Happy Reading 😘😘
Dooor ...
Dooor ...
Dooor ...
"Liora! Bangun! Ini sudah siang!" teriak seorang wanita di depan pintu kamar yang ia gedor-gedor dari tadi, untuk membangunkan sang penghuni. "Semalam kamu bilang ada jam kuliah pagi," lanjutnya mengingat kan.
Tapi usahanya tidak membuahkan hasil, karena masih tidak ada tanda-tanda bahwa seseorang yang ada di dalam kamar akan bangun.
Sedangkan di dalam kamar, seorang gadis cantik, masih setia bergelung di dalam selimut tebal yang menghangatkan tubuh mungilnya. Ia masih menyelami alam mimpi, yang menurutnya sangat indah, Sehingga Ia tak menghiraukan suara gedoran maut dari sang kakak di balik pintu sana.
"Astaga, anak itu. Kenapa tidurnya seperti orang mati," ucap wanita yang berada di balik pintu, yang tak lain adalah kakaknya Liora, Jesicca.
Jesicca sampai jengah dengan kebiasaan Liora yang sering kali bangun kesiangan. Ya, meskipun dia tidak akan terlambat berangkat ke kampusnya, tapi ia harus melatih sang adik untuk selalu bangun pagi.
"Liora! bangun lah, 30 menit lagi kakak harus berangkat ke kantor," ucap jesicca yang masih berusaha untuk membangun kan sang adik.
Eungh!
Sebuah lenguhan terdengar dari mulut Liora. Dengan terpaksa ia harus bangun, karena merasa terganggu dengan suara cempreng sang kakak. Ia bangun dari posisi tidurnya dan beringsut ke belakang untuk menyandarkan punggungnya di headbord.
Liora mengucek matanya, lalu meregangkan otot-otot di tubuhnya. Setelah kesadarannya sudah pulih, ia langsung turun dari ranjang dan melangkah kan kakinya menuju pintu.
Klek ...
Liora membuka pintu, hal pertama yang ia lihat adalah wajah cantik sang kakak, yang berpenampilan rapi ala kantoran. "Iya kak, aku sudah bangun," ucap Liora dengan suara serak khas bangun tidur.
Jesicca hanya geleng-geleng kepala melihat wajah bantal sang adik. "Mandi dan bersiaplah, kakak sudah masak, nanti kita sarapan bersama, setelah itu kakak antar kamu ke kampus," ujar Jesicca.
"Baiklah," jawab Liora siangkat. Ia pun menutup pintu kembali, setelah itu ia menuju bathroom untuk melaksanakan ritual mandinya.
Setelah selesai mandi, Liora langsung menuju walk in closet untuk berganti pakaian.
Tak banyak waktu yang Liora habiskan, hanya 20 menit kegiatan mandi dan bersiap untuk ke kampus sudah selesai. Ia hanya memoleskan sedikit make up ke wajahnya, meskipun hanya menggunakan make up tipis, itu tak mengurangi kecantikan Liora. Karena pada dasarnya gadis itu memang sangatlah cantik.
*****
Di meja makan, Liora dan Jesicca sarapan dengan tenang, tak ada percakapan di antara keduanya. Setelah itu mereka pun berangkat bersama-sama.
Liora duduk di bangku samping kemudi, sedangkan jesicca duduk di bangku kemudi, dan dia yang mengendalikan stirnya. Jesicca duduk dengan tenang, ia membawa mobil membelah jalanan raya.
"Kak, nanti gak usah jemput ya, soalnya aku mau mengerjakan tugas kelompok sama anak-anak. Rencananya sih, kita akan mengerjakan tugas kelompok di cafe Moana. Jadi, pulangnya aku nebeng sama temen aja ya," ujar Liora panjang lebar.
Begitulah sifat Liora, dia tipikal wanita yang cerewet dan energik. Tak jarang banyak orang yang menyukai tingkahnya, yang membuat lawan bicaranya suka menggelengkan kepala, karena tingkah konyolnya.
"Oke." Jesicca menjawab sekenanya.
"Gitu aja kak?" tanya Liora, ia membalikkan tubuhnya agak miring untuk melihat sang kakak yang tampak fokus melihat jalanan, tanpa mau menatapnya.
"Lalu kakak harus jawab apa Liora? Jika kamu sudah menjelaskannya secara detail. Tidak ada yang perlu di tanyakan lagi kan," tutur Jesicca dengan tatapan fokus ke depan.
"Ah, kakak nyebelin," sungut Liora, ia mencebikkan bibirnya yang mungil, dengan melipat kedua tangannya di dada, yang menandakan ia sedang kesal.
"Duh, makin imut aja adikku yang satu ini." Jesicca terkekeh melihat tingkah imut adiknya, Ia mengulurkan tangan dan mengusap pelan kepala Liora.
Liora tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari sang kakak. Ia tahu kakaknya memang sering bercanda dan mengerjainya, tapi dibalik semua itu, ada kasih sayang yang melimpah yang diberikan Jesicca untuknya.
Meskipun hanya hidup berdua, tanpa orang tua yang menemani, mereka tetap saling menyayangi satu sama lain. Liora sangat bersyukur karena mempunyai kakak seperti Jesicca, yang sangat baik dan perhatian kepadanya.
Karena, tepat satu tahun yang lalu, kedua orang tua Liora dan Jesicca, meninggal dunia akibat kecelakaan.
...----------------...
Tak berselang lama mobil yang di kendarai oleh Jesicca sudah sampai di depan kampus tempat Liora kuliah. Liora turun dari mobil setelah ia berpamitan pada sang kakak.
"Aku masuk dulu ya kak, kakak hati-hati di jalan, jangan ngebut," ujar Liora memperingati sang kakak sudah layaknya orang tua yang menasehati anaknya.
"Iya sayang, udah sana masuk, nanti kamu terlambat. Nanti kalau sudah pulang kabari kakak ya," ucap Jesicca, meskipun Liora sudah memberitahu dan meminta izin kepadanya untuk mengerjakan tugas dengan teman-teman kampus, tapi ia tetap harus tahu kabar Liora dimana pun dia berada.
Jesicca sangat menyayangi Liora, ia memang agak posesif dan super protektif kepada sang adik. Ia takut terjadi sesuatu kepadanya, karena sekarang cuma Liora lah satu-satunya keluarga yang ia punya. Dia yang menjadi penyemangat di setiap hari dalam hidup dan bekerja, setelah kepergian kedua orang tua mereka.
"Siap kak!" Liora menjawab dengan tangan kanannya yang menempel di kepala, layaknya memberikan hormat kepada sang bendera merah putih.
Liora pun memasuki area kampus, ia berjalan dengan tergesa-gesa, karena sebentar lagi jam masuk kuliah sudah akan dimulai. Benar saja tepat di saat Liora memasuki kelas dan mendaratkan bokongnya di kursi tempat ia duduk, seorang dosen memasuki ruangan kelas.
Mobil yang dikendarai oleh Jesicca sudah sampai di depan gedung besar yang menjulang tinggi, yang kerap kali di sebut gedung pencakar langit. Jesicca menghentikan mobilnya di tempat parkiran, ia membuka set belt yang menempel di tubuhnya. Ia turun dari mobil lalu berjalan menuju ke dalam perusahaan tempat ia bekerja.
...----------------...
Hallo guys, selamat datang di karya pertama Author. Mohon dukungannya ya🥰
Semoga kalian suka dengan ceritanya, maaf jika masih ada typo😁.
Lophe-Lophe se kebon cabe😘😘😘
Jangan lupa tekan Like dan Favoritnya 🥳🥳
Happy Reading 🥰
Di sebuah rumah mewah, milik keluarga besar Khendrik. Mereka sekeluarga sedang melaksanakan makan pagi di ruang makan. Di kursi paling ujung, seorang laki-laki paruh baya yang masih terlihat tampan dan gagah di usianya yang tak lagi muda. Ia duduk dengan tenang sambil lalu menyendok kan nasi kedalam mulut dan mengunyah dengan pelan. Dia adalah sang tuan rumah, Dimas Khendrik.
Di sisi kirinya duduk seorang wanita yang sudah berkepala empat, tapi aura kecantikannya masih tampak jelas, meskipun usianya sudah tidak muda lagi. Mungkin karena ia sering melakukan perawatan pada wajah dan tubuhnya, sehingga ia masih terlihat muda dan cantik. Dialah istri dari Khendrik, Maura. Yang tak lain adalah nyonya besar di rumah itu.
Sedangkan di sisi kanan Khendrik, tampak seorang laki-laki muda yang sangat tampan dan berkharisma. Ia memiliki badan kekar, rahang tegas, hidung mancung, alis tebal, bibir sensual dan mata yang sangat tajam layaknya elang. Dia adalah putra tunggal dari Khendrik dan Maura. Yang bernama Kenan Khendrik.
Mereka bertiga makan dengan tenang, tak ada percakapan di antaranya. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan, memecah keheningan di ruangan itu. Karena sekarang adalah hari senin, hari paling sibuk menurut semua orang. Maka Khendrik dan Kenan akan berangkat ke kantor mereka masing-masing.
"Ma, Pa, aku berangkat," pamit Kenan kepada Khendrik dan Maura. Ia berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan dan mengambil tas kerja yang ia letakkan di atas kursi ruang tengah.
"Iya sayang, hati-hati di jalan," nasehat Maura kepada putra semata wayangnya.
"Iya Ma," jawab Kenan sekenanya. Ia pun pergi melajukan mobilnya untuk menuju ke suatu fakultas ternama di kota itu. Ia berprofesi sebagai dosen pembimbing di fakultas Mancana. Meskipun ia adalah pewaris tunggal dari perusahaan Khendrik, tapi untuk saat ini ia lebih memilih mengajar di fakultas tempat ia kuliah dulu. Ia ingin membimbing mahasiswa dan mahasiswi di semester akhir dan skripsi. Setelah itu, ia akan berhenti mengajar di sana, dan akan bekerja di kantor sang papa.
Setelah kepergian Kenan, Khendrik juga pamit untuk berangkat ke kantor. "Ma, Papa juga berangkat ya." Khendrik mengecup kening Maura sebagai tanda berpamitan. Mereka adalah pasangan suami-istri yang saling mencintai, meskipun usia mereka sudah tak lagi muda, tapi rasa cinta mereka tak pernah pudar.
...----------------...
Kenan memasuki ruang kelas tempat ia mengajar. Ia berjalan menuju meja guru yang terletak di barisan paling depan dengan posisi menghadap ke jajaran kursi para mahasiswa di ruangan itu. Ia menarik kursi kebelakang dan mendaratkan bokongnya di sana. Setelah ia mengucapkan salam kepada para muridnya.
"Selamat pagi." Kenan mengucapkan salam dengan nada datar dan wajah dingin. Ia pun meletakkan tas di atas meja, dan mengeluarkan laptop miliknya.
"Pagi pak," jawab serempak para mahasiswa di dalam kelas. Tentu saja yang paling semangat menjawab salam dari sang dosen adalah gadis cantik yang duduk di kursi barisan nomor empat dari depan. Sejak Kenan memasuki kelas, mata gadis itu tampak tak berkedip menatapnya.
Liora, ia memang mengagumi sosok Kenan, menurutnya sikap Kenan yang dingin adalah suatu hal yang sangat menarik. Jika mahasiswi lain akan takut berhadapan dengan Kenan, yang akan terang-terangan menunjukkan sikap tak sukanya jika ada mahasiswi yang mendekatinya hanya untuk hal yang tak penting, dan tidak bersangkutan dengan mata kuliahnya.
Tapi tidak dengan Liora yang akan terang-terangan menunjukkan sikap suka terhadap Kenan. Ia akan mencari kesempatan untuk bisa berdekatan dengan Kenan.
Selama masa hidupnya, Liora tidak pernah merasakan jatuh cinta dengan seorang pria, hanya sebatas rasa kagum saja jika ada pria yang dekat dengannya. Tapi tidak dengan Kenan, ia mempunyai perasaan yang lebih dari sekedar rasa kagum antara Laki-laki dan perempuan. Mungkin itulah yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sejak ia memasuki kuliah di fakultas Mancana dan bertemu dengan Kenan sang senior, ia merasakan getaran aneh yang bergejolak di dalam hati. Disaat ia menatap Kenan. Hingga sekarang Kenan menjadi dosen pembimbingnya rasa itu tetap ada, dan semakin berkembang pesat di lubuk hati yang terdalam.
Sementara Kenan, ia selalu terlihat acuh dengan tingkah Liora. Meskipun ia sedikit tertarik dengannya, karena Liora gadis yang berbeda. Ia selalu terlihat ceria setiap hari, saat bertemu dengannya pun, Liora akan tersenyum ramah. Senyuman yang sangat manis. Tapi hanya sebatas tertarik saja, tidak ada kata cinta di hati Kenan untuk Liora.
...----------------...
Selamat datang di karya pertama Author 🤗
semoga kalian suka ya dengan ceritanya, maaf jika masih banyak typo😁.
jangan lupa tekan like dan fav nya🥰
Happy Reading 🥰
Di perusahaan Khendrik.
Jesicca duduk di kursi yang di atas mejanya bertuliskan nama "SEKERTARIS." yang terletak di depan sebuah ruangan milik sang atasan. Yang di atas pintunya tertera sebuah nama "RUANG CEO UTAMA." Jessica sedang memeriksa berkas-berkas penting yang akan dibawa ke ruang meeting nanti. Ia bangkit dari duduknya, lalu menuju ke sebuah pintu milik sang CEO untuk menemuinya.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
Setelah mendapat izin dari seseorang di balik pintu itu, ia langsung masuk kedalam ruangan. "Maaf Pak mengganggu, saya mau mengantarkan berkas yang akan kita bawa saat meeting nanti." Jessica menyodorkan sebuah map ke hadapan sang Boss, yaitu Khendrik. Ia meletakkan map itu di atas meja.
Khendrik mengambil map itu lalu memeriksanya. Setelah selesai, ia menyuruh Jesicca keluar dari ruangan itu. "Semuanya sudah bagus Jes, kau boleh kembali ke tempatmu."
"Baik Pak, nanti saya akan kembali lagi saat meeting akan dimulai."
Saat sampai di meja kerjanya. Jesicca dikagetkan dengan kehadiran sosok laki-laki tampan yang sedang berdiri di depan meja dengan memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Ia tersenyum melihat kehadiran Jesicca.
"Astaga, Edo. Kamu ngapain disini?" tanya Jesicca dengan ekspresi wajah terkejut.
"Tidak ada, aku hanya ingin menemui mu," ujar Edo dengan cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia juga karyawan di perusahaan Khendrik, yang bekerja di bagian keuangan. Dia dan Jesicca sudah berteman akrab sejak pertama kali Jesicca melamar kerja di sana. Tak jarang para karyawan kantor sering menggosip kan mereka sebagai sepasang kekasih. Tapi mereka berdua menolak mentah-mentah gosip itu dan mengatakan bahwa mereka hanya berteman.
"Kembali lah ketempat mu, sebentar lagi aku ada meeting bersama pak Khendrik. Lagian apa kamu terlalu santai sampai berani keluyuran ke tempat kerja ku." cecar Jesi dengan nada menyindir. Ia memang sering bercanda dengan Edo.
"Huh! kau selalu saja begitu, mengusir ku layaknya seorang babu yang hina." Edo mendengus kesal dan mendramatisir keadaan. Ia memang sering diusir sama Jesicca dengan alasan takut ketahuan pak bos dan dikira lalai dalam menjalankan pekerjaan di kantor. "Jam istirahat kita makan bersama, aku tunggu di bawah," ucap Edo, karena ruangnya dan ruangan Jesicca berada satu lantai yang sama dengan sang boss, yaitu lantai paling atas. Sedangkan kantin perusahaan terletak di lantai bawah, jadi mereka janjian di lantai bawah saja.
Kenan mengajar dengan tenang, hingga waktu mengajar pun habis. Ia memberikan tugas kepada Mahasiswa di kelasnya. "Tugasnya kumpulkan di pertemuan yang akan datang." setalah mengatakan itu, Kenan membereskan barang-barang bawaannya dan memasukkan kedalam tas. Ia pun beranjak dari tempat duduk dan melangkah menuju pintu keluar. Tiba-tiba ia menghentikan langkah dan membalikkan badan menghadap mahasiswanya kembali seraya menyampaikan suatu hal penting.
"Liora! Tolong kamu kumpulkan tugas dari saya beserta yang lainnya dan serahkan kepada saya di pertemuan yang akan datang." tentu saja hal itu membuat Liora senang, karena bisa dijadikan kesempatan untuk berdekatan dengan Kenan. Liora langsung menjawab dengan cepat perintah dari sang dosen.
"Baik Pak, akan saya kumpulkan." Liora menjawab dengan senyuman yang tak lepas dari bibir mungilnya. Hingga kenan benar-benar pergi dari ruang kelas. Liora merasa sangat senang karena akan berdekatan dengan Kenan, meskipun hanya sekedar mengumpulkan tugas yang Kenan berikan.
"Ciee ...! Ada yang senang nih," ucap salah satu teman Liora. Bukan hanya satu orang saja yang tau jika Liora menyukai Kenan, tapi semua anak kampus juga tau akan hal itu. Bagaimana tidak, Liora selalu membicarakan hal itu saat berada di kantin. Tatapannya yang selalu berbinar jika memandang Kenan sangat menunjukkan jika ia benar-benar menyukainya.
"Sangat senang," jawab Liora dengan singkat. Ia pun mengajak teman-temannya untuk makan di kantin, karena sudah jam istirahat yang menunjukkan waktunya makan siang.
...----------------...
Sedangkan di sisi lain, Jesicca menuju kantin untuk makan siang bersama Edo, setelah acara meeting selesai. Tampak Edo berdiri sambil menunggunya yang mungkin agak terlambat.
"Apa kau sudah lama menunggu?" tanya Jesicca dengan senyuman manisnya.
"Tidak! Hanya 15 menit. Dan kakiku juga lumayan pegal," jawab Edo dengan nada kesal. Sudah jelas ia menunggu sangat lama dan bisa-bisanya Jesicca masih menanyakan itu.
"Wah..., hebat dong, aku bisa membuat kakimu pegal." Jesicca terkekeh melihat raut wajah kesal Edo. Ia sangat senang menggodanya. Karena Edo tidak akan pernah marah kepadanya. Begitupun dengan Jesicca, ia juga tak bisa marah ketika Edo menggoda dan juga mengerjainya. Ya, selama itu semua tidak berlebihan.
"Sudahlah, lebih baik kita langsung ke kantin, karena cacing di perutku sudah pada demo minta diberi asupan." Edo langsung menggandeng tangan Jesicca untuk menuju ke kantin.
Banyak pasang mata yang melihat mereka bergandengan tangan, tapi mereka tampak acuh karena menurutnya itu adalah hal biasa. Terkadang ada karyawan lain yang terang-terangan mengatakan mereka sangat cocok menjadi sepasang kekasih. Mereka hanya menanggapinya dengan senyuman.
Karena Jesicca yang cantik dan Edo yang tampan mereka memang tampak serasi. Sebenarnya Edo ada rasa yang lebih dari sekedar teman kepada Jesicca, tapi ia takut untuk mengungkapkannya. Ia takut Jesicca akan menjauhinya jika tahu tentang perasaannya. Karena Jesicca pernah berkata, jangan sampai ada kata cinta di antara mereka berdua, ia tidak ingin kehilangan sahabat seperti dirinya jika suatu saat mereka menjalin kasih dan hubungan mereka tidak baik-baik saja, hingga mengakibatkan mereka harus berpisah.
Di Kantin kampus.
Liora sedang menikmati makan siang bersama teman-temannya. Mereka makan sambil mengobrol ringan dan tentunya tidak lepas dari tingkah konyol Liora.
"Setelah ini kita 'kan udah gak ada kelas, gimana kalau kita langsung ke cafe Moana?" cetus Liora kepada teman-temannya.
"Kenapa tadi kita tidak langsung berangkat kesana saja, sekalian makan siang 'kan?" tanya Mella, yang duduk di samping Liora.
"Benar tuh Li, kenapa kita tidak langsung kesana, dan lebih memilih makan siang disini?" celetuk teman Liora yang lain, yang bernama Sisil dan Maya.
"Itu karena aku sudah lapar, jadi terpaksa makan dulu disini, daripada aku mati kelaparan. Memangnya kalian mau tanggung jawab, enggak 'kan," sungut Liora.
"Astaga, anak ini benar-benar menyebalkan," ujar teman-teman Liora serempak. Ya, kata menyebalkan kerap kali mereka lontarkan jika Liora suka bertindak sesuka hati tanpa mau berunding dengan mereka. Meskipun begitu mereka tetap menyayangi Liora layaknya saudara sendiri, karena sifat Liora yang baik membuat mereka betah berteman dengannya sejak pertama masuk kuliah. Ditambah dengan tingkah konyol Liora, yang selalu membuat mereka tertawa.
...----------------...
Selamat datang di karya pertama Author 🥳
semoga kalian suka dengan ceritanya.
Maaf jika masih banyak typo🙏😁
Jangan lupa tekan like dan favorit 😘😘
Lophe-Lophe se kebon cabe🌶🌶🌶
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!