Ayu Puspita, Gadis yang mempunyai paras cantik sejak lahir dengan rambut panjang bergelombang yang berwarna coklat menjadi lulusan terbaik disekolahnya. Dan menjadi primadona baik di Sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Akan tetapi sayang karena tidak mempunyai uang yang berlebih untuk dirinya supaya bisa berkuliah guna menunjang kecantikan yang dimilikinya. Pernah Ayu mendaftar dikampus yang diminatinya lewat beasiswa dengan jalur prestasi tapi sayang hanya lima puluh persen saja yang diberikan pihak kampus sehingga Ayu untuk sementara waktu mengubur impiannya untuk bisa duduk dibangku kuliah.
Ayu Puspita terlahir dari keluarga yang sederhana. Karena Ayu bisa menyelesaikan pendidikan SMK-nya. itu pun karena Kedua orang tuanya banting tulang kerja keras untuk Ayu supaya bisa menyelesaikan sekolahnya. karena mereka berharap Ayu bisa memperbaiki kehidupannya kelak dengan bekal kemampuan yang dimilikinya.
Umi Ita sosok Ibu yang sangat baik, ramah, murah hati dan penyayang. begitu juga dengan Abah Dapi, sosok Ayah yang tegas, baik, penuh pengertian dan penuh cinta kasih dan sangat bertanggung jawab.
.
.
.
.
Jason Gilbert, Seorang CEO pada salah satu Perusahaan yang sudah sejak lama didirikan Daddy nya, Leo Gilbert. Pria dewasa dengan sejuta pesona dengan ketampanan yang diatas rata-rata yang dimilikinya, karena memang Jason terlahir dari bibit unggul asal London, Inggris. yang sekarang keluarga Gilbert sudah tinggal di Jakarta, Indonesia.
Jason sudah terbiasa dengan pergaulan bebas yang dilakoninya bersama sang pujaan hati, Lyra Agatha. Model salah satu majalah ternama di Jakarta karena kedudukan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya.
James Gilbert, Kakak dari Jason yang tidak kalah tampan dan rupawan. tapi sayang James sudah memiliki Istri yang sangat dicintainya yaitu Celia Roseline tapi sayang belum ingin memiliki anak dengan alasan tidak ingin merusak bentuk tubuh indahnya yang sudah dijaganya selama delapan tahun. Mereka menempati salah satu Apartemen yang sangat megah yang berada dikawasan pusat kota.
Irena Julinan Gilbert, sosok Ibu yang sangat idealis sejauh ini dalam hal apapun tapi sangat baik jika sudah menyayangi seseorang. Seperti Bibi Yuni yang sudah lama mengabdi kepada keluarganya. dan begitu dekat dengan anggota keluarga yang lain tapi tetap dengan sopan santun yang diterus dijunjung Bibi Yuni. karena bagaimanapun mereka adalah majikan yang sudah menggajinya dan memberikan kenyamaan hidup selama ini.
Leo Gilbert, Seorang yang terlahir dengan sudah sangat kaya ditambah lagi dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dalam menjalankan dan mengembangkan semua bisnisnya baik yang berada di London Inggris maupun yang berada di Jakarta Indonesia, yang merupakan rumah kedua baginya.Tapi tetap menjadi seorang Ayah yang bertanggung jawab untuk semua anggota keluarganya, cukup fleksibel dalam menanggapi semua permasahan hidupnya.
.
.
.
.
" Ay.... "
" Ayu Puspita... "
Panggil Umi Ita ditelinga Ayu yang belum mau bangun dari tidurnya.
" Iya Umi,Ayu bangun!".Ucap Ayu sambil mengucek salah satu matanya.
" Umi sudah bilang pada Bibi Yuni kalau Ayu mau ketempat kerjanya hari ini. dan Bibi Yuni sudah mengiyakan karena sudah mendapatkan izin dari kedua Bosnya,sementara waktu Ayu tinggal dirumahnya dulu dengan ikut membantu pekerjaan Bibi Yuni disana"Umi Ita membereskan tempat tidur Ayu yang sangat berantakan.
" Rajinlah ikut bekerja membantu Bibi Yuni biar kamu bisa tinggal bersama mereka"Sambung Umi Ita sambil mendorong tubuh Ayu untuk cepat masuk kamar mandi.
Ayu menahan langkah kakinya dan berbalik badan menatap Umi Ita" Memang Ayu jadi menantu mereka Mi, sampai Ayu harus tinggal lama dirumah besar itu " Tanyanya.
" Siapa tau?,kita tidak tau kan apa yang akan terjadi dalam hidup kita dalam hitungan setiap detiknya. siapa tau kamu hari ini menumpang dirumah mereka,dan siapa tau besoknya kamu jadi Nyonya di rumah itu " Jawab Umi Ita santai.
" Umi kebanyakan baca novel tuh jadinya meng-ha-yal"Ayu balik badan lagi berjalan ke kamar mandi dan menutup pintunya.
Umi Ita sudah menyiapkan sarapan untuk mereka di meja makan. Abah Dapi terlihat sedang berbaring diatas kursi karena kondisi kedua kakinya yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk berjalan atau bergerak dengan leluasa karena penyakit yang dideritanya.
Umi Ita sudah meletakkan piring yang berisi nasi dan sayur saja didepan Abah Dapi. dan membantunya untuk duduk.
" Ayu... "
" Umi dan Abah sudah menunggumu "
Teriak Umi Ita karena Ayu tidak kunjung datang bergabung dengan mereka.
Tak berselang berapa lama Ayu pun sudah berada dimeja makan. dengan membawa tas ransel yang hanya muat untuk membawa beberapa potong pakian saja. Umi Ita menatap intens wajah cantik Ayu yang sudah remaja menuju dewasa dengan senyum tipis dibibirnya.
" Jaga diri baik-baik Ayu, bersikap sopan santun,pandai membawa diri, jaga pergaulan jika sudah mendapatkan pekerjaan disana,Bibi Yuni sekarang jadi orang tuamu disana.jadi menurutlah pada Bibi Yuni"Tutur Umi Ita memberikan nasehatnya.
" Iya Ayu walau Umi dan Abah sangat berat melepasmu untuk merantau. tapi memang kamu harus melewati fase ini, untuk belajar mandiri, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, ya ini lah hidup yang sebenarnya Ayu saat kamu sudah melepas masa putih abu-abumu.tetap semangat ya Ayu "Ucap Abah Dapi memberikan gambaran tentang hidup dan semangat pada Ayu anak semata wayangnya.
" Iya Mi, Bah. akan Ayu ingat apa yang sudah Umi dan Abah katakan sudah sangat sering Ayu dengar ditambah lagi pagi ini pada Ayu dan yang terpenting jangan sampai putus untuk selalu mendoakan Ayu"Balas Ayu sambil menguyah makanan yang sudah masuk kedalam mulutnya.
" Tanpa Ayu minta pun Umi dan Abah akan selalu senantiasa mendoakan untuk semua kebaikan dan keberhasilan Ayu. Dan ingat baik-baik apa yang sudah Umi dan Abah nasehatkan"Umi Ita menimpalinya.
.
.
.
.
" Jason si manusia purba modern, buanglah kebiasaan jelek mu itu. selalu hanya memakai boxer saja setiap kali keluar dari kamar. pakai lah handuk atau apapun itu untuk menutupinya. lihatlah ada banyak pasang mata di rumah ini yang selalu melihat tubuh sobekmu itu. setiap hari kami selalu enek melihat kelakukan aneh mu itu" Teriak Mommy Irena didepan Jason, sehingga mengundang para pelayan melihat kearah mereka. sambil menikmati pemandangan tubuh Jason yang dihiasi tato pada punggung atas dengan perut yang berkotak-kotak.
" Astaga Mommy kenapa harus berteriak? jadinya kan semua pasang mata itu sekarang menatap tubuh sexy ku Mom. dan perlu Mommy ingat bahwa pendengaran ku masih sangat berfungsi dengan baik. Aku keluar hanya dengan memakai ini karena ada alasannya Mom, Bibi Yuni sampai sekarang belum menyiapkan pakaian ku Mom. jadi aku mau bertanya padanya? dimana sekarang Bibi Yuni nya Mom?"Tanya Jason dengan santai dan sesekali dengan jahilnya menatap kearah pasang mata yang sedang menikmati pandangan gratis yang bisa membuat mereka tambah semangat bekerja di rumah mereka yang sangat besar dan luas ini. dan menjadikan mereka yang ditatapnya dengan tatapan setajam mata elang dengan malu-malu mereka segera mengalihkan pandangannya pada arah lain.
" Ya ampun Jason perkara pakaian saja kamu harus bertanya atau menunggu Bibi Yuni yang menyiapkan?. Jadi jika Bibi Yuni tidak menyiapkan pakaian bisa sampai seharian juga kamu tidak memakai apapun kekantor dan hanya memakai ini saja? begitu maksudmu Jason?" Tanya Mommy Irena masih dengan volume suara yang cukup tinggi dan sudah dibuat pusing tujuh keliling oleh putra keduanya.
"Iya Mom, Sebab hidup ku sudah bergantung pada Bibi Yuni Mom"Jason beralasan.
" Mommy bisa mati berdiri jika terus melihat kelakuan mu itu Jason"Tutur Mommy Irena sambil memijat pelan kepalanya yang sekarang memang sudah terasa pusing. dan meninggalkannya.
Tanpa Mommy Irena tau Jason ikut mengekorinya sampai keruang makan.
" Selamat pagi Daddy sayang "Sapa Jason dengan santainya sambil berdiri disamping Daddy Leo.
" Astagfirullah Tuan Jason, Bibi Yuni lupa menyiapkan pakaian untuk Tuan Jason pergi kekantor. maafkan Bibi Yuni Tuan selain karena faktor umur, hari ini Bibi Yuni sangat sibuk di dapur"Ucap Bibi Yuni yang melihat anak Tuannya hanya memakai penutup burung perkututnya. Merasa tidak enak hati sudah menjadikan anak majikannya menjadi tontonan seisi rumah.
Daddy Leo hanya tersenyum tipis melihat Istrinya Irena memijat-mijat kepalanya.
" Cepat Bibi Yuni siapkan pakaian untuk manusia purba modern yang satu ini. bawa dia pergi dari hadapan saya, rasanya sudah mau pecah kepala saya"
" Dah Mommy sayang " Jason mengecup pipi Mommy Irena.
" Baik Nyonya, Tuan, Bibi tinggal dulu. permisi"Pamit Bibi Yuni pada kedua majikannya. dan dia berjalan dibelakang Jason dengan menundukkan kepalanya.
Setelah berada didalam kamar, Bibi Yuni langsung mengambil kemeja, dasi dan celana panjang bahan untuk Jason pakai kekantor. dengan cepat Jason memakai semua yang sudah disiapkan Bibi Yuni kemudian dia menyisir rambut tebalnya yang berwarana coklat.
" Terima kasih Bibi Yuni I Love You"Ucap Jason sambil mereka berjalan keluar dari kamar dan menuju ke meja makan.
" Bagaimana Mommy apa kepala Mommy masih mau pecah setelah melihat penampilan aku kali ini"Tanya Jason yang sedang memamerkan tubuh kekar dan atletisnya yang sudah dibalut kemaja dan celana panjang serta dasi dengan warna yang senada menjadikan Jason jauh terlihat lebih tampan, gagah dan berkharisma.
Mommy Irena menunjukkan senyum lebarnya dan mengangkat ibu jari tangannya.
" Good sayang "Puji Mommy Irena.
Setelah selesai dengan sarapannya, Jason berpamitan pada Mommy Irena dan Daddy Leo. karena ada meeting pagi dikantor sambil membawa tas kerjanya.
" Mommy sayang berangkat ya " Jason mengecup kedua pipi Mommy irena.
" Daddy , Jason duluan " Jason menepuk pundak Daddy Leo dengan pelan karena Daddy Leo sedang memasukkan buah pada mulutnya.
Mommy Irena dan Daddy Leo menatap kearah Jason. " Iya Jason hati-hati " Ucap keduanya bersamaan.
Jason meninggalkan mereka dan langsung menuju mobil yang sudah disiapkan oleh supirnya Pak Anton.
" Pak Anton sudah siap semuanya, kita jalan sekarang "Sapa Jason dengan ramah.
" Iya Tuan J semuanya sudah siap"Balas Pak Anton sambil membuka pintu mobil bagian belakang dan mempersilahkan Tuannya untuk masuk. lalu Pak Anton menutup pintunya lagi. kemudkan Pak Anton yang sudah duduk dikursi kemudi menyalakan mesin dan mulai melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi atas permintaan Tuannya, Jason.
" Anakmu Dad kelakuannya, aku selalu dibuat pusing karena tingkahnya yang aneh, konyol dan sangat menyebalkan "Oceh Mommy Irena pada Daddy Leo yang hanya mengangguk pelan.
" Anak Mommy juga "Balas Daddy Leo.
" Anak kita berdua Dad, kita buat adonannya kan bagi tugas.sampai tubuh aku sakit semua setelah mengolah adonannya."Balas Mommy Irena begitu sewot tapi sangat lucu terdengar ditelinga Daddy Leo sehingga dia tertawa terbahak.
.
.
.
.
Jason yang sudah berada didalam ruangan kerjanya,duduk angkuh dalam kursi kebesarannya meminta pada Asisten pribadinya untuk mejemput pujaan hatinya yang baru selesai melakukan pemotretan untuk majalah perusahaannya.
" Tinggalkan pekerjaan kau dulu. sekarang jemput Lyra, dia sudah selesai dengan pemotretannya."
" Baik Tuan."Tidak ingin membuat Tuannya marah Agas sang Asisten pribadi pun langsung meninggalkan kantor demi menjemput model karbitan seperti Lyra.
" Cih kalau bukan karena Tuan Leo tidak sudi aku bekerja pada Tuan Jason yang suka seenaknya saja seperti ini."Gerutu Agas sambil memukul-mukul pelan stirnya.
Tidak berselang lama mobil yang Agas kendarai sudah sampai di Lokasi pemotretan Lyra. dengan cepat Agas mencari keberadaan Lyra.
" Permisi Nona Lyra, Tuan Jason sudah menunggu anda di kantornya. dan saya diminta untuk segara menjemput anda Nona."Tutur Agas dengan sopan.
Lyra melirik kearah Agas. Memperhatikannya dari atas sampai bawah." Lumayan juga ".
" Baiklah, kau bawakan barang-barangku yang baru saja digunakan. hari ini Asistenku tidak masuk jadi kau yang gantikan. karena Asisten Jason Asistenku juga begitu juga sebaliknya"Lyra menunjuk pada ketiga koper yang sudah siap untuk digeretnya. dan berjalan kearah mobil yang sudah sangat dikenalnya siapa lagi kalau bukan mobil pacarnya Jason.
" Akh kan pasti sangat menyebalkan"Terdengar Agas menggerutu Lagi tapi sayang berani ia lakukan dalam hati saja karena ia masih ingin bekerja.
.
.
.
.
" Sayang " Panggil Lyra dengan manja dan langsung mengalungkan kedua tangannya dileher Jason, yang sedang berdiri membelakangi meja kerjanya.
Cup
Lyra mendaratkan bibir merahnya pada bibir Jason dengan sekilas sebagai ciuman selamat sadang.
" Kenapa bukan kamu yang menjemputku, biar sekalian kita makan siang sayang?"Tanya Lyra dengan mengelus tengkuk Jason dan menekankan tubuhnya pada bagian sensitif yang sudah menonjol.
" Agas jangan ada yang masuk keruanganku!"Perintah Jason dengan tegas pada Agas dari balik pintu ruangan kerjanya. sambil menarik Lyra. Jason tidak ingin membuang waktu langsung menggendong tubuh Lyra membawanya masuk kedalam ruangan pribadinya yang sudah dilengkapi dengan semua fasilitasnya. karena masih ada waktu dua puluh menit lagi akan memulai meetingnya yang sempat diundurnya demi bertemu sang pujaan hati.
Dengan gerakan cepat Jason membuka semua pakaian yang menempel pada tubuh Sexy Lyra dan menjadikannya seperti bayi yang baru lahir. Pun tangan Lyra bekerja sama untuk segera membuka celana kerja yang dipakai Jason dengan cukup mudah. karena seorang pemian seperti Lyra tidak mungkin tidak menemukan celah untuk membukanya dengan cepat dan tepat serta tanpa melukai penghuninya.
Bibir Jason sudah mencumbu bagian sensitif tubuh Lyra demi mempersingkat waktu kerjanya.
" Eughh " Lyra melenguh merasakan gelombang kenikmatan akan segera menghantam tubuh mulusnya.
Nafas yang begitu memburu terdengar dari Lyra seakan meminta pada Jason untuk dengan cepat merangkak diatas Lyra dan segera meloloskan senjatanya.
" Akh "
Kini mereka bergerak seirama dengan tempo yang diberikan Jason pada tubuh Lyra.permaianan keduanya sangat mendominasi sehingga hanya membutuhkan waktu lima menit saja Jason sudah mengeluarkan larvanya diatas perut Lyra.
Kepuasan dan kenikmatan terlihat dari gurat wajah keduanya. Cinta bercampur dengan nafsu yang sangat mendominasi.
Jason langsung mesuk ke kamar mandi dan segera membersihkan diri dari sisa percintaannya bersama Lyra.
" Tunggulah aku sampai selesai meeting nanti aku akan mengantarmu pulang"Pinta Jason dengan me lu mat bibir Lyra dan meninggalkannya didalam kamar dalam keadaan polos.
.
.
.
.
Ayu sudah berada didalam bis yang akan membawanya ke Jakarta dengan berbekal alamat yang sudah dituliskannya dalam selembar kertas.
Sepanjang perjalanan Ayu menyemangati dirinya untuk menjadi orang sukses, berhasil dan kaya raya untuk dirinya dan kedua orang tuanya. karena Ayu ingin mengobati kedua kaki Abahnya dan membantu perekonomian keluarga.
" Anaknya Bibi Yuni jadi datang hari ini?, sudah bibi siapkan untuk kamarnya?, memang sudah tau mau bekerja apa di Jakarta? kalau anaknya Bibi bisa bantu pekerjaan Bibi Yuni disini tidak masalah. Saya akan memberikan gaji juga padanya. tapi Saya minta Bibi jangan tersinggung dan menolaknya. dan jangan sungkan kalau perlu bantuan apapun"Tanya Irena sembari mengupas buah apel yang menjadi kesukaannya.
" Sudah Nyonya, sudah saya persiapkan semuanya. untuk kamar biarkan saja satu kamar dengan saya. biar lebih mudah Nyonya kalau ada apa-apa. Kamar Bibi juga kan besar, jadi cukup untuk kami berdua. Dan untuk pekerjaan belum tau Nyonya, mungkin nanti akan mencobanya melamar pekerjaan. Dan tentunya akan membantu pekerjaan saya karena tinggal disini"Jawab Bibi Yuni yang duduk satu meja dengan Irena.
" Siapa tau, Namanya siapa Bi?".
" Ayu, Nyonya".
" Iya Ayu siapa tau butuh kamar sendiri, pakai saja kamar yang ada disebelah kamar Bibi.tidak masalah itu Bi".
" Iya nanti saya tanyakan pada Ayu terlebih dahulu. Jika memang membutuhkan kamar, saya akan menyuruhnya untuk menempati kamar yang sudah Nyonya izinkan".
" Kira-kira jam berapa Ayu sampai?"Tanya Irena lagi setelah menghabiskan tiga buah apel sekaligus.
" Seharusnya sore ini Nyonya kalau jalanan lancar. dan mudah-mudahan dengan cepat menemukan alamat ini. karena ini sudah hampir mau malam".
" Baiklah Nyonya, saya kembali kedapur untuk menyiapkan makan malam"Bibi Yuni pamit undur diri dari ruang makan.
" Iya Bi" Irena beranjak dari sana menuju ruang keluarga sambil menunggu kepulangan suami dan anaknya.
.
.
.
.
Waktu sudah menujukkan pukul 19.15 saat Ayu sampai dialamat yang ditujunya. dengan jasa Ojek Pengkolan yang mengantarkannya.
" Iya benar ini alamatnya!"Ucap Ayu sambil turun dari atas motor dan menyerahkan helm yang dipakai untuk melindungi kepalanya.
" Iya Neng "Balas Bapak Tukang Ojek Pengkolan dengan meletakkan helmnya dimasukkan kedalam jok motornya.
" Ini Pak ongkosnya, ambil saja kembaliannya. maaf jika lebihnya sedikit Pak. Terima kasih banyak Pak. Oia Pak doakan saya jadi orang sukses Pak di Ibu Kota ini"Ayu menyerahkan uang satu lembar lima puluh ribu.
" Iya Neng sama-sama, saya doakan Si Neng punya rumah gedong begini juga. Dan menjadi orang suskes Neng".
" Aamiin " Ucap keduanya bersamaan.
" Saya tinggal Neng mau nyari penumpang lagi"Pamit Bapak Tukang Ojek Pengkolan.
Dan Ayu pun hanya mengangguk kearah Bapak Tukang Ojek kemudian beralih menatap rumah megah dan mewah yang berlantai tiga dengan didominasi warna putih, hitam dan abu.
" Rumahnya lebih mirip seperti istana"Gumam Ayu lirih sambil berjalan mendekati pos penjagaan keamanan.
" Permisi Pak, Apa betul Bibi Yuni bekerja di rumah ini Pak?" Tanya Ayu sopan.
" Iya betul De, Bibi Yuni salah satu pelayan disini.Ade ini ada keperluan apa mencari Bibi Yuni"Jawab Pak Penjaga.
" Beliau Bibi saya Pak, Apa bisa Bapak sampai kan pada beliau jika saya sudah sampai disini"Pinta Ayu.
" Owh iya sebentar De, saya kasih tau Bibi Yuni terlebih dahulu".
" Silahkan Pak "
Kemudian Pak penjaga terlihat sedang berbicara ditelpon tidak kurang dari lima menit jika Ayu perhatikan. Pak Penjaga lalu membuka sedikit pintu gerbang meminta Ayu untuk masuk dan menunggu Bibi Yuni didalam dengan memberikan satu kursi plastik.
" Terima kasih Pak " Ayu hanya meletakkan tas ranselnya saja diatas kursi karena Ayu sudah merasa panas dengan bokongnya yang terus saja duduk selama didalam perjalanan.
" Iya De sama-sama "
Tidak berselang lama terlihat Bibi Yuni berjalan kearahnya.
" Ayu "
" Bibi Yuni "
Ayu bersalaman dengan Bibi Yuni. Kemudian Ayu dan Bibi Yuni masuk kedalam rumah mewah berlantai tiga tersebut.
" Bagaimana perjalananmu Yu?" Tanya Bibi Yuni sambil membawa Ayu masuk kedalam kamarnya.
Ayu melihat ukuran kamar Bibi Yuni yang terbilang cukup besar untuk seorang pelayan dengan kamar mandi yang berada didalam kamar.
" Lumayan Bi, capek banget"Ucap Ayu sambil terseyum.
" Bibi sudah mengabari Umi dan Abahmu, dan mereka senang kamu sampai dengan selamat sampai sini ".
" Iya, Terima kasih Bi ".
" Ya sudah kamu bersihkan dulu tubuhmu. setelahnya kamu bisa rebahan di atas tempat tidur. Bibi akan membawakan makanan untukmu.Bibi tinggal ya Yu!"Pamit Bibi Yuni keluar dari dalam kamar.
Ayu langsung membuka tas ranselnya dan mengambil celana panjang training ungu dan koas oblong putih serta underwear dan membawanya ke kamar mandi.
Setelah selesai, Ayu keluar dari dalam kamar mandi. Meletakkan pakaian kotornya pada keranjang yang berada dipojok dekat pintu kamar mandi.
Kemudian Ayu menyisir rambut panjangnya dan membiarkannya tergerai.
Tidak berselang lama Bibi Yuni sudah membawa masuk nampan yang berisi banyak makanan untuk makan malam Ayu.dan meletakkanya di meja berukuran kecil yang berada tepat didepan Ayu.
" Dimakan Yu!. Bibi sudah bawakan makanan".
" Terima kasih Bi, jadi merepotkan ".
" Tidak Yu tidak merepotkan. Ayo dimakan!".
" Bibi tidak ikut makan?"Tanya Ayu meletakkan lagi sendok yang baru saja diambilnya.
" Tidak Yu, tadi sebelum Ayu sampai disini. Bibi sudah makan bersama pelayan yang lainnya. jadi Ayu saja yang makan".
" Iya Bi, Ayu makan ya!".
Bibi Yuni pun hanya mengangguk mengiyakan mempersilahkan Ayu untuk lanjut makan.
Bibi Yuni menatap wajah cantik Ayu yang sedang begitu lahap menyantap makanan yang dibawanya.
" Kalau saja mungkin Dapi masih bisa berjalan dengan normal kamu pasti akan bisa melanjutkan sekolahmu seperti teman yang lainnya. Dapi akan bekerja sekuat tenaga untuk mu"Gumam Bibi Yuni dalam hati.
Ya, Bibi Yuni merupakan Adik perempuan dari Abah Dapi. Abahnya Ayu. Bibi Yuni pernah menawarkan bantuan untuk membiayayi Ayu untuk masuk perguruan tinggi, karena Bibi Yuni pun tau banyak cerita tentang Ayu dari Umi Ita dan Abah Dapi. tapi sayang kedua orang tua Ayu menolaknya dengan alasan kuliah masih bisa masuk kapan saja, tidak harus tahun ajaran sekarang. paling tidak bantu saja Ayu dalam mencari pekerjaan supaya bisa mengumpulkan uang untuk masuk kuliah nanti. Dan terlebih lagi mereka tidak ingin membebani Bibi Yuni dengan kebutuhan mereka. Biarlah Ayu belajar mandiri dan belajar untuk berpikir dewasa.
" Ayu sudah selesai Bi, biar saja Ayu yang bawa. Bibi hanya tunjukkan saja tempatnya".Pinta Ayu sudah dengan nampan dikedua tangannya.
Bibi Yuni tersenyum melihat Ayu yang tidak ingin merepotkannya.
" Ayo ikut Bibi "Bibi Yuni berjalan didepan Ayu keluar dari kamar menuju dapur kotor untuk meletakkan nampannya.
Ayu langsung mencuci piring dan mangkuk yang kotor dan meletakkan di atas rak.
" Ayo Bi sudah selesai " Ayu membawa Bibi Yuni meninggalkan dapur kotor. dengan Ayu yang berjalan didepan Bibi Yuni.
Sampai didepan pintu kamar, Ayu merasa heran karena seingatnya Ayu sudah menutup pintu dengan rapat. Kenapa ini sedikit terbuka? Pikirnya.
Bugh
Tubuh Ayu terhuyung kedalam kamar dan terjatuh menindih tubuh kekar dan keras seseorang tepat dibawah tubuhnya. Saat Ayu mendorong daun pintu yang sudah agak sedikit terbuka. dan ternyata dari dalam ada seseorang yang menarik handle pintu dengan kuat yang menjadikan posisi mereka seperti ini.
Tatapan mata keduanya saling mengunci, saling terhipnotis dari awal pandangan pertama mereka.memindai wajah masing-masing dengan sorot mata yang saling mengagumi kesempurnaan wajah yang berada dihadapannya. Sampai Jason, merasakan senjatanya sudah bereaksi berlebihan merasakan dua buah benda kenyal yang menurutnya sangat besar.
Ayu pun seolah sadar ketika senjata orang yang berada dibawahnya sudah mengeras dan sedikit menusuk-nusuk. Dengan cepat Ayu bangkit dari tubuh pria itu.
" Kenapa bisa sebesar itu?" Gumam Ayu dalam hati sembari melihat kearah tepat dimana senjata seseorang sudah siap sempurna seperti itu meski terlihat dari balik celana joggernya.
" Hei, Kau siapa berada dikamar Bibi Yuni?"Tanya Jason sambil berdiri dan merapikan pakiannya. tanpa mempedulikan senjatanya yang minta masuk sarang. karena tidak mungkin Jason lakukan pada gadis didepannya. yang sebenarnya sangat cantik walau tanpa make up apapun di wajahnya.
" Emm.. " Ucapan Ayu terhenti karena mendengar suara Bibi Yuni yang baru masuk dan Ayu merasa heran bukannya tadi Bibi Yuni ada dibelakangnya, Kenapa baru masuk?Pikirnya.
" Tuan Jason!?" Panggil Bibi Yuni menghampirinya.
" Bi, Tolong buatkan saya coklat hangat. dan ini siapa Bi, kok ada dikamar Bibi?" Tanya Jason sambil menatap kearah Ayu, dilihatnya penampilan Ayu yang biasa saja tapi bisa menghipnotis dirinya.Apalagi saat tatapan mata liarnya kearah dua buah benda kenyal yang tadi menempel pada dada bidangnya dengan sempurna.
" Ini Ayu Tuan, keponakannya Bibi. Ayu akan ikut membantu pekerjaan Bibi disini".Jawab Bibi Yuni menjelaskan.
Ayu hanya menunjukkan senyumannya pada Jason tanpa mengulurkan tangan atau berbicara apapun.
" Manis juga " Gumam Jason sangat lirih jadi tidak mungkin Ayu dan Bibi Yuni mendengarnya.
" Ayo Tuan Jason, Bibi buatkan coklat hangatnya".Jason Pun berjalan tebih dahulu keluar dari kamar dan menuju kearah ruang makan.
Bibi Yuni heran kenapa Tuannya malah duduk dimeja makan, bukannya langsung kekamarnya" Tidak diantar kekamar Tuan coklat panasnya?".
" Tidak Bi, biar aku saja bawa sekalian "
" Iya Tuan "
" Ah sial kenapa bisa begini, paling ukuranya tiga puluh empat A. tapi kenapa tadi begitu terasa sekali. seolah tumpah semuanya didadaku "Jason hanya bisa menggerutunya didalam hati karena Jason tidak ingin Bibi Yuni berpikir yang aneh padanya. dengan tangan salah satu tangan sudah berada tepat di dalam celananya sambil mengurut pelan agar kembali jinak.
Keesokan paginya. Sekitar pukul 06.45,Ayu yang sudah terlihat rapi dan cantik dengan rambutnya yang dikuncir kuda seperti biasa. Sudah membantu Bibi Yuni didapur kotor bersama pelayan yang lainnya. Ayu hanya membantu ala kadarnya tidak mengerjakan tugas inti seorang pelayan karena Ayu hanya ikut membantu yang menjadi tugas Bibinya.
" Apa lagi Bi yang harus Ayu kerjakan?"Tanya Ayu berinisiatif tanpa harus menunggu Bibinya yang meminta atau menyuruhnya.
" Ini Yu, tolong lanjutkan memotong sayuran dan dagingnya. ini sudah Bibi kasih contoh ya Yu untuk potongannya. Bibi akan menyiapkan teh dan kopi di ruang makan. karena biasanya setiap hari Sabtu, mereka berkumpul di ruang keluarga untuk bersantai sambil ditemani cemilan dan teh hangat serta kopi".
" Siap Bi, Hanya memotong saja kan Bi. karena jujur Ayu belum bisa untuk mengolahnya".Tanya Ayu memastikan.
" Iya Yu, Bibi tidak akan lama. nanti kamu selesai potong sayur dan daging pasti Bibi sudah disini lagi".Jawab Bibi Yuni meninggalkan Ayu sendiri. karena dijam pagi seperti ini para pelayan sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Ayu langsung memegan gagang pisau dan mulai memotong sayurannya terlebih dahulu karena sangat gampang menurutnya.
" Ayu, Bibi Yuni mana?"Tanya Jason masih dengan muka bantal dan pakaian yang semalam dikenakannya.
Mendengar suara bariton memanggilnya, Ayu pun menoleh ke belakang melihat kearah sumber suara." Tuan J-Jason, Emm Bibi sedang menyiapkan teh dan kopi diruang makan".
Jason begitu terpukau melihat wajah Ayu dipagi hari tertanya lebih terlihat sangat cantik alami dan natural.
" Ok "Lalu Jason pergi dari hadapan Ayu dengan mengusap dadanya." Lyra hidup dan matimu Jason".
Ayu kembali fokus pada pekerjaanya lagi.
Terdengar sampai ke dapur dimana tempat Ayu berada suara bariton Jason yang masih mencari keberadaan Bibinya.
" Ayu dimana Bibi Yuni nya? sudah ku cari tapi tidak ada."Tanya Jason dengan berkacak pinggang dan menatap Ayu dengan intens padahal Jason sedang menikmati dan mengamati wajah cantiknya Ayu.
" Em tidak tau saya Tuan, tadi hanya bilang seperti itu pada saya. jadi kalau sekarang Bibi Yuni tidak ada, Ya saya pun tidak tau. karena disini juga tidak ada seperti yang Tuan lihat".
" Kau sedang mengerjakan apa?"Tanya Jason mendekat kearah Ayu.Yang dengan tiba-tiba saja tidak ingin cepat pergi dari hadapan wajah cantik Ayu dan tentang semalam dimana dirinya hanya dengan mengingat wajah cantik Ayu dan Kedua benda kenyal yang menurutnya besar sudah berhasil mengeluarkan larvanya sebanyak dua kali.
Dan Ayu memiringkan badannya supaya Jason melihat apa yang sedang dikerjakannya.
" Memotong sayuran dan daging. tapi sebentar lagi selesai Tuan".Jawab Ayu memperlihatkan hasil kerjanya.
" Emmm " Jason tampak ragu untuk mengeluarkan suaranya lagi.
" Apa Tuan?" Tanya Ayu sembari mengangkat wajahnya untuk bisa menatap wajah tampan Jason yang berada jauh dari kepalanya. karena memang Jason memiliki tinggi tubuh yang sangat porposional. Tinggi mencapai 179 centi meter dan berat badan 70 kilo gram saja. karena memang Jason sangat menjada agar tubuhnya tetap bagus.
Ah Jason sungguh ingin mengangkat tubuh mungil Ayu dalam gendongannya. Yang bisa Jason perkirakan tinggi badan Ayu tidak lebih dari 160 centi meter dan berat badan diangka tidak lebih dari 52 kilo gram.
" Lupakan! " Jason langsung balik dan dengan langkah panjangnya segera menghilang dari pandangan Ayu.
" Aneh! " Gumam Ayu langsung menyelesaikan pekerjaanya dengan cepat sebelum Bibi Yuni datang bertanya.
Sedangkan di meja makan Irena sudah sarapan dengan secangkir teh hangat yang tidak terlalu manis dan beberapa potong kue. sedangkan Leo juga hanya dengan secangkir kopi pahit dan beberapa helai roti yang diberi selai strowberi, yang menjadi buah favoritenya. Seperti biasa jika hari Sabtu dan Minggu lebih banyak mereka habiskan waktunya di rumah. Kecuali Jason yang selalu berburu kenikmatan bersama Lyra di Apartemennya.
" James dan Celia tidak jadi datang kesini. karena James harus ke luar kota menyelesaikan proyeknya. Jadi Celia dibawa sekalian sama James". Leo menyampaikan apa yang dibilang putra pertamanya.
" Iya tidak masalah Dadd, yang penting mereka selalu bahagia dan semakin harmonis"Jawab Irena.
Leo mengambil tiga koran yang berada tidak juah dari meja makan yang sudah disiapkan oleh pelayan. Kemudian membuka setiap halamannya.
" Bibi Yuni " Panghil Irena sambil menumpuk piring yang sudah dipakainya.
" Iya Nyonya "Jawab Bibi Yuni setengah berlari menghampiri kedua Majikannya yang masih berada di meja makan.
" Apa anaknya Bibi Yuni sudah datang? Mana saya mau bertemu".Tanya Irena menanyakan keberadaan Ayu. seharusnya sudah datang dari semalam.
" Baik Nyonya, Bibi panggilkan dulu. Ayu sedang didapur kotor membantu saya. Sebentar!"Pamit Bibi Yuni untuk memanggil Ayu dan mengajaknya bertemu dengan kedua Majikannya yang sangat baik. dan Bibi Yuni juga berharap Ayu bisa diterima dengan baik disini.
" Ayu, tinggalkan saja dulu pekerjaanmu. Nonya Irena menanyakan mu."
" Ini sudah selesai Bi. sudah Ayu cuci dan tiriskan juga".
Bibi Yuni tersenyum melihat kepekaan Ayu terhadap apa yang dikerjakannya.
" Baik, terima kasih ya Yu "Bibi Yuni memasukkan potongan sayuran dan daginnya terlebih dahulu kedalam kulkas.
" Ayo Yu cepat!"
Tidak lama Bibi Yuni dan Ayu sudah berada dihadapan Nyonya Irena. dan Loe pun meletakkan korannya melihat ke arah Ayu dan Bibi Yuni.
" Ini Nyonya...Tuan...,Anak saya Ayu ".
" Ayu, Ini Nyonya Irena dan itu Tuan Leo. mereka pemilik rumah ini sekaligus Majikan Bibi Yuni."
" Nama saya Ayu, Nyonya...Tuan... "Ayu memperkenalkan dirinya dan dengan sopan menyalami tangan Irena dan Leo.
" Kamu masih muda sekali Ayu, Cantik lagi! Paling delapan belas atau sembilan belas tahun ya usia mu Ay?"
Ayu mengangguk mengiyakan tanpa berani melihat kearah Nyonya Irena dan Tuan Leo terlalu lama karena takut dibilang lancang. Bibi Yuni saja tetap sopan dan santun walau mereka sudah sangat baik padanya. apalah seorang Ayu yang baru hari ini bertemu denagn mereka.
Leo hanya menatap wajah cantik Ayu yang memang sangat cantik seperti yang dibilang istrinya, Irena. tanpa mengeluarkan kata sepatah katapun.
" Selama kamu belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai denganmu. Bantu saja dulu pekerjaan Bibi Yuni disini. dan saya sudah bilang pada Bibi Yuni akan tetap memberikan mu gaji karena sudah meringankan pekerjaan Bibi Yuni."
" Maaf Nyonya, Tapi anda tidak perlu menggaji saya karena dengan saya sudah diperbolehkan tinggal sementara saja saya sudah sangat senang dan terbantu sekali Nyonya. belum lagi dengan makannya. jadi anggap saja itu sebagai imbalan karena Nyonya sudah memberikan tempat dan makan untuk saya selama saya belum mendapatkan pekerjaan. Maaf bila saya lancang Nyonya".
" Kamu sama seperti Bibi Yuni, baik dan tidak enakan orangnya. anggap saja gaji dari saya untuk membantumu masuk keperguruan tinggi. Bukankah itu menjadi cita-citamu?"
Ayu menoleh kearah Bibi Yuni dengan menautkan kedua alisnya. Kenapa Nonya Irena Tau kalau Ayu ingin masuk kuliah, pikirnya.
" Tidak masalah Yu, yang jelas kamu harus menerima gajinya nanti setelah satu bulan kamu bekerja".
Karena memang sungguh ingin bisa melanjutkan pendidikannya Ayu pun mengangguk mengiyakan."Iya Nyonya, Tuan. Nanti akan saya terima gajinya. Terima kasih Nyonya...Tuan...".
" Bibi Yuni aku cari nggak ada, kemana Bi?"Tanya Jason yang ikut duduk bergabung dengan Mommy dan Daddynya.
" Oh itu Tuan Jason tadi saya lagi kekamar mandi"Jawab Bibi Yuni menjelaskan.
" Kenapa kamu cari Bibi Yuni Je?"Tanya Mommy Irena menatap wajah putranya yang memanglah sangat tampan.
" Biasa Mom, pakaian ku belum disiapkan!"Jawab Jason dengan santai sembari melirik kearah Ayu yang berdiri disamping Bibi Yuni.
" Oh astaga Jason, Pakaian lagi, pakaian lagi. Bibi Yuni sudah tidak ada waktu lagi untuk sekedar mengurusi pakaianmu".Mommy Irena dibuat menggelengkan kepala.
" Ya sudah kalau Bibi Yuni tidak bisa, bagaimana Ayu saya Momm"Tanya Jason dengan jahil menaik turunkan sebelah alisnya.
" Sa-Saya"Tunjuk Ayu pada dirinya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!