NovelToon NovelToon

SUAMI SEJATI PILIHAN NONA MUDA

BAB 1. Pesta Topeng

***Ballroom hotel bintang lima***

Sebuah mobil Ferrari berwarna merah berhenti di depan ballroom hotel bintang lima. Satu bodyguard berpenampilan kekar, yang duduk di samping sopir segera turun dan membukakan pintu mobil belakang.

"Nona Emma. Kita sudah tiba di tempat tujuan!" ucap bodyguard.

Seorang wanita muda yang dipanggil nona Emma oleh bodyguard itu hanya menganggukkan kepalanya perlahan dan menarik sedikit roknya yang panjang saat turun dari mobil.

Tubuhnya yang tinggi semampai sangat cocok dengan gaun pesta yang melekat di tubuhnya. Gaun berwarna hitam yang terbuat dari bahan sequin dengan perpaduan organza membuat style yang elegan serta memiliki detail kerah asimetris dan memiliki rumbai ruffle pada bagian sisi yang memberikan kesan feminim.

Sequin merupakan sejenis material manik-manik yang dapat digunakan untuk menampilkan kesan berkilau atau blink-blink dalam sebuah produk fashion sehingga tidak akan ada yang menyangka kilauan berlian di gaun hitam itu semuanya merupakan berlian asli.

Di wajah Emma terpasang topeng dari bahan metal laser cut dengan berlian asli sehingga hanya memperlihatkan sepasang matanya yang jernih dan bibir berlipstik merah menyala.

"Nona Emma. Ini tiket masuknya," ucap bodyguard sambil memberikan selembar tiket.

"Rocky! Kamu dan Pak Heri tunggu di sekitar sini saja. Sekitar satu jam aku sudah selesai!" perintah Emma.

"Baik, nona Emma!" jawab Rocky, sang bodyguard dengan patuh.

Emma berjalan penuh percaya diri masuk ke dalam ballroom hotel dan menunjukkan tiket masuk ke salah satu penjaga yang berdiri di depan pintu masuk ballroom.

Kedua penjaga yang bertugas memeriksa tiket masuk juga mengenakan topeng wajah.

"Silakan masuk, nona. Semoga nona menikmati pesta topeng malam ini," ucap penjaga yang memeriksa tiket milik Emma.

Kedua penjaga membuka pintu masuk dengan lebar sehingga Emma berjalan masuk ke dalam dengan mudah. Setelah Emma masuk ke dalam ballroom, pintu ditutup rapat lagi oleh kedua penjaga.

"Benar-benar ketat dan professional," batin Emma.

Alunan musik jazz dan klasik menggema di dalam ballroom. Ratusan karangan bunga mawar merah import menghiasi setiap sudut ruangan.

Emma mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Puluhan wanita bergaun pesta indah dan pria bersetelan jas tersebar di setiap sudut ruangan. Semuanya berpenampilan sama seperti Emma yaitu mengenakan topeng di wajah masing-masing sehingga terkesan misterius dan penuh kejutan.

Emma mengambil segelas anggur merah dari nampan yang dibawa berkeliling oleh pelayan hotel. Wanita muda itu mencicipi anggur merah di tangannya secara professional karena minuman alkohol itu sudah biasa diminum olehnya. Bahkan di Mansion Watson ada lemari pendingin khusus yang digunakan untuk menyimpan anggur.

Emma, putri bungsu Keluarga Watson sangat suka menghadiri pesta berkelas. Emma tidak takut bertemu dengan orang jahat di sana karena keamanan pesta ini sangat terjaga.

Selain itu harga tiket masuk yang mahal ke pesta topeng ini yaitu seharga satu juta rupiah dan juga jumlah tiket yang dijual terbatas, membuktikan hanya konglomerat ataupun pengusaha sukses yang bisa menghadiri pesta malam ini.

Hanya ada seratus tiket saja yang dijual keluar untuk pesta topeng malam ini. Jumlah tiket dibatasi dan diorganisir dengan baik agar kesan classy dan intimate nya lebih menonjol.

Persyaratan penting untuk menghadiri pesta topeng adalah harus mengenakan gaun pesta untuk tamu wanita, sedangkan tamu pria harus mengenakan setelan jas serta topeng yang dipersiapkan sendiri. Jika tidak memenuhi syarat, maka mereka tidak akan diperbolehkan masuk walaupun membawa tiket.

Tamu pria yang tidak memiliki pasangan, bergantian datang menghampiri Emma untuk mengajaknya berdansa bersama. Emma hanya menggelengkan kepala pelan sebagai tanda penolakan halus darinya.

Para tamu pria tidak merasa marah dan beralih mengajak wanita single lainnya, yang bersedia menjadi teman dansa mereka.

Itulah yang disukai oleh Emma dari pesta berkelas atas. Tidak ada tamu yang memaksakan kehendak terhadap tamu yang lain. Selain dikarenakan banyaknya penjaga yang berjaga di dalam ballroom, juga dikarenakan sanksi berat yang diberikan untuk perusuh di acara berkelas.

Perusuh akan di blacklist dan dicabut haknya untuk menghadiri pesta yang lain di masa yang akan datang.

Tujuan utama diadakan pesta untuk menyenangkan hati para tamu dan juga menambah koneksi dengan teman seprofesi. Sementara tujuan Emma menghadiri pesta topeng ini semata-mata demi kesenangan pribadi saja.

Emma bersikap low profile, menikmati acara dari salah satu sudut ruangan yang tidak menonjol. Akan tetapi, kharisma yang terpancar dari tubuh Emma tidak bisa ditutupi sehingga gadis muda itu menjadi incaran sekelompok wanita yang iri.

Mereka iri dengan penampilan sempurna Emma dan juga banyaknya pria yang menghampiri Emma untuk mengajaknya berdansa.

Walaupun Emma memakai topeng wajah yang menutupi sebagian wajah gadis muda itu, mereka yakin Emma sangat cantik. Mereka pun saling berbisik untuk berdiskusi cara terbaik mengusir Emma dari acara pesta topeng, tanpa membuat para penjaga ikut campur.

***

Setengah jam berlalu, arena tengah ballroom hotel sudah dipenuhi dengan pasangan yang berdansa bersama. Emma menunggu pertunjukkan terakhir berupa pertunjukkan air mancur menarik dan atraksi laser yang memukau di sisi luar ballroom, sebelum dirinya meninggalkan pesta topeng.

Saat Emma ingin berjalan keluar menuju air mancur buatan, beberapa wanita itu sengaja bertabrakan dengan Emma secara bersamaan.

Tubuh Emma terhuyung ke belakang karena kehilangan keseimbangan. Emma merasakan kakinya sakit dikarenakan terkilir dan juga salah satu sol high heels nya patah.

"Ah!" pekik Emma sambil memejamkan rapat kedua matanya. Emma sudah bisa membayangkan tubuhnya pasti akan terhempas ke lantai ballroom dengan keras dan besar kemungkinan acara pernikahannya dua hari lagi dibatalkan karena kondisi tubuhnya yang terluka.

Rasa sakit yang dibayangkan Emma tidak terasa, melainkan sebuah tangan besar dan hangat merangkul pinggang rampingnya sehingga tubuh Emma bersandar di sesuatu bidang yang tegap.

Emma menghirup aroma kayu yang sangat hangat dan nyaman. Sebagai kolektor parfum, Emma yakin aroma ini berasal dari parfum merk Calvin Klein Be, merupakan parfum yang bisa digunakan oleh cewek dan cowok.

Wangi parfum ini memadukan aroma-aroma yang sensual dan segar seperti lavender, green notes, bergamot, amber, dan sandalwood. Ditambah juga dengan aroma musk unik yang tidak terlalu overpowering tapi juga tidak ringan, serta aroma segar dari bergamot dan juniper berry.

Emma membuka kedua matanya dan bertatapan langsung dengan sepasang mata berwarna coklat di balik topeng wajah. Emma terhipnotis dengan sepasang mata teduh di hadapannya.

"Nona. Apakah anda baik-baik saja?" tanya pria pemilik sepasang mata coklat nan lembut itu.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih tuan," jawab Emma dengan sopan.

Pria itu melepaskan tangannya dari pinggang Emma. Emma mencoba melangkahkan kaki dan meringis kesakitan. Pria itu segera menoleh ke arah kaki Emma.

"Nona. Maaf atas sikap tidak sopan ku!" ucap pria itu dan menggendong Emma dengan santai serta membawa gadis muda itu keluar dari ballroom menuju air mancur buatan.

Gendongan pria itu terasa nyaman dan hangat. Emma berfirasat pria itu tidak beritikad jahat terhadapnya sehingga bersikap tenang sepanjang jalan.

Pria itu mendudukkan Emma di salah satu kursi taman dengan perlahan, lalu duduk di hadapan Emma. "Maaf nona. Aku periksa kaki nona sebentar!" ucap pria bermata coklat sambil mengangkat kaki kanan Emma yang terkilir dan meletakkannya di atas lututnya sendiri.

High heels Emma dilepas secara perlahan. Sepasang mata coklat pria itu memeriksa saksama kaki kanan Emma, sedangkan Emma sendiri menatap wajah pria itu tanpa berkedip satu detik pun.

Walaupun pria bermata coklat masih memakai topeng, Emma bisa memastikan pria itu sangat tampan. Emma mulai menebak-nebak asal usul pria itu. Perpaduan rambut coklat, mata coklat, dan hidung mancung membuktikan pria itu blasteran.

"Nona. Kakimu bengkak. Aku akan mengompresnya," ucap pria bermata coklat.

Emma menjawab dengan anggukkan kepala. Pria bermata coklat meminta pelayan hotel mengambilkan handuk kecil dan es batu. Beberapa saat kemudian, pria itu mengompres kaki bengkak Emma dengan handuk kecil yang sudah terisi es batu.

"Namaku Emma. Siapa namamu?" tanya Emma sambil menatap pria bermata coklat.

"Christian. Panggil saja Chris!" jawab pria itu.

Chris mengompres kaki Emma dengan telaten, seakan-akan berprofesi sebagai paramedis yang handal.

"Kamu sangat berpengalaman mengobati luka," puji Emma.

"Iya," jawab Chris singkat.

Beberapa saat kemudian, Chris menurunkan kaki kanan Emma.

"Emma. Coba kamu gerakan kakimu apakah sakitnya sudah berkurang," kata Chris.

Emma menuruti perkataan Chris. "Sakitnya sudah berkurang banyak.Terima kasih bantuanmu, Chris!" kata Emma dengan tulus.

"Sama-sama Emma," jawab Chris sambil tersenyum.

Bersamaan dengan itu, pertunjukkan air mancur sudah dimulai. Para tamu undangan keluar dari ballroom untuk menontonnya. Chris dan Emma duduk berdampingan menikmati pertunjukkan akhir dari pesta topeng malam ini.

***

Halo readers tercinta. Salam kenal dari author LYTIE. Selamat datang dan membaca novel SUAMI SEJATI PILIHAN NONA MUDA, yang merupakan novel ke 6.

Silakan tinggalkan jejak favorit dan ditunggu dukungannya baik berupa vote, like, hadiah, tips iklan, dan komentar positif 🤗

Jika berkenan, silakan mampir di 5 novel author LYTIE 🥰:

PUTRA MAHKOTA DAN CHEN XIAO RAN. Genre: romansa fantasi kerajaan. Tamat.

ANAK GENIUS : CEO & HIS PRIVATE CHEF. Genre : romansa modern, cinta pertama. Tamat.

REINKARNASI :TERPERANGKAP DI TUBUH YANG SALAH. Genre: Fantasi, Balas dendam. Tamat.

GADIS BERACUN. Genre : Fantasi, Xian Xia. Tamat.

HASRAT CINTA PERTAMA. Genre : romansa modern, cinta pertama, wanita kuat. On Going menuju tamat dalam waktu dekat.

TERIMA KASIH

SALAM SAYANG

AUTHOR : LYTIE

BAB 2. Perselingkuhan

Pertunjukkan air mancur buatan berlangsung selama dua puluh menit. Emma mengeluarkan handphone untuk merekamnya, sedangkan Chris duduk tenang di samping Emma.

"Aku yakin pertunjukkan air mancur di The Grand Masked Ball of Kamel Ouali lebih menarik," gumam Emma.

"Emma! Kamu tahu tempat pesta topeng di Perancis?" tanya Chris secara tiba-tiba.

Emma menoleh ke samping sehingga saling bertatapan dengan Chris. Gadis muda itu tidak menyangka Chris mendengar perkataannya.

"Iya. Aku menghadiri pesta topeng ini sebagai pengganti karena tidak bisa ke Perancis," jawab Emma jujur.

"Banyak pertunjukkan menarik di The Grand Masked Ball of Kamel Ouali. Ada penampilan akrobatik dan juga penampilan live music," kata Chris.

"Chris! Kamu pernah ke sana?" tanya Emma antusias.

"Iya. Aku pergi bersama adikku," jawab Chris.

"Apakah kamu dan adikmu akan ke sana tahun depan? Mungkin kita bisa bertemu di sana," kata Emma.

Pertolongan Chris tadi membuat Emma sudah menganggap pria itu sebagai temannya.

"Adikku sudah meninggal. Aku tidak akan pergi ke sana lagi," jawab Chris.

"Maaf Chris. Aku tidak bermaksud membuatmu teringat kenangan menyakitkan," ucap Emma.

"Tidak apa-apa Emma," jawab Chris.

Pelayan hotel datang menghampiri Chris sambil menyerahkan sepasang sandal kamar hotel yang baru.

"Terima kasih," ucap Chris dan memberikan tips untuk pelayan hotel.

"Emma. Ini pengganti sepatu high heels mu yang rusak," kata Chris.

Emma menatap sol sepatu high heels sebelah kanan yang patah dan tidak bisa dipergunakan lagi.

"Untung aku bertemu denganmu. Jika tidak, aku akan pulang dengan kaki lecet dan terpincang-pincang," ucap Emma.

Chris tersenyum tipis mendengar pujian Emma, sedangkan gadis muda itu semakin kagum dengan kecekatan Chris menyelesaikan masalah.

Suara handphone Chris berbunyi sehingga Chris mengeluarkannya dari kantong jas dan melihat nama panggilan yang muncul di layar handphone.

"Emma. Aku terima panggilan telepon sebentar!" kata Chris.

Emma menjawab dengan anggukkan kepala. Chris berdiri dari tempat duduk dan berjalan menjauh dari keramaian untuk menerima panggilan telepon.

Emma mengedarkan pandangan ke sekeliling. Para tamu undangan mulai meninggalkan tempat itu karena pertunjukkan air mancur sudah selesai.

Emma memicingkan matanya saat melihat sepasang pria dan wanita berjalan melewatinya sambil bergandengan mesra. Bahkan wanita itu meraba-raba bagian dada pria dengan agresif, sedangkan pria itu berusaha menahan tangan nakal pasangannya.

Walaupun keduanya masih mengenakan topeng wajah, Emma merasa jijik melihat perilaku wanita itu yang terkesan murahan.

Mata Emma membulat besar saat melihat jelas jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan pria itu. Jam tangan couple limited edition yang sangat familiar di matanya karena di meja riasnya ada satu jam tangan yang sama.

"Will?" batin Emma.

Emma mengeluarkan handphone dari tas pesta kecil yang menggantung di pergelangan tangannya dan menelepon seseorang.

"Halo Nona Emma. Mobil sudah parkir di depan ballroom hotel," ucap Rocky saat menjawab telepon Emma.

"Rocky! Ikuti pria berjas hitam dan wanita bergaun merah pendek secara diam-diam. Pria itu William!" perintah Emma.

"Baik, nona Emma. Aku akan mengirim mobil lain untuk menjemput nona sekarang," ucap Rocky.

"Tidak perlu! Aku akan menghubungimu nanti!" tolak Emma.

"Baik nona Emma. Hati-hati di jalan," jawab Rocky.

Apa pun perintah Emma selalu dilakukan oleh Rocky tanpa banyak bertanya. Rocky sudah menjadi bodyguard kepercayaan Emma selama tiga tahun sehingga bodyguard itu sangat mengetahui kepintaran dan kecerdikan Emma dalam menyelesaikan masalah.

Lagi pula handphone Emma terpasang sinyal pelacak sehingga Rocky bisa mengetahui lokasi Emma setiap saat.

Rocky menjalankan perintah Emma dan meminta Pak Heri mengikuti mobil William secara diam-diam setelah melihat pria itu keluar dari dalam hotel.

Rocky berhasil memotret foto William bersama wanita murahan itu saat mereka berdua keluar dalam keadaan tanpa topeng, sebelum masuk ke dalam mobil. Rocky mengirimkan foto itu ke handphone Emma.

***

Emma tersenyum sinis melihat foto yang dikirim oleh Rocky. "Saatnya menangkap pasangan selingkuh," batin Emma.

Tepat saat itu Chris sedang berjalan ke arah Emma karena sudah selesai berbicara di telepon.

"Chris! Bisakah kamu mengantarku?" tanya Emma tanpa basa-basi.

"Bisa!" jawab Chris.

Chris bisa merasakan perubahan sikap Emma secara tiba-tiba. Gadis muda di hadapannya berubah menjadi serius. Entah apa yang telah terjadi saat dirinya menerima telepon dalam waktu singkat.

"Terima kasih," ucap Emma.

Emma melepaskan sepatu high heels sebelah kiri dengan cepat dan memakai sandal hotel yang telah dipersiapkan oleh Chris tadi, lalu berdiri dari kursinya.

"Emma. Rangkul lenganku agar kakimu lebih leluasa berjalan," ucap Chris.

Emma menganggukkan kepala dan merangkul lengan Chris. Mereka berdua berjalan berdampingan. Beberapa saat kemudian, mereka berdua sudah tiba di depan ballroom hotel.

Chris membawa Emma menuju mobil BMW berwarna hitam. Sopir mobil membungkukkan badannya sedikit untuk memberi hormat.

"Tuan Chris!" sapa sopir sambil membuka pintu belakang mobil.

Chris mempersilakan Emma masuk duluan, sebelum dirinya duduk di samping Emma. Sopir segera ikut masuk ke dalam mobil bagian kemudi.

Chris dan Emma melepaskan topeng dari wajah mereka bersamaan. Sementara sopir mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, keluar dari hotel.

"Pak Chris. Kita ke mana sekarang?" tanya sopir dengan sopan sambil fokus menyetir mobil.

Chris menoleh ke arah Emma. Gadis muda itu sedang menundukkan wajahnya sambil mengetik sms di handphone. Chris terkagum melihat bulu mata lentik dan hidung mancung Emma dari samping.

"Emma. Di mana alamat rumahmu?" tanya Chris.

"Hotel W. Tolong antar aku ke Hotel W," jawab Emma setelah membaca sms balasan dari Rocky.

"Hotel W," kata Chris ke sopir.

"Baik Pak Chris," jawab sopir dengan patuh.

Entah secara kebetulan atau tidak, tempat tujuan Emma merupakan hotel tempat Chris menginap sehingga sopir mengira Emma sengaja mendekati Chris di dalam acara pesta topeng dan sekarang ingin mengikuti pria itu pulang ke hotel.

Sementara di dalam pikiran Chris, tidak tercetus pikiran negatif yang sama dengan sopir.

Walaupun dirinya baru saja bertemu dengan Emma dalam waktu singkat, Chris bisa menilai Emma bukanlah wanita murahan.

Lagi pula di dalam pesta topeng, Chris yang berinisiatif menolong Emma karena dirinya tidak sengaja mendengar rencana jahat dari beberapa wanita yang ingin mencelakai Emma di sana.

Sepanjang perjalanan menuju Hotel W, Chris mengamati saksama ekspresi wajah Emma. Gadis muda itu diam seribu bahasa dan terlihat sedang berpikir keras. Chris penasaran apa yang sedang dipikirkan oleh Emma.

Pada saat mobil BMW hitam berhenti di depan lobi Hotel W, Emma segera membuka seat belt mobil. "Terima kasih tumpangannya, Chris!" ucap Emma.

"Sama-sama," jawab Chris.

Emma membuka pintu mobil dengan cepat dan berjalan masuk ke Hotel W. Chris ikut turun dari mobil dan mengikuti Emma dari belakang.

Rocky yang menunggu di lobi segera berlari kecil menghampiri Emma.

"Nona Emma," sapa Rocky sambil menyerahkan kunci kamar hotel ke Emma.

Emma tidak perlu menanyakan dari mana Rocky mendapatkan kunci hotel itu karena kehebatan bodyguard kepercayaannya tidak diragukan lagi.

"Lantai berapa?" tanya Emma.

"Lantai lima," jawab Rocky.

Emma berjalan menuju lift, diikuti oleh Rocky. Mereka berdua masuk ke dalam lift, tanpa menyadari Chris masih berdiri tidak jauh dari mereka.

Chris menekan tombol lift yang satunya lagi. Walaupun kamar Chris juga berada di lantai 5, tetapi dirinya berfirasat Emma sedang mengurus masalah yang serius sehingga dirinya tidak ikut masuk ke dalam lift yang sama.

***Lantai lima Hotel W***

Emma membuka pintu kamar hotel dengan tenang, lalu memberi isyarat mata ke Rocky.

Rocky melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar terlebih dahulu dan langsung menuju tempat tidur. Suara menjijikkan dari sana berubah menjadi suara teriakan wanita dan umpatan amarah dari pria.

Sementara Emma sengaja menutup pintu kamar hotel dengan keras dan berjalan menuju sofa yang berada di sudut kamar serta duduk di sana.

Beberapa saat kemudian, Rocky berjalan menghampiri Emma. "Nona Emma. Semuanya sudah direkam dan difoto dengan jelas," lapor Rocky sambil menyimpan handphone ke dalam saku celananya.

Rocky sengaja berbicara dengan suara keras agar sepasang pria dan wanita tidak tahu malu itu mendengarnya dengan jelas.

***

Selamat sore readers. Terima kasih dukungannya. Yeay...dapat dua vote nih 🥰🥰🥰

Ayuk follow author LYTIE Di noveltoon dan akun media sosial lainnya ya 🤗

IG: lytie777

FB: Lytie

tiktok: lytie777

SALAM SAYANG

AUTHOR : LYTIE

BAB 3. Pernikahan bisnis

***Kamar Hotel W***

Emma tersenyum puas mendengar laporan Rocky. "Kerja bagus, Rocky!" puji Emma.

Emma mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari tempat tidur menuju ke arahnya.

William ingin mendorong tubuh Rocky yang berdiri tegak sehingga menghalangi pandangannya ke sofa, tetapi insting Rocky yang kuat membuat bodyguard itu melangkahkan kaki satu langkah ke samping dengan spontan.

"Emma!" panggil William dengan raut wajah terkejut saat melihat Emma yang dipanggil oleh Rocky adalah Emma calon istrinya, tetapi dengan cepat pria itu berhasil menguasai rasa terkejutnya.

Emma melirik sekilas William dari atas kepala hingga ujung kaki. Pria itu memakai kemeja yang belum terkancing sehingga memperlihatkan tubuhnya yang penuh dengan gigitan cinta. Sementara resleting celana panjangnya belum terpasang sempurna.

"Will! Apakah aku mengganggu waktu senangmu?" tanya Emma dengan santai.

"Jangan salah paham Emma. Aku hanya main-main saja dengannya. Acara pernikahan kita lusa nanti pasti tetap dilaksanakan," jawab William.

"Kamu yakin aku masih mau menikah denganmu?" tanya Emma.

William tertegun sebentar dan memicingkan matanya menatap saksama ekspresi wajah Emma. Tidak ada kemarahan di wajah gadis muda itu sehingga William menarik napas lega.

William duduk di samping Emma dan ingin memegang tangan gadis muda itu, tetapi Emma menghindar dengan cepat.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!" ujar Emma.

"Emma. Aku mengaku bersalah. Apa pun kompensasi yang kamu inginkan, pasti aku penuhi. Perhiasan, tas branded, mobil mewah dan lainnya asalkan kamu mau memaafkanku," kata William.

Emma terdiam dan tidak memberikan jawaban apa pun. Gadis muda itu ingin tahu sejauh mana William akan bertindak setelah tertangkap basah berselingkuh.

"Emma! Aku berjanji akan setia hanya padamu seorang setelah kita menikah nanti. Pernikahan bisnis kita merupakan penyatuan dua perusahaan besar. Perusahaan Pattison dan Perusahaan Watson akan menjadi perusahaan terkuat dan terbesar. Kamu adalah nyonya Pattison satu-satunya. Tidak akan ada orang yang bisa menggantikan kedudukanmu, begitu juga dengan kedudukanku sebagai suami yang paling tepat untukmu," bujuk William panjang lebar.

William sangat percaya diri bahwa Emma sepemikiran dengannya. Alasan utama Emma menerima lamaran William dikarenakan Keluarga Pattison satu-satunya keluarga yang sepadan dengan Keluarga Watson.

William dan Emma berasal dari keluarga kaya. Mereka berdua juga juga mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Dari sudut pandang mana pun, kedua keluarga besar mereka paling cocok dan tepat untuk melakukan pernikahan bisnis.

Jika pernikahan dibatalkan, akan merugikan kedua belah pihak sehingga William yakin Emma pasti tidak menginginkan perusahaan ayahnya terlibat masalah.

Emma tersenyum samar dengan sikap tidak tahu malu William. Gadis muda itu sudah menyusun rencana di dalam hati kecilnya untuk membalas William.

Sementara William menduga salah arti dari senyuman di sudut bibir Emma dan menganggapnya sebagai sinyal bahwa Emma sudah memaafkan perselingkuhannya.

"Maaf Emma! Aku yang menggoda William. Pernikahan kalian jangan dibatalkan karena aku."

Lily alias si wanita murahan berlari kecil mendekati Emma, dengan hanya menggunakan selimut tempat tidur menutup tubuh depannya, sedangkan tubuh belakang dibiarkan dalam keadaan polos tidak tertutup sehelai benang pun.

Emma tahu Lily sengaja akting di hadapannya, untuk membuatnya marah dan cemburu karena berhasil membuat William berselingkuh dengannya.

Selama ini citra Lily sebagai wanita penggoda sudah diketahui oleh banyak orang. Bahkan kedua kakak laki-laki Emma pernah menjadi incaran Lily, tetapi mereka berdua berhasil mengelak dari jebakan wanita murahan itu.

Kebodohan William masuk ke dalam perangkap Lily sudah membuat Emma mencoretnya dari daftar suami pilihannya.

Plak!

Terdengar suara tamparan disertai tubuh Lily terjerembab jatuh ke lantai karena tamparan itu.

Emma tersenyum kecil melihat Rocky berinisiatif menampar Lily sebelum wanita murahan itu berhasil mendekatinya.

Emma yakin Rocky menggunakan tenaga yang cukup keras untuk menampar Lily sehingga sudut bibir wanita murahan itu berdarah.

"Will!" panggil Lily dengan suara memelas sambil menitikkan air mata.

Emma melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap tajam William.

"Lily! Keluar dari kamar ini sekarang juga!" perintah William.

"Will! Pakaianku sudah robek. Tidak mungkin aku keluar dalam keadaan begini," kata Lily sambil menangis tersedu-sedu.

"Aku yang keluar saja," ucap Emma dengan tenang.

Emma berdiri dari sofa dan berjalan meninggalkan kamar hotel diikuti oleh Rocky. Lily tertawa penuh kemenangan di dalam hatinya karena berhasil merusak pernikahan Emma dan William.

"Emma! Tunggu aku!" teriak William sambil menyambar semua sisa pakaiannya dari atas lantai dan berlari mengejar Emma.

"Sialan!" batin Lily.

***

"Emma! Aku antar kamu pulang ya," bujuk William saat berhasil menyusul Emma. Emma dan Rocky berdiri di depan lift.

"Tidak perlu! Kamu sangat kotor!" tolak Emma dengan tegas.

William tidak tersinggung dengan perkataan Emma. Sifat Emma yang suka apa adanya tanpa takut menyinggung siapa pun dikagumi oleh William. Wanita dengan pendirian kuat seperti Emma lah yang pantas menjadi pasangannya.

Saat ini William menyesali kebodohannya termakan bujuk rayu dari Lily untuk melakukan hubungan one night stand sebelum menikah dengan Emma.

"Lebih baik Tuan William pulang sekarang. Kemarahan Nona Emma tidak akan mereda jika melihat Tuan William," ujar Rocky dengan wajah tanpa ekspresi.

Sebagai bodyguard kepercayaan Emma, Rocky pun merasa jijik terhadap William. Pria brengsek di hadapannya tidaklah pantas menjadi pendamping hidup Emma yang sempurna.

"Baiklah. Aku akan mengirim banyak hadiah untukmu sebagai kompensasi kejadian malam ini. Aku bersumpah akan setia selamanya padamu saat kita menikah lusa nanti!" kata William dengan sungguh-sungguh.

"Silakan Tuan William!" kata Rocky saat pintu lift terbuka.

William masuk ke dalam lift sambil melambaikan tangan ke Emma.

***

"Nona Emma ingin membatalkan pernikahan?" tanya Rocky saat berada di dalam lift lainnya, yang sedang bergerak turun menuju lobi hotel.

"Iya. Aku akan menikah dengan pria lain," jawab Emma.

"Menikahi pria lain? Nona Emma jangan bertindak gegabah. Tuan besar pasti akan mendukung semua keputusan nona untuk membatalkan pernikahan dengan pria brengsek itu," kata Rocky.

Pintu lift terbuka sehingga Emma berjalan keluar diikuti oleh Rocky. "Aku serius!" ucap Emma dengan yakin.

Tiba-tiba Emma menghentikan langkah kakinya saat melihat Chris berada di depan meja resepsionis.

"Chris tinggal di hotel ini?" batin Emma.

Saat ini Emma baru mengingat Chris ikut turun dari mobil tadi, tetapi karena dirinya fokus untuk melabrak perselingkuhan William membuatnya melupakan keberadaan Chris.

"Rocky. Ada pekerjaan baru untukmu," kata Emma dan berbisik di telinga Rocky. Wajah Rocky menjadi tegang dan menoleh ke arah Chris beberapa kali. Emma menganggukkan kepalanya dengan yakin sehingga Rocky pun meninggalkan hotel untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkan oleh Emma.

***

Emma berjalan menghampiri Chris. "Chris!" sapa Emma sambil memberikan senyuman termanis.

"Emma!" balas Chris.

"Kamu tinggal di sini?" tanya Emma sambil melirik ke arah koper yang berada di samping Chris.

"Iya. Kamar mandinya bermasalah. Jadi aku ganti kamar sekarang," jawab Chris jujur.

Emma menganggukkan kepalanya dan berdiri tenang di samping Chris. Chris melanjutkan pembicaraannya dengan resepsionis hotel.

Beberapa saat kemudian, resepsionis hotel menyerahkan satu kunci kamar baru ke Chris.

"Ini kunci kamar 505 untuk Tuan Chris. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Hotel akan memberikan complimentary satu botol anggur dan satu keranjang buah segar. Bellboy akan mengantarkan ke kamar Tuan Chris," ucap resepsionis hotel.

"Terima kasih," jawab Chris dengan singkat.

Chris menarik kopernya dan menoleh ke arah Emma."Emma. Kamu menginap di sini?" tanya Chris.

Chris mengingat jelas Emma memiliki kunci kamar hotel di lantai 5. "Tidak! Tadi aku ke kamar teman, tetapi dia sudah pergi. Boleh gak aku inspeksi kamarmu? Jika bagus, aku mau menginap juga," jawab Emma dengan santai.

"Baiklah," ucap Chris.

Mereka berdua pun masuk ke dalam lift menuju kamar Chris. Secara kebetulan ternyata kamar hotel Chris yang baru, berada tepat di seberang kamar yang digunakan oleh William untuk berselingkuh tadi.

***

Selamat malam readers tercinta. Terima kasih dukungannya baik berupa favorit, vote, like, tips iklan, hadiah, dan komentar positifnya🙏

Xi xi. Apa rencana Nona muda Emma terhadap Chris?

TERIMA KASIH

SALAM SAYANG

AUTHOR : LYTIE

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!