tettt teettt teeeeett
Bel tanda pelajaran usai berbunyi, semua merapikan bukunya dan berdo'a.
Seorang remaja putri berjalan ke kantin sekolah. Tidak seperti anak-anak lain yang berlari menuju gerbang sekolah menanti jemputannya. Ia membantu ibu kantin membereskan peralatan. Ia menghitung dan mencatat sisa kue dan pempek, kemudian memberikan catatannya kepada ibu kantin.
" Alhamdulillah hari ini makanannya banyak yang terjual ya nak. Nah ini uang hasil penjualanmu hari ini. Hati-hati bawa uangnya nanti hilang, salam untuk umi, jangan lupa pesanan untuk hari Minggu. Pak Robert minta antarkan ke rumahnya, jam 6 sudah diantar karena Pak Robert mau berangkat jam 7 pagi. "
"Terimakasih ibu, nanti pesannya akan saya sampaikan. Permisi bu. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam"
Remaja putri itu adalah Cinta. Ia anak seorang penjual makanan yang dititip dikantin-kantin sekolah, juga kantin bimbel dimana ia les tambahan.
Sudah menjadi kebiasaannya, apabila ada ada kue yang tak terjual ia akan membagi-bagikannya ke satpam sekolah dan anak-anak yang ia temui dijalan.
Sementara itu di gerbang sekolah, ia melihat pak satpam masih setia duduk di posnya. Ia menghampiri pak satpam dan memberikan bungkusan kue dan pempek yang sengaja dipisahkannya untuk diberikan ke pak satpam Sulaiman. Istrinya berjualan buah potong dan rujak diperempatan jalan menuju sekolah.
" Pak ini saya titip untuk anaknya, dan bapak juga. "
"Terimakasih neng Cinta. Semoga neng Cinta sekeluarga selalu sehat dan banyak rezekinya. Aamiin" Pak satpam sekolah menerima bungkusan tersebut dan menyimpannya.
"Aamiin, makasih pak do'anya. Do'a yang sama untuk bapak sekeluarga. Aamiin."
" Kenapa lewat jalan belakang neng, kenapa gag lewat jalan depan sana?"
" Hari ini abi gag jemput pak. Jadi lewat jalan pintas lebih dekat. Permisi pak."
" Hati-hati neng, kabarnya jalan di belakang ada anjing galagnya. "
" Siap pak." Cinta pun meneruskan jalannya melewati jalan belakang sekolah.
" Pak lihat Cinta gag?"
" Ooh nak Rangga, neng Cinta baru saja pulanga lewatvjalan belakang sekolah. Katanya lebih dekat. "
" Makasih pak." Rangga mengendarai motornya menyusul Cinta.
Laki-laki remaja bernama Rangga adalah teman sekelas Cinta disekolah. Mereka juga les di bimbel yang sama.
Hari ini cuaca terasa panas, namun tak membuat semangat seorang Cinta goyah. Ia terus menyusuri jalan di bawah terik matahari. Hasil penjualan kue dan pempek (makanan khas Palembang) hari ini lumayan banyak, membuat hatinya bahagia tak sabar untuk secepatnya menyetorkan uangnya ke ummi.
Hari ini, ayahnya tak bisa menjemput seperti biasa karena motornya rusak dan sedang diservis di bengkel. Sebenarnya ia bisa naik angkot, tapi ia sayang duitnya. Lagian jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh.
" Ciiin, tunggu" teriak Rangga
Cinta menghentikan langkahnya.
" Ada apa Rang, aku mau cepet."
" Ayo aku antar, cuaca panas lho. "
" Gag usah. Kamu duluan saja. Lagian tumben kamu lewat jalan ini?"
" Tadi aku nanya pak satpam katanya kamu muter lewat ini. Jadi aku susulin."
Cinta melanjutkan perjalannya.
" Ngapain juga kamu ngikutin aku. "
" Come on Cinta..Naiklah nanti aku anter, rumah kita kan searah juga. "
"Kalau aku bilang gag ya gag."
Rangga terus mengikuti Cinta dengan mengendarai motornya perlahan di sebelah Cinta.
" Kamu ngapain sih ngikutin aku? Malu tau diliatin orang." ketus Cinta.
Tiba-tiba...
" Dek .... Buruan lari ada anjing galag lagi ngejar- ngejar orang."
teriak penduduk sekitar mengingatkan Cinta dan Rangga.
Cinta teringat kata-kata pak satpam, bahwa ada anjing yang sering mengejar penduduk.
Dari kejauhan anjing tersebut sedang berlari ke arah mereka.
" Buruan Cin naik, anjingnya ke arah kita." Teriak Rangga panik.
Tanpa debat, Cinta segera naik membonceng motor Rangga. Ia mengendarai sepeda motornya dengan kencang.
Anjing tersebut mengikuti mereka, kemudian menghilang dibalik semak-semak.
" Makasih guk guk, akhirnya kau memberikan jalan untukku membonceng Cinta. Yes yes yes. " Batin Rangga.
Tak terasa mereka telah sampai ke rumah Cinta.
" Cin.. Cinta.. Kita sudah sampai. "
Cinta kaget, dan langsung turun dari motor Rangga.
" Makasih Ngga. "
" Sama-sama, besok aku tunggu di parkiran, kita pulang bareng lagi. Sekarang kamu masuk sana nanti anjingnya nongol lagi. Aku pulang ya. Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumussalam."
" Besok aku tunggi di parkiran"
"Insya Allah. " Jawab Cinta.
Cinta masuk kerumahnya.
" Assalamu'alaikum... Ummi ummi... " teriak Cinta.
" Wa'alaikumussalam.. Oalah nak coba jangan teriak-teriak, bisa gag sih. Telinga ummi rasanya berdenging dengar suara mu. Ada apa sih"
" Hari ini Cinta bawa kabar gembira, semua pempek diborong sama bu Wita. Tadi ada sisa sedikit, tapi Cinta berikan ke pak satpam. " Cinta menjelaskan kepada umminya.
" Hari minggu nanti bu Wita mau pesan 250 pempek untuk acara arisan keluarganya. Ibu Wita juga mengundang kita ke rumahnya hari minggu nanti.Ibu kantin tadi titip pesanke Cinta, besok pak Robert minta pesanannya dianterin jam 6 karena jam 7 ia mau berangkat."
"Alhamdulillah, bu Wita itu siapa nak? Rumahnya dimana ?" tanya umminya dengan wajah bingung.
" Bu Wita itu bundanya Kak Muh yang dulu pernah ke rumah kita bantuin abi buat lontong lebaran tahun kemarin ummi. Anaknya Rangga itu temen bimbel mbak."
" Ooooh ... " jawab ummi tapi masih agak agak lupa.
" Sekarang kamu buruan mandi mbak, sudah sore. Jangan lupa jemput adek Aul di rumah temennya. Hari mulai mendung nanti keburu hujan. "
" Siap ummi ku sayang." jawab Cinta sambil berlalu menuju kamarnya.
Ditempat yang berbeda, seorang laki-laki gagah bernama Muhammad Agung biasa dipanggil Muh sedang asyik berbincang-bincang sama bundanya. Ia mengobrol sambil menikmati pempek Palembang dan cukanya.
" Muh, tadi bunda bertemu sama temen bimbel adek mu Rangga. Kamu pernah kerumahnya kan. Ibunya menitip kue dan pempek di kantin ya Muh ? "
" iya bun, Muh kenal dia waktu Muh jemput adek Rangga dibimbel"
" Emang bunda ketemu Cinta ? "
" Kebetulan bunda mau pesan pempek untuk arisan keluarga kita hari minggu nanti. Jadi bunda pesan 250 biji pempek sama cinta, dan kue 150 biji. Hari minggu pagi kamu saja ya Muh yang ambil pempeknya di rumah Cinta."
" Gag mau ahhh, Cinta itu kalau di rumahnya galag banget bun. Kalau sama ummi dan abinya sih asyik asyik aja, tapi kalau Cinta duuuuh ngeri buuun. "
" Bunda gag mau tau, pokoknya kamu yang ambil pesanan bunda ke rumah Cinta hari minggu nanti jam 6. Oke !!! "
" Tapi perginya dianterin bunda atau ayah ya ..."jawab Muh dengan wajah memelas banget.
" Kamu bentar lagi tamat SMA, mau mondok tapi masih juga seperti anak kecil . Biasanya kamu gag pernah takut, malah suka jahil. Hmmmm ada apa nihhhh ?" goda bunda kepada Muh.
" Nggak ada apa-apa buuun, nantilah Muh usahain. Insya Allah. "
Muh berlalu dan duduk didekat adeknya Rangga.
"Dek, kamu sekelas ya sama Cinta di Bimbel xxx ?"
" Emang abang ngapain nanya-nanya Cinta, abang naksir cinta yaaa. "
" Sstttt, ngomongnya pelan-pelan saja nanti didenger bunda tau."
" Abangkan sudah pernah kerumah Cinta. Emang ada apa sih. Kalau mau info yang terbaru, gag gratis loh bang. Minimal uang warna biru deh. "
" Tanyain nomor hp nya ya dek. Nanti abang traktir bakso deh.."
" Gag mau ah kalau bakso, lagi diet. DP 50 ribu, besok informasinya langsung dikirim. Deal gag bang?"
" Dasar adek mata duitan, tapi janji ya besok dapet nomor hpnya?"
" iya iya iya... Gampanglah itu.. Tapi uangnya sekarang ya. Gag maen cicil-cicilan lo. "
" Nih ambil, inget besok abang tunggu ya. "
" Siiip laaah"
" Asyik juga nih punya abang tapi penakut. Lumayanlah😀" batin Rangga sambil nerusin main gamenya.
Sementara di kamarnya, Muh bolak balik gelisah di pembaringannya.
" Cinta .. Oh cinta kenapa sih kamu galag banget sama aku. Padahal ummi sama abi mu baik bangeeeet. " Muh bicara sendiri dikamarnya sambil ngeliatin foto Cinta yang berhasil ia ambil secara sembunyi-sembunyi waktu di Bimbel.
Cinta les di Bimbel yang sama dengan Muh, hanya beda kelas. Cinta satu kelas dengan Rangga.
Selama ini Muh dan Cinta selalu terlibat dalam kegiatan Bimbel, Muh Ketua dan Cinta Sekretaris. Sering bersama menumbuhkan benih- benih rasa suka dan cinta di hati Muh untuk Cinta.
Hmmmmm cinta terpendam.
Muh tertidur sambil memeluk hpnya.
Sementara Rangga menghubungi teman-temannya yang akrab sama Cinta. Mencari info nomor hpnya Cinta.
Sebelum author teruskan ceritanya, ini sedikit info mengenai CINTA, dan MUHAMMAD AGUNG
Cinta gadis remaja berusia menjelang 16 tahun yang memiliki tubuh tinggi 155 cm body seksi seperti anak SMA. Cinta masih sekolah di salah satu MTS kelas 9. Cinta anak sulung, mempunyai seorang adik bernama Auli yang masih duduk dikelas 1 MTS. Nama ibunya ummi Aisyah dan ayahnya bernama abi Aldi. Ummi nya membuka usaha kue dan pempek, sedangkan Abi Cinta hanya seorang guru honor salah satu sekolah Islam.
Muhammad Agung, siswa SMA kelas 12, adiknya bernama Rangga kelas 9 di sekolah yang sama dengan Cinta. Ayahnya bernama Romli, ibunya bernama Wita. Ayahnya seorang pegawai salah satu BUMN yang memiliki bisnis perkebunan sawit. Sedangkan ibunya memiliki usaha salon kecantikan.
Rangga adalah Adek Muh yang satu sekolah dengan Cinta.
Aul adalah adek Cinta duduk dikelas 1 MTS
Rangga dan Cinta les ditempat yang sama di salah satu Bimbel xxx di kota nya.
Lanjut.
Pagi ini, seperti biasa setelah shalat subuh Cinta mulai beraktifitas membantu ibunya mengemas kue dan pempek yang akan dibawa Cinta untuk dititipkan di kantin sekolah.
" Ummi, Abi hari ini Cinta pergi ke sekolahnya gag bareng sama abi ya. Cinta mau pergi sama Amira. Boleh ya bi. "
" Boleh, hati-hati di jalan ya nak." jawab abi.
" Terimakasih umi abi. Cinta pamit ke sekolah." Cinta pun menyalami kedua orangtuanya.
" Umi, hari minggu nanti ibu kepala sekolah minta tolong abi memperbaiki pintu pagar sekolah yang rusak."
" Jam berapa bi, karena umi mau minta tolong abi mengantarkan pesanan ke rumah bu Dewi. Umi tidak bisa anternya karena jam 6 bu Wita mau ke rumah ambil pesanannya juga. "
" Insya Allah abi bisa mengantarkannya, rumah bu Dewi kan dekat sekolah, jadi bisa sekalian jalan. Abi pamit ke sekolah dulu ya ummi. "
Ummi Aisyah pun mengantarkan abi Aldi sampai depan rumah dan menyalami suaminya, tak lupa abi Aldi mencium kening ummi Aisyah.
Dengan mengendarai motor butut, abi Cinta pun pergi untuk mencari nafkah.
Sementara di pagi hari yang sama, di sebuah rumah di kawasan elit kota Palembang. Ada sedikit kehebohan di meja makan.
" Eiiit ... Tumben banget abang kita sudah siap. Mimpi apa bang semalam? " Goda Rangga pada abangnya.
" Iya ya dek, biasanya pake acara percikan air dulu baru bangun 😁😁." Ayah pun ikut menggoda.
" Udah lo dek, jangan ngeles gitu. jangan lupa hari ini info harus akurat ya. "
"Siap bos ku. Oh iya, Ayah boleh gag nanti adek pergi lesnya bareng abang Muh ? Kalau dianter Ayah nanti lama, adek gag mau terlambat lagi. "
" Ayah sih tidak masalah, tapi jangan kebut-kebutan."
" Terimakasih Yah "
"Bun, Ayah sama anak-anak pamit dulu ya. Assalamu'alaikum. "
Ibu Wita pun mengantarkan suami dan anak-anaknya sampai pintu depan.
Waktu terus berlalu, tak terasa
hari mulai siang. Matahari memancarkan sinarnya.
Cinta menunggu uang hasil penjualan kue dan pempeknya di kantin. Tak sengaja ia melihat ada dompet yang terkapar di meja kantin.
" Maaf bu Nur, ini saya menemukan dompet di atas meja nomor 2. " Cinta memberikan dompet tersebut ke ibu pemilik kantin.
" Terimakasih ya Cin, ini dompet anak ibu namanya Widodo. nah ini uang penjualan kue dan pempeknya hari ini. Masih ada sisa sedikit sudah ibu masukkan di dalam wadah yang warna merah."
" Terimakasih ibu."
Cinta pun meninggalkan kantin dengan hati gembira. Ia berjalan dengan tergesa-gesa, karena hari ini ia harus mengejar waktu untuk les.
Didepan gerbang sekolah, tak sengaja Cinta bertemu Muh.
" Kakak ngapain di sini? " tanya Cinta ke Muh yang masih diam terpaku dimotornya.
" emmmm emmm aku mau itu eh menunggu temen. Tapi belum nongol-nongol juga. Kamu mau pulang Cin, ayo kakak antar. Rumah kitakan satu arah" Muh mencoba untuk menutupi rasa gugupnya.
" Katanya nunggu temennya" jawab Cinta.
" Mungkin sudah pulang dia, ayo kakak antar. Hari ini kamu les kan. "
" Oke kakak. Makasih makasih makasih." jawab Cinta Tanpa ragu dan takut.
Muh pun menghidupkan motornya. Rasa gugup, gemetar, peluh menjadi satu. Dag dig dug jantungnya tak beraturan detaknya.
Sedangkan Cinta, ia biasa biasa saja tak nampak gugup sama sekali.
Motorpun melaju, menuju ke rumah Cinta. Tanpa ada yang bicara, Cinta sibuk memegangi wadah kuenya. Sedangkan Muh sibuk dengan rasa gugupnya.
" Kak, bisa ngebut gag? Cinta sudah haus dan laperrrrr nih " kata Cinta dengan gaya cueknya.
Muh hanya diam saja, seolah tak mendengar apa yang dikatakan Cinta.
" Kak Muh... Bisa ngebut gag?" teriak Cinta.
" Astaghfirullah, Cinta kamu bikin kaget. Kakak sudah lumayan ngebut, jadi gag bisa ngebut lagi nanti kalau ngebut kita bukannya sampai ke rumah tapi ke rumah sakit. " Jawab Muh.
Tak terasa, mereka sudah sampai di rumah Cinta. Cinta langsung turun saja tanpa mengucapkan terimakasih.
" eh eh bu Cinta yang cantik.. itu helmnya mau dibawa kemana. Terimakasihnya mana?" teriak Muh sambil menarik helm ditangan Cinta.
" Nih ambil helmnya, terimakasih kakak" jawab Muh sambil memberikan senyuman imutnya yang membuat hati Muh serasa mau meledak.
" Sama-sama terimakasih.😊 Cin, boleh gag kakak minta nomor WA nya. "
" Maaf ya kak, bukannya pelit gimana mau punya nomor WA hp saja gag punya. " 😀
" Makasih Ya kak, sudah nganterin Cinta. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Cinta langsung masuk ke rumah, meninggalkan Muh yang masih diam terpaku menatap Cinta.
Sejak pertama kali bertemu Cinta, Muh langsung suka.
***Awal pertemuan Muh dan Cinta***
Cinta tidak sengaja menyiram Muh dengan air saat Muh masih les di bimbel xxx.
Saat itu bimbelnya mengadakan acara buka bersama.
Rangga (adeknya Muh) dan teman-temannya yang suka usil mengambil tas Cinta. Cinta berlarian mengejar Rangga untuk mengambil tasnya, sambil membawa air untuk menyiram Rangga. Mereka berlari ke arah toilet.
Muh kebetulan sedang berjalan menuju toilet, ia melihat Rangga berlari kearahnya. Melihat Muh, Rangga langsung melempar tas tersebut ke Muh. Rangga masuk ke toilet untuk bersembunyi.
Muh yang terkejut hanya memegang tas tersebut dan berbalik bermaksud menuju toilet sebelahnya. Cinta yang melihat tasnya, langsung menyiram Muh dengan air yang dipegangnya. Cinta berteriak
" Rasain lu, mandi kamu ya hari ini. Dasar Rangga si monster usil. " Cinta yang emosi langsung saja menyiramkan air yang dipegangnya tanpa melihat siapa orang tersebut.
Muh membalikkan tubuhnya. Pakaian dan celananya basah terkena siraman air yang Cinta bawa.
Muh hanya diam, ia terpaku melihat Cinta.
Cinta yang merasa salah menyiram orang, merasa terkejut.
" Waduh aku salah orang nih" batin Cinta.
" Kakak, saya minta maaf. Kirain kakak teman saya Rangga si monster usil itu. Maafin Cinta ya kak. Sungguh Cinta gag sengaja. Jangan bilang ustadz ya kak. Pliiiiss banget. " Cinta memohon maaf dan meminta Muh tidak mengadukannya ke ustdaz.
" Tapi kenapa tas Cinta, ada sama kakak?"
Muh masih terdiam dan tak menanggapi perkataan Cinta.
" Kakak kenapa diam, kakak sakit ya? Atau kakak gagu ya?"
Cinta merasa serba salah.
" Aku gag bisu, tapi kamu imut dan cantik. Aku terpana. " Jawab Muh menggoda Cinta.
Mendengar perkataan Muh, Cinta langsung menarik tasnya dan meninggalkan Muh begitu saja
" Namanya Cinta, cantiknya. Cinta Cinta Cinta. " Muh berkata pelan.
" Dasar sableng, kenal juga kagak. Buat emosi saja" Gerutu Cinta dan berlari meninggalkan Muh.
Rangga yang sedari tadi bersembunyi dan mengintip dari balik pintu toilet, tertawa dan keluar dari persembunyiannya.
" 😂😂😁😁 Abang kenapa??? Terpesona dengan Cinta ya ? "
" Namanya Cinta bang, temen sekelas di bimbel. Cinta emang cantik dan imut, tapi hati-hati bang dia juga jagoan silat. "
" Makasih ya bang sudah bantuin adekbterlepas dari kejaran Cinta."
Sejak saat itu Muh suka tak bisa tidur karena selalu terbayang dengan wajah Cinta yang imut dan menggemaskan. Muh mulai berusaha mencari cara untuk mendekati Cinta. Ia mendekati ustadzah yang mengajar kelas Cinta dan mulai menanyakan sedikit demi sedikit informasi tentang Cinta.
Hari ini merupakan jadwal Cinta mengikuti les di Bimbel XXX. Seperti biasa abi mengantar Cinta dengan menggunakan motor bututnya. Abi mengantar sampai di gerbang bimbel, karena abi harus mengambil uang titipan kue ke warung-warung.
" Nanti pulangnya naik ojol atau angkot ya nak. Abi mau ambil titipan kue di warung-warung." Abi menyerahkan uang 20 ribu ke Cinta
" Iya bi. Cinta masuk ke kelas dulu bi. Assalamu'alaikum." Cinta mengambil uang yang diberikan abi. Setelah bersalaman dengan abinya, ia pun pamit masuk ke kelas.
"Wa'alaikumussalam. Belajar yang baik ya nak."
Pukul 14.00, suasana Bimbel xxx cukup sepi karena semua sedang beraktivitas dikelas masing-masing. Hanya ada beberapa wali yang menunggu anaknya.
Saat ini, suasana kelas B begitu ramai karena hari ini yang mengajar adalah Ustadz Iwan. Ustad Iwan merupakan ustadz yang mendapat julukan ustadz GAUL karena pembawaannya dalam menyampaikan materi sesuai dengan keinginan para santri. Selain itu ustadz Iwan begitu dekat dengan para santri, sehingga bisa curhat-curhat masalah anak-anak muda.
Berbeda dengan suasana kelas Cinta dan Rangga, suasana sedikit tegang begitu juga dengan wajah-wajah para santri yang serius mendengarkan dikte bahasa Arab yang dibacakan oleh Ustadz Budiman. Ustadz yang terkenal disiplin dan sedikit senyum.
Ustadz Iwan merupakan salah satu ustadz yang disukai Cinta. Karena ustadz Iwan bisa mengajarkan bahasa Arab dengan cara yang menarik sehingga mudah difahami.
Setelah selesai dikte Bahasa Arab, maka ada jedah 20 menit untuk materi berikutnya. Kelas sedikit riuh.
" Cinta pulangnya bareng aku yok. Rumah mu kan tidak begitu jauh dari rumahku" rayu Rangga yang sudah beberapa kali menawarkan, namun selalu ditolak.
" T I D A K!!!." Jawab Cinta dengan mengeja kata tidak. Rangga tak putus asa, ia tetap mengikuti Cinta.
" Ayolah Cin, aku janji gag usilin kamu lagi. Aku sudah tobat. Mau yaaaa." Rangga tak juga menyerah.
" Dengar ya orang usil. Aku dijemput abi aku. Jadi silahkan pulang sendiri. "
" Bohong kamuuu. Tadi aku dengar abi tidak bisa jemput kamu. Kita kan sudah jadi saudara jadi gag usah sungkan, aku tunggu kamu di parkiran pulang nanti. Oke oke oke. "
Teett.. Teeeet....Teeeeet
Bel istirahat berbunyi, suasana yang tadinya sunyi berubah menjadi hiruk pikuk. Wajah tegang berubah menjadi gembira dan full senyuman.
Rangga mengikuti Cinta menuju kantin untuk memulai misinya mendapatkan nomor WA Cinta sesuai permintaan abangnya.
" Cinta tunggu, boleh bagi nomor WA nya gak?" ujar Rangga dengan wajah innocentnya.
Cinta pura-pura tidak mendengar dan berlalu menjauhi Rangga.
Namun, Rangga pantang menyerah, ia terus mengikuti Cinta.
" Plis Cin bagi nomor WA nya dooong..pliss..pliss ..plisss😍😍"
" Aku gag punya hp dan tak punya WA !!!." TEGAS cinta
" Come on Cin, aku tau kamu masih marah karena masalah kemarin. Tapi sumpah bukan aku yang sembunyiin buku kamu. Itu ulahnya si Atika. Kalau gag percaya tanya sendiri tuh sama orangnya." Jawab Rangga dan menunjuk ke Atika yang duduk disebelah Cinta.
" Eiiittts... jangan bawa-bawa nama akulah, akukan cuma mengambil bukunya. Nah yang masukkin ke tas Rangga kan bukan aku, tapi Putra noh. " jawab Atika menunjuk Putra.
" Dengar ya Tuan Muda Rangga, diriku ini tak ada Hp dan tak ada WA. sekarang aku mau makan jangan ganggu lagi. Ok."
Cinta berkata sambil melototin matanya yang tajam ke arah Rangga dan dengan mulut yang cemberut.
" Cinta jangan marah-marah, nanti Cinta lekas tua. ( Syair lagu) Siap Tuan Putri, silahkan lanjutkan makannya. Tapi bolehkan aku makan bareng kalian. Kursinya sudah penuh semua. Boleh yaaa😁😁"
" Karepmu lah. " kata Cinta sambil menyeruput es jeruknya.
" Atika, pulang bareng aku yok. Temenin aku beli buku, ntar pulangnya aku antar. Kalau Cinta mau ikut juga boleh. " Rangga merayu Atika, cewek ayu yang selama ini jadi incaran Rangga. Rangga menyimpan nomor Atika dengan nama BL (Black Sweet).
" Maaf Ngga, hari ini aku dijemput Mama. Insya Allah lain waktu ya." jawab Atika.
" Gagal maning.. Gagal maning." seloroh Rangga dengan gaya tengilnya.
" Kamu pulang sama siapa Cin? Kalau mau bareng aku juga boleh, kitakan searah juga. Yaa sekalian aku juga mau mampir ke rumah mu, aku ada janji sama Aul. Mau gag? Daripada di kejar anjing lagi, mendingan ikut aku ditanggung amaaan."
" Terimakasih penawarannya Rangga yang baik, tapi hari ini aku gag bisa pulang sama kamu. Aku ada janji dengan seseorang."
" Siapa Cin, laki atau perempuan?" Rangga mulai terpancing jiwa kekepoannya pun bangkit.
" Ngapain juga nanya-nanya. 😁 penasaran kan?" 😄😄😄😄
" Sudah..sudah tak usah berdebat lebih baik cepat habiskan makanan kalian. Sebentar lagi bel berbunyi, kalian mau mati kelaparan dipelajaran Matematika". Atika menengahi Cinta dan Rangga.
Akhirnya mereka menghentikan pembicaraan dan menyantap makanannya hingga tuntas.
***
Teeet.. Teeeet....Teeeeet
Istirahat berakhir, semua masuk ke kelas kembali. Suasana kembali sunyi sepi.
" Duh gimana aku bisa dapetin nomornya Cinta. " batin Rangga sambil memikirkan cara mendapatkan nomor hp Cinta.
" Hmmmm aku tau caranya."
Sebelum masuk kelas Rangga mengirimkan pesan ke Ustadzah Dania.
"Assalamu'alaikum ustadzah, nomor WA nya Cinta berapa ustdzh. Bunda Rangga nanya karena mau pesan kue ke ibunya. Tapi bunda tidak tau nomornya, tadi ditanyain ke Cinta dia gag mau jawab. "
" Ini nomor nya 0853xxxxxxxx. Salam untuk bundanya ya nak. "
" Terimakasih ustadzah, salamnya Insya Allah nanti Rangga sampaikan ke Bunda. "
Rangga segera mensave nomor Cinta dan menyimpan hpnya kembali.
" Alhamdulillah, uang biru aman. Banyak jalan menuju Roma. " Batin Rangga sambil tersenyum penuh kemenangan.
Rangga melangkah dengan hati bahagia karena uang 50 ribu sudah bisa digunakan menambah budget untuk membeli buku.
Tepat pukul 17.00, para santri sudah bersiap untuk pulang. Semua pulang dengan tertib.
Rangga dan teman-temannya sudah meninggalkan halaman Bimbel dengan tawa canda mereka.
Rangga melihat Cinta, sifat usilnya dimulai.
" Cinta, aku anter boleh gag?"
Cinta hanya mendiamkannya saja. Ia tetap berjalan menuju kantin.
Rangga tetap membuntutinya.
" Kamu ngapain ngikuti aku? Pulang sana, nyebelin banget. "
" Jangan gitu lah. Aku mau nemenin kamu. Kamu mau ke kantin kan? Mau ambil uang kue kan? Aku mau bantuin kamu itung duitnya. Kalau ada sisa kuenya, aku mau kalau digratisin." Rangga membuat Cinta bertambah kesal
Cinta hanya mendiamkan saja, ia berjalan agak cepat karena takut nanti ibu kantin keburu pulang.
Rangga terus membuntuti Cinta hingga kantin.
" Nak Rangga belum pulang, kantin sudah tutup besok pagi saja belanjanya." Ibu kantin menegur Rangga.
" Saya tidak mau belanja ibu, tapi saya nemenin Cinta ngambil titipannya." Jawab Rangga.
" Oh gitu, kirain mau belanja. Maaf ya nak."
" Gak apa bu."
" Cinta ayo dihitung uangnya, cukup gag?" bu kantin menyerahkan uangnya.
" Terimakasih bu. " jawab Cinta. Cinta pun mengambil bungkusan kue yang tak terjual. Ia pun pamit kepada ibu kantin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!