NovelToon NovelToon

Takluk Nya Pemuda Dingin

Kutub Utara

"Yah apa kita akan tinggal dirumah ini? " Ucap gadis berbaju lusuh itu sembari menatap kagum rumah baka istana itu.

"Iyaa ayah akan bekerja disini sebagai tukang kebun, kamu juga bisa ke sekolah bersama tuan muda dirumah ini. " Ucap Tono ayah Airin.

"Tapi ingat Airin kamu boleh tinggal disini sama ayah tapi jangan sampai membuat masalah, agar kamu bisa sekolah bersama anak pemilik rumah ini. " Timpal Tono menasehati putri semata wayang nya itu.

Airin nampak mengganguk mengerti ucapan Tono, sejak bayi gadis itu sudah ditinggal oleh ibunya karena ibunya tidak bisa hidup miskin terus menerus bersama ayahnya Tono.

Kini Tono mendapatkan pekerjaan sekaligus rumah untuk mereka berdua tinggali dan Airin pun mendapatkan beasiswa untuk sekolah di SMAN Internasional tanpa biaya dan bisa menumpang pada anak majianya.

"Ayo masuk kita bertemu dulu dengan pemilik rumah ini. " Ucap Tono menggandeng tangan mungil Airin.

"Permisi tuan nyonya.. Saya Tono yang melamar pekerjaan sebagai tukang kebun disini tuan. " Ucap Tono sopan.

"Oh kamu yang melamar kesini,baik mulai hari ini tugas kamu ganda yaitu membersihkan kebun istri saya dan juga menghantar jemput putra saya kesekolah. " Ucap Febyan Wijaya ramah.

Febyan Wijaya sendiri adalah seorang pengusaha muda yang selalu pergi keluar kota sedang kan istrinya Ingrid Wijaya adalah seorang dokter besar di rumah sakit pribadi mereka.

"Siapa pah? " Ucap seorang wanita cantik turun dari lantai dua rumah itu dengan begitu anggun.

"Cantik sekali, mungkin jika ibu ku ada dia juga secantik wanita itu. " Batin Airin menatap lekat Ingrid yang tersenyum.

"Ini loh ma.. Pak Tono yang melamar menjadi tukang kebun mama dan juga supir pribadi untuk Ryou. " Ucap Febyan pada istri nya.

"Lalu gadis kecil ini siapa? " Ucap Ingrid menatap Airin lekat.

"Ini anak saya nyonya, boleh kan jika dia ikut bersama saya tinggal disini.. " Ucap Tono.

"Cantik sekali gadis ini, nama kamu siapa sayang? Apa kamu bersekolah? " Ucap Ingrid menatap Airin.

"Aku Airin nyonya, aku baru saja lulus dari SMP dan aku mendapatkan beasiswa di SMAN Internasional. " Ucap Airin bersemangat.

Ingrid dan Febyan nampak takjub mendegar penjelasan Airin yang bisa mendapatkan beasiswa di sekolah dimana hanya ada orang kaya yang berani sekolah disana, mendapatkan beasiswa dari sekolah itu adalah mustahil.

"Pak Tono apa yang dibicarakan gadis kecil itu benar? " Ucap Febyan mencari kebenarannya.

"Alhamdulilah benar tuan, Airin ini cukup pintar hanya saja saya tidak ada biaya lebih untuk menyekolahkan nya. " Gumam Tono.

"Pah.. Dia bisa menjadi masa depan yang cerah loh, ya sudah mulai sekarang kamu tinggal disini bersama ayahmu kamu juga bisa berangkat sekolah bersama Ryou.. " Ucap Ingrid.

"Kalian mendapatkan rumah sendiri di salah satu paviliun kosong disamping rumah utama, ini kunci nya kalian bisa istirahat dulu besok pak Tono sudah mulai bekerja. " Ucap Febyan menyerah kunci kepada Tono dan Airin.

Keluarga Wijaya hanya memiliki seorang anak laki-laki karena kesibukan mereka berdua mereka cukup sulit jika ingin memiliki seorang anak lagi.

Anak laki-laki bernama Ryou Anggara Wijaya pemuda berusia 17 tahun yang begitu tampan dengan kulit nya yang putih bersih, semua gadis disekolah itu menyukai nya.

Namun sikap arogan dan dingin nya membuat orang lain begitu takut mendekati nya, Ryou begitu misterius dan tertutup dia selalu menuntut dirinya dari lingkungan luar yang ingin mengetahui dirinya.

Airin berjalan beriringan bersama ayahnya menuju paviliun yang sudah disiapkan untuk mereka tempat, Airin menatap anak laki-laki yang sedang duduk sendiri dibawa pohon mangga di taman.

"Ayah itu siapa? " Ucap Airin bertanya pada Ayahnya.

"Itu tuan muda Ryou nak, yang ayah tau anak itu memang suka menyendiri mendengarkan musik atau melukis. " Ucap Tono pada Airin yang hanya menggangukan kepalanya.

"Sudah ayo masuk bereskan semua barang barang mu kemudian istirahat lah dulu, ayah akan keluar siap tahu ada yang bisa ayah kerja. Ini masih pagi mana bisa ayah diam dan tidur. " Ucap Tono meninggalkan Airin sendiri di paviliun itu.

Airin segera menata semua baju nya dan ayahnya yang tidak banyak itu di dalam lemari yang sudah disiapkan, gadis itu nampak berkeliling paviliun yang sebesar kontrak nya dulu.

Ada dua buah kamar dan dapur disana belum lagi paviliun itu begitu besar dan mewah kamr mandinya saja begitu besar, Airin nampak begitu seneng dia bisa memiliki kamar sendiri dan bisa belajar dengan tenang.

Airin duduk di atas ranjang empuk itu dan mulai berbaring menikmati nyamannya tidur diatas kasur, dulu Airin hanya tidur beralaskan Kasur lantai tipis dan juga kumuh sekarang dia bisa menikmati nyaman kasur orang kaya.

"Nyaman sekali, bisa bisa aku tidak bisa bangun jika memiliki kasur se empuk ini. " Gumam Airin begitu bahagia.

Airin berdiri dan menuju dapur untuk melihat isi kulkas disana nampak semua ada disana dari ikan sayuran minuman semua ada, Airin mengambil minuman lalu minum nya.

"Segera sekali.. " Gumam Airin yang baru pertama menikmati minuman kaleng.

Tiba-tiba Airin mendengar suara seseorang masuk kedalam paviliun kemudian gadis itu nampak mengendap-endap melihat siap yang datang.

"Siapa disana.. " Pekik Airin.

"Aku yang bertanya siapa kamu? Kenapa ada di paviliun ini? " Ucap suara anak laki-laki yang nampak begitu dingin.

Airin memberanikan dirinya kemudian melihat pemuda tampan berdiri di depan nya sedang menatap nya tajam.

"Siapa kamu? " Ucap nya dingin.

"Aku Airin, ayahku bekerja dirumah ini. " Ucap Airin lirih.

Dia mulai mengingat pemuda yang usianya lebih tua darinya itu tak lain adalah Ryou anak tunggal dari keluarga Wijaya, parasnya begitu tampan namun sifat dingin nya bisa membunuh orang tanpa menyentuh nya.

"Kau anak tukang kebun dan juga supir ku. " Timpal nya lagi.

"Iyaaa, aku Airin kamu pasti kak Ryou kan? Anak tunggal pak Febyan? " Ucap Airin.

Ryou nampak tidak peduli dengan ucapan gadis itu dia lebih memilih untuk keluar dan meninggalkan Airin yang nampak kesal menatap punggung nya.

"Dasar kutup utara, bagaimana bisa orang tua sebaik dan serama mereka memiliki anak sedingin kutup utara. " Ucap Airin kesal.

Ryou nampak kembali fokus dengan buku yang dia pegang dibawah pohon mangga itu dia menghabiskan banyak waktu nya sekedar tidur atau melukis.

Dia sama sekali tidak menyukai dunia luar walaupun keluarga nya menyediakan fasilitas yang cukup tapi semua itu tidak membuat Ryou bahagia.

Ryou hanya ingin kedua orang tuanya berada disamping nya meski hanya beberapa jam saja, namun semua itu nampak hanya sebuah hayalan yang tidak akan pernah terjadi.

Jiwa Brandalan

Airin masuk kedalam paviliun dengan kesal kemudian duduk di meja makan bersama dengan ayahnya.

"Kenapa? Apa tuan muda mau makan bersama kita? " Ucap Tono saat Airin masuk kedalam dengan kesal.

"Sudah lah aku lapar, terserah dia mau makan atau tidak. " Ucap Airin.

"Kamu harus baik padanya nak karena orang tuanya memberikan kita tempat dan juga pekerjaan kamu juga bisa ikut kesekolah bersama. " Ucap Tono menasehati anak semata wayang nya itu.

Mereka menikmati makan siang dengan canda gurau dan juga membuat rencana untuk kemudian hari, minggu depan Airin juga sudah mulai masuk sekolah.

"Minggu depan Airin sudah sekolah yah, apa ayah sudah memiliki uang untuk menebus baju ku besok. " Ucap Airin.

"Uang sudah ada, kamu jangan khawatir kamu cuman harus belajar dengan giat agar beasiswa mu tetap. " Jawab Tono.

"Yeesss Terima kasih yah" Ucap Airin seneng.

Ryou nampak makan siang sendiri diatas meja besar di ruang makan keluarga nya lagi lagi kedua orang tuanya pergi meninggalkan dirinya sendiri, padahal ini weekend tapi mereka masih tidak ada waktu dirumah.

"Tuan muda sudah selesai makannya? " Ucap pelayan menatap Ryou.

"Sudah." Ucap anak laki-laki itu dengan dingin.

Ryou berlalu masuk kedalam kamarnya untuk kembali berkutik dengan lukisan yang sedang dia buat, para pelayanan itu nampak menatap Ryou dengan kasihan.

"Padahal dia memiliki semua yang dia ingin kan, tapi kenapa dia begitu dingin dan pendiam hidup nya tidak pernah bahagia. " Ucap seorang pelayan.

"Mau punya uang banyak jika tidak bisa bersama dengan keluarga mau bahagia gimana? memang bahagia itu harus dengan tidak diatas uang apa. " Sahut yang lainnya.

Mereka nampak tertawa sembari kebersihan meja makan yang masih penuh dengan makanan yang enak dan mewah, Ryou duduk di balkon kamarnya menatap paviliun yang di tingali oleh Airin dan ayahnya.

Mata tajamnya menatap Airin yang sedang membantu ayahnya membersihkan kebun bunga milik ibunya, menatap anak perempuan itu dengan tajam.

"Dia cantik kenapa bisa menjadi anak pak Tono. " Ucap Ryou heran melihat Airin yang begitu cantik dan bersih sedangkan mereka hanya dari golongan keluarga sederhana.

Ryou mengambil alat lukisnya menatap Airin yang sedang sibuk dengan bunga bunga itu matanya menatap Airin sedang kan tangannya sibuk dengan alat lukis.

Ponsel Ryou bergetar tanda ada panggilan masuk, pemuda itu kemudian segera mengambil ponselnya.

"Haloo." Ucap Ryou.

...

"Baik aku segera kesana. " Ucap Ryou mengakhiri panggilan.

Ryou segera menyambar jaket kulit hitam miliknya kemudian turun menuju garasi untuk membawa montor Sport merah kesayangan nya, seorang satpam menghampiri Ryou.

"Tuan muda mau kemana membawa montor? " Ucap satpam itu menahan Ryou yang ingin pergi.

"Aku ingin jalan jalan saja. " Ucap Ryou sembari mengenakan helm nya.

"Tuan muda.. tunggu tuan... " Pekik satpam itu khawatir.

"Haduh mati saya kalau sampai tuan tau den Ryou keluar rumah dengan montor. " Ucap satpam itu khawatir.

"Kenapa sih pak Eko.. " Ucap seorang Pelayan.

"Den Ryou pergi bawa motor entah kemana, saya takut den Ryou balapan lagi atau ikut tawuran. " Ucap satpam bernama Eko itu.

"Wah gawat kalau sampai ketahuan tuan.. kenapa tidak kamu cegah tadi. " Ucap pelayan itu khawatir.

"Mana saya tahu, tadi sudah saya cegah tapi bagaimana lagi tahu sendiri den Ryou seperti apa orang nya. " Ucap Eko.

Ryou mengemudi sepeda motor nya dengan kecepatan diatas rata rata menuju tempat yang sudah di beri tahu oleh teman teman nya, dibalik kedinginan sikap Ryou dia juga memiliki brandalan dalam dirinya.

Jika ada waktu Ryou sering menghabiskan waktu untuk mengikuti teman nya balapan motor atau tawuran bersama dengan sekolah lain, wajah tampan nya bahkan sudah sering luka dan harus melakukan pengobatan serius.

Namun hal itu tidak pernah membuat nya kapok dan berhenti mengikuti teman teman nya yang tidak baik itu, Ryou juga sering pergi ke klap klap malam untuk minum minuman.

Orang tuanya juga sering memarahi dirinya namun tidak membuat Ryou sadar atau berhenti melakukan semua itu, bagi Ryou ucapan kedua orang tua nya hanya lah angin lalu.

Padahal Ryou juga salah satu siswa terpintar di sekolah nya dia selalu menjadi pringkat pertama dan selalu menang saat mengikuti Olimpiade apa pun yang di laksanakan sekolah.

Ryou juga merupakan kapten tim basket nasional di sekolah nya meski prestasi nya begitu besar namun Ryou tidak pernah seneng dengan semua itu, mesti di menang pun kedua orang tuanya hanya akan memberikan selamat dan uang tanpa tahu apa keinginan nya.

Ryou selalu kesepian sejak kecil dia tidak pernah bersama orang tuanya dia hanya akan berada dirumah bersama pengasuhnya dan juga para pelayanan yang siap melayani nya, semua keburukan dirinya selalu terpenuhi.

Namun Ryou tidak pernah bisa merasakan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya, mereka hanya sibuk dengan bisnis dan pekerjaan mereka. Mencari sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan oleh putra semata wayang mereka.

Marah

Ryou menghentikan motornya di mana teman temannya sudah menunggu kedatangan nya dengan ramai mereka menyambung Ryou dengan memberikan nya minuman keras.

"Thanks.. " Ucao Ryou menerima minuman beralkohol itu.

"Kenapa aja lo Ry? Dah seminggu gak ada kabar, jadi anak rumah lo.. " Ucap teman Ryou dengan gelak tawa.

"Atau lo insaf sekarang aha ha ha.. " Timpal yang lainnya.

"Tidak penting membahas hal yang sudah berlalu. " Ucap Ryou singkat.

"Jadi gimana guys? Jadikan ke klap biasa gue denger banyak anak anak SMA Melati di sana. " Ucap seorang teman Ryou.

"Jadi lah gue mau ketemu Alexsi duh body sexy nya bikin joni horni ha ha ha.. " Gumam yang lainnya.

"Lo ikut kan Ryou? " Ucap teman Ryou menhampiri dirinya.

"Terserah." Gumam Ryou singkat sambil menghabiskan minuman nya.

Mereka nampak bersiap dan pergi menuju klap malam yang sudah menjadi langganan mereka semua, mengendarai motor besar yang memenuhi jalanan.

Banyak sumpah serapa yang diberikan oleh pengendara lain saat mereka semua memenuhi jalanan tanpa mau mengalah, kebut kebutuan sudah menjadi makanan Ryou setiap malam bersama teman-teman nya.

Mereka memarkirkan motor mereka setelah berkendara cukup lama menuju klap malam langganan mereka, klap itu sudah begitu ramai dengan muda mudi padahal waktu masih menuju kan pukul 19.05 wib.

Mereka masuk dan disambung dengan suara musik yang begitu keras dan memekikkan telinga, mereka duduk di salah satu kursi panjang di mana beberapa anak perempuan seusia mereka juga sedang bersantai disana.

"Hallo sayang.. " Ucap pemuda bernama Muklis itu.

"Apa sih sayang sayang.. " Ucap seorang gadis bernama Alexsi sembari menepis tangan Muklis yang berada di pundak nya.

Ryou nampak memandang mereka sekilas kemudian mengambil minuman untuk nya minum, Ryou menatap setiap gadis yang berpakaian sexy itu yang sedang berjoget dibawa lampu diskotik.

"Ryou ayoo gabung.. " Ucap Bayu mengajak Ryou untuk berjoget bersama.

"Tidak aku disini saja. " Uxap Ryou singkat.

Ryou hanya asik meminum minuman yang harusnya tidak dia nikmati, Ryou hanya akan minum saja tanpa mau bersentuhan dengan gadis gadis di dalam Klap malam itu.

Alkohol dan wanita wanita malam adalah biasa untuk Ryou hanya nikmat meski seharusnya semua itu dia ketahuan dimasa remaja nya, namun pergaulan Ryou begitu luas hingga membuat nya terjerumus dalam pergaulan bebas.

Seorang gadis dengan pakaian minim duduk di samping Ryou yang nampak begitu menikmati alkohol nya, Ryou memerhatikan gadis itu yang benar-benar sexy dengan tantop hitam sebatas dadanya dan juga rok tipis yang menampakkan kaki jejangan nya membuat Ryou terpana.

"Seperti nya minuman itu lebih menarik. " Gumam gadis seumuran Ryou itu.

"Kau lebih menarik, aku Ryou? " Ucap Ryou mengulur kan tangannya.

"Aku Gisel.. " Ucap gadis bernama Gisel itu sembari mendekat kan tubuh nya pada Ryou.

"Kau ingat minum? " Tawar Ryou dengan tatapan mengoda.

"Tentu saja aku mau. " Balas gadis itu meminum alkohol yang digunakan sodorkan oleh Ryou.

"Ayoo berkumpul bersama mereka.. " Ajak Gisel sembari menarik tangan Ryou.

Mereka menikmati musik keras dengan berjoget riang dibawa lampu temarang diskotik yang meriah, Ryou nampak memeluk erat gadis itu dan menghirup bau tubuh gadis itu yang begitu wangi.

"Kau begitu wanita sayang.. " Bisik Ryou sembari merapat kan pelukan nya.

"Apa kau ingin sesuatu yang lebih.. " Goda Gisel pada Ryou dengan mengelus peluk sixpack Ryou.

"Tidak sekarang, aku akan menghubungi mu jika aku ingin. " Gumam Ryou.

Nampak Ryou dan teman teman nya sudah mulai mabuk mereka bertingkat begitu liar dan menatap bengis setiap gadis yang mengoda.

Gisel nampak mendekati wajahnya pada Ryou mencium bibir merah Ryou dengan lembut sembari menikmati musik yang mengebu, seorang pria menatap Ryou dengan tatapan begitu marah.

"Anak itu tidak pernah kapok, kau ini sebenarnya anakku atau bukan Ryou. " Gumam Febyan marah.

Dengan marah Febyan menembus kerumunan para muda mudi yang asik berjoget menatap lurus Ryou yang kini sedang bercumbu liar diantara pemuda lain.

Febyan menarik tubuh anaknya dengan kasar hingga membuat Ryou terkejut dan terjungkal kebelakang, kepalanya yang mulai pusing menatap Febyan dengan terkejut.

Nampak semua orang menatap Ryou dengan terkejut tentang saja mereka begitu mengenal pria yang sudah menarik Ryou tersebut membuat mereka semua memberi jarak diantara keduanya.

"Kau ini mau jadi apa ha.. " Bentak Febyan menyeret paksa pakaian Ryou hingga membuat pemuda itu nampak sempoyongan.

Febyan menyeret Ryou sampai didepan pintu mobil dimana pak Tono sudah menunggu mereka, Febyan terus saja memarahi Ryou yang nampak begitu mabuk.

"Kau ini masih SMA Ryou tapi kelakuan mu itu membuat papa malu, masuk dan pulang bersama papa. " Ucap Febyan mendorong Ryou masuk kedalam mobil.

"Ayo pak Tono bawa kami pulang sebelum anak ini membuat masalah lagi. " Ucap Febyan.

"Baik tuan. " Sahut Tono menjalankan mobilnya.

Didalam mobil suasana yang begitu panas diantara kedua manusia itu disatu sisi seorang ayah yang benar-benar marah pada putra nya namun disisi lain seorang pemuda yang sedang mabuk berat.

"Setiap hari kerjana mabuk balapan tawuran Ryou kau ini anak tunggal papa, jika kelakuan mu sajaa seperti itu terus bagaimana dengan perusahaan yang akan kamu bimbingan nantinya ha.. " Bentak Febyan begitu marah.

"Aku tidak minat meneruskan bisnis papa. " Ucap Ryou dingin.

"Ryou kau ini masih muda dan telalu muda untuk melakukan semua hal yang harus nya kamu belum mengerti.. " Timpal Febyan.

"Sudah cukup paa.., berhenti menasehati ku terus menerus pap intropeksi diri papa sendiri apa sudah baik mendidik anak dan memberi contoh yang baik. " Bentak Ryou

"Aku tidak hanya membutuhkan uang dari papa dan mama aku juga butuh kasih sayang dari kedua orang tua ku, apa papa dan mama sudah melakukan semua hal itu. " Timpal Ryou mengeluarkan kemarahan nya.

Saat mobil berhenti didepan rumah Ryou segera keluar dengan sempoyongan menutup pintu mobil dengan kasar, Febyan menatap anak tunggal nya itu dengan sedih.

"Apa yang dia katakan itu benar tapi aku melakukan semua ini demi masa depan nya juga. " Gumam Febyan gusar.

"Tuan muda Ryou masih remaja tuan emosi nya masih labil dan mungkin tuan muda juga membuat perhatian khusus dari tuan dan nyonya. " Ucap Tono pada Febyan.

Ryou masuk kedalam rumah dengan keadaan mabuk berat berjalan sempoyongan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!