengelus kepala sang putra.

"Enggak, mommy akan selalu ada di samping Arvian," ujar Kayla.

Kayla memejamkan matanya sejenak, kemudian dia kembali membukanya dengan pandangan marah.

"Vania ... kau sudah bertindak terlalu jauh, jangan salahkan aku nanti karena kau lah yang memulai semua ini." Batin Kayla

AYOO .... LIKE, KOMEN DAN HADIAHNYA LOHHH

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!