NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Di Sekolah

Episode 1. SMA Nusa Bangsa

SMA Nusa Bangsa adalah salah satu SMA terfavorit, banyak anak dari kalangan atas maupun anak pejabat yang bersekolah disana. Jadi tidak heran jika sekolah tersebut sangat bagus dengan gedung menjulang tinggi dan fasilitas mewah, selain itu dekat dengan pusat kota dan pembelanjaan.

Hari ini adalah penerimaan murid baru, setelah libur panjang dan akhirnya sekolah kambali di buka. Semua murid baru sedang menjalani Ospek atau masa pengenalan sekolah, tidak main-main kegiatan tersebut dibuka dengan mengundang para pejabat dan pemilik yayasan sekolah.

Saat ini seorang gadis cantik yang bernama Salsabella Lorenza itu sedang berlari menuju gerbang sekolah untuk mengikuti kegiatan Ospek hari pertama di SMA Nusa Bangsa. Hari pertama masuk sekolah gadis itu sudah datang terlambat karena kesiangan, dia masih terlambat walaupun sudah menyuruh sopirnya untuk menyetir cepat ke sekolah.

"Kamu benar-benar cari masalah Salsa! nggak lucu banget hari pertama tapi terlambat " ucapnya dengan kesal.

"Sebentar lagi kita sampai Non, Non tenang saja" sambung sopirnya agar Nona nya itu tenang.

"Tidak punya waktu lagi Mang, stop!! aku turun disini" Sopirnya pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan Salsa pun turun.

Benar saja saat dia sudah turun di depan sekolahnya, semua murid baru sudah berbaris di lapangan dan sesuai dengan kelompok mereka yang memang sudah di bagi saat pengumuman lulus kemarin. Itu yang dia dengar karena pengeras suara nya cukup kencang, Salsa semakin panik.

Salsa berlari kencang dari pinggir jalan menuju gerbang sekolah karena satpam sudah ingin menutup gerbang. Salsa terus memohon agar di perbolehkan masuk kedalam, karena kasihan satpam itu memperbolehkan dia masuk.

"Saya mohon Pak, kali ini saja" mohon Salsa sambil meletakan kedua tanganya di depan dada.

"Baiklah kamu boleh masuk, lain kali jangan telat lagi" jawabnya yang terlihat kesal, Salsa pun langsung masuk kedalam.

Para guru dan anggota Osis yang bertugas pun sudah ada didepan untuk memulai acaranya, kegiatan pagi ini adalah pembukaan yang dibuka dengan sambutan kelapa sekolah.

Dengan santainya Salsa masuk ke dalam barisan paling belakang, tanpa dia sadari salah satu kakak Osis memperhatikanya. Dia menghampiri Salsa dan menyuruh nya untuk maju kedepan karena sudah datang terlambat.

"Hey kamu yang baru datang, dibarisan belakang sekali. Cepat maju kesini!!" Teriak salah satu kakak Osis cewek pada nya dan dia berjalan mendekat.

Setelah itu semuanya melihat ke belakang, mencari siapa yang datang terlambat dan berani-beraninya masuk dalam barisan tanpa melapor pada pada kakak Osis yang bertugas.

"Sial sekali!! kenapa semuanya melihat kearah belakang" ucapnya didalam hati, dia masih pura-pura tidak tau dan menundukan kepalanya.

Kakak itu bertanya pada sekali lagi, kenapa Salsa pura-pura tidak tahu dan masih berada di barisanya. Sambil berjalan dia menujuk kearah Salsa dan barisan di depanya juga memperhatikanya.

"Kamu kenapa masih pura-pura tidak tahu? iya kamu yang menundukan kepalanya" tunjuk kakak tersebut dengan nada marah.

"Saya kak?" jawabnya sambil menunjuk pada dirinya sendiri.

"Iya kamu !! sana maju kedepan. Enak sekali kamu datang terlambat main nyelonong aja masuk barisan, sana bergabung dengan teman kamu di depan!" Bentaknya dan dia pun mengikuti Kakak tersebut dari belakang.

"Hari pertama saja sudah datang terlambat!! kamu pikir ini sekolah nenek kamu apa?" Oceh kakak Osis itu, Salsa yang mendengar itu pun hanya diam saja.

Dia langsung maju kedepan lapangan dan ternyata sudah ada dua orang juga yang berdiri di pinggir lapangan, mungkin mereka berdua juga datang terlambat pikirnya.

Tapi saat Salsa maju semua melihat kearahnya dan bersorak pada Salsa. Hal itu membuat dia malu dan menutup muka nya dengan tangan, bahkan pada saat kepala sekolah memberikan sambutan dia mengatakan jika mereka bertiga adalah salah satu contoh murid yang tidak teladan.

"Kalian tetap berdiri disini, tunggu kak Osis yang lain kesini memberikan hukuman kepada kalian setelah kegiatan pembukaan ini selesai. Hari pertama sekolah saja kalian datang terlambat, ini yang nama nya tidak mencerminkan sikap murid yang baik!!" ucapnya kepada mereka bertiga.

"Izin menjawab, baik kak. Lain kali kami tidak akan mengulanginya lagi" jawab mereka bersamaan sambil menundukan kepalanya.

Mereka masih berdiri di sana sampai acara pembukaan itu selesai, mungkin sudah 30 menit. Tapi belum ada kakak Osis yang datang bahkan kaki mereka juga mulai sakit karena lama berdiri, sedangkan anak baru lainnya sudah memasuki kelas untuk mendapatkan materi tentang peraturan dan tata tertib sekolah.

"Kamu pucat sekali, Apa kamu baik-baik saja?" tanya laki-laki yang berada disampingnya.

"Jangan pingsan disini, nanti kita yang repot. Dasar lemah!!" sambung perempuan yang di sampingnya.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu Lisa, dia mungkin kelelahan makanya muka dia pucat seperti itu" Belanya.

Setelah itu laki-laki baik itu mengajak nya berkenalan dan tentu saja Salsa senang berkenalan dengan laki-laki yang ada disampingnya itu.

"Oh iya kita belum bekenalan, nama aku Refanza dan disamping ini sepupu ku namanya Lisa. Kalau boleh tau nama kamu siapa?" ternyata laki-laki itu bernama Refanza dan disampingnya Lisa.

"Nama aku Salsabella Lorenza, panggil saja Salsa. Senang berkenalan dengan kamu Refanza" Salsa sangat senang karena Refanza bersikap baik kepadanya.

"Panggil saja Refan, senang juga berkenalan dengan kamu Salsa" Refan tersenyum senang.

Sepertinya Salsa sangat senang berkenalan dengan Refan tapi tidak dengan Lisa, Lisa terlihat kesal karena sepupunya itu sangat perhatian pada gadis yang baru mereka kenal.

"Dasar kecentilan!!" sambung Lisa menatap tajam pada Salsa karena Salsa terus tersenyum pada Refan.

"Tidak sopan berbicara seperti itu Lisa" tegur Refan karena menurutnya Lisa sangat tidak sopan berbicara seperti itu kepada Salsa.

"Sudah lah Refan aku tidak apa-apa, santai saja" jawab Salsa sambil tersenyum padahal dalam hatinya dia sangat kesal dengan Lisa yang terlihat sangat sombong.

"Beneran kamu masih kuat? jika tidak kuat lagi biar aku panggilkan kakak Osis nya" tanya Refan lagi pada Salsa, Lisa yang mendengar itu pun semakin kesal.

"Iya beneran nggak usah panggil kakak Osis, aku masih kuat kok" jawab Salsa sambil tersenyum kecil.

"Tapi kenapa kamu pucat sekali?" sambung Refan yang memperhatikan muka Salsa.

"Iya aku memang sering begini saat lupa sarapan, aku tadi buru-buru takut terlambat jadi tidak sempat sarapan" jawabnya.

"Sebaiknya kamu bawak bekal, kalau sering tidak sarapan. Apa lagi ini Ospek pasti membutuhkan tenaga yang kuat" ucap Refan mengingatkan Salsa.

"Iya terima kasih sudah mengingatkan aku Refan" jawab Salsa senang karena Refan sangat baik.

Setelah itu ada seorang laki-laki yang memakai jas Osis mendekat kearah mereka bertiga, Salsa yang melihat kearah laki-laki itu pun langsung terpesona pada pandangan pertama. Tubuhnya tinggi dan wajanya sangat tampan, dia berjalan dengan sangat berkarisma.

"Apa ini yang namanya pangeran yang hidup di dunia nyata?" ucap Salsa dalam hatinya sambil melihat laki-laki itu berjalan mendekat kearah mereka.

Dia mendekat dan memperhatikan ketiganya, pandanganya sangat dingin. Keadaan sedikit tegang karena terlihat dari raut wajahnya kalau dia kelihatan marah dan tidak menyukai mereka bertiga.

"Apa kalian anak baru yang berani-berani datang terlambat pada hari pertama Ospek?" tanya laki-laki itu pada mereka bertiga.

Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan laki-laki itu, tapi tak lama kemudian Salsa memberanikan diri untuk menjawab.

"Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab?Tanyanya dengan nada membentak.

"Izin menjawab, iya kak kami datang terlambat. Tapi kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi" jawab Salsa dengan santai.

"Apa alasan kamu datang terlambat hari ini?" tanyanya kepada Salsa.

"Maaf kak saya bangun kesiangan hari ini, tapi saya sudah berusaha datang secepat mungkin tapi masih tetap terlambat" jawabnya berkata jujur.

Refanza dan Lisa langsung menoleh kearah Salsa, saat dia berbicara seperti itu. Menurut Refan, Salsa sangat pemberani dan dia menyukai keberanian Salsa.

Berbeda dengan Lisa, dia menatap sinis pada Salsa karena dia sama sekali tidak menyukai Salsa. Salsa sangat berani menjawab seperti itu, bisa-bisa mereka akan mendapat hukuman yang berat nanti.

"Bagus jika punya mulut itu harus di gunakan, siapa nama kamu?" tanyanya kepada Salsa.

"Siap kak, nama saya Salsabella Lorenza kak" Jawabnya sambil menatap laki-laki tampan di depan nya.

"Salsabella ya? nama sayang bagus" ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Karena kamu sudah berani menjawab, hukuman kamu cukup lari lapangan 5 putaran lalu bersihkan toilet wanita lantai satu sampai bersih" dia memberikan hukuman pada Salsa.

"Nanti akan saya cek lagi, jika tidak bersih hukuman kamu akan saya tambah. Mengerti?" ucapanya kepada Salsa.

"Tapi kak saya lemah dan tidak bertenaga saat ini, karena tadi pagi saya belum sarapan. Bagimana jika saya pingsan saat berlari nanti, bisa di kurangi tidak kak?" Salsa memohon agar hukumanya di ringankan.

"Baiklah hukuman di ringankan, tambah jadi 10 putaran. Bagaimana?" jawabnya bertanya balik pada Salsa.

"Tidak kak, baiklah kak 5 putaran saja" ucap Salsa pasrah menerima hukumanya.

"Untuk kalian berdua hukumanya lari lapangan 3 putaran dan bersihkan toilet lantai dua sampai bersih, jika tidak bersih saya juga akan menambah hukuman kalian" ucapnya kepada Refan dan Lisa.

"Izin menjawab, baik kak" jawab Refan dan Lisa bersamaan.

"Tunggu kak, kenapa yang mereka hanya tiga putaran? ini tidak adil" protes Salsa.

"Karena kamu makin cerewet dan banyak protes, hukuman ditambah. Temui saya setelah menyelesaikan hukuman kamu" jawabnya menatap tajam ke arah Salsa.

"Sekarang pergi ke lapangan, jangan curang karena aku mengawasi kalian!" suruhnya pada mereka bertiga dan memberikan sedikit ancaman.

"Kalau ada yang curang siap-siap menerima hukuman yang lebih berat!!" teriaknya pada mereka.

"Izin menjawab iya kak" jawab mereka bertiga dan mulai berlari keliling lapangan.

"Untung ganteng kalau tidak, malas banget kan udah jelak suka memerintah lagi. Semangat Salsa tidak apa-apa kamu pasti bisa" ucap Salsa dalam hatinya sambil tersenyum membayangkan kakak tadi.

Mereka bertiga benar-benar pergi ke lapangan dan melakukan apa yang di perintahkan tadi, sebenarnya Refan kasian dengan Salsa yang harus lari dua putaran lagi.

"Semangat Salsa kamu pasti bisa" Teriak Refan yang melihat Salsa yang berlari tapi masih ketingalan jauh di belakang nya.

"Terima..kasih..Re..fan" jawabnya terbatah-batah karena kelehan.

Lisa yang melihat itu tambah kesal, kenapa sepupunya harus perhatian sekali dengan wanita kecentilan seperti Salsa. Dandanan nya saja sangat berlebihan seperti mau jalan-jalan bukan ke sekolah dan ditambah lagi rambutnya dibuat bergelombang dan diikat setangah.

"Kenapa kamu harus memberikan semangat pada wanita kecentilan itu, jangan bilang kamu suka lagi sama dia?" tanya Lisa yang berlari disamping Refan.

"Bukan seperti itu, aku kasihan kepadanya. Kakak tadi memang tidak adil, kenapa hukuman Salsa ditambah" kesal Refan.

"Terserah kamu lah Fan, bikin nggak mood aja" Lisa kesal dan berlari tambah kencang meninggalkan Refan.

"Hey tunggu, jangan kencang-kencang larinya" Teriak Refan mengejar Lisa yang sudah berlari duluan.

Beberapa menit kemudian Refan dan Lisa sudah menyelesaian larinya, Salsa masih terus berlari. Refan terpaksa meninggalkan Salsa duluan untuk pergi membersihkan toilet sekolah di lantai dua.

"Kami duluan ya sa, santai saja kamu pasti bisa!" teriak Refan dari ujing sana dan Salsa pun menganggukan kepalanya.

"Ayo pergi sekarang, biar toiletnya cepat bersih" Lisa menarik tangan Refan pergi dari sana.

Salsa sudah berlari empat putaran, dia tidak kuat lagi dan akhirnya pingsan di lapangan. Setelah itu Salsa sama sekali tidak menyadari siapa yang mengangkat tubuhnya dan membawa dia ke Uks, yang Salsa ingat sebelum pingsan kakak Osis itu memperhatikanya dari pinggir lapangan.

☆☆☆

Hallo teman-teman selamat datang di karya novel ku yang kedua 👋

Terima kasih sudah mampir dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian, like dan komen ya 😁❤

Episode 2. Hanya Alasan Kamu Saja!!

Setelah sadar dari pingsan nya Salsa langsung diantar pulang ke rumah oleh penjaga sekolah, saat sampai dirumah sama seperti biasanya kedua orang tuanya belum pulang bekerja. Hanya ada Mbok Jum dan Mang Darto, Salsa yang baru pulang memang masih lesu dan terlihat lemas.

Mbok Jum yang melihat Salsa sudah pulang pun langsung menghampirinya dan dia terlihat sangat khawatir dengan anak majikanya itu.

"Non kok sudah pulang? bukanya ini belum waktunya pulang sekolah" Mbok Jum menghampiri Salsa yang berada di depan pintu rumah.

"Begini Bu tadi Salsa pingsan di sekolah, saya penjaga sekolah yang ditugaskan kepala sekolah untuk mengantar Salsa pulang" kata seorang laki-laki yang belum terlalu tua dan dia berada disamping Salsa.

"Iya terima kasih banyak ya Pak, maaf sekali sudah merepotkan Bapak" jawab Mbok Jum sambil menundukan kepalanya.

"Tidak apa-apa Bu, kalau begitu saya pamit dulu. Selamat istirahat Salsa" ucapnya sambil berpamitan.

"Terima kasih banyak Pak Joko" sambung Salsa dan Pak Joko hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

Setelah Pak Joko pergi Salsa dibawah masuk kedalam rumah oleh Mbok Jum dan disuruh istirahat kekamarnya. Dia membantu Salsa berjalan sampai ke kamar nya, Salsa bersyukur masih ada Mbok Jum di rumahnya karena baginya Mbok Jum adalah ibu kedua.

"Sebaiknya Non istirahat, Apa perlu saya telpon dr.Marisa Non?" tanya Mbok Jum setelah Salsa berbaring di tempat tidur.

"Tidak usah Mbok tadi aku sudah diberi obat di Uks, aku mau istrirahat saja" jawab Salsa yang sudah berbaring di tempat tidur.

"Kenapa Non bisa pingsan tadi?" tanya Mbok Jum lembut agar Salsa bercerita apa yang terjadi pada nya tadi.

"Salsa datang terlambat tadi Mbok, jadi Salsa dapat hukuman lari di lapangan. Mungkin karena kelelahan Salsa jadi pingsan" jawab Salsa menjelaskan tentang kejadian tadi.

"Ya sudah kalau begitu Non istirahat saja. Mbok akan menemani Non disini" ucapnya sambil mengelus kepala Salsa.

"Terima kasih Mbok, tapi sebaiknya Mbok pergi. Nanti pekerjaan Mbok ngga selesai, apa lagi jika Mama sudah pulang dia akan marah" jawab Salsa karena dia takut Mbok Jum di marahi oleh Mama.

"Benar juga Mbok belum mencuci pakaian Non, kalau begitu Mbok pergi dulu. Panggil saja jika Non butuh sesuatu" ucapnya pada Salsa dan Salsa pun hanya menganggukan kepalanya.

Mbok Jum pun pergi dari kamar Salsa, setelah itu Salsa memejamkan matanya dan tidak lama kemudian dia tertidur.

.

.

Sore harinya Mama dan Papa sudah pulang bekerja, Mama menayakan keberadaan Salsa. Mbok Jum langsung menceritakan kejadian di sekolah tadi, Mama yang mendengarkan cerita Mbok Jum pun langsung menuju kamar Salsa dan di ikuti oleh Papa.

Tok...tok....tok (bunyi ketukan pintu).

"Sayang kamu sudah bangun? buka pintunya" ucap Mama dari balik pintu sambil menggedor pintu tapi tidak ada jawaban.

"Coba di buka saja, siapa tau tidak dikunci" sambung Papa dan Mama pun membuka pintunya.

Mereka melihat Salsa masih tertidur dan saat Mama mendekat Salsa membuka matanya, dia melihat kedua orang tuanya sedang mentapnya.

Salsa paling takut dengan Papa nya karena pasti dia akan marah, Salsa selalu disalahkan dalam setiap masalah yang terjadi. Berbeda sekali dengan pendapat orang lain jika anak tunggal adalah anak yang paling beruntung karena selalu di sayang, Salsa sama sekali tidak merasakan itu.

"Kenapa kamu bisa pingsan?" tanya Papa menatap wajah Salsa.

"Salsa tadi di berikan hukuman lari lapangan karena telat datang ke sekolah Pa!" jawab Salsa sambil menundukan kepalanya.

"Terus?" tanya Papa mentap tajam pada Salsa, sedangkan Mama sudah duduk di samping Salsa sambil memegang tanganya.

"Karena nggak kuat jadi adi Salsa pingsan dan tadi saat pergi ke sekolah Salsa sudah menyuruh Mang Darto ngebut kok, tapi masih tetap terlambat" jawab Salsa agar Papa nya tidak marah.

"Hanya alasan kamu saja!! Bilang saja kamu malas sekolah kan?" tanya Papa yang mulai emosi.

"Harusnya kamu itu rajin dan tidak malas, jangan bilang kamu main game sampai larut malam lagi?" tanya nya sambil berteriak, bahkan tubuh Salsa bergetar karena takut.

"Sudah lah Pa! Salsa lagi sakit kenapa Papa terus membentak nya" Mama kesal karena Papa sama sekali tidak memikirkan keadaan anaknya.

"Semua ini karena kamu yang selalu saja memanjakan Salsa, lihat dia sudah jadi pembangkang" Papa menujuk kearah Salsa.

"Bikin malu saja!!" sambung Papa dan Salsa sudah mulai mengeteskan air matanya.

"Coba kamu sesekali bikin orang tua kamu bangga, lihat anak teman Papa di kantor. Putranya sangat pintar dan selalu juara kesal, putrinya juga juara umum tiap semester" Salsa hanya diam.

"Jangan bandingkan aku dengan mereka karena kami tidak sama" jawab Salsa berani menatap Papa nya.

"Sayang !!" tegur Mama nya karena dia tau Papa akan semakin marah nanti.

Tidak ada yang menyayanginya, Papa selalu saja membuat Salsa semakin terpuruk. Terkadang Salsa sangat tertekan dengan semua peraturan yang harus dia patuhi karena Papa selalu saja mengatur nya, kadang dia juga bingung kenapa harus terlahir dari orang tua seperti meraka.

"Dasar pembangkang!!" Papa berjalan kearah meja belajar dan menghempaskan komputer Salsa.

"Brakk..." Komputer itu jatuh di lantai hingga pecah.

"Kenapa Papa melemparnya?" teriak Salsa tidak terima.

"Agar kamu tau apa kesalahan kamu, jika besok-besok kamu masih melakukanya. Tunggu saja Papa akan memberikan hukuman pada kamu!!" ucap nya pada Salsa, lalu dia pergi dari sana.

"Jangan di masukan kedalam hati perkataan Papa tadi, kamu tau sendiri Papa sering bergitu sayang" Mama menghapus air matanya.

"Besok Mama belikan komputer baru, sekarang bangun dan ganti baju kamu" Mama mengelus kepala Salsa" ucap Mama sambil mengelus kepala Salsa.

"Iya terima kasih Ma" jawab Salsa sambil memeluk Mama dan tentu saja Mama membalas pelukanya.

Setelah itu Salsa pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, lalu beganti pakaian santai dan tidak lupa dia memasukan buku serta peralatan sekolah yang akan dia bawah besok.

Salsa turun ke bawah menuju ruang makan untuk makan malam bersama, tapi semuanya tidak ada hanya makanan di atas meja yang tertutup tudung saji. Dia bingung kemana orang tuanya dan akhirnya Mbok Jum datang dan memberitahu kemana Mama dan Papanya.

"Non sudah bangun? ayo makan malam dulu Non" ucap Mbok Jum menyuruh Salsa untuk makan dan Salsa pun duduk sendirian dimeja makan.

"Kemana Mama dan Papa Mbok?" tanya Salsa bingung.

"Tuan dan Nyonya pergi ke acara temanya Non, apa mereka tidak memberitahu Non tadi?" Mbok balik bertanya kepada Salsa.

"Tidak Mbok...mungkin mereka lupa, apa Mbok sudah makan malam?" ucap Salsa sambil mengambil piring nasi nya.

"Belum Non, Non makan duluan saja. Nanti saya akan makan di belakang" jawab Mbok Jum tidak enak.

"Ayo kita makan malam bersama Mbok sekalian ajak Mang Darto jika ada, jika tidak aku akan marah pada Mbok" ucap Salsa dengan nada marah.

"Mang Darto lagi nggak ada Non, dia mengantar Tuan dan Nyonya. Tidak apa-apa Non makan duluan, saya takut Nyonya marah Non" jawab Mbok Jum.

"Tidak apa santai saja, ayo duduk Mbok. Kalau Mbok nggak mau, aku juga nggak mau makan" Salsa cemberut dan akhrinya Mbok Jum pun mau, lalu dia duduk disamping Salsa.

"Emm..baiklah Non, sebenarnya saya tidak enak karena Non Salsa sangat baik" jawab Mbok Jum jujur.

Mereka pun akhirnya makan bersama dan Mbok Jum mengambilkan lauk untuk Salsa, dia tau jika Salsa sangat pemilih kalau makan.

"Non mau pakai lauk apa?" tanya Mbok karena Salsa tidak terlalu menyukai sayuran.

"Aku mau Ayam goreng saja" jawabnya.

"Sayurnya Non biar sehat, tambah dengan rendang ayam dikit pasti enak banget loh" tawar Mbok Jum agar Salsa mau makan sayuran.

"Baiklah, tapi dikit saja" jawabnya.

Mbok Jum pun langsung mengambilkanya.

"Mbok tau terkadang aku malas makan, Mama dan Papa sangat sibuk dengan dunia nya masing-masing. Aku sangat iri dengan teman-taman ku yang jalan-jalan di akhir pekan berasama keluarganya" Cerita Salsa kepada Mbok, sudah sekian kalianya Salsa bercerita seperti ini kepada Mbok Jum.

"Non sabar saja, mungkin jika mereka libur kalian bisa jalan-jalan. Tuan dan Nyonya kerja kan untuk Non juga, apa Non mau jalan-jalan sama Mbok akhir pekan nanti?" tanya nya.

"Kemana?"

Salsa balik bertanya, sepertinya dia sangat bersemangat.

"Kepasar belanja bulanan, disana banyak orang sama dengan taman bermain kan. Kita juga bisa bekeliling" jawab Mbok Jum.

"Ngga mau Mbok, itu bukan jalan-jalan kalau kepasar. Aku sudah pernah ikut Mbok kemarin, aku ngga mau lagi. Mana jalanya becek ditambah lagi orangnya desak-desakan" Kesal Salsa saat dia mengingat pertama kali kepasar tradisional bersama dengan Mbok Jum.

"Namanya juga pasar Non, kalau Mall ya jalanya bagus dan bersih" jawab Mbok Jum sambil tersenyum.

"Benar juga, oh iya kapan Mbok pulang kampung. Aku suka pergi kekampung Mbok, disana udaranya segar dan pemandanganya sangat bagus" puji Salsa, karena sudah beberapa kali dia ikut pulang kampung bersama dengan Mbok Jum.

Mbok Jum sudah seperti keluarga karena Mbok Jum lah yang menjadi pengasuh Salsa dari bayi, Mbok Jum merantau ke kota setalah suaminya meninggal dunia dan anaknya juga sudah menikah semua.

Dia mencari pekerjaan untuk membantu perekonomian anaknya dan memenuhi kebutuhanya sendiri. Mbok Jum sangat bersyukur dan beruntung memiliki majikan seperti orang tua Salsa sangat baik kepadanya, walaupun mereka kadang suka marah.

"Mungkin masih lama Non, Mbok akan pulang kampung jika lebaran. Kemarin Mbok menelpon Tuti dan ada salam katanya dari Rensi" jawab Mbok Jum dan memberitahu jika ada salam dari keluarganya di kampung.

"Masih lama ya Mbok, Iya salam balik pada Rensi. Aku juga suka bermain denganya dan aku senang dia masih mengingat aku" ucap Salsa pada Mbok Jum.

Rensi adalah cucu Mbok Jum yang seumuran dengan Salsa, mereka berteman dekat saat Salsa ikut pulang kampung dulu.

"Iya Non, ayo di habiskan nasinya. Kenapa Non makanya sangat sedikit berbeda dengan orang desa, kami makanya banyak loh Non karena itu lah badan kami kuat" Jelas Mbok Jum saat melihat Salsa makan sangat sedikit.

"Mereka kan sudah biasa seperti itu Mbok, aku juga mau tapi nggak bisa kalau terlalu kenyang nanti nggak bisa jalan" jawab Salsa sambil tertawa.

Kasihan Non Salsa seperti ini terus, pasti dia sangat kesepian sekali dirumah ini. Mbok Jum berbicara didalam hatinya dan merasa ibah pada Salsa.

Terkadang dia sangat sedih karena Salsa selalu diatur oleh Papanya dan Salsa tidak pernah bebas melakukan apa yang dia mau. Salsa pasti sangat tertekan dan Mbok Jum tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa berdoa agar Salsa mendapatkan kebahagian nantinya.

"Aku sudah selesai makanya Mbok, aku duluan keatas ya" ucap Salsa setelah menyelesaikan makanya.

"Iya Non, cepat istirahat biar besok pagi Mbok bangunin agar tidak terlambat seperti tadi" jawab Mbok Jum dan Salsa hanya menganggukan kepalanya.

Setelah makan malam Salsa langsung pergi ke kamarnya, dia tidak mau main game sampai malam lagi karena tidak mau datang terlambat seperti kemarin. Kejadian kemarin adalah hal memalukan baginya, sudah cukup dia mempermalukan dirinya sendiri.

.

.

TBC

Episode 3. Bertemu Teman Baru

Hari ini semua murid akan memulai pembelajaran di kelas dan kelas mereka juga sudah di bagi oleh Kakak OSIS kemarin. Salsa masuk kelas IPS 3 sesuai dengan kemampuanya dan dia juga tidak terlalu menginginkan untuk masuk kelas IPA. Berbeda dengan Papa nya yang kecewa karena Salsa selalu saja membuatnya marah, saat orang berlombah-lombah menjadi yang terbaik dia mala memilih menjadi orang biasa.

Salsa berjalan mengelilingi gedung sekolah untuk mencari kelas nya, setelah beberapa menit kemudian dia menemukan kelas nya. Dengan santai dia masuk kedalam kelas, dia melihat sekeliling nya.

"Nah ini dia kelasnya, semangat Salsa! kamu pasti bisa menjalani hidup yang penuh cobaan ini" ucap Salsa sebelum masuk kedalam kelas.

Ternyata sudah banyak murid yang sudah masuk ke dalam kelas, Salsa mencari bangku kosong. Tapi seseorang mengajaknya untuk jadi teman sebangku dan Salsa pun mau, kelihatanya dia juga baik.

"Hey kamu mau cari bangku kosong ya? Duduk di sini saja kebetulan aku sendirian" ajak gadis cantik itu pada Salsa yang mau berjalan kebelakang.

"Iya aku sedang cari bangku kosong, apa benar aku boleh duduk sini?" tanya Salsa lagi untuk memastikan dan gadis itu menganggukan kepalanya.

Salsa duduk dan meletakan tasnya diatas meja dan mengajak gadis tersebut berkenalan, tidak hanya itu dia juga mempunyai teman baru yang duduk dibelakang bangku mereka.

"Perkenalkan nama aku Salsabella Lorenza, kamu bisa panggil aku Salsa" ucap Salsa memperkenalkan dirinya dan menjabat tangan gadis itu.

"Tiara Agnesia, panggil saja Tiara dan kenalin dibelakang ini juga teman aku namanya Sintia dan Veny " jawab Tiara sambil membalas uluran tangan Salsa lalu memperkenalkan kedua teman nya.

"Sintia Utami, panggil saja Sintia" ucapnya lalu berjabat tangan dengan Salsa dan Salsa pun membalasnya sambil tersenyum.

"Veny Sabrina, panggil saja Veny" sambung Veny setelah Salsa berkenalan dengan Sintia.

"Senang berkenalan dengan kalian" Salsa sangat senang dan terus tersenyum kepada mereka.

"Senang juga berkenal dengan kamu Salsa, semoga kita bisa jadi teman yang akrab ya" sambung Sintia sambil tersenyum ramah.

"Tentu saja Sintia, sepertinya kalian juga akan jadi teman yang menyenangkan. Oh iya apa kalian sudah lama berteman atau baru ketemu pas Ospek kemarin?" tanya Salsa penasaran.

"Kami teman dari sekolah menengah pertama, kebetulan juga kami dapat kelas yang sama" jawab Veny menjelaskan jika mareka sudah lama berteman.

"Wah sangat beruntung sekali, aku malahan tidak punya teman karena teman akrab ku tidak sekolah disini" jawab Salsa.

"Tidak apa-apa kami akan menjadi taman kamu mulai sekarang" sambung Tiara dan mengelus pundak Salsa.

Tidak lama kemudian masuk lah sesorang yang Salsa kenal dan menyapanya, siapa lagi kalau bukan Refanza yang sangat akrab denganya selama Ospek kemarin.

"Hay Salsa, kamu kelas ini juga?" sapa Refan sambil melambaikan tanganya dan berjalan kearah meja Salsa.

"Hay juga Fan, kamu kelas ini juga sangat kebetulan sekali Ya. Oh iya mana sepupu kamu yang cerewet itu?" Salsa bertanya kepada Refan.

"Lisa masuk kelas IPA, dia ngga satu kelas dengan ku" jawabnya sambil tersenyum.

"Bagus lah kalu dia ngga masuk kelas ini" ucap Salsa pelan tapi masih bisa didengar oleh mereka semua.

"Sana cari tempat duduk dibelakang, bentar lagi udah mau masuk jam pelajaran pertama" sambung Salsa dan Refan menganggukan kepalanya.

Benar saja setelah itu guru wanita yang masih mudah masuk kedalam kelas mereka, dia memperkenalkan diri sebagai wali kelas mereka dan mengajar mata pelajaran Ekonomi.

"Selamat pagi semuanya, mohon untuk duduk dikursi masing-masing" ucapnya saat memasuki kelas.

"Selamat pagi juga Bu" jawab semuanya.

Semuanya pun duduk ditempat masing-masing dan diam karena gurunya sudah masuk kedalam kelas, setelah itu Bu guru memperkenalkan diri nya.

"Perkenalkan nama saya Ibu Desi Widianti, Panggil saja Ibu Desi. Saya yang akan menjadi wali kelas kalian selama kelas 10 ini, saya juga akan mengajar mata pelajaran Ekonomi" ucapnya pada mereka semua.

"Salam kenal Bu Desi" jawab mereka semua.

"Baiklah karena saya sudah memperkenalkan diri, jadi giliran kalian untuk memperkenalkan diri. Berdiri satu-satu, mulai dari yang paling ujung sana" tunjuk Bu desi pada Tiara.

Tiara pun memperkenalkan dirinya setelah itu dilanjutkan dengan Salsa dan sampai semunya selesai.

Hari ini baru perkenalkan saja dan membentuk struktur kelas mereka, Salsa menikmati harinya. Ternyata tidak seburuk yang dia pikirkan tentang sekolah, kemarin ada rasa takut dihatinya karena dia sama sekali tidak mempunyai teman.

.

.

Siang harinya sudah menunjukan jam pulang sekolah, Salsa langsung pulang kerumah karena sudah di jemput oleh Mang Darto. Padahal tadi rombongan Tiara mengajak Salsa untuk makan siang dulu di kafe langganan mereka, Salsa takut Papanya marah jika dia pulang telat dan tidak menurut.

"Beneran kamu mau langsung pulang Sa?" tanya Tiara saat mereka berjalan menuju parkiran sekolah.

"Iya maaf ya ngga bisa ikut kalian, aku sudah dijemput. Lain kali aku janji akan ikut kalian nongkrong, aku duluan ya" Salsa berpamitan kepada mereka semua dan berjalan menuju mobil dan Mang Darto sudah menunggu disana.

Akhirnya Tiara dan teman-temanya juga pergi, sepertinya mereka cuma membawa satu mobil saja.

"Maaf nunggu lama ya Mang?" tanya Amira yang melihat Mang Darto duduk dibawah pohon dekat dengan mobil mereka.

"Tidak juga Non, ayo pulang. Tuan dan Nyonya sudah menunggu dirumah" jawab Mang Darto, Salsa cukup terkejut karena tidak biasanya Mama dan Papanya sudah pulang bekerja sekarang.

"Tumben sekali Mang, apa mereka tidak bekerja?" tanya Salsa sambil memasuki mobil dan Mang Darto menunggu Salsa masuk untuk menutup pintu mobilnya.

"Saya juga kurang tau Non" jawab Mang Darto lagi dan Salsa hanya menganggukan kepalanya.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai dirumah, Salsa terburu-buru masuk kedalam rumah. Dia melihat Papa dan Mamanya sedang duduk diruang santai dan ada sebuah koper besar disana.

"Salsa pulang....!" ucap Salsa sambil menghampiri kedua orang tuanya.

"Kamu sudah pulang sayang" jawab Mama sambil melihat kearah Salsa yang berlari mendekat.

"Iya Ma, ini koper siapa?" tanya Salsa sambil menujuk koper itu.

"Itu koper Papa, Papa mau dinas keluar kota selama satu minggu. Kamu jangan nakal disini, nurut apa kata Mama" sambung Papa dan memberikan nasehat kepada Salsa.

"Kenapa lama sekali, tapi jangan lupa Papa harus bawah oleh-oleh jika pulang nanti" jawab Salsa sambil duduk diantara keduanya.

"Tentu saja Papa akan bawakan oleh-oleh yang banyak, tapi kamu harus rajin belajar dan jangan sekali-kali bolos sekolah. Papa punya banyak mata-mata" tegas Papa pada Salsa.

"Sudah lah Mas jangan menekan Salsa seperti itu, sebaiknya kamu pergi sekarang bukanya jadwal pesawatnya sebantar lagi" ucap Mama.

"Iya Papa pamit dulu, jaga Mama baik-baik. Kalau ada apa-apa telpon Papa nanti" jawab Papa lalu berdiri dan mengambil kopernya.

Salsa dan Mamanya mengantar Papa sampai kedepan rumah, mereka melihat Papa pergi diantar oleh Mang Darto.

"Daaaa..Papa hati-hati ya!" ucap Salsa melambaikan tanganya dan Papanya pun membalasnya.

"Sudah Papa nya tidak kelihatan lagi, ayo kita masuk kedalam sayang" Mama mengajak Salsa untuk masuk kedalam rumah.

"Iya Ma, apa Mama juga sudah pulang bekerja hari ini. Kenapa cepat sekali?" tanya Salsa.

"Iya Mama pulang sebentar sayang, bentar lagi Mama mau balik kekantor. Masih banyak laporan yang belum Mama kerjakan, sana ganti baju. Mama temani kamu makan siang" jawab Mama dan Salsa yang mendengar hal itu langsung sedih karena dia sudah berencana untuk mengajak Mamanya pergi jalan-jalan sore ini.

"Kenapa Mama ngga izin dulu hari ini, Salsa mau ngajak Mama jalan-jalan sore nanti" sambung Salsa merasa tidak terima.

"Tidak bisa sayang, tadi saja Mama sudah izin waktu makan siang. Sekarang cepat ganti bajunya, Mama tunggu dimeja makan ya" suruh Mama sambil mencium kepala Salsa.

Dengan terpaksa Salsa menuruti Mamanya, setelah berganti pakaian nya dengan pakainya santai. Salsa bergabung bersama Mamanya untuk makan siang bersama, bisa dihitung mereka bisa makan siang besama berapa kali karena Mama nya sibuk bekerja.

.

.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!