Perubahan alur, author bingung soalnya.
.
.
.
Ckiitt....
Decitan ban yang menabrak aspal akibat direm, sebuah bus berhenti di suatu halte dekat sebuah Universitas ternama.
Seorang gadis berusia 20 tahun turun dari bus, penampilan yang sederhana.
Kacamata bulat yang bertengger di hidungnya, rambut yang ia cepol dengan membawa beberapa buku didekapannya dan sebuah tas sudah bertengger dibahunya.
Perlahan gadis itu berjalan meninggalkan halte dan mulai memasuki area Universitas.
IVARNETS UNIVERSITY.
Sebuah Universitas ternama disebuah kota padat dan berkembang, universitas ini mencetak banyak mahasiswa siswi yang terampil dan sukses.
Tak jarang banyak muda mudi yang berlomba lomba berusaha masuk ke Universitas ini,mungkin bagi kalangan atas maka tak masalah biayanya namun jika untuk orang biasa. maka berlomba lah dengan prestasi yang sebesar besarnya.
Termasuk Carolina Laurentvia.
Mahasiswi tadi yang baru saja turun Bus, kakinya menginjak tepat di area jalan utama seluruh Fakultas Universitas.
Dia menatap sekelilingnya, banyak yang memperhatikannya. Yah selain dia mahasiswi baru ia juga berpenampilan yang membuat semua memandangnya sedikit.......Meremehkan.
"Dimana Fakultas ekonomi?"gumam Lauren, dia harus segera ke gedung Fakultas karena akan pergi keruang Dosen.
Karena sudah bingung, Lauren memutuskan untuk bertanya.
"Permisi..."
Seorang siswi yang merasa terpanggil menoleh, ia begitu cantik dan manis.
Matanya seketika melebar kala melihat Lauren dan langsung memeluknya.
"ASTAGA LAUREN, LO PINDAH KESINI!!"
Sangking girangnya siswi itu memeluk Lauren sangat kencang bahkan berteriak, Lauren terkejut bahkan hampir tak bisa bernafas.
"Gi...Giselle g...gw ga...gak bi..bisa na..nafas."Lauren berusaha lepas, dan siswi yang bernama Giselle ini sadar dan langsung melepaskan.
"Astaga sorry sorry, sumpah gw kaget banget plus seneng."ucapnya menampakkan wajah gembira, Lauren masih menghirup nafas banyak lalu tersenyum.
"Lo pasti mau kedosen kan, yok gw tunjukkin."ucapnya langsung menarik Lauren, Lauren hanya geleng kepala saja.
Beberapa orang yang melihat mereka agak sedikit terkejut, melihat The Lioness Of Universitas menjadi gembira sangat bahkan sangat sekali.
Karena hanya kedatangan Mahasiswi nerd itu.
Kembali ke sisi Lauren dan Giselle.
Sepanjang perjalanan, Giselle berceloteh sana sini dan Lauren sesekali terkekeh mendengarnya.
"Dan oh ya Liontin lo masih ada dileherlo?"tanya Giselle berhenti dan berbalik menatap Lauren.
Lauren mengangguk dia menunjukkan Liontinnya sebentar lalu kembali menyembunyikannya, Giselle mengangguk.
Tak lama mereka pun sampai di ruang dosen.
"Gw yakin lo bakal masuk kelas terbaik."ucap Giselle, Lauren tersenyum saja ia pun masuk.
Beberapa menit kemudian, bell berbunyi dan bersamaan Lauren keluar.
"Gimana masuk mana lo ren?"tanya Giselle penasaran.
"MBA-1." ucap Lauren, Giselle sumringah dan memeluk sahabatnya sekali lagi.
"Yaudah yok gw anter."ucap Giselle hendak menarik tapi sebelum menarik sebuah deheman membuatnya berhenti.
"Lauren bersama saya Giselle, bukannya sudah masuk lebih baik kamu sekarang kembali ke kelas."ucap seorang dosen wanita yang sudah berumur, Giselle hanya cengar cengir.
"Gw balik yah, entar gw jemput kita ke kantin bareng." Giselle memeluk sahabatnya sekali lagi lalu pergi,
"Iya."jawab Lauren.
Giselle pergi, dan Lauren beserta Bu Dosen pergi ke kelas MBA-1.
.
.
.
Kelas MBA-1.
Mereka telah sampai, Dosen masuk dahulu dan Lauren berhenti sejenak ia mengatur nafas karena sedikit gugup.
"Semoga, ini cepat berakhir."gumamnya.
"Baiklah anak anak, Lauren masuk." Bu Dosen memanggil, Lauren pun masuk.
"Perkenalkan dirimu."ucap Bu Dosen, Lauren menatap semua orang dan matanya tertuju pada 1 orang mahasiswa di bangku tengah belakang tinggi dengan baju hitam dan satu lagi seorang mahasiswi dengan pakaian berwarna serba pink dengan rambut digerai.
Ia bermain hp tak memperdulikan apa yang terjadi didepan.
"Huft.."
"Perkenalkan nama saya Carolina Laurentvia, saya berumur 20 tahun saya pindahan dari Universitas Lentera di kota B."ucap Lauren memperlihatkan senyuman indahnya.
"Baiklah apa ada yang ditanyakan?"
.
.
.
...Bersambung....
"Baiklah mungkin ada yang ditanyakan?".
.
.
.
Seorang mahasiswi yang tadi bermain hp angkat tangan, dia menatap Lauren.
"Lo masuk kesini pakai apaan?Gak mungkin banget seorang kampungan kayak lo bisa masuk ke univ ini ditambah ini kelas elit."ucapnya meremehkan.
Dosen yang mendengar terkejut ia hendak menegur namun keduluan Lauren.
"Beasiswa, aku menggunakan prestasi bukan menyogok Dekan."ucap Lauren wajahnya menjadi datar, mendengar ucapan berani Lauren Mahasiswi tadi marah.
BRAK..
Dia mengebrak meja sangking marahnya, ia berdiri dan melangkah ke arah Lauren.
Lauren diam ditempat dia menatap mahasiswi tadi, tanpa seorang tahu tangan kiri Lauren terkepal dibelakang.
Tiba tiba jantung Lauren berdetak cepat, sesuatu bergemuruh dengan panas rasanya ingin meledak. Suatu perasaan yang membuatnya muak, dan merasa ingin marah.
PLAK....
Tamparan di dapat Lauren di pipi kanannya, Dosen yang tadi dia mendekati keduanya.
"Cukup, Karina kembali lah ke tempat mu. Dan Lauren duduklah dibelakang Jevian. Jevian angkat tangan!"Dosen melerai keduanya.
Jevian angkat tangan, Mahasiswa yang duduk di pojok yang sempat dilirik Lauren tadi.
Lauren mendekati tempat duduknya, ia duduk dan mata pelajaran di mulai.
Jevian Stanford dan Karina Brown, kebetulan sekali yah.... Batin Lauren, dia menatap ke arah Dosen menerangkan dengan senyuman tipis sangat tipis hingga tak terlihat.
.
.
.
Jam istirahat.
Kring...
Bell berbunyi menandakan waktunya istirahat, Dosen keluar. Semua mahasiswa siswi keluar pergi ketempat favorit masing masing, Lauren membereskan barang barangnya ia hendak kedepan menunggu Giselle.
Namun ia malah di hadang Karina.
"Maksud lo apa tadi hah!"Karina masih tidak terima karena ucapan Lauren, Lauren hanya diam saja.
"LAUREN YOK KANTIN." Tepat sekali yah, Giselle datang. Giselle melihat Karina menghadang Lauren, ia sedikit menebak apa yang terjadi.
Tanpa basa basi Giselle menarik Lauren pergi ke kantin, ia yakin Lauren malas mengurus orang yang seperti Karina.
.
Perjalanan ke Kantin.
"Lo apain dia ren, sampe marah ke lo?"tanya Giselle penasaran, Lauren tersenyum dan sedikit membuang nafas.
"Tadi perkenalan dia tanya, gimana bisa gw masuk ke kampus ini apalagi kelas elit. Terus gw jawab pake beasiswa bukan nyogok Dekan."ucap Lauren, pecah tawa Giselle dia bahkan menepuk pundak Lauren cukup keras.
"Tahu dari mana lo kalau si karina itu nyogok Dekan." Bagian akhir Giselle lirih, Lauren mengeluarkan sebuah alat menyimpan file.
"Lo lupa gw siapa dan tujuan gw pindah kesini?" ucap Lauren mengeluarkan senyuman miringnya, Giselle terkekeh dia mengangguk paham.
"Jadi dimulai babe?"tanya Giselle merangkul sahabatnya, Lauren mengangguk dan menyimpan alatnya.
Keduanya saling tos dan terkekeh bersama.
.
.
Sampai kantin.
"Jadi lo mau pesen apa?" tanya Giselle, Lauren berfikir lalu...
"Mie ayam es jeruk."ucap Lauren.
"Ok tunggu bentar." Giselle pergi ke untuk memesan dan Lauren membaca buku.
Beberapa menit kemudian.
"Nih Ren pesenanlo." Giselle kembali membawa nampan berisi es teh satu, es jeruk satu, dan 2 mangkok mie ayam.
Giselle memberikan pesanan Lauren, dan setelah itu mereka makan bersama dengan tenang.
"Ren..."Panggil Giselle,
"Hm.."
"Gw heran banget, kenapa pas banget lo bisa sekelas ama Karina. Ditambah lagi lo juga tahu Karina nyogok Dekan.." ucap Giselle menatap Lauren, Lauren berhenti sejenak lalu menatap sahabatnya.
Dia tersenyum manis,
"Masalah nyogok Dosen lo dah gw beri tahu, tapi kalau pas gak sengaja gw sekelas ama Karina. Itu kebetulan, gw pikir bakal masuk ke kelas MBA-2." jelas Lauren lalu lanjut makan.
Giselle mengangguk paham, dia makan dengan riang sebentar lagi ada hal hal baru yang akan mengejutkan di Universitas ini.
...Bersambung....
Skip...
Pukul 13.30 waktu setempat.
Jam pulang kuliah telah tiba, beberapa mahasiswa siswi fakultas keluar dari wilayah Universitas dan memilih pulang. Namun bagi yang masuk siang maka pulangnnya sore.
Lauren? Dia mendapat kelas pagi sampai selesai, dan kini ia duduk di halte bus sendirian menunggu bus.
Lama menunggu membuat Lauren sedikit kesal, sudah hampir setengah jam menunggu namun bus tak kunjung datang.
Hingga...
Tin..
Tin...
2 motor sport berhenti tepat di depan Lauren, Lauren menatap penuh tanda tanya. Ia tak mengenal 2 orang ini di kampus, maka Lauren menjaga jarak.
"Ini yang lo bilang?"
"Yah.."
Salah satu dari mereka menatap Lauren, ia turun dari motor dan melepas helmnya dan terlihatlah wajah aslinya.
Tampan dan auranya sedikit dingin, ia perlahan mendekati Lauren.
"Lo kan yang tadi ganggu Si Karina, dan termasuk maba yang dengan beasiswa bisa masuk ke MBA-1." ucapnya memperjelas, Lauren hanya mengangguk ia waspada.
"Masuk MBA-1 dengan beasiswa itu sangat mustahil, hanya anak yang memiliki iq tinggi yang bisa masuk sekaligus keuangan yang memadai yakin lo masuk pakai beasiswa?"tanyanya, Lauren hanya mengangguk saja.
"Lo punya mulut? dari tadi ngangguk mulu."ucap sedikit kesal, Lauren menggidikkan bahu cuek.
Dia fokus menunggu bus karena juga ingin cepat pergi di sini.
Teman lelaki ini yang tadi duduk di motor pun turun dan melepaskan helmnya.
Ia lalu berdiri tepat di samping temannya dan mengulurkan tangan kepada Lauren.
"Kenalin gw.." belum sempat berkenalan tiba tiba....
"REN LO KOK MASIH DISINI?"
Giselle datang membawa juga sepeda motor sport miliknya, melihat Giselle datang membuat hati Lauren senang.
"Yok sel gw nebeng, nanti dikasih bunda sup rumput laut deh.."
belum sempat Giselle turun, Lauren langsung naik. Ia tak ingin berlama lama dengan 2 lelaki yang asing baginya
"Eh eh..."Giselle berusaha mengimbangi sepedanya, melihat Lauren sudah naik dan memalingkan wajahnya ia menatap 2 lelaki yang juga menatapnya.
"Lo berdua ngapain disini, oh atau jangan jangan lo mau apa apaain sahabat gw yah..." Giselle mengaktifkan mode singanya, salah satu dari mereka gelagapan.
"Kgk sell yaelah cuma mau kenalan, soalnya dia booming di Kampus."ucap lelaki yang hendak berkenalan dengan Lauren, Giselle menatapnya tajam.
"Yaampun sell serius deh, ya kan gw cuma mau kenalan sama loh."ucap berusaha menyembunyikan rasa gugup dan takut karena tatapan Giselle.
"Ok fine, Oh ya kenalin gw Raxvelon Gavier Walker tuan muda Walker dan juga yang es tadinanyain lo Martines Marvales Geraldy. Dia dingin tapi juga kadang baik." ucapnya memperkenalkan diri, Lauren mengangguk singkat.
"Carolina Laurentvia, panggil Lauren." ucap Lauren lalu menatap Giselle memohon agar segera pulang ke rumah, Gislelle yang paham dengan ketidaknyamanan Lauren pun pamit.
Seperginya 2 gadis tadi.
"Jadi Martin, gimana lo terima?" tanya Gavier, orang yang dipanggil martin hanya berdehem saja lalu ia menaiki kembali motornya.
"Besok pagi, lo datang pagi pagi pergi ke belakang sekolah ada yang mu gw omongin." ucapnya ia memakai helm, setelah itu melajukan motornya pulang.
Sedangkan Gavier masih dibuat heran dengan perubahan tiba tiba,
"Halah dah biasa, tuh bocahkan suka ganti ekspresi." ucapnya juga kembali ke motor dan memasang helm.
Motornya pun melaju menyusul teman esnya.
...Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!