NovelToon NovelToon

Ajarkan aku lupa

Bagai ditimpa beribu bintang di langit

21 Agustus 2026, hari yang dinantikan oleh para mahasiswi dari jurusan Ekonomi terutama safitri. Karna ia akan mendapatkan gelar sebagai Magister ekonomi dan juga seminggu yang akan datang ia akan melaksanakan pernikahan nya dengan Munif, lelaki yang ia dambakan semasa di pesantren dululu.

pada saat itu di hadiri oleh adik dan Ibunya nya yang sudah tua renta, safitri melihat pupil mata orang-orang yang terkasihnya meneteskan airmata haru bercampur bangga karna Ia dapat mencapai titik ini dengan penuh perjuangan dan istiqomah.

Safitri menggenggam tangan renta ibunya yang penuh dengan luka bekas pekerjaan nya di pabrik.

Ia menatap mata anak nya itu dengan senyum terbaiknya. Tetapi masih terpancar rona ke tidak mampuan sebagai ibunya yang tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada anak gadinya itu, Sebagi ayah ia malu dan tak berdaya. karna tidak bisa memberikan kebahagiaan penuh seperti gadis yang lainnya.

Semenjak kematian Suaminya 5 tahun silam, yang meninggalkan nya dengan 3 orang buah hati mereka yang masih membutuhkan sosok seorang ayah, Ia harus menghadapi kenyataan pahit karna suaminya tidak meninggalkan harta gono-gini yang dapat menjamin dirinya dan buah hatinya itu.

Tetapi ia tidak berputus asa karna Ia percaya "jikalau nyawa masih dititipkan di dalam dirinya pasti allah akan memberi rizki kepadanya". dan ia yakin bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia.

Ia mengangkat tangannya yang renta untuk menyentuh wajah putrinya yang menangis itu dan membanya kembali kemasa dimana putrinya itu berjuang mati-matian untuk sampai ketitik ini. ia teringat dimana putrinya meminta untuk berhenti kuliah dan membantu dirinya untuk menghidupi ke dua orang adiknya.

Na "tidak ada ikhtiar yang tidak ada hasil, kalau tidak kaudapatkan di dunia ini niscaya Allah akan memberikan hasilnya di akhirat".

Safitri memeluk ibunya dengan erat dan menangis haru di pundak renta ibunya sambil berkata "TERIMAKSIH IBU" dengan suara serak khas orang yang menangis. Ia mengingat bagimana ia dan ibunya berjuang banting tulang selama 5 tahun terakhir ini tampa di dampingi sosok ayahnya yang ia sayangi. ia melihat kedua adiknya yaitu salma dan silmi yang juga menangis di belakang ibunya.

"para wisudawan dan wisudawati yang berbahagia, setelah melalui acara demi acara yang kita lewati sampailah kita pada sesi pelepasan mahasiswa mahasiswa terbaik taun ini. Dan di mohon kepada setiap hadirin untuk menyimak pesan dan kesan yang akan di sampaikan oleh wusudawati terbaik kita taun ini yaitu SYAFITRI dari jurusan pendidikan islam."

Bagai di timpa beribu bintang dilangit, bagai di taburi bunga dari segala penjuru, hari itu terjawab sudah apa yang dinamakan "perjuangan tidak akan menghianati hasil".

Pada hari itu juga lelaki yang syafitri dambakan hadir diacara itu dan memberikan kejutan tak terduga bahwasannya ia akan menggandeng syafitri ke pelaminan pada minggu depan. Tentusaja tidak ada alasan yang dapat metolak dan tidak ada ragu untuk di fikirkan ia menangis haru dan langsung memeluk calon ibu mertuanya.

Juga ia menatap munif dengan perasaan yang tak bisa digambarkan lagi, Bagaimana tidak dari masih duduk di sekolah menengah sampaisekarang wajah yang ia kagumi dan ia cintai berharap akan membawanya dari pahitnya hidup kekurangan dan pahitnya di lilit ekonomi. Ia juga pernah menganggap bahwa ia tidak akan bisa bersanding dengan seorang Munif yang notabene lebih jauh setrata sosialnya dengan mereka bahkan bagaikan langit dan bumi yang tidak akan bergandeng di antara satu jalan yang selaras.

Tetapi semua itu tidak ada yang mustahil terjadi, karna pada suatu saat ketika ia bertemu munif di acara olimpiade antar kampus Munif secara terang terangan mengungkapkan isi hatinya di hadapannya dengan penuh keseriusan. pada awalnya ia menatap nanar wajah yang ia kagumi itu dan ia menyadari tanah didakbisa bersanding dengan emas, karna pada saat itu keluarga Munif adalah keluarga yang terpandang dan di hormati di desa mereka dan ia hanya sebatas orang yang hidup dalam kekurangan ekomi yang amat keritis dan dipandang sebagai seorang yang pantas bahagia.

Akantetapi melihat mata yang terang dengan sorot mata yang sendu ia melihat secerca harapan "mungkinkah ini jalan dari Tuhan ia mencapai kebahagiaan" ia Tertegun dan berkata "maaf A Munif bukan saya menolak. Tetapi, Pantaskah saya seorang buruh pabrik ini dan orang yang di pandang rendah oleh orang lain apakah layak bersanding dengang AA yang notabebe seorang yang dihormati dan di kagumi oleh kaum hawa dan pantas bersanding dengan saya ini.

Sambil menundukan pandangan dan meremas buku sastra yang ia pegang Syafitri menahan gejolak dalam dada nya antara ingin menangis dan menjerit dalam waktu bersamaan.

Syafitri apakah saya juga pantas bersanding dengan mutiara sepertimu,yang Allah ciptakan dengan penuh kesempurnaan dan keindahan hati, saya juga merasa tidak pantas mengatakan ini, karna banyak nya lelaki yang lebih baik dari ku, mereka juga ingin memilikimu Syafitri, percayalah hanya engkau yang saya inginkan untuk menjadi pendampingku sampai tua kelak.

Mendengar perkataan yang penuh harapan dari mulut seorang yang ia kagumi selama ini, bagai disinari cahaya pengharapan dari segala arah dari pahitnya kehidupan dan gelapnya perjuangan yang ia alami selama ini. Tidak ada alasan yang ia dapat tolak pada saat itu.

Akantetapi sebagaimana pepatah mengatakan "semakin tinggi pohonnya tumbuh maka akan semakin besar anginnya bertiup". Awal mulanya hubungan yang mereka jalani mendapat pertentangan dari pihak Munif terutama ibunya yang menganngap Munif tidak pantas berhubungan dengan waniya miskin seperti Syafitri itu. tetapi setelah Munif memberi penjelasan tentang seberapa besar cintanya kepada Syafitri,akhirnya Ibunya dapat menerima keputusan yang anaknya itu buat.

Pada awal masuknya Syafitri melanjutkan gelar sarjana S2 lewat jalur beasiswa yang ia dapatkan dengan susahpayah itu iya juga sambil bekerja di salahsatu pabrik terbesar di desanya untuk membantu biyaya sekolah ke dua adiknya yang selalu ia sayangi.

mungkin banyak pertanyaan bagimana ia menjalani semua ini memanajemen waktu, tenaga dan pastinya percintaanya dengan pria yang ia cintai.

di balik pencapayan pasti ada yang membenci

Di tengah gemuruh nya suara tepuktangan dan sautan siulan yang melengking keras di segala penjuru aula Kampus yang saling menyaut satu samalain bagaikan kembang api pada saat taun baru. membuncah secara bersamaan. ada yang tertawa bahagia, ada juga yang berfoto ria dengan sanat keluarga dan teman solidnya sambil merayakan hari wisuda mereka.

Begitu juga yang dirasakan Syafitri dengan keluarganya mereka berpelukan satusama lain ber foto dengan Handpone yang mereka miliki milik Syafitri yang selalu bergilir di pakai oleh kedua adiknya karena minimnya uang untuk bisa membeli Handpone untuk kedua adikinya itu. Tetapi tidak mengurangi rasa kebahagia pada saat itu. sangat berbeda jauh dengan Handpone yang dimiliki teman-temannya yang memiliki kualitas yang terbilang cukup baik.

Senyum manis, tulus, dan bersih terpatri di layar kamera Handpone Syafitri yang sudah ada retakan di sudut bagian atasnya akibat benturan saat di pabrik waktu akan pulang karna di jemput oleh kekasih hatinya. karna terburu-buru, Handpone miliknya terlempar dan terbentur ke lantai pabrik. Munif sering menawarkan untuk membelikan Handpone yang baru untuk Syafitri akan tetapi Ia selalu di tolak dengan senyuman yang manis dari wanitanya itu. ia sudah terbiasa bagaimana karakter wanitanya tersebut yang yang tidak akan pernah menerima barang pemberian orang lain, bukan sombong, Tetapibia mengangga barang yang di dapatkan dengan jeripayahnya sendiri lebih bermanfaat dan lebih Barokah katanya. pernah sekali ia memberi kejutan membelikan Handpone keluaran terbaru untuk Syafitri tetapi Syafitri malah mengantarjannya balik kerumahnya sambil berkata kepada ibunya.

Mah A munif ngirim Handpone tapi salah alamat hehe....

Sontak aku dan mama sampai geleng- geleng kepala dibuatnya. Bagaimana tidak kebanyakan wanita selalu meminta apa yang ia inginkan kepada kekasihnya. Itulah sebabnya mamah mulai menerima Syafitri dengan senang hati.

Setelah acara yang begitu berkesan di hidupnya itu Syafitri dan keluarganya memutuskan untuk pulang karna hari menjelang sore begitupula para tamu dan Munif serta kedua orangtuanya.

Akan tetapi di pojokan kampus yang masih ada beberapa orang yang masih nongkrong dan tentunya makan makan yang dihiasi tawa yang renyah di pendengaran orang-orang yang mengerti apa yang mereka bicarakan.

Ya..Mereka adalah teman sekelas satu jurusan Syafitri yaitu Amel dan kawan-kawannya. Seperti dikebanyakan kehidupan pastilah ada tokoh yang selalu mengganggu dan tidak suka dengan apa yang di capai oleh orang lain, begitupula dengan Amel melihat Syafitri tertawa bahagia di atas panggung karna mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa dengan kategori Cum laude di jurusan mereka. ditambah lagi Orang yang ia sukai pada masa sekolah menengah dulu ketika dengan Syafitri, Ia selalu mencari perhatian agar Munif menjadi miliknya.

Akan tetapi cinta bertepuk sebelah tangan Munif lebih memperhatikan Suafitri ketimbang dirinya, dan apabila ia ingin mengirimkan surat kepada Syafitri Munif selalu menitipkannya pada dirinya dan selalu ia baca pastinya. ia akan membuangnya dan bertambah kebenciannya kepada Syafitri Swtelah tau bahwa Munif mempunyai rasa padanya.

Puncaknya, pada saat ini. ketika Ia melihat Munif mengatakan ingin menikahinya seminggu lagi di depan panggung dan pastinya di saksikan oleh semua orang di aula kampus itu. ia melihat kearah mereka dengat tatapan kebencian yang di sembunyikan lewat senyuman dan kata selamat yang bungkus oleh kata persahabatan yang dusta karna iri.

Di atas meja yang dipenuhi makanan yang banyak dan juga masih memakai pakayan wisuda nya itu Amel dan kawan-kawannya memaki Syafitri dengan sumpah serapah dan di kompori oleh kawan kawannya dengan oemikiran yang kotor.

Dengan harta, jabatan dan kekuasaan yang di miliki keluarganya. tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan perbuatan yang melewati batas untuk mencapai ambisinya itu.

"*Kenapa si wanita miskin itu selalu beruntung dan mendapatkan yang dia inginkan".

Brak*.....Dia membanting barang yang ada dihadapannya dengan kesal penuh amarah dan kebencian ia memikirkan bagaimana menghancurkan sahabatnya itu dan merebut lelaki yang ia sukai. Amel menatap para sahabatnya secara bergantian dengan tersenyuman khasnya karna sudah dibutakan dengan cinta dan kebencian, Dia lupa bahwa ia akan melenceng jauh yang ia pelajari dan jurusan ia ambil di perkuliahan.

Amel berbisik kepada teman kepercayaannya yaitu Arai, dengan suara yang mencekam dan pastinya ia meng iming-imingi materi yang tidak sedikit kepada Arai untuk melakukan apa yang ia perintahkan. akan tetapi pada rencana kali ini arai sempat menolak, karna menurutnya sudah melampaui batas nya, memang! selama ini ia selalu menjadi kacung Amel, karna ia sadar Amel memiliki segalanya yang tidak ia miliki. Arai selalu menuruti apa yang Amel perintahkan karna Ia adalah Anak pembantu di Rumah Amel jika ia menolak perintah Yang amel suruh maka otomatis keluarganya lah yang akan mendapatkan imbasnya dari ayah Amel. karna, Amel adalah anak yang palih di manja oleh kedua orangtuanya.

Pernah suatu ketika Amel ingin di sekolahkan keluar Negri oleh ayahnya, akan tetapi Amel bersihkeras ingin bersama dengan lelaki yang ia sukai yaitu Munif. Sampai ia mogok makan hingga ia jatuh sakit dan dilarikan kerumah sakit dan Sampailah pada titik ini dimana Amel menggunaka telunjuk nya untuk mendapatkan yang ia inginkan dan menghancurkan yang ia kehendaki.

seperti di kuliti hidup hidup

kringgggg...... Jam 15.00 sore, seperti biasa bersautannya suara sirine pabrik terbesar di desanya bahkan dalam data nasional itu adalah pabrik terbesar ke 3 di asia Yang dimiliki oleh PT.Alasca Company. Syafitri keluar bersamaan dengan ibunya dan ribuan para pekerja lainnya, walaupun ia sudah naik jabatan tiga hari yang lalu menjadi lebih tinggi yaitu menjadi stap pengecekan barang, Berkat Ijazah yang ira rekomendasikan kepada petinggi perusahaan supaya iya dapat mendapatkan gajih yang lebih tinggi.

Ia menatap takjub gedung 5 lantai itu yang sudah menjadi mata pencaharian nya beberapa tahun kebelakang itu. ia menatap nanar dan berkatasiapa?orang yang memiliki perusahaan semegah itu, dan seberapa kayanya dia bisa mempekerjakan ribuan orang dan membantu orang-orangv ang kurang mampu seperti dirinya.

Syafitri teringat ketika dulu ia melamar pekerjaan dengan bermodalkan ijazah SMP, setiap ia melamar ke berbagai perusahaan apapun ia selalu di tolak mentah-mentah karna Ijazah nya itu. adapun yang mau menerima harus memakai pelicin segala. Persetan!!! ia bekerja ingin mendapatkan uang bukan mengeluarkan uang, tetapi berbeda dengan perusahaan PT. Alaska Company tersebut, awalnya ia sudah yakin pasti ditolak akan tetapi perusahaan itu sangat baik dan bijaksana, dapat menerima orang-orang yang belum berpengalaman seperti dirinya dan pastinya banyak orang-orang yang senasib dirinya dapat masuk ke perusahaan tersebut dengan rasa syukur karna susah mendapatkan pekerjaan pada waktu itu.

"Kalau di beri kesempatan di pertemukan dengan pemilik perusahaanya itu aku akan mengucapkan banyak terimaksih karna selama ini engkau tuan yang punya entah siapa lah hehe!!! terimakasih banyak"

Sambil menunduk dan merapatkan kedua tangannya di dada ia memejamkan mata dan mulutnya berkumat-kamit membacakan do'a entah apalah itu??.

di sisilain di lantai paling tinggi perusahaan seorang pria dengan jas hitam nya dan tidak lupa di tangan kirinya menjepit sebatang rokok ke sukaannya, ia menghisap dan menghembuskannya di kaca lantai tersebut sambil melihat keluar Terlihat suasana hiruk-pikuk kepulangan para pegawai nya, Akan tetapi pandangannya tertuju sesosok gadis cantik dan imut yang ia lihat di sebelah utara perusahaanya yang bertepatan dengan gedung tempatnya berdiri. Ia tersenyum geli melihat wajah yang sudah lama ia tidak lihat semenjak lulus dari sekolahnya dulu.

"Tak kusangka engkau selama ini ada disini manis ku.

Setelah mengucapkan doa dengan mulut kumat-kamit yang di mengerti oleh dirinya sendiri sambil tersenyum dan melihat kearah tulisan besar di atas gedung itu, Sayup terdengar memanggil namanya di arah lain nampak sesosok tua renta yang masih berjalan berbarengan dengan lembayung senja yang akan berganti menjadi malam dan matahari akan tenggelam tak lama lagi. senyum lembut terukir di wajah yang sudah tidak muda lagi itu. "Ibu" Syafitri melangkah menghampiri ibunya yang menjemput dirinya untuk pulang, biasanya sang kekasih yang selalu menjemputnya entah kenapa atau ada perlu apa ia tidak menjemput kali ini.

Ia menggandeng lengan ibunya menuju parkiran motor, terlihat sudah ada adik nya yang mengantar ibunya untuk menjemput dirinya.

Syafitri ingin sekali memarahi adiknya itu yang telah membawa ibunya untuk menjemputnya padalahal ia bisa pulang sendiri padahal. seperti halnya adik kaka pasti ada saja yang diributkan ibunya hanya tersenyum melihat kedua putrinya yang sudah dewasa saling beradu mulut menghawatirkan dirinya. sebelum pitri bekerja dinpabrik ini ialah yang bekerja terlebih dahulu sebelum tubuh rentanya itu tidak bisa lagi diajak kompromi dan sudah waktunya di istirahatkan. dan sekarang putrinyalah yang bekerja menggantikannya. Ada perasaan tidak tega dalam lubuk hatinya itu melihat nya tabi bagai mana juga itu keinginan putrinya sendiru yang mewarisi sipat keras kepala ayahnya.

Suara Stater motor yang tidak enak dindengar dan pastinya gagal menghidupkan motor tua peninggalan ayahnya tersebut, Terpaksa harus di selah agar motor itu tetap hidup, terlihat seberkas senyum terukir ketika motor tua tersebur menyala dan siap di naiki oleh safitri dan ibu juga adik nya. sudah bias mereka menaiki motor itu bertiga sejak dulu dan terdengar lah suara mesin motor jadul meninggalkan pekarangan perusahaan yang mualai sepi itu, hanya bersisakan para satpam penjaga gerbang dan beberapa karyawan yang pulang tetapi berbeda arah dengan mereka.

Sunyi sore menjelang malam mulai terasa hawa dingin mulai terasa menembus kulit putih mereka, suara Tinggeret sudah mulai terdengar bersautan menandakan sudah pukul setengah enam sore, suara kenalpot motor tua mereka membelah kesunyian sore itu.

Sayaup-sayup terdengar dari balik pepohonan suara motor yang mencekam membelah keheningan di jalan pedesaan yang mulai sunyi itu.

Terlihat ada 3 buah sepeda motor yang besar yang mengeluarkan suara nyaring itu, Mereka memepet sepeda motor yang di kendarai adiknya Syafitri dan salahsatu menghalang jalan di depan mereka. Apalah daya dengan tiga orang wanita lemah itu mereka menarik paksa Syafitri dengan begitu brutal dan memukul adiknya yang mencoba menghalanginya. Mereka menodongkan senapan Api kearah mereka supaya diam.

Takut, menangis, menjerit, matirasa bercampur pada saat itu di tubuh 3 wanita tak berdaya itu. mereka membekap Syafitri denganga kain yang sudah di beri obat bius dan membawanya meninggalkan ibu dan adiknya yang sudak tidak berdaya akibat pukulan yang mereka berikan kepadanya.

Terlihat sebuah gubuk sawah tua yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya karna sudah mejelang malam, terparkir 3 motor yang membawa Syafitri. dengan kesadaran yang masih gamang antara sadar dan tidak sadar ia melihat seorang pria bertopeng sudah tidak memkai busana dan satu persatu melucuti bajunya.

Melawan, kalau bisa!!, sudah Syafitri lakukan dari tadi Apalah daya dikelilingi pria yang lebih kuat dari nya ia hanya bisa menangis dalam diam dan menahan rasa sakit, di tengah ketidak berdayaan tubuh nya.

mahkota yang ia pertahankan, yang akan diberikan kepada suaminya kelak. sekarang, Sudah direbut paksa dengan tidak hormat dan dengan cara yang menjijikan oleh lelaki yang tidak ia kenal. Syafitri seperti di Kuliti hidup-hidup di tengah gerayangi lelaki bejat.

Embun pagi mulai terliahat menempel di dedaunan padi yang sudah mulai menguning membawa kebahagiaan bagi pemiliknya. Akan tetapi tidak dengan pagi ini, Ia melilat ke arah gubuk tempat peristirahatannya ketika lelah saat bekerja di ladang, Ter geletak sesosok tubuh pilu berbalut kain sarung miliknya yang selalubia pakai Shalat.

"Astagfirullah...... Mah kadie ie di saung aya jelema (mah kesini di dalam gubug ada orang). (*dalam bahasa sunda)

"Aya naon bapa meni gogorowokan atuh, era kubatur gera!!!di tempoken.(ada apa bapa kenapa berteriak-teriak, malu di liatin orang) dalam bahasa sunda*.

Istrinya mendatangi suaminya yang masih berdiri kaku karna ia menyangka bahwa yang ada di gubuknya itu adalah mayat korban pembunuhan.

Setelah didekati oleh Istrinya dan diperiksa, sesosok itu ia menyadari bahwa orang itu adalah korban pemerkosaan tadi malam. dan Ia membangunkan tubuh ringking yang penuh luka pukulan dan pemaksaan dengan tangan yang bergetar dan menahan air mata. ia melihat tubuh itu bergerak dan mulai mengluarkan suara pilu yang manyayat hati nya. karna ia mengetahui siapa yang terbaring digubuknya itu.

Syafitri!!!!! ya Syafitri. wanita pekerja keras, saholehah dan terpandang sebagai wanita panutan di desanya sudah dalam keadaan menyedihkan seperti itu. ia berteriak sejadi jadinya membuyarkan para petani yang sedang bekerja di ladang dan menghampiri ke tempat nya.

di waktu yang hampir bersamaan adik dan ibunya sudah di bawa warga yang akan berangkat kepasar pada shubuh itu, mereka dibawa ke rumah mereka dan di kerumuni para warga dan para tetangga yang mulai penasaran apa yang terjadi kepada mereka.

Bagai di hantam batu yang besar setelah meceritakan kejadian tadi sore, sekarang Ia mendengar bahwa anak yang ia sayangi dan ia banggakan ditemukan dengan keadaan yang memperihatinkan dengan sisa-pelecehan seksual. yang anaknya alami. Ia terpukul dan menangis sejadi jadinya sampai taksadarkan diri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!