Triitt...triiit..triit..triiit...
Dering suara jam membangunkan Una dari mimpi indahnya.
" Sudah pukul 7 " gumamnya, buru-buru dia meraih handuk dan langsung berlari ke kamar mandi. " Wah..pagi yang indah, semoga ini hari yang baik dan aku bisa mendapatkan pekerjaan yang baik" ucapnya lirih
Gemericik air shower membuat Una jadi berlama-lama, tanpa sadar sudah hampir satu jam dia di kamar mandi, segera setelah keluar dia langsung mengenakan setelan yang sudah dia persiapkan sedari semalam.
Dengan optimis dia berjalan mantap menuju halte bis, di lihatnya jam tangannya sudah hampir jam 8, dia harus sampai di tempat kerja jam 8.30, ini hari pertama Una menggantikan Ranti temannya yang tiba-tiba sakit sebagai asisten tata rias artis, jika ingin bertahan lama maka dia harus bekerja dengan disiplin.
" Aku terlambat!!" teriaknya dalam hati sembari melihat jam sudah pukul 8.40
Una langsung menuju ruang staff dan segera bertemu ibu Dewi seperti yang di infokan Ranti, dan benar saat Una sampai ternyata Bu Dewi sudah menunggu di tempat.
" maaf Bu saya terlambat" ucap Una lirih sembari menunduk
" kamu Una? penggantinya Ranti ?" tanya Bu Dewi
" iya Bu saya Una..mohon maaf karna terlambat di hari pert.."
bruukk..belum sempat Una meneruskan ucapannya, tiba-tiba Bu Dewi sudah memberikan setumpuk pakaian ke arahnya
" cepat bawa itu ke ruangan Regan" suruhnya
" ya?" Una masih melongo
" lantai dua nomer delapan" lanjut Bu Dewi
" baik Bu" ucap Una
tanpa pikir panjang Ina langsung naik ke lantai dua, dengan tergopoh-gopoh dia membawa beberapa tumpuk baju berharap baju itu tidak sampai berantakan.
" lantai dua nomer delapan" ucap Una lirih
dan akhirnya dia pun menemukannya
masih sepi, tak ada seorangpun yang lewat, di pintu tertulis REGAN " ah benar ini ruangannya " ucap Una dalam hati
Una langsung masuk tanpa mengetuk pintu karena memang kedua tangannya sudah penuh dengan baju-baju yang di bawanya, ketika tiba-tiba..
" maaf mas..maaf..maaf..saya tidak sengaja.." ucap Una keras sembari berbalik badan
Seorang pria tampan, tinggi, berkulit putih sedang bertelanjang dada di depan cermin, Una yang tiba-tiba masuk tentu merasa kaget karna melihat adegan yang membuat dia spontan berteriak
" siapa kamu!!" teriak pria itu lantang
" maaf mas saya datang untuk mengantar baju-baju ini,,," ucap Una sambil terus membelakangi pria itu
" Apa kau tak punya sopan santun,,hah?!kenapa tidak ketuk pintu dulu!!" ucapnya semakin keras
" tangan saya penuh dengan baju, dan saya pikir tak ada orang karna disini sangat sepi"
Tapi pria itu terlihat masih sangat marah dan tidak bisa menerima alasan Una,
" banyak alasan!!jangan-jangan kamu sengaja nyari-nyari cara untuk bisa membuat berita!!kamu dari media mana,hah?!!!""pria ini terus saja mengoceh tak berhenti, bahkan Una pun tak mengerti apa yang sebenarnya pria itu bicarakan
Tanpa banyak bicara lagi Una pun langsung pergi dan kabur, dia tak mau semakin memperkeruh keadaan jika dia terus menjawab dan beralasan, dengan rasa yang sedikit dongkol Una pun berpikir " apa itu Regan si artis itu??klo benar itu dia kenapa dia begitu kasar??apa karna aku yang terlalu tidak sopan??atau memang itu adalah dia yang sebenarnya??" banyak sekali pertanyaan di kepala Una sampai akhirnya dia sadar klo ternyata baju yang seharusnya untuk Regan masih ada di tangannya
" ya Tuhan..kenapa aku bisa lupa" ucapnya " haruskah aku kembali kesana?" Una pun melangkah lagi ke lantai dua, tapi kemudian dia berpikir lagi " bagaimana kalau dia semakin marah??" dan Una pun kembali kebawah lagi " tidak..jangan sampai gara-gara ini aku kehilangan pekerjaan lagi, ayo Una kamu bisa!!ini hanya di marahi, toh kamu sudah minta maaf" ucapnya penuh semangat
" kenapa kamu kesini lagi!!" ucap Regan keras
seketika nyali Una kembali ciut, dia menunduk dan hanya terdiam
" apa aku harus memanggil security untuk mengusir mu??" hardiknya
seketika Una langsung mengangkat kepalanya
" tolong jangan mas Regan..saya datang kesini untuk menyerahkan baju- baju ini, saya gak ada niat apa-apa, tolong jangan salah faham" ucap Una memelas " ini hari pertama saya kerja..jadi saya belum begitu mengerti seluk beluk tempat ini..tolong maafkan saya" ucap Una memohon
Regan hanya memandang ke arah Una dengan tatapan sinis, lalu dia mengibaskan tangannya sebagai isyarat Una untuk pergi
Dengan cekatan Una paham maksudnya " terimakasih banyak mas Regan" ucap Una sembari ngibrit keluar
" bagaimana kalau regan sampai bilang ke Bu Dewi" ucap Una dalam hati
Tanpa pikir panjang Una kembali berlari ke lantai dua, dia terpaku sebentar di depan ruangan Regan, dan dengan sopan dia mengetuk pintu,
" masuk" ucap Regan
kepala Una nongol dan dia tersenyum, Regan yang awalnya bersuara pelan jadi ngegas lagi
" ada urusan apa lagi!!"
" maaf mas Regan...mengenai hal ini saya minta tolong jangan di sampaikan ke Bu Dewi ya" mohon Una
" apa maksud mu??!!"tanya Regan dengan nada membentak
" saya masih ingin belajar kerja di sini mas, jadi tolong masalah ini jangan sampai ke Bu Dewi ya" ucap Una sembari menelungkup kan tangannya untuk memohon
" kamu pikir aku tukang ngadu-ngadu??begitu!!"
"bukan mas..bukan itu maksud saya" Una jadi merasa serba salah, padahal niatnya bukan seperti itu " iya mas saya mohon maaf..saya permisi " pamit Una
Una berjalan dengan perasaan galau, bagaimana bisa pekerjaan yang baru dia kerjakan belum 1 jam sudah seberantakan ini..
dengan lesu Una kembali ke ruang staff dan bertemu bu dewi untuk melaporkan kalau dia sudah mengerjakan tugas nya
" Una.." panggil Bu Dewi
" sini sebentar "
waduh..kenapa lagi nih..jangan-jangan apa yang terjadi tadi sudah sampai ke Bu Dewi
" dasar pria bermulut kompor " gumam Una
Una tidak menyangka kalau akan secepat ini Regan melapor, bagaimana mungkin orang yang di elu-elukan oleh banyak wanita bahkan hampir se negeri menyanjungnya, ternyata tak bisa berbelas kasihan kepada rakyat jelata sepertinya
" silahkan duduk" ucap Bu Dewi
" maaf Bu ada apa ya?? maafkan saya Bu kalau saya ada salah, karena saya baru belajar di sini Bu, saya benar-benar ingin belajar banyak di sini" ucap Una memelas
" memangnya kamu melakukan kesalahan Una??" tanya Bu Dewi
Una seketika diam" jadi bukan karna kesalahan tadi??lalu apa??" bisik Una dalam hati
Una menggelengkan kepalanya
" sebelumnya maaf sudah memberi mu tugas saat kamu bahkan belum memperkenalkan diri" ucap Bu Dewi" Ranti sudah banyak bercerita ke saya, dan menurut dia kamu sangat cocok untuk mengemban tugas yang seharusnya dia kerjakan"
" jadi gini Una..maksud saya adalah dari rincian biodata yang kamu serahkan ke saya, saya sangat yakin kalau kamu adalah orang yang tepat di bidang ini"
" terimakasih banyak Bu" ucap Una sambil tersenyum..sepertinya ini akan jadi kabar yang sangat baik, pikirnya
" jadi kamu tidak perlu lagi mengerjakan pekerjaan sebagai asisten tatarias lagi"
Una langsung terbelalak, bagaimana bisa yang tadi katanya bagus tapi justru tidak bisa bekerja lagi..
" tapi Bu..bukankah tadi ibu bilang bagus??kenapa justru saya tidak bisa bekerja lagi Bu??"
" bukan begitu maksud saya Una..kamu tetap bekerja, dengan pertimbangan dari cerita Ranti, kamu lebih cocok bekerja dengan berfokus ke satu orang saja"
"maksudnya,Bu?" tanya Una bingung
" mulai sekarang kamu bisa jadi asisten rias untuk Regan, di situ kamu bisa belajar terlebih dahulu"
Una terbelalak kaget, apa maksudnya jadi asisten tatarias Regan??apa jadinya nanti
" tapi Bu. saya bahkan belum belajar apapun..saya takut nanti mengecewakan dan banyak kesalahan"
" saya tidak minta kamu jadi penanggungjawab, tapi kamu jadi asisten, sehingga kamu bisa belajar banyak"
" Bu apa tidak bisa saya di sini saja Bu,,,gak apa-apa meski part time Bu" mohon Una
" kenapa Una??apa kamu buat kesalahan??ini penawaran besar lho untuk orang baru seperti mu""
Una menggeleng
" untuk hari ini sementara kamu fokus di sini dulu, karena manajemen kita satu atap dengan manajemen Regan, jadi kamu bisa belajar banyak nantinya..silahkan banyak bertanya kepada senior mu, dan ingat..kamu harus lebih berhati-hati..oke?!" ucap Bu Dewi sembari tersenyum
"apa maksud nya hati-hati??ya tuhan apa ini ujian bagi ku untuk naik kelas" pikir Una
dia menyandarkan kepalanya di meja seakan ingin menangis..awal ketemu saja sudah seperti itu, bagaimana nanti kalau sampai bertemu setiap hari..." Tuhan tolong aku!!" teriak Una dalam hati..
triiitt....triiit...triiit..triiit..
Una terbangun dengan lemas, dia galau haruskah dia berangkat atau melepaskan saja pekerjaan ini??tapi kalau di lepas kapan lagi dia akan dapat kesempatan baik ini dengan gaji yang lumayan, lebih dari gaji part time dia sebelumnya..ada baiknya dia sudah melanglang buana selama ini menjelajah banyak pekerjaan paruh waktu..
Una pun optimis..yakin kalau Regan pasti sudah lupa kejadian kemarin, dengan penuh semangat dia berjalan..sudah bukan lagi lantai dua, kali ini dia harus menuju ke lantai tujuh, ruangan khusus untuk bintang idola..awal masuk sudah terasa sangat aneh, terasa panas padahal ruangannya sudah berpendingin, langkah Una terasa berat, padahal ruangannya terlihat sangat nyaman..
" kamu asisten yang baru?" sapa salah satu staff di situ
" iya kak " jawab Una sambil tersenyum
" langsung saja masuk ke ruangan yang berwarna biru itu ya, sudah di tunggu sama mbak defi " jelasnya
" baik mbak terimakasih"
orang-orang nya ramah, semoga begitupun yang lain termasuk Regan
Una mengetuk pintu..tok..tok..tok .
dan pintu pun terbuka " Una ya?? silahkan masuk Una" sapa seorang wanita dengan begitu renyah
Una masuk dan langsung terdiam..karena ternyata di dalam ruangan itu tak hanya Mbah defi seorang tetapi ada Regan yang juga sudah menunggu..tatapannya tajam..seperti mau menerkam..
Una berdiri mematung, menelan ludah pun serasa tak mampu..
" ya Tuhan akankah ini jadi hari pertama aku di siksa ..........
Mata Una terbelalak, badan serasa kaku..ingin rasanya Una balik kanan dan berlari pergi, tapi dia tetap harus bertahan seperti apapun nanti, ini hanya Regan..
dengan senyuman tipis Una berjalan pelan dan hendak duduk di kursi, tapi..
" siapa yang nyuruh kamu duduk??!" ucap Regan tiba-tiba..dengan suaranya yang sedikit keras membuat Una kaget dan langsung mengurungkan niatnya
" ada apa dengan mu Regan??biar saja dia duduk" ucap mbak defi sembari tersenyum dan mengisyaratkan tangan untuk mempersilahkan Una duduk
Una pun kembali duduk
" kita harus mengajarkan pegawai sopan santun, sebelum dia menghancurkan orang lain" ucap Regan ketus
Ya Tuhan jadi ini masih masalah kemarin,,kenapa masih di bahas terus padahal sudah minta maaf " ucap Una dalam hati
Una hanya terdiam dan tak menanggapi ucapan Regan yang terkesan ketus, karna saat ini bosnya adalah mbak Defi jadi terserah Regan mau menganggapnya seperti apa selama mbak defi masih mau menerimanya berarti karirnya masih berjalan..hahahaha
" apa Bu Dewi sudah memberi tau mu tentang pekerjaan mu di sini??" tanya Mbak defi
" sudah mbak, tapi belum keseluruhan, hanya sebagian saja" jawab Una
" sebagian...seperti apa tepatnya??" tanya Mbak defi lagi
" saya harus membantu senior dalam hal melayani artis, seperti make up, pakaian dan lain - lain.." ucap Una lirih sembari melirik ke arah Regan " dan kata nya saya harus fokus ke satu artis yaitu mas Regan saja" tambahnya
" iya betul sekali Una, jadi di sini kamu akan menjadi asisten pribadi ya tepat nya, khusus untuk Regan "
haahh??!!!asisten pribadi???!kenapa malah jadi asisten pribadi sih
" tapi Mbak kata Bu Dewi saya masih harus belajar lagi,,dan beliau bilang saya masih harus membantu senior""
" awalnya begitu, tapi sehubungan dengan semakin banyak ya jadwal artis utama kami , yaitu Regan..kami jadi kekurangan tenaga, manager kami tidak bisa menghandle semua jadi kami sangat butuh tenaga baru" jelas mbak defi
" maaf mbak bukan saya tidak tau terimakasih tapi saya ragu apakah saya bisa" ucap Una menunduk
" saya yakin kamu bisa Una..saya lihat kamu banyak sekali pengalaman kerja, dan dari banyak bidang..kamu juga terlihat semangat sekali..itu yang kami butuhkan" ucap mbak defi sambil tersenyum
" tapi Mbak semua pekerjaan itu hanya paruh waktu biasa saja"
mbak defi pun terdiam..kenapa begitu mendadak begini, Una takut kalau nanti justru dia akan mengacau..benar saat ini Una sangat membutuhkan pekerjaan karena dia harus membantu ibunya membiayai sekolah adiknya..
" jadi kamu bersedia atau tidak??" tegas mbak defi
" tujuh juta perbulan !!"Regan tiba-tiba berteriak
sontak Una dan mbak defi langsung kaget dong..yakin nih??gak salah denger nih???
" kalau kamu bersedia aku gaji kamu tujuh juta perbulan" ucap Regan mengulang
mbak defi masih melongo dong mendengar ucapan Regan
Una tak berkedip menatap Regan , seolah ini mimpi tapi ini nyata,
" setuju!!saya terima!!" ucap Una dengan penuh semangat..entah apa yang ada di pikirannya, mendengar tujuh juta perbulan langsung membuat Una hilang kendali dan langsung menyetujui
Una berjalan pelan di koridor, setelah keluar dari ruangan mbak defi dia jadi tersadar,,bagaimana kalau nanti dia di jadikan budan Regan, apakah pekerjaan nya nanti sangat berat, apa dia akan di beri hari libur..dan tiba-tiba saja dia menyesal...
" ada apa dengan pria itu??kenapa dia semangat sekali membayar ku dengan gaji besar??" gumam Una bertanya-tanya " ah sudahlah pikir belakangan, yang penting aku sudah ada jaminan kerja, gaji besar pula..
cuaca di luar memang lagi panas-panasnya..sejenak Una istirahat di bawah pohon sambil minum segelas es coklat kesukaannya..iya..ini tugas pertama Una sebagai asisten pribadi Regan..membeli kopi..baru beberapa teguk ponselnya pun bergetar..nomer baru??
" ya hallo"
" pesanan ku sudah kau belikan??" suara ketus itu sangat di kenal Una
" sudah mas..segera saya antar "
belum juga Una melanjutkan kara-katanya ponsel sudah di tutup
" dasar pria unsosial" umpat Una
dan dia langsung berlari
Una bergegas mengetuk pintu dan masuk, terlihat Regan yang sedang sibuk membaca beberapa naskah yang harus dia baca dan pertimbangkan untuk dia bintangi
" ini mas kopinya" ucap Una lirih sembari menaruh kopi di depan Regan
Una masih berdiri berharap Regan mengucapkan sesuatu, tapi nyata nya pria ini tetap fokus dengan naskahnya dan tak peduli pada Una
Una berniat pergi tapi urung karna Regan keburu teriak mengumpat kepadanya
" minuman apaan ini???kopi apa yang kamu kasih hah??!"teriak Regan
" ini kopi seperti yang mas Regan minta"
" aku minta kopi tanpa gula..kamu mau buat aku diabetes hah?!"
"tapi tadi mas Regan gak bilang kalau tanpa gula, saya pikir.."
" makanya tanya..kamu punya mulut buat bertanya kalau gak tau" muka Regan terlihat sangat marah..
" baik mas saya akan belikan lagi" ucap Una lirih
cuma gara-gara kopi aja kenapa semarah itu, bisa kan bicara baik-baik..lagian dia tadi gak bilang kalau mau kopi tanpa gula", bisik Una dalam hati
belum keluar gedung ponsel Una bergetar, ada pesan " gak usah beli kopi, belikan dua sandwich..tanpa mayones..jangan salah lagi"
una pun langsung berganti haluan..antrinya begitu panjang, sudah 30 menit Una mengantri dan masih harus menunggu 3 antrian lagi, ketika ponselnya kembali bergetar, pesan dari Regan..
" segera ke mobil.."
" ini masih antri mas, tunggu 3 antrian lagi" balas Una
" gak usah langsung balik aja, sudah mepet waktunya"
Una benar-benar kesal, kenapa dia nyuruh beli makanan yang jelas-jelas pasti antri banyak, padahal dia tau waktu dia gak banyak..tempatnya lumayan jauh pula..Una pun bergegas lari menuju mobil..tapi ternyata mobil sudah melaju duluan dan meninggalkannya..
" apa-apaan ini..aku di tinggal??" Una benar-benar merasa kesal dan marah " bukankah dia punya manager yg bisa membagi semua waktunya, tanpa harus merepotkan diri mengirim pesan dan memberitahuku secara pribadi..kalau ujungnya hanya akan menyiksa ku seperti ini""
Una terus bergumam kesal sambil masuk ke arah gedung dan berpikir akan kembali k ruangan
kluning..pesan ponsel nya kembali berbunyi
" naik bis ke jalur 8, aku tunggu di cafe buana..cepat!!"
Una benar-benar tak habis pikir,,jadi ini kerja nya dari gaji tujuh juta sebulan..apa Regan benar-benar ingin menyiksa nya hanya karena melihat Regan telanjang dada???
kenapa harus naik bis kalau ada yang lebih cepat, Una memegang kartu kredit perusahaan, salah siapa yang meminta cepat, hahaha
cafe buana....ketemu..Una clingak clinguk mencari keberadaaan Regan, ah ketemu..
" kau pake taxi??"tanya Regan sambil mengerutkan dahi nya
" iya mas " jawab Una lirih
" aku suruh kamu naik bis, kenapa malah naik taxi!!!kamu paham bahasa manusia gak sih??atau memang kamu dasarnya gak bisa ngerti dan gak punya sopan santun??!!" Regan terus nyerocos..benar-benar pria ini sangat cerewet..
" maaf mas"" Una masih berusaha keras menahan emosi nya..ini masih hari pertama .bertahan Una
Regan bahkan tidak perduli dengan orang-orang di sekitar..bagaimana bisa dia tidak peduli dengan citranya sebagai artis..dia berbicara kasar dan memaki, saat ini Regan adalah bos Una, yang akan membayarnya, meski dia sangat kesal dengan perlakuan Regan yang enggak wajar ini, tapi terbersit di hati Una untuk melindungi privasi bos nya itu..Una terus menahan emosinya berharap bosnya bisa mereda amarah nya..
hari penyiksaan ini benar-benar membuat Una capek luar dalam, sepertinya tensi ku naik" pikir Una
apakah masih sanggup untuk hari esok??apakah masih bisa menahan emosi??sebenarnya ada apa dengan Regan??dia yang tiba-tiba meminta asisten, tiba-tiba memberi gaji besar, tiba-tiba berbuat kasar, apakah wajar jika itu hanya karena Una melihat dia bertelanjang dada???
ayo Una kamu bisa..bisik Una dalam hati
hari kedua setelah hari sebelumnya dia lewati dengan sangat dramatis dan menjengkelkan..
sesampainya di kantor UNa langsung di sambut dengan kak Zein, manager utama Regan, pria dewasa dengan gaya yang nyentrik dan juga sangat murah senyum..
" Una ya??" ucapnya sembari menjulurkan tangan mengajak Una bersalaman
" iya.." ucap Una sambil tersenyum
" maaf ya baru memperkenalkan diri..kemarin aku sibuk banget" ucapnya" aku Zein..manager utama Regan..terimakasih sudah mau bergabung dengan kami" ucapnya lagi dengan sangat renyah..
wah..semangat sekali mendengar suara kak Zein..dia pasti punya tugas lebih berat tapi masih bisa tersenyum gembira seperti itu..luar biasa..pikir Una
" sama- sama kak..saya juga sangat berterimakasih karena sudah di terima di sini" balas Una
" Regan yang mempekerjakan mu, jadi kamu harus berterimakasih padanya, bukan pada ku" jawab Zein sambil berbisik dan kemudian berlalu..." yok semua kita meeting yok" ucap Zein sambil berisyarat kepada semua staff nya
Una masuk ke sebuah ruangan dimana di dalam nya sudah terjejer kursi dan meja besar di tengahnya..
beberapa staff sudah duduk di kursi mereka masing-masing..Una adalah yang masuk paling terakhir..kali ini tidak ada Regan..syukurlah..Una sedikit lebih santai..
" kawan-kawan ini staff baru kita yang merangkap jadi asisten pribadi nya Regan, namanya Una.."
Una tersenyum sambil melihat ke arah yang ada di depannya
" silahkan perkenalkan diri mu Una" pinta Zein
Una pun langsung memperkenalkan diri
" selamat pagi..saya Una, saya staff baru di sini..mohon bimbingan kepada para senior semua..terimakasih"
Zein memandu untuk bertepuk tangan dan semua mengikuti..
" langsung aja yok kita bahas scedule Regan hari ini"
meeting selesei dengan lebih cepat..Una menikmati suasana ini, setidaknya sampai ada Regan
" Una..kamu bisa menggunakan ruang istirahat di sana kalau mau minum kopi atau makan siang di kantor.." Zein menunjuk ruangan yg ada di pojok
" baik kak" ucap Una
Una pun menyempatkan diri melihat ruangan istirahat karyawan..dan saat masuk Una tercengang..benar-benar sangat istimewa..semua tersedia, mulai dari kopi, teh, Snack dll..benar-benar lengkap..kantor artis top memang beda, pikirnya
Tumben belum ada pesan dari Regan, pikir Una
dan tiba-tiba ponsel Una bergetar
" baru juga di batin udah nongol aja" ucap Una lirih
pesan dari Regan
" hari ini aku ada pemotretan, kamu langsung datang ke lokasi..gak usah bawa kopi"
" baik mas tadi sudah di beritahukan di meeting sama kak Zein" balas Una
" jadi aku gak boleh mengatakan lagi Karna sudah di beritahu Zein??!"
" bukan begitu mas maksud saya..saya hanya asal bicara tadi, maaf" balas Una , apa salahnya jika menyampaikan sudah di beritahu..memang itu adalah agenda dia hari ini...Una benar-benar jengkel..kenapa hal sepele saja bisa buat Regan marah.
" kak Zein saya ijin mau langsung ke lokasi" ijin Una
" kita bareng saja Una..hari ini aku dan berta akan ke sana juga"
" tidak apa-apa kak, saya naik bis saja, saya takut terlambat"
" naik mobil lebih cepat"
" tidak apa-apa kak...saya pamit dulu" ucap Una sembari berlari keluar
Una tidak mau kejadian kemarin terulang lagi, kalau Regan minta cepat artinya Una harus berjuang sendiri untuk sampai lebih cepat
sudah sampai di lokasi dan benar Zein dan berta sudah ada di sana lebih dulu
" sudah ku bilang kan un, bareng kami lebih cepat" ucap Zein
" iya kak maaf, tadi bis nya agak lambat" jawab Una terengah-engah karena dia berlari untuk bisa cepat sampai di lokasi
" jangan jadikan bis sebagai alasan, aku bilang cepat artinya kamu cari alternatif lain yang menurut mu cepat..kalau ada mobil yang lebih cepat kenapa harus naik bis" ucap Regan tiba-tiba
Una hanya terdiam, malas meladeni..entah apa yang ada di pikiran Regan, kemarin bilang apa sekarang bilang apa
" Una bantu aku yuk" ajak Berta
" baik mbak" Una segera mengikuti Berta
Berta adalah bagian fashion yang mengurusi baju-baju Regan yang dia kenakan
" kamu harus bisa mencocok kan warna dengan benar, mas Regan tidak suka warna yang tabrakan, dan dia tidak suka dengan warna baju yang terlalu terang" ucap Berta " yang paling penting kamu jangan pernah melihat dia berganti pakaian" bisik Berta lagi
Una langsung teringat kejadian waktu itu..benar.. dia tak sengaja melihat Regan berganti baju dan bertelanjang dada..jadi benar gara-gara itu dia terobsesi membully Una..keterlaluan
" kenapa mas Regan tidak suka di lihat saat berganti baju??bukankah itu tugas kita menata fashion dan riasannya?" tanya Una penasaran
" kita akan merapikannya setelah selesai dia kenakan..entahlah..awalnya kami pikir karena dia gak suka aja,,tapi sudah ada 5 staff yang dia pecat karena tak sengaja lihat dia ganti baju" ucap Berta sembari berbisik
" oh ya??" kalau seperti itu lalu kenapa Una malah di pekerjaannya, bahkan sebagai asisten pribadinya, dan bergaji besar pula
dia memang menawan, tubuhnya yang tinggi dan bersih terlihat sangat mempesona, wajar kalau dia banyak di gandrungi para wanita, sekilas Una terpesona, tapi seketika lenyap saat Regan tiba-tiba berdiri di depannya
" ya mas??" Una terkaget
Regan menjulurkan tangannya seperti meminta sesuatu..Una clingak clinguk tak tau apa maksud nya
" gak ada??" tanya Regan dengan sinis
" m-mas minta apa memangnya?" tanya Una sedikit gemetar
" ini di sini...silahkan tuan top star ini minuman anda" tiba-tiba Zein menyodorkan sebotol air mineral ke arah Regan
Regan memandang kej ke arah Una..seolah ingin memakannya..
" gak apa-apa..kamu bisa belajar dari ini..selalu siapkan air putih setelah dia selesai pemotretan ya" ucap Zein sambil mengeringkan matanya ke arah Una
" terimakasih kak Zein" ucap Una senang, Una berlari ke arah Zein " kak Zein..apa saya bisa bertanya ke kakak kalau kakak ada waktu senggang??"
" tentang Regan??"
" iya" ucap Una sambil tersenyum" banyak yang saya belum tau, saya ingin tau lebih banyak biar saya bisa lebih siap dan gak merepotkan yang lain"
" biar gak di marahi juga??" ledek Zein
" itu juga" jawab Una cengengesan
" tentu saja bisa..aku kirimi pesan nanti kalau sudah senggang ya..kamu masih belajar jadi wajar kalau banyak g tau nya"
adem bener kalau denger Zein bicara, suaranya lembut dan menenangkan
" tapi kamu baik-baik saja kan??" tanya Zein tiba-tiba" maksud ku kamu senang bekerja di sini??nyaman??bahagia??"
" oh tentu saja kak. saya sangat senang sampai mau salto, hahaha" ucap Una sembari tertawa menipu
" seperti nya tidak..kamu tertekan ya??" tanya Zein berbisik
Una terdiam..dia ingin menjawab tapi takut dia salah ngomong
" gak apa-apa ngomong aja ke aku..apa yang kamu rasain..aku manager utama di sini..aku harus tau kondisi bawahan ku"
Una terdiam masih ragu-ragu buat ngomong
" tenang saja ini gak berpengaruh ke kerjaan kok, gak usah takut di pecat..ini rahasia kita berdua" ucap Zein sambil tersenyum meyakinkan Una
Zein seperti tau apa yang ada di pikiran Una, lega juga sih
" apa mas Regan memang orang nya suka marah??" Una mulai bertanya
" kamu sering di marahi??"
Una mengangguk
" dia juga sangat suka bicara kasar dan membully"
"kamu??"
Una kembali mengangguk
" aku tau dia yang mempekerjakan ku, tapi apakah wajar kalau dia memperlakukanku dengan kejam..bahkan dari hari pertama aku kerja dia sudah sangat kejam"cerita Una
" apa kamu buat kesalahan???"
" aku pikir kesalahan ku hanya karena tak sengaja melihat dia ganti baju " Una bicara lirih
" kamu lihat dia ganti baju??!"Zein kaget dong
" aku gak sengaja kak..hanya karena itukah dia sampai melampiaskan dendam kesumat dan terus membully ku??setiap yang aku lakukan gak ada yang benar.."
" dia tidak suka badannya di lihat orang lain" jelas Zein
" kalau seperti itu bukankah sebaiknya dia tidak merekrutku, tidak menggaji ku??"
" dia bukan tipe yang kasar lho..dia juga sangat penyayang kepada semua staff dan orang lain"
Una seperti tak percaya mendengar ucapan Zein
" aku tidak melihat seperti itu..dia bahkan memarahi ku di depan umum seperti tidak peduli kalau dia artis"
" kamu lihat dia ganti baju, tapi dia malah mempekerjakan mu di dekat nya??dia suka memarahi mu padahal tidak ke orang lain?? ada apa dengan mu Una??" Zein pun bertanya-tanya
" ya benar..ada apa dengan ku??kenapa hanya aku??sedosa itu kah aku??" ucap Una seperti putus ada
benar kenapa hanya Una??jika yang lain dapat perlakuan beda, kenapa hanya Una??mereka bahkan baru bertemu dengan kebetulan Regan berganti baju..Una bahkan bukan pembenci nya, bukan pula fans nya..mampu kah Una terus bertahan dengan kondisi kerja yang seperti itu?? hal apa yang membuat Regan menempatkan Una di dekatnya???
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!