Hari ini pertama masuk sekolah menengah, hari pertama pengenalan diri dan alamat rumah.
"Halo semua namaku Raka Randika , alamat saya Candiroto dan semoga kita bisa berteman baik, terimakasih."
Itulah pertama perkenalan di kelas dan dilanjutkan yang lainya. Karena ini pertama masuk sekolah baru, semua anak kelas 10 belum belajar dan masih seputar saling pengenalan diri.
Selanjutnya pengenalan dari senior anggota OSIS, dilanjutkan pengumuman acara MOS. Hanya itu hari pertama sekolah dan langsung pulang.
"Gimana hari pertama di sekolah dek?"
Sampai dirumah langsung di tanya sama kakaknya, nama kakak Raka adalah Bima Randika.
"Biasa lah kak saling mengenalkan diri," jawab Raka.
"Eh iya, mas kok sudah pulang jam segini?" lanjut Raka bertanya ke kakaknya, Raka sedikit bingung karena tidak biasanya Bima sudah pulang di jam 10 pagi.
"Oh iya sini duduk dulu mas mau bicara sama kamu!"
Suara Bima sedikit tegas, setelah itu mereka duduk saling berhadapan di ruang tengah.
"Begini dek, ayah kan sudah berangkat dulu ke Amerika bersama ibu untuk bekerja di sana, dan rencananya, mas mau ikut mereka kerja di sana,"
Deg!
Raka kaget, ini yang dia takutkan selama ini, setengah tahun yang lalu bapak dan ibunya pamit ke Amerika untuk bekerja di sana, karena gaji di sana katanya lebih besar. Dulu sebenarnya mereka keluarga yang cukup mampu di daerah sini. Setahun yang lalu usaha mereka mengalami kegagalan dan akhirnya meninggalkan hutang di bank yang lumayan banyak. Akhirnya ayah dan ibunya memutuskan untuk mencari uang di luar negeri untuk melunasi hutangnya.
Kembali ke masa sekarang.
"Loh kok mas ikutan ke sana, terus aku di sini sendirian?"
Bukan masalah Raka takut di rumah sendiri, cuma ya hanya kakaknya yang selalu bantu dia selama ini, setelah ayah ibunya berangkat ke luar negeri.
"Ya mau bagaimana lagi dek, ini kan juga demi kita semua, dan yang paling penting kamu bisa melanjutkan sekolah kamu dengan benar. Pokoknya kamu ingat kata mas ya, lanjutkan sekolahmu dan kalau kuliah masuk jurusan bisnis, supaya kelak kamu mengerti cara berbisnis dengan benar hehe,,"
Raka bingung dengan kata-kata kakanya tapi walaupun sedih akan di tinggal kakaknya dia tetap tersenyum sebelum menjawab "pasti lah mas, adekmu ini akan berusaha supaya keluarga kita kembali seperti dulu dan mungkin lebih sukses dari sebelumnya," Raka menjawab penuh semangat.
"hahaha dasar adek mas ini ya, tapi mas selalu bangga sama kamu, ya sudah sana ganti pakaian dulu!"
Setelah selesai bicara, Raka langsung pergi ke kamar dan ganti pakaian.
Seminggu kemudian Raka di tinggal kakaknya, dan sekarang dirumah sendiri. Terasa sepi sekali di rumah tak ada yang di ajak bicara.
"Eh kenapa aku gak ajak Deni tinggal di sini saja ya dari pada di kos," Raka berfikir dalam hati dan langsung saja dia hubungi Deni, untuk tinggal di rumahnya dan menemani disini. Deni kaget dan senang setelah Raka nelfon dan mengajaknya tinggal dirumahnya.
Setelah menjelaskan dan menerima alamat Raka, tak lama kemudian Deni datang memakai motor beat dan semua barang-barangnya di bawa. Deni pun kaget karena ternyata rumah si Raka yang terlihat cukup besar, ada juga di garasi rumahnya sebuah mobil honda Brio. Ini yang membuat Deni kaget, karena Raka selalu berangkat sekolah jalan kaki karena rumahnya deket dari sekolah.
"Assallamuallaikum." Deni masuk rumah.
"Waallaikum sallam, ayo biasa saja sini masuk anggap saja rumah sendiri bro. Oh iya mau pakai kamar yang mana silahkan pilih sendiri," jawab Raka.
"Ah gak enak, mendingan aku sekamar sama kamu saja ya," jawab Deni.
"Yah terserah kamu saja, kalau mau makan atau minum ambil sendiri saja, gak usah manja oke haha,"
"Siyap bro, lagian aku kan disini bukan majikan hahaha,"
Tak terasa malam pun tiba, setelah bercanda dan Deni memasukan semua barangnya kedalam lemari mereka makan malam dan belajar langsung tertidur karena lelah.
Pagi keesokan harinya mereka mandi ganti pakaian dan langsung berangkat kesekolah.
"Eh bro kenapa kita gak naik mobil saja, pasti banyak cewek yang gak berkedip lihatin kita hahaha," Deni menyarankan.
Raka balas senyum dan menjawab "gak lah bro, lagian malu rumah kita kan dekat, eh jangan bilang siapapun ya kalau aku punya mobil, aku gak mau punya teman yang gak tulus karena mendekati aku cuma pas aku kelihatan punya saja.."
"Haha santai saja bro, ya sudah ayo kita berangkat nanti telat di marahin satpam lagi!!" jawab Deni masih ingat waktu pertama masuk sekolah dia telat, padahal pertama masuk kan belum ada pelajaran. Walaupun seperti itu satpam tetap marahin dia.
"Itukan kamu saja aku sih kagak hahaha," mereka tertawa dan melangkah kesekolah bersama, kebiasaan Raka tidak sarapan membuat Deni ikutan tidak sarapan.
Hari ini dan hari berikutnya biasa saja, mereka sibuk belajar dan belajar, karena Deni suka nongkrong dulu dan menggoda wanita dia sering pulang agak malam. Tak terasa sudah 3 bulan sekolah.
Pada siang itu pukul 12.45 WIB, ada sebuah mobil mewah masuk dan berhenti di depan kantor kepala sekolah, keluarlah seorang lelaki setengah baya dengan jas hitam mewah bersama seorang wanita muda sekitar usia 16 tahun. Kedua orang ini tampak asing karena berkulit bersih, dan seperti bukan orang Indonesia.
"Assallamuallaikum.." mereka bicara bareng sambil masuk ke kantor kepala sekolah.
"Waallaikum sallam," jawab kepala sekolah langsung berdiri sambil menatap kedua orang itu dari atas kebawah. "Silahkan masuk dan duduk tuan!!" Sambut kepala sekolah sambil tersenyum.
"Terimakasih," balas tuan tadi dan mereka bertika duduk dan membicarakan hal-hal berikutnya. Ternyata wanita tadi bersama keluarga baru pulang dari Jepang dan rencana mau menetap di indonesia.
Pagi berikutnya setelah masuk sekolah sebelum guru datang, siswa dan siswi SMA, berisik dan agak bising.
Tiba-tiba dengar suara seorang wanita mengucap salam "assallamuallaikum??"
"Waallaikum sallam," jawab mereka sebagian. Tapi sebagian lainya hanya menatap dengan takjup kecantikan wanita tersebut. Wanita berkulit bersih, mulus, badan ****, siapapun pasti takjup. Banyak lelaki melemparkan pandangan gilanya, termasuk Deni. Banyak juga wanita menatap dengan iri dan penasaran.
"oh jadi kamu murid baru yang di ceritakan di grup kelas ya??" Tanya Deni, dia kan biasa kalau ada wanita cantik langsung dikejar.
"Em iya." jawab wanita tersebut pada Deni.
"Perkenalkan semuanya nama saya Angelica Jonson, panggil saja Angel.." lanjut Angel dengan senyum.
"Sini Angel duduk di sebelahku ada bangku kosong!!" ujar Deni lagi. Padahal masih ada bangku kosong lainya yang duduk bareng cewek. Tapi Deni kan gak mungkin membiarkan kesempatan langka seperti ini hilang begitu saja.
Tiba-tiba guru datang, guru bahasa Indonesia adalah wanita yang cantik juga karena baru lulus S1 dan masih melanjutkan S2 nya. "Assallamuallaikum??" guru masuk.
"Waallaikum sallam.." jawab murid-murid.
"Oh kamu pasti murid baru yang di ceritakan kepala sekolah kan??" Tanya guru ke Angel.
"Iya bu" jawab angel.
"Panggil saja saya bu Saras, eh iya kamu belum dapat tepat duduk kan, kamu duduk di sebelah Susi ya, dia kan duduk sendiri!!" guru melanjutakan sambil tersenyum dan menunjuk Susi.
"Ah bu Saras mending duduk sebelahku saja bu hehe" pinta Deni dengan senyuman buaya.
"Hus kamu diam saja, sana kamu duduk sebelah Susi saja!!" Ujar guru ke Angel.
"Iya bu.." jawab Angel senyum dan langsung berjalan dan duduk di sebelah Susi.
"Perkenalkan nama saya Susi.," sapa Susi.
"Iya hem..." mereka berjabat tangan dan ngobrol sebentar, karena langsung mengikuti pelajaran.
Pas jam istirahat pertama setelah guru keluar dari kelas, banyak yang ke kantin, tapi Susi dan Angel tetap di dalam kelas karena mereka belum lapar. Susi dan Angel mulai saling terbuka dan mulai bercakap-cakap tentang alamat rumah, hobi dan lainya. Raka sudah kekantin karena tiap pagi hampir tidak pernah sarapan. Deni yang awalnya lapar, karena murid baru yang sangat cantik dan menawan, dia akhirnya tetap di kelas dan mendekati Angel dan Susi.
Berbeda dengan Raka yang agak cuek dengan wanita, karena dari kecil hingga sekarang yang dia tahu hanya belajar dan belajar, berbeda dengan Deni yang seneng banget gombalin wanita.
"Halo Angel??" sapa Deni sambil mendekat dan mengambil kursi untuk duduk di dekat mereka.
"Cuma Angel saja yang di sapa??" Kata Susi cemberut, maklum lah dia suka sama Deni, tapi selalu di abaikan. Lah ini cowok idamanya palah cuman nyapa murid baru, pasti hatinya pahit.
"Ah kamu kan sudah kenal lama,." jawab Deni menatap Susi sebentar terus balik ke Angel yang cuma senyum dan mengangguk saja.
"Eh kamu katanya dari Jepang, tapi kok langsung bisa bahasa Indo??" Lanjut Deni.
"Jadi begini....." ternyata Angelica ke Jepang kelas 5 SD, karena orang tuanya menjalankan bisnis di sana. Setelah bisnisnya sukses, mereka akhirnya pulang ke Indo, tapi di sana ada bawahan yang menjalankan bisnisnya, jadi ayahnya bolak balik ke Jepang untuk survei bisnis saja. Karena Angel di lahirkan di Indo, dia meminta ayah dan ibunya untuk balik dan kembali sekolah di Indo saja. Orang tua Angel sangat menyayangi putrinya dan selalu mengabulkan permintaanya.
Setelah mereka bicara dan cerita panjang lebar, Deni menjadi sedikit minder. Ternyata wanita cantik ini sangat kaya. Setelah basa-basi sebentar tiba-tiba ada yang menepuk bahu Deni.
"Hoy, gak lapar ya tadi kan gak sarapan??" suara datang tiba-tiba ternyata Raka. Raka sebenarnya sangat tampan, cuma cuek dengan wanita, jadi jarang sekali dia dekat dengan gadis. Padahal banyak gadis di kelasnya yang mendamba dia.
"Oh kamu Angel ya??" Lanjut Raka sambil menatap Angel.
Deni menyenggol-nyenggol temanya, sepertinya mengingatkan kalau Angel bukan wanita yang mudah di dekati.
Tapi Raka cuek saja karena dia tak ada niatan deketin Angel.
Angel cuma mengangguk dan senyum, sebenarnya dia sudah memandang Raka dari pertama masuk kelas. Di antara semua yang memandang kagum padanya, cuma Raka saja yang cuek dan biasa saja.
"Eh Raka..." sapa Susi yang juga sebenarnya penasaran dengan Raka yang selalu cuek.
"Iya Sus.." sambil senyum menghadap Susi, Raka menjawab.
"Eh iya, ini kan hari pertama saya masuk sekolah dan pengenalan dengan teman-teman, bagaimana kalau saya traktir kalian makan, kayaknya saya masih ingat rumah makan CEKER LOMBOK IJO di Parakan??" ajak Angel ke teman-teman di dalam kelas.
"Wah asik..." jawab teman di kelasnya.
"Iya ayo sore ini saja sekalian!!" balas yang lain.
"Aku ikutan ya Ngel!!"
"Aku juga ya.."
Semua teman sekelasnya menjadi rame dan mendekat, dan hanya Raka yang palah menjauh.
"Oke kalian semua boleh ikutan kok..," jawab Angel senyum, tapi dia juga penasaran kenapa Raka palah menjauh.
"Kamu ikut kan Raka??" Tanya Angel.
"Dia jarang makan bareng-bareng hahaha..." Deni yang menjawab. Raka cuma tersenyum saja dan mengangguk, setelah itu dia balik dan kembali ke tempat duduknya.
Bell masuk kelas berbunyi dan semua kembali ketempat duduknya masing-masing.
Tak terasa siang pun tiba dan bell pulang berbunyi, semua siswa dan siswi berhamburan keluar. Di depan sekolah sudah ada 8 mobil pajero sport menunggu, sepertinya sudah di siapkan oleh Angel buat membawa teman-temanya ke rumah makan. Banyak tatapan iri dari siswa kelas lain, kenapa bukan kelas mereka yang ada murid sekaya itu.
Semua teman sekelas masuk ke mobil dengan sangat senang, sekitar 15 menit perjalanan mereka sudah sampai di tempat.
Sopir langsung turun dan membukakan pintu seperti di film-film luar negri.
"Wao Angel kamu luar biasa..." banyak dari siswa yang bangga.
Angel hanya tersenyum sebelum berkata "ayo semuanya masuk, semua sudah di siapkan khusus untuk kita, semua rumah makan ini sudah saya sewa,..".
"Wah tidak menyangka ya di sekolah kita ada murid yang benar-benar dari keluarga papan atas, tidak hanya di Jakarta saja..." kata salah satu teman sekelas dengan bangga.
"Hehe ini semua yang memberikan ayah saya, jadi yang luar biasa ayah dong bukan saya..." balas Angel senyum.
"Tetap saja kamu anaknya hehe..." kata temanya yang lain.
Mereka langsung masuk, dan benar saja semua pelayan sudah menyiapkan serangkaian buku menu dan menyambut dengan senyum cerah.
"Selamat datang silahkan duduk dan pesan sesuai selera anda...??" pelayan menyambut mereka dengan suka cita.
Tak terasa sejam berlalu dan semua sudah selesai makan, selanjutnya mereka di antar pulang kerumah masing-masing dengan mobil pajero sport.
Dirumah Raka terdengar suara klakson mobil dan suara mobil masuk ke halaman rumah. Raka keluar di sambut pajero putih, keluarlah Deni, Angel, dan juga Susi. Yang paling kaget adalah Susi, karena mengira Raka hanya cowok biasa saja, sekolahpun selalu jalan kaki. Tanpa di duga keluarga Raka memiliki rumah yang sangat mewah.
Mereka bertiga pun di persilahkan masuk, cuma sopir saja yang menunggu di dalam mobil, karena sungkan mau masuk ke rumah Raka.
"Gak nyangka ya, Raka Randika yang terlihat polos ternyata menyembunyikan kekayaan nya..." ucap Susi dengan kekagumanya.
"Apa?? Nama keluargamu Randika??" Ujar Angel kaget saat menatap Raka.
"Iya, apakah kamu mengenal keluarga saya??" Tanya raka sambil menatap Angel.
"Mungkin salah hehe.." jawab Angel, karena masih ragu dengan semua yang ada di pikiranya.
"Hahaha santai saja..." jawab Deni.
Merekapun asik ngobrol, cerita dan bercanda seputar pengalaman hidup mereka, Deni yang awalnya berniat mengejar Angel pun mengakui kalau dirinya minder. Semua kaget dengan pengakuan Deni, yang lebih parah dia mengakui kalau dia ternyata seorang playboy. Karena semakin akrab, dia tidak berencana untuk jatuh cinta dengan temanya. Mungkin dia takut karena dalam sebuah hubungan bila terjadi hal yang tidak di inginkan atau patah hati, pasti akan membuat mereka menjauh seperti musuh.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Angel dan Susi pun berpamitan. Angel mengantar Susi pulang kerumahnya sebelum dia pulang kerumah.
Hari-hari berikutnya mereka berempat menjadi semakin dekat dan semakin menjadi seperti sahabat.
Angel bercerita kalau keluarganya kembali karena ingin membangun bisnis besar-besaran di sini. Termasuk mengembangkan berbagai wisata, perhotelan, hiburan, pembangunan jalan, dan lainya.
"Apakah ini termasuk pembangunan tempat wisata yang sedang berjalan di lereng gungung Sindoro?? Semua itu proyek milik keluargamu?" Deni bertanya dengan kagum, benar juga sedang di bangun sebuah wisata bernuansa pegunungan yang indah di lereng gunung, penanaman pohon besar" dan juga sebuah kolam air panas yang di ambil langsung dari kawah puncak gunung, benar-benar mewah. Sekarang semua teman sekelas benar-benar minder dengan Angel yang sangat kaya dan berkuasa.
"Hehe iya, tapi sebenarnya bukan keluarga saya yang memiliki semua proyek besar ini, seseorang dari keluarga kaya kelas dunia dari Amerika yang membiayai semua proyek ini, keluarga saya hanya di beri wewenang menjalankan proyek dan bisnis di sini..." jawab Angel sambil melirik Raka. Sebenarnya Angel penasaran, Raka cerita kalau keluarganya bangkrut, tapi sepertinya dia tidak pernah kekurangan uang. Ini membuat dia bingung, tapi tidak pernah bertanya terus terang karena takut persahabatan mereka akan terputus.
"Apa??" Semua orang di kelas berteriak serempak, dan juga termasuk Raka.
"Ya sebenarnya ayah saya hanya di beri wewenang untuk mengelola, pemilik sebenarnya adalah orang kaya kelas dunia, benar-benar kelas dunia,." balas Angel.
"Diperkirakan semua proyek di kota ini menghabiskan sekitar 11 milyar dolar Amerika, atau kurang lebih 154 trilyun rupiah, benar-benar poyek yang sangat besar, dan ini dimiliki oleh keluarga yang sangat kaya, benar-benar raja sejati hehehe..." ada nada iri dalam suara Angel.
"Bahkan kata ayah saya, ini tidak seberapa di bandingkan dengan kekayaan sebenarnya dari keluarga ini..." tambah Angel.
"Apakah benar ada orang sekaya itu?" Tanya salah satu teman sekelas.
"Aku juga belum sepenuhnya yakin, karena belum bertemu langsung dengan keluarga mereka" jawab Angel ragu. "Tapi kenyataanya semua proyek ini nyata" tambah Angel.
Hari ini sungguh melelahkan, bercerita tentang kekayaan seseorang sampai mereka merasa seperti semut. Tak terasa hari ini selesai begitu cepat, malam pun tiba.
Dirumah mewah keluarga Jonson, di ruang tersembunyi di bawah tanah sedang di adakan perkumpulan keluarga khusus para senior. Karena Angelica termasuk junior, dia tidak ikut dalam pertemuan tersebut.
"Proyek besar kita telah dalam tahap pembangunan yang sekarang mencapai sekitar 7% , dan di perkirakan akan selesai kurang dari 3 tahun ke depan...." kata seorang pria paruh baya, pria ini bukan sembarang pria biasa, dia adalah Patrik Jonson, ayah dari Angelica Jonson. Keluarga Jonson merupakan keluarga besar yang saat ini di pilih oleh perusahaan untuk mengembangkan kota Temanggung.
"Mizuka tolong jelaskan pembangunan proyek yang saat ini sudah di mulai pembangunanya!!" Perintah Patrik , Mizuka adalah sekertaris sekaligus pengawal pribadi Patrik Jonson. Walaupun wanita, kemampuannya melebihi 20 tentara terlatih. Tangan yang terlihat lembut mampu membelah atau menghancurkan tulang manusia, atupun batu dan besi. Mizuka merupakan wanita muda yang telah menjalani pelatihan Ninja di Jepang, dan tingkatanya bukanlah kaleng-kaleng.
"Baik tuan,.." jawab Mizuka.
"Proyek yang telah berjalan adalah..... " Mizuka menjelaskan seluruh detail segala macam proyek, dari pembangunan tempat wisata, gedung hiburan, toko , moll, hotel, dan sebagainya.
Di luar ruangan terdengar wanita muda sedang asik mengobrol dengan pelayanya, siapa lagi kalau bukan Anggelica.
Pelayan bertanya "Nona muda ulang tahunmu sebentar lagi, apakah sudah ada rencana??"
"Hemmm..." Angelica berfikir sebentar "aku berencana mengundang teman-teman sekolah dan perjamuan di adakan di sini saja, soalnya tidak ada hotel mewah di kota ini, nanti biar saya bicara dengan ayah setelah selesai rapat" lanjutnya.
"Oh baiklah nona, sepertinya tuan sangat sibuk??"
"Iya ayah sangat sibuk, mungkin sampai 3 tahun kedepan masih sibuk,." jawab Angelica.
"Kamu boleh pergi dulu, saya mau istirahat,.." lanjut Angelica.
"Baiklah nona, kami permisi..oaqz" pelayan tersenyum dan langsung meninggalkan Angelica.
Angelica pergi ke kamar dan tidur, tapi tidak bisa langsung tidur karena kepikiran dengan Raka.
"Kenapa ya Raka nampak tidak asing.." pikir Angel dalam hati.
Angel senyum sendiri dan memutuskan untuk menyelidiki latar belakang keluarga Raka.
Pagi-pagi keesokan harinya dirumah kekuarga Jonson "nak sebentar lagi ulang tahunmu tiba, sudah punya rencana??" Tanya Patrik ke Angel.
"Karena saat ini ayah sedang menjalankan proyek besar, kenapa kita tidak adakan di rumah kita saja, di sini kayaknya cukup untuk menampung semua teman sekolah dan tamu undangan lainya. Di kota ini belum ada hotel berbintang soalnya yah.." jawab Angel.
"Iya betul juga, terserah kamu saja mau bagaimana nak, ayah ngikut, oh iya bagaimana sekolahnya??"
"Sekolahnya menyenangkan, di sini guru sama teman-teman enak di ajak bersahabat yah..." jawab Angel.
"Sudah-sudah, makananya di makan dulu,..." kata ibu Angel.
Mereka pun makan bersama dan Angel berangkat sekolah biasa di antar sopir.
Di kelas sudah rame membicarakan proyek besar-besaran ini, tapi lagi-lagi hanya Raka yang sibuk belajar dan agak cuek seperti biasanya.
Angel pun mendekati Raka "halo Raka, sibuk ya??" Tanya Angel.
"Eh kamu, gak sibuk-sibuk amat kok.." jawab Raka.
"Aku mau ajak kamu, Susi dan Dani main mau gak? Nanti setelah pulang sekolah,." minta Angel sedikit memaksa.
"Wah asik, mau main kemana ya??" Tanya Raka.
"Wisata yang dekat-dekat sini saja, kamu yang putuskan lokasinya.," jawab Angel
Deni mendengar dan mendekat sebelum bicara "asiknya ke pegunungan saja, kita ke kebun teh Tambi saja gimana??".
"Boleh juga di sana kayaknya sejuk,." sambung Susi yang mendengar percakapan mereka.
Raka berfikir sendiri "bukankah itu kebun milik keluargaku hehe,."
Raka pun mengangguk dan senyum, pelajaran di mulai dan semua siswa belajar seperti biasanya. Saat istirahat atau sebelum ada guru, banyak siswa yang mendekati atau menjilat Angel untuk menjadi temanya. Hanya Raka yang cuek dan biasa saja, ini yang membuat Angel penasaran dan ingin menyelidikinya.
Siangnya seperti biasa mereka naik pajero langsung menuju kebun teh Tambi.
Sekitar 20 menit mereka sampai di sana, perkebunan yang sejuk dan dingin. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka langsung turu dari mobil.
"Raka foto'in aku dong!!!" Susi minta di foto'in.
"Oke, mana hp kamu!?" balas Raka.
"Ini,." jawab Susi sambil menyerahkan hpnya.
Seterusnya mereka berempat berfoto-foto sampai tak terasa 2 jam berlalu begitu saja.
"Ayo cari makan aku sudah lapar ini hehehe!!!" Ujar Susi sambil mengelus perutnya.
"Hahaha dasar.." yang bicara adalah Deni sambil tertawa.
"Biarin..." Susi menjulurkan lidahnya ke Deni.
"Yaudah ayo entar keburu malam.,." Ujar Raka ke semuanya.
Mereka pun masuk mobil dan siap nyari makan ke arah Ngadirejo.
"Apakah pembangunan semua ini proyek keluarga kamu ya Ngel??" Deni bertanya dengan takjub.
"Iya bisa di bilang seperti itu, tapi keluargaku hanya bekerja hehehe,.." jawab Angel sambil tertawa kecil.
"Stop! Eh kita makan ayam geprek saja ya, ini di Roket Ciken..." ajak Susi sambil meminta ke supir untuk berhenti.
Mereka langsung turun dari mobil dan memesan ayam geprek.
Tak lama makanan di hidangkang, mereka makan dengan lahabnya dan bahagia. Tak lupa berterimakasih kepada Angel.
Angel cuma bisa menatap Raka sambil senyum-senyum sendiri.
'Apa mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Raka??' Angel hanya bisa berfikir dalam hati.
"Oh iya Ngel, apakah kamu pernah menjalin hubungan?" Pertanyaan ini datang dari Raka yang tiba-tiba.
"Apa??"
Mereka bertiga menjawab bersamaan, Susi dan Deni hanya saling pandang.
"O-oh maaf , aku tidak bermaksut apa-apa, cuma sekedar tanya saja,." Raka menjawab dengan gugup, karena sebenarnya selama ini dia juga sering mengamati wanita yang terlihat sempurna ini. Hanya dia agak cuek saja, soalnya malu buat deketin cewek. Apalagi cewek secantik Angelica.
"Oh gitu? Hahaha..," Deni palah tertawa terbahak-bahak sendiri, Susi dan Angel hanya senyum saja.
"Eh kau diam ya jangan bikin aku malu!!" Bentak Raka ke Deni. Deni langsung menutup mulunya dengan kaget, tapi matanya masih melirik tingkah konyol Raka. Teman yang di kiranya polos dan cuek, ternyata berani juga langsung berterus terang.
"Hehehe sudah-sudah, iya aku jawab, jujur sebenarnya aku juga belum pernah menjalin hubungan serius tentang pacaran, cuma di Jepang ada cowok yang deketin aku. Tapi ya aku biasa saja sama dia, tak ada perasaan apapun untuknya. Jadi sampai sekarang aku belum pernah jatuh cinta..," jawab Angel senyum, dalam hatinya dia berfikir ',tak mungkin aku yang mengungkapkan kalau aku sebenarnya sedang mencoba mendekati kamu Raka, aku kan wanita jadi malu hehe'.
"Oh gitu, tapi kenapa senyum-senyum sendiri sepertinya ada sesuatu hehehe,." goda Susi sambil menyenggol Deni. Deni cuman balas senyum ke Susi dengan mengedipkan mata genit.
"Ah kalian bisanya cuma menggoda orang saja, terus hubungan kalian berdua seperti apa sebenarnya??" Sekarang gantian Raka yang menggoda Deni dan Susi.
"Oh iya sepertinya kalian serasih sekali,.." sahut Angel.
"Loh loh loh, kok jadi kita yang di tanya!." Susi cemberut, tapi melirik Deni. Sebenarnya Susi sudah memendam rasa sejak pertama masuk sekolah, tapi sejak Deni pengakui kalau dia playboy, Susi menjadi sedikit kecewa dan malu untuk memberikan kode ke Deni lagi.
"Sudah-sudah ayo lanjutin makan, gak usah saling menggoda, kalau jodoh gak kemana.." Deni senyum ke mereka bertiga.
"Belum-belum sudah mikirin jodoh hahaha,." gantian Raka yang tertawa sambil nyenggol-nyenggol Susi.
Susi hanya menundukan kepala sambil tersenyum dan berfikir sendiri, 'betul juga sih kata Deni'.
"Tuhkan senyum-senyum sendiri,." tambah Raka godain Susi.
"E-eh ka kagak..." jawab Susi gagab karena malu.
"Sudah-sudah ayo habisin makanya,.." saran Angel sambil melahab makananya.
Selesai makan, seperti biasa mereka di antar pulang oleh sopirnya Angel. Tak terasa persahabatan mereka semakin dekat dari hari ke hari. Susi pun senang, karena bisa dekat terus dengan Deni. Ini semua berkat Angel dan Raka, sejak mereka berteman, Susi pun masuk ke persahabatan mereka juga.
Raka dan Angel diam-diam juga sering makan berdua saja, seperti sepasang muda mudi yang sedang di mabuk asmara.
"Eh 5 hari lagi ulang tahunku tiba, bantu aku membagikan undangan ya!!" Angel bicara ke Deni, Raka, dan Susi sambil memberikan setumpuk undangan. Walaupun dia anak kaya raya, tapi dia tidak terlalu peduli.
Keluarga Angel selalu memberikan contoh dan pelajaran kepada setiap anggota keluarga. Walaupun mereka dari keluarga kelas atas, tetap saja mereka harus bekerja keras. Jangan terlalu mengandalkan orang lain, karena belum tentu juga mereka bisa mengandalkan orang lain selamanya. Contohnya saat ini, walaupun Angelica dari keluarga kaya raya. Dia tetap rendah hati dan hanya datang kesekolah di antar sopir dan mobil pun hanya Pajero yang bagi keluarga kaya lainya setingkat dia, hanya mobil murahan. Tapi mereka tidak peduli kata orang, yang penting nyaman dan tidak terlalu membuat orang di bawah mereka merasa iri.
Walaupun begitu, sebenarnya setiap tahun mereka mengadakan ulang tahun di hotel mewah untuk menunjukan kalau mereka juga tidak rendah. Tapi karena di sini belum ada bangunan hotel berbintang. Terpaksa pesta ulang tahun di adakan di rumah mereka.
Khusus teman sekelas di masukan kedalam tamu VIP, karena teman sekelas sangat penting menurut keluarga dan Angelica sendiri.
Mereka berempatpun dengan senang hati membagikan undangan ulang tahun Anggelica. Semua teman sekolah di undang, dari kelas 10 sampai kelas 12, tak lupa semua guru dan juga kepala sekolah. Mereka semua kaget dan bahagia, karena baru kali ini ada seseorang yang mengadakan ulang tahun dengan mewahnya.
Hari ini mereka kelelahan dan tidak bermain seperti biasanya, Raka juga sibuk belajar. Deni dan Susi sibuk sendiri dengan canggungnya hubungan mereka yang semakin dekat.
',Sebenarnya aku suka sama kamu Susi, hanya tidak enak kalau sampai nyakiti kamu, karena kamu beda dengan gadis lain yang selalu aku mainkan..' Deni berfikir dalam hati.
'Mungkin suatu saat kamu akan kujaga setelah aku sendiri cukup dengan semua wanita yang saat ini masih ber setatus pacar aku...' lanjut Deni berfikir dalam hati.
Saat ini terjadi, hp Raka bergetar dan berbunyi, ternyata panggilan dari kakanya Bima. Bima sangat menyayangi adiknya, begitupun Raka juga sebaliknya. Tidak mau membuat kakak tersayangnya menunggu lama, Raka langsung mengangkat panggilan dari kakaknya.
"Halo assallamuallaikum mas Bima, gimana kabarnya Ayah dan Ibu??"
"Waallaikum sallam, kamu tidak pernah berubah ya selalu menyayangi keluargamu hehe, bukanya kamu sudah sering menghubungi mereka ya dek?? Mereka sehat-sehat saja kok dek, kita semua kangen sama kamu dek, bagaimana sekolah kamu? Apakah ada kendala atau apa??" Tanya Bima.
"Tak ada apa-apa kok mas, mas Bima lancar kerjanya??" Tanya Raka
"Alhamdulillah lancar dek, aku mau bilang kalau besok aku pulang, sudah rindu sama adek laki-laki mas hahaha..." jawab Bima senang.
"Apa??" Raka benar-benar kaget dengan ucapan kakaknya.
"Hahaha iya biasa saja, besok aku pulang, apakah kamu tidak senang??" Sepertinya Bima sengaja menggoda adeknya.
"Mas Bima pasti berbohong kan?? Masa baru 3 bulan langsung pulang??" tanya Raka. Aneh saja kakaknya ini selalu mengerjai Raka.
"Loh kok berbohong, ini serius. Kamu gak suka ya kalau mas pulang??" Bima menggoda adeknya.
"Ya suka lah mas, suka banget, jadi ada yang melindungi aku hehehe..." ya karena jelas Bima ahli bela diri, dan setiap kali ada yang menyakiti adeknya, dia selalu maju dan berurusan sendiri tanpa melibatkan orang lain, pernah juga di keroyok satu kelas kakak kelas Raka, tapi tetap menang. Gerakanya cepat dan tepat sehingga orang biasa bukan lawanya. Raka sangat ingat dan menyayangi kakaknya.
"Ah kamu bisa saja, tapi mas di sana cuma seminggu saja dek. Perusahaan meminta mas buat mensurvei sebuah proyek besar di sana, kamu pasti sudah tau..." jawab Bima jujur.
'Apa??'
Raka benar-benar kaget dan syok berat, jadi mas Bima ternyata bekerja di bawah perusahaan yang sama dengan keluarga Angelica. Betapa luar biasanya kakanya.
"Mas Bima bekerja juga di bawah perusahaan yang sama dengan keluarga Jonson??" Tanya Raka tak percaya, seolah kakaknya hanya membual saja.
"Oh jadi adek mas sudah mengenal keluarga mereka ya??" Tanya Bima kaget juga.
"Iya mas, 4 hari lagi teman sekelasku dari keluarga itu mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang satu sekolah,..." jawab Raka.
"Wah kebetulan dek, mas juga di undang di pesta itu, kita berangkat barengan ya dek.,!!" ajak Bima senang. Ternyata adiknya juga mengenal keluarga itu. Sebenarnya masih ada banyak hal rahasia yang belum di sampaikan ke adeknya, tapi sudah cukup untuk hari ini. Mereka bicara basa-basi sebentar dan langsung menutup telepon.
Sungguh indah, Raka senang karena kakak kesayanganya bakal pulang walaupun cuma seminggu tapi dia sangat senang.
Pagi berikutnya di sekolah, setelah mengetahui bahwa Susi adalah sahabat Angelica, sekarang banyak cowok yang minder dekati Susi. Tapi juga banyak yang sengaja mendekati Susi karena ingin dekat juga sama Angel, tapi Susi selalu menolak mereka dengan senyum. Karena hati Susi hanya untuk Deni, semakin kesini semakin menjadi, perasaanya. Begitupun dengan Deni yang semakin menyukai Susi.
Setelah bersahabat dan sering di ajak pergi bersama Angelica, Susi sering di ajak perawatan di salon dan juga di belikan scincare , wajah polosnya sudah berubah menjadi semakin putih bersih dan cantik. Rambutnya di smoting menjadi lurus , di semir merah sedikit yang bagian dalam, sungguh menawan seperti model.
"Hey melamun saja,.." Tanya Raka ke Deni sambil menepuk punggungnya.
"E-eh iya, kamu ngerti sendiri lah,.." jawan Deni sambil melirik Susi. Deni tidak pernah menutup-nutupi apapun dari Raka. Makanya langsung berterus terang saja.
"Benar juga ya sekarang dia semakin menawan dan cantik, beda banget waktu pertama masuk sekolah dulu hahaha,." goda Raka
"Dulu kan belom mengerti salon dan fasion,.." tiba-tiba suara Susi datang mendekat. Raka dan Deni menjadi salah tingkah, ternyata Susi mendengar mereka membicarakan Susi, sungguh memalukan.
"Eh Susu, maaf Susi maksutku,.." Deni pun bicara canggung sedangkan Raka hanya tertawa.
Susi pun ikut tertawa dan berfikir sendiri.
Mereka bercanda dan tertawa bersama, tiba-tiba Angelica datang dan ikut mengobrol dengan mereka. Sungguh persahabatan yang indah, sampai kapan mereka bisa sedekat ini. Itu adalah pertanyaan yang wajib di pikirkan, karena setiap kehidupan pasti berputar dan ada saatnya mereka berpisah juga.
Deni sendiri punya rencana sendiri dan sudah membicarakan dengan Angelica, pada saat ulang tahun Angelica, dia akan memberikan sebuah kejutan kepada semua orang.
Hari ini Raka menjemput kakaknya di bandara Jogja, dia tidak menyetir karena belum mendapatkan sim nya, di usia 16 tahun. Sebenarnya ini alasan kenapa dia tidak pernah memakai mobilnya. Yang membuat dia senang adalah karena yang mengantar dia ke bandara adalah Angelica dan sopirnya.
Raka pun sedikit grogi tiap kali berdua dengan Angelica, siapa yang tidak grogi dekat dengan wanita sempurna. Kecantikanya bagai bidadari dan hartanya bagai ratu, sunggung berat. Ini juga alasan mengapa sampai saat ini Raka belum bisa mengungkapkan perasaanya.
Dalam sekejab mereka sampai di bandara, tak lama setelah itu terlihat 3 orang keluar dari pintu masuk bandara. Dua orang di kanan dan kiri adalah seorang dengan jas hitam dan sepatu kulit hitam seperti sepatu tentara, dan tengahnya adalah Bima.
Raka langsung turun dan berlari memeluk kakaknya, "kakak..." itu yang di ucapkanya sambil air mata turun dari matanya. Itu adalah bukti bahwa dia sangat merindukan kakaknya.
Saat ini terjadi, sopir dan Angelica hanya menganga lebar karena terkejut. Jadi ternyata kakak Raka adalah Bima Randika, dari keluarga Randika, sungguh kejutan.
Bima hanya menanggapi dengan senyuman, mereka mengerti dan cuma mengangguk. Tak berani mengungkakan yang sebenarnya, jadi mereka hanya bicara sebentar sebelum masuk mobil dan pulang ke Temanggung.
Sampai di magelang mereka berhenti di pinggir jalan setelah melihat pedagang bakso malang. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak makan bakso di pinggir jalan. Jadi mereka langsung berhenti dan makan bakso malang dengan lahabnya. Walaupun Angelica dari keluarga kaya, dia tedak pernah malu makan di pinggir jalan seperti ini.
Setelah selesai dengan bakso, mereka melanjutkan perjalanan pulang. Sampai di rumah mereka, Deni yang sedang asik telfonan tiba-tiba kaget.
Deni bicara sebentar di telepon sebelum menutup telepon dan menyambut mereka.
"Oh kamu yang selama ini menemani adeku, terimakasih ya sudah menjaga adeku,.." Bima bicara dan tersenyum pada Deni.
"Oh iya, kamu suka bakso malang? Ini kami membawakan untuk kamu,." Bima memberikan langsung bakso yang tadi di bungkus, kepada Deni.
Deni pun senang, tersenyum mengangguk sebelum dengan senang menerima baksonya.
Angelica dan sopir langsung kembali setelah selesai mengantar mereka.
Raka berbincang sedikit dengan kakanya sebelum istirahat karena capek dalam perjalanan.
Malam itu berlalu begitu saja tanpa hambatan, pagi keesokan harinya di rumah keluarga Randika, Deni dan Raka sarapan bareng Bima, sedangkan pengawal di tugaskan mengurus berbagai hal.
"Dek nanti saat ulang tahunmu yang ke 17 tahun, ayah dan ibu pasti pulang, katanya mau memberikan sebuah kejutan untuk kamu,.." kata bima sambil menyuap nasi kemulutnya.
Raka hanya senyum sambil mengangguk dan menyuap makanya, dia sangat senang mendengar orang tuanya akan pulang. Apalagi di hari ulang tahunya pasti sangat menyenangkan, karena sudah hampir setahun ini dia belum melihat orang tuanya secara langsung.
Setelah selesai sarapan, mereka bergegas berangkat ke sekolah, tapi bedanya hari ini Raka dan Deni di antar oleh pengawal yang menjadi sopirnya. Yang membuat semua orang kagum adalah saat ini Raka di antar menggunakan 2 mobil mewah ferrari 488 Pista Spider. Ternyata kedua pengawal di tugaskan untuk membeli mobil itu dengan sangat cepatnya. Baru sekitar tadi malam di tugaskan Bima, paginya sudah ada 3 mobil ferrari di depan rumah Raka. Deni dan Raka terkejut melihat semua ini.
Kembali kesekolah, banyak murid dan guru terpana saat melihat ferrari masuk melewati gerbang sekolah dan berjalan perlahan ke dalam, menuju parkiran, siapa yang memiliki mobil, pasti orang yang sangat kuat.
"Apakah ini Angelica, cuma dia di sekolah kita yang mempunyai kakayaan tak terbatas,." suara ini datang dari salah satu murit di sini.
"tapi bukankah dia biasanya ke sekolah dengan pajero??" Tanya siswa lainya.
"Ya mungkin saja dia ganti mobil, tapi kenapa harus dua mobil,." siswa lainya ikut berkomentar.
"Tidak usah banyak berfikir, mending kita langsung saja temui pemiliknya langsung, atau mungkin ada anak baru yang masuk sekolah kita lagi,." komentar datang dari sebagian siswa yang berspekulasi sendiri.
"Eh itu Angelica datang,." suara lantang dari seorang wanita muda yang cantik juga.
"Iya benar itu Angel, lalu siapa pemilik mobil ferrari itu??" Tanya siswa lain lagi.
Sekolah semakin samai, bahkan banyak siswa yang sudah mendekat ke mobil ferrari. Mereka penasaran dengan pemilik mobil, Raka sedikit malu karena menggemparkan seisi sekolah. Berbeda dengan Deni yang sangat bangga seolah ini mobil dan sopir pribadinya sendiri.
Sekarang mobil sudah berhenti, dan mobil Angelica berhenti di sebelah kedua mobil tersebut. Angelica sudah tau itu mobil siapa, karena sebenarnya ayahnya yang membeli mobil tersebut setelah mendapat perintah langsung dari atasan.
Angelica keluar dan langsung menghampiri mobil ferrari, setelah itu keluarlah dua cowok yang sangat familiar dari kedua mobil tersebut.
"Raka??"
"Deni??"
Suara serempak dari semua siswa yang melihat adegan ini, guru pun ikut menganga lebar.
Keheningan pun terjadi, ternyata Raka dan Deni yang naik mobil semewah itu.
Siapa yang mengira, "maaf ya sudah membuat keributan, kedua mobil ini milik kakaku, dia yang memaksa kami naik mobil ini,," kata Raka canggung dan menunduk malu, karena sekarang semua mata tertuju padanya.
Setelah itu dia dan Deni langsung menuju ke kelas, karena tidak bisa menjawab pertanyaan satu-satubdari semua siswa, bahkan guru pun kagum.
Ada juga guru cantik yang belum menikah mencoba mendekati Raka dengan berbagai cara. Sunggung tak tau malu, dia kan murit nya sendiri.
Sekolahpun berlangsung seperti biasa walaupun sedikit canggung. Sebenarnya Raka sudah meminta kakaknya untuk tidak boros, tapi kakaknya bilang semua ini untuk adek kesayanganya. Sungguh hari yang lelah, kelas berakhir begitu saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!