NovelToon NovelToon

Sinta ( Sirnanya Cinta Dimalam Pertama )

Antara Mimpi dan Nyata

Ranata Sinta kudriman Smit,gadis yang sudah dipercayakan menjadi CEO diperusahaan CCC diusianya yang masih muda belia oleh sang Daddy Rajj Copry Smit, yakni ditahun ke21 gadis itu dilahirkan.Wanita muda yang sudah banyak menyandang prestasi sejak dibangku TK ini dalam hidup mengalami banyak misteri, diantara mimpi dan nyatanya.

Mimpi! Sinta selalu mendapatkan mimpi setiap matanya terpejam. Sebenarnya ada sisi baik dan buruk dari mimpi- mimpinya.Sisi baik mimpi yang melelahkan waktu istirahat gadis ini, kerap ia memecahkan banyak persoalan dari mimpi itu.Bahkan ia banyak membantu sang Daddy dalam menangkap penghianat perusahaan dengan kemampuannya menakwil mimpi sendiri. Juga banyak kasus kriminal setempat terungkap dari mimpi seorang Sinta.

Namun belakangan ada mimpi yang sangat menyiksa gadis ini, nyaris buat hidupnya tak bisa tenang.

Misteri lain dari Gadis yang konon nyaris sempurna dengan kemampuan luar biasa,cukup membuat banyak kalangan penasaran, apalagi ia tampil dengan penampilannya yangberbeda.

Siapa yang tidak akan penasaran dengan sosok CEO yang apabila bicara, membuat semua diam dan takjub bahkan tanpa melihat wajah sipembicara.Sinta tampil beda, ia selalu menutup wajahnya dengan kain tipis, sejak keluar dari sekolah asrama ia selalu dituntut oleh Rajj dan Cintami melakukan ini, mereka takut pandangan jahat mengganggu kehidupan putri mereka, walau akhirnya musuh itu sebenarnya tak dapat dihindari, takdir akan tetap berhadapan dengan pemiliknya, sejauh manapun orang berusaha menghindar.

Sinta terbentur dengan mimpi seramnya tentang seorang wanita hamil dan darah berceceran. Sebentuk tubuh pria berlumur darah terbujur tak bernyawa dengan kepala terbelah. Sangat menakutkan, membuat Sinta keringatan setiap didatangi mimpi itu.

Disana ia juga melihat wanita hamil besar yang menangis histeris dikerumuni oleh puluhan manusia.

" Kudriman telah dibunuh sepulang sholat Jumat! " Seru orang- orang yang berkerumun.

" Tidak!!!! " Teriak putus asa wanita yang mirip dengan Sinta. Kemudian wanita yang masih secantik bidadari dalam keadaan sembraut itu mulai menjambaki rambut panjangnya. wanita itu Jadi gila, dia tidak peduli lagi dengan keramaian, ia tertawa dan menangis bersamaan sampai ia merasakan perutnya yang mulas dan pinggangnya rasa mau patah. Cairan keluar dari sela paha sang wanita.

" Sepertinya Rara akan melahirkan! " Teriak seseorang wanita tua yang dari tadi menenangkan wanita itu.

Mimpi seram itu terus datang,menimbulkan tanda tanya besar bagi Sinta, bahkan Sinta curiga wanita yang mirip dengannya itu adalah ibunya.Tapi mangapa ia sekarang hidup dikota besar dan memiliki orang tua yang sangat over protektif seperti Rajj Copry dan Cintami. Sedang setting yang ia lihat dimimpinya adalah pedesaan.Siapa wanita hamil itu. Siapa lelaki terbujur mengerikan itu, dan siapakah aku sebenarnya?Mengapa mimpi itu selalu datang?" Sinta mencoba menakwil mimpinya, kali ini tidak semudah biasanya.

Ribuan tanda tanya memenuhi kepala,membuat Sinta memutuskan mempertanyakan ini pada orangtuanya.Tapi ia hanya mendapat jawaban buntu, karna sang mommy setiap ditanya mendadak pucat

dan gelisah, buat Sinta kian curinga.

" Katakan sejujurnya mom...Siapa aku.Apapun kenyataannya, Sinta akan tetap menyayangi mommy dan Daddy. Pliss..." Mohon Sinta memelas.

" Kau putri kesayangan kami Ranata Sinta Kudriman Smitt! " Setelah ini jangan bertanya lagi.Apa kau merasa kasih kami kurang sayang? Sampai menghayal seseram itu." Pangkas Cintami.

" Aku tidak berkhayal, mimpiku itu terlihat nyata. Perempuan bernama Rara itu sangat mirip denganku." Ungkap Sinta.

Cinta sang mommy menggeleng pelan." Kadang diantara mimpi kita hanya bunga tidur

saja sayang...Yang ini mungkin ini sekedar bisikan setan. Jangan lupa baca ayat kursi sebelum bobok." Timpal Rajj yang lebih membagongkan lagi bagi Sinta.

" Mereka sepertinya berkonspirasi menyembunyikan hal besar dariku, bagaimana bisa ini terjadi?Tapi aku tak berdaya memaksa mereka, tidak mau membuat keduanya terluka." batin Sinta berkecamuk.

Pada siapa lagi Sinta bertanya, buntu sudah fikiran gadis ini.Ketika dia menelfon sang Abang yang ada di Eropa untuk menanyakan itu, yang ia dapati justru ledekan konyol pria itu.

" Andai kau gadis dari rahim lain,tentu aku senang dek, karna kau sudah cantik sejak bayi, aku dengan senang hati akan memintamu pada orang tua kandungmu untuk dinikahi, andai mom dan dad tak setuju aku akan mengancam dengan bunuh diri loncat kekasur.Ha...ha...ha...

" Dasar Abang sinting! " umpat Sinta

ditelfon,bukannya membuat tawa pria itu berhenti, malah makin menjadi.

" Abang rela jadi orang sinting asal bisa sama Eneng."Goda lelaki disebrang telfon kemudian,buat Sinta terpaksa memutus telfon dengan kesalnya.

Itulah yang terjadi, Arjuna tak pernah serius bicara ditelfon, sedang bertemu mereka hampir tak pernah. Saat Sekolah dasar, Arjuna justru sekolah asrama. Begitu Sinta masuk sekolah asrama, justru Arjuna berangkat keluar negri.

" Mungkin Abang tak tahu banyak soal aku, makanya omongannya jadi ngacho.Barang kali aku lahir saja Abang tak tahu, adanya yang Abang lihat sudah ada bayi di gendongan mommy." Sinta mencoba menjawab sendiri walau itu jelas makin sangat meragukannya.

______________________________

Siang yang cerah, seorang gadis dengan dres maron sepanjang matakaki, dengan rambut panjang bergelombang indah diikat dengan ekor kuda,berjalan tertatih menyusuri trotoar. Entah apa yang sedang difikirkan oleh perempuan bertukulit dan tubuh indah itu hingga ia berjalan seperti tak tahu arah, penutup wajahnya yang berupa sutra tipis asli dari China segaja ia lempar kejalanan.

Hari kebebasan telah tiba! aku akan memperlihatkan kesempurnaan ciptaan Tuhan ini pada dunia." Ujar Sinta tersenyum pahit.Wanita itu terus berjalan sampai kakinya hampir melepuh karna panasnya trotoar akibat radiasi panas mentari yang kian meninggi.

Tidak sekali Sinta berjalan seperti orang gila begini, tapi biasanya itu terjadi saat malam hari ketika ia didatangi oleh mimpi yang membawanya menuju suatu tempat.

Sekarang ia tidak sedang bermimpi, ini kenyataan hidupnya, ketika ia merasakan debaran aneh menatap seorang pria,ternyata pria itu adalah abangnya. Pria tampan yang tabrakan dengannya dibandara adalah Abang kandungnya Arjuna." Cinta hadir ditempat yang salah!"

Semalam ia bermimpi bertemu dengan pangeran impian yang mirip dengan Arjuna, pria itu mencumbuinya dengan mesra yang tentu saja tidak bisa ditolak oleh Sinta, karna batinnya menginginkan pria ini. Kebahagian sekejab berujung duka, tatkala Subuh hari Sinta terbangun dan mendengar sesuatu yang tidak bisa ia percayai dengan mudah.

" Kau harus berangkat sekarang Juna! Tidak boleh lagi masih dirumah ini sampai Sinta terbangun." Ujar mommy Cinta membuat kedua kaki jenjang gadis molek itu menahan langkah. Kedua telinganya dikorek bergantian dengan telunjuk kiri agar dapat mendengar dengan jelas apa yang diperbincangkan oleh orang- orang tersayangnya diruang sana.

" Tega nian mommy mengusir anak sepagi ini. Tidakkah mommy takut Arjuna mom yang tampan ini dilecehkan karna berani berjalan dipagibuta." Ucap sang Abang terdengar menggoda orang tua mereka.

" Auw..." Jerit tertahan Juna membuat Sinta melangkah lebih dekat untuk mengintip.

" Dasar anak tak berkepala, sudah berbuat salah masih berani menggoda istriku." Kali ini terdengar suara Daddy Rajj.

" Salahnya dimana sih Dad, hanya sekedar nompang bobok.Percayalah hanya itu." Sahut Juna menyangkal fikiran negatif kedua orang tuanya.

" Mana kami percaya omongan mu bule Kawe, kau pasti sudah melakukan sesuatu pada putriku." wanita paruh baya itu ingin marah besar, tapi sekali lagi putranya bertingkah seolah tak ada kejadian apapun.

Firasat Apakah Ini?

Plis...percaya dech mom, aku hanya mencium bibirnya sebentar." Juna akhirnya keceplosan dan menutup mulutnya melihat kedua orang tuanya siap menerkam.

Deg.

Sinta yang mengintip meraba bibirnya, dadanya berdegup tak karuan

membayangkan apa yang dikatakan abangnya.

" Cium bibir adik sendiri kau anggap taksalah Arjuna Rajiman Smitt" Kau benar- benar pantas membajak disawah seperti kerbau! " Balas Cintami sembari melempar koper Arjuna.

" Tega amat sih mom." Ucap Arjun dengan wajah mengerucut.

" Okelah kalau begitu,baik! aku terima diusir manis." Ucapnya asal seperti biasa Cinta dan Rajj hanya bisa mencibir pada sang putra.

"Tapi jangan dikira aku tidak akan menuntut keadilan padamu suatu saat cintaku " Lanjut Arjuna dengan tersenyum jenaka, tangan kirinyamenggeret koper, kedua kakinya melangkah pasti mendekati mommy Cinta lalu mencium pipi kanan dan kiri perempuan yang melahirkannya ini.

Setelahnya ia berpindah menyalami sang Daddy. "Aku akan buktikan suatu saat bakal jadi Abang yang membanggakan." Ucapnya terseyum lalu celingakan seperti mencari sesuatu.

" Hey! Jangan mengendusi lagi kucing garong! Cepat pergi, ommu akan menjemputmu dibandara begitu pesawatmu tinggal landas." Ujar Rajj kemudian.

" Ya, Dijamin kau tak bakalan dilecehkan." tambah sang mommy mengibaskan tangannya.

Sementara Sinta sudah tak nyaman dalam pengintipannya." Apa yang terjadi sebenarnya Tuhan, kenapa degup jantungku begitu kencang." Batin Sinta seraya melangkah tertatih menuju ruang keluarga.

" Kenapa Abang diusir?Aku tidak mengingat apapun tentang yang kalian tuduhkan."timpal Sinta menatap bingung kedua orang tuanya.

Arjuna yang sudah hampir menghilang dari pandangan, ingin berbalik mendengar suara Sinta, tapi begitu ia menoleh, Daddy-nya langsung mengibaskan tangan.

" Sudahlah..Sini ayo mommy peluk sayang..Jangan fikirkan pria itu.Sekarang kita sarapan dulu." Ujar sang mommy diangguki oleh Daddy Rajj.

Sinta menggeleng tak mengerti." Sebenarnya aku siapa sih? Kok segitu ketatnya kalian menjagaku, sampai menyingkirkan putra semata wayang kalian?"

Deg.

Rajj dan Cintami saling melempar pandang.

"Kau juga putri Semata wayang kami, takkan rela putri kami disakiti oleh pria manapun termasuk oleh darah daging sendiri." Ucap sang Cintami membuat Sinta makin bingung.

" Darah daging? tiba- tiba kata- kata itu terlintas terus dibenak Sinta, hingga ia menolak sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Gadis itu terus melangkah keluar rumah istana itu tanpa menggunakan alas kaki. Ketika kedua orang tuanya memanggil dan mengejar, ia mengacungkan punggung tangannya tinggi- tinggi." Aku ingin berjalan pagi untuk dapat menenangkan fikiran ini, tolong bebaskan putri semata wayang kalian sekali ini saja." Balas sarkas sang gadis.

Keduanya lantas saling menggeleng pasrah, tapi hanya beberapa detik saja.Rajj terus mengutus bi Jinni untuk mengikuti Sinta.

Sejak dulu memang Sinta tidak diberi bodyguard pria untuk memantau langkah anak gadis mereka, karna takut lelaki itu akan penasaran dan akhirnya mengintip wajah dibalik sutra tipis itu, Cintami dan Rajj tak mau ada celah sedikitpun yang bisa membahayakan kesucian Sinta mereka.

***

Ditengah mentari yang kian terik, langkah kaki Sinta kian keseok. Entah sudah berapa kali gadis itu nyaris jatuh ditrotoar. Begitu melihat toko Es cream disebrang jalan, Sintabermaksud menyebrang untuk membeli es crem untuk memuaskan dahaganya.

Baru saja beberapa langkah ia melangkah, terdengar bunyi rem mobil direm mendadak disusul suara teriakan sang pengemudi."Kau sudah gi_" Ucap pria itu tertahan begitu melihat wajah bidadari didepannya sedang menutup telinga dengan meta terpejam.

Dimenit- menit berikutnya, kedua telinga Sinta mendengar sesuatu." Bid...bidadari!" Pekik suara seorang pria. Sekarang Sintamerasakan wajahnya diraba dengan tangan besar nan gemetaran.

" Oh....Ternyata kau manusia biasa berwajah seperti bidadari." ujar pria itu setelah puas meniti wajah Sinta.

" Hey pria sialan!" Jangan sentuh nonaku! " Pekik seseorang menarik Sinta dari Dirga dan membawanya pergi.

" Tunggu! " Panggil Dirga begitu kedua wanita beda usia itu sudah berada di trotoar.

Jinni memasang penutup wajah Sinta dengan yang baru ia bawa, tanpa peduli teriakan Pria tampan berjas biru itu.

" Lain kali jangan berjalan tanpa alas wajah dan alas kaki." Titahnya pada nona yang selama ini sangat santun pada ART plus bodyguard rahasia sang nona.

" Baiklah bibiku yang baik." Balas Sinta sembari menatap Jinni.

" Thank selalu buat bibi manisku yang sigap." puji Sinta yang tulus.

" Gitu dong sayang, anak cantik tak boleh bandel." Balas bibi Jinni kekanakan.

Walau awalnya dimusuhi, Dirga tak menyerah begitu saja, ia terus membuntuti Sinta dan bodyguard nya seharian seperti lalat diekor kerbau hingga keduanya terpaksa mau berkenalan.

Sejak hari itu Dirga dan Sinta jadi dekat.

" Aku menerimamu sebagai sahabat".

" Kau kuanggap kekasih! " Tegas Dirga sembari menyuapi Sinta saat mereka makan malam diruang privasi sebuah restoran ternama diibukota.

" Dir, jangan berharap lebih, sebaiknya kita sahabatan saja." Pinta Sinta menatap Dirga serius.

" Aku tak menerima penolakan Ranata Sinta Kudriman Smitt! I love you!" Ujar Dirga membuat jantung Sinta seakan berhenti berdetak.Sinta sampai meraba dadanya yang berdegup pedih, berbeda sekali kala Arjun yang mengatakan perasan dengan Cinta dengan kalimat konyol.

" Perasaan seperti apa ini? Kenapa tak ada rasa senang menerima pernyataan ini? Seakan ada palu yang memukul jantungku." Batin Sinta.

Sedangkan Dirga mengira Sinta menerima pernyataan cintanya, diamnya wanita cantik itu dianggap Dirga pertanda iya.Apalagi Sinta sampai meraba dada, sungguh Dirga hampir gila menahan hasrat untuk tidak menyentuh wanita didepannya.

" Sabar ga...Sebentar lagi jadikan istri biar bebas berkreasi." Gumam Dirga tersenyum smirk.

" Ga...Ak...Aku gagap cinta.

" Ngak usah dijawab, bagiku kecanggungan mu sudah cukup memberi keyakinan padaku kalau hatimu itu untukku." sahut Dirga riang.

Sinta hanya bisa menarik nafas berat, ia selalu gagal mengungkapkan perasaan yang sebenarnya pada CEO pemaksa ini.Yang gawatnya kedua orang tuanya seakan memberi akses besar bagi pria ini mendekatinya.

Sejak ditembak oleh Dirga, perasaan Sinta tak pernah tenang.Mimpi itu makin sering menghampiri tidurnya.Mimpi yang sama, tentang darah yang berceceran, seorang wanita hamil yang berteriak histeris, serta seorang pria terbujur dengan kepala terbelah.

Sungguh Sinta tersiksa dengan mimpi seram yang terus datang tanpa diundang.

Mimpi yang seolah menunjukkan pada gadis itu tentang asal usulnya." Mom...sekali lagi Sinta tanya?" Ucapnya dengan tatap penuh harap pada sang mommy begitu terbangun dipertigaan malam. Saat Cinta datang untuk memeriksa tidur Sinta, seperti tiap malam biasanya.

" Masih tentang itu?" Tanya Cintami balik.

" Kudriman dan Rara itu siapa?" Katakan walau sedikit saja yang mommy tahu tentang mereka, kenapa ada nama itu juga dinamaku." tanya beruntun Sinta.

Sinta kembali terdiam, berusaha menutupi ekspresi cemasnya.

" Mom...Katakanlah..Jangan bersembunyi terus.." rengek Sinta melihat mommynya tak bergeming.

" Selamat sore!" Seru dari depan yang membuat pembicaraan anak dan ibu itu terputus. Sinta menarik nafas berat tatkala tahu yang datang keluarga Dirga.

Namun lain dengan mommynya, wanita yang masih cantik diusia kepala empat ini begitu senang. Dengan senyum terbaik Cintami menyambut Pemilik Dirgantara Group bertamu disore yang cerah ini, seakan tidak melihat bibir mengerucut sang putri.

" Masuklah kedalam, mommy mau bicara dengan calon mertuamu!"Titah sang mommy membuat Sinta makin sendu, tapi sekali lagi ia tak bisa menyela ibu yang begitu menyayanginya ini.

Dengan langkah gontai ia memasuki kamarnya.Selalu begitu jika ada tamu selain Dirga, orang tuanya pasti mengurung putri mereka dikamar.

Tepat diusia 21 tahun genap, Rajj membawa Sinta keperusahaannya danmemproklamirkan putrinya itu sebagai CEO C3 Group. Awalnya Sinta cukup gugup langsung diberi jabatan setinggi itu, apalagi ia masih punya Abang yang masih dalam pengasingan.

" Posisi ini tepat untukmu nak.." Bujuk Cintami melihat putrinya terlihat ragu.

" Bagaimana kalau ia merasa tak adil?" Sinta mengingatkan Arjuna pada cinta.

" Dia sekarang sudah sukses sebagai pemilik Market dan pabrik pengolahan sawit terbesar dikota kecamatan itu." Jelas sang mommy membuat Sinta akhirnya menerima keputusan kedua orang tuanya.

Dihari kesepuluh ia menjadi CEO,keluarga Dirga melamar Sinta secara resmi. Sinta sangat ingin menolak lamaran itu, tapi ia tak punya alasan yang kuat untuk menolak seperti yang diminta papi Rajj. Akhirnya pertunangan dilangsungkan, dengan rencana nikah yang sengaja dipercepat oleh kedua belah pihak.

Semakin dekat pernikahannya, semakin kuat dentumam keras memukul jantung Sinta, semakin sering pula ia mendapatkan mimpi buruknya.

" Firasat apakah ini? Kenapa ulu hatiku perih sekali?

Lanjut...

Tamu tak Diundang.

Dirumahnya Sinta dilanda dilema, sementara dikantornya ribuan karyawan penasaran dengan sosok sang CEO. Ranata Kudriman Smitt yang hanya bisa mereka lihat dari balik sutra tipis yang menutupi keanggunan wajahnya.Desas- desus yang beredar bahwa gadis cantik yang diperkirakan kecantikannya mengalahkan pesona bintang- bintang dilangit, dimalam yang cerah, bahkan dari Balik kain itu masih terlihat menggoda. Siapapun yang memandang Sinta dengan wajah tanpa alas, tidak akan dapat memejamkan mata dengan benar karna dihantui perasaan rindu yang menggebu ingin berjumpa kembali.Tapi siapa yang diberi izin memandang Sinta? Hanya orang rumah yang boleh lihat, bahkan pelayan pun hanya bisa curi pandang dengan tanpa sengaja, karna Sinta selalu dipakaikan penutup wajah sejak usia remaja, walau sekali lagi masih terlihat kecantikannya samar dibalik sutra tipis itu.

Konon dari isu yang beredar, bahwa keluarga Smitt sengaja memasukkan putri mereka kesekolah asrama hanya untuk menyelamatkan sang putri dari tatapan mata jahat para pria berhidung belang, karna sejak tamat sekolah dasar kecantikan Sinta sudah menyita konsentrasi para muda.Bahkan dirumah sendiri Sinta diminta mememakai penutup wajah, karna pernah kepergok oleh sang Daddy dan mommynya diintipi Arjuna Copry Smitt.

Apalagi yang dirasakan oleh Gumilang Dirga, seorang CEO tampan dari Dirgantara Group yang jatuh cinta pada pandang pertama pada wujut sinta ketika wanita itu hampir saja keteabrak oleh Dirga tiga tahun yang lalu.

Wajah polos tanpa penutup membuat Dirga mati rasa pada perempuan manapun selain gadis ini.

Perkenalan tak sengaja itu mendekatkan keduanya, hingga keduanya menjalin hubungan yang Sinta sebut sebagai persahabatan, tapi bagi dirga bukan.Ia menganggap Sinta sebagai kekasih yang harus ia nikahi suatu hari.

Sekarang pernikahan itu tinggal menunggu hari.Gumilang Dirga akan menjadikan Sinta pasangan hidupnya.Setiap hari pria itu tiada hentinya tersenyum saking senang membayangkan hari esok yang penuh kebahagiaan.Karyawan dikantor Dirga menjadi kecipratan senang sang CEO, mereka beberapa hari ini sering mendapat bonus dadakan.

Tak ada halangan yang berarti dirasa Dirga, karna hubungan anak manusia berpaut usia 5 tahun itu direstui kedua orang tua mereka. Apalagi ketika Dirga memutuskan untuk menikahi Sinta, Rencana itu disambut hangat oleh kedua belah pihak keluarga.Pangaturan pesta mewahpun diadakan bahkan sebelum Sinta menjawab iya pada lamaran keluarga Dirgantara.

Betapa bahagianya Dirga akan menghalalkan Sinta,bahkan pria itu berani memberikan mahar Private jet dan sebuah pulau yang sangat indah yang bernama Anjeli land.

Pernikahan mewah diadakan disebuah hotel termewah dikota ini.Bahkan satu hotel diboking khusus untuk acara, mulai dari ballroom sampai pada kamar menjadi milik keluarga Dirgantara dalam sehari semalam.

Walaupun pada dasarnya Dirgantara Corp pemilik saham terbesar dihotel berbintang ini.

Dipelaminan sepasang anak manusia berpakaian pengantin serasi secara fisik namun dengan rasa dan raut yang bertolak belakang. Dirga tiada hentinya menatap istrinya penuh sayang. Sedangkan Sinta selalu membuang muka dan kadang memejamkan mata untuk menghindari tatapan Dirga.

Ditengah syahdunya acara dansa dengan pasangan, Sinta yang dari tadi menolak diajak dansa oleh Suaminya tiba- tiba melangkah pergi menjauhi Dirga. Tepat beberapa meter berjalan diantara para tamu, Sinta didatangi oleh seorang perempuan paruh baya dengan pakaian serba putih dengan tergesa- gesa.Kedua tangan wanita bercadar itu terulur untuk menyalami Sinta begitu mereka berdiri saling berhadap- haradapan.

Deg.

Detak jantung Sinta memacu lebih kencang tatkala netranya beradu dengan perempuan didepannya. Tapi ini berbeda dengan rasa saat bersama Dirga. Justru kenaikan irama jantung seketika ini secepatnya berganti dengan rasa nyaman yang belum pernah Sinta rasakan.

" U.....Umak...." Tanpa sadar bibir Sinta berucap gagap memanggil wanita itu.

Kedua mata sang perempuan pemilik sorot mata mirip miliknya pengantin wanita itu terlihat berkaca- kaca." Pa...panggil ibu a..apa.. barusan nak?" tanya perempuan itu tak yakin dengan apa yang didengarnya.

" I...Ibu seperti wanita yang kulihat dalam mimpiku.Maaf kalau aku salah bicara." Sahut Sinta sama gugupnya dengan wanita itu.

" Andai aku benar ibumu, apa kau bisa terima nak?" tanya wanita itu dengan sorot yang sulit diartikan.

Deg.

Jantung Sinta kembali berdetak kencang, sementara dihatinya timbul keinginan yang besar hendak memeluk wanita didepannya.

" Apa kita pernah saling kenal selain didunia mimpi Bu?" tanya Sinta yang terdengar konyol ditelinga orang lain.

" Ya, mungkin kita pernah bersama dimasa lalu nak..Tapi takdir memisahkan kita, setelah seseorang yang sangat pentingdalam hidup ibu direnggut dari sisi ibu." Jelas misterius sang ibu bercadar.

Sinta langsung memeluk wanita itu tanpa meminta izin. Wanita itu membalas pelukan Sinta. Saat keduanya tengah berpelukan, beberapa orang satpam datang untuk membawa wanita itu keluar.

"Kamu tamu tanpa undangan, kami terpaksa

mengeluarkanmu nyonya! Harap jangan melawan." Ucap kepala security.

"Jangan! Biarkan ibu ini menemaniku sampai selesai acara." Ujar Sinta membuat semua orang tercengang.

" Sayang...Ada apa?" Mommy Cinta datang menghampiri mendengar keributan kecil itu.

" Ini perempuan yang selalu kulihat dalam mimpiku mom. Apa ia adalah ibukandungku?" tanya Sinta menuntut.

Cinta terdiam memaku,beberapa detik nafasnya nyaris terhenti.

" Mom...Apa aku anak pungut?" tanya Sinta makin monohok.

Cinta menatap wanita disamping putrinya yang hanya tertunduk saja sekarang.

" Mata mereka persis dengan putriku? Mungkinkah ini yang disebut Rara oleh Aulia dulu.Bukankah wanita itu sakit jiwa?Sekarang wanita ini tampak cantik dan sehat. Mungkinkah ini ibu kandung yang selalu ditanyakan putriku?" Batin Mom Cinta berkecamuk.

Wanita berpakaian serba putih itu menatap Cinta yang mulai pucat dengan teliti.

" Ini waktu yang tidak tepat mengungkap semua, aku tak mau wanita yang sudah merawat putriku tertekan dihari bahagia putri kami.Sebaiknya aku pulang dulu, lain hari akan kutemui Cintami dan Rajj dirumahnya." Putus perempuan bercadar didalam hati.

" Aku izin pulang. Maaf...Sepertinya aku salah masuk acara pesta, mungkin acara yang kucari digedung sebelah."Ujar perempuan bercadar sembari menunduk dan beranjak pergi.

" Tidak Mak...Mak sudah masuk pesta yang

tepat! Jangan pergi! Sinta nyaman denganmu..Kembalilah Mak.. " Panggil Sinta, tapi tidak digubris ibu itu.

Sinta berlari mengejar wanita itu, namun detik berikutnya langkah Sinta ditahan oleh Dirga." Sejak tadi kau hanya sibuk mengurusi tamu, tapi lupa telah mengabaikan suami sendiri." Ucap Dirga sembari meraih pinggang istrinya.

" Kita akan bergabung dipesta dansa! tak ada penolakan." Ujar Dirga menunjukkan kekuasaannya didepan perempuan yang sudah resmi menjadi miliknya.

____________________

Pernikahan mewah itu berujung kekecewaan dan persitegangan, saat Sinta menolak raga suaminya dengan nyata dimalam pertama mereka.

Kamar mewah pengantin baru, berubah sepi rasa dikuburan.Tak ada suara manja dan rintihan kasih.Yang ada hanyalah pertikaian, sampai keesokan paginya mereka pulang dengan wajah sama- sama ditekuk.

" Oke! Masih ada waktu...Aku akan menunggu sampai kau siap." Putus Dirga jelang subu h yang diangguki oleh Sinta.

Dirga terus merayu, berharap bisa meluluhkan Sinta dengan cara lembut, dengan menawarkan bulan madu ke pulau yang sudah ia hadiahkan pada Sinta.Namun

Dirga kembali terpukul saat Sinta menolak bulan madu.Bahkan wanita itu berubah sangat dingin dan makin sering didatangi mimpi- mimpi yang menyeramkan yang membuat bahkan untuk tidur disisi istrinyapun sangat menyiksa bagi Dirga ketika wanita ini dalam mimpinya kerap melawan Dirga seperti seorang yang kurang waras.

" Apa yang terjadi dengan istriku? mengapa Cintanya Sirna dimalam pertama? " Dirga terus bertanya didalam hati.

Sebulan sudah berlalu, tapi tak pernah ada tanda- tanda Sinta siap menjadi istri Dirga sesunguhnya.Dirga terus menunggu, sedang Sinta terus tenggelam dalam mimpi- mimpi seramnya.Kadang ia menangis, kadang ia tertawa, bahkan tidak jarang berteriak dalam tidurnya.

" Cik, Sepertinya kalau aku tidak mengambil jalan pintas, istriku akan benar- benar sibuk dengan bermimpi terus setiap malam." Gumam Gumilang Dirga tersenyum jahat memikirkan ide yang terlintas dikepalanya.

Rasa penasaran serta keinginan yang besar memiliki,membuat Dirgantara memutuskan menjalankan idenya. Mencekoli istri sendiri dengan obat agar dapat menggaulinya.

Harapan Dirga menyempurnakan pemilikannya pada sang istri berujung kekecewaan, tatkala Dirga mendapatkan istrinya tidak suci lagi.

Pertikaian makin berbuntut panjang ketika Sinta dengan santainya meminta dikembalikan pada orang tuanya.

" Tidak! Kau akan tetap disisiku sampai kau menyesal sudah pernah dilahirkan ibumu kedunia ini." Ujar Dirga penuh dendam.

" Bedebah! Ternyata kau tak ubahnya dengan ayahmu,Pria pembunuh!!! " Pekik histeris Sinta lebih mengejutkan.

" Entah mimpi atau nyata, inilah yang Dirga rasakan." Wanita itu masih tidur, bahkan dikasih obat saja seperti biasa tidurnya tidak pernah tenang. Dirga menatap wanita yang barusaja ia gagahi dengan penuh kebencian." Siapa yang telah diam- diam mengambil milikku? Aku tertipu dengan paras jelitanya, Milikku didalam sana tak ubahnya seperti jahit didalam lesung!" Umpatnya kesal bercampur kecewa.

" Oke aku akan membuatmu tersiksa selama pernikahan ini, sampai kau mengaku siapa yang telah mendahuluiku! " Ujar Dirga sembari menghembuskan asap rokoknya dengan kasar kewajah Sinta yang sedang tidur gelisah.

Sinta terbangun dan merasakan tubuhnya polos.Ia terkejut bukan main, apalagi pria yang sudah berstatus suami selama satu bulan ini memandangnya penuh permusuhan.

" Apa yang kau lakukan padaku!" tanya bentak

Sinta.

" Perempuan sial! Seharusnya aku yang marah, aku hanya ingin mengambil hakku atas istriku, tapi ternyata kau tak lebih dari wanita murahan yang sudah menjajakan tubuhmu entah pada siapa sebelum menikah denganku." Balas Dirga sembari menjambak rambut panjang Sinta, hingga wanita itu tertarik duduk dengan tubuh yang masih polos.

Tiba- tiba angin bertiup kencang.Selimut diatas tempat tidur menggulung tubuh Sinta.

Sedang tangan Dirga seperti ada yang memukul.Ajaib memang, tapi Dirga tidak menyadari semua itu saking kecewa, ia hanya merasa Sinta yang sedang melawannya.

" Aku tak pernah mengatakan iya menerimamu jadi suami! Mengapa kau tetap nekat meneruskan pernikahan ini! Ini salahmu sendiri! " Bentak Sinta tak mau kalah seraya berdiri cepat dan menangkap pergelangan tangan Dirga yang barusaja melayang hendak lagi menyakitinya lagi.

" Auw...Ringis Dirga merasakan sendi- sendinya hampir bergeser, akibat tangannya dipelintir oleh Sinta kemudian.

" Pulangkan aku pada orang tuaku! Aku akan mengganti semua yang kau beri! " Ujar Sinta menyampaikan isi hatinya yang paling dalam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!