Dia berpikir, terus berpikir di tengah keterbatasannya. Dia yang belum pernah merasakan berbagai tekanan hidup sedang berusaha untuk mengolah pemikirannya menuju tahap lebih dewasa dari sebelumnya. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya. Mencari kalau-kalau ada lubang rahasia di sudut kamarnya. Namun nihil, kamar tidur semewah ini mana mungkin ada lubang rahasia. Lubang cicak saja tidak akan ada.
Dia Cuma melihat pintu dan jendela. Ya...jendela, kenapa tidak dari tadi dia berpikir. Di bukanya jendela kamarnya, lalu dia sibakkan gordennya, kemudian dia melihat keadaan di luar jendela. Hening, tenang karena jendela kamarnya menuju taman belakang rumahnya. Lalu dia julurkan kepalanya keluar jendela, tidak tampak penjaga rumah yang biasanya selalu ada di sekitarnya. Mungkin mereka sedang diikut sertakan untuk mengamankan jalannya acara keluarga yang akan dilaksanakan.
Oke memang terasa hening, karena kamarnya ada di lantai dua rumah tersebut. Lalu apa yang harus dia lakukan untuk bisa keluar dari kamarnya melalui jendela di lantai atas. Kemudian dia masuk kembali ke dalam, dia berpikir mana ada tali di kamarnya. Dia harus segera keluar dari kamar itu segera, ahh..bukan! tapi keluar dari rumah itu segera.
Tiba-tiba dia ingat dengan dongeng rapunzel. Bukankah nasibnya sama dengan Rapunzel. Bedanya dia tidak mempunyai rambut yang sepanjang rambut Rapunzel. Betapa repotnya itu. Dia mencari sprei di lemari kamarnya, dia ambil beberapa lalu dia sambung sambungkan sehingga membentuk untaian yang menyerupai tali tambang.
“hemm..sepertinya ini cukup panjang dan kuat untuk menahan berat badanku.”
Ujung sprei dia ikat ke kaki meja riasnya, lalu ujung satunya dia juntaikan ke bawah melalui jendela. Setelah panjangnya sudah dirasa pas, dia kemudian meluncur ke bawah dengan memegang sprei tu sebagai pengamannya. Hati-hati dia langkahkan kakinya merayap tembok dengan berpegangan untaian sprei. Sesekali kakinya tergelincir tembok yang licin. Bahkan menimbulkan lecet di jemari kakinya. Walaupun perih namun tidak dihiraukannya.
Turun dari tinggi lima meter dengan cara seperti ini sangat tidak mudah. Menahan rasa takut, menahan rasa sakit, namun tekadnya lebih besar dari itu semua. Dia harus bisa menginjakkan kakinya ke tanah dengan selamat agar bisa lari setelahnya.
Tinggal satu meter lagi mencapai tanah, namun sprei yang dijadikannya tali sudah habis. Itu tandanya dia harus melompat dari ketinggian satu meter untuk mencapai tanah. Setelah kakinya mencapai tanah, dia lari menuju pintu keluar yang ada di taman belakang. Kebetulan dibalik pintu taman belakang itu ada perkampungan kecil. Jadi dia bisa menyelinap melalui perkampungan itu.
Sambil mengendap kakinya melangkah perlahan. Saat dia berusaha membuka pintunya, sungguh beruntung pintunya sedang tidak di kunci. Mungkin karena pintu belakang sedang digunakan untuk akses keluar masuk barang yang akan digunakan untuk acara malam nanti. Jadi pembantu rumah tangga tidak menguncinya seperti biasa.
Setelah dia membuka pintu, dia secepat mungkin untuk keluar dan berlari menuju tempat yang jauh dari rumahnya. Dengan bermodalkan tas ransel yang berisi dokumen diri dan beberapa helai baju, dia memantapkan hatinya untuk menghindari masalah di rumahnya.
Kata orang-orang apa yang dia lakukan saat ini disebut minggat. Pergi diam-diam tanpa seijin orang tuanya. Dia berpikir hanya ini jalan satu-satunya agar orang tuanya bisa memahami kalau dia ingin dimengerti. Dia tidak bisa bersikap frontal ataupun arogan untuk membantah perintah orang tuanya. Jadi ini adalah satu-satunya jalan yang ia tahu.
Mungkin ini efek pergaulan yang membuat dia yang biasanya bertindak pasif menjadi aktif. Aktif dalam artian pemberontak. Di usia delapan belas tahun adalah usia keemasan. Masa-masa anak remaja ingin melanggar aturan. Apalagi untuk hal-hal yang saat ini dia alami.
Masih dia ingat betul saat kedua orang tuanya memberikan kabar berita yang dianggapnya akhir hidupnya tujuh hari yang lalu. Ke dua orang tuanya memutuskan sesuatu yang menyangkut tentang masa depannya. Perjodohan dia dan seseorang semenjak kecil diputuskan oleh kedua keluarga atas dasar hubungan persahabatan. Hal itu menjadikan alasan bagi kedua orang tuanya untuk memutuskan hal yang sangat penting dalam hidupnya.
Pertunangan di usia delapan belas tahun dengan seorang yang sangat dia benci adalah bencana bagi hidupnya. Dia anggap perjodohan ini adalah gerbang menuju kematiannya. Dan kedua orang tuanya tidak dapat mendengarkan pendapatnya. Mereka berpikir ini adalah keputusan terbaik bagi masa depannya.
Dengan langkah cepat dia berlari menjauhi pintu belakang taman rumahnya. Lima puluh meter setelahnya dia menemukan perkampungan. Perkampungan sederhana yang dihuni oleh beberapa orang yang bersahaja. Kebetulan rumahnya ada di kawasan perbukitan. Sangat asri dan jauh dari keramaian. Kepalanya menoleh ke belakang sembari dia berlari. Takut kalau-kalau penjaga rumah mengetahuinya. Namun sepertinya semesta merestui pelariannya.
Tidak jauh dari langkahnya, dia melihat angkutan umum yang menunggu penumpang. Matanya berbinar melihat secercah harapan untuknya agar bisa cepat menjauh dari rumahnya. Langkahnya makin cepat untuk masuk ke dalam angkutan tersebut. Setelah masuk dan duduk di dalamnya, dia menghela nafas lelahnya. Baginya lari tidaknya melelahkan saat ini, tapi adrenalin yang terpacu saat pelarian adalah sebab lelahnya.
Tidak lama kemudian penumpang angkutan umum tersebut mulai memenuhinya. Kebetulan saat itu pagi hari jadi waktunya orang-orang bepergian untuk belanja ke kota. Berdesak desakkan dengan aroma keringat yang bercampur dari orang-orang di dalamnya adalah seni dalam penggunaan angkutan umum. Yah...nikmati saja.
Anjuran pemerintah mematuhi prokes di tempat umum, memberi keuntungan untuk gadis ini. Dengan memakai masker dia bisa mengurangi polusi aroma keringat dari penumpang yang lain. Dan yang paling utama adalah orang-orang sekitar tidak ada yang mengenali siapa dirinya. Ah, siapa yang tidak mengenalnya. Putri seorang yang sangat disegani di daerah itu. Seorang gadis yang terlahir dari keluarga kaya, terhormat, dan disegani banyak orang karena kebaikan dan kemurahannya.
Walaupun hidup bergelimang harta, keluarga gadis ini adalah keluarga yang suka berderma, suka membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan ini adalah pelajaran berharga untuk membentuk pribadi gadis ini. Gadis lugu yang suka menolong.
**
Angelina Xeena Mahendra adalah putri bungsu dari pasangan suami istri yang bernama Ronan Ahmad Mahendra dan Jasmine Luisa Xeena. Perpaduan ayah yang seorang asli indonesia dengan ibu asli Amerika, melahirkan seorang Angelina menjadi sosok gadis yang sangat cantik. Perawakan yang tinggi semampai dengan kulit putih, hidung mancung dan bermata hitam seperti ayahnya membuat semua orang yang memandang akan terpesona oleh sosoknya.
Siapa yang menyadari kalau Angel masih berumur delapan belas tahun, kalau dia memiliki postur tubuh dengan tinggi seratus enam puluh delapan sentimeter. Sangat tinggi untuk gadis remaja seusia dia.
Ayah Ronan adalah seorang pengusaha properti di Indonesia.Salah satu pengusaha terkenal dan handal di bidangnya. Dan ibu Jasmine ibu rumah tangga yang mengatur dan mengelola segala kebutuhan rumah tangga. Ayah Ronan bertemu dengan ibu Jasmine saat mereka sama-sama menempuh pendidikan di Oxford University. Kemudian setelah menikah mereka tinggal di kota Bogor, kota asal ayah Ronan. Kebetulan ibu Jasmine sangat menyukai panorama pegunungan dan sejuknya hawa pedesaan. Jadi keluarga mereka sudah sangat nyaman hidup di pedesaan.
Angelina memiliki seorang kakak laki-laki bernama David Luis Mahendra. Laki-laki berusia dua puluh enam tahun yang sangat tampan dan sudah pasti secerdas orang tuanya. Kakak David adalah seorang CEO di perusahaan IT di Indonesia. Namanya tentu saja dikenal banyak orang terutama di kalangan pengusaha karena David adalah pengusaha yang cakap di bidangnya. Juga termasuk lulusan terbaik Oxford University, dengan waktu yang cukup singkat untuk mendapatkan gelar sarjananya.
Dan bagaimana seorang Angelina bisa mendapatkan ide untuk melarikan diri dari rumah saat ini? Berawal dari percakapannya dengan salah satu teman sekelasnya yang bernama Alia. Gadis cantik keturunan sunda anak juragan sapi di kampungnya. Sahabat gesreknya Angel di sekolah. Percakapan yang dilakukan di sela pelajaran Biologi saat itu.
“ini nih yang gue demen. Pelajaran biologi tentang alat reproduksi.” Celetuk Lia.
“Emangnya kenapa?” jawab Angelina.
“Yaelah Lince.. kaya ga ngerti aja.” Lia memanggil Angelina dengan nama Lina yang di plesetkan menjadi Lince. Maklumlah..bahasa gaul anak muda sering menghancurkan tatanan bahasa baku indonesia. Tapi mereka anggap ini proses kemajuan mengikuti jaman. “struktur anatomi tubuh manusia dan bagaimana terbentuknya embrio linceee.. seru kan..” Lanjut Alia.
“Apanya yang seru sih..? tanya Angel heran.
“yang seru itu proses awal terbentuknya embrio lince.. cara buat embrionya itu loh yang seru.”
“Emang gimana?” tanya Angel lagi.
“ya elah.. jangan-jangan lu belom pernah liat bokep ya? Tanya Lia penasaran.
“haa.. apa itu bokep?” Angel mode polos.
“hisss.. film tentang cewek cowok berhubungan badan. Kaya bobok bareng gitu loh.”
“Aku sering bobok bareng sama abang David.” Berarti itu sama kaya film itu kan..? Trus buat apa aku nonton, kalau aku udah sering bobok bareng abang.” Nah loh bego apa polos beneran Angel nih..
“Astaga Lince anaknya om Ronan! Lu tu taunya apa sih. Ucap Lia sambil geleng-geleng kepala.
“Gue ga bego-bego amat ya, cuma bingung aja apa hubungannya bokep ama proses terbentuknya embrio."
"ya jelas ada dong, di pilm itu kita bisa tahu gimana ngegunain alat reproduksi kita dengan baik dan benar." (sumpah otor sendiri juga mikir baik dan benar itu gimana ya Alia..?)
" Oh jadi pilm itu adalah panduan ngegunain alat reproduksi kita dengan baik dan benar ya Li?"
"humm.. ntar kapan-kapan gue cariin yang pemainnya hot. Biar bisa jadi bahan referensi kita sekaligus tutor kita dalam penggunaan alat reproduksi kita dengan baik dan benar. Oke ya?" jelas Alia sambil menaikkan satu alisnya.
"Pemain hot?? gue kok tambah bingung ya Li..haduhhh gue ga konek beb, gue pusing..” curhat angel." Lia, papa kemarin bilang sudah jodohin gue sama anak temennya."
“wattt!!!! Elu mau kaw—“
Angel mengangkat tangannya untuk menutup mulut sahabatnya itu sebelum sahabatnya melanjutkan kata-katanya. “Astaga markonah, elu makan toa? Elu mau buat gue jadi bahan gosip anak-anak?”
“Waahhh enak banget lu! Ntar kalo jadi kawin ceritain ke gue malam pertama elu ya! Gimana rasanya disodok, trus sakitnya kaya apa, trus—“
“Woii! Mulut! Apa hubungannya sakit ama malam pertama??” tanya Angel penasaran.
“Wahhh Lince binti Ronan kagak tahu rupanya. Gue kasih tahu ye elu biar cerdas kaya gue. Malam pertama untuk cewek tu sakit banget,,sampe berdarah-darah..” terang Alia.
“Waatt! Sumpe lu! Kok sampe berdarah-darah sih. Hiii engga mau! Sakit banget itu pasti!” jawab Angel takut. Makkkk!! Ga mau kawin!! Rengek Angel ketakutan. “Liiaaa trus gue harus gimana dong. Gue enggak mau kawin Li.. apalagi ama laki kaya gitu.
“emang ama siape sih? Bukan ama Jarwo juragan lele empang kan??” Tanya Alia menggoda.
“Idih ngawur lu keblabasan. Papa jodohin gue ama kakak kelas kita yang udah lulus. Elu masih inget kak Albert? Albert Putra Baskoro anaknye juragan arang di Kalimantan itu loh.”
“batu baraa!! Woiii! Batu bara! Ya udah lah tajir melintir. Elu jadi nikah ama dia seru loh. Acara nikahan elu bakal dilangsungkan tujuh hari tujuh malam, hiburannya semua artis dan penyanyi top seluruh indonesia, belum lagi kalo viral di tipi. Behhh yuk ah poto dulu, ntar kalo lu viral, susah gue kalo mau deketin elu.”
Angel dengan senang hati mengangkat buku yang ada di atas meja untuk dipukulkannya ke lengan Alia, Sampe Alia mengaduh. Angel berpikir bagaimana bisa dia punya sahabat anak juragan sapi dengan tingkah absurd yang menggemaskan. Nyidam apa sih emaknya dulu.
“Elu mau gue dimadu? Elu tau sendiri kan kak Albert itu kaya mana! Dia itu setia! Setiap tikungan ada. Sejak dia sekolah SMA aja udah bejibun ceweknya. Gue takutlah. Trus gue udah bayangin se prof apa kak Albert kalo ama cewek. Dia mah cocoknya ama cewek ngeres kaya elu”
“Iya sih, gue juga kagak mau melayani cowok kaya gitu seumur hidup gue. Amit-amit jabang bayi, untung calon suami gue kagak gitu ya.. oh akang David, eneng rela berdarah-darah kalau itu sama sodokannya akang david.. kalo jadi kawin ama akang, eneng jamin akang kagak sempet naikin celana. “ ujar Alia dengan mata berbinar.
“Gue yang amit-amit dapat ipar kaya elu. Masalahnya gue harus gimana dong li, sedangkan tahu sendiri papa ga semudah itu merubah keputusannya.”
“Kalo gue nih ya, biasanya kalo uring-uringan ama bapak, ama emak, gue bilang mau minggat. Biar tahu rasa mereka nyariin gue. Emang enak kehilangan anak semanis gue, rugilah orang udah digedein gini.”
“Astaga Alia binti juragan sapi! Mana ada minggat ngomong-ngomong! Palingan elu minggatnya ke rumah engkong elu di soreang. Eh, tapi ide elu bagus juga!” Celetuk Angel tiba-tiba. “Tapi kalo gue minggat perginya kemana Liaa..? secara keluarga gue udah pro ama orang tua gue.” Lanjut Angel.
"Ya keluar negri lah, healing-healing di sana, poto-poto trus upload ke instagram biar nambah followers, kali aja dapet endors banyak. Jangan lupa juga buka jastip, lumayan buat nambah tabungan. Sebelum Alia menjawab pertanyaan Angel, guru kelas sudah kembali ke kelas lagi untuk melanjutkan pelajarannya. Pelajaran yang sangat digemari Alia anak juragan sapi yang kayanya kebelet dikawinin.
Saat pulang sekolah tiba, Angel segera berlari ke gerbang sekolah. Di depan gerbang sekolah sudah menunggu mang dadang untuk menjemput dengan mengendarai si pinky kesayangan eneng Angel.
"Mang, kita mampir ke bank dulu ya." ucap Angel cepat.
"Siap neng." jawab mang Dadang.
Angel bermaksud untuk mengambil sejumlah uang untuk modal minggatnya. Dia sudah membayangkan keseruan rasanya lari dari rumah. Saat Angel sampai rumah, dia membuka pintu rumah dengan cepat. Matanya menatap ke seluruh ruangan. Aneh, kenapa sepi? kemana orang-orang?
Lalu dia berjalan menuju dapur untuk mencari pembantu rumah tangga. Saat dia sudah di dapur dan menemukan mbok encum, dia menanyakan keberadaan kedua orang tuanya. Alangkah kagetnya saat mbok encum mengatakan kalau papa mamanya sedang menyiapkan segala sesuatu untuk acara pertunangannya besok.
Oh tidakk!!! Dia harus segera bertindak!!
**
Si pinky kesayangan neng Angel
Dan inilah hasil rapat pleno dengan ahli pembuat masalah, Alia Berliana anak juragan sapi di kampungnya. Angel duduk diam di dalam angkutan umum yang entah akan sampai di mana. Dia sendiri tidak tau, karena yang dipikirkannya saat ini adalah dia harus menjauh dari rumahnya.
Sejak kemarin, dia sudah menyiapkan segala keperluan dan amunisi untuk pelariannya. Sepulang sekolah Angel singgah ke bank untuk mencairkan sejumlah uang sebagai amunisi di perantauannya nanti. Lalu dia membawa tiga baju ganti, boneka barbie nya, id card nya, dan tidak lupa skincare nya. Dengan bermodalkan tiga puluh juta, dia nekat lari dari rumah.
Setelah tiga puluh menit perjalanan sampailah Angel ke terminal bis kota. Dia keluar dari angkutan mini setelah membayar ongkosnya. Saat dia sudah keluar, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat. Angel bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Dia belum memikirkan tempat mana yang ia tuju. Angel berjalan pelan memutari terminal. Bis berjajar dengan rapi untuk mencari penumpang.
Di tengah perjalanannya dia dengar kernet bis berteriak,” Jakarta! Jakarta! Ayo masuk yang mau ke Jakarta! Bis mau berangkat!
Aha.. Jakarta. Iya Jakarta saja, kan ga begitu jauh dari Bogor. Jadi nanti kalau tiba-tiba dia pengen pulang karena kangen mama papa, dia ga perlu makan waktu lama untuk naik kendaraan umum. Ah..Angel, belum juga sehari minggat sudah ingat pulang. Ini nih, hasil intervensi anaknya juragan sapi di kampung Bojong Jaya yang suka kaburan di rumah engkongnya di Soreang.
Masuklah Angel ke bis yang akan membawanya ke ibukota. Di dalam bis, Angel duduk manis sambil memegang ponselnya. Dia sudah berselancar ria membuka aplikasi pencarian hotel di Jakarta. Melihat dan memilih salah satu hotel terbaik yang akan dia tempati sementara. Setelah menemukan hotel yang dia inginkan, terjadinya transaksi pembayaran melalui E banking.
Setelah menyelesaikan semua hal yang diperlukan saat sampai di Jakarta nanti, dia sejenak menutup matanya untuk beristirahat. Menikmati perjalanan sambil menutup telinganya dengan handsfree, dia sudah membayangkan kegiatan apa saja yang akan dilakukannya di ibukota nanti.
Tiga jam setelahnya. Bis yang membawanya sudah sampai di terminal kota Jakarta. Kemudian dia turun, dan celingukan mencari taksi online yang sudah dipesannya melalui aplikasi. Beberapa saat dia menunggu di depan pintu masuk terminal, akhirnya taksi online pun menemukannya. Dia masuk ke mobil lalu duduk manis di kursi penumpang untuk menuju ke hotel pesanannya dengan senyum berseri.
Empat puluh menit kemudian taksi online yang dinaiki Angel sudah sampai ke tempat tujuan. Salah satu Hotel bintang lima pilihan Angel ada di pusat kota Jakarta. Hotel yang masih satu kawasan sama salah satu mall terbesar di Jakarta. Jadi saat dia merasa bosan dia berpikir untuk jalan-jalan keliling mall untuk sekedar makan es krim di foodcourt mall. Bahkan Angel sudah memikirkan membeli oleh-oleh untuk Alia setelah dia kembali dari pelariannya. Tentunya harga kamar permalam nya lumayan mahal. Lima juta rupiah permalam, dia booking selama tiga hari, tidak masalah untuk Angel. Dia sudah terbiasa menggunakan segala fasilitas mewah semenjak kecil, jadi tidak ada kecanggungan saat dia memasuki hotel. Namun alangkah terkejutnya saat di lobby hotel dia melihat abangnya.
**
Beberapa jam yang lalu, semenjak kepergian Angel
Keriuhan para pelayan dan beberapa penjaga rumah sedang sibuk menerima perintah dari seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik. “bik Siti jangan lupa rendangnya di taruh di beberapa piring ya. Mang Dadang, tolong guci di sana taruh pojok saja biar tidak mengganggu orang jalan. Oh ya bunga mawar putih kesukaan Angel taruh di semua meja ya. Dan bla,bla,bla,”
“Mah, jas nya papa sudah siap kan? Ayo kita cepat bersiap. Biar semua serahkan sama bik encum untuk menata semua hidangan, dan mang Dadang yang akan mengawasi dekorasi.” Ucap papa Ronan.
“iya pah, biar mama persiapkan Angel dulu ya.”
Mama Jasmine berjalan menaiki tangga menuju kamar putrinya, Angel. Setelah membuka pintu kamar, mama Jasmine segera masuk ke kamar. Menatap ke segala sudut ruangan untuk mencari keberadaan putrinya. Namun yang dilihatnya adalah untaian sprei yang diikatkan ke kaki meja dan dijuntaikan ke luar jendela.
“Ya ampun Angel!!! “ Teriak mama Jasmine. “pah! Papa!! Angel pa!!”
Mendengar teriakan istrinya, papa Ronan berlari cepat menuju kamar putrinya. Saat masuk kamar Angel, dia menjumpai istrinya duduk di tepi ranjang dengan terisak. “Apa yang terjadi ma?” tanya papa Ronan. Tidak mendapat jawaban dari istrinya, dia sudah melihat juntaian sprei di jendela. “Astaga Angel, apa yang sudah kamu lakukan.” Desis papa Ronan geram.
“Pa, apa yang harus kita lakukan? Angel melarikan diri pa.. sedangkan acara pertunangan tinggal menunggu jam.”
“Tenang ma, tenangkan diri mama. Papa akan mencarinya.” Sahut papa Ronan. Kemudian papa Ronan merogoh ponsel di saku celana panjangnya. Dia menghubungi putranya David. Dia harus segera menemukan Angel agar semua rencana dapat terlaksana dengan lancar. Setelah beberapa waktu sambungan telepon terhubung dengan putranya David, papa Ronan menceritakan apa yang sudah terjadi. Setelah David mendengar cerita papanya, dia bilang kalau dia yang akan mengatasi semuanya.
Hal pertama yang David pikirkan adalah Alia sahabatnya Angel di sekolah. David ingat kalau adiknya selalu berceloteh ria menceritakan tentang keabsurd an sahabatnya. David merasa kalau Alia pasti tau dimana adiknya berada saat ini. Tak menunggu lama, David mengambil ponselnya dan menghubungi mang Dadang, supir yang wira wiri mengantarkan adiknya kemanapun dia pergi. Setelah mengetahui alamat rumah Alia dari mang Dadang, David keluar dari kantornya untuk segera mendatangi rumah Alia.
Tidak memerlukan waktu lama untuk bisa menemukan rumah Alia. Karena sekalinya bertanya pada salah satu warga kampung, David sudah langsung menemukan rumah yang ingin dituju. Siapa sih yang tidak tau juragan sapi terkaya di kampung, pak haji Sofian. Sesampainya di halaman rumah Alia yang besar, David memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu rumah Alia.
Tok, tok, tok!
Cekrek.. pintu dibuka dari dalam.
David dapat melihat seorang gadis bertubuh langsung dengan tinggi sekitar seratus enam puluh lima sentimeter, berkulit putih dan berambut panjang yang dikuncir asal, memakai celana jeans panjang dan kaos putih ketat. Terlihat sangat...manis. David hanya menatap dingin dan amarah tersembunyi untuk gadis di hadapannya. Pikirannya sudah berkecamuk untuk segera menemukan adiknya.
**
Ini bentukannya si neng Alia yang abis bantuin emaknya cabutin uban.
Sedangkan gadis yang baru saja membuka pintu rumahnya terkejut dan tertegun, dengan mulut yang sedikit menganga.
"Omegot! Calon suamiku datang!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!