NovelToon NovelToon

Gairah Pria Siluman

Bab 1. Liburan Ke Thailand.

Thailand.

Bangkok.

Sejumlah parawisata yang liburan ke negara thailand menikmati pemandangan di sana. mereka semua adalah pendatang dari Australia.

Mereka terdiri dari beberapa pria dan wanita yang adalah pendatang dari Australia.

Salah satu adalah Veronica Alexa berusia 24 tahun, sangat gemar dengan memotret dengan semua tempat yang dia kunjungi. dihari itu ia bersama dengan rekan kerja lainnya liburan ke bangkok untuk menghabiskan masa cutinya.

Thailand merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Banyak sekali tempat menarik di Thailand yang menawarkan panorama keindahan alam yang memesona. Salah satu kota di Thailand yang memiliki banyak tempat wisata bersejarah, yaitu Kota Bangkok.

Selain memiliki sejumlah wisata yang menarik untuk dikunjungi, warga Bangkok juga dikenal sangat ramah terhadap wisatawan. Tak heran, jika kota ini selalu menarik untuk dikunjungi. Berbagai jenis wisata, mulai dari wisata sejarah, wisata budaya, hingga wisata alam, dapat ditemukan di kota ini.

Kemudian mereka semua menuju ke salah satu hotel Inn Silom.

Area bangunan tua Holiday Inn Silom terkenal akan penampakan yang sering dilihat oleh para pengunjung di sana, akan tetapi bagi Veronica dan rekannya yang dari australia tidak pernah mendengar berita tentang hotel tersebut. dan mulai saat itu mereka tinggal di hotel yang menjadi pilihan mereka.

"Veronica, Thailand sangat indah. aku ingin mencoba semua makanan sini," ucap Sasa yang sedang berbaring di kasur.

Kamar itu terdapat kasur Single Bed dan Twin Bed. Sasa dan Mimi mengunakan Twin Bed, sedangkan Veronica mengunakan Single Bed.

"Iya, aku juga sependapat. aku ingin menikmati makanan di sini, selain itu aku juga ingin melihat pria tampan yang ada dikota ini," ujar Mimi yang sedang telungkup di atas kasur.

"Mimi, jangan sembarangan saat di sini, dan kita harus ingat tempat apa yang boleh kita kunjungi dan tidak boleh kita kunjungi," kata Veronica yang duduk di atas kasurnya.

"Tenang saja aku tahu apa yang harus ku lakukan. saat di rumah aku sering melihat pria tampan asal bangkok di televisi sehingga aku terpesona dengan mereka," ucap Mimi.

"Kau ini...kita ke tempat ini adalah untuk berlibur, bukan untuk mengoda pria. jadi tolong jaga sikapmu!"Kata Sasa yang menepuk bokong temannya itu

"Ingat, jangan sampai terjerat dengan pria tampan, kita tidak mengenal mereka sama sekali. dan kita juga berada dinegeri orang!" ucap Veronica.

"Mari kita pergi makan!" ajak Sasa yang turun dari ranjang.

"Mari kita makan siang dulu setelah itu kita berjalan-jalan sambil melihat pemandangan kota ini," kata Veronica yang melangkah ke arah pintu.

"Aku ingin melihat pria tampan," ujar Mimi yang ikuti langkah mereka.

Veronica dikenal sebagai gadis sederhana yang tidak suka dandan. dia selalu saja tampil sederhana. walau tanpa make up di wajahnya tetap kelihatan cantik dan sempurna. beda dengan dua sahabatnya yang sangat suka dandan dan sering tampil bergaya ke mana pun mereka pergi.

Sasa berusia 26 tahun adalah sahabat baik Veronica, mereka telah bekerja di satu perusahaan sejak lima tahun lalu. hubungan mereka sangat akrab dan seperti saudara kandung.

Mimi berusia 25 tahun yang dikenal suka bergaul bebas dengan pria mana pun, tidak ada pria tampan yang bisa lolos darinya. setiap ia mendekati para pria itu maka dia akan bermalam dengan mereka. kecantikan dan tubuhnya yang seksi sering menarik hati para pria.

Siang itu mereka makan siang bersama dan kemudian berjalan-jalan menikmati keindahan kota itu. Veronica sedang melihat pernak pernik yang dijual di pinggir jalan, Sasa melihat keramaian karena adanya pertunjukan di sana. sementara Mimi sedang mendekati seorang pria tampan yang sedang berdiri di seberang sana.

"Barang di sini sangat unik, aku akan membelinya untuk dijadikan kenangan," ucap Veronica yang memilih beberapa pernak pernik.

"Pria tampan siapa namamu?" tanya Mimi yang mengoda pria itu.

"Nama ku adalah Jhonson, senang berkenalan denganmu," jawab pria itu dengan senyum ramah

"Namaku adalah Mimi, kita bisa bicara ditempat lain, di sini terlalu ramai," ajak Mimi yang mengajak pria itu pergi dari sana. saat Mimi dan Jhonson pergi muncullah seorang wanita yang berasal dari dunia lain. wajah wanita itu pucat dan ada bekas sayatan dilehernya, ia mengenakan dress piyama dan ternampak dengan jelas pisau yang tertancap di bagian perutnya. kemunculan dia di sana tidak bisa dilihat oleh siapa pun.

"Suami tidak berguna, aku baru meninggal dengan mengenaskan, sekarang kau malah bersenang-senang dengan wanita lain," ketus wanita itu.

Mimi bersama dengan Jhonson menuju ke sebuah penginapan yang tidak jauh jaraknya. bukan pertama kali bagi Mimi yang suka berhubungan badan dengan setiap pria yang dia kenal, cinta satu malam terhadap semua pria yang dia incar.

Walau baru kenal beberapa menit Mimi tidak ragu melakukan hubungan badan dengan pria asing itu.

"Aahhkkk.... kau sangat hebat tampan," jeritan Mimi yang merasakan gesekan yang cepat dari pria itu.

"Selain cantik, tubuhmu juga sangat mengoda. kau adalah wanita paling cantik yang ku kenal," ucap Jhonson yang melakukan hentakan dengan kuat.

Saat mereka sama-sama mende.sah hantu wanita itu muncul di samping sedang melihat mereka. wajahnya semakin marah karena melihat suaminya sedang menikmati tubuh wanita lain. pada hal dirinya baru meninggal seminggu yang lalu.

"Apa kau suka?" tanya Mimi yang sedang mencapai puncak.

"Tentu saja, aku akan ketagihan dengan tubuhmu ini. sangat sempit sehingga aku merasa sangat nikmat," jawab Jhonson yang sambil melakukan gesekan dengan semakin cepat.

"Aahhkkk...." desa.han Mimi yang sambil memejamkan matanya.

"Nikmat sekali punya mu, kau pintar merawatnya," ucap Jhonson yang merasakan dinding sempit yang menjepit pusakanya.

Hantu wanita itu yang merasa kesal lalu merasuki tubuh Mimi. dan saat itu suaminya sedang menikmati goa sempit sambil memejamkan mata sehingga tidak melihat wajah wanita itu.

"Apa kau puas denganku?" tanya suara hantu itu mengema.

Mendengar suara itu suaminya langsung membuka mata dan ketakutan sehingga ia langsung bangkit dari tubuh Mimi.

"Aarrghhh...." teriakan Jhonson yang tersungkur ke lantai.

"Aku baru meninggal dan kau malah bersenang-senang dengan wanita lain," bentak hantu wanita itu yang sedang marah besar.

"Ada apa denganmu? kita belum selesai," tanya Mimi yang tidak melihat kemunculan hantu wanita itu.

"Pergi! pergi! kau menakutkan," teriak Jhonson yang tidak berani melihat roh istrinya itu.

"Apaa? kau mengusirku? seenaknya saja setelah kau menikmati tubuhku kau mengusirku," bentak Mimi yang salah paham. kemudian ia pun mengenakan pakaiannya dan meninggalkan kamar itu.

Sementara Veronica dan Sasa telah kembali ke kamar mereka.

"Ke mana lagi dia? kenapa belum muncul?" tanya Sasa yang sedang mengunyah kripik.

"Dia pasti sedang menikmati kesenangan dengan pria tampan," jawab Veronica yang sedang berbaring di atas kasur

"Aku hanya khawatir dia bisa terkena penyakit," ucap Sasa.

Mimi akhirnya kembali ke hotel dengan melangkah cepat karena sedang kesal. dan di saat ia ingin menuju ke pintu kamarnya tanpa sengaja dia menabrak seorang bertubuh tinggi sehingga membuatnya kesakitan.

"Apa kamu tidak punya mata ya?" bentak Mimi yang tanpa memandang ke arah pria itu.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Hallo teman-teman, kisah Gairah Pria Siluman" baru mulai update bab pertama ya. silakan ditunggu kisah selanjutnya🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Terima kasih💖💖💖💖💖💖

Bab 2. Dicari Hantu Wanita

Setelah Mimi melihat pria yang ada dihadapannya ia langsung tercenggang karena melihat ketampanan pria itu.

"Apa aku sedang bermimpi? kenapa dunia ini bisa ada pria yang begitu tampan? bahkan semua pria yang ku kenal semuanya kalah darinya," batin Mimi.

"Tuan, apa Anda tidak apa-apa?" tanya seorang pria yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Ma-maaf, Tuan tampan. namaku adalah Mimi, tahun ini usia ku 25 tahun, aku masih single dan belum memiliki pacar, aku berasal dari australia, senang berkenalan denganmu," kata Mimi yang panjang lebar dan ingin bersalaman dengan pria yang menatap tajam kepada Mimi.

"Nona, lebih baik jauhkan dirimu dari tuan kami," ketus pria yang baru datang tadi.

"Aku hanya ingin berkenalan bos mu saja, apakah tidak bisa?"

"Nona, ukur baju mu sendiri di saat ingin berkenalan dengan bos kami."

"Apa maksudmu?" tanya Mimi dengan nada kesal.

Sementara Veronica dan Sasa yang berada di dalam kamar mendengar suara keributan di luar kamarnya.

"Sepertinya aku mendengar suara Mimi?" ujar Sasa yang bangkit dari kasur dan melangkah menuju ke pintu.

"Sudah biasa kalau dia bertengkar dengan orang, ini bukan pertama kali baginya," kata Veronica.

Klek

"Mimi, ada apa denganmu?" tanya Sasa yang keluar dari kamarnya.

"Tuan, apakah Anda tidak berminat berkenalan denganku?" tanya Mimi pada pria yang diam tanpa bicara dari tadi.

"Minggir!" ketus pria itu dengan tatapan tajam

"Kamu akan menyesal karena menolakku,"kata Mimi yang membanggakan dirinya.

"Apa kamu merasa diri mu itu terlalu istimewa sehingga bos kami akan menyesal?"

"Maaf, Tuan. teman kami sedang mabuk," ucap Sasa yang ingin mendinginkan suasana.

"Mimi, ayo masuk ke dalam!" ajak Sasa yang menarik lengan temannya itu.

"Tidak mau, aku belum selesai dengan dia," jawab Mimi yang melepaskan tangannya.

"Tuan tampan, bagaimana kalau kita minum bersama? aku yakin kau pasti akan menyukainya!"ajak Mimi dengan senyum.

"Wanita murahan," ketus pria itu.

"Kau sangat beruntung karena aku menyukaimu, masih saja berani mengatakan aku wanita murahan," ketus Mimi dengan nada tinggi.

"Mimi, hentikan!" bentak Veronica yang keluar dari kamarnya dan lalu menarik lengan sahabatnya.

"Jangan menarikku!" pinta Mimi yang melepaskan tangan Veronica.

"Maaf, Tuan. teman kami kebanyakan minum," ucap Veronica pada pria itu.

"Mari kita masuk ke dalam!" ajak Veronica pada Mimi.

"Kalian masuk dulu, aku di sini saja," kata Mimi yang tidak mau beranjak dari posisinya.

"Jangan menimbulkan masalah di sini!" ujar Veronica yang masih sedang menarik lengan sahabatnya itu.

"Mimi, kamu benar-benar parah sekali," ketus Sasa yang merasa risih.

Saat mereka sedang saling berdebat mata pria itu berfokus pada Veronica, bola matanya melihat gadis itu dengan tanpa beralih pandangan.

"Sudah! cepat masuk! kalau tidak mau maka kau tidur di luar saja," bentak Veronica yang melangkah masuk ke dalam kamar.

"Sudah cepat masuk! Veronica sudah marah," ajak Sasa yang menarik tangan Mimi dan melangkah cepat ke dalam kamar.

Pria itu menoleh ke arah kamar yang sudah ditutup pintunya. bola mata pria itu terlihat cahaya hijau dan sesaat kemudian berubah menjadi normal.

"Veronica?" gumamnya.

"Tuan, wanita ini cukup meresahkan sekali," kata anggotanya.

Sesaat kemudian mereka pun melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

"Mimi, ada apa denganmu?" teriak Veronica yang merasa kesal sambil melempar bantal ke arah temannya itu.

"Aaughh...."

"Mimi, kau sudah tahu kita berada di thailand bukan di australia, apa kau bisa jangan menimbulkan masalah?" tegur sasa yang merasa emosi.

"Aku hanya mengajak kenalan saja, tidak ada yang lain," jawab Mimi yang duduk di sofa.

"Mengajak kenalan setiap melihat pria tampan, kau akan mati di tangan mereka cepat atau lambat," ketus Veronica yang menarik kasar bantalnya dari tangan Mimi.

"Dia sangat sombong, kalian juga dengar apa dia katakan tadi? dia menghinaku wanita murahan," kata Mimi yang merasa emosi.

"Ucapannya tidak salah sama sekali," ujar Sasa.

"Dalam sebulan kau sudah gonta ganti pria dan tidur dengan mereka, kalau bukan murahan apa lagi?" ketus Veronica.

"Kenapa kau harus marah dengan ucapannya? dia berkata ke poinnya langsung," lanjut Sasa.

"Tanpa pria apa kau bisa mati ya? ke mana pun kau pergi selalu saja mengoda pria. bahkan suami orang pun kau mengodanya. apa kamu masih waras?" bentak Veronica.

"Mimi, jangan main-main dengan pria terus! carilah pria yang baik dan jadikan suamimu. menikahlah! dan jangan tidur dengan sembarang pria lagi," ucap Sasa yang merasa risih.

"Pria tadi itu cukup layak menjadi suami ku, ketampanannya sangat menarik perhatianku," ucap Mimi dengan senyum sambil mengingat pria yang dia jumpa tadi.

Veronica yang merasa kesal pada temannya itu lalu melempar bantal ke arahnya.

"Aaughk, kenapa kau melemparku lagi?" ketus Mimi dengan kesal.

"Nona besar, dengan kondisi mu sekarang kau masih ingin mencari pria kaya dan tampan untuk dijadikan suamimu? apakah kau tidak malu..ha? kau bukan wanita perawan yang setia pada satu pria. semua pria di australia sudah berapa yang kau goda dan kau tiduri selama ini, masih berani saja memilih calon suami," bentak Veronica dengan ketus.

"Veronica, aku...." ucap Mimi yang terhenti.

"Ada lagi, jangan mencari masalah di sini, tempat ini walau sangat indah. tapi kita harus jaga tingkah kita. baru hari pertama di sini kau sudah ajak tidur dengan pria lain. dan setelah pulang kau malah ingin mengoda pria lain lagi!" ketus Veronica dengan nada kesal.

"Mimi, ubah sikapmu itu! kami tidak mau karena ulah mu kami menjadi sasaran istri orang karena kau mengoda suami orang," ketus Sasa.

"Iya, tenang saja aku tahu. kalian jangan marah lagi. aku sudah paham," jawab Mimi.

Brak...

Suara bantingan keras pintu kamar mereka yang terbuka dengan tiba-tiba.

"Aarrghhh...." teriakan Veronica, Sasa dan Mimi yang terkejut.

"Kenapa pintu kita bisa terbuka?" tanya Veronica yang melihat ke arah pintu.

"Seingatku sudah ku kunci pintunya," kata Sasa yang bangkit dari tempat duduk.

"Mungkin saja kuncinya rusak," ucap Mimi.

Saat Sasa ingin menuju ke pintu itu, tiba-tiba muncul cahaya hijau yang masuk ke kamar mereka.

Tentu saja cahaya berwarna hijau itu mengejutkan mereka bertiga sehingga sama-sama berdiri.

"Ke-kenapa bisa ada cahaya hijau?" tanya Mimi yang merasa gemetar.

"Biasa cahaya hijau berasal dari hantu yang mati penasaran," jawab Veronica.

"Jangan bicara seperti itu lagi! aku sudah merinding,"kata Sasa yang ketakutan.

Cahaya hijau itu berubah menjadi hantu wanita yang wajahnya sangat menakutkan, wajah pucat, luka sayatan dibagian leher, ada tancapan pisau dibagian perutnya.

"Aaarrghhhh...." teriak mereka bertiga dan langsung berlari meninggalkan kamar itu.

Bab 3.Dikejar Hantu

Hantu wanita itu langsung menghilang saat melihat tiga gadis itu meninggalkan kamar.

Veronica, Sasa dan Mimi berlari dengan begitu cepat sambil melihat belakang yang ada cahaya hijau sedang mengejar mereka.

"Apa kalian kenal hantu itu?" tanya Veronica yang sambil berlari.

"Aku tidak kenal," jawab Sasa yang ikuti langkah Veronica dari belakang.

"Dia begitu cepat, kita tidak bisa menjauh dari dia," ujar Mimi yang ketakutan sambil berlari.

Saat mereka berlari hantu wanita itu langsung muncul dihadapan mereka. dengan wajah mereka yang sangat menyeramkan, matanya membesar dan wajahnya berubah menjadi hijau.

"Aarrgrhhhhh," teriakan mereka bertiga yang langsung berlari ke arah tadi.

Mereka mempercepatkan langkahnya untuk menjauh dari hantu wanita itu.

"Kenapa mengejar kami? kami tidak mengenalmu," teriak Sasa yang sambil berlari.

"Wanita murahan, pengoda suami orang," bentak hantu wanita itu yang mengejar mereka tanpa menginjak lantai.

"Hei, kau salah orang, kami tidak mengoda suamimu," ketus Veronica.

"Mimi, apa kau mengenalnya?" tanya Sasa yang sedang berlari bersama Mimi.

"Kenapa bertanya padaku? aku tidak mengenalnya sama sekali," jawab Mimi.

"Karena dia panggil murahan,"jawab Sasa.

"Memangnya apa hubungannya denganku?" tanya Mimi.

"Karena dirimu memang murahan," jawab Veronica.

"Jangan melibatkan aku!" ketus Mimi dengan kesal.

Dimalam itu mereka berlari hingga naik anak tangga menuju ke lantai atas.

"Dia masih mengejar kita," teriak Sasa yang putus-putus nafasnya

"Baru hari pertama kita sudah di kejar hantu," ujar Veronica yang sambil berlari menuju ke lantai atas.

Tak...tak...tak...tak...tak...tak...

Suara hentakan kaki mereka yang berlari menaiki tangga. setiba lantai atas mereka masih berusaha menjauh dari hantu wanita yang masih mengincar mereka.

"Aaarrggkkk," teriak hantu wanita itu yang mencengkeram bagian tengkuk Mimi dan Sasa kemudian melempar mereka ke arah dinding.

Buk..

"Aarrghhh..."

Buk..

"Aarrghhh..."

"Hah....Sasa, Mimi," teriak Veronica yang menghentikan langkahnya.

Ia membulatkan mata besarnya sambil memundurkan langkahnya ke belakang. hantu wanita itu semakin maju mendekati Veronica yang sedang ketakutan.

"Sakit sekali," rintihan Sasa yang tergeletak tidak berdaya.

"Kenapa kau mengincar kami?" tanya Veronica.

"Kalian semua adalah murahan yang pantas mati," teriak hantu itu dengan nada tinggi

"Kau salah orang, kami baru tiba ke tempat ini. kami bahkan tidak mengenal kamu, kenapa ingin membunuh kami? mungkin saja kamu memang sudah salah orang," tanya Veronica yang berusaha ingin membujuk hantu itu.

"Dia adalah wanita murahan yang melakukan hubungan dengan suamiku," ujar wanita hantu itu sambil menunjuk ke arah Mimi.

"A-apa? dia melakukan hubungan dengan suamimu?" tanya Veronica yang hampir merasa tidak percaya.

"Aku tidak mengenal suamimu,"kata Mimi yang sedang kesakitan.

"Tidak mengenalnya? apa kau sudah lupa siang tadi kau baru bersama dengan seorang pria yang bernama Jhonson? kau sangat murahan," ketus wanita hantu itu.

"Aku tidak tahu kalau dia adalah suamimu, jangan salahkan aku!" ujar Mimi yang menahan sakit diseluruh tubuhnya.

"Malam ini kalian semua harus mati," bentak hantu wanita itu.

Hantu wanita itu maju dan ingin mencengkeram leher Veronica, Veronica yang melihat hantu itu semakin takut ia semakin memundurkan langkahnya.

"Aku tidak menyinggungmu kenapa kau ingin membunuhku? lagi pula temanku juga tidak sengaja mendekati suamimu, seharusnya kau mencari suamimu dan bukan mencari kami," kata Veronica.

"Kalian semua sama saja harus temani aku," bentak hantu wanita itu yang menghampiri Veronica.

Veronica berusaha melangkah dengan cepat menjauhi hantu itu, akan tetapi secepat apa pun ia tetap kalah dari kecepatan hantu itu.

Hantu wanita itu menarik pundak Veronica dan melempar ke arah depan.

"Aarrghh...." teriak Veronica yang terlempar jauh ke depan sana.

"Veronica...." teriak Sasa dan Mimi.

Sebelum terhempas ke lantai ia disambut oleh seseorang yang tiba-tiba muncul di sana.

"Hah..."

"Terima kasih sudah menyelamatkanku," ucap Veronica pada pria itu.

Hantu wanita yang penuh dengan dendam bersikeras ingin membunuh

Veronica, ia tetap melaju ke arah Veronica yang di dalam gendongan pria itu.

"Dia sudah datang, cepat turunkan aku!" pinta Veronica pada pria itu.

"Pejamkan matamu!" ucap pria itu.

Setelah Veronica memejamkan matanya, mata pria itu berubah menjadi cahaya hijau dan membuat hantu wanita itu menghentikan gerakannya. hantu itu berhenti karena melihat asli rupa pria itu sehingga akhirnya dia memilih pergi.

"Dia sudah pergi," katanya yang menatap ke Veronica.

"Ke mana dia?" tanya Veronica yang melihat kesekitaran.

"Sudah pergi."

"Tuan, apa bisa turunkan aku dulu!"

Pria itu lalu menurunkan Veronica, sementara Sasa dan Mimi berusaha berdiri sambil menahan sakit pada tubuh mereka.

"Sasa, Mimi, bagaimana dengan kalian?" tanya Veronica berjalan menghampiri dua sahabatnya itu.

"Aku tidak apa-apa," jawab Sasa yang sambil menepuk punggungnya.

"Tulangku hampir patah,"rintihan Mimi yang masih merasa sakit.

"Tuan, Tuan," panggil dua pria yang datang menghampiri pria yang menyelamatkan Veronica tadi.

"Apa Anda tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa," jawabnya yang kemudian menghampiri Veronica.

"Tuan, terima kasih karena menyelamatkan kami," ucap Veronica dengan sopan.

"Sama-sama, perkenalkan namaku adalah Axton Charlie,"ucapnya yang menatap mesra pada Veronica.

"Namaku adalah Mimi," ujar Mimi yang lagi-lagi tergila dengan pria tampan itu.

"Tuan, bagaimana caranya Anda mengusir hantu wanita itu?" tanya Sasa yang merasa penasaran.

"Aku juga tidak tahu, mungkin saja karena dia adalah hantu gentayangan, oleh karena itu dia menghilang saat waktunya tiba,"jawab Axton dengan alasan.

"Bagaimana kalau kita pindah hotel saja?" tanya Mimi.

"Ini sudah malam memangnya kita mau ke hotel mana? lagi pula wanita itu mencari kita karena kamu," ketus

Veronica.

"Kami hampir mati karena mu," ujar Sasa pada Mimi.

"Seharusnya sudah aman, kalian kembalilah ke kamar dan istirahat!" ucap Axton.

"Kalau begitu kami pergi dulu, terima kasih," ucap Veronica.

"Terima kasih," ucap serentak Sasa dan Mimi.

Setelah Veronica dan Sasa melangkah pergi, Mimi masih belum beranjak dari sana.

"Tuan Charlie, hari ini kita sudah bertemu kedua kalinya, ini tandanya kita berjodoh, bagaimana kita makan dan minum bersama?" tanya Mimi yang mendekati Axton.

"Makan dan minum bersama?apakah hanya itu yang kau mau?" tanya Axton.

"Kita bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan," jawab Mimi dengan senyum serta tangan nakalnya yang ingin menyentuh bagian bawah pria itu.

"Jaga tanganmu baik-baik, Nona. jangan menyentuh sembarangan!" kata Axton yang menahan tangan wanita itu.

"Apa kamu tidak berminat?" tanya Mimi dengan senyum mengoda.

"Hari ini aku lepaskan kamu, kalau lain kali kau masih saja mendekatiku maka kau yang akan menjadi hantu gentayangan," kecam Axton yang kemudian melangkah pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!