"Di mana Thor?" tanya Lara ketika baru saja datang di mansionnya.
"Tuan Thor baru saja pergi lagi setelah pulang dari kampus, Nyonya," jawab sang pelayan.
"Anak itu. Akan ku-smack down agar tak berulah lagi," sahut Lara kesal.
"Ada apa, Baby?" tanya Phoenix yang baru saja masuk dari pintu utama.
Lara menoleh ke arah sang suami hot-nya .
"Thor berulah lagi," jawab Lara.
"Kali ini apa ulahnya?" tanya Phoenix.
"Dia sengaja menabrak mobil lamborghini milik temannya. Dan ibu dari temannya itu adalah temanku di club golf," jawab Lara.
"Kita bisa menggantinya nanti," ucap Phoenix dengan santainya.
"Kaki temannya juga patah karena insiden ini," kata Lara.
"Kau terlalu memanjakannya, Honey dan aku sangat tak suka hal itu. Dia menjadi sulit dikendalikan dan bertindak semaunya sendiri," sahut Lara yang masih emosi.
"Mengingatkanku pada sosok yang kukenal dulu," ucap Phoenix tersenyum sembari membuka jas nya.
"Kau menyindirku? Kau berani menyindirku? Bersiaplah tidur di luar malam ini," sahut Lara semakin kesal.
Phoenix menahan tangan Lara ketika wanita itu akan pergi ke kamar karena kekesalannya.
"Kau semakin cantik jika marah. Mungkin karena itu Thor selalu membuat masalah bisa melihat kecantikan mommy-nya," ucap Phoenix yang kemudian mencium bibir sang istri.
Lara mendorong dada Phoenix.
"Jangan merayuku dan aku sudah terlanjur kesal padamu. Urus kelakukan putra sulungmu itu," ucap Lara.
"Ada apa, Mom?" tanya Rex yang ada di puncak tangga.
"Kakakmu membuat ulah lagi," jawab Lara dan membukan pintu kamarnya.
"No, Mom. Temannya yang membuat masalah terlebih dulu. Thor hanya mengikuti alur permainannya saja," jawab Rex yang tampak membela sang kakak.
"Ada apa dengan semua pria di rumah ini? Menyebalkan," sahut Lara dan masuk ke dalam kamarnya
Lara hanya memiliki dua putra saja dan di kehamilannya yang ketiga dulu dia sempat keguguran dan memutuskan tak ingin hamil kembali.
Dia merasakan sedih yang amat mendalam kala itu. Tapi kini dia sudah bisa menerimanya dan menikmati hidupnya yang bahagia bersama kedua putranya yang tingkahnya di atas rata-rata.
*
*
Malam harinya, Thor pulang jam 11 malam setelah mengunjungi pesta temannya.
Lara dan Phoenix sudah tampak menunggunya di ruang tengah.
Thor melihat orang tuanya duduk di sofa.
"Duduklah," ucap Lara dingin.
"Pasti tentang Jody -- si anak mama itu," jawab Thor.
"Duduk," perintah Lara lagi.
Lalu Thor pun duduk dan siap menghadapi sidang dari sang mommy yang lebih menakutkan dari sang daddy.
"Sekali lagi kau berbuat ulah, kau akan mommy pindah ke Rusia di bawah pengawasan Grandpa Alex. Agar jika kau berbuat ulah, Grandpa Alex akan langsung membuangmu ke hutannya," ucap Lara.
"Come on, Mom. Mommy akan membuang anak mommy yang paling tampan ini?" sahut Thor.
"Hei, aku juga tampan," ucap Rex yang baru turun dari tangga.
"Mommy benar-benar tak bercanda, Thor. Kau sudah keterlaluan dan membuat ulah yang tiada hentinya. Kali ini apakah berhubungan dengan wanita lagi?" tanya Lara.
Thor mengangguk.
"Kami taruhan untuk mendapatkan seorang wanita dan ketika aku menang, Jody justru mencium wanita itu dii depan umum untuk mempermalukan aku. Dan aku membalasnya dengan menabrak mobil murahannya itu," sahut Thor yang jiwa mudanya masih menggebu-gebu di usianya yang masih 23 tahun.
"Bukankah kau sudah punya pacar?" tanya Lara.
"Dia memiliki 3 pacar, Mom," sahut Rex.
Thor menjitak kepala sang adik yang mulutnya tak bisa di rem itu.
"Oooh God ... Kau mau menjadi Don Juan? Jangan menjadi pria brengsek, Thor. Mommy tak suka itu," ucap Lara dan melempar sebuah gelas kosong pada Thor dan Thor menangkapnya dengan gesit.
"Baby, bertarunglah di ruang tinju jika kau ingin menghajarnya. Jangan di sini," kata Phoenix yang sejak tadi sama sekali tak ikut campur dalam masalah ini karena di berada di posisi yang cukup sulit.
Phoenix menganggap kelakuan nakal Thor adalah kenakalan anak remaja pada umumnya.
"Ingat hal ini, Thor. Ini kesempatan terakhirmu dan jika kau berulah sekali saja, mommy tak akan berpikir lama untuk membuangmu ke Rusia," kata Lara dengan tegas.
"Ya Tuhan, mommy jahat sekali ingin membuang anak baik ini," sahut Thor yang justru membuat Lara kehabisan kesabaran menghadapi kelakuan tengil anak sulungnya itu.
Lara dan Phoenix kemudian masuk ke dalam kamar meninggalkan Thor dan Rex di ruang tengah.
Lalu Thor beranjak dari sofa dan berjalan ke pintu depan.
"Kau mau ke mana lagi?" tanya Rex.
"Ke club. Kau mau ikut?" sahut Thor.
"Kau benar-benar tak kapok sama sekali, Thor," ucap Rex.
"Nikmati masa mudamu sepuasnya, Rex. Sebelum cincin pernikahan memenjarakanmu selamanya," sahut Thor dan keluar dari mansion kedua orang tuanya.
Sebenarnya Thor ingin tinggal sendiri di apartemen tapi Lara tak mengizinkannya karena dia tak mau sang putra lepas dari pengawasannya meskipun sebenarnya Phoenix cukup mampu mengawasi Thor dari jauh.
Thor Robert, seorang pemuda berumur 24 tahun yang sudah berada di tahun terakhirnya kuliah magister.
Salah satu pewaris klan Robert yang menjadi salah satu keluarga konglomerat terkaya saat ini.
Meskipun sering bersenang-senang bersama teman-temannya dan banyak wanita, tapi dia tak pernah melupakan kewajibannya untuk menyelesaikan kuliahnya dengan nilai terbaik.
*
Keesokan harinya, Thor mengikuti mata kuliahnya yang terakhir sebelum dirinya memulai tahap skripsi.
"THOR!!" panggil seorang wanita berkaca mata dari arah belakang Thor.
"Lesca? Ada apa?" tanya Thor pada wanita culun itu yang tak lain adalah sahabat dari pacarnya.
"Joanne menitipkan ini untukmu," sahut Lesca sembari memberikan sebuah tas karton kemudian membenarkan letak kaca matanya.
"Di mana Joanne?" tanya Thor.
"Dia sedang ada kuliah, maka dari itu aku yang mengantarkannya padamu," jawab Lesca dengan senyum manisnya yang menampakkan kawat gigi yang terpasang rapi di giginya.
"Jangan selalu mengikuti perintahnya. Kau bukan pembantunya. Biarkan dia sendiri yang melakukannya," ucap Thor yang sedikit tak suka dengan sikap Joanne yang selalu seenaknya pada Lesca.
"Tak masalah. Dia sahabatku jadi kami akan saling membantu," jawab Lesca tertawa pelan.
"Seorang sahabat tak akan memperlakukan sahabatnya seperti itu. Pikirkan kembali hal itu. Dan lagi aku akan putus sebentar lagi dengannya karena sudah bosan dnegan sikap manjanya itu. Bilang itu juga padanya," kata Thor dengan entengnya.
"A-apa? Kau mau memutuskannya?" sahut Lesca terkejut.
"Ya, sudah waktunya aku mengganti pacarku, bye," ucap Thor dan pergi meninggalkan Lesca.
Lesca melihat Thor menghampiri teman-temannya dan memberikan tas karton dari Joanne tadi pada salah satu temannya.
Lesca tersenyum tipis melihat hal itu.
"Ya, dia tak mencintainya. Aku sudah tahu sejak awal," gumam Lesca senang.
Lalu Lesca pun berbalik pergi dari sana untuk mengikuti mata kuliah di jam keduanya.
Lesca dan Joanne adalah mahasiswa yang baru menginjak semester dua. Berbeda dengan Thor yang sudah berada di tahun terakhirnya kuliah.
Joanne dan Thor baru berpacaran selama sebulan. Padahal sebelumnya Lesca pernah mengatakan pada Joanne bahwa dia menyukai Thor tapi tanpa disangka Joanne mendekati Thor tanpa diketahui oleh Lesca hingga akhirnya berpacaran.
Lesca kecewa pada awalnya hingga akhirnya menerima hal itu dengan biasa saja karena dia yakin Thor hanya memperlakukan Joanne seperti mainan saja seperti wanita-wanita sebelumnya yang pernah dikencani oleh Thor.
*
Lesca Bloom, gadis lugu nan cantik berumur 19 tahun yang memiliki karakter menyenangkan dan ramah serta terlihat mudah diintimidasi.
Itulah yang sekilas terlihat dari sosok gadis manis itu. Berasal dari keluarga kaya yang sangat berkecukupan karena memiliki ibu tiri yang kaya raya.
Meskipun begitu, ayahnya juga lumayan sukses dan menjadi manajer keuangan di sebuah perusahaan besar
Ibunya meninggal ketika dirinya menginjak umur 15 tahun. Lalu sang ayah menikah lagi dengan ibu tirinya yang merupakan seorang janda tanpa anak dengan umur lebih tua lima tahun dari ayah Lesca.
"Pesta? Akan ada pesta di resort Thor? Bolehkah aku ikut, Joanne?" tanya Lesca.
Joanne melihat ke arah Lesca.
"Lalu apa yang akan kau lakukan di sana, Lesca? Bermain pasir sendirian? Kau tak punya pacar dan semua yang ke sama sudah memiliki pasangan," sahut Joanne sembari merias wajahnya menggunakan kosmetik mahal milik Lesca.
"Ayolah, bukankah kita bersahabat? Aku tak akan mengganggumu atau yang lainnya. Aku akan mencari kesibukan sendiri seperti biasanya," ucap Lesca.
"Ck, kau ini. Menjagamu seperti menjaga anak kecil. Aku takut kau berbuat ulah macam-macam," sahut Joanne.
"Aku tak pernah melakukan itu, Joanne," kata Lesca.
"Hmm. Oh ya, katamu kemarin ibu tirimu membelikanmu baju. Mana baju itu?" tanya Joanne.
"Tunggu aku ambilkan," kata Lesca tersenyum.
Lalu Lesca pun berdiri dan menuju lemarinya. Dia mengambil dress mahal itu dan memperlihatkannya pada Joanne.
"Aaahh ... Baju itu bagus sekali. Bisakah aku meminjam untuk pesta besok? Kalau iya, aku akan membawamu ke pesta itu," ucap Joanne merayu.
"Benarkah? Baiklah, ini pakailah," ucap Lesca dengan entengnya memberikan baju itu pada Joanne.
Joanne mengambil baju itu dan memeluknya.
"Aku tak sabar memakainya, Lesca. Kau memiliki ibu tiri yang baik. Aku iri padamu," kata Joanne.
Lesca hanya tersenyum saja menanggapinya.
*
Lesca tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Ibu tirinya adalah wanita karir yang sukses. Sedangkan ayahnya seorang manajer keuangan di salah satu perusahaan ternama di New York.
Ibu tiri Lesca sangat baik padanya meskipun jarang bertemu dan meluangkan waktu bersama karena kesibukannya.
Meskipun begitu, ibu tirinya selalu memperhatikannya bahkan sering membelikan Lesca barang-barang branded yang mahal agar Lesca bisa tampil cantik.
Tapi tidak dengan Lesca yang lebih suka memakai baju biasa saja dan jarang berdandan.
Jadi banyak barang-barang Lesca yang dipinjam oleh Joanne bahkan Joanne tak pernah mengembalikannya.
Lesca tak masalah dengan hal itu karena ia memang tak pernah memakainya.
Joanne selalu memanfaatkan keluguan Lesca dan terkadang memandang rendah Lesca.
Lesca tahu hal itu tapi dia memilih menutup mata karena Joanne adalah satu-satunya teman yang dimilikinya ketika masuk ke gerbang universitas.
Lesca masuk ke universitas elit di mana banyak anak-anak konglomerat yang masuk ke sana.
Joanne sebenarnya memiliki orang tua yang kaya tapi orang tuanya sangat pelit dan hanya membiayai sekolah Joanne saja.
Jadi Joanne hanya memanfaatkan Lesca saja dan tak benar-benar tulus berteman dengan Lesca.
Lesca memiliki image sebagai gadis lugu dan culun serta ramah. Sebenarnya banyak yang ingin berteman dengan Lesca, tapi entah mengapa Lesca justru memilih berteman dengan Joanne yang notabene selalu menganggapnga seperti pelayan.
Lesca dan Joanne pun baru saja berteman ketika mereka masuk universitas.
"Baiklah, aku pulang dulu. Besok kau akan berangkat denganku dan Knox," kata Joanne.
"Benarkah? Terima kasih, Joanne," ucap Lesca senang dan memeluk Joanne.
"Sudahlah, aku kan memang selalu baik padamu dan aku adalah teman terbaikmu," ucap Joanne melepaskan tangan Lesca yang melingkar di tubuhnya.
Lesca mengangguk dan tersenyum. Lesca beranjak dari temapat duduknya dan keluar dari kamar Lesca.
"Bye. Besok pagi jam 9 kau harus sudah siap," kata Joanne sebelum melewati pintu kamar Lesca.
Lesca tersenyum dan mengangguk dengan semangat.
"Thank you, Joanne. You're the best," sahut Lesca.
Joanne keluar dari kamarnya dan Lesca menyunggingkan senyum miringnya.
"Dasar bodoh," gumam Lesca dan mengeluarkan rokok di laci meja belajarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!