Message Of Death
01. Mesaage of death
Kinna berjalan menelusuri koridor sekolahnya, melangkah menuju kelasnya berada
Wajah datar yang tidak pernah lepas dari raut mukanya. Berjalan dengan santai sambil menyandang tas dibahu kanannya.
Setelah itu, ia masuk ke kelas 11A lalu mendudukkan dirinya di meja dekat jendela. Dia duduk baris ketiga dari depan.
Bel masuk berbunyi, semua siswa bergegas ke bangku masing-masing. Tak lama, seorang guru laki-laki yang mengajar memasuki kelas mereka.
Guru tersebut menjelaskan materi yang sudah ditulis di papan. Beberapa orang mendengarkan seksama. Namun, Kinna hanya menatap bosan hal tersebut. Rasanya hidupnya terlalu monoton. Sekolah, belajar, ekskul, begitu saja kegiatannya. Tidak ada satupun yang menarik.
Kinna Almahyra
Hah.... I'm bored
Akhirnya, bel istirahat berbunyi. Siswa bersorak gembira akan hal tersebut
Semua orang berhamburan menuju kantin sekolah. Namun, Kinna lebih memilih berjalan menuju rooftop sekolah. Menikmati angin yang berhembus seperti biasa.
Sesampainya di sana, ia langsung menuju bangku yang ada di dekat pagar pembatas. Ia menyandarkan dirinya di sana. Memejamkan mata dan merasakan hembusan angin yang menyapa.
Setelah 15 menit ia berdiam diri di sana. Ia mulai membuka matanya dan beranjak dari sana untuk kembali ke kelasnya. Ketika ia hendak berbelok menuju kelas. Ia melihat sekelompok anak sedang membully seseorang. Kinna hanya menatap datar pemandangan tersebut.
Lagi-lagi mereka, pikirnya. Tak ada niat sedikitpun dirinya untuk menghentikan mereka atau hanya sekadar menolong cewek yang tengah dirundung.
Amanda claudia
Udah gue bilang! lo harus ngerjain pr gue. Gara-gara lo gue kena hukum!
Gladys zahara
Ma--af, aku lupa
Amanda claudia
Lupa? Lo bilang lupa, ha!
Setelah itu, ia menjambak rambut gadis itu. Sehingga ia merasakan sakit di kepalanya.
Ia semakin kuat menarik rambutnya. Sedangkan, kedua temannya hanya menjadi penonton dari tindakan temannya sendiri.
Gladys zahara
Ampun, Manda! Aku janji nggak akan lupa lagi
Geby gitavalira
Nggak usah diampuni, Man. Biar dia tahu rasa
Setelah itu, Kinna kembali melangkah menuju kelasnya. Tiada guna, ia berlama-lama di sana.
Kinna Almahyra
Dasar manusia sampah
Menurutnya mereka itu adalah manusia sampah. Punya otak tapi tidak dipergunakan. Punya tenaga untuk melawan tapi tidak digunakan untuk lawan. Lalu apa gunanya otak dan akal kalau cuma jadi hiasan doang.
Kinna selalu berpikir bahwa manusia itu terlalu naif. Selalu bersembunyi dalam kebohongan demi menutupi kerapuhan. Bertingkah sok hebat agar tidak dianggap lemah lalu ditindas. Memamerkan harta walau itu hanya pinjaman semata. Nyatanya, dunia ini dipenuhi fatarmorgana yang membutakan mata.
Kinna Almahyra
Andai ada hal seru dan menyenangkan di hidup gue.
Kinna Almahyra
Mungkin sebuah misteri
Kinna Almahyra
I dont know. I hope a something will be thinking like sherlock holmes, maybe.
Kinna Almahyra
I think thats good
Ini adalah awal dari sebuah peristiwa besar yang akan menjadi pertanyaan bagi semua orang. Sebuah pesan kematian yang mengerikan akan segera muncul di notifikasi Anda
Angels of death
Aku akan segera mengirim pesan kematianmu. Tunggu notifikasi dari diriku!×
02. Message of death
Pukul 06.30 wib, Kinna tiba di sekolah. Namun, ada yang berbeda hari ini. Sekolah terlihat lebih ramai dari biasanya. Ia mengeryitkan keningnya bingung.
Terdengar teriakan siswi-siswi yang heboh.
Another students
"Gila ganteng banget!"
Another students
"Kyaa! terpesona eneng!"
Kinna Almahyra
"Ck, kurang kerjaan!"
Kinna tak habis pikiran dengan mereka. Emangnya harus seheboh itukah melihat cowok ganteng. Setelah itu, ia kembali melanjutkan langkahnya. Baru beberapa langkah ia kembali mendengar siswi-siswi itu kembali berteriak.
Another students
"Kyaa! manisnya!"
Teriakan itu terdengar ketika sang laki-laki memberikan senyum manisnya. Membuat orang-orang di sana meleleh dibuatnya.
Kinna mendudukan dirinya di bangkunya. Menopang dagunya menatap lapangan dari balik jendela. Di kelas hanya ada beberapa orang saja karena sebagian penghuninya masih mengerubungi si murid baru.
Ia berlari menuju meja Kinna. Terlihat wajah yang nampak bersinar karena sudah mendapatkan berita ter-update hari ini.
Sedangkan, Kinna hanya meliriknya tanpa berniat menoleh sedikitpun.
Zaline aurora
"Kin, lo harus tahu kalo sekolah kita kedatangan murid baru. Dan dia itu ganteng banget!"
Zaline aurora
"Dan yang lebih keren dia bakal sekelas sama kita. Se-ke-las!"
Zaline aurora
"Woi, Kin. Lo dengarin gue nggak sih?"
Zaline aurora
"Buset, gue udah panjang lebar ngomong lo cuma jawab hn, doang."
Zaline aurora
"Kin, lo tuh sekali-kali harus nimbrung biar hidup nggak datar amat."
Kinna tidak tertarik sama sekali dengan apa yang dibicarakan temannya itu.
Tak lama bel berbunyi, Zara berdecak kesal karena ucapannya terpotong. Dan ia kembali ke meja berada.
Setelah itu, wali kelas mereka masuk ke dalam kelas bersama anak laki-laki. Wajahnya yang tampan membuat siswi di kelas tidak berkedip. Dia memiliki mata tajam dan hidung yang mancung dengan garis rahang yang tegas.
Alsy Regantara
"Perkenalkan, nama gue Alsy Regantara. Kalian bisa panggil gue Regan."
Ia mengakhiri perkenalannya dengan senyum manis membuat siswi di sana ingin berteriak tapi tertahan, takut kena marah wali kelas
Setelah itu, Wali kelas menyuruhnya duduk di bangku kosong yang ada di belakang Kinna.
Ia berjalan ke tempat sambil menatap Kinna yang sedari tadi asyik dengan kegiatan. Bahkan, ia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Selanjutnya, pelajaran pun dimulai. semua siswa membuka halaman yang akan dipelajari sesuai perintah sang guru. Hari ini, mereka sedang belajar tentang logaritma.
Kinna membereskan bukunya setelah guru meninggalkan kelas mereka.
Zaline aurora
"Hai, Regan!"
Zaline aurora
"Kenalin gue Zaline Aurora, lo bisa panggil gue Zara."
Alsy Regantara
"Halo, Zara. Salam kenal."
Ia mengulurkan tangannya mengajak berjabat tanda perkenalan.
Zara yang melihat hal itu dengan senang hati menyambutnya
Zaline aurora
"Salam kenal."
Zaline aurora
"Oh iya, kenalin ini temen gue. Namanya Kinna."
Ia memanggil Kinna sekaligus mencolek bahunya.
Zaline aurora
"Itu, kenalan dulu sama murid baru."
Perintahnya sambil menunjuk Regan dengan menggerakan kepalanya. Menyuruhnya memperkenalkan diri.
Kinna menatap murid baru itu dengan ekspresi datarnya, menunjukkan bahwa ia tidak berminat.
Sedangkan, Regan hanya memperhatikan interaksi mereka yang menurutnya lucu. Zara yang aktif dan Kinna begitu pasif.
Zaline aurora
"Tunggu apalagi sih, kan jarang-jarang ada cogan duduk dekat lo. Yang ada mereka buru kabur liat muka lo kayak gitu."
Kinna Almahyra
"Iya, bawel,"
Ucap Kinna memperkenalkan dirinya secara singkat, padat dan jelas.
Alsy Regantara
"Regan, salam kenal Kinna"
balas Regan dengan tersenyum. Namun, Kinna hanya berekspresi datar seperti biasa. Ia tidak merasa terpesona atau apapun itu. Menurutnya Regan itu adalah orang yang munafik. Mungkin dari luar ia terlihat baik tapi bagi Kinna, dia itu punya aura yang negatif
Setelah itu, Kinna beranjak dari tempatnya.
Zaline aurora
"Mau kemana lo?"
Zara berlari menyusul Kinna yang sudah berjalan duluan.
Dia menampilkan smirknya.
Angels of death
"Aku datang untuk menjemput kalian, wahai manusia tak berguna!"
03. Message of death
News.id
Seorang siswa laki-laki berinisial A ditemukan meninggal di gudang sekolah. Di duga beliau melakukan bunuh diri. Namun, polisi menemukan hal mengganjal dari kejadian tersebut. Baca selengkap....
Media kini ramai beritakan seorang siswa yang diduga melakukan bunuh diri di gudang sekolahnya.
Zaline yang membaca berita tersebut bergedik ngeri. Ia melangkah menuju kelas dengan ponsel ditangannya sambil melihat info terkini.
Zaline aurora
"Gini nih kalo bosan hidup, ujung-ujungnya bunuh diri."
Sesampainya di kelas, ia melihat Kinna yang sedang menatap keluar jendela dengan earphone terpasang ditelinganya. Zara hanya menghela nafas melihat sahabatnya itu. Seperti tidak ada hal yang menarik perhatiannya. Terkadang dia heran, "kok bisa gue jadi sahabat dia" batinnya bertanya-tanya.
Meski begitu bagi Zara, Kinna adalah teman terbaiknya walaupun Kinna cuek dan bodoamat-an
Ia berjalan menuju meja Kinna dan duduk di depannya.
Ia menarik earphone Kinna agar terlepas membuat Kinna menatapnya. Mengatakan apa lewat tatapannya.
Zaline aurora
"Lo tahu nggak?"
Zaline aurora
"Anak SMA Cendana ada yang ninggal karena bunuh diri di gudang sekolah"
Zaline aurora
"Ngeri banget, nggak sih. Akhir-akhir ini sering banget ada kejadian kayak gini. Gue takut nanti ada hal kek gini di sekolah kita. Nggak bisa bayangin deh."
Kinna Almahyra
"Nggak usah dipikirin."
Kinna Almahyra
"Balik sana!"
Kinna mengusir Zara untuk kembali ke tempat duduknya. Zara yang diusir pun hanya mendengus kasar akan perilaku Kinna padanya.
Lapangan nampak ramai karena kelas XI A sedang pelajaran olahraga. Kinna dan Zara berjalan menuju lapangan setelah mengganti seragam dengan baju olahraga.
Di sana, anak kelas XI A sudah mulai berbaris rapi. Setelah itu, mereka melakukan pemanasan dipimpin sang ketua kelas.
Selesai pemanasan, mereka berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali.
Zaline aurora
"Ya ampun, Pak. Kenapa harus lari sih?"
Kinna Almahyra
"Nggak usah protes."
Zaline aurora
"Ck, iya-iya."
Zara mulai lari mengikuti Kinna.
Kinna berlari dengan santai. Di belakangnya ada Alsy yang juga sedang lari sambil memperhatikannya. Sedangkan, Zara masih jauh berada dibelakangnya.
Zaline aurora
"hah, capek banget."
Zaline aurora
"Kinna nggak capek apa ya lari kayak gitu. Santuy banget hidup dia."
Saat Kinna tengah lari tiba-tiba ia dikejutkan seseorang yang jatuh dihadapannya.
Kinna otomatis menghentikan langkahnya, mencerna apa yang barusan terjadi. Alsy yang ada dibelakangnya juga kaget dengan hal tersebut. Namun, ia mampu mengendalikan ekspresinya.
Siswa-siswi kelas XI A yang melihat kejadian itu berteriak histeris.
Zara yang tak kalah kaget dengan yang lain langsung berlari menuju sahabatnya yang terdiam.
Alsy menepuk bahu Kinna menyadarkannya membuat Kinna menatapnya.
Alsy Regantara
"Are you okay?"
Kinna Almahyra
"ha... em, i-ya."
Kinna menjawabnya dengan sedikit linglung sebab kejadian tadi. Ia menatap orang yang sudah berlumur darah di hadapannya.
Pak Aga segera berlari menuju mayat itu dan menyuruh siswa untuk memanggil ambulans dan guru lainnya.
ucap Zara ketika melihat bahwa orang itu adalah Leo. Salah satu siswa yang terkenal di sekolah ini karena sering merundung siswa lain.
Zaline aurora
"Kin, lo nggak papa kan?"
Zaline aurora
"Syukurlah. Gue takut lo trauma gara-gara tadi."
Alsy Regantara
"Bawa dia ke kelas, Zar."
Setelah itu, Zara mengajak Kinna untuk kembali ke kelas. Alsy menatap mayat di depan yang sedang dikerumuni orang-orang.
Alsy Regantara
"Lo pasti ada disini."
ucapnya lirih sambil menatap tubuh kaku Leo.
Angels of death
"Aku datang untuk mencabut nyawamu. Dan kini seseorang sudah menggunakanku untuk membunuh orang yang tak berguna itu."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!