"Aleia! hentikan mobilnya!!" pekik Diora dengan raut wajahnya yang terlihat sangat cemas, dia bahkan mengguncang tubuh Aleia yang tengah menyetir.
Namun Aleia tak mau dengar kata-kata itu, dia terus melajukan mobil bahkan menambah kecepatan, keluar dari halaman rumah Diora dan segera masuk ke jalan raya.
Tujuannya kini hanyalah 1, mendatangi perusahaan Bright Kingdom dan menemui Arkan. Menemui sang sahabat sekaligus cinta pertamanya itu. Mengatakan bahwa anak yang seminggu lalu dilahirkan oleh Diora-istri Arkan bukanlah anak kandung Arkan, melainkan anak pria lain, Jack yang sejatinya adalah musuh Arkan dalam dunia bisnis.
Mengetahui fakta ini benar-benar membuat hati Aleia sakit. Dia telah mencintai Arkan sejak lama. Sejak mereka sama-sama duduk di bangku kuliah. Namun Diora merebut cintanya dengan cara menjijikkan. Mengatur one night stand dan mengaku hamil.
Tak peduli tentang perasaannya, tak peduli dengan persahabatan mereka bertiga yang telah terjalin sejak lama.
Namun ternyata Diora tega menusuknya dari belakang. Anak itu bukanlah anak Arkan, Diora telah hamil lebih dulu dengan Jack. Namun Jack tak mau bertanggung jawab dan Diora menumpahkan semua kesalahan itu pada Arkan.
Aleia mengetahui itu semua beberapa saat lalu, saat dia hendak berkunjung melihat baby Bryan. Namun alangkah terkejutnya dia ketika malah mendengar pembicaraan Diora dan Jack dalam sambungan telepon.
'Aku tidak butuh tanggungjawabmu lagi Jack, jadi jangan pernah ganggu rumah tanggaku dengan Arkan. Lupakan bahwa baby Bryan adalah anakmu.'
Mendengar itu, amarah Aleia tak lagi bisa ditahan. Dia segera berlari keluar, namun Diora menyadari keberadaannya.
Dan berakhir kini kedua wanita itu berada di dalam mobil yang melaju dengan kencang.
"Aleia!! aku bilang BERHENTI!" Diora menyentuh kemudi, memutarnya ke kiri hingga membuat mobil itu berpindah jalur dengan cepat, laju tak stabil dan hampir menabrak pembatas jalan.
"Cukup Diora! aku tidak akan membiarkan mu membodohi Arkan lebih lama! kamu tahu sejak dulu aku mencintai dia! tapi WHY? kenapa kamu malah bersandiwara semenjijikkan ini!" marah Aleia, tidak, dia tidak akan membiarkan bangkai busuk ini tersimpan lebih lama.
Dia akan utarakan semuanya pada Arkan.
"Aku tidak peduli dengan masa lalu, aku tidak peduli dengan perasaanmu! tapi sekarang Arkan adalah suamiku! jangan coba-coba untuk menceritakan semuanya pada Arkan! BERHENTI!!"
Brug! Aleia mendorong tubuh Diora hingga terjatuh membentur pintu mobil. Sementara dia semakin menambah kecepatan laju mobilnya, menyalip beberapa pengendara yang lain sampai menemukan jalur yang sepi.
"Kurang ajar! Berhenti ALEIA! aku akan membunuhmu jika kamu tetap berusaha mengatakannya pada Arkan! Aku tidak akan membiarkan mu menghancurkan hidupku!" pekik Diora dengan sangat geram.
Dia kembali menarik tangan Aleia untuk melepas kemudi, sementara 1 kakinya coba untuk menekan rem mobil ini. Namun ternyata kakinya meleset dan malah menekan kaki Aleia di pedal Gas.
Mobil hilang kendali dan akhirnya benar-benar menabrak pembatas jalan dengan sangat keras.
BRAK!!
Mobil itu terpelanting lalu jatuh ringsek.
BRAK!
Waktu seperti berhenti berdetik bagi Aleia dan Diora. Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan kini mobil itu telah terbalik. Bahan bakar mulai keluar dan terkena percikan api dan mesin, menimbulkan api kecil yang berangsur jadi membesar.
Aleia dan Diora tak bisa melakukan apapun selain bernafas. Lalu sama-sama terbangun saat mencium aroma terbakar yang sangat menyengat. Sementara di jalanan hanya ada mereka. Tak ada seorang pun yang melewati jalur ini. Seolah tuhan telah merencanakan kematian mereka berdua.
Tidak, aku tidak boleh mati. Batin Aleia diantara kedua matanya yang telah sayu. Pintu nya telah terbuka dan dia bisa keluar dengan mudah, sementara Diora kakinya terjepit, pintunya terkunci.
Aleia merayap di jalanan yang panas, menarik tubuhnya sendiri yang terasa berat. Sadar Diora masih ada di dalam mobil sana dia pun menghentikan semua pergerakan. Menatap Diora yang seperti sudah tak sadarkan diri.
Perhatian Aleia kemudian teralihkan pada api membara di bagian depan mobil.
Mungkin saat itu Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora, namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
DUAR!!
Ledakan dahsyat pun tak terhindarkan. Aleia menjatuhkan tubuhnya di jalanan. Merasakan panas yang seperti memeluk tubuhnya.
Diora dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan itu sementara Aleia masih dalam keadaan kritis di rumah sakit.
Arkan sangat syok atas kecelakaan yang menewaskan sang istri. Untuk pertama kalinya di dalam hidup akhirnya pria berwajah dingin itu menjatuhkan air matanya. Memeluk sang anak yang telah ditinggal sang ibu erat di dalam dekapan.
Berdiri di samping pusara sang istri, merasakan elusan lembut dari ibunya-Elma.
"Diora sudah beristirahat dengan tenang Ar, ayo kita pulang," ucap wanita paruh baya itu. Dia sama terpukulnya. Terlebih tiap kali melihat keadaan sang cucu. Baby Bryan jelas sangat kehilangan ibunya, satu-satunya sentuhan yang selalu membuatnya tenang.
"Ayo," ajak Danu pula, dia adalah ayah Arkan.
Keluarga itu akhirnya meninggalkan pemakaman.
Dan sehari setelah pemakaman Diora, Aleia yang masih terbaring lemah di rumah sakit meminta kepada sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan.
Permintaan wanita itu tentu saja disambut keterkejutan oleh seluruh anggota keluarganya. Alex Carter sang ayah bahkan sampai tergugu, tak mampu langsung menjawab.
Sementara ibunya yang bernama Jia seketika lemas tubuhnya dan terduduk di pinggir ranjang perawatan sang anak.
Dua adiknya Aaron dan Arion pun hanya mampu terdiam.
Pernikahan ini jelas bukan sesuatu yang mudah, terlebih bagi Arkan yang baru saja ditinggal oleh sang istri.
"Sebelum Diora meninggal, dia ingin aku menjaga baby Bryan," ucap Aleia dengan lirih, mencari alasan yang tepat, untuk menutupi rasanya pada Arkan yang masih menggebu hingga kini. Bagi Aleia sekarang adalah kesempatannya untuk bisa memiliki pria itu.
Meski harus memanfaatkan tentang kematian Diora dan baby Bryan sekaligus.
Saat mengatakan kalimat itu pun tatapan Aleia terlihat kosong, seolah kembali mengingat kecelakaan dahsyat yang beberapa hari lalu terjadi di antara dia dan mendiang Diora.
Alex dan Jia membuang nafasnya pelan, sangat mengerti jika Aleia akan dengan suka rela mengambil beban itu. Mengingat selama ini Aleia dan Diora bersahabat dekat.
Dan baby Bryan juga adalah korban.
"Aku mohon Dad, atur pernikahan ku dengan Arkan. Dia pasti menolak, tapi aku mohon daddy mengupayakan segala cara untuk membuat pernikahan ini terjadi. Aku tidak ingin baby Bryan jatuh ke pengasuhan orang yang salah. Aku tidak ingin mengingkari keinginan Diora yang terakhir." mohon Aleia, dia menangis.
Sangat pilu di mata semua orang.
"Baiklah, daddy akan bicarakan ini dengan Arkan," ucap Alex, tanpa banyak bicara dan bertanya lebih, dia langsung mengiyakan keinginan sang anak. Aleia Carter, putri satu-satunya di keluarga Carter. Putri yang sangat Alex sayangi.
Jangankan tentang pernikahan ini, andai Aleia meminta hal yang lebih tak masuk akal pun akan tetap dia turuti.
Hari itu juga tepat jam 2 siang, Alex mendatangi rumah Arkan Bright. Mengucapkan bela sungkawa dan mengutarakan niatnya untuk datang kesini.
Tentang menawarkan pernikahan diantara Arkan dan Aleia.
"Menikahkan dengan Aleia, dia akan jadi ibu pengganti untuk Bryan."
Arkan tercengang.
Mendengar itu Arkan menggelengkan kepalanya pelan, sudut bibirnya pun terangkat membentuk sebuah senyum miris.
Bagaimana bisa dia menikah disaat makam mendiang sang istri masih basah.
"Maaf Tuan Alex, saya tidak bisa melakukan itu. Saya tidak akan menikah dengan Aleia."
"Maaf Arkan, sebelumnya aku belum memberitahumu, tapi ini bukanlah negosiasi. Aku tidak mau ada penolakan." terang Alex, bicara dengan suaranya yang sangat dingin dan penuh intimidasi.
Tahu jika Arkan akan menolak, maka Alex sudah bicara bisnis sejak awal. Tentang menarik semua investasi yang telah dia berikan, juga bahkan menjual sahamnya beserta koalisinya di dalam perusahaan Bright Kingdom pada perusahaan pesaing BK.
Juga tentang kecelakaan itu yang jelas adalah kesalahan Diora. Kamera cctv, rekaman black box semua jelas tertuju kesalahan Diora.
Jika Alex mau memperpanjang kasus ini, maka Arkan lah yang akan merugi. Diora pun akan dikenal buruk dalam kematiannya.
Dan mendengar itu semua Arkan tak berkutik, dia hanya mampu mengepalkan kedua tangannya eray. Arkan memang diam, namun amarah di dalam dirinya sudah seperti tak terkendali.
Dari data memang Diora yang salah, tapi pasti ada alasan kenapa istrinya melakukan itu? dan hingga kini Arkan masih beranggapan bahwa Aleia lah yang menyebabkan istrinya meninggal.
Dan tiba-tiba Aleia melalui ayahnya menawarkan sebuah pernikahan yang tak bisa ia tolak.
"1 minggu lagi, pernikahan mu dengan putriku akan di gelar," ucap Alex, tak bisa dibantah.
"Baiklah, saya akan ikuti keinginan Anda," balas Arkan, dengan sorot matanya yang seolah mati rasa.
Pernikahan diantara Aleia dan Arkan pun akhirnya benar-benar terjadi.
Hanya pemberkatan dan tidak ada pesta yang meriah. Hanya dihadiri oleh kedua pihak keluarga. Namun pagi itu cuaca begitu cerah. Seperti Tuhan telah memberikan restu pada pernikahan mereka.
Selama ini Aleia bekerja sebagai manajer di perusahaan wedding organizer milik sang ibu. Aleia hanya tinggal menunggu hari untuk menjadi CEO di perusahaan itu.
Terbiasa menciptakan pernikahan mewah untuk orang lain, namun nyatanya untuk pernikahannya sendiri yang digelar seadanya. mengingat waktu di antara mereka tengah berbela sungkawa.
Tapi Aleia tidak merasa bersedih sedikit pun tentang hal itu, dia tetap merasa bersyukur tentang hari ini, karena pada akhirnya dia bisa memiliki cintanya, Arkan.
Aleia bahkan terlihat sangat cantik hari ini dengan gaun putih yang dia kenakan. Membalut tubuhnya dengan begitu pas. Gaun itu menjuntai begitu panjang dan membuatnya terlihat semakin anggun.
Aleia terlihat sangat sempurna di hari paling bahagia dalam hidupnya.
Sebelum keluar untuk pemberkatan, Arkan masuk ke ruangan sang pengantin wanita. Nanti mereka akan berjalan bersama menuju altar pernikahan.
Melihat Arkan datang, Aleia tersenyum, senyum yang sangat manis.
"Apa kamu bahagia?" tanya Arkan setelah dia berdiri tegak di hadapan sang calon pengantin. bertanya dengan raut wajahnya yang terlihat tak ada minat. Sedikit pun tidak merasa terpesona dengan kecantikan calon istri barunya.
Yang ada hanyalah kebencian yang semakin menumpuk.
Arkan bahkan sangat membenci senyum itu. Hingga detik ini dia masih sangat yakin jika Aleia adalah penyebab istrinya meninggal. Penyebab anaknya kehilangan sosok sang ibu disaat usianya belum ada 1 bulan. Penyebab cintanya mati.
Saat ini adalah titik terburuk dalam hidup pria itu.
"Tentu saja aku bahagia Ar, ini hari pernikahan kita." balas Aleia dengan ceria, senyumnya merekah.
"Kamu sudah melupakan Diora? mendiang istriku, sahabat mu."
"Dia akan bahagia melihat kita, Ar. Pernikahan ini adalah inginnya."
"Ternyata benar apa yang diucapkan Diora saat dia masih hidup dulu."
"Apa yang dia katakan."
"Jika kami berpisah pasti penyebabnya adalah kamu, karena kamu sudah sejak lama mencintai aku."
Deg! Aleia tersentak. Seketika tubuhnya gemetar, mendengar ucapan Arkan yang menusuknya tepat di ulu hati. keringat dingin pun mulai memenuhi Kedua telapak tangannya. Aleia menggenggam tangannya sendiri, tidak ingin terlihat lemah.
Tak juga ingin mengutarakan tentang kebenaran di balik kecelakaan itu. Tentang baby Bryan, tentang Diora dan Jack dan tentang perasaannya sendiri.
Bagaimanapun kini hanya baby Bryan lah yang bisa menyatukan mereka, maka Aleia pun akan menyembunyikan rahasia besar ini selamanya.
Dengan susah payah Aleia coba kembali tersenyum.
"Percayalah Ar, aku melakukannya bukan untuk mu, tapi demi baby Bryan," kilah Aleia. Saat mengatakan itu Aleia membenahi rambutnya ke belakang telinga, padaha rambut itu sudah rapi sejak awal.
Dan Arkan tersenyum miring mendengar itu. Tak peduli pada apapun yang diucapkan oleh Aleia, kini di hatinya hanya ada benci dan dendam.
Dan melihat Arkan yang diam saja membuat Aleia akhirnya kembali buka suara ...
"Ternyata kalian banyak membicarakan aku ya," ucap Aleia, dia menunduk seolah malu-malu.
Membuat Arkan jadi semakin geram.
Senyum Aleia hari itu sangat dibenci oleh Arkan, di dalam hatinya Arkan berjanji akan membuat pernikahan ini seperti di neraka untuk Aleia.
Tepat di jam 9 pagi acara pemberkatan itu pun berlangsung. Dengan senyum yang terukir begitu indah di wajahnya Aleia memeluk lengan Arkan melewati ribuan kelopak bunga mawar merah, sampai akhirnya mereka berdua berdiri di altar pernikahan.
Bersama-sama mengucapkan janji suci pernikahan untuk sehidup semati selalu bersama. di akhir pengucapan janji suci itu, Elma-ibunya Arkan menyerahkan baby Bryan pada ibu sambungnya.
Aleia menggendong bayi mungil itu dengan tangannya yang gemetar. Saat melihat wajah tanpa dosa baby Bryan seketika jantungnya berdenyut nyeri, seketika merasa bersalah luar biasa karena hari itu dia tidak berusaha untuk menyelamatkan Diora.
Maafkan mommy Bryan, maafkan mommy, mommy akan benar-benar menyayangi mu sayang. Mommy janji. Batin Aleia.
Di hari paling bersejarah itu, 2 insan mengucapkan 1 janji namun dengan tujuan hidup yang berbeda.
Aleia yang akan berusaha membuat pernikahan ini berhasil dan Arkan yang akan membuat pernikahan ini layaknya neraka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!